Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Setiap orang pasti mengalami proses menua. Proses menua ini dapat terlihat secara fisik dengan
perubahan yang terjadi pada tubuh dan dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Lantas,
bagaimana kebutuhan gizi lansia? Tim Lagizi akan membahasnya.
Proses Menua
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita sel serta tubuh manusia.
Massa otot akan berkurang dan massa lemak bertambah, mengakibatkan jumlah cairan
tubuh yang berkurang, sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah keriput serta
muncul garis-garis halus. Oleh karena itu lansia seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan yang seringkali dihubungkan dengan kekurangan vitamin
A, vitamin C, dan asam folat. Juga terjadi gangguan pada indera pengecap yang
berhubungan dengan kekurangan kadar Zinc yang menyebabkan menurunnya nafsu
makan. Untuk penurunan indera pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi
sel syaraf pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal mengakibatkan gangguan pada fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
Menurunnya mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung, nyeri, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif, dan
kesulitan mengunyah makanan, juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya
ingat.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk melakukan fungsinya juga menurun,
sehingga dapat menyebabkan pengenceran natrium yang menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut. Lansia biasanya mengurangi
minum karena hal ini sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
Banyak asupan zat gizi yang harus ditingkatkan agar lansia tetap sehat dan dapat beraktivitas
dengan baik. Namun beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya asam lemak omega 3
(dapat diperoleh dari minyak ikan), perbanyak air putih, perhatikan konsumsi garam, perhatikan
asupan vitamin D dan kalsium.
Kalori
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang berusia lanjut
akan menurun sekitar 15-20%, disebabkan karena berkurangnya massa otot dan aktivitas. Bagi
lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 30% lemak dan sisanya
karbohidrat.
Protein
Pada lansia terjadi penurunan massa otot, namun ternyata kebutuhan tubuh akan protein tidak
berkurang, bahkan harus ditingkatkan karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen
(protein) oleh tubuh telah berkurang, disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien.
Beberapa penelitian merekomendasikan kebutuhan protein lansia ditingkatkan 12-14% dari
kebutuhan untuk orang dewasa.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi
lemak yang terlalu tinggi (lebih dari 40%) dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah.
Lansia tetap dianjurkan mengonsumsi serat. Sumber serat yang baik adalah sayuran, buah-
buahan dan biji-bijian utuh. Konsumsi suplemen serat tidak dianjurkan bagi lansia karena
dikhawatirkan konsumsi serat yang terlalu banyak dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain
terserap oleh serat.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks.
Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya lansia kurang mengonsumsi vitamin A, B1, B2,
B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E. Kekurangan mineral yang paling banyak diderita
lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat
besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.
Minyak ikan mengandung asam lemak omega 3. Menurut AKG 2013, kebutuhan omega 3 lansia
adalah sebesar 1,6 gram. Perlu diwaspadai jika minyak ikan dikonsumsi terlalu banyak
(berlebihan/overdosis) maka dapat menurunkan kadar vitamin E di dalam tubuh manusia.
Kebanyakan lansia menderita hipertensi sehingga penting untuk memperhatikan asupan garam
harian dan membatasi makanan yang asin.
Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dan pemeliharaan tulang. Selain itu, suplemen
vitamin D dapat mengurangi kejadian patah tulang nonvertebral pada pria dan wanita lansia.
Kombinasi kalsium dan vitamin D dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang serta
mengurangi risiko pinggul dan patah tulang belakang. Kalsium dan vitamin D menjadi
kebutuhan harian tertinggi pada wanita menopause dan laki-laki lanjut usia, yaitu 1500 mg
kalsium dan 400-800 IU vitamin D. Vitamin D dapat diperoleh dari paparan sinar matahari. Sinar
ultraviolet dari matahari meningkatkan sintesis vitamin D3 (cholecalciferol) dalam kulit. Hal ini
terjadi dalam waktu 15 menit setelah terpapar dari sinar matahari. Vitamin D juga dapat
ditemukan dalam beberapa sumber makanan, termasuk susu, kuning telur, ikan laut, dan hati
Memasuki usia diatas 50 tahun, akan terjadi perubahan dalam produksi asam lambung
sehingga berdampak pada proses penyerapan vitamin B12.
Penyaji Materi