Você está na página 1de 20

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA I

Materi : Kompleksometri

Oleh:

Kelompok : 6/Selasa Pagi

Bimo Setio Wicaksono 21030117190174

Fikri Risang 21030117130130

Mela Rizki 21030117190178

Sri Yustika 21030117120052

Labolatorium Dasar Teknik Kimia I

Departemen Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Semarang

2017
KOMPLEKSOMETRI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sarjana Teknik Kimia terkadang dituntut untuk memiliki keterampilan dalam
hal menganalisa kandungan logam (Ca, Ba, Sr, Cu, Zn, Cd, Bi, Cu, Al, Sc, Hg, Ni,
Co, Mg), kesadahan (yang dinyatakan sebagai CaCO3 , HCO3) dan atau CaO di dalam
sampel berujud cair maupun dalam sampel padat. Proxymate analysis terhadap
logamlogam di dalam sampel, atau kondisi kesadahan air, umumnya diperlukan untuk
mengetahui spesifikasi bahan yang akan diolah/ diproses lebih lanjut di unit produksi.
Salah satu cara menganalisa parameter tersebut diatas adalah dengan menggunakan
metode analisa kompleksometri. Banyak laboratorium di berbagai jenis industri yang
menggunakan metode analisa kompleksometri untuk mengukur parameter-parameter
tersebut diatas seperti industri semen, industri baja serta industri yang menggunakan
steam (uap), industri air minum kemasan, dan lain sebagainya.
Analisa kompleksometri merupakan salah satu analisa titrasi volumetrik yang
mencakup pembentukan kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit sekali
terdisosiasi dengan menggunakan indikator. Salah satunya adalah EBT (Eriochrom
Black T). Titik akhir titrasi ditandai oleh perubahan warna sampel dari warna merah
anggur menjadi warna biru. Sebagai titran menggunakan garam Na2EDTA. Jika
didalam sampel terdapat logam Ca, Mg, Fe, maka akan terjadi substitusi antara logam
berat dengan ion Natrium dalam titran Na2EDTA. Dari hasil substitusi atau kebutuhan
EDTA akan diketahui berapa kandungan logam tersebut dalam sampel.

1.2. Tujuan Praktikum

2. Menganalisa kesadahan sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan total dalam


sampel air kelurahan Ngijo, air kelurahan Gayamsari, air kelurahan Tlogomulyo,
dan air danau Ranungkumbolo
3. Menganalisa kandungan CaO didalam sampel semen putih

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 1


KOMPLEKSOMETRI

1.3. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa memahami dan mempunyai keterampilan untuk menganalisa kesadahan


sementara, kesadahan tetap, dan kesadahan total dalam sampel air kelurahan
Ngijo, air kelurahan Gayamsari, air kelurahan Tlogomulyo, dan air danau
Ranungkumbolo
2. Mahasiswa memahami dan mempunyai ketrampilan menganalisa kandungan oksida
logam CaO dalam semen putih.

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 2


KOMPLEKSOMETRI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kompleksometri


Kompleksometri adalah salah satu jenis analisa kimia kuantitatif yang
melibatkan pembentukan senyawa kompleks atau ion kompleks yang larut tapi sedikit
terdisosiasi. Larutan standar yang digunakan antara lain adalah EDTA (Etilen Diamin
Tetra Asetat), DCYTA (Diamino Cyclohexane Tetraacetic Acid), EGTA (Etilena
Glikol Tetraacetic Asam), NTA (Nitrilo Triasetat), Trien dan indikator yang
digunakan adalah methallochromic indicator, berupa senyawa organik yang dapat
menghasilkan warna yang intensif ketika membentuk senyawa logam kompleks.
Indikator tersebut antara lain adalah EBT, Murexide, Metalphthalein, Pyridylazo
Naphthol, Pyrocatechol Violet, Xylenol Orange, Calcon dan Calgamite. Senyawa
kompleks terbentuk dari suatu reaksi ion logam suatu kation dengan suatu anion atau
molekul netral. Ion logam dalam molekul kompleks disebut atom pusat sedangkan
ion atau gugus terikat pada atom pusat disebut ligan. Banyaknya ikatan yang
dibentuk oleh atom logam pusat disebut bilangan koordinasi logam itu. Reaksi yang
membentuk kompleks ini dapat disebut sebagai reaksi asam basa Lewis, dengan ligan
bertindak sebagai basa yang menyumbangkan sepasang elektronnya kepada kation
yang merupakan asamnya. Indikator juga dapat bereaksi dengan H3O+ membentuk
senyawa yang berwarna, mirip dengan senyawa kompleks metal-indikator. Dalam hal
ini, maka sangat penting mengontrol pH untuk mencegah terjadinya kompetisi antara
ion logam dengan H3O+.

2.2. Larutan Standard EDTA (Etilen Diamin Tetra Asetat)


EDTA merupakan ligan seksidentat yang berpotensi dapat berkoordinasi
dengan ion logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus EDTA
bebas sering disingkat H2Y2-. EDTA merupakan larutan penetrasi pembentuk
khelat yang dapat digunakan untuk analisa kimia dari berbagai logam. Titrasi
ion logam dengan pembentukan khelat ini disebut titrasi khelometrik.
LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 3
KOMPLEKSOMETRI

2.3. EBT ( Eriochrom Black T )


EBT (Eriochrom Black T) adalah salah satu indikator ion logam yang dipakai
dalam analisa kompleksometri dengan rumus bagan dapat dinyatakan sebagai H2In.

Gambar 2.1 Eriochrom Black T


Perubahan EBT pada macam-macam pH :

H2In- ' HIn2+ ' In3-


merah biru orange
pH 5,3-7,3 pH 10,5-12,5

2.4. Larutan Buffer dan pH


Larutan buffer adalah suatu campuran asam / basa lemah dari
garamnya. Sifat larutan buffer adalah :
1. pH dianggap tidak berubah walaupun larutan diencerkan.
2. pH dianggap tidak berubah walaupun ditambah sedikit asam / basa.
Derajat keasaman,pH minimal untuk titrasi logam dengan EDTA adalah sbb: Fe3+
(1,5); Hg2+ (2,2); Cu2+ dan Ni2+ (3,2) ; Pb2+ (3,3); Cd2+ (4,0); Co2+ dan Zn2+
(4,1); Fe2+ (5,1); Ca2+ (7,3) ;Mg2+ (10).

2.5. Kesadahan

Air sadah adalah air yang mengandung ion Ca2+ dan atau Mg2+

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 4


KOMPLEKSOMETRI

Kesadahan dapat dinyatakan sebagai ppm CaCO3, ppm HCO3, derajat Jerman oD
maupun derajat Perancis oF.
Kesadahan diklasifikasi menjadi 2, yaitu :
1. Kesadahan sementara
Berisi garam bikarbonat Ca dan Mg. Dapat dihilangkan dengan pemanasan.
2. Kesadahan tetap

Berisi garam C a 2+ d a n a t a u M g 2+ dalam bentuk SO42- dan Cl- . Dapat


dihilangkan dengan menambahkan soda atau zeolit.

Cara melunakkan air sadah :


a. Kesadahan sementara dihilangkan dengan cara pendidihan
Ca(HCO3)2 → CaCO3 putih + H2O
b. Kesadahan tetap dihilangkan dengan menambahkan garam Natrium
CaCl2 + Na2SO4 → CaCO3 + 2NaCl
MgSO4 + Na2CO3 → MgCO3 +Na2SO4
c. Air sadah yang mengandung garam sulfat juga dapat dihilangkan dengan cara

disaring menggunakan saringan yang diberi batu zeolit sehingga anion SO42-
yang terdapat dalam air akan terjerap dalam zeolit dan akhirnya menjadi lunak
.
2 SiO2 AlO2Na2O + Ca(HCO3)2 → 2 SiO2Al2O3CaO + 2 NaHCO3
d. Dengan resin damar sintetis

2 R – SO3H + Ca2+ → R(SO3)2Ca + 2 H+


Resin ada 2 macam :
- Resin karionik untuk penukar kation
i. Damar yang mengandung gugus COOH / SO3H
Rumus : RCOOH / R(SO3H)
- Resin amoniak untuk penukar anion
i. Damar mengandung gugus NH2
ii. Rumus : R(NH2)2
e. e. Ion exchanger
LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 5
KOMPLEKSOMETRI

Prinsipnya sama dengan resin sintetik, diperlukan resin kation dari anion untuk
mengikat logam Ca, Mg maupun ion Chlorida, karbonat, maupun sulfat. Air
yang dihasilkan akan bebas ion-ion tersebut diatas. Air yang akan
dilunakan(demineralisasi) dilewatkan melalui resin penukar ion sampai resin
menjadi jenuh. Resin yang sudah jenuh diregenerasi untuk mengaktifkan
kembali resinnya.

2.6. Penggunaan Kompleksometri Dalam Industri

1. Menentukan kadar CaO dalam batu gamping, gipsum, dan semen.


2. Menentukan kadar Co, Cu, Fe, Pb, Zn dalam besi baja.
3. Menentukan kadar logam Al, Ca, Mg, Zn, Pb, Cu, Co, Fe, Ni, Pb.
4. Menentukan kesadahan air feed water boiler (CaCO3 , HCO3 , oD, oF). 5. Dipakai
dalam industri air minum untuk mengetahui air yang memenuhi syarat air bersih
maupun minum (kandungan logam berat).

2.7. Fungsi Reagen

1. HCl = melarutkan kapur agar kotoran juga larut


2. KOH = membuat larutan basa (pH=10) agar indikator berfungsi dengan baik
3.KCN = membuat kompleks dengan bahan pengganggu sebab kation dapat bereaksi
dengan EDTA
4. EDTA = larutan standard titrasi
5. Buffer = mempertahankan pH
6. EBT = indikator untk menunjukkan perubahan TAT pada titrasi
7. MgEDTA = mencegah TAT timbul lebih awal dalam campuran Mg dan Ca
sehingga meningkatkan selektivitas terhadap pembentukan kompleks CaEDTA

2.8. Sifat Fisis dan Kimia Bahan

1. HCl

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 6


KOMPLEKSOMETRI

Fisis :
- BM = 36,47
- Titik Didih = -85,5oC
- Titik Lebur = -111oC
- Massa Jenis = 1,268 gram/ml
- Tidak berwarna
- Kelarutan dalam 100 bagian air (air-panas = 82,3 bagian dalam air-dingin = 56,1
bagian)

Kimia :
- Dalam keadaan pekat dan dipanasi dapat mereduksi kromat dihasilkan ion
chrom, reaksi :

2 K2CrO4 + 10 HCl → 2 Cr3+ + 8 Cl2 + 2 K+ + 8 H2O


- Dalam keadaan encer mengendapkan mercuri sebagai Kalomel

Hg2+ + 2 Cl- → Hg2Cl2

2. KOH
Fisis :
- BM = 50,1
- Titik Didih = 1520oC
- Titik Lebur = 380oC
- Warna putih
- Kelarutan dalam 100 bagian air (panas = 126, dingin = 97 bagian )

Kimia :
- Merupakan basa kuat yang dalam air terionisasi sebagai berikut : KOH →

K+ + OH-
- Membirukan lakmus merah

- Menyerap CO2 dengan reaksi = CO2 + 2 K+ + 2 OH- → K2CO3 + H2O


3. KCN
Fisis :
- BM = -65,11
LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 7
KOMPLEKSOMETRI

- Massa Jenis = 1,529 gram/ml


- TL = 6,345oC
- Warna jernih
- Kelarutan dalam 100 bagian air panas = 122,2 bagian
- Bentuk krital kalsite
Kimia :
- Merupakan garam
- Dapat membentuk senyawa kompleks dengan logam yang dari golongan
transisi

misal : 6 CN- + Fe2+ → [Fe(CN)6]4-

2.9 Tabel Standar Baku Mutu Air

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 8


KOMPLEKSOMETRI

Tabel 2.1 Standart Baku Mutu Air

BAB III

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 9


KOMPLEKSOMETRI

METODE PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1 Bahan :
1. HCl (p) 6. Na2EDTA 0,01 N
2. KOH 7. MgEDTA 0,01 N
3. EDTA
4. Indikator EBT
5. Larutan Buffer
3.1.2 Alat :
1. Statif 7. Pipet tetes
2. Klem 8. Corong
3. Buret 9. Pipet volume
4. Beaker glass 10. Pengaduk
5. Erlenmeyer 11. Cawan porselin
6. Gelas ukur 12. Labu takar
3.1.3 Gambar Dan Fungsi Alat
Nama Alat Gambar Alat Fungsi Alat
1. Statif Sebagai penegak
buret untuk
titrasi

2. Klem Sebagai penjepit


buret

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 10


KOMPLEKSOMETRI

3. Buret Sebagai
penampung
larutan titran
untuk
melakukan
titrasi

4. Beaker Gelas Menampung dan


mengukur
volume larutan

5. Erlenmayer Mengukur dan


mereaksikan zat
kimia

6. Gelas Ukur Untuk mengukur


larutan

7. Pipet Tetes Mengambil dan


meneteskan
larutan

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 11


KOMPLEKSOMETRI

8. Corong Untuk
melakukan
penyaringan dan
penuangan
larutan
9. Pipet Volume Mengambil
10ml larutan

10. Pengaduk Untuk


mengaduk atau
mereaksikan zat
kimia

11. Cawan Keperluan


Porselin mereaksikan
pada suhu yang
tinggi
12. Labu Takar Untuk
melarutkan
senyawa kimia

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 12


KOMPLEKSOMETRI

3.2. Prosedur Praktikum

3.2.1. Penetapan Kesadahan Total


 Ambil 10 ml sampel,atur pH sampai 10 dengan KOH (jika pH mencapai 12
menyebabkan Mg mengendap sehingga EDTA hanya menetapkan Ca)
 Tambah 1 ml buffer 1 ml KCN dan sedikit indikator EBT
 Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru terang
 Catat voume titran yang diperlukan
(V.N) EDTA. BM CaCO3.1000
ppm CaCO3
Kesadahan total =
V yang dititrasi

3.2.2 Penetapan Kesadahan Tetap


 Ambil 100 ml sampel,masukkan dalam beaker glass,didihkan sampai 20-
30 menit
 Sampel didinginkan ,saring dengan kertas saring Whatmann< 0,5 µm (tidak perlu
dicuci)
 Encerkan filtrat sampai 100 ml dalam labu takar
 Ambil 10 ml filtrat yang diencerkan ,atur pH sampai 10 dengan KOH
 Tambah 1ml buffer ,1 ml KCN dan sedikit indikator EBT
 Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru
terang
 Catat volume titran yang diperlukan.
Kesadahan sementara = kesadahan total – kesadahan tetap (ppm CaCO3)
Kesadahan tetap = (V.N) EDTA. BM CaCO3.1000
ppm CaCO3
V yang dititrasi

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 13


KOMPLEKSOMETRI

3.2.3 Penetapan kadar CaO dalam batu kapur


 Masukkan berat sampel batuan ( basis kering) dalam beaker glass pyrex
250 ml, larutkan dengan 10 ml HCl (p).
 Uapkan sampai kering dengan kompor listrik
 Larutkan residu tersebut diatas dengan HCl pekat secukupnya maks 25 ml
 Encerkan dengan air suling 100 ml ,panaskan sampai 15 menit.
 Pindahkan larutan ke labu takar 250 ml. Encerkan dengan air suling
sampai tanda batas.
 Ambil 20 ml dan masukkan dalam labu takar 100 ml .Encerkan dengan air
suling sampai tanda batas.
 Ambil 10 ml larutan yang telah diencerkan tadi ,atur pH sampai 10 dengan
larutan KOH.
 Tambah 1 ml buffer,1 ml KCN, 2-3 tetes MgEDTA dan sedikit indikator
EBT
 Titrasi dengan Na2EDTA sampai warna merah anggur menjadi biru
terang
 Catat volume titran yang diperlukan

Kadar CaO,% = V.N EDTA x BM CaO x V total x V pengenceran x 100


V yang diencerkan x V yang di titrasi x Berat Sampel

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 16


KOMPLEKSOMETRI

BAB IV
4.1 Hasil Praktikum
Tabel 4.1 Kesadahan Air yang Ditemukan
Sampel Kesadahan Total Kesadahan Tetap Kesadahan
Sementara
Air Kelurahan 233 ppm 66 ppm 167 ppm
Ngijo
Air Kelurahan 467 ppm 66 ppm 401 ppm
Gayamsari
Air Kelurahan 183 ppm 130 ppm 33 ppm
Tlogomulyo
Air Danau 116 ppm 80 ppm 36 ppm
Ranungkumbolo

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kajian Perbandingan Air Terhadap Kesadahan Tetap dan Total
Dari table 4.1 didapat bahwa kesadahan tetap rendah dimiliki oleh air Kelurahan
Ngijo dan air Kelurahan Gayamsari yang memiliki kesadahan tetap sama yaitu 66
ppm CaCo3. Sedangkan kesadahan tetap tertinggi dimilki oleh air Kelurahan
Tlogomulyo dengan 130 ppm CaCo3. Untuk kesadahan total, yang tertinggi
dimiliki oleh air Kelurahan Gayamsari dengan 467 ppm CaCo3 dan untuk kesadahan
total terendah dimiliki oleh air Danau Ranukumbolo yaitu 116 ppm CaCo3.
Tingkat kesadahan air berbeda-beda disebabkan salah satunya oleh faktor topografi ,
material batuan serta perkembangan tanah. Bentuk lahan yang memiliki tanah masih
muda, berasal dari material lempung, yang sedikit mengandung mineral kalsium
karbonat (CaCo3), namun lempung memiliki permeabilitas sangat lambat sehingga
kapasitas menahan air juga sangat besar. Selain faktor batuan dan jenis tanah, bentuk
lahan yang memiliki topografi datar dapat membuat tanah bergerak lebih lambat (Nining
Setyaningsih, 2014)
Kelurahan Tlogomulyo memiliki kesadahan tetap tertinggi. Hal ini disebabkan sumur
tempat pengambilan sampel memiliki sifat tanah grumosol yait merupakan campuran

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 17


KOMPLEKSOMETRI

tanah lempung. Tanah ini memiliki kontak dengan air tanah yang intensif serta memiliki
sifat permeabilitas yang sangat lambat sehingga kemampuan meloloskan air sangat kecil
dan kapasitas menahan air besar sehingga banyak mineral termasuk kalsium dan
magnesium tertahan di dalamnya. (Nining dkk, 2014)Tingkat kesadahan air dibagi menjadi
empat tingkat yaitu 0 mg/L termasuk tidak sadah, <50 mg/L termasuk kesadahan ringan,
50-150 mg/L termasuk kesadahan menengah, 150-300 mg/L termasuk kesadahan keras,
dan >300 mg/L sangat sadah. (Muhammad Ali dkk, 2016)
Sesuai dengan tingkat kesadahan, air yang layak digunakan berdasarkan kesadahan tetap
yaitu air Kelurahan Ngijo dan Gayamsari dengan tingkat kesadahan ringan dan air
Kelurahan Tlogomulyo dan air Danau Ranukumbolo dengan tingkat kesadahan menengah.
Dari table 4.1 didapat bahwa kesadahan tetap rendah dimiliki oleh air Kelurahan Ngijo dan
air Kelurahan Gayamsari yang memiliki kesadahan tetap sama yaitu 66 ppm CaCo3.
Sedangkan kesadahan tetap tertinggi dimilki oleh air Kelurahan Tlogomulyo dengan 130
ppm CaCo3. Untuk kesadahan total, yang tertinggi dimiliki oleh air Kelurahan
Gayamsari dengan 467 ppm CaCo3 dan untuk kesadahan total terendah dimiliki
oleh air Danau Ranukumbolo yaitu 116 ppm CaCo3. Tingkat kesadahan air
berbeda-beda disebabkan salah satunya oleh faktor topografi , material batuan serta
perkembangan tanah. Bentuk lahan yang memiliki tanah masih muda, berasal dari
material lempung, yang sedikit mengandung mineral kalsium karbonat (CaCo3),
namun lempung memiliki permeabilitas sangat lambat sehingga kapasitas menahan
air juga sangat besar. Selain faktor batuan dan jenis tanah, bentuk lahan yang memiliki
topografi datar dapat membuat tanah bergerak lebih lambat (Nining Setyaningsih, 2014)
Kelurahan Tlogomulyo memiliki kesadahan tetap tertinggi. Hal ini disebabkan sumur
tempat pengambilan sampel memiliki sifat tanah grumosol yaitu merupakan campuran
tanah lempung. Tanah ini memiliki kontak dengan air tanah yang intensif serta
memiliki sifat permeabilitas yang sangat lambat sehingga kemampuan meloloskan air
sangat kecil dan kapasitas menahan air besar sehingga banyak mineral termasuk
kalsium dan magnesium tertahan di dalamnya. (Nining dkk, 2014)
Tingkat kesadahan air dibagi menjadi empat tingkat yaitu 0 mg/L termasuk tidak
sadah, <50 mg/L termasuk kesadahan ringan, 50-150 mg/L termasuk kesadahan
menengah, 150-300 mg/L termasuk kesadahan keras, dan >300 mg/L sangat sadah.

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 18


KOMPLEKSOMETRI

(Muhammad Ali dkk, 2016) Sesuai dengan tingkat kesadahan, air yang layak digunakan
berdasarkan kesadahan tetap yaitu air Kelurahan Ngijo dan Gayamsari dengan tingkat
kesadahan ringan dan air Kelurahan Tlogomulyo dan air Danau Ranukumbolo dengan
tingkat kesadahan menengah.

4.2.2 Kajian Perbandingan Air Terhadap Baku Mutu Air Bersih


Air Kelurahan Ngijo
Air Kelurahan Ngijo memiliki kesadahan total sebesar 293 ppm CaCO3 dan
persyaratan kualitas air bersih maksiman 500 mg/l sesuai peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 416/MENKES/PER/XI/1990. Maka dapat disimpulkan bahwa air
kelurahan Ngijo merupakan air yang bersih dan layak digunakan.
Dalam kehidupan sehari-hari , air kelurahan Ngijo tidak berbahaya bagi kesehatan
jika digunakan untuk minum kerena kesadahan yang dimiliki masih jauh dari batas
maksimal kesadahan yang ditentukan pemerintah.

Air Kelurahan Gayamsari


Air Kelurahan Gayamsari memiliki kesadahan total sebesar 467 ppm CaCO3 dan
persyaratan kualitas air bersih maksimal 500 mg/l sesuai peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 416/MENKES/PER/IX/1990. Dalam hal ini, air kelurahan gayamsari
memiliki tingkat kesadahan tinggi sekali yaitu >300mg/l
Dalam kehidupan sehari-hari air kelurahan gayamsari tidak terlalu baik digunakan
karena telah tergolong tingkat kesadahan tertinggi, namun kesadahan yang dimiliki belum
melewati batas hanya saja sudah mendekati. Secara khusus, kelebihan unsur kalium akan
menjadikan hyperparatyrasium, batu ginjal, dan jaringan otot rusak kelebihan logam
magnesium dalam darah akan memengaruhi syaraf otot.

Air Kelurahan Tlogomulyo


Air Kelurahan Tlogomulyo memiliki kesadahan total 183 pp, CaCO3 dan
persyaratan kualitas air bersih maksimal 500mg/l sesuai peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia 416/MENKES/PER/XI/1990. Maka dapat disimpulkan bahwa air
kelurahan Tlogomulyo masih tergolongkan air bersih dan layak digunakan.

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 19


KOMPLEKSOMETRI

Tingkat kesadahan air kelurahan tlogomulyo termasuk dalam tingkat kesadahan


tinggi yaitu 150-300 mg/l. Dalam kehidupan sehari-hari, air kelurahan Tlogomulya tidak
berbahaya bagi kesehatan jika digunakan untuk minum karena kesadahan yang dimiliki
masih jauh dari batas maksimal kesadahan yang ditentukan oleh pemerintah.

Air Danau Ranungkumbolo


Air danau ranungkumbolo memiliki total 116 ppm CaCO3 dan persyaratan kualitas
air bersih maksimal 500 mg/l sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia 416/MENKES/PER/XI/1990. ,ala dapat disimpulkan bahwa air danau
ranungkumbolo masih digolongkan air bersih dan layak digunakan
Tingkat kesadahan air danau ranungkumbolo termasuk dalam tingkaat kesadahan
sedangyaitu 75-150 mg/l. Dalam kehidupan sehari-hari, air danau ranungkumbolo tidak
berbahaya bagi kesehatan jika digunakan untuk minum karena kesadahan yang dimiliki
masih jauh dari batas maksimal kesadahan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
1.2.3 Kajian Perbandingan Kadar Cao Teoritis dan Praktis
Secara teoritis, kadar CaO yang ditemukanberbeda karena factor hidrolisis, yaitu
hidrolisis ion logam dapat bersaing dengan proses titrasi kompleksometri. Dengan
menaikan PH, dampak ini semakin memburuk dengan berpindahnya kesetimbangan
M^2+ +H2O <-> M(OH)^+ + H^+
Hidrolisis yang ekstensi dapat mengerah pada pengendapan hidroksida
yang lambat bereaksi dengan EDTA ahkan kondisi kesetimbangan
mendukung pembentukan kesetimbangan kompleksmetal.akibatnya, sering
terjadi kesalahan TAT yang lebih lambat sehingga volume titran yang digunakan lebih
banyak, dan menyebabkan kadar CaO lebih besar (underwood, 1998).
Kesadahan dapat terjadi karena pH. pH larutan yang diujikan kurang dari 10. Hal ini
dikarenakan semakin rendah pH, endapan yang dihasilkan lebih sedikin dan yang
bereaksi dengan y^+ lebih banyak karena hidrolisis ekstensif yang menyebabkan
bertambahnya ion HPO3^+ didalam larutan sehingga reaksi dengan EDTA berlangsung
lambat, maka volume titran yang dibutuhkan lebih banyak. Sehingga kadar yang
ditemukan lebih besar.
2Ca^2+ + y^+ <-> Ca2y

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 20


KOMPLEKSOMETRI

(vogel, 1979)

LABOLATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA 21

Você também pode gostar