Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Bagi setiap orang yang mengetahui informasi yang berkaitan dengan kisah perjuangan Sultan
Ibrahim Chaliludin dapat memberikan informasinya yang akurat pada kami, yaitu :
1. Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin
2. Pangeran Adjie Bachtiar Chaliluddin
Pada waktu itu Temenggung Duyung dan Temenggung Tukiu, dua orang Panglima Kerajaan
Kuripan yang menderita akibat perang saudara di Rantau Panyaberangan, telah melarikan diri ke
daerah timur melalui desa Batu-Butok, dengan membawa seorang bayi perempuan.
Bayi kecil tersebut bukanlah diculik, akan tetapi dilarikan dengan sengaja dalam suatu rencana
yang telah diatur sebelumnya. Sang bayi adalah puterinya Aria Manau (juga merupakan salah
seorang Panglima Kuripan), rekan Temenggung Duyung sendiri, yang dengan susah payah
melalui rimba belantara akhirnya sampai juga ke bagian Timur yang bernama “Sadurangas”,
yang ketika itu ternyata merupakan ”daerah tak bertuan”.
Kira-kira pada pertengahan tahun 1575 Masehi, Putri Betung diangkat dan diakui oleh penduduk
sekitar sebagai raja pertama di Sadurangas (Pasir). Sebagai seorang raja maka Putri Betung
berhak menerima barang-barang kerajaan berupa; ceret, tempat air, pinggan melawen, batil dari
tembaga ~barang-barang tersebut ada disimpan oleh Adjie Lambat~, gong tembaga ada di Batu
Butok, sumpitan akek, kipas emas, sangkutan baju, -
dan sebuah peti dari batu yang berasal dari seseorang yang ditemui “Kakah Ukop” dalam suatu
pelayaran yang mengharuskannya menyerahkan barang-barang tersebut apabila di Pasir telah
memiliki seorang raja.
Rakyat di daerah tersebut merasa berbahagia mempunyai seorang raja putri yang selain arif
bijaksana, tetapi juga terkenal kecantikannya.
Setelah Putri Betung dewasa, Ia dikawinkan dengan seorang raja dari tanah Jawa (Giri),
bernama Pangeran Indera Jaya, yang datang dengan kapal layar yang membawa sebuah batu.
Setelah perkawinan itu, maka batu yang dibawanya dari Jawa (Giri) lalu dibongkarnya, sehingga
sampai sekarang batu tersebut masih tersimpan di Kampung Pasir (Benua) yang lebih dikenal
oleh penduduk sekitar dengan sebutan “Batu Indera Giri” dan dikeramatkan orang.
Dari perkawinan dengan Pangeran Indera Jaya, Putri Betung memperoleh seorang putera yang
diberinya nama Adjie Patih dan seorang puteri yang diberinya nama Putri Adjie Meter. Adjie Patih
kemudian menjadi raja menggantikan Putri Betung. Dari hasil perkawinannya, Adjie Patih
memperoleh seorang putera yang diberinya nama Adjie Anum. Sedangkan saudaranya Adjie
Patih yang bernama Putri Adjie Meter menikah dengan seorang Arab keturunan Ba’alwi dari
Mempawah – Kalimantan Barat. Suami Putri Adjie Meter inilah yang menyebarkan agama Islam
di daerah Pasir, kurang lebih 250 tahun yang lampau. Dari hasil perkawinannya dengan seorang
Arab inilah, Putri Adjie Meter memperoleh dua orang anak yang diberinya nama Imam Mustafa
dan Putri Ratna Berana. Salah seorang anak Putri Adjie Meter yang bernama Putri Ratna Berana
ini kemudian dikawinkan dengan anaknya Adjie Patih yang bernama Adjie Anum. Dari sinilah
selanjutnya menurunkan raja-raja Pasir hingga saat ini.
Dalam perpindahan tersebut, tidak jarang menemui perselisihan dengan raja-raja di Kalimantan
Timur yang berakhir dengan peperangan dan pertempuran, seperti yang terjadi di wilayah
kerajaan Kutai dimana rombongan Bugis yang dipimpin Daeng Sitebba yang lebih dikenal
dengan nama Pua Ado menyerang kerajaan Kutai di Kutai Lama. Kejadian tersebut
mengakibatkan peperangan sengit di satu tempat yang bernama Bungka-bungka yang
mengakibatkan Ibu Kota kerajaan Kutai dipindahkan lebih jauh masuk sungai Mahakam, yaitu
Tenggarong sekarang.
Setelah peperangan antara Kutai dan Bugis berakhir, maka oleh orang-orang Bugis di tempat
tersebut didirikanlah pemerintahan dimana Pua Ado dipilih sebagai kepala pemerintahannya di
daerah Samarinda (Samarinda Seberang). Oleh karena pemerintahan Bugis tersebut hanya
dikendalikan oleh orang-orang pendatang, yaitu orang-orang Bugis dan tidak ada salah seorang
pun bangsawan Kutai, maka oleh orang Kutai ibu kota pemerintahan orang Bugis itu dinamakan
Samarinda yang berarti pemerintahan yang dikendalikan oleh orang-orang sesama rendahan.
Demikian pula di daerah kerajaan Pasir, rombongan Bugis ini pun datang dan mendarat di satu
tempat yang bernama Tanjung Aru yang dipimpin oleh seorang anak bangsawan yang bernama
Andi Baso dan kemudian mereka mendirikan kerajaan di daerah tersebut.
Oleh karena kerajaan kecil ini mau tetap bersatu dan tunduk dalam lingkungan kerajaan Pasir,
maka tidak pernah terjadi pertempuran antara Pasir dan Bugis.
Bahkan lebih diperkuat lagi dengan hubungan perkawinan antar warga dan keluarga kerajaan
dari kedua kerajaan tersebut dan Kepala Pemerintahan di Tanjung Aru diberi gelar Pangeran oleh
kerajaan Pasir. Hal yang sama pula terjadi di Tanah Bumbu dan Pegatan di masa pemerintahan
Sultan Sulaiman menjadi satu dalam lingkungan kerajaan Pasir.
Di dalam hubungan perkawinan antara raja-raja Bugis dan raja-raja Pasir itu, maka terdapatlah
seorang anak bangsawan Bugis yang berketurunan Arab bernama Andi Taha Alyrus kawin
dengan seorang putri dari kerajaan Pasir yang bernama Adjie Renik (anak dari Sultan Sulaiman).
Setelah menikah dengan putri dari kerajaan Pasir tersebut, Andi Taha akhirnya diangkat menjadi
Menteri Kerajaan Pasir, dan diberi gelar Pangeran Syarif Taha. Hasil hubungan perkawinan
antara Putri Adjie Renik dengan Pangeran Syarif Taha membuahkan seorang anak bernama
Syarifah Adjie Hamid Alsegaff, yang dikemudian hari setelah dewasa diangkat juga menjadi
Menteri Kerajaan Pasir dengan gelar Pangeran Syarif Hamid Alsegaff.
Demikianlah keturunan bangsawan Pasir mempunyai percampuran darah antara Pasir, Bugis
dan Arab. Hal tersebut juga yang membawa percampuran adat istiadat serta gelar-gelar dari
ketiga golongan tersebut.
Masa-Masa Penting Kesultanan Pasir
Berikut ini merupakan ringkasan sejarah beberapa Sultan atau Raja-raja yang pernah
berkuasa atau memerintah Kerajaan Pasir (Sadurangas) di Kalimantan Timur yang riwayat
hidupnya berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi dan masa-
masa dimana kerajaan ini pernah berdiri dan jaya di bumi Borneo (Kalimantan).
Di masa Sultan Adam inilah kerajaan Pasir mengadakan perjanjian yang pertama dengan pihak
Belanda yang sifatnya hanya mengenai soal-soal hubungan perdagangan. Setelah wafatnya
Sultan Adam, berhubung anaknya yang laki-laki masih belum ada yang besar, maka tampuk
pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri dengan dinobatkan menjadi Sultan Sepuh.
Sepeninggalnya Sultan Sepuh, karena terjadinya perebutan kekuasaan menjadi sultan maka
pada waktu itu terdapat dua sultan di kerajaan Pasir, yaitu Sultan Abdurrachman yang dinobatkan
rakyat di Benua dan Sultan Adjie Mohammad Ali yang dinobatkan Belanda di Muara Pasir.
Berhubung dengan keadaan ini maka selalu timbul pertempuran kecil antara pengikut Sultan
Adjie Mohammad Ali dengan pengikut Sultan Abdrruchman. Dan pada akhirnya pihak Sultan
Adjie Mohammad Ali mendapat kemenangan, dan Sultan Abdurrachman meninggal dunia
dengan tiba-tiba. Demikianlah pada tahun 1874 pemimpin-pemimpin dari pihak Sultan
Abdurrachman yang dikepalai oleh Saijid Taha Alsegaff bergelar Pangeran Polisi ditangkap oleh
alat kekuatan Sultan Adjie Mohammad Ali, yaitu Belanda dan diasingkan ke Pulau Laut.
Sementara Belanda mencoba memerintah langsung daerah kerajaan Pasir, tetapi kenyataannya
tidak dapat berjalan dengan baik karena di mana-mana timbul pemberontakan dan perlawanan
terhadap Belanda. Rakyat Pasir berpendapat haram hukumnya diperintah oleh orang kafir atau
bukan Islam. Setelah melihat keadaan yang demikian itu, maka Belanda berusaha kembali
mengaktifkan pemerintahan kerajaan kembali untuk mengatasinya dengan jalan mencari salah
seorang keluarga raja yang dianggapnya mampu. Demikianlah salah seorang keluarga raja
keturunan Bugis yang mempunyai pengaruh besar lagi hartawan bernama Adjie Medje diangkat
dan dinobatkan menjadi Sultan di kerajaan Pasir dengan gelar Sultan Ibrahim Chaliludin.
Oleh karena Sultan pada saat itu sudah tidak berkuasa lagi, maka Sultan menyampaikan protes
kejadian itu pada pihak Belanda karena Sultan Ibrahim Chaliludin sudah menganggap kejadian
ini merupakan suatu tindak perkosaan terhadap rakyat dan bertentangan dengan hukum Islam.
Atas kejadian tersebutlah maka Sultan Ibrahim Chaliludin memerintahkan kepada pemilik kerbau
itu untuk datang pada Pangeran Singa Maulana di Modang, Pasir Utara, untuk meminta
pertolongannya dan mengatur strategi perlawanan terhadap tentara Belanda yang ada di Tanah
Grogot.
Demikianlah maka pada bulan Juli 1915, Pangeran Singa Maulana memulai serangannya
terhadap tangsi militer pertahanan Belanda yang ada di Tanah Grogot. Kejadian tersebut
membuat korban yang tidak sedikit di pihak Belanda. Sementara itu, Sultan dengan sikap
berpura-pura senantiasa selalu memperlihatkan sikap baik terhadap tentara Belanda dan ada
kalanya memberi bantuan. Tetapi di lain pihak, sebagai Presiden Sarekat Islam, Sultan Ibrahim
Chaliludin menginstruksikan kepada segenap anggota S.I. untuk mengadakan perang jihad
terhadap Belanda. Namun akhirnya pihak Belanda mengetahui, bahwa bekas sultan inilah yang
sebenarnya mengatur perlawanan dengn kedok “Sarekat Islam”-nya. Secara diam-diam Sultan
Ibrahim mengorganisir “perang jihad” terhadap Belanda.
Perang Pasir melawan Belanda berjalan selama 1,5 tahun lamanya dan oleh pihak Belanda
peperangan tersebut lebih dikenal dengan sebutan “Pemberontakan S.I.” dimana secara
langsung dibawah pimpinan Sultan Ibrahim Chaliludin sendiri yang mendapat bantuan dari
permaisurinya yang bernama Ratu Waroe (dikenal juga dengan sebutan Dayang Ringgong).
Dalam Perang Pasir atau Pemberontakan S.I. itu, tidak sedikit Belanda menderita kerugian
karena dalam seminggu kira-kira satu gerobak sepatu Belanda yang diangkut kembali dari
pedalaman ke Tanah Grogot. Terlebih lagi pertempuran rakyat Pasir dengan Belanda semakin
hebat dikala Pasir mendapat bantuan dari orang-orang Banjar dari Hulu Sungai. Dalam Perang
Pasir ini, terkenal beberapa orang pahlawan yang sangat ditakuti oleh pihak Belanda, yaitu selain
dari Pangeran Singa Maulana, juga terkenal nama-nama seperti Panglima Sentik, Panglima
Sebaya dan lain-lain yang senantiasa tidak merasa takut-takut dan ngeri menyerbu tentara
Belanda walaupun hanya dengan mandau terhunus.
Sehingga di dekat kediaman Sultan Ibrahim Chaliludin yang sekarang dikenal dengan sebutan
Kampung Banjar atau Gang Banjar Cianjur (nama kampung Banjar berasal dari kata Banjarmasin
karena tempat berkumpulnya orang-orang Banjar dari dua keluarga kerajaan yang ada di
Kalimantan yaitu keluarga Kerajaan Banjar dari Kalimantan Selatan yaitu Pangeran Hidayatullah
dan keluarga Kerajaan Pasir dari Kalimantan Timur yaitu Sultan Ibrahim Chaliludin beserta
keturunannya sehingga penduduk di sekitar tempat tersebut menamainya Kampung Banjar) di
seberang jalan Kampung Banjar tersebut didirikan Tangsi Militer Belanda untuk mengawasi
seluruh kegiatannya di kota Cianjur. Daerah di seberang Kampung Banjar, karena tempat berdiri
sebuah bangunan Tangsi Militer Belanda maka dikenal dengan sebutan Kampung Tangsi
(sekarang Gang Pangrango).
Masa Pengasingan I (Teluk Betung) : Mulai bulan Agustus 1918, Sultan Ibrahim
Chaliludin menjalani masa pengasingan
pertamanya di Teluk Betung (Sumatera).
Masa Pengasingan III (Cianjur) : Selanjutnya pada tahun 1928 dari Batavia
(Jakarta), Sultan Ibrahim Chaliludin dialihkan
kembali ke pengasingan di Cianjur (Jawa
Barat) dan wafat di Cianjur pada tanggal 19
Oktober 1930. 14 tahun kemudian tepatnya
pada tanggal 25 Agustus 1944, Ratu Waroe,
istri dari Sultan Ibrahim Chaliludin wafat, dan
dimakamkan bersebelah dengan makam
suaminya di Pemakaman Khusus Keluarga
Raja-Raja Kalimantan di daerah Joglo,
Cianjur, Jawa Barat.
1.
Aria Manau Deng Giti (Kakah Ukop) + … (Itak Ukop) 2. Sri Sukma Dewi bin Aria
Manau Deng Giti (Putri di dalam Petung) + Pangeran Abu Mansyur Indra Jaya
3.
Adjie Mas Pati Indra bin Pangeran Abu Mansyur Indra Jaya 4. Adjie Mas Anom Indra
bin Adjie Mas Pati Indra 5. Adjie Anom Singa Maulana bin Adjie Mas Anom Indra 6.
Adjie Geger (Sultan Adjie Muhammad Alamsyah) bin Adjie Anom Singa Maulana +
Dayang Putri Saleha binti Sultan Sulaiman I (Adjie Perdana) 7. Adjie Negara (Sultan
Sepuh I Alamsyah) bin Adjie Geger (Sultan Adjie Muhammad Alamsyah) + Dayang
Limpan binti Kiayi Jingga Pati 8. Adjie Raden bin Adjie Negara (Sultan Sepuh I
Alamsyah) 9. Pangeran Adjie Pagala bin Adjie Raden 10. Pangeran Ratu bin
Pangeran Adjie Pagala 11. Adjie Gapa bin Pangeran Ratu
12.
Adjie Medje (Sultan Ibrahim Chaliludin) bin Adjie Gapa + Dayang Ratu
WaroeSILSILAH KETURUNAN KELUARGA BESAR
SULTAN IBRAHIM CHALILUDDIN (ADJIE MEDJE)
KERAJAAN PASIR (SADURANGAS) – KALIMANTAN TIMUR
1. Sultan Ibrahim Chaliluddin (Adjie Medje) + Ratu Waroe (Dayang Ringgong)
Memiliki seorang anak lak-laki, yaitu :
1.1.1.1. ……….
1.1.1.2. ……….
1.1.2. Pr. Adjie Achmad Mulia Chaliluddin + Raden Djamilah
Memiliki beberapa orang anak, yaitu :
1.1.2.1. Ratu Adjie Oetjoe Djuwariah Chaliluddin
1.1.2.2. Ratu Adjie Pitje Sutaryah Chaliluddin
1.1.2.3. Pangeran Adjie Bachtiar Chaliluddin
1.1.2.4. Pangeran H. Adjie Bahruddin Chaliluddin
1.1.2.5. Pangeran Adjie Bachrul Chaliluddin
1.1.2.6. Ratu Adjie Yayah Dariyah Chaliludin
1.1.2.7. Pangeran Adjie Bahroem Chaliluddin
1.1.2.8. Pangeran Adjie Baheramsyah Chaliluddin
1.1.2.9. Pangeran Adjie Imansyah Chaliluddin
1.1.3. Ratu Adjie Bandjarmas Chaliluddin (tidak menikah)
1.1.4.1. ………
1.1.4.2. ………
1.1.5. Pr. Adjie Abdoellah Chaliluddin + Raden E. Rukmini
Memiliki beberapa orang anak, yaitu :
1.1.5.1. ………
1.1.5.2. ………
SILSILAH KETURUNAN
PANGERAN ADJIE BENNI SYARIEF FIERMANSYAH CHALILUDDIN
(SALAH SEORANG KETURUNAN KE-4 SULTAN IBRAHIM
CHALILUDDIN, RAJA PASIR – KALIMANTAN TIMUR)
1. Aria Manau Deng Giti (Kakah Ukop) + … (Itak Ukop)
2. Sri Sukma Dewi bin Aria Manau Deng Giti (Putri di dalam Petung) + Pangeran Abu
Mansyur Indra Jaya
3. Adjie Mas Pati Indra bin Pangeran Abu Mansyur Indra Jaya
4. Adjie Mas Anom Indra bin Adjie Mas Pati Indra
5. Adjie Anom Singa Maulana bin Adjie Mas Anom Indra
6. Adjie Geger (Sultan Adjie Muhammad Alamsyah) bin Adjie Anom Singa Maulana +
Dayang Putri Saleha binti Sultan Sulaiman I (Adjie Perdana)
7. Adjie Negara (Sultan Sepuh I Alamsyah) bin Adjie Geger (Sultan Adjie Muhammad
Alamsyah) + Dayang Limpan binti Kiayi Jingga Pati
8. Adjie Raden bin Adjie Negara (Sultan Sepuh I Alamsyah)
9. Pangeran Adjie Pagala bin Adjie Raden
10. Pangeran Ratu bin Pangeran Adjie Pagala
11. Adjie Gapa bin Pangeran Ratu
12. Adjie Medje (Sultan Ibrahim Chaliluddin) bin Adjie Gapa + Dayang Ratu Waroe
13. Pangeran Adjie Abdoelwahid Chaliluddin bin Adjie Medje (Sultan Ibrahim Chaliluddin) +
Ratu Sadiyah
14. Pangeran Adjie Achmad Mulia Chaliluddin bin Pangeran Adjie Abdoelwahid Chaliluddin +
Raden Djamilah
15. Pangeran Adjie Bachtiar Chaliluddin bin Pangeran Adjie Achmad Mulia Chaliluddin +
Raden Nenny Wirasendjaja
16. Pangeran Adjie Benni Syarief Fiermansyah Chaliluddin bin Pangeran Adjie Bachtiar
Chaliluddin + (1. Lina Mulyani, 2. Ida Farida)
Kabupaten Pasir dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 27 tahun 1959 dengan ibu kotanya
Tanah Grogot. Peringatan hari ulang tahun Kabupaten Pasir dilaksanakan pada setiap tanggal
29 Desember.
Letak Geografis
Kabupaten Pasir adalah adalah Kabupaten yang terletak paling selatan di wilayah Propinsi
Kalimantan Timur dengan Ibukotanya Tanah Grogot, secara geografis terletak antara 0 0
45’18,37”– 20 27’ 20,82” LS dan 110 36’ 14,5” –1160 57’ 35” BT, berada pada ketinggian
permukaan air laut antara 5 - 33 m dpl dan terletak dibagian Selatan Propinsi Kalimantan
Timur. Secara administratif kabupaten Pasir memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
Luas Wilayah
Luas Wilayah Kabupaten Pasir adalah 14.937 Km2, dengan jumlah penduduk pada tahun
2000 adalah sebanyak 267.960 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 17,94 jiwa
per km2.
Jumlah
penduduk
: 267.960 Jiwa
terdiri atas
- Laki-laki : 139.865 Jiwa
- Perempuan : 128.095 Jiwa
Administrasi Pemerintahan
Kabupaten ini dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 27 tahun 1959 dengan ibu kotanya
Tanah Grogot. Kabupaten Pasir memperingati hari ulang tahunnya setiap tanggal 29
Desember. Dilihat dari wilayah administrasi pemerintahan, saat ini Kabupaten Pasir
mempunyai 12 Kecamatan dan 156 Desa/Kelurahan dengan pertumbuhan ekonomi 3,14%.
Masa pemerintahan Kerajaan atau Kesultanan Pasir dimulai saat terbentuknya kerajaan ini
pada sekitar pertengahan tahun 1575, dimana Puteri Betung diangkat sebagai Raja
pertama di daerah Sadurangas (Pasir). Kemudian pemerintahan kesultanan tersebut terus
berlangsung sampai berakhirnya kekuasaan pemerintahan Kerajaan Pasir pada masa
pemerintahan Sultan Ibrahim Chaliludin yang terjadi pada tahun 1906 dimana pihak
Belanda secara sepihak telah menghapus kerajaan tersebut di bumi Kalimantan.
Setelah kejadian tersebut maka pemerintahan Kerajaan Pasir secara bertahap berganti-ganti
bentuk pemerintahan dari daerah Swapradja Pasir di masa Belanda dan Jepang sampai ke
bentuk Pemerintahan Kabupaten pada masa Republik Indonesia.
Luas Wilayah Kerajaan/Kesultanan Pasir pada saat itu meliputi daerah yang sekarang ini disebut
kabupaten Pasir dan kabupaten Penajam Paser Utara yaitu seluas 14.937 Km 2 atau 1.579.366
Ha terdiri dari luas daratan 1.391.200 Ha dan luas perairan laut 188.166 Ha dengan batas-batas
wilayah pada saat ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara
dan Kota Balikpapan di wilayah propinsi Kalimantan Timur yang pada saat itu berada
dalam wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru di wilayah propinsi
Kalimantan Selatan.
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tabalong di wilayah propinsi Kalimantan
Selatan dan Kabupaten Barito Utara di wilayah propinsi Kalimantan Tengah
d. Sebelah Timur berbatas dengan Selat Makasar
Peta Wilayah Kerajaan / Kesultanan Pasir
Bahkan luas wilayah Kerajaan Pasir diperkirakan juga meliputi sebagian kecil wilayah yang
terletak di propinsi Kalimantan Selatan saat ini, mengingat berdirinya kerajaan ini tidak terlepas
dari daerah Kuripan (Amuntai) yang berada di wilayah Kalimantan Selatan.
Dari mulai berdirinya Kerajaan Pasir sampai masa berakhirnya kerajaan ini telah terjadi beberapa
kali perpindahan pusat kerajaan, yaitu :
GELAR BANGSAWAN
KERAJAAN PASIR BALENGKONG
KALIMANTAN TIMUR
Dalam Kerajaan/Kesultanan Pasir Balengkong (Sadurangas), gelar kebangsawanan yang
digunakan oleh keluarga kerajaan adalah Adjie. Gelar Adjie diletakkan di depan nama anggota
keluarga kerajaan. Dalam gelar kebangsawanan Pasir dikenal penggunaan gelar sebagai berikut:
Adjie Sultan
Digunakan untuk penyebutan nama Sultan bagi kerabat kerajaan
Adjie Ratu
Gelar yang diberikan bagi permaisuri Sultan
Adjie Pangeran
Gelar bagi putera Sultan.
Adjie Puteri
Gelar bagi puteri Sultan. Gelar Adjie Puteri setara dengan Adjie Pangeran.
Adjie Raden
Gelar yang setingkat diatas Adjie Bambang. Gelar ini diberikan oleh Sultan hanya kepada pria
bangsawan Pasir yang sebelumnya menyandang gelar Adjie Bambang.
Adjie Bambang
Gelar yang setingkat lebih tinggi dari Adjie. Gelar ini hanya dapat diberikan oleh Sultan kepada
pria bangsawan Pasir yang sebelumnya menyandang gelar Adjie saja.
Adjie
Gelar bagi keturunan bangsawan Pasir. Gelar Adjie hanya dapat diturunkan oleh pria bangsawan
Pasir. Wanita Adjie yang menikah dengan pria biasa tidak dapat menurunkan gelar Adjie kepada
anak-anaknya.
Catatan:
Jika pria Adjie menikah dengan wanita dari kalangan bangsawan Pasir sendiri atau dari kalangan
rakyat biasa maupun suku lain, maka putra-putrinya berhak menyandang gelar Adjie. Namun jika
wanita Adjie menikah dengan pria yang bukan keturunan bangsawan Pasir, maka putra-putrinya
tidak dapat memperoleh gelar Adjie, kecuali jika wanita Adjie tersebut menikah dengan
bangsawan keturunan Arab (Sayid).
Jika wanita Adjie menikah dengan keturunan Arab (Sayid), maka putra-putrinya memperoleh
gelar sebagai berikut:
Adjie Sayid
Gelar ini diturunkan kepada putera dari wanita Adjie yang menikah dengan pria keturunan Arab.
Adjie Syarifah
Gelar ini diturunkan kepada puteri dari wanita Adjie yang menikah dengan pria keturunan Arab.
Catatan:
Gelar Adjie Sayid maupun Adjie Syarifah tetap setara dengan gelar Adjie biasa. Artinya gelar ini
tetap dibawah Adjie Bambang maupun Adji Raden.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain
pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-
paru mereka.
Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas
perokok diseluruh dunia ini, 47 persen adalah populasi pria sedangkan 12 persen adalah
populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Latar belakang merokok beraneka
ragam, di kalangan remaja dan dewasa pria adalah faktor gengsi dan agar disebut jagoan,
malahan ada salah satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas
kebiasaan merokok yaitu `ada ayam jago diatas genteng, ngga merokok ngga ganteng`.
Sedangkan kalangan orang tua, stres dan karena ketagihan adalah faktor penyebab
keinginan untuk merokok.
Berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok diatas biasanya kalah seandainya
beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan
dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harus
diakui banyak perokok yang mengatakan bahwa merokok itu tidak enak tetapi dari sekian
banyak pamflet, selebaran, kampanye anti rokok, sampai ke bungkus rokoknya diberi
peringatan akan bahaya kesehatan dari rokok, tetap tak bisa mengubris secara massal
berkurangnya kebiasaan merokok dan jumlah perokok
1.2.RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah kami uraikan maka masalah yang akan kami bahas:
1. Apa dampak dari merokok?
2. Zat apa yang terkandung di dalam dan yang paling berbahaya?
3. Upaya apa yang dilakukan bagi perokok di sekolah?
4. Apa aktor penyebab perilaku merokok pada remaja?
1.3.TUJUAN PENELITIAN
-Untuk mengetahui Bahaya merokok.
-Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada remaja.
-Untuk mengetahui apa itu rokok.
1.4.METODE PENELITIAN
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.5.SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Perumusan Masalah
1.3.Tujuan Penelitian
1.4.Metode Penelitian
1.5.Sistematika penulisan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1.Pengertian Rokok
2.2.Dampak dari merokok
2.3.Faktor penyebab merokok pada remaja
2.4.Upaya mengatasi rokok
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
3.1.Rokok dan Reaksi Kimia (Pembakaran)
3.2.Reaksi pembakaran rokok
3.3.Rokok dan proses penguapan uap air dan nikotin
3.4.Tar dan Asap Rokok
3.5.Gas CO (Karbon Mono Oksida)
3.6.Nikotin dan kerja nikotin
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
4.2.Saran
BAB II
KERANGKA TEORI
CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :
2. Temanku merokok
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya
juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non
perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadiku
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin
mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut,
konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes
konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang
memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
Minumlah banyak air putih, makan banyak sayur dan buah-buahan setiap kali timbul
keinginan untuk merokok
Berbicara atau berkomunikasilah dengan orang lain dan tetaplah menyibukkan diri
Jika karena ketergantungan, maka putuskan semua hubungan antara rokok dan kebiasaan-
kebiasaan yang sering dilakukan dengan tips berikut ini:
Jika ingin merasakan rokok di tangan, bermainlah dengan barang-barang lain seperti
pensil, pena, atau membaca buku
Jika ada keinginan untuk menyalakan rokok, jauhkan rokok dari jangkauan dan buanglah
korek api
Jika biasa merokok sesudah makan, segeralah bangkit dari duduk setelah makan, gosok
gihi dan pergilah berjalan atau lakukan kegiatan yang membuat lupa pada rokok
Jika merokok disertai dengan minum kopi, maka ganilah kopi dengan jus buah dll
Jika merokok untuk menenangkan diri, maka cobalah untuk mengingat bahaya merokok
dapat mengakibatkan penyakit jantung, paru-paru, kanker, stroke, keguguran, dll.
Jika keinginan untuk merokok sangat kuat, lakukanlah olahraga ringan seperti berjalan-
jalan atau lakukan kegiatan yang menjadi kegemaran atau hobi Anda.
Jika berpikir bahwa merokok dapat membuat kita menjadi tenang atau nyaman, maka
katakanlah dan akuilah secara jujur bahwa rokok tidak mungkin bisa mengatasi masalah
yang ada.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu melibatkan keluarga, teman, dan saudara untuk
membantu mengalihkan perhatian dari rokok.
Jika ingin berhenti merokok harus menetapkan tindakan yang akan dipilih atau perilaku
apa yang paling mudah diubah berkaitan dengan situasi merokok.
Buatlah pernyataan untuk berhenti merokok, kemudian bacalah pernyataan tentang niat
berhenti merokok di depan teman atau saudara atau anggota keluarga yang akan menjadi
pengingat agar keinginan berhenti merokok tercapai.
BAB III
ZAT YANG TERKANDUNG DALAM ROKOK
Pertama adalah reaksi rokok dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa seperti CO2,
H2O, NOx, SOx, dan CO. Reaksi ini disebut reaksi pembakaran yang terjadi pada
temperatur tinggi yaitu diatas 800oC. Reaksi ini terjadi pada bagian ujung atau
permukaan rokok yang kontak dengan udara.
CvHwOtNySzSi + O2 -> CO2+ NOx+ H2O + SOx + SiO2 (abu) ((pada suhu 800oC))
CvHwOtNySzSi -> 3000-an senyawa kimia lainnya + panas produk ((pada suhu 400-
800oC))
reaksi pirolisa
Walaupun reaksi pirolisa tidak dominan dalam proses merokok, tetapi banyak senyawa
yang dihasilkan tergolong pada senyawa kimia yang beracun yang mempunyai
kemampuan berdifusi dalam darah. Proses difusi akan berlangsung terus selagi terdapat
perbedaan konsentrasi. Tidak perlu disangkal lagi bahwa titik bahaya merokok ada pada
pirolisa rokok. Sebenarnya produk pirolisa ini bisa terbakar bila produk melewati
temperatur yang tinggi dan cukup akan Oksigen. Hal ini tidak terjadi dalam proses
merokok karena proses hirup dan gas produk pada area temperatur 400-800oC langsung
mengalir kearah mulut yang bertemperatur sekitar 37oC.
Pada temperatur dibawah 100oC nikotin sudah mengkondensasi, jadi sebenarnya sebelum
gas memasuki mulut, kondensasi nikotin telah terjadi. Berdasarkan keseimbangan, tidak
semua nikotin dalam gas terkondensasi sebelum memasuki mulut sehingga nantinya gas
yang masuk dalam paru-paru masih mengandung nikotin. Sesampai di paru-paru, nikotin
akan mengalami keseimbangan baru, dan akan terjadi kondensasi lagi.
Jadi, ditinjau secara proses pembakaran, proses merokok tidak ada bedanya dengan
proses pembakaran kayu di dapur, proses pembakaran minyak tanah di kompor, proses
pembakakaran batubara di industri semen, proses pembakaran gas alam di industri
pemanas baja dan segala proses pembakaran yang melibatkan bahan bakar dan oksigen.
Sangat ironis memang bahwa manusia sangat memperhatikan keseimbangan alam akibat
proses pembakaran bahan bakar oleh industri yang mengeluarkan polusi, tetapi dilain
pihak orang-orang dengan sengaja mengalirkan gas produksi pembakaran rokok ke paru-
paru mereka.
Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang
menyebabkan :
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan
terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya
nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor
42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi
reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala
putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses
berhenti merokok.
Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok
kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari
rokok tersebut. = Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18
tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat
maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-
lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga
bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal.
Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar
karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat
karsinogenik.
Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan,
arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada
bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Melihat kenyataan yang ada pada uraian sebelumnya, dapat dikatakan rokok itu lebih
banyak dampak negativnya dari pada dampak positifnya. Apabila hal ini dibiakan terus
berlangsung, maka akan mengakibatkan permasalahan yang serius pada kesehatan tubuh
manusia. Dan seharusnya masyarakat sadar akan bahaya merokok bagi kesehatan tubuh
mereka.Namun hal itu masih sulit dilakukan di Indonesia.
4.2. Saran
Setelah membaca kartulis ini, semoga masyarakat dapat tersadarkan akan bahaya rokok
bagi kesehatan mereka dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya
kesehatan mereka tetap terjaga dan nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan
terhindar dari penyakit yang mengancam jiwa mereka.
( Source : http://ocha-katacinta.blogspot.com/2012/05/contoh-karya-tulis-ilmiah-
tentang.html ) Semoga dapat membantu teman semua.