Você está na página 1de 15

TEORI PENDAHULUAN

ALIRAN FLUIDA

Disusun Oleh :

Nama : Nur Hayati


Stambuk : 09220150003
Kelompok : 2 (Dua)
Asisten : Husain Mochammad

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap hari kita selalu berhubungan dengan fluida hampir tanpa sadar.
Banyak gejala alam yang indah dan menakjubkan, seperti bukit-bukit pasir
dan ngarai-ngarai yang dalam, terjadi akibat gaya-gaya yang ditimbulkan oleh
aliran udara atau air serta perilaku aliran fuida itu ketika menjumpai halangan.
Pipa air, baik yang dialiri air bersih maupun air limbah, sama sekali bukan
barang yang aneh. Boleh jadi kita sadar bahwa pipa air minum, misalnya,
harus mempunyai diameter yang lebih besar dari suatu harga minimum agar
aliran air di keran-keran dapat mencukupi kebutuhan. Kita mungkin juga
terbiasa dengan benturan antara air dan pipa ketika keran air ditutup secara
tiba-tiba. Pusaran air yang kita lihat ketika air dalam bak mandi dikeluarkan
melalui lobang pembuangannya padaa dasarnya sama dengan pusaran tornado
atau pusaran air di batik jembatan. Radiator air atau uap panas untuk
memanaskan rumah dan radiator pendingin dalam sebuah mobil bergantung
pada aliran fluida agar dapat memindahkan panas dengan efektif.
Bahkan pakar fisiologi pun berkepentingan mengenai konsep mekanika.
Dengan perumpaan jantung adalah sebuah pompa yang mendorong suatu
fluida pipa ((pembuluh – pembuluh darah). Pendek kata kita selalu berurusan
dengan fluida bak itu fluida yang diam maupun fluida yang bergerak
(Ridwan, 1999)
1.2 Tujuan
1. Membuat grafik hubungan debit dan head pompa
2. Membuat grafik hubungan panjang ekuivalen (Le) dengan derajat
pembukaan kran
3. Membuat grafik hubungan antara Co dengan bilangan Reynold
orificemeter
4. Membuat grafik hubungan antara debit aliran dengan tinggi float.
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Rangkaian alat percobaan ditunjukkan secara skematis pada gambar berikut :

3.2 Bahan

Air dan air raksa untuk pengisi manometer pengukur beda tekanan

3.3 Cara Kerja

Dibuat sistem aliran seperti pada gambar di atas. Debit diatur dengan kran dan
kran sirkulasi. Debit air pada tangki diukur dengan mengukur jumlah air yang
lewat dengan gelas ukur dan mengukur waktu yang diperlukan. Debit air pada
tangki adalah volume dibagi waktu. Beda tinggi kolom air pada pompa, kran
dan orificemeter dicatat, demikian pula posisi ketinggian float. Percobaan
dilakukan berulang-ulang dengan debit aliran yang dibuat berbeda. Diameter
dalam pipa dan diameter orifice diamati pula
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Fluida

Defenisi fluida yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluda
adalah dari karakteristik deformasi bahan – bahan tersebut. Zat padat dianggap
sebagai bahan yang menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas ketika
menerima atau mengalami gaya geser.Sedangkan fluida memperlihatkan
fenomena sebagai suatu zat yang tidak dapat menahan bentuk secara
permanen yang dapat mengalami perubahan bentuk mengikuti ruang yang
ditempatinya. Terdapat dua jenis fluida, yakni : fluida termampatkan dan
fluida tak termampatkan. Fluida mampu termampatkan (compressible) ialah
ketika densitas fluida mudah dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan
tekanan. Fluida tak termampatkan (incompressible) ialah ketika densitas fluida
tersebut tidak terpengaruh oleh banyaknya perubhan tekanan dan suhu. Fluida
yang bergerak (mengalir) akan membentuk suatu pola aliran tertentu.

Jenis aliran fluida jika dibedakan dari jenis pola alirannya, dapat menjadi:

1. Aliran laminar (aliran berlapis)


Aliran dengan fluida yang bergerak seperti berbentuk lapisan – lapisan, yang
tidak saling campur. Aliran ini terjadi pada kecepatan aliran fluida yang
lambat, densitas fluida yang rendah, dan viskositas yang tinggi.
2. Aliran Turbulen (aliran bergolak)
Alirran dengan partikel-partikel bergerak tidak menentu karena terjadi
pencampuran dan eddies dalam aliran.
3. Aliran Transisi
Aliran peralihan dari laminar ke turbulen.
Aliran transisi Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar
ke aliran turbulen. Jenis aliran fluida dapat dibedakan menurut Bilangan
Reynold (NRe) merupakan fungsi dari : kecepatan fluida (v), viskositas(µ),
rapat massa (ρ), dan diameter pipa (D).
Bilangan Reynold secara sistematis dapat dirumuskan menjadi persamaan:
ρvD
= (2.1)
µ

dengan;
𝜌 = berat jenis fluida (kg/m3)
v = kecepatan linier fluida (m/s)
D = diameter pipa (m)
𝜇 = viskositas fluida (kg/m.s)
Jenis aliran bila dibedakan menurut bilangan reynoldnya pada pipa lurus
berbentuk tabung:
NRe< 2100, aliran laminar
NRe> 4000, aliran turbulen
2100 < NRe> 4000 aliran transisi

2.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida

1.Kerapatan(density): adalah jumlah / kwantitas suatu zat pada suatu unit


volume density dapat dinyatakan dalan tiga bentuk :
a. Mass density (p) satuan dalam SI adalah (kg/m3)
b. Berat spesifik (specific weight) (y) = p . g satuan dalam SI = N/m3
dimana g=percepatan gravitasi (9,81 mls2)
c. Spesifik gravity (s.g) merupakan perbandingan antara density dengan
berat
spesifik suatu zat terhadap density atau berat spesifik suatu standard zat
umumnya terhadap air. Jadi s.g tidak mempunyai satuan.
2. Viskositas. Viskositas suatu fluida merupakan perbandingan antara density
dengan fluida terhadap deformasi suatu perubahan bentuk.
Dalam sistim SI tegangan (τ)= µ(du/dy), atau dengan kata lain tegangan
geser diekspresikan dalam satuan N/m2 (Pa) dan gradien kecepatan
(du/dy) dalam (m/s)/ m,karena itu satuan SI untuk viskositas dinamik
adalah : N.s/m2 atau kg/m.s.Sedang viskositas kinematik (v) didefenisikan
sebagai perbandingan viskositas dinamik terhadap kerapatan (density)v =
J.l/p dalam SI viskositas kinematik mempunyai satuan m2ls. (Ridwan,
1999)
2.3 Aliran Laminar dan Turbulen dalam Pipa
Aliran fluida dapat dibedakan menjadi aliran laminar dan aliran turbulen,
ini tergantung pada jenis garis alir yang dihasilkan oleh partikel-partikel fluida.
Jika aliran dari seluruh partikel fluida bergerak sepanjang garis yang sejajar
dengah arah aliran (atau sejajar dengan garis tengah pipa, jika fluida mengalir
di dalam pipa), fluida yang seperti ini dikatakan laminar
Fluida laminar kadang- kadang disebut dengan fluida viskos atau fluida
garis alir (streamline). Kata laminar berasal dari bahasa latin lamina, yang
berarti lapisan atau plat tipis. Sehingga, aliran laminar berarti aliran yang
berlapis -lapis. Lapisan - lapisan fluida akan saling bertindihan satu sama lain
tanpa bersilangan.Jika gerakan partikel fluida tidak lagi sejajar, mulai saling
bersilang satu sama lain sehingga terbentuk pusaran di dalam fluida, aliran
yang seperti ini disebut dengan aliran turbulen.

Gambar 2.1 Aliran laminar (atas) dan aliran turbulen (bawah)


(sumber : Wuryanti, 2016)
Karakteristik struktur aliran internal (dalam pipa sangat tergantung dari
kecepatan rata - rata aliran dalam pipa, densitas, viskositas dan diameter pipa.
Aliran fluida (cairan atau gas) dalam pipa mungkin merupakan aliran laminer
atau turbulen. Perbedaan antara aliran laminar dan turbulen secara eksperimen
pertama sekali dipaparkan oleh Osborne Reynolds pada tahun 1883 dan
ditunjukkannya bahwa ada dua modus yang mungkin pada aliran mela1ui pipa.
Dalam modus yang pertama partikel-partikel fluida (air) mengikuti garis lurus
yang sejajar dengan pipa akan tetapi dalam modus yang kedua tiap partikel
fluida rupanya mengikuti suatu lintasan yang di seluruh pipa, hanya gerakan
rata-ratanya yang mengikuti sumbu pipa. Modus pertama disebut aliran
laminer, sedangkan modus yang kedua disebut aliran turbulen.
Transisi dari aliran laminer ke aliran turbulen tentunya merupakan fungsi
dari bilangan Reynolds dan bukan hanya pada kecepatan saja, yang dapat
ditunjukkan dengan eksperimen. Malahan transisi terjadi pada bilangan
Reynolds yang bersangkutan dengan terjadinya penambahan koefisien gesek
secara tiba-tiba dan karena itu perubahan modus aliran ini dapat dianggap
sebagai sebab efek tersebut. Transisi terjadi karena di atas bilangan reynolds
yang tertentu aliran laminar menjadi tidak stabil, bila suatu gangguan keeil
diberikan pada aliran. Pengaruh gangguan ini makin membesar dengan
bertambahnya waktu. Suatu aliran dikatakan stabil bila gangguan-gangguan
diredamkan. Tenyata bahwa di bawah bilangan Reynolds yang tertentu aliran
pipa yang laminer bersifat stabil untuk tiap gangguan yang kecil dankarena itu
tetap laminer.Bila bilangan Reynolds diperbesar, aliran pipa laminer menjadi
tidak stabil.Pada bilangan Reynolds yang tinggi ini gangguan-gangguan
tumbuh dan berinteraksi satu sama lain yang mengakibatkan gerakan fluktuasi
yang memberikan ciri pada aliran turbulen. Karena transisi tergantung pada
ganguan-gangguan yang dapat berasal dari luar (karena getaran misalnya )
atau karena kekasaran permukaan pipa, transisi tersebut dapat terjadi dalam
suatu selang bilangan Reynolds. Dalam eksperimen-eksperimen yang diatur
secara hati-hati aliran laminer dalam pipa dapat diusahakan hingga bilangan
Reynolds 2000 sampai 3000. Di bawah Re = 2000 aliran benar-benar bersifat
stabil dan selalu laminer. Batas atas yang eksak dari hingga harga Re yang
masih memungkingkan terjadinya aliran laminar belum diketahui dan aliran
laminer dengan Re sampai 40.000 telah diamati dalam suasana istimewa.
Aliran turbulen dan turbulensi tidak terbatas pads aliran dalam pipa saja,tetapi
juga terjadi pada aliran-aliran melalui permukaan atau benda – benda. Malahan
turbulensi dapat terjadi pada tiap jenis aliran asalkan bilangan Reynolds-nya
cukup tinggi. Turbulensi juga merupakan ciri dari beberapa aliran yang
dijumpai sehari – hari.
2.5 Klasifikasi aliran
Banyak kriteria yang dapat digunakan uuntuk mengklasifikasikan fluida
sebagai contoh aliran dapat digolongkan sebagai aliran steady atau unsteady
seragam atau tidak seragam laminer atau turbulen dan dapat mampat atau
tidak dapat mampat. Selain itu, aliran gas ada yang subsonik, transonik.
supersonik atau hipersonik, sedangkan zat cair yang mengalir disaluran
terbuka ada yang sub kritis, kritis atau super kritis.
Namun secara garis besar dapat dibedakan atau dikelompokkan jenis aliran
adalah sebagai berikut :
1. Aliran tunak(steady): suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruh
oleh perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak
mernpunyai percepatan)
2. Aliran seragam (uniform): suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik
besar
maupun arah, dengan kata lain tidak terjadi perubahan kecepatan dan
penampang Iintasan.
3. Aliran tidak seragam (non uniform) : suatu aliran yang dalam kondisi
berubah baik kecepatan
Fluida inkompressibel adalah suatu fluida yang tak dapat
dimampatkan. Sebagian besar cairan dapat dikatakan sebagai
inkompressibel. Dengan itu dapat dikatakan bahwa fluida gas adalah fluida
kompressibel, karena dapat dimampatkan. Sedangkan fluida viskos adalah
fluida yang tidak mengalir dengan mudah, seperti madu dan
aspal.(Wuryanti, 2016)

2.6 Neraca Energi

Neraca energi adalah persamaan matematis yang menyatakan


hubungan antara energi masuk dan energi keluar suatu system yang
berdasarkan pada satuan waktu operasi. Neraca energi dibuat berdasarkan
pada hukum pertama termodinamika. Hukum pertama ini menyatakan
kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat dimusnahkan atau dibuat, hanya
dapat diubah bentuknya. Perumusan dari neraca energi suatu sistem mirip
dengan perumusan neraca massa.

Konsep Makro:

Energi masuk ke sistem + Energi yang timbul dalam sistem = Akumulasi


energi dalam sistem + energi keluar dari sitem + energi yang dipakai dalam
sistem
E1 + Q = ΔE + E2 + W (2.2)

Ada dua macam proses dalam perhitungan neraca energi:

1. Proses alir yaitu bahan masuk dan keluar system secara kontinyu
2. Proses batch yaitu bahan masuk dan keluar pada waktu tertentu

Gambar 2.3 Skema proses pada system batch (Hukum & Energi,
n.d.2014)

2.7 Neraca Massa

Neraca massa adalah suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-
bahan yang masuk, yang terakumulasi dan yang keluar dalam waktu tertentu.
Perhitungan dan perincian banyaknya bahan-bahan ini diperlukan untuk
pembuatan neraca energi, perhitungan rancangan dan evaluasi kinerja suatu
alat atau satuan pemroses Pernyataan tersebut sesuai dengan hukum kekekalan
massa yakni: massa tak dapat diciptakan tidak dapat dijelmakan atau
dimusnahkan. Prinsip umum neraca massa adalah membuat sejumlah
persamaan-persamaan yang saling tidak tergantung satu sama lain, dimana
persamaan -persamaan tersebut jumlahnya sama dengan jumlah komposisi
massa yang tidak diketahui. Untuk rancangan misalnya, diperlukan
perhitungan jumlah hasil yang akan diperoleh atau sebaliknya bahan baku dan
bahan pembantu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dalam jumlah
tertentu. Contoh dari pemanfaatan neraca massa adalah untuk merancang
reaktor kimia menganalisa berbagai macam proses produksi bahan kimia, dan
untuk emodelkan pendispersian polusi.

Persamaan neraca massa secara umum adalah:

Gambar 2.2 Diagram Neraca Massa (Hukum & Energi, n.d.2014)

Persamaan neraca massa:


Massa masuk = massa keluar + massa yang terakumulasi
MA+ MB+ MC= MD+ ME+ M akumulasi (2.3)
Bila tidak ada massa yang terakumulasi, maka persamaan menjadi:
Massa masuk = massa yang keluar
MA+ MB+ MC= MD+ ME (2.4)
Persamaan umum neraca massa untuk suatu sistem proses :
Satuan di setiap arus adalah satuan massa atau mol atau (massa/waktu atau
mol/waktu).
Akumulasi adalah perubahan massa terhadap waktu.
Untuk proses Staedy state maka akumulasi = 0.
Untuk proses unsteady state maka akumulasi tidak sama dengan nol.
Untuk proses fisissteady state, maka kecepatan masuk – kecepatan keluar = 0.
Untk proses kimia steady state maka akumulasi = 0.
Neraca massa dapat disusun untuk :
1. Neraca massa total atau campuran.
2.Neraca massa komponen tertentu.
3.Neraca massa unsur atau elemen (Hukum & Energi, n.d.2014)

2.8 Pompa

Pompa adalah suatu alat atau suatu mesin yang digunakan untuk
memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara dari
tekanan yang rendah ke tekanan yang tinggi. Kenaikan tekanan cairan tersebut
digunakan untuk mengatasi hambatan hambatan pengaliran. Hambatan -
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek.
Ada beberapa karakteristik dari sistem pemompaan antara lain :
1. Tahanan sistem (head)
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju
tertentu. Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem,
yang juga disebut “head”. Head total merupakan jumlah dari head statik
dan head gesekan/friksi.
2. Head gesekan/friksi (hf)
Ini merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk
mengalir dalam pipa dan sambungan - sambungan. Head ini tergantung
pada ukuran, kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit
aliran, dan sifat dari cairan. Head gesekan/friksi sebanding dengan kuadrat
debit aliran. Loop tertutup sistem sirkulasi hanya menampilkan head
gesekan/friksi (bukan head statik). Dalam hampir kebanyakan kasus, head
total sistem merupakan gabungan antara headstatik dan head gesekan.

3. Kinerja hisapan pompa


Kavitasi atau penguapan adalah pembentukan gelembung di bagian dalam
pompa. Hal ini dapat terjadi jika tekanan statik fluida setempat menjadi
lebih rendah dari tekanan uap cairan (pada suhu sebenarnya).
Kemungkinan penyebabnya adalah jika fluida semakin cepat dalam kran
pengendali atau disekitar impeller pompa. Penguapan itu sendiri tidak
menyebabkan kerusakan. Walau demikian, bila kecepatan berkurang. (
Lisa. 2016)
2.9 Orificemeter
Meter orifice adalah satu set peralatan yang diletakan di suatu pipa untuk
menghambat aliran fluida dan menimbulkan pressure drop. Pengukuran laju
alir (flow rate) didapat dari perbedaan tekanan karena adanya pressure drop
tersebut. Metode pengukuran ini disebut inferential flow ratemeter dimana
meter orifice tidak langsung mengukur jumlah fluida, namun mengukur
parameter – parameter yang ada kemudain dikonversi menjadi laju alir fluida.
Skema orificemeter (alat ukur debit aliran) adalah seperti gambar berikut :

Gambar 2.4 skema orificemeter (alat ukur debit aliran) ((Penyusun,


2016)
Jika pipa dipasang penghalang yang tengahnya berlubang. Dengan adanya
penghalang tersebut luas penampang aliran menyempit (A2< A1), sehingga
kecepatan aliran 1 berbeda dengan di 2. Akibatnya tekanan di 1 berbeda
dengan di 2. Tekanan di 2 tidak dapat diukur tepat ditempatnya, tetapi bisa
didekati dengan tekanan sedikit dibelakang penghalang.
Persamaan kontinuitas aliran :
Karena ρ1 = ρ2 maka : ρ1A1ʋ1= ρ2A2ʋ2
A1ʋ1 = A2ʋ2

𝐴2
ʋ1= ʋ2 (2.5)
𝐴2
Neraca energy mekanis dengan anggapan z1 = z2, F = 0, W = 0 menghasilkan:
𝑝1 𝑣21 𝑝2 𝑣22
+ + 𝜌𝑔 +
𝜌𝑔 2𝑔 2𝑔
𝑝1 1 𝑝2 𝑣22
+ 2𝑔 (𝐴2/𝐴1)2 ʋ22 = 𝜌𝑔 +
𝜌𝑔 2𝑔

2(𝑝1 − 𝑝2)
ʋ2 = √ 𝐴2
𝑝 (1 − (𝐴2) 2

Debit aliran bisa dihitung sebagai :


Q = A2v2

2(𝑃1 − 𝑃2)
Q =𝐴2√ 𝐴2 (2.6)
𝜌(1 − (𝐴2) 2

Rumus tersebut perlu dikoreksi (faktor koreksi = coefficient of discharge =


Co), karena P2 tidak diukur tepat pada lubang orifice dan pada prakteknya
rumus tersebut perlu dikoreksi (faktor koreksi = coefficient of discharge =
Co), karena P2 tidak diukur tepat pada lubang orifice dan pada prakteknya
gesekan (F), sehingga diperoleh:

2 (𝑃1 − 𝑃2)
Q =CoA2 √ 𝐴2 (2.7)
𝜌( 1 − (𝐴1) 2)

Maka P1 dan P2 dapat diukur, maka nilai Co bisa dihitung. (Penyusun,


2016)
Prinsip kalibrasi orifice meter ialah mengukur waktu yang dibutuhkan
untuk menampung fluida sampai mencapai volume tertentu Persamaan
Bernoulli memberikan dasar untuk mengkorelasi peningkatan head kecepatan
dengan penurunan head tekanan. Persamaan Bernoulli yang dapat diterapkan
pada orifice meter ini adalah:
½ ( v2 2 – v1 2 ) + g (Z2 – Z1) + 1/ (P2 – P1) = hL (2.8)
dimana :

Δv = perbedaan kecepatan (m/s)


ΔZ = perbedaan ketinggian (m)
ΔP = perbedaan tekanan (N/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2
BAB IV
KESIMPULAN
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir bisa berupa cairan atau gas.
Fluida mengubah bentuknya dengan mudah dan didalam kasus mengenai
gas,mempunyai volume yang sama dengan volume pengaduk yang membatasi gas
tersebut. Pemakaian mekanika kepada medium kontinyu,baik benda padat
maupun fluida adalah didasari pada hukum gerak newton yang digabungkan
dengan hukum gaya yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Hukum, K., & Energi, K. (n.d.) (2014). BAB 2 Pengenalan Neraca Energi pada
Proses Tanpa Reaksi.
Lisa Yuliani. (2016). Analisa aliran fluida dan perubahan luas permukaan dalam
sistem pipa
Penyusun, T. (2016). Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia : II. Makassar :
Universitas Muslim Indonesia, 1–30.
Ridwan. (1999). Mekanika Fluida Dasar, 1–102.
Wuryanti, S. (2016). Neraca Massa Dan Energi. Politeknik Negeri Bandung.

Você também pode gostar

  • Sampul Proposal Penelitian
    Sampul Proposal Penelitian
    Documento2 páginas
    Sampul Proposal Penelitian
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Hak Ijbar
    Proposal Hak Ijbar
    Documento5 páginas
    Proposal Hak Ijbar
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • OPTIMASI HAK IJBAR WALI
    OPTIMASI HAK IJBAR WALI
    Documento18 páginas
    OPTIMASI HAK IJBAR WALI
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Absen Asistensi
    Absen Asistensi
    Documento2 páginas
    Absen Asistensi
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Dengan Gangguan Excel
    Dengan Gangguan Excel
    Documento3 páginas
    Dengan Gangguan Excel
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • OPTIMASI HAK IJBAR WALI
    OPTIMASI HAK IJBAR WALI
    Documento18 páginas
    OPTIMASI HAK IJBAR WALI
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • 3.3 Diagram Alir
    3.3 Diagram Alir
    Documento1 página
    3.3 Diagram Alir
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • DINAMIKA PROSES
    DINAMIKA PROSES
    Documento39 páginas
    DINAMIKA PROSES
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Agama
    Agama
    Documento6 páginas
    Agama
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Kedudukan Agama Dalam Kehidupan Manusia Dilihat Dari Aspek Psikologi
    Kedudukan Agama Dalam Kehidupan Manusia Dilihat Dari Aspek Psikologi
    Documento6 páginas
    Kedudukan Agama Dalam Kehidupan Manusia Dilihat Dari Aspek Psikologi
    Fikry Milano
    Ainda não há avaliações
  • Tujuan
    Tujuan
    Documento1 página
    Tujuan
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Sampul PKL
    Sampul PKL
    Documento5 páginas
    Sampul PKL
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Teori Pendahuluan He
    Teori Pendahuluan He
    Documento15 páginas
    Teori Pendahuluan He
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Dengan Gangguan Excel
    Dengan Gangguan Excel
    Documento3 páginas
    Dengan Gangguan Excel
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Ekstraksi
    Ekstraksi
    Documento1 página
    Ekstraksi
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Lampiran A
    Lampiran A
    Documento9 páginas
    Lampiran A
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Bab 1 Drying Laporan
    Bab 1 Drying Laporan
    Documento9 páginas
    Bab 1 Drying Laporan
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • BAB II1 Cair Laporan
    BAB II1 Cair Laporan
    Documento42 páginas
    BAB II1 Cair Laporan
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • INDUSTRI PUPUK UREA
    INDUSTRI PUPUK UREA
    Documento19 páginas
    INDUSTRI PUPUK UREA
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • BAB II1 Cair Laporan
    BAB II1 Cair Laporan
    Documento42 páginas
    BAB II1 Cair Laporan
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • PTPBB-UMI
    PTPBB-UMI
    Documento7 páginas
    PTPBB-UMI
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • TP Ekstraksi Cair Cair
    TP Ekstraksi Cair Cair
    Documento16 páginas
    TP Ekstraksi Cair Cair
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • BAB V He Acc
    BAB V He Acc
    Documento1 página
    BAB V He Acc
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • BAB I TP Dinamika Proses
    BAB I TP Dinamika Proses
    Documento7 páginas
    BAB I TP Dinamika Proses
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • INDUSTRI PUPUK UREA
    INDUSTRI PUPUK UREA
    Documento19 páginas
    INDUSTRI PUPUK UREA
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • BAB III Sedimentasi
    BAB III Sedimentasi
    Documento5 páginas
    BAB III Sedimentasi
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • BAB V He Acc
    BAB V He Acc
    Documento1 página
    BAB V He Acc
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Igo
    Igo
    Documento6 páginas
    Igo
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • TabeL Bab 4
    TabeL Bab 4
    Documento3 páginas
    TabeL Bab 4
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações
  • Proposal Kegiatan RAKORNAS XVII
    Proposal Kegiatan RAKORNAS XVII
    Documento29 páginas
    Proposal Kegiatan RAKORNAS XVII
    Heny Setiawaty Galus
    Ainda não há avaliações