Você está na página 1de 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

Penentuan Tegangan Permukaan Cairan dan


Tekanan Osmosis

Oleh:
Nama : Abigail C Kosegeran
NIM : 15 506 013
Prodi/Kelas : Pend. Kimia/A
Hari/Tanggal Praktikum : Minggu, 10 September 2017
Tempat Praktikum : Kos Rahmawati

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

UNIVERSITAS NEGRI MANADO

2017
Penentuan Tegangan Permukaan Cairan dan Tekanan Osmosis

Tujuan Percobaan :
 Menentukan sifat fisik suatu cairan terhadap tegangan
permukaannya.
 Menentukan tekanan osmosis sel darah pada larutan yang berbeda
tingkat tekanan osmosisnya.

Teori Dasar :

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan ke bawah yang


menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan benda dalam keadaan
tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang
pada antar muka cairan. Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh
beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan, massa jenis,
konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki molekul
besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah satu
faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa
jenis/ densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan –
muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini
menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan
permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai
gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang
mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang
kecil pula. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel
selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak
oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang
membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian
dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi
yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke
larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan
turgor (Faisal, 2010).
Alat dan Bahan :
 Percobaan 1.1
o Alat yang digunakan : - kaca arloji 1 buah
- jarum 1 buah
- silet 1 buah
o Bahan yang digunakan : - aquades
- detergen (sabun) 2%
- empedu
 Percobaan 1.2
o Alat yang digunakan : - pipet volumetrik 1 mL 1 buah
- gelas piala 25 mL 4 buah
o Bahan yang digunakan : - aquades
- NaCl 20%
- alkohol 70%
- detergen 2%
 Percobaan 2
o Alat yang digunakan : - tabung reaksi 3 buah
- pipet volumetrik 4 buah
- pipet tetes 1 buah
o Bahan yang digunakan : - darah ayam atau kelinci
- NaCl 0,9%
- NaCl 2,0%
- aquades

Prosedur Kerja :
Percobaan 1.1 Jarum/Pisau Silet

ditempatkan
Kaca Arloji
berisi
Air

Larutan Deterjen
mengamati yang
terjadi

Empedu

Percobaan 1.2
4 gelas piala

berisi

10 mL NaCl
Dipipet 1 mL,
20%
diteteskan
kembali secara
10 mL aquades tegak lurus,
dihitung jumlah
tekanannya,
dibandingkan
10 mL alkohol dengan jumlah
tetesan
aquades,
sehingga
10 mL larutan didapat hasil.
deterjen 2%
Percobaan 2 2 butir telur ayam
Dimasukkan ke dalam wadah yang
berisi larutan cuka selama 3 hari
Ditimbang telur sebagai massa awal
telur
Hasil pengamatan

Dimasukkan masing-masing 1 telur

Larutan Hipertonik Larutan Hipotonik

diamati selama 8 jam


ditimbang massa telur

Hasil pengamatan

Dimasukkan 1 telur kedalam


masing-masing larutan, namun
ditukar dari yang sebelumnya

Larutan Hipertonik Larutan Hipotonik

Diamati selama 8 jam


Ditimbang massa telur
sebagai massa akhir
Hasil pengamatan
Hasil Pengamatan :
Percobaan 1.1

Bahan Hasil Pengamatan


Aquades Mengapung
Deterjen 20% Tenggelam
Empedu -
Percobaan 1.2

Bahan Hasil Pengamatan


Aquades 13 tetes
Deterjen 2% 24 tetes
NaCl 20% 15 tetes
Alkohol 70% -

Percobaan 2
Sebelum ditukar
Massa setelah 8
Sampel Massa Awal Persen Perubahan
jam
A 40 gr 38 gr 95 %
B 40 gr 45 gr 112,5 %

Setelah ditukar
Massa setelah 8
Sampel Massa Awal Persen Perubahan
jam
A 38 gr 45 gr
B 45 gr 48 gr
Pembahasan :
Percobaan 1.1
Dalam praktikum ini, sampel yang digunakan adalah air dan deterjen 2%.
Selama praktikum, silet yang telah kami letakkan di permukaan aquades
tidak tenggelam. Sedangkan jika silet diletakkan di permukaan larutan
deterjen, maka silet tersebut langsung tenggelam. Hal ini disebakan
karena adanya perbedaan tegengan permukaan antara 2 larutan. Silet tidak
tenggelam jika diletakkan di aquades terjadi tegangan permukaan.
Tegangan permukaan terjadi karena adanya kohesi dibawah zat cair yang
lebih besar dari pada kohesi permukaan aquades, sehingga menyebabkan
permukaan akan cenderung mengerut dan membentuk luas permukaan
yang sempit. Sedangkan pada larutan deterjen terjadi penurunan tegangan
permukaan karena larutan deterjen mengandung sulfaktan yang
menyebabkan silet tersebut tenggelam. Sulfaktan adalah bahan aktif
permukaan yang berkerja menurunkan tegangan permukaan cairan.
Sulfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air
(hidrofilik) dan bergugus non polar yang suka minyak (lipofilik),
sehingga dapat menyatukan minyak dan air. Bagian polar molekulnya
dapat bersifat positif, negatif ataupun netral. Bagian polar mempunyai
gugus hidroksil sementara bagian non polar biasanya merupakan rantai
alkil yang panjang.

Percobaan 1.2
Dalam praktikum ini, sampel yang digunakan adalah aquades, larutan
deterjen, dan larutan NaCl. Hasil percobaan yang melibatkan sampel
aquades, larutan deterjen, dan larutan NaCl menunjukan bahwa jumlah
tetes masing-masing 13, 24, dan 15 tets. Perbedaan ini disebabkan oleh
adanya perbedaan bahan yang digunakan dalam pembuatan sampel.
Bahan yang terlarut akan mempengaruhi tegangan permukaan. Semakin
besar tegangannya, maka akan semakin sedikit tetesan. NaCl yang kami
gunakan alah garam organik yang jika ditambahkan aquades akan
menyebabkan peningkatan tekanan permukaan zat cairnya. Peningkatan
tekanan permukaan zat cairnya disebabkan oleh adanya gaya Tarik-
menarik antara sesame molekul pelarut sehingga konsentrasi zat terlarut
di permukaan memiliki nilai yang lebih kecil. Massa jenis larutan ikut
terpengaruh dalam tegangan permukaan, semakin rapat suatu cairan, nilai
tegangan permukannya semakin besar. Hal ini terjadi karena pada
permukaan cairan yang massa jenisnya tinggi, tarikan antar molekulnya
menjadi sangat besar yang menyebabkan gaya yang diberikan juga
semakin besar. Karena gaya berbading lurus dengan koefisien tegangan
permukaan, maka semakin besar gaya yang bekerja semakin besar juga
koefisien tegangan permukaannya. Sedangkan larutan deterjen
didalamnya mengandung sulfaktan yang menyebabkan gaya adesi antara
zat cair dan udara meningkay, sehingga tegangan permukaan
menurun,dan meningkatkan kelarutan suatu zat.

Percobaan 2
Pada praktikum ini, praktikan melakukan percobaan pada 2 buah
sampel yaitu telu A dan telur B. Sementara direndam sekitar 38 jam, telur
dapat mengapung pada asam cuka kemungkinan disebabkan karena massa
jenis pada cuka tersebut lebih besar daripada massa jenis telur.
Setelah direndam sekitar 38, sampel-sampel ini ditimbang,
berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa
adanya perubahan pada massa, bentuk dan tekstur telur, telur menjadi
membesar tetapi karena cangkang dari telur tersebut hampir larut dan
menjadi lunak, sehingga menyebabkan menurunnya massa. Telur menjadi
membesar karena adanya peristiwa osmosis yaitu mengalirnya zat cair
dalam larutan (asam cuka) pada cangkang telur sehingga melalui
membran semi permeabel (selaput kulit dari telur) dari konsentrasi tinggi
ke konsentrasi rendah. Cangkang telur menjadi lunak karena cangkang
telur mengandung Kalsium Karbonat (CaCO3) yang karena molekul
tersebut dapat membuat cangkangnya itu keras dan cuka mengandung
asam asetat (CH3COOH) yang mampu membuat cangkang nya menjadi
lunak. Jadi ketika cuka bercampur dengan telur maka asam asetat cuka
akan melarutkan cangkang telur dan telur akan menjadi elastik atau lunak.
Telur akan berubah menjadi kenyal seperti jelly. Setelah sampel
dimasukkan kedalam larutan hipertonik dan larutan hipotonik maka
massa dari sampel akan mengalami perbubahan massa dan tekstur.
Sampel A mengalami penurunan massa yang disebabkan oleh air yang
berada dalam telur berpindah ke luar telur, sedangkan sampel B
mengalami kenaikan massa disebabkan oleh perpindahan air dari luar
telur ke dalam telur. Akan tetapi ketika ditukar baik sampel A maupun
sampel B keduanya sama-sama mengalami kenaikan massa.
Kesimpulan :
Bahan terlarut organik (NaCl) akan meningkatkan tegangan permukaan
dan bahan terlarut anorganik akan menurunkan tegangan permukaan, hal
ini dapat dibuktikan dengan semakin besar jumlah tetesan maka semakin
kecil tegangan permukaannya ataupun sebaliknya.
Telur yang dimasukkan ke dalam hipertonik akan mengalami penurunan
massa dan telur yang dimasukkan dalam larutan hipotonik akan
mengalami penambahan massa yang disebabkan oleh peristiwa osmosis
yang merupakan proses perpindahan air dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi melalui membrane permiabel selektif.
Daftar Putaka
Dare, Darius . 2016 . Laporan Praktikum Osmosis . http://laporan-
pratikum-osmosis.blogspot.co.id/2016/04/laporan-pratikum-fisiologi-
tumbuhan.html . diakses 17 September 2017
Tim Dosen Kimia FMIPA UNIMA . 2011 . Paduan Praktis Praktikum
Biokimia Dasar . Tondano . kimia FMIPA UNIMA
Wikipedia . 2016 . Tegangan Permukaan .
https://id.wikipedia.org/wiki/Tegangan_permukaan . Diakses 17
September 2017

Você também pode gostar