Você está na página 1de 5

NAMA : RAJAB AMALI

NPM : 17110028
PROGDI : TEKNIK SIPIL
MATA KULIAH : KIMIA REKAYASA

Analisis gravimetri
Analisis gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif dengan penimbangan.
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada pengukuran berat,
yang melibatkan pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari suatu endapan. Tahap awal
analisis gravimetri adalah pemisahan komponen yang ingin diketahui dari komponen-komponen
lain yang terdapat dalam suatu sampel kemudian dilakukan pengendapan.

Suatu metode analisis gravimetri biasanya didasarkan pada reaksi kimia seperti :
aA + rR → AaRr

Dimana a adalah molekul analit A yang bereaksi dengan sejumlah r molekul R menghasilkan
produk AaRr, yang pada umumnya merupakan zat yang tidak dapat larut atau sangat sedikit
larut, dan dapat ditimbang setelah pengeringan atau yang bisa dibakar menjadi senyawa lain
yang komposisinya diketahui, untuk kemudian ditimbang. Sebagai contoh, kalsium bisa
ditetapkan secara gravimetri melalui pengendapan kalsium oksalat dan pembakaran oksalat
tersebut menjadi kalsium oksida:

Ca2 + C2O42- → CaC2O4(s)


CaC2O4(s) → CaO(s) + CO2(g) + CO(g)

Biasanya reagen R ditambahkan secara berlebih untuk menekan kelarutan endapan. Tidak
semua cara gravimetri didasarkan pada pembentukan endapan, ada juga yang didasarkan pada
pengusiran suatu komponen sebagai gas, lalu hasil reaksi itu ditimbang. Misalnya, penentuan
karbonat dapat dilakukan dengan penambahan asam, sehingga karbonat terurai menjadi gas CO2
lalu gas CO2 ini ditangkap dan ditimbang. Dalam hal ini cara-cara gravimetri dibedakan menjadi
2, yaitu cara evolusi dan cara pengendapan (Harjadi 1986).
Analisis gravimetri merupakan cara analisis tertua dan paling murah. Gravimetri memerlukan
waktu yang relatif lama dan hanya dapat digunakan untuk kadar komponen yang cukup besar.
Suatu kesalahan kecil, secara relatif akan berakibat besar. Gravimetri masih dipergunakan untuk
keperluan analisis, karena waktu pengerjaannya yang tidak perlu terus-menerus, dan setiap
tahapan pengerjaan memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, ketepatan analisis gravimetri
untuk bahan tunggal dengan kadar lebih dari 1% jarang menggunakan metode lain.
Penilaian Analisis Secara Gravimetri
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penilaian analisis secara gravimetri:
1. Waktu analisis
Analisis secara gravimetri lebih menguntungkan, karena tidak memerlukan alat-alat yang
terkalibrasi (kecuali neraca) dan standarisasi. Waktu yang diperlukan untuk analisis dibedakan
menjadi dua macam, yaitu waktu total dan waktu kerja. Waktu total (elapsed time) ialah waktu
mulai awal pekerjaan sampai selesai sepenuhnya, sedangkan waktu kerja adalah jumlah waktu
yang benar-benar digunakan untuk melakukan pekerjaan.
2. Kepekaan analisis gravimetri
Kepekaan analisis sering dibatasi oleh alat-alat yang digunakan. Dengan neraca yang sesuai dan
terkalibrasi, maka berat endapan dapat ditentukan dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil.
Kepekaan analisis gravimetri lebih ditentukan oleh kesulitan untuk memisahkan endapan yang
hanya sedikit dari larutan yang cukup besar volumenya.
3. Ketepatan analisis gravimetri
Secara umum sulit untuk membicarakan ketepatan (accuracy) dalam analisis gravimetri. Banyak
kesalahan dapat timbul karena kelarutan, kopresipitasi, ketidakpastian susunan akhir endapan
yang ditimbang, dan sebagainya. Pengaruh sumber-sumber kesalahan tidak sama pada semua zat,
bahkan untuk zat yang sama sekalipun, karena matriks atau pengganggu ikut menentukan.
4. Kekhususan cara gravimetri
Pereaksi gravimetri jarang khas (spesifik), bahkan hampir semuanya selektif, dalam arti
mengendapkan sekelompok ion. Maka ion dalam kelompok itu secara potensial merupakan
penggangu analisis ion lain dalam kelompok tersebut, kecuali kalau dilakukan pemisahan
terlebih dahulu. Pada umumnya, cara gravimetri kurang spesifik dibandingkan dengan banyak
cara lainnya.
Sumber-sumber kesalahan analisis gravimetri
Dilihat secara menyeluruh, kesalahan dapat terjadi karena:
 Metode tidak sesuai (kadar terlalu rendah)
 Penimbangan: pengeringan bahan/wadah belum cukup (belum konstan), cara menimbang
salah.
 Kurang sempurna melarutkan komponen yang dicari.
 Perhitungan tidak tepat.
Macam-macam Metode Gravimetri
A. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan dalam metode
ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu pereaksi
tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan suatu
pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap.
Berdasarkan pembentukan suatu gas, gravimetri dibedakan menjadi 2 cara (Harjadi 1986):

1. Gravimetri Penguapan Tidak langsung

Gravimetri dapat digunakan dalam analisis kadar air. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan
cara gravimetri evolusi langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan
kemudian fase gas dihitung berdasarkan padatan tersebut, maka disebut gravimetri evolusi tidak
langsung.

2. Gravimetri Penguapan Langsung

Penguapan cara langsung lebih sulit, karena harus diusahakan jangan sampai ada gas yang tidak
melewati tabung, misalnya karena kebocoran dalam alat. Misalnya pada penentuan kadar air,
mungkin bukan hanya air yang menguap, tetapi juga zat-zat yang titik didihnya rendah ikut
menguap.

B. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang secara kuantitatif,
dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu.
Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil sehingga
bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang.
C. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi endapan
logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus listrik dengan besar
tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam dengan bilangan
oksidasi nol.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara
elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut
cukup besar seperti air limbah.
Langkah-langkah Analisis Gravimetri
1. Persiapan Contoh/sampel
2. Penimbangan Cuplikan
3. Pelarutan Cuplikan
4. Pengendapan
5. Penyaringan dan Pencucian Endapan
6. Pengabuan dan Penimbangan Sisa Pijar
7. Perhitungan Hasil
Beberapa contoh faktor gravimetric:
Kelemahan-kelemahan :
 Tidak Inert, yaitu dapat rusak
oleh basa dan asam pekat, macam-macam
oksidator yang dapat mengakibatkan
bocor.
 Kekuatan mekanisnya
kurang, mudah sobek sehingga dapat bocor
dan mengotori endapan karena serat-
seratnya terbawa, terutama penyaringan
yang menggunakan vakum.
 Dapat mengadsorpsi bahan-
bahan dari larutan yang disaring.
 Harus dibakar sampai habis,
karena tidak adapat dikeringkan sampai
mencapai berat konstan.
Keuntungan menggunakan kertas saring
ialah murah, mudah diperoleh, efisiensi penyaringan tinggi disebabkan karena permukaannya
yang luas dan perbandingan luas pori-pori terhadap luas permukaan seluruhnya besar. Kertas
saring tersedia dengan pori-pori halus, medium dan kasar.
Persyaratan Endapan Gravimetri
Faktor-faktor yang menentukan analisis dengan pengendapan yang berhasil, adalah (Basset et al.
1994):
 Endapan tak dapat larut, sehingga tak akan terjadi kehilangan yang berarti, bila endapan
dikumpulkan dengan cara menyaring. Dalam praktek, hal ini biasanya berarti bahwa
jumlah zat itu yang tetap tertinggal dalam larutan tidak melampaui jumlah minimum yang
terdeteksi oleh neraca analitik biasa yaitu 0,1 mg.
 Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat dengan mudah dipisahkan
dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas dari zat pengotor yang
larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya berukuran sedemikian, sehingga tak lolos
melalui medium penyaring, dan bahwa ukuran partikel tak dipengaruhi (atau, sedikitnya,
tak berkurang oleh proses pencucian)
 Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat yang murni dengan komposisi kimia yang
tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran, atau dengan operasi-operasi kimia yang
sederhana, seperti penguapan bersama cairan yang sesuai.
Syarat-syarat lain dijelaskan pada Tabel berikut (Harjadi 1986):

Jenis-jenis endapan
1. Endapan kasar
2. Endapan bulky
3. Endapan Spesifik

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelarutan Endapan


1. Suhu
2. Pelarut
3. Ion Senama
4. Pengaruh pH
5. Terbentuknya Ion Kompleks
6. Kontaminasi Endapan

Você também pode gostar