Acute Respiratory Distress Syndrome (Sindrom Distress Pernafasan Akut) adalah
perkembangan yang immatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Disease (HMD) atau penyakit membran hialin yang melapisi alveoli. Surfaktan yang dihasilkan oleh sel alveolar tipe II, berfungsi untuk mengurangi tegangan permukaan alveoli dan membantu mempertahankan stabilitas alveolar dengan jalan mencegah kolapsnya ruang udara kecil pada akhir ekspirasi. Pada bayi dengan RDS akibat defisiensi sintesis atau pelepasan surfaktan akan terjadi atelektasis atau adanya ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka sehingga mengakibatkan adanya perfusi pada alveolus tetapi tidak ada ventilasi dan menyebabkan hipoksia. Pengurangan kelenturan paru, volume tidal yang kecil, kenaikan ruang mati fisioligis, kenaikan kerja pernafasan dan ventilasi alveoler yang tidak cukup akhirnya mengakibatkan hiperkarbia. Kombinasi antara hiperkarbia, hipoksia dan asidosis menghasilkan vasokonstriksi arteri pulmonalis dengan peningkatan shunt dari kanan ke kiri melalui foramen ovale, duktus arteriosus, dan dalam paru-paru itu sendiri. Aliran darah paru berkurang, dan jejas iskemia pada sel yang menghasilkan surfaktan dan terhadap bantalan vaskuler mengakibatkan efusi bahan proteinaseosa ke dalam ruang alveoler. RDS juga disebut sebagai sindrom gawat nafas yaitu kumpulan gejala yang terdiri atas dispnea atau takipnea, sianosis, napas cuping hidung, merintih, retraksi interkostal dan subkostal. Penanganan awal untuk bayi RDS yaitu dengan menggunakan alat yang disebut Continuos Positive Airway Pressure (CPAP) yang dapat mempertahankan tekanan positif sehingga menjaga alveolus tetap terbuka, dan mencegah terjadinya apnea. Pada bayi prematur, CPAP digunakan untuk menghantarkan oksigen berkonsentrasi tinggi, terutama pada mereka yang sulit untuk mempertahankan kadar oksigen yang normal di dalam darah.