Você está na página 1de 59

Laporan Akhir untuk pekerjaan “Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian RTRW

Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat” ini disusun dengan tujuan untuk
menggambarkan dan menjelaskan langkah-langkah tim, rencana kerja tim dan pendekatan
metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh tim kerja. Laporan Akhir ini
merupakan salah satu output pelaporan pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Akhir ini dibuat dalam 5 (Lima) bab, yaitu : (1) Pendahuluan; (2) Gambaran Umum
RTRW Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat ; (3) Pendekatan, Metodologi, dan Program
Kerja; (4) Proses Pendampingan; dan (5) Kesimpulan.

Tim Penyusun mengharapkan laporan ini dapat memenuhi tujuan guna memberikan
penjelasan dan gambaran akhir mengenai pekerjaan yang dimaksud. Besar harapan kami
laporan akhir ini dapat diterima dengan baik, sehingga pekerjaan dapat dikatakatn telah
selesai. Atas kerjasama yang baik, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, Desember 2012

i
Kata Pengantar.............................................................................................................. i

Daftar Isi ....................................................................................................................... ii

Daftar Tabel .................................................................................................................. iv

Daftar Gambar .............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ I-1

1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran ................................................................................. I-2

1.2.1. Maksud......................................................................................................... I-2

1.2.2. Tujuan .......................................................................................................... I-3

1.2.3. Sasaran ......................................................................................................... I-3

1.3. Ruang Lingkup ....................................................................................................... I-4

1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah ................................................................................. I-4

1.3.2. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................ I-4

1.4. Sistematika Pembahasan........................................................................................ I-5

ii
BAB II GAMBARAN UMUM PRODUK RTRW KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT

2.1. Status Perda RTRW Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat ................................... II-1

2.2. Progress Penyusunan Perda RTRW di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat........ II-3

BAB III PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

3.1. Pendekatan ............................................................................................................ III-1

3.2. Metodologi ............................................................................................................ III-6

3.3. Program Kerja ........................................................................................................ III-14

BAB IV MANAJEMEN PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Komposisi Tim Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................... IV-1

4.2. Rencana Kerja ........................................................................................................ IV-2

4.3. Progress Pelaksanaan Pendampingan Proses Perda RTRW Kabupaten dan Kota..... IV-3

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan ............................................................................................................. V-1

5.2. Rekomendasi .......................................................................................................... V-2

iii
Tabel 2. 1 Status Awal Perda RTRW Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat .............. II-2
Tabel 2.2 Progress, Permasalahan, dan Target Awal Penysunan Perda RTRW
Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera Barat ............................................... II-4
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pendampingan Teknis Percepatan Perda RTRW
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat .................................................. IV-4
Tabel 4.2 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten KepulauanMentawai ................................................................... IV-14
Tabel 4.3 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kota Padang Panjang .................................................................................... IV-14
Tabel 4.4 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten Limapuluh Kota ........................................................................... IV-15
Tabel 4.5 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten Solok Selatan ............................................................................... IV-15
Tabel 4.6 Jadwal dan Realisasi PercepatanPenyelesaian Perda RTRW Kota Solok .......... IV-16
Tabel 4.7 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten Solok .......................................................................................... IV-16
Tabel 4.8 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten Pasaman barat ............................................................................ IV-17

iv
Tabel 4.9 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kabupaten Dharmasraya .............................................................................. IV-17
Tabel 4.10 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kota Sawahlunto ........................................................................................... IV-18
Tabel 4.11 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kota Pariaman ............................................................................................... IV-18

v
Gambar 2. 1 Peta Status Perda RTRW Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat........... II-7

Gambar 3.1 Prosedur Persetujuan Substansi raperda tentang RTRW

Kabupaten/Kota ........................................................................................ II-3

Gambar 3.2 Kerangka Berpikir Percepatan Penyelesaian Perda RTRW Kabupaten/Kota

di Provinsi Sumatera Barat ........................................................................ III-4

Gambar 3.3 Diagram Simulasi Legal Drafting Ranperda RTRW Kabupaten/Kota ............ III-9

Gambar 3.4 Diagram Simulasi Pokok Muatan Ranperda RTRW Kab /Kota ..................... III-13

vi
1.1. Latar Belakang

Proses legalisasi RTRW Kabupaten menjadi peraturan daerah tentang RTRW Kabupaten, UU
No. 26 tahun 2007 (pasal 18) mengamanatkan upaya harmonisasi substansi RTRW serta
kesesuaian RTRW dengan peraturan perundangan yang berlaku melalui proses persetujuan
substansi. Proses ini dimaksudkan agar RTRW kabupaten/kota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan terbaru bidang penataan ruang dan kebijakan terkait lainnya, saling
komplementer (melengkapi dan bersinergi satu dengan lainnya), serta selaras dengan
rencana tata ruang wilayah yang berbatasan dengannya.

Proses tersebut saat ini dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yaitu melalui
kegiatan sidang BKPRD Provinsi Sumatera Barat, hal ini disebabkan antara lain :

• Terbatasnya SDM Pemerintah Daerah

• Keterbatasan Dana Pemerintah Daerah


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Sampai saat ini RTRW Kabupaten/Kota yang telah ditetapkan menjadi Perda tentang RTRW
ataupun yang telah mendapatkan persetujuan substansi jumlahnya sangat jauh dari
harapan.

Dalam rangka mendorong dan mempercepat penyesuaian RTRW Kabupaten dengan UU No.
26 Tahun 2007 dan kebijakan terkait lainnya, maka Direktorat Jenderal Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satuan Kerja Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Provinsi Sumatera Barat akan melakukan pembinaan penataan ruang kepada Pemerintah
daerah melalui Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian RTRW Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat.

Untuk itu perlu segera dilakukan percepatan penyelesaian Perda RTRW Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat untuk mendapatkan legalitas hukum (legislasi). Selain merupakan
amanah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan amanah
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010 tentang Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, juga karena RTRW merupakan :

1. Perwujudan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

2. Perwujudan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia.

3. Perwujudan perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap


lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

1.2. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

1.2.1. Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota
se-Provinsi Sumatera Barat berupa Pendampingan Teknis dan fasilitasi percepatan
penyelesaian proses legislasi Perda RTRW Kabupaten/Kota se-Provinsi Sumatera Barat, yang
meliputi kegiatan :

Laporan Akhir I- 2
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Barat

1. Pendampingan teknis percepatan penyelesaian Raperda RTRW Kabupaten/Kota


sebagai upaya untuk mempercepat terselesaikannya Ranperda RTRW
Kabupaten/Kota.

2. Penyempurnaan proses legalisasinya sesuai dengan yang diamanatkan di dalam UU


No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

3. Penyempurnaan legal drafting Raperda RTRW Kabupaten/Kota beserta lampiran-


lampirannya sesuai dengan peraturan perundangan terkait penataan ruang.

4. Penyempurnaan penyesuaian substansi Raperda terhadap RTRWN dan RTRW


Provinsi.

1.2.2. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Memberikan pendampingan teknis pada aparat tingkat Kabupaten/Kota dalam


rangka mempercepat penyelesaian RTRW Kabupaten/Kota.

2. Agar RTRW 10 (sepuluh) wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat yang


belum memiliki Perda RTRW segera mendapatkan proses legislasi dan memiliki
kekuatan hukum (legal aspek).

3. Agar RTRW 10 (sepuluh) wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat yang


belum memiliki Perda RTRW dapat segera dipergunakan sebagai rujukan/acuan
pelaksanaan pembangunan secara komprehensif.

1.2.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah terselenggaranya pendampingan teknis kepada Pemerintah
daerah yang dilaksanakan melalui Tenaga Pendamping Daerah, yang meliputi kegiatan
sebagai berikut :

Laporan Akhir I- 3
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Barat

1. Pendampingan terhadap kabupaten/kota dalam menyusun materi teknis Raperda


RTRW Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan bidang
penataan ruang, termasuk peraturan/pedoman yang terkait dengan penataan ruang.

2. Pendampingan dalam proses rekomendasi Gubernur di Provinsi dan sidang BKPRD.

3. Pendampingan proses legislasi di daerah pasca persetujuan substansi/rekomendasi


Gubernur.

1.3. Ruang Lingkup

1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah studi pada pekerjaan “Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian


RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat” mencakup 10 (sepuluh)
Kabupaten/Kota, yaitu :

1. Kabupaten Lima Puluh Kota


2. Kabupaten Dharmasraya
3. Kabupaten Solok
4. Kabupaten Pasaman Barat
5. Kabupaten Solok Selatan
6. Kabupaten Kepulauan Mentawai
7. Kota Pariaman
8. Kota Sawahlunto
9. Kota Padang Panjang
10. Kota Solok

1.3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan pada pekerjaan “Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian RTRW


Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat” dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pelaporan.

Laporan Akhir I- 4
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Barat

1.4. Sistematika Pembahasan

Laporan Akhir “Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian RTRW Kabupaten/Kota di


Provinsi Sumatera Barat” ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasannya
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang pekerjaan, maksud, tujuan
dan sasaran, ruang lingkup kegiatan, landasan hukum, dan sistematika
pembahasan.

BAB II GAMBARAN UMUM RTRW KABUPATEN DAN KOTA DI SUMATERA BARAT

Bab ini membahas mengenai kondisi awal lokasi, permasalahan penyelesaian


RTRW tiap kabupaten dan kota, dan kondisi tiap kabupaten berdasarkan hasil
pemetaan masalah di daerah.

BAB III PENDEKATAN, METODOLOGI, DAN PROGRAM KERJA

Bab ini akan membahas mengenai pendekatan pelaksanaan pekerjaan,


metodologi pelaksanaan pekerjaan, model dan metode analisis, program
kerja, hasil kerja yang diharapkan, dan laporan.

BAB IV PROSES PENDAMPINGAN

Bab ini akan membahas mengenai proses pendampingan dari masing-masing


Raperda RTRW Kabupaten dan Kota, target pencapaian tiap tahapan proses
penyelesaian RTRW Kabupaten sampai Perda.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisikan kesimpulan dari permasalahan-permasalahan yang ditemui saat


pelaksanaan fasilitasi dan penanganan yang dilakukan tim TPD dalam
menanggulangi permasalahan tersebut.

Laporan Akhir I- 5
2.1. Status Perda RTRW Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pantai
barat Pulau Sumatera, dan merupakan pintu gerbang masuk di wilayah barat pulau ini.
Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958
tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi, dan Riau.
Secara administrasi, wilayah Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 12 (dua belas) wilayah
kabupaten dan 7 (tujuh) wilayah kota dengan jumlah kecamatan sebanyak 166 kecamatan.

Secara geografis Provinsi Sumatera Barat terletak antara 0º54’ LU - 3º30’ LS serta 98º36’ BT
- 101º53’ BT dan dilalui garis katulistiwa (garis lintang nol derajat/garis equator). Wilayah ini
mempunyai batas-batas sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara;

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Bengkulu;

• Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Riau dan Jambi; dan

• Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Luas daratan Provinsi Sumatera Barat ± 42.297,30 km² dan luas perairan (laut) ± 52.882,42
km² dengan panjang pantai wilayah daratan ± 375 km ditambah panjang garis pantai
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Kepulauan Mentawai ± 1.003 km, sehingga total garis pantai keseluruhan ± 1.378 km.
Perairan laut ini memiliki 375 pulau-pulau kecil dengan jumlah pulau terbanyak yaitu 323
pulau berada di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Posisi tersebut menjadikan provinsi ini sebagai gerbang masuk wilayah barat Indonesia yang
didukung oleh prasarana baik transportasi darat, laut, dan udara yang memadai, seperti
jalan nasional Trans Sumatera, Bandara Internasional Minangkabau (BIM), maupun
pelabuhan laut Internasional Teluk Bayur. Provinsi ini juga termasuk dalam pengembangan
Kawasan Ekonomi Sub Regional (KESR) segitiga pertumbuhan Indonesia - Malaysia -
Thailand (IMT-GT). Dengan posisinya yang strategis, maka kebijakan RTRW dituntut untuk
segera memiliki kekuatan hukum sebagai mekanisme pembangunan dan investasi daerah.

Pada awal Juli 2012 hanya terdapat sekitar 106 (seratus enam) kabupaten dan 34 (tiga puluh
empat) kota yang telah di Perda kan RTRW-nya seluruh Indonesia
(www.penataanruang.net). Sementara dari 12 (dua belas) wilayah kabupaten dan 7 (tujuh)
wilayah kota di Provinsi Sumatera Barat, hanya terdapat 6 (enam) wilayah kabupaten dan 3
(tiga) wilayah kota yang sudah memiliki Perda RTRW, sedangkan sisanya, 10 (sepuluh)
wilayah kabupaten/kota masih dalam proses Perda. Lebih jelasnya mengenai kondisi
sementara dari proses Perda RTRW Kab/Kota di Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 2.1
dan Gambar 2.1.

Tabel 2.1 Status Awal Perda RTRW Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat

Persub
Proses Proses Pem.
No Nama Wilayah Lingkup Menteri Perda RTRW
Revisi Rekomgub BKPRN
PU

1 Sumatera Barat Provinsi - - - - Belum ada nomor


2 Solok Kabupaten - - - v -
Perda No. 2 Tahun
3 Tanah Datar Kabupaten - - - - 2012
Perda No. 7 Tahun
4 Pesisir Selatan Kabupaten - - - - 2011
Perda No. 5 Tahun
5 Padang Pariaman Kabupaten - - - - 2011
Perda No. 5 Tahun
6 Sijunjung Kabupaten - - - - 2012
Perda No. 6 Tahun
7 Pasaman Kabupaten - - - - 2011
8 Lima Puluh Kota Kabupaten - - - v -

Laporan Akhir II-2


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Perda No. 13 Tahun


9 Agama Kabupaten - - - - 2011
10 Solok Selatan Kabupaten - - - v -
11 Dharmasraya Kabupaten - - - v -
12 Pasaman Barat Kabupaten - - - v -
Kepulauan
13 Mentawai Kabupaten - - - v -
14 Solok Kota - - - v -
Perda No. 5 Tahun
15 Padang Kota - - - - 2012
Perda No. 1 Tahun
16 Payakumbuh Kota - - - - 2012
17 Padang Panjang Kota - - - v -
Perda No. 6 Tahun
18 Bukit Tinggi Kota - - - - 2011
19 Sawahlunto Kota - - - v -
20 Pariaman Kota - - - v -

Sumber : 1. www.penataanruang.net
2. Dinas Prasana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Provinsi Sumatera Barat

2.1. Progress Penyusunan Perda RTRW di Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat

Penyusunan Perda RTRW di kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Barat saat ini sedang
dalam proses yang masih terus belangsung. Kemajuan proses penyusunan perda berbeda di
masing-masing kabupaten dan kota. Berdasarkan pentunjuk dari Direktorat Jenderal
Penataan Ruang progress penyusunan Perda dibagi menjadi 7 (tujuh) tipologi untuk
memudahkan mengambil langkah penyelesaian yang sesuai dengan kebutuhan masing-
masing kabupaten dan kota. Adapun tipologi yang di masksud adalah sebagai berikut :

1. Pengajuan Pembahasan Raperda ke DPRD


2. Pembahasan Raperda RTRW dengan DPRD
3. Kesepakatan Substansi antara Pemda dengan DPRD
4. Pengajuan Evaluasi Raperda kepada Gubernur
5. Evaluasi Raperda oleh Pemerintah Provinsi
6. Surat Hasil Evaluasi Gubernur
7. Penetapan Raperda menjadi Perda oleh Kepala Daerah

Laporan Akhir II-3


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Evaluasi yang dilakukan terhadap Raperda RTRW masing-masing Kabupaten dan Kota, maka
dapat diketahui kondisi progress awal terkini dari perkerjaan fasilitasi ini, untuk wilayah
yang menjadi prioritas, adalah kabupaten dan kota yang masih berada di tipologi 1 adalah
Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Kabupaten Padang Panjang, sedangkan untuk wilayah
kabupaten dan kota yang sudah memiliki progress yang jauh lebih baik dan berada di
tipologi 7, yaitu Kabupaten dan Kota yang sudah memiliki Perda tetapi masih menunggu
proses evaluasi dari gubernur. Untuk lebih jelasnya mengenai tipologi dan permasalahan
masing-masing kabupaten dan kota dalam penyusunan perda RTRW dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Progress, Permasalahan, dan Target Awal Penysunan Perda RTRW Kabupaten
dan Kota Provinsi Sumatera Barat
Target
No Permasalahan Solusi Penyelesaian
Raperda
Kabupaten Kepulauan Mentawai (tipologi 1)
1 Sedang proses pengajuan Perlu adanya mediasi dari Ditjen
pembahasan di DPRD Penataan Ruang dan Dinas Prasana
Jalan Tata Ruang dan Pemukiman
Minggu ke 4
Provinsi Sumatera Barat untuk
November
memeberi masukan kepada anggota
dewan, sehingga pembahasan di DPRD
dapat berlangsung efektif
Kota Padang Panjang (tipologi 1)
1 Sedang proses pengajuan Perlu adanya mediasi dari Ditjen
pembahasan di DPRD Penataan Ruang dan Dinas Prasana
Jalan Tata Ruang dan Pemukiman
Minggu ke 4
Provinsi Sumatera Barat untuk
November
memberi masukan kepada anggota
dewan, sehingga pembahasan di DPRD
dapat berlangsung efektif
Kabupaten Limapuluh Kota (tipologi 2)
1 • Jadwal paripurna sering Perlu adanya mediasi dari Ditjen
diundur oleh DPRD Penataan Ruang dan Dinas Prasana
• Kurangnya pengetahuan pansus Jalan Tata Ruang dan Pemukiman
dan anggota DPRD tentang Provinsi Sumatera Barat untuk
RTRW sehingga pembahasan memberi masukan kepada anggota
Minggu ke 4
memakan waktu yang lama dewan, sehingga pembahasan di DPRD
Oktober
• Kurangnya pendekatan dapat berlangsung efektif
pimpinan dari SKPD dan
pemerintah daerah dengan
DPRD, sehingga komunikasi
kurang harmonis

Laporan Akhir II-4


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Target
No Permasalahan Solusi Penyelesaian
Raperda
Kabupaten Solok Selatan (tipologi2)
1 Terdapat kendala dengan legislatif Perlu adanya mediasi dari Ditjen
Penataan Ruang dan Dinas Prasana
Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Minggu ke 4
Provinsi Sumatera Barat untuk November
memberi masukan kepada anggota
dewan
Kota Solok (tipologi 3)
1 Penyempurnaan peta Diselesaikan dengan fasilitasi dari tim Minggu ke 4
TPD November
Kabupaten Solok (tipologi 4)
1 Ada beberapa Diselesaikan dengan fasilitasi dari tim
penambahan/pengurangan lokasi TPD
pada peta rencana struktur ruang
wilayah kabupaten, yaitu untuk
PPK dan PPL
2 Perbaikan peta : Diselesaikan dengan fasilitasi dari tim
- Peta administrasi TPD
- Peta sebaran wilayah nagari
Kabupaten Solok Minggu ke 2
- Peta struktur ruang November
- Peta rencana pengembangan
sistem jaringan prasarana
- Seluruh nama peta
3 Perbedaan luas wilayah kabupaten Tim dari pusat dan provinsi
antara peta kehutanan dengan SK mendatangi DPRD untuk memberikan
Pembentukan Wilayah penjelesan materi teknis RTRW ,
untuk memberikan kepastian dari
batas wilayah yang sebenarnya. (Dari
Depdagri, Bakorsurtanal, dan BPN)
Kabupaten Pasaman Barat (tipologi 5)
1 Pengajuan evaluasi Raperda Mencoba cek ke Biro Hukum agar
kepada Gubernur sudah diajukan segera keluarnya hasil evaluasi dari
Minggu ke 4
pada tanggal 26 Juni 2012, tetapi Gubernur
September
belum ada tanggapan dari Biro
Hukum Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten Dharmasraya (tipologi 5)
1 Permohonan Bupati untuk evaluasi Mencoba cek ke Biro Hukum agar
Perda dari Gubernur sudah segera keluarnya hasil evaluasi dari
disampaikan, dan usulan perbaikan Gubernur Minggu ke 4
sudah dikoreksi, tetapi belum ada September
respon dari pihak Biro Hukum
Provinsi

Laporan Akhir II-5


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Target
No Permasalahan Solusi Penyelesaian
Raperda
Kota Sawahlunto (tipologi 5)
1 Pengajuan evaluasi Raperda Mencoba cek ke Biro Hukum agar
kepada Gubernur sudah diajukan segera keluarnya hasil evaluasi dari
Minggu ke 4
pada tanggal 11 Mei 2012, tetapi Gubernur
September
belum ada tanggapan dari Biro
Hukum Provinsi Sumatera Barat
Kota Pariaman (tipologi 5)
1 Pengajuan evaluasi Raperda Mencoba cek ke Biro Hukum agar
kepada Gubernur sudah, tetapi segera keluarnya hasil evaluasi dari Minggu ke 4
belum ada tanggapan dari Biro Gubernur September
Hukum Provinsi Sumatera Barat

Sumber : Hasil Analisa Tahun 2012

Laporan Akhir II-6


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat
Gambar 2. 1 Peta Status Perda RTRW Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir II-7


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir II-8


3.1. Pendekatan

Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang mengamanatkan kepada pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah (provinsi/kabupaten/kota) untuk melaksanakan penyusunan maupun penyesuaian
dengan muatan dari Undang-Undang Penataan Ruang tersebut. Hal ini diamanatkan pada
Pasal 78 ayat (4), berbunyi "dengan berlakunya Undang-Undang Penataan Ruang ini :

a. Peraturan Pemerintah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional disesuaikan paling
lambat dalam waktu 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan terhitung sejak Undang-Undang ini
diberlakukan;

b. Semua Peraturan Daerah Provinsi tentang rencana tata ruang wilayah provinsi disusun
atau disesuaikan paling lambat dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-
Undang ini diberlakukan; dan

c. Semua Peraturan Daerah kabupaten/kota tentang rencana tata ruang wilayah kota/kab
disusun atau disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang
ini diberlakukan.

Perda RTRW daerah merupakan acuan bagi implementasi pembangunan dan investasi di
kabupaten /kota dengan tetap menjaga koridor keberlanjutan lingkungan, oleh karena itu
beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mempercepat penyelesaian
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Perda RTRW, sehingga diharapkan dengan adanya RTRW sebagai acuan, pembangunan di
daerah tidak terhambat, investasi dapat berjalan, dan lingkungan yang berkelanjutan dapat
dipertahankan.

Penyebab belum terselesaikannya Perda RTRW bukanlah disebabkan karena


ketidakmampuan pemerintah dalam mengkoordinasi dan memfasilitasi penyelenggaraan
penataan ruang dalam penetapan Perda RTRW, namun lebih kepada masalah-masalah yang
cukup pelik di lapangan. Gambar bagan alir 3.1 – 3.2 merupakan kerangka pemikiran dalam
percepatan penyelesaian perda RTRW kabupaten/kota.

Pelaksanaan amanat dari Undang-Undang Penataan Ruang dan beberapa uraian di atas,
diketahui bahwa hingga saat ini di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 5 (lima) wilayah
kabupaten dan 3 (tiga) wilayah kota sudah memiliki Perda RTRW Kabupaten/Kota,
sedangkan sisanya 7 (tujuh) wilayah kabupaten dan 4 (empat) wilayah kota telah
mendapatkan persetujuan substansi, namun belum dilegalisasi/belum memiliki kekuatan
hukum (legal aspek).

Sebanyak 6 (enam) kabupaten dan 4 (empat) kota tersebut, dengan status RTRW saat ini
telah melampaui batas ketentuan yang ditetapkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang berbunyi yaitu semua peraturan
daerah kota/kabupaten tentang rencana tata ruang wilayah kota/kabupaten disusun atau
disesuaikan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diberlakukan.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Dinas Prasana Jalan Tata Ruang dan
Pemukiman melakukan kegiatan percepatan penyelesaian perda RTRW kabupaten/kota
tersebut melalui mekanisme pendampingan teknis terhadap pemerintah 10 wilayah
kabupaten/kota, agar target penyelesaian tercapai hingga akhir tahun 2012 ini.

Berikut beberapa pendekatan yang akan kami gunakan dalam langkah awal penyelesaian
pekerjaan :

a. Pendekatan proaktif

Merupakan kemampuan individu dalam mengambil tindakan atau merespon tindakan


melalui langkah yang positif, suatu perbuatan untuk mengantisipasi problem yang akan
datang. Dengan kata lain proaktif berkaitan dengan upaya-upaya antisipasi yang
berkesinambungan (continues anticipation efforts) mencegah munculnya permasalahan
baru (quick resolution responsibility).

Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, maka individu tenaga ahli harus mampu dan
selalu memiliki sikap proaktif dalam penyelesaian-penyelesaian masalah yang muncul
sepanjang proses pelaksanaan pekerjaan, agar pekerjaan dapat terselesaiakan sesuai
target dan pencapaian.

Laporan Akhir III-2


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Gambar 3. 1 Prosedur Persetujuan Substansi Raperda Tentang RTRW Kabupaten/Kota

Laporan Akhir III-3


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Gambar 3. 2 Kerangka Berpikir Percepatan Penyelesaian Perda RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir III-4


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

b. Pendekatan politik dan silahturahmi

Mempelajari alokasi dan transfer kekuasaan dalam pembuatan keputusan, peran dan
sistem pemerintahan termasuk pemerintah dan organisasi kemasyarakatan, perilaku
politik, dan kebijakan publik.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, maka situasi perpolitikan di setiap kabupaten
/kota di Provinsi Sumatera Barat harus dapat dipelajari walaupun sekilas pandang, hal
ini berpengaruh terhadap dukungan kekuasaan politik dalam percepatan paripurna
DPRD dalam menetapkan perda (legislasi).

c. Pendekatan de-birokratisasi

Yaitu pendekatan yang mengubah /menyesuaikan prosedur yang harus ditempuh


secara berliku-liku menjadi prosedur yang tidak bertele-tele dan memberikan
kemudahan.

Dalam kaitannya dengan pekerjaan ini, maka langkah-langkah jalan pintas (shortcut)
namun tetap dalam koridor kewajaran akan coba ditempuh dalam proses penyelesaian
pekerjaan dan proses menghantarkan materi Ranperda hingga ke sidang paripurna.

d. Pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program pemanfaatan ruang

Pendekatan ini diperlukan agar setiap institusi /lembaga pemerintahan (SKPD) yang
berada di kabupaten/kota dapat memberikan andil yang cukup besar dalam
penyelesaian Ranperda RTRW-nya, tidak hanya terbatas hanya oleh institusi teknis saja,
agar terjadi sinkronisasi atau kesepakatan dalam perencanaan ruang maupun
pemanfaatan ruang.

Berikut ini dapat disampaikan sistematika Naskah Akademis dalam penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah, sebagai berikut :

1. Judul

2. Kata Pengantar

3. Daftar Isi terdiri dari :

a. Bab I : Pendahuluan

b. Bab II : Kajian teoritis dan praktik empiris

c. Bab III : Evaluasi dan analisis peraturan perundang-undangan terkait

d. Bab IV : Landasan filosofis, sosiologis dan yuridis

Laporan Akhir III-5


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

e. Bab V : Jangkauan, arah pengaturan dan ruang lingkup materi muatan Perda

f. Bab VI : Penutup

4. Daftar Pustaka

5. Lampiran Rancangan Perda

3.2. Metodologi

Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang akan coba kami uraikan meliputi 3 (tiga) tahapan,
yaitu tahapan inventarisasi dan identifikasi status dan progress Perda RTRW
Kabupaten/Kota, tahapan proses pendampingan evaluasi, koreksi, perbaikan
/penyempurnaan materi Ranperda, dan tahapan penyiapan bahan pembahasan rapat teknis
Gubernur/anggota tim BKPRD Provinsi dan kepala daerah/anggota dewan (DPRD kabupaten
/kota).

A. Metodologi inventarisasi dan identifikasi status dan progress Perda RTRW Kabupaten
/Kota

Metodologi inventarisasi dan identifikasi melalui mekanisme pembuatan tabulasi daftar


RTRW kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat status dan progress terakhir baik
yang terarsipkan di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Penataan Ruang Provinsi Sumatera
Barat maupun yang terarsipkan di setiap kabupaten /kota.

B. Metodologi pendampingan teknis

Metodologi pendampingan teknis evaluasi, koreksi, perbaikan/penyempurnaan materi


Ranperda kabupaten/kota, melalui mekanisme :

1. Tabulasi cek kelengkapan dan kesesuaian materi teknis RTRW kabupaten/kota bab
per bab beserta arahan dan penyesuaian terhadap RTRWP Sumatera Barat dan
RTRW Nasional, mulai dari bab 1 Pendahuluan, bab 2 Tujuan, Kebijakan dan
Strategis Penataan Ruang, bab 3 Rencana Struktur Ruang, bab 4 Rencana Pola
Ruang, bab 5 Penetapan Kawasan Strategis, bab 6 Arahan Pemanfaatan Ruang, bab
7 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, hingga bab 8 Peran Masyarakat dan
Kelembagaan;

2. Tabulasi cek kelengkapan dan kesesuaian materi Ranperda RTRW kabupaten/kota


beserta arahan penyesuaian berdasarkan Undang-Undang Republik Nomor 10
Tahun 2004, doktrin legal drafting, konvensi penyusunan rancangan peraturan

Laporan Akhir III-6


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

perundang-undangan, berdasarkan substansi materi teknis RTRW kab /kota. Mulai


dari judul, pembukaan, batang tubuh, penutup, penjelasan, hingga lampiran;

3. Tabulasi cek kelengkapan dan kesesuaian substansi peta lampiran Ranperda RTRW
kabupaten/kota beserta arahan penyesuaian mulai dari kartografis, layout,
simbologi, hingga cek koordinat yang meliputi peta administrasi, peta rencana
struktur ruang, peta rencana pola ruang, dan peta kawasan strategis.

C. Metodologi pembahasan

Metodologi pembahasan melalui mekanisme fasilitasi penyelenggaraan


konsinnyasi/diskusi, rapat teknis, audiensi, dan pembahasan di daerah bersama :

1. Tim teknis Dinas Pekerjaan Umum Bidang Penataan Ruang Provinsi Sumatera Barat ;

2. Kepala Daerah dan anggota dewan (DPRD) setiap Kabupaten /Kota;

3. Gubernur Provinsi Sumatera Barat c.q anggota tim BKPRD Provinsi.

Pada Gambar 3.3 – 3.4 kami coba sampaikan simulasi legall drafting dalam Peraturan
Daerah tentang RTRW kabupaten/kota.

Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang disediakan dan kualitas
pekerjaan tetap terjaga dan sesuai dengan KAK, maka diperlukan beberapa stategi dan
skenario untuk menyelesaikan permasalahan dan kendala yang mungkin ditemui pada saat
pekerjaan dilaksanakan.

Metode Penanganan
• Mempersiapkan konsep dan skenario pendampingan : strategi makro (seluruh
kabupaten) dan strategi masing-masing kabupaten, kategorisasi per kabupaten/kota,
metode pendampingan, jadwal makro dan jadwal per kabupaten/kota, alokasi
personil, dan pembagian peran.

• Pemilahan masalah per kabupaten/kota menjadi Tipologi Status RTRW : Status legal
RTRW, progress penyusunan dan pembiayaan penyusunan, prioritas wilayah dan
substansi, progress penyelesaian teknis (belum disusun, sedang disusun, sudah selesai,
sudah diPerdakan, dsb), tingkatan masalah (banyaknya perbaikan, adanya konflik,
banyaknya hambatan, kualitas SDM lokal, belum ada pendanaan, kesulitan geografis,
dsb.) yang diikuti dengan penentuan jadwal penanganan seluruh kabupaten secara
berurutan sehubungan dengan banyaknya kabupaten vs terbatasnya personil
konsultan dan waktu yang tersedia.

Laporan Akhir III-7


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

• Penyiapan format isian (tabel check list) untuk memeriksa kesesuaian substansi RTRW
(struktur RTRW yang ada atau sedang disusun, kelengkapan substansi (terhadap
pedoman), kualitas/kedalaman analisis, harmonisasi/keselarasan sektoral & wilayah,
Jadwal survei/kunjungan untuk setiap kabupaten sehubungan dengan terbatasnya
tenaga ahli per bidang dan waktu.

• Metode kerjasama/pendampingan dengan Pemda : penjelasan kepada aparat terkait


tentang tujuan, metodologi dan jadwal pekerjaan, sosialisasi UU No. 26/2007 serta
peraturan dan pedoman terkait lainnya, sosialisasi prosedur pengajuan persetujuan
substansi Raperda tentang RTRW Kabupaten, konsultasi, diskusi, dan pembahasan
status RTRW dengan Pemda Kabupaten untuk menjaring isu strategis dan
permasalahan per kabupaten, identifikasi kebutuhan pendampingan teknis di setiap
kabupaten, membuat komitmen untuk kerjasama (team work) dengan aparat dan
Konsultan Penyusun RTRW Kabupaten, mempersiapkan Tim Teknis Daerah (aparat
daerah dan stakholder terkait), membuat uraian tugas masing-masing aparat
(pembagian peran antar pelaku), membuat jadwal kerjasama (dengan target) dengan
aparat, pemilihan personil Pemda sesuai dengan bidang keahlian/otoritasnya, metode
review bersama & brain storming untuk identifikasi isu-isu strategis dan
permasalahan, FGD, pembahasan RTRW, memberi kesempatan lebih banyak kepada
aparat untuk mengembangkan gagasan (dan koreksi-koreksi yang perlu terhadap
gagasan tersebut), mereview pedoman/peraturan/UU dan kebijakan sektoral secara
bersama-sama dengan aparat, untuk efisiensi waktu mengaktifkan aparat sektor
dalam pengumpulan data sektoral.

• Menggunakan metode peningkatan RTRW Kabupaten/kota yang disesuaikan


(diringkas secara lebih praktis dan cepat) dalam evaluasi dan revisi substansi RTRW
dan Raperda Kabupaten.

• Menggunakan komunikasi via internet untuk menjamin kelancaran dan kecepatan


pengiriman data dari daerah ke pusat dan sebaliknya;

• Membangun database Konsultan Manajemen Pendampingan Teknis : status RTRW


kabupaten dan Raperda, data-data penunjang, laporan-laporan hasil kegiatan,
dokumen RTRW dan Raperda, hasil pembahasan, kesepakatan, dan lain-lain, yang
bermanfaat juga untuk komunikasi Pusat – Daerah.

Strategi Pekerjaan Lapangan : menyusun jadwal kunjungan (survei dan


pembahasan/diskusi) untuk setiap kabupaten/kota, menyusun jadwal survei dan

Laporan Akhir III-8


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

pembahasan per kabupaten/kota, menentukan metode pengumpulan data dan informasi di


setiap kabupaten/kota (semuanya dapat dibuat setelah diketahui tingkat permasalahan di
masing-masing kabupaten/kota), metode yang digunakan tergantung kondisi permasalahan
spesifik di masing-masing kabupaten/kota; seperti misalnya observasi lapangan oleh aparat
daerah tidak perlu jika peta tematis cukup lengkap, interview pejabat sektoral tidak
dilakukan jika profil permasalahan sudah lengkap, kuesioner tidak perlu ada jika tidak ada
masalah yang meragukan, dan seterusnya, Menetukan jadwal kunjungan Team Konsultan ke
tiap kabupaten/kota berdasarkan letak geografis untuk efisiensi waktu dan biaya.

Gambar 3. 3 Diagram Simulasi Legal Drafting Ranperda RTRW Kabupaten/Kota

Laporan Akhir III-9


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir III-10


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir III-11


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir III-12


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Gambar 3.4 Diagram Simulasi Pokok Muatan Ranperda RTRW Kabupaten/Kota

Laporan Akhir III-13


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

3.3. Program Kerja


Garis besar program kerja “Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian RTRW
Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat” adalah sebagai berikut :

a. Pendalaman Kerangka Acuan Kerja (KAK);

b. Studi literatur, pemantapan metodologi, dan penyusunan program kerja;

c. Penyiapan tabel cek (checklist) kelengkapan dan kesesuaian materi Ranperda;

d. Review dokumen rencana /materi teknis RTRW 10 kabupaten /kota;

e. Review, studi banding (empiric studie), dan pendalaman dokumen /materi Ranperda
RTRW 10 kabupaten/kota;

f. Mengidentifikasi dan inventarisasi status dan progress Ranperda masing-masing


kabupaten/kota;

Laporan Akhir III-14


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

g. Melakukan pendampingan teknis evaluasi, koreksi, perbaikan/penyempurnaan


dokumen rencana (mateks RTRW) dan materi Ranperda berdasarkan tabel cek (cheklist)
kelengkapan dan kesesuaian;

h. Penyiapan materi evaluasi, koreksi, perbaikan/penyempurnaan dokumen rencana


(mateks RTRW) dan materi Ranperda berdasarkan tabel cek (cheklist) kelengkapan dan
kesesuaian;

i. Menyiapkan bahan paparan materi teknis RTRW dan materi Ranperda hasil perbaikan
/penyempurnaan berdasarkan tabel cek kelengkapan dan kesesuaian dan berdasarkan
kesepakatan;

j. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan rapat koordinasi/konsultasi/asistensi di tingkat


provinsi;

k. Melakukan fasilitasi koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota terkait penyiapan


rapat teknis bersama kepala daerah /DPRD Kabupaten/Kota;

l. Finalisasi pekerjaan.

Untuk rencana kerja lebih detailnya, penanganan masing-masing kabupaten/kota akan


disesuaikan dengan tipologinya masing-masing. Berikut ini rencana kerja untuk masing-
masing tipologi :

(1) Pengajuan Pembahasan Raperda ke DPRD

Dalam tahap ini konsultan mendorong kepada pihak Pemerintah Daerah untuk segera
menyusun pengajuan pembahasan Raperda RTRW Kabupaten ke DPRD melalui
penyampaian surat permohonan pembahasan Raperda yang dilengkapi dengan:

 dokumen Raperda RTRW beserta lampirannya


 dokumen Materi Teknis RTRW
 Album Peta
 Dokumen kelengkapan administrasi

Laporan Akhir III-15


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

(2) Pembahasan Raperda RTRW dengan DPRD

Pada tahap ini konsultan melakukan pendampingan teknis kepada Pemerintah Daerah
dan DPRD terkait dengan beberapa substansi Raperda RTRW yang bersifat teknis dan
membutuhkan penyesuaian berdasarkan kesepakatan bersama.

(3) Kesepakatan Substansi antara Pemda dengan DPRD

Berdasarkan pembahasan Raperda RTRW tersebut kemudian disepakati bersama yang


diterjemahkan dalam Berita Acara Kesepakatan antara DPRD dengan Pemda.

(4) Pengajuan Evaluasi Raperda kepada Gubernur/Mendagri

Surat permintaan evaluasi untuk RTRW Provinsi diajukan ke Mendagri, dengan syarat
dilakukan setelah :

 Ada persetujuan Gubernur bersama DPRD Provinsi


 Ada persetujuan substansi teknis dari instansi pusat yang membidangi urusan tata
ruang

Sedangkan untuk permintaan evaluasi RTRW Kabupaten diajukan ke Gubernur,


dengan syarat dilakukan setelah :

 Ada persetujuan Bupati/Walikota bersama DPRD Kabupaten/Kota


 Ada surat rekomendasi Gubernur untuk mendapatkan surat persetujuan substansi
teknis dari instansi pusat yang membidangi urusan tata ruang
(5) Evaluasi Raperda oleh Pemerintah Provinsi/Kemendagri

Dalam tahap evaluasi Perda RTRW Provinsi, Mendagri dapat berkoordinasi dengan
kementerian yang membidangi tata ruang, dalam hal ini adalah Kementerian PU.

Sedangkan untuk RTRW Kabupaten, Gubernur dapat berkoordinasi dengan BKPRD


Provinsi untuk melakukan evaluasi Perda RTRW Kabupaten yang bersangkutan.

Laporan Akhir III-16


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

(6) Surat hasil evaluasi Gubernur/Mendagri

Pada tahap ini Konsultan membantu dan mendampingi Pemerintah Daerah dalam
menindaklanjuti hasil Evaluasi Mendagri (untuk RTRW Provinsi) dan Evaluasi Gubernur
(untuk RTRW Kabupaten). Tindak lanjut tersebut dapat berupa perbaikan dan
penyempurnaan beberapa hal yang dianggap substantif sesuai hasil evaluasi yang
diberikan.

(7) Penetapan Raperda menjadi Perda oleh Kepala Daerah.

Setelah semua proses di atas dipenuhi, maka Raperda tentang RTRW


Provinsi/Kabupaten selanjutnya dapat ditetapkan secara legal formal oleh
Gubernur/Bupati/Walikota bersama-sama dengan DPRD.

Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan-perkerjaan diatas, maka akan ditempatkan tim TPD
(Tenaga Pendamping Daerah) di masing-masing kabupaten dan kota. TPD (Tenaga
Pendamping Daerah) merupakan tenaga ahli bidang perencanaan wilayah/kota atau setara,
yang ditempatkan di Kabupaten/Kota untuk melakukan pendampingan teknis kepada
pemerintah kabupaten/kota dalam rangka percepatan penyelesaian RTRW Kabupaten/Kota.

Tujuan kegiatan adalah melakukan percepatan penyelesaian RTRW Kabupaten/Kota,


mengawal proses persetujuan substansi dari Menteri Pekerjaan Umum dan mengawal
proses penetapan Perda RTRW Kabupaten/Kota.

Dalam Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian Perda RTRW Kabupaten/Kota di


Provinsi Sumatera Barat, kategori tim TPD yang akan ditempatkan di daerah adalah tipe B,
yaitu tipe TPD untuk Kabupaten dan Kota yang Sudah Mendapatkan Persetujuan Substansi
Perda Tetapi Belum Melakukan Penetapan Perda. Adapun kualifikasi dari TPD yang akan
ditempatkan disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi Pemda dalam penetapan
Perda RTRW.

TPD akan ditempatkan di kabupaten/kota yang belum mempunyai Perda RTRW


kabupaten/kota, tetapi sudah mendapatkan persetujuan substansi dari Menteri Pekerjaan
Umum dan tugas utama untuk TPD tipe B ini meliputi :

Laporan Akhir III-17


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

• Melakukan bantuan teknik kepada pihak pemda, baik legal drafting Raperda maupun
perbaikan materi tenkis dan perbaikan peta;

• Melakukan koordinasi dengan pihak Pemda Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota, Ditjen


Penataan Ruang, Konsultan KMW, Biro Hukum Provinsi, dan Dinas PU Provinsi;

• Melakukan pendampingan dalam pembahasan pasca persetujuan substansi di


kabupaten/kota maupun di pusat di dalam proses penetapan Perda RTRW
Kabupaten/Kota; dan

• Melakukan pendampingan proses penetapan Perda RTRW Kabupaten/Kota di


kabupaten/kota.

Laporan Akhir III-18


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Laporan Akhir III-19


4.1. Komposisi Tim Pelaksanaan Pekerjaan

Komposisi tim dan penugasannya sesuai yang disyaratkan untuk dapat mempercepat proses
Raperda RTRW adalah sebagai berikut :

1. Ketua Tim (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota)

Ahli Perencanaan dan Kota bertugas memimpin pelaksanaan pekerjaan sampai selesai (5
bulan penuh) serta melakukan koordinasi dan konsolidasi terhadap seluruh tenaga ahli
(anggota tim) dalam rangka penyusunan program kerja dan kegiatan serta tahapan
pencapaian sesuai dengan kontrak, membuat pembagian tugas tenaga ahli; menyusun
jadwal kegiatan kerja dan mengatur waktu konsultasi dengan tim teknis; membuat rumusan
dan konsep substansi materi pekerjaan; mengidentifikasi dan menganalisis deviasi dalam
materi Ranperda; melakukan evaluasi, perbaikan/penyempurnaan terhadap kelengkapan
dan kesesuaian materi Ranperda; membuat rumusan strategi percepatan penyelesaian
pekerjaan; dan menyusun setiap tahapan pelaporan pekerjaan.

2. Anggota Tim

Ahli Perancana Wilayah

Tenaga ahli ini bertugas khususnya dalam evaluasi, perbaikan/penyempurnaan mengenai


kebutuhan pengembangan prasarana, sarana, utilitas (PSU), dan atau sistem prasarana
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

wilayah; memberikan masukan kepada ketua tim mengenai strategi


perbaikan/penyempurnaan terkait materi Raperda sub bagian prasarana wilayah di
kabupaten/kota; membantu ketua tim dalam menyusun dan menyelesaikan laporan; serta
bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan.

Ahli Hukum

Tenaga ahli ini bertugas melakukan evaluasi, perbaikan/penyempurnaan materi Raperda,


dengan cara melakukan pengecekkan bahasa hukum (legal drafting) dengan mengacu pada
dasar hukum kaidah-kaidah legal drafting yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah, doktrin legal drafting, dan konvensi penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan; melakukan pengecekkan kelengkapan dan kesesuaian substansi
mulai dari judul, pembukaan, batang tubuh, penutup, penjelasan, dan lampiran; membantu
ketua tim dalam penyusunan dan penyelesaian pekerjaan serta pelaporan; bertanggung
jawab penuh atas beban pekerjaan yang telah dilimpahkan.

Ahli Sistem Informasi Geografi

Tenaga ahli ini dibutuhkan untuk melakukan evaluasi, perbaikan /penyempurnaan terhadap
kelengkapan dan kesesuaian jenis peta dan substansi peta berdasarkan kaidah-kaidah
ketelitian peta dalam penataan ruang. Jenis peta meliputi peta dasar, peta tematik, dan
peta rencana. Substansi peta meliputi pengecekkan layout, simbologi, koordinat (geografis
dan UTM), dan kartografis. Membantu ketua tim dalam penyusunan pelaporan dan
penyelesaian pekerjaan. Bertanggung jawab terhadap beban pekerjaan yang dilimpahkan.

Sedangkan tenaga pendukung yang dibutuhkan terdiri dari sekretaris dan operator
komputer sebagai penunjang kinerja tenaga ahli, bertugas :

• Membantu evaluasi, review, dan perbaikan /penyempurnaan redaksional materi


Raperda;
• Membantu penyusunan pelaporan pekerjaan;
• Membantu persiapan pekerjaan; dan
• Mendampingi tenaga ahli dalam membuat rumusan, rencana program, dan tahapan
penyelesaian pekerjaan.

4.2. Rencana Kerja

Penugasan tenaga ahli sesuai dengan jadwal akan mempermudah dalam pengaturan dan
pendistribusian setiap materi pekerjaan berdasarkan tahapan pekerjaan yang akan

Laporan Akhir IV-2


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

dilaksanakan, serta tugas dan tanggungj awab setiap tenaga ahli yang membidangi keahlian
tersebut, dalam rangka pelaksanaan pekerjaan “Pendampingan Teknis Percepatan
Penyelesaian RTRW Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat” dan diharapkan akan
dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran.

Pelaksanaan pekerjaan ini direncanakan selesai dalam waktu 5 (lima) bulan kalender atau
sekitar 150 (seratus lima puluh) hari kalender, terhitung sejak SPMK ditandatangani. Dengan
mengacu pada waktu yang disediakan tersebut, maka disusun rencana jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang menjadi acuan setiap kemajuan pekerjaan dan target dalam penyelesaian
pekerjaan, termasuk jadwal pembahasan laporan dan penyerahan laporan, selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.

4.3. Progress Pelaksanaan Pendampingan Proses Perda RTRW Kabupaten dan Kota
1. Kabupaten Lima Puluh Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota berdasarkan temuan dan analisa pada awal pekerjaan
termasuk dalam tipologi 2, yaitu dalam proses pembahasan dengan DPRD dan target
awal untuk penyelesainnya adalah minggu ke 4 Bulan Oktober.
Pada pelaksanaannya progress Raperda RTRW Kabupaten Lima Puluh Kota saat ini
memasuki tahap evaluasi dari Biro Hukum Provinsi untuk mendapatkan surat
rekomendasi hasil evaluasi dari Gubernur Sumatera Barat.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kabupaten Lima Puluh Kota diketahui ada
beberapa permasalahan utama yang ditemui selama proses pendampingan, yaitu :

- Kurangnya pengetahuan pansus dan anggota DPRD tentang RTRW sehingga


pembahasan memakan waktu yang lama.
- Kurangnya pendekatan pimpinan dari SKPD dan pemerintah daerah dengan
DPRD, sehingga komunikasi kurang harmonis.
- Lamanya proses evaluasi di Biro Hukum Provinsi.
- Kurangnya SDM di Bappeda Kabupaten Lima Puluh Kota yang menjadi tim
teknis perbaikan Raperda RTRW.
- Terdapat koreksi untuk peta pola ruang dan beberapa peta tematik agar
disesuaikan.
- Perbaikan terhadap materi Raperda yang memakan waktu cukup lama,
meliputi beberapa poin perbaikan seperti penyesuaian dengan perubahan
pola ruang, penggunaan istilah asing yang harus dihilangkan, perbaikan
penulisan dan sinkronisasi antara raperda, peta, dan laporan.

Laporan Akhir IV-3


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4. 1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pendampingan Teknis Percepatan Perda RTRW Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Barat
Nama Perusahaan : PT. SANTIKA CONSULINDO
Bulan Ke
No Uraian Pekerjaan I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A Tahapan Kegiatan
1 Persiapan, melakukan
a. Pendalaman Kerangka Acuan Kerja (KAK)
b. Mobilisasi personil dan koordinasi awal
c. Studi literatur, pemantapan metodologi dan penyusunan program kerja
d. Penyiapan tabel cek (checklist ) kelengkapan dan kesesuaian materi ranperda
e. Review dokumen rencana /materi teknis RTRW 13 kabupaten /kota
f. Review, studi empirik (empiris studie ), pendalaman dokumen /materi ranperda RTRW 14 kab /kota
g. Penyusunan Laporan Pendahuluan
2 Pelaksanaan, melakukan
a. Koordinasi tim teknis dan supervisi terkait jadwal pelaksanaan
b. Mengidentifikasi dan inventarisasi status dan progres ranperda masing-masing kabupaten /kota
c. Melakukan pendampingan teknis evaluasi, koreksi, perbaikan /penyempurnaan dokumen rencana
(mateks RTRW) dan materi ranperda berdasarkan tabel cek (cheklist ) kelengkapan dan kesesuaian
d. Penyiapan materi evaluasi, koreksi, perbaikan /penyempurnaan dokumen rencana (mateks RTRW)
dan materi ranperda berdasarkan tabel cek (cheklist ) kelengkapan dan kesesuaian
e. Menyiapkan bahan paparan materi teknis RTRW dan materi ranperda hasil perbaikan /penyempurnaan
berdasarkan tabel cek kelengkapan dan kesesuaian dan berdasarkan kesepakatan
f. Melakukan fasilitasi penyelenggaraan rapat koordinasi /konsultasi /asistensi di tingkat Provinsi
g. Melakukan fasilitasi koordinasi dengan pemerintah kabupaten /kota
terkait penyiapan rapat teknis bersama kepala daerah /DPRD Kabupaten/Kota
i. Penyusunan Laporan (konsep dan akhir)
3 Finalisasi : Pemantapan, penetapan materi pekerjaan, dan penyerahan seluruh produk pekerjaan
B Pelaporan
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Akhir
3 Ringkasan Eksekutif
4 Laporan Proceeding
C Diskusi teknis (koordinasi, konsultasi, asistensi, rapat, pembahasan)
1 Asistensi berkala bersama tim teknis
2 Rapat dan pembahasan bersama anggota tim BKPRD Provinsi (fasilitasi)
3 Rapat dan pembahasan bersama kepala daerah /DPRD kab /kota (fasilitasi)
4 Pembahasan laporan pendahuluan
6 Pembahasan laporan akhir

Laporan Akhir IV-4


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Sedangkan tindak lanjut tim TPD untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan


yang terjadi antara lain :
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.
- Memberikan bantuan teknis perbaikan peta-peta yang harus dikoreksi, oleh
tenaga ahli data spasial TPD sehingga perbaikan peta pola ruang dan peta
tematik lainnya dapat diselesaikan tepat waktu.
- Memberikan bantuan teknis perbaikan Raperda oleh tenaga ahli hukum TPD
sehingga dapat segera menyelesaikan hasil rekomendasi-rekomendasi dari
Biro Hukum.

2. Kabupaten Dharmasraya
Kabupaten Dharmasraya termasuk dalam kabupaten yang perkembangan proses
Raperdanya cukup baik, pada awal pekerjaan stasusnya sudah memasuki tipologi 5,
sehingga target untuk Perda RTRW Kabupaten Dharmasraya adalah September 2012.
Saat ini Kabupaten Dharmasraya adalah salah satu kabupaten yang sudah
menyelesaikan proses Perda RTRW, sehingga dapat menjadi contoh bagi kabupaten
dan kota lain yang masih terhambat progress Raperdanya.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kabupaten Dharmasraya diketahui ada


beberapa permasalahan utama yang ditemui selama proses pendampingan, yaitu :
- Peta-peta yang akan diajukan ke Biro Hukum Provinsi untuk proses evaluasi
gubernur masih kurang lengkap dan sempurna.
- Lamanya proses evaluasi di Biro Hukum Provinsi, dikarenakan banyaknya
Raperda yang harus dievaluasi oleh tim Biro Hukum.
- Kurangnya SDM di lingkungan pemerintah daerah untuk memperbaiki dan
mengakomodir masukan-masukan dari Biro Hukum Provinsi, sehingga
perbaikan materi Raperda dan petanya sedikit terhambat.
- Terdapat koreksian dari Biro Hukum Provinsi terhadap peta-peta yang
menjadi lampiran untuk Raperda, sehingga perlu diperbaiki dan disesuaikan
dengan Raperda dan materi laporan.
- Terdapat koreksian dari Biro Hukum Provinsi terhadap materi Raperda,
terutama mengenai penulisan dan materi yang harus disinkronkan antara
satu dengan lainnya.

Laporan Akhir IV-5


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Sedangkan tindak lanjut tim TPD untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan


yang terjadi antara lain:
- Memberikan bantuan penyelesaian perbaikan peta agar dapat segera masuk
ke Biro Hukum untuk proses evaluasi Gubernur.
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.
- Memberikan bantuan teknis untuk perbaikan peta-peta yang harus dikoreksi
oleh tim data spasial TPD.
- Memberikan bantuan teknis perbaikan dan sinkronisasi Raperda dengan peta
dan laporan akhir oleh tim TPD dengan bantuan ahli hukum dan ahli data
spasial, sehingga dapat segera menyelesaikan hasil rekomendasi dari Biro
Hukum, sehingga dapat diproses lebih lanjut sehingga dapat keluar nomor
untuk Perda.

3. Kabupaten Solok

Posisi awal Kabupaten Solok adalah pada tipologi 4, dimana sudah terjadi
kesepakatan dengan pihak DPRD tetapi terdapat beberapa catatan perbaikan untuk
segera diperbaiki sebelum masuk ke tahap berikutnya, yaitu pengajuan evaluasi di
Biro Hukum Provinsi.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kabupaten Solok diketahui beberapa


permasalahan utama yang menjadi penyebab tersendatnya proses Perda RTRW
Kabupaten Solok, yaitu :
- Masalah utama adalah peta-peta yang belum sesuai standar BIG (Badan
Informasi Geospasial) seperti luasan, batas wilayah, sumber peta yang
digunakan, dan lainnya. Sehingga fokus perbaikan adalah penyesuaian peta
dengan standar BIG agar dapat masuk ke Biro Hukum Provinsi untuk proses
evaluasi Gubernur.
- Kurangnya sumberdaya manusia (SDM) di pemerintahan daerah yang paham
dalam perbaikan peta yang sesuai standar yang berlaku.
- Raperda yang akan diajukan ke Biro Hukum Provinsi harus disesuaikan
dengan perbaikan peta yang dilakukan oleh tim data spasial.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kabupaten Solok adalah sebagai berikut :
- Mengundang perwakilan dari BIG (Badan Informasi Geospasial) agar dapat
memberi arahan terhadap tim yang ada di Bappeda agar peta yang dihasilkan
sesuai dengan standar yang berlaku.

Laporan Akhir IV-6


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

- Memberikan bantuan teknis oleh tim data spasial TPD dalam perbaikan peta-
peta yang belum standar. Adapun perbaikan peta yang dilakukan meliputi
batas wilayah, luas wilayah, perbaikan peta fisik, dan perbaikan peta rencana.
- Memberikan bantuan teknis perbaikan Raperda oleh tenaga ahli hukum TPD
agar dapat segera masuk ke tahap evaluasi di Biro Hukum Provinsi.
- Melakukan transfer knowlegde khususnya masalah perpetaan, sehingga pada
saat program pendampingan penyusunan Raperda RTRW sudah selesai,
masih ada SDM di daerah yang dapat mengerjakan perbaikan pasca proses-
proses selanjutnya.

4. Kabupaten Pasaman Barat


Proses Raperda Kabupaten Pasaman Barat pada awal pekerjaan termasuk tipologi 5,
yaitu sedang dilakukan evaluasi di Biro Hukum, dan hasil dari evaluasi dari Biro
Hukum baru keluar pada tanggal 1 Oktober 2012.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kabupaten Pasaman Barat, diketahui


terdapat beberapa permasalahan utama yang mengakibatkan tersendatnya proses
penyusunan Perda RTRW, yang antara lain :
- Lamanya proses evaluasi Gubernur di Biro Hukum Provinsi yang diakhibatkan
banyaknya Raperda yang mengantri untuk dievaluasi, dan kurangnya SDM
yang ada.
- Adanya koreksi dari Biro Hukum untuk perbaikan peta-peta, seperti peta pola
ruang, peta struktur ruang, peta hutan, dan peta fisik eksisting.
- Raperda perlu disinkronkan dengan peta-peta lampirannya dan buku laporan
teknis.
- Kurangnya sumber daya manusia yang ada di daerah, baik untuk penanganan
data spasial maupun Raperda, sehingga perbaikan hasil evaluasi dari Biro
Hukum Provinsi hingga kini masih tersendat.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut :
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.
- Memberikan bantuan teknis dalam perbaikan Raperda oleh tenaga ahli
hukum agar dapat segera masuk ke tahap evaluasi di Biro Hukum Provinsi.
- Memberikan bantuan teknis oleh tim data spasial TPD dalam perbaikan peta-
peta yang perlu diperbaiki hasil koreksi dari Biro Hukum Provinsi.

Laporan Akhir IV-7


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

- Melakukan transfer knowlegde, sehingga pada saat program pendampingan


penyusunan Raperda RTRW sudah selesai, masih ada SDM di daerah yang
dapat mengerjakan perbaikan pasca proses-proses selanjutnya.

Hingga kini hasil evaluasi dari Biro Hukum masih dikerjakan oleh Pemda dengan
fasilitasi tim TPD, dan diharapkan selesai pada bulan Desember ini sehingga dapat
segera keluar nomor untuk Perda RTRW Kabupaten Pasaman Barat.

5. Kabupaten Solok Selatan


Posisi awal progress Raperda RTRW Kabupaten Solok Selatan adalah di tipologi 2,
dengan target awal penyelesaian pada minggu ke 4 November 2012.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kabupaten Solok Selatan, diketahui


terdapat beberapa permasalahan utama yang mengakibatkan tersendatnya proses
penyusunan Perda RTRW, yang antara lain :
- Lamanya proses pembahasan dengan DPRD Kabupaten Solok Selatan, yang
diakibatkan oleh rendahnya pengetahuan Pansus dan anggota DPRD tentang
RTRW.
- Kurangnya pendekatan pimpinan dari SKPD dan pemerintah daerah dengan
DPRD, sehingga komunikasi kurang harmonis yang mengakibatkan proses
pembahasan sedikit terhambat.
- Lamanya proses evaluasi di Biro Hukum Provinsi, yang dikarenakan
banyaknya Raperda yang harus dievaluasi oleh Biro Hukum Provinsi.
- Kurangnya sumber daya manusia yang menguasi peta di daerah, sehingga
perbaikan peta hasil evaluasi dari Biro Hukum Provinsi sangat tergantung
kepada tim TPD (GIS).

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kabupaten Solok Selatan adalah sebagai berikut :
- Memberikan masukan terhadap Pansus DPRD mengenai Perda RTRW
Kabupaten, sehingga dapat mempercepat proses pembahasan di DPRD.
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.
- Memberikan bantuan teknis dalam perbaikan Raperda khususnya masalah
perbaikan peta, agar dapat segera masuk ke tahap evaluasi di Biro Hukum
Provinsi.

Laporan Akhir IV-8


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

- Melakukan transfer knowlegde, sehingga pada saat program pendampingan


penyusunan Raperda RTRW sudah selesai, masih ada SDM di daerah yang
dapat mengerjakan perbaikan pasca proses-proses selanjutnya.

Perbaikan peta saat ini sudah selesai di lakukan oleh tim TPD GIS, sehingga perbaikan
dari Biro Hukum tinggal menunggu perbaikan untuk Raperda yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah. Pada pelaksanaannya Kabupaten Solok Selatan saat ini sudah
memasuki tipologi 5, yaitu perbaikan hasil dari Biro Hukum yang hingga saat ini
masih diperbaiki oleh pihak Pemerintah Daerah difasilitasi oleh tim TPD.

6. Kabupaten Kepulauan Mentawai


Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten dengan progress
penyusunan Raperda paling lambat, hingga saat ini proses penyusunan masih
terkendala oleh jadwal pembahasan di DPRD yang masih belum keluar.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, diketahui


terdapat beberapa permasalahan utama yang mengakibatkan tersendatnya proses
penyusunan Perda RTRW, yang antara lain :
- Belum adanya jadwal pembahasan oleh DPRD sehingga pada prosesnya
Raperda RTRW Kabupaten Kepulauan Mentawai selama 6 bulan fasilitasi
masih tetap jalan ditempat.
- Masih ada peta-peta yang harus diperbaiki dan beberapa rencana dan
masukan yang belum diakomodir, seperti peta status hutan yang belum
disesuaikan dengan status hutan baru yang berdasarkan SK Menteri
Kehutanan No 141 Tahun 2012, rencana Trans Mentawai yang belum
dimasukan, dan penyesuaian rencana pola ruang.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah sebagai berikut :
- Memfasilitasi Pemerintah Daerah dan DPRD agar segera dapat dibentuk
Pansus yang akan membahas Raperda RTRW Kabupaten Kepulauan
Mentawai, sehingga proses Raperda dapat berjalan ke tahap berikutnya.
- Mengundang tim dari Dinas Prasana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman
Provinsi Sumatera Barat dan Kementerian PU (Ditjen Penataan Ruang) untuk
berdiskusi dengan DPRD Kabupaten Kepulauan Mentawai dan Wakil Bupati
Kabupaten Kepulauan Mentawai mengenai urgensi dari Perda RTRW
Kabupaten.

Laporan Akhir IV-9


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

- Manfasilitasi perbaikan materi peta oleh tenaga ahli data spasial TPD agar
peta-peta yang akan dibahas bersama dengan Pansus DPRD telah sesuai
dengan standar, terutama mengenai kawasan hutan, trans Mentawai, dan
rencana pola ruang.
- Memfasilitasi perbaikan dan penyesuaian materi Raperda dan materi teknis
agar sesuai dengan perbaikan peta-peta yang telah dilakukan, sehingga
terdapat keselarasan antara Raperda, album peta, dan materi teknis.

Kondisi dari Raperda, album peta, dan materi teknis RTRW Kabupaten Kepulauan
Mentawai saat ini sudah selesai untuk perbaikan materi untuk persiapan
pembahasan sudah dilakukan dengan fasiltasi tim TPD, khususnya untuk masalah
peta, tetapi hingga selesainya pekerjaan fasilitasi ini, belum ada jadwal dari DPRD
Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk membahas Perda RTRW.

7. Kota Pariaman
Kota Pariaman termasuk dalam kota yang perkembangan proses Raperda-nya cukup
baik, pada awal pekerjaan stasusnya sudah memasuki tipologi 5, sehingga target
untuk Perda RTRW Kota Pariaman adalah September 2012.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kota Pariaman, diketahui terdapat


beberapa permasalahan utama yang mengakibatkan tersendatnya proses
penyusunan Perda RTRW, yang antara lain :
- Lamanya proses evaluasi di Biro Hukum Provinsi dikarenakan banyak Raperda
yang harus dievaluasi.
- Ada beberapa poin perbaikan pasca evaluasi Gubernur yang harus segera
diperbaiki agar mendapat rekomendasi evaluasi Raperda, diantaranya adalah
perbaikan peta-peta agar disesuaikan dengan rencana di RTRW Provinsi
Sumatera Barat, kemudian agar disinkronisaikan antara Raperda, album peta,
dan materi teknis.
- Kurangnya sumber daya manusia di daerah, sehingga perbaikan dari hasil
evaluasi Biro Hukum Provinsi tidak tepat waktu.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kota Pariaman adalah sebagai berikut :
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.

Laporan Akhir IV-10


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

- Memfasilitasi perbaikan peta oleh tim data spasial TPD yang berkonsentrasi
kepada penyempurnaan peta rencana pola ruang sesuai dengan masukan
dari Biro Hukum Provinsi.
- Memfasilitasi perbaikan Raperda oleh tenaga ahli hukum, sehingga penulisan
Raperda sesuai dengan legal drafting, serta penyelarasan Raperda dengan
album peta dan materi teknis.

Progress Raperda RTRW Kota Pariaman saat ini adalah menunggu surat hasil evaluasi
dari Gubernur, yang diharapkan dapat keluar dalam waktu dekat, sehingga Perda
RTRW dapat segera disahkan.

8. Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto termasuk dalam kota yang perkembangan proses Raperda-nya
cukup baik, pada awal pekerjaan statusnya sudah memasuki tipologi 5, sehingga
target untuk Perda RTRW Kota Sawahlunto adalah September 2012.

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kota Sawahlunto, diketahui terdapat


beberapa permasalahan utama yang mengakibatkan tersendatnya proses
penyusunan Perda RTRW, yang antara lain :
- Lamanya proses evaluasi di Biro Hukum Provinsi yang diakibatkan banyaknya
Raperda yang perlu dievaluasi.
- Terdapat pebaikan pada peta terutama untuk peta lokasi tambang yang perlu
ditambahkan lokasi potensi tambang minyak yang terdapat di tiga titik.
- Perlu adanya penyelarasan antara Raperda, album peta, dan materi teknis
pasca evaluasi Gubernur di Biro Hukum.
- Kurangnya sumber daya manusia di daerah, sehingga perbaikan dari hasil
evaluasi Biro Hukum Provinsi tidak tepat waktu.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kota Sawahlunto adalah sebagai berikut:
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.
- Memfasilitasi perbaikan peta yang dilakukan oleh tim data spasial TPD, agar
dapat mengakomodir perbaikan dari Biro Hukum.
- Memfasilitasi perbaikan Raperda oleh tenaga ahli hukum TPD, sehingga
masukan-masukan dari Biro Hukum dapat diperbaiki dan sesuai dengan
album peta dan materi teknis.

Laporan Akhir IV-11


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Saat ini Kota Sawahlunto adalah salah satu kota yang sudah menyelesaikan proses
Perda RTRW dengan Perda No 8 Tahun 2012 yang ditetapkan tanggal 18 Oktober
2012, sehingga dapat menjadi contoh bagi kabupaten dan kota lain yang masih
terhabat progress Raperda-nya.

9. Kota Padang Panjang


Posisi awal progress Raperda RTRW Kota Padang Panjang adalah dalam tahap
pengajuan untuk pembahasan dengan DPRD. Dari hasil pelaksanaan pendampingan
di Kota Padang Panjang, diketahui terdapat beberapa permasalahan utama yang
mengakibatkan tersendatnya proses penyusunan Perda RTRW, yang antara lain :
- Lamanya proses pengajuan untuk pembahasan di DPRD.
- Proses pembahasan di DPRD yang memakan waktu cukup lama, yang hingga
saat ini masih belum ditemui kesepakatan Raperda yang diajukan oleh pihak
Pemerintah Daerah.
- Terdapat beberapa perbaikan untuk rencana pola ruang dan rencana jaringan
jalan baik jaringan jalan baru, mapun peningkatan status jalan pada saat
pembahasan dengan DPRD yang perlu diakomodir secara cepat, sehingga
proses pembahasan dengan DPRD dapat terus berlangsung dan tercapai
kesepakatan.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kota Padang Panjang adalah sebagai berikut :
- Memantau proses pembahasan di DPRD, sehingga perkembangannya dapat
terus dimonitor.
- Memfasilitasi perbaikan peta berdasarkan masukan-masukan dari hasil
pembahasan di DPRD oleh tim data spasial TPD.
- Memfasilitasi penyesuaian Raperda oleh tenaga ahli hukum TPD sehingga
perbaikan yang dilakukan pada peta dapat segera diakomodir dalam Raperda
RTRW Kota padang Panjang.

Hingga saat ini Raperda RTRW Kota Padang Panjang masih dalam proses
pembahasan, sehingga belum keluar surat kesepakatan substansi antara Pemda
dengan DPRD.

10. Kota Solok

Dari hasil telaah pada awal pekerjaan, Kota Solok termasuk pada tipologi 3, yaitu
sudah ada kesepakatan dengan DPRD dan masuk ke Biro Hukum Provinsi.

Laporan Akhir IV-12


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Dari hasil pelaksanaan pendampingan di Kota Solok, diketahui terdapat beberapa


permasalahan utama yang mengakibatkan tersendatnya proses penyusunan Perda
RTRW, yang antara lain :
- Lamanya proses evaluasi di Biro Hukum Provinsi dikarenakan banyaknya
Raperda yang dievaluasi.
- Rekomendasi hasil evaluasi dari Biro Hukum yang keluar, merekomendasi
agar dikembalikan ke Kementerian PU untuk perbaikan materi, sedangkan
yang dievaluasi oleh Biro Hukum Provinsi adalah legal drafting dan
kesesuaian dengan RTRW Provinsi.
- Kurangnya sumber daya manusia di daerah, sehingga perbaikan dari hasil
evaluasi Biro Hukum Provinsi tidak tepat waktu.

Tindak lanjut dari tim TPD untuk dapat menyeselesaikan permasalahan yang ditemui
di Kota Solok adalah sebagai berikut :
- Mengontrol dan memantau proses evaluasi di Biro Hukum agar dapat segera
mengevaluasi Raperda.
- Melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Prasana Jalan Tata Ruang dan
Pemukiman Provinsi Sumatera Barat maupun dengan Ditjen Penataan Ruang,
Kementerian PU, mengenai rekomendasi dari hasil evaluasi dari Biro Hukum
yang menyerankan untuk materi dikembalikan ke Kementerian PU untuk
diperbaiki.
- Memfasilitasi perbaikan peta, terutama sinkronisasi dengan peta RTRW
Provinsi Sumatera Barat oleh tim data spasial TPD.
- Memfasilitasi perbaikan Raperda oleh tenaga ahli hukum TPD, agar materi
Raperda sesuai dengan album peta dan materi teknis, dan secara legal
drafting sesuai dengan standar yang ada

Hasil evaluasi dari Biro Hukum terdapat perbaikan terutama pada perbaikan peta.
Perbaikan peta saat ini masih dilakukan oleh pihak pemerintah daerah dengan
fasilitasi dari tim TPD GIS agar dapat segera masuk lagi untuk di evaluasi, sehingga
dapat keluar surat hasil evaluasi dari Gubernur untuk dapat segera ditetapkan
sebagai Perda RTRW Kota Solok.

Untuk lebih jelasnya mengenai target dan realisasi percepatan penyelesaian Raperda RTRW
untuk masing-masing kabupaten dan kota yang di fasilitasi oleh tim TPD dapat dilihat pada
Tabel-Tabel berikut ini.

Laporan Akhir IV-13


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4.2 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tipologi 1
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persetujuan substansi
1
Menteri PU
Pengajuan pembahasan
2
Raperda ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3
DPRD
Persetujuan substansi antara
4 pemerintah kabupaten/kota
dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5
kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh
6
Pemerintah Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Tabel 4.3 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kota Padang Panjang
Tipologi 1
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan substansi Menteri PU
Pengajuan pembahasan Raperda
2
ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3
DPRD
Persetujuan substansi antara
4 pemerintah kabupaten/kota
dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5
kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6
Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Laporan Akhir IV-14


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4.4 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kabupaten Limapuluh Kota
Tipologi 2
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persetujuan substansi Menteri
1 PU
Pengajuan pembahasan
2 Raperda ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3 DPRD
Persetujuan substansi antara
pemerintah kabupaten/kota
4 dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5 kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh
6 Pemerintah Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Tabel 4.5 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kabupaten Solok Selatan
Tipologi 2
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan substansi Menteri PU
Pengajuan pembahasan Raperda ke
2
DPRD
3 Pembahasan Raperda dengan DPRD
Persetujuan substansi antara
4
pemerintah kab/kota dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda kepada
5
Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6
Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Laporan Akhir IV-15


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4.6 Jadwal dan Realisasi Jadwal Percepatan Penyelesaian Perda RTRW
Kota Solok
Tipologi 3
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persetujuan substansi Menteri
1 PU
Pengajuan pembahasan Raperda
2 ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3 DPRD
Persetujuan substansi antara
pemerintah kabupaten/kota
4 dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5 kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6 Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Tabel 4.7 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kabupaten Solok
Tipologi 4
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan substansi Menteri PU
Pengajuan pembahasan Raperda
2
ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3
DPRD
Persetujuan substansi antara
4 pemerintah kabupaten/kota
dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5
kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6
Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Laporan Akhir IV-16


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4.8 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kabupaten Pasaman Barat
Tipologi 5
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan substansi Menteri PU
Pengajuan pembahasan Raperda
2
ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3
DPRD
Persetujuan substansi antara
4 pemerintah kabupaten/kota
dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5
kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6
Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Tabel 4.9 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kabupaten Dharmasraya
Tipologi 5
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan substansi Menteri PU
Pengajuan pembahasan Raperda ke
2
DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3
DPRD
Persetujuan substansi antara
4 pemerintah kabupaten/kota
dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda kepada
5
Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6
Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Laporan Akhir IV-17


Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

Tabel 4.10 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kota Sawahlunto
Tipologi 5
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan substansi Menteri PU
Pengajuan pembahasan Raperda
2 ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3 DPRD
Persetujuan substansi antara
pemerintah kabupaten/kota
4 dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5 kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh Pemerintah
6 Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Tabel 4.11 Jadwal dan Realisasi Percepatan Penyelesaian Perda RTRW


Kota Pariaman
Tipologi 5
Agustus September Oktober November
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persetujuan substansi Menteri
1
PU
Pengajuan pembahasan Raperda
2
ke DPRD
Pembahasan Raperda dengan
3
DPRD
Persetuan substansi antara
4 pemerintah kabupaten/kota
dengan DPRD
Pengajuan evaluasi Raperda
5
kepada Gubernur
Evaluasi Raperda oleh
6
Pemerintah Provinsi
7 Evaluasi Gubernur
8 Penetapan Perda RTRW
Keterangan :
Target
Realisasi

Laporan Akhir IV-18


5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil fasilitasi terhadap proses legalisasi Raperda RTRW menjadi Perda RTRW di
10 (sepuluh) Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Barat, dapat diambil beberapa
permasalahan utama, yang antara lain adalah :

1. Lamanya proses untuk mencapai kesepakatan dengan DPRD, hal ini terjadi
dikarenakan masih rendahnya pengetahuan Pansus DPRD mengenai urgensi dari
Perda RTRW;
2. Permasalahan utama yang memakan waktu banyak dalam proses legalisasi Raperda
RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat adalah proses evaluasi gubernur
di Biro Hukum Provinsi Sumatera Barat yang sangat lama, hal ini terjadi dikarenakan
banyaknya Raperda yang harus dievaluasi dan kurangnya sumber daya yang ada;
3. Sebagian besar Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota tidak memiliki sumber daya
untuk pengolahan peta (data spasial) yang cukup, sehingga pengolahan data spasial
masih sangat tergantung kepada tim TPD atau tim konsultan daerah;
4. Kurangnya sumber daya di beberapa Pemerintahan Daerah yang menjadi tim teknis
untuk mengawal proses legalisasi Perda RTRW, sehingga ketergantungan terhadap
tim TPD masih sangat besar; dan
5. Masih ada beberapa Kabupaten/Kota yang masih belum mengadopsi SK Menteri
Kehutanan No 141 Tahun 2012 tentang Perubahan Kawasan Hutan, sehingga peta
Pendampingan Teknis Percepatan Penyelesaian
RTRW Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Sumatera Barat

kehutanan mereka masih belum terupdate dengan perubahan kawasan hutan yang
telah disetujui. Dengan demikian Raperda, peta dan materi teknis RTRW
Kabupaten/Kota yang belum mengadopsi peraturan tersebut perlu dilakukan
perubahan.

5.2. Rekomendasi

Untuk menangani permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan pada saat proses


fasilitasi, maka langkah yang diambil oleh tim TPD antara lain adalah :

1. Menjembatani antara pihak Pemerintah Daerah dengan DPRD. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan mengenai pentingnya payung
hukum untuk RTRW Kabupaten/Kota dan jika tim TPD masih belum dapat
menanganinya, maka akan diundang pula tim dari Dinas PU Provinsi Sumbar maupun
tim dari Ditjen Penataan Ruang Kementerian PU untuk berdiskusi dengan DPRD;
2. Mengontrol dan memantau secara kontinyu ke Biro Hukum Provinsi pada saat
proses evaluasi gubernur, sehingga pembahasan mengenai Raperda RTRW
Kabupaten/Kota mendapat prioritas utama, dengan demikian proses evaluasi dan
pembahsan dapat dilakukan lebih cepat;
3. Memberikan bantuan fasilitasi perbaikan peta-peta yang harus di koreksi oleh tim
data spasial TPD dibantu oleh tenaga ahli planologi, sehingga perbaikan peta dapat
dilakukan lebih cepat dan proses legalisasi Perda RTRW dapat berlangsung ke tahap
berikutnya;
4. Memberikan bantuan fasilitasi perbaikan materi teknis dan Raperda oleh tenaga ahli
hukum dan ahli perencana wilayah, sehingga antara Raperda, materi teknis, dan peta
memiliki muatan yang sama dan saling menjelaskan satu sama lainnya; dan
5. Tim data spasial memfasilitasi dan mensinkronkan daerah-daerah yang belum
mengadopsi SK Menteri Kehutanan No 141 Tahun 2012 dan rencana pola ruang
RTRW Provinsi Sumatera Barat dalam peta rencana pola ruang mereka.

Laporan Akhir V-2

Você também pode gostar