Você está na página 1de 15

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembangunan dan lingkungan hidup adalah dua bidang yang saling berkaitan. Di satu
sisi pembangunan dirasakan perlu untuk meningkatkan harkat hidup manusia. Tapi di sisi lain
tidak jarang program dan proyek pembangunan tanpa disadari mengakibatkan rusaknya
lingkungan. Bencana banjir, kekeringan, longsor dan kepunahan keanekaragaman hayati
merupakan beberapa contoh dari kerusakan lingkungan yang dapat kita lihat saat ini.

Undang-Undang No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup, menetapkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membuat Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan
hidup akan lebih efektif dicegah bila sejak proses formulasi Kebijakan, Rencana dan/atau
Program (KRP) telah dipertimbangkan masalah lingkungan hidup dan ancaman terhadap
keberlanjutannya.

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan atau
evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan
jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi,
dan kabupaten/kota; serta kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. KLHS menurut Undang-Undang No.
32/2009 adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Peraturan Menteri Negera Lingkungan Hidup No. 09/2011 memberikan Pedoman


Umum tentang KLHS, sedangkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 67/2012 memberikan
Pedoman Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah.
Secara prinsip KLHS adalah suatu self assessment untuk melihat sejauh mana KRP yang
diusulkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah telah mempertimbangkan prinsip
pembangunan berkelanjutan.

I-1 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

Hasil KLHS mengkonfirmasi apakah Rancangan rencana tata ruang Kabupaten telah
mempertimbangkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, antara lain dalam Rencana
Struktur Ruang, Pola Ruang, dan Kawasan Strategis. Hasil KLHS berupa rekomendasi dan
mitigasi bagi penyempurnaan muatan (KRP) rencana tata ruang yang disusun berdasarkan hasil
analisis yang partisipatif. KLHS disusun mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan juga mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan Provinsi. Rencana
Tata Ruang akan disajikan untuk konsultasi publik / pemangku kepentingan untuk disepakati.

Dinamika pembangunan wilayah pada hakekatnya adalah suatu proses perubahan


menuju peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik dengan menempatkan manusia sebagai
pelaku, sekaligus bagian dari proses perubahan melalui pemanfaatan teknologi dan sumberdaya
secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Terkait dengan hal tersebut sebagai
konsekuensi dari pembangunan di Kecamatan Srono, maka penataan wilayah secara spasial
sudah selayaknya mempertimbangkan aspek daya tampung dan daya dukung kota wilayah
tersebut terutama mengingat keterbatasan lingkungan yang muncul.

Untuk memastikan bahwa pertimbangan lingkungan dan prinsip berkelanjutan


menjadi dasar dan terintegrasi dalam perencanaan tata ruang wilayah, maka Pemerintah dan
pemerintah daerah sebagai penanggungjawab penyusunan rencana tata ruang (RTR) perlu
melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) agar produk RTR yang dikeluarkan
telah memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1.2.1 Maksud

Maksud dari Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis tentang RDTR Kecamatan
Srono adalah sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan/ atau
program pembangunan di Kecamatan Srono seperti yang dimandatkan dalam Undang-Undang
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1.2.2 Tujuan

Tujuan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai berikut :


a. Terukurnya kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan di Wilayah Kecamatan Srono, berdasarkan atas pemanfaatan ruang yang ada
diatasnya.

I-2 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

b. Tersedianya data tentang kajian perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup,
kajian kinerja layanan/jasa ekosistem, kajian efisiensi pemanfaatan sumber daya alam,
kajian tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi, kajian terhadap perubahan iklim, kajian
tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
c. Agar dapat memberikan evaluasi terhadap kebijakan, rencana dan/atau program yang
telah disusun oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sesuai dengan rekomendasi yang
disajikan dalam dokumen KLHS.

1.2.3 Sasaran

Sasaran yang diharapkan dalam Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


adalah terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat secara
umum dalam suatu kebijakan program.

1.3 KETENTUAN UMUM

1.3.1 Istilah dan Definisi

Beberapa istilah dan definisi yang digunakan dalam penyusunan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kecamatan Srono, antara lain :

a. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil perencanaan tata
ruang.

b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

c. Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk


mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya.

d. Daya Tampung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk


menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

e. Dampak Lingkungan Hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.

f. Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan


utuhmenyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas,
dan produktivitas lingkungan hidup.

I-3 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

g. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang
secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

h. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

i. Sumber Daya Alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati
dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk kesatuan ekosistem.

j. Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan tiga
pilar yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup yang menjamin kemampuan,
kesejahteraan, serta mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.

k. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia, serta makhluk hidup lain.

l. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

m. Mitigasi dan Adaptasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko dan/atau
dampak negatif atas pelaksanaan program pembangunan.

n. Pemangku Kepentingan adalah Pemerintah; pemerintah daerah provinsi, kabupaten,


dan/atau kota; akademisi; asosiasi; lembaga swadaya; dan masyarakat.

1.3.2 Kedudukan KLHS dalam RTR

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan KLHS untuk mencapai kinerja pembangunan


berkelanjutan, maka kedudukan pelaksanaan KLHS adalah :
 Bagian dari tahapan pengolahan dan analisis dalam penyusunan RTR;
 Masukan untuk perumusan kebijakan dan strategi RTR; dan
 Pemberi rekomendasi alternatif rencana dan indikasi program, dan/atau upaya
pencegahan atau mitigasi dari rencana dan indikasi program setelah kebijakan dan strategi
penataan ruang, rencana jaringan infrastruktur dan arahan pola ruang dirumuskan.

Kedudukan KLHS dalam penyusunan RTR ditunjukkan pada Gambar 1.1 berikut ini :

I-4 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 1.1 : Kedudukan KLHS dalam Penyusunan RTR

1.3.3 Konsep Penyusunan KLHS

Secara normatif, terdapat pendekatan yang digunakan sebelum pengolahan data dalam
penyusunan KLHS, yaitu :

a. Kajian Didasari Pola Pikir Pengelolaan Dan Pengendalian Lingkungan Dalam Tata Ruang

Dalam hal ini, penyusunan akan menerapkan konsep – konsep pengelolaan lingkungan
dengan pendekatan ekosistem, analisis daya dukung dan analisis kebijakan

b. Menggunakan Pendekatan Ekoregion

Menurut Undang – Undang Nomor 32 tahun 2009, ekoregion adalah wilayah geografis yang
memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora dan fauna asli, serta pola interaksi manusia
dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup.
Ekoregion penting menjadi basis analisis dalam rangka pengelolaan lingkungan
sebagaimana dilakukan dalam KLHS.

Secara garis besar, alur penyusunan KLHS disajikan dalam Gambar 1.2 berikut :

I-5 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 1.2 : Diagram Alir Metode Penyusunan KLHS

Identifikasi Masyarakat dan Pemangku kepentingan


Lainnya

Identifikasi Isu – Isu Lingkungan Hidup yang Relevan


dan Signifikan di Wilayah

Identifikasi Muatan Kebijakan, Rencana dan/atau


Program yang berpotensi menimbulkan pengaruh
terhadap isu – isu lingkungan hidup

Telaah pengaruh kebijakan, rencana dan/atau


program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah

Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana


dan/atau program

Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan,


rencana dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan

1.4 RUANG LINGKUP PERENCANAAN

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah secara umum Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis tentang
RDTR Kecamatan Srono adalah Kecamatan Srono. Kecamatan Srono merupakan bagian dari 24
Kecamatan yang ada didalam wilayah Kabupaten Banyuwangi.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

KLHS RDTR Kecamatan Srono memuat kajian antara lain :


 Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
 Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
 Kinerja layanan/jasa ekosistem;
 Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam;
 Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
 Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

I-6 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap kondisi


lingkungan, dilakukan dengan tahapan :

a. Melaksanakan identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan yang akan


menjadi dasar pelaksanaan pengkajian;

Dilakukan untuk menentuka isu – isu yang paling strategis dengan menghimpun masukan
dari masyarakat dan pemangku kepentingan melalui konsultasi publik. Hasil identifikasi isu
pembangunan berkelanjutan dirumuskan berdasarkan prioritas dengan
mempertimbangkan unsur – unsur antara lain :
- Karakteristik wilayah
- Tingkat pentingnya potensi dampak
- Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan
- Keterkaitan dengan materi muatan kebijakan, rencana dan/atau program
- Muatan rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan/atau
- Hasil KLHS dari kebijakan, rencana dan/atau program pada hirarki diatasnya yang
harus diacu, serupa serta berada pada wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki
keterkaitan dan/atau relevansi langsung

Hasil identifikasi isu pembangunan berkelanjutan memuat daftar paling sedikit berkaitan
dengan :
- Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
- Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup;
- Kinerja layanan jasa ekosistem;
- Inensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
- Status mutu dan ketersediaan sumberdaya alam;
- Ketahanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim
- Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok
masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
- Risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat, dan/atau
- Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

b. Melaksanakan identifikasi materi muatan kebijakan, rencana dan/atau program yang


berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup;

Dilakukan unuk menemukan dan menentukan muatan kebijakan rencana dan/atau


program yang harus dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kondisi
lingkungan hidup dengan menelaah konsep rancangan kebijakan, rencana dan/atau

I-7 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

program yang akan disusun atau menelaah seluruh materi kebjakan, rencana dan/atau
program berlaku yang akan dievaluasi

c. Meganalisis pengaruh hasil identifikasi dan perumusan


Hasil analisis dalam kajian paling sedikit memuat :
- Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
- Perkiraan mengenai dampak dn risiko lingkungan hidup;
- Kinerja pemanfaatan sumber daya alam;
- Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan
- Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

d. Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program


Alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program berupa :
- Perubahan tujuan atau target;
- Perubahan strategi pencapaian target;
- Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi yang lebih memenuh
pertimbangan pembangunan berkelanjutan;
- Perubahan atau penyesuaian proses, metode dan adaptasi terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih emmenuhi pertimbangan pembangunan
berkelanjutan;
- Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
- Pemberian arahan atau rambu – rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan
fungsi ekosistem; dan/atau
- Pemberian arahan atau rambu – rambu mitigasi dampak dan risiko lingkungan hidup

Hasil perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program


dijadikan dasar dalam menyusun rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pebangunan
berkelanjutan.

1.5 DASAR HUKUM

Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan dan dirujuk dalam


penyusunan KLHS ini adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional

I-8 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasional Tahun 2005-2025

c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlidungan Pengelolaan Lingkungan


Hidup

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah


diubah dengan kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah

g. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis

h. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan


Perkotaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5004);

i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941);

j. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah;

k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman


Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

l. Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032.

1.6 KELUARAN

Dokumen KLHS RDTR Kecamatan Srono yang disusun mencakup muatan materi
tentang :

a. Gambaran relevansi kebijakan, rencana dan/atau program sehingga perlu dilengkapi KLHS;

b. Gambaran metode, teknik dan rangkaian langkah – langkah pengkajian pengaruh kebijakan,
rencana dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah KLHS;

I-9 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

c. Hasil perumusan alternatif muatan kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup;

d. Gambaran pelaksanaan partisipasi masyarakat dan keterbukaan informasi KLHS;

e. Gambaran pengintegrasian hasil KLHS dalam kebijakan, rencana dan/atau program; dan

f. Penjelasan mengenai kontradiksi dan ketidakpastian ilmiah yang terjadi beserta langkah –
langkah yang diambil dan hal – hal lain yang dianggap perlu.

Berdasarkan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, KLHS memuat kajian antara lain :

a. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan

Daya Dukung Lingkungan Hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. Daya
dukung lingkungan hidup dikaji untuk mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber
daya untuk mendukung kegiatan manusia sebagai pengguna ruang.

Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap
zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.

b. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup

Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup yang perlu dikaji dapat berupa dampak dan
risiko lingkungan hidup yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Dampak dan risiko
lingkungan bersifat kuantitaif adalah dampak dan risiko terkait dengan pengaruh fisik atau
kimiawi seperti tingkat pencemaran udara, tingkat pencemaran air, dan sebagainya.

Sementara itu, dampak dan risiko lingkungan bersifat kualitatif adalah dampak yang
berkaitan dengan aspek sosial budaya, seperti respon masyarakat, dampak pembangunan
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan sebagainya. Melalui perkiraan mengenai
dampak dan risiko lingkungan hidup ini dapat diketahui apakah implementasi rencana tata
ruang menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap ekosistem pada suatu wilayah
atau kawasan.

Sedangkan dalam skala yang lebih rinci, di dalam penyelenggaraan suatu usaha maupun
kegiatan harus selalu mempertimbangkan dampak dan resiko yang ditimbulkan. Hal ini
perlu dikaji lebih mendalam khususnya bagi RTR yang berskala detail sehingga KLHS dapat
menjadi pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

I-10 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

c. Kinerja layanan/jasa ekosistem

Ekosistem mampu menyediakan manfaat baik secara fisik yang dapat langsung dirasakan
oleh manusia, seperti bahan pangan, air, dan sebagainya, maupun tidak langsung misalnya
untuk mengatur iklim global. Penyusunan kebijakan dan program pembangunan
seharusnya tidak mengganggu lingkungan yang mengakibatkan jasa ekosistem berkurang.

Tingginya permintaan terhadap layanan/jasa ekosistem akan berlangsung sejalan dengan


peningkatan degradasi lingkungan dan munculnya pertukaran antarjasa lingkungan. Untuk
itu, dalam menelaah kinerja layanan/jasa ekosistem perlu memperhatikan perkiraan
permintaan dan konsumsi sumber daya alam, jumlah populasi manusia yang menggunakan
ekosistem, dan dampak pemanfaatan suatu ekosistem terhadap ekosistem lainnya.

d. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

Sumber daya alam sebagai salah satu modal dasar pembangunan harus dimanfaatkan
sepenuhnya dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya
alam harus dilakukan secara efisien. Apalagi di negara berkembang, terdapat cukup banyak
hambatan dalam proses pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam tersebut.

Dengan demikian, diperlukan suatu kajian untuk merencanakan bagaimana pengelolaan


dan pemanfaatan sumber daya alam tersebut agar berkelanjutan. Melalui perhitungan
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam, dapat diperkirakan pula apakah implementasi
suatu rencana tata ruang dapat memanfaatkan sumber daya alam secara efisien atau tidak.

e. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

Kerentanan dampak perubahan iklim dapat dilihat melalui pemetaan kerentanan yang
dilihat dari kondisi geografis wilayah atau kawasan, kondisi topografi, interaksi
lautanatmosfer-daratan, analisis iklim historis, dan analisis pola atau tren curah hujan.

Kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim ini dapat dilihat dari daya dukung
lingkungan, ketersediaan relugasi, adanya kelembagaan yang kuat, dan ketersediaan
sumber daya manusia.

Dalam perencanaan tata ruang, kajian resiko sebagai salah satu masukan dalam proses
perencanaan adaptasi perubahan iklim seharusnya sudah dilaksanakan. KLHS dapat
menjadi pelengkap kajian tersebut dengan melaksanakan kajian mendalam yang
mengarusutamakan perubahan iklim untuk diintegrasikan dalam proses perumusan
kebijakan, rencana, maupun program-program dalam RTR.

I-11 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

f. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

Pembangunan ekonomi daerah dan infrastruktur memerlukan perencanaan yang matang


sebab bukan tidak mungkin akan mengakibatkan dampak buruk bagi kelestarian
lingkungan dan keanekaragaman hayati pada jangka panjang. Terlebih untuk kawasan yang
dilindungi, sejumlah ketentuan khusus harus ditetapkan dan ketentuan tersebut muncul
dari hasil kajian terhadap perkiraan dampak dari pembangunan di sekitar kawasan
tersebut.

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Materi Pokok yang tercantum di dalam Laporan pendahuluan ini antara lain adalah
Pendahuluan, Gambaran Umum dan Tinjauan Kebijakan, Pendekatan dan Metodologi, Rencana
Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan dan Sistem
Pelaporan yang dijelaskan berikut ini :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I menjelaskan tentang latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, ketentuan


umum, landasan hukum, ruang lingkup pekerjaan, keluaran, dan sistematika
pembahasan laporan.

BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN KLHS

Bab II menjabarkan kondisi gambaran umum dan tinjauan kebijakan lokasi


perencanaan yaitu gambaran wilayah Kecamatan Srono dan Kajian awal RDTR
Kecamatan Srono yang disusun dokumen KLHS nya.

BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Bab III menjabarkan pendekatan dan metodologi yaitu beberapa pengertian


terkait serta metodologi yang digunakan dalam analisa serta perumusan masukan
kebijakan dan program dalam RDTR Kecamatan Srono.

BAB IV RENCANA KERJA

Bab IV menjelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan Kajian Lingkungan Hidup


RDTR Kecamatan Srono, jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan pola rencana kerja.

I-12 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bab V menjelaskan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan, susunan tenaga


ahli, uraian tugas tenaga ahli, jadwal penugasan tenaga ahli dan sistem pelaporan.

I-13 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

I-14 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037
LAPORAN PENDAHULUAN

Peta 1. 1 Orientasi Wilayah Perencanaan

Contents
1.1 Latar Belakang ............................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran ................................................................................................... 2
1.2.1 Maksud ............................................................................................................................. 2
1.2.2 Tujuan ............................................................................................................................... 2
1.2.3 Sasaran .............................................................................................................................. 3
1.3 Ketentuan Umum ........................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Istilah dan Definisi ............................................................................................................. 3
1.3.2 Kedudukan KLHS dalam RTR.............................................................................................. 4
1.4 Ruang Lingkup Perencanaan ..................................................................................................... 6
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ..................................................................................................... 6
1.4.2 Ruang Lingkup Materi ....................................................................................................... 6
1.5 Dasar Hukum............................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.6 Keluaran ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
1.7 Sistematika Pembahasan ............................................................ Error! Bookmark not defined.

Gambar 1. 1 Kedudukan KLHS dalam Penyusunan RTR ..................... Error! Bookmark not defined.

I-15 | K A J I A N L I N G K U N G A N H I D U P S T R A T E G I S ( K L H S ) R D T R
KECAMATAN SRONO 2017/2037

Você também pode gostar