Você está na página 1de 8

JOURNAL OF MARINE RESEARCH

Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

KANDUNGAN TOTAL LIPID Chlorella vulgaris YANG DIKULTUR


DALAM MEDIA YANG DIINJEKSI CO2

Ivend Umbu Jawa*), Ali Ridlo, Ali Djunaedi

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Dipenogoro Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
024 7474698
Email : Journalmarineresearch@gmail.com

Abstrak

Chlorella vulgaris biasa digunakan sebagai pakan alami dalam bidang budidaya. C.vulgaris
sebagai produsen primer memerlukan CO2 dalam jumlah besar untuk proses fotosintesanya, sehingga
berpotensi besar mampu menyerap dan mensintesis unsur karbon tersebut. CO2 merupakan va variabel
pentingyangperludiperhatikan dala alam budidayaC.vulgaris.. Permasalahan yang timbul adalah CO2 tidak
cukup disuplai melalui difusi sederhana dari udara karena konsentrasinya
konsentrasinya sangat rendah yaitu 0,03%0,03%.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuikandungan total lipidC.vulgaris yang di dikultur dalam
media yang di injeksi CO2. Perlakuan yang digunakan adalah injeksi CO2 selama 2 menit, 4 menit, 6
menit, 8 menit dan tanpa injeksi CO2 (kontrol). Kultur C.vulgarismenggunakan
menggunakan wadah erlenmeyer
sebanyak
nyak 15 buah dengan volume 1 L yang diperkaya dengan pupuk Walne.Biota Biota uji yang digunakan
adalah C.vulgaris yang diperoleh dari koleksi kultur murni laboratorium mikroalga BBPBAP Jepara.
Pengamatan yang diukur meliputi kandungan total lipid C.vulgaris, pH, CO2, suhu, salinitas, alkalinitas
dan DO. C.vulgaris dipanen hari ke - 9 pada fase eksponensial akhir, selanjutnya dilakukan
penimbangan biomassa dan dianalisis total lipidnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa injeksi CO2
berpengaruh nyata (p<0,05)terhadap
terhadap kadar total lipid C.vulgaris. Kadar total lipid tertinggi dihasilkan
perlakuan 6 menit sebesar 63,47 %.
Kata kunci :C.vulgaris, total
otal lipid, injeksiCO2.

Abstrack

Chlorella vulgaris is commonly used as a natural food in the field of aquaculture. C. vulgaris as
primary producers require large amounts of CO2 for photosynthesis process, thus potentially able to
absorb and synthesize large carbon element. CO2¬ is an important variable to consider in the
cultivation of C. vulgaris.. The problems that arise are not enough CO2 is supplied via simple diffusion
from the air because its concentration is very low at 0.03%. The purpose of this study was to
determine the e total lipid content of C. vulgaris were cultured in medium in the CO2 injection. The
treatments used are the injection of CO2 for 2 minutes, 4 minutes, 6 minutes, 8 minutes and without
CO2 injection (control). Culture of C. vulgaris using as many as 15 pieces
ieces erlenmeyer container with a
volume of 1 L were enriched with Walne fertilizer. Samples
amples used were obtained from C. vulgaris pure
laboratory culture collection of microalgae BBPBAP Jepara. Observations were measured include total
lipid content of C. vulgaris,, pH, CO2, temperature, salinity, alkalinity and DO. C. vulgaris harvested
day - 9 at the end of the exponential phase, further weighing of biomass and total lipid analyzed. The
results showed that the CO2 injection significantly (p <0.05) of the total
total lipid content of C. vulgaris.
Produced the highest levels of total lipid treatment 6 minutes by 63.47%.

Keywords: C. vulgaris, total lipids, CO2 injection.

*)
Penulis penanggung jawab

578
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

Pendahuluan dan produktifitas yang tinggi (Becker,


Sumber daya laut yang ada di 1994). Didalam proses fotosintesis, CO2
Indonesia sangat kaya dan beragam. diperlukan untukk pembentukan senyawa
Mikroalga merupakan salah satu sumber metabolit dan biomassa termasuk lipid.
daya laut yang dimiliki Indonesia. Kondisi Ketersedian CO2 dapat dilakukan dengan
iklim di Indonesia sangat mendukung, menggoyangkan media atau injeksi.
dimana hampir sepanjang tahun matahari Berdasarkan permasalahan yang ada,
menyinari Indonesia. Energi matahar matahari maka perlu adanya pengkajian
sangat dibutuhkan oleh mikroalga dalam kemampuan produksi total lipid C.
proses fotosintesis. Hal ini juga yang vulgaris dengan injeksi CO2. Penambahan
memungkinkan untuk dikembangkannya CO2 dalam media kultur diharapkan
industri pemanfaatan mikroalga di mampu meningkatkan produksi total lipid
Indonesia. pada C. vulgaris.
Semua jenis mikroalga memiliki
komposisi kimia sel yang terdiri dari Materi dan Metode
protein, karbohidrat, lipid,d, dan asam Materi Penelitian
nukleat. Mikroalga juga mengandung Biota yang digunakan dalam
bahan – bahan organik seperti hormon, penelitian ini adalah mikroalga jenis C.
vitamin, mineral dan juga senyawa vulgaris yang diperoleh dari stok murni
metabolit sekunder (Richmond, 2003). Laboratorium Balai Besar Pengembangan
Mikroalga sudah lama dimanfaatkan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara
sebagai sumber protein dalam budidaya sebanyak 1 L.
larva udang ataupun ikan (Ikhsanhsan et a.l,
2006) dan sebagai suplemen makanan Metode Penelitian
bagi manusia (Andersen, 1995). Mik Mikroalga Rancangan percobaan yang
dalam bidang farmakologi dimanfaatkan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai antibakteri, antioksidan, dan rancangan acak lengkap dengan 4
antivirus (Chang et a.l, 1993). Salah satu perlakuan dan 3 kali pengulangan
engulangan yaitu
mikroalga yang banyak diteliti dan masing-masing
masing dengan injeksi CO2
dikembangkan saat ini adalah Chlorella selama2 menit, 4 menit,, 6 menit, dan 8
vulgaris. menit, dan kontrol (tidak diinjeksi CO2).
C. vulgaris mempunyai kandungan Penentuan lama injeksi berdasaran hasil
esensial yang bermanfaat bagi manusia. penelitian pendahuluan.
Menurut Becker (1994), C. vulgaris
mengandung 51-58 58 % protein, 12-26
12 % Pembuatan Stok Kultur Murni dan
karbohidrat, 2-2222 % lemak, dan 4 4-6 % Media Kultur
asam nukleat. Selain itu C. vulgaris Disiapkan media air laut dengan
mempunyai efisiensi fotosintesis mencapai salinitas 33 ppt sebanyak 16 liter. Taw
8% dan kandungan klorofilnyamencapai (1990) menyatakan salinitas yang
28,9 g/kg berat biomassa. Hal ini yang optimum untuk pertumbuhan C.vulgaris
membuat C. vulgaris dapat memfiksasi yaitu 30 – 40 ppt. Pembuatan air laut
CO2 dalam jumlah yang sangat besar. salinitas 33 ppt dilakukan dengan cara
Banyaknya potensi yang mengencerkan air laut salinitas 36 pp ppt
dimiliki,perludilakukan studilebih dengan air tawar salinitas 0 ppt, sehingga
lanjuttentangpembudidayaanC.. diperoleh volume air tawar pengencer
vulgarisagardidapatkan hasilya yang lebih yaitu 1,33 L.
optimal.. V
Variabel Bibit C. vulgaris diperbanyak dengan
pentingyangperludiperhatikan n d
dalam cara kultur bertingkat. Kultur bertingkat
pembudidayaan C. vullgarisadalah ini dilakukan dengan menambahkan 0,5 L
kecukupan asupan CO2. Permasalahan stok murni ke dalam 2,5 L media air laut
yang ditimbul adalah CO2 tidak cukup dengan salinitas 33 ppt yang sebelumnya
disuplai melalui difusi sederhana dari telah ditambahkan pupuk walne masing –
udara karena konsentrasinya
entrasinya sangat masing sebanyak 3 mL (dengan
rendah yaitu 0,03%,, sehingga tidak
ti dapat perbandingan 1 mL/L). Kultur bertingkat
mendukung pertumbuhan yang optimal ini bertujuan untuk memperoleh stok
579
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

murni sebanyak 3 L dengan kepadatan ± dan alat bantuhandcounter


handcounter untuk
200 x 104 sel/mL.Berdasarkan mencatat jumlah jumlah perhitungan.
perhitungan
tungan penentuan volume inokulan Rumus perhitungan kepadatan C. vulgaris
yang diinginkan, diperoleh volume sebagai berikut (Isnansetyo dan
inokulan yang harus ditambahkan kurniastuty, 1995):
sebanyak 0,85 L. Selanjutnya dibagi pada
erlenmeyer sebanyak 15 buah dengan Kepadatan = N dalam 5 blok x Jumlah
volume masing – masing 1 L dan inkubasi blok (5) x 104 (sel/ml)
pada suhu 18-19 ˚C dengan pencahayaan
(2750
50 lux selama 24 jam/hari) selama 9 Keterangan :
hari. N = jumlah sel mikroalga yang diamati

Injeksi CO2 Panen Mikroalga Chlorella vulgaris


Injeksi CO2 dilakukan 24 jam sekali, Pemanenan C. vulgaris dilakukan
setiap pukul 09.00 pagi. Setiap pada saat pertumbuhan memasuki fase
perlakukan di injeksi CO2 dengan waktu stasioner. Pemanenan dilakukan dengan
yang berbeda masing – masing 2 menit, 4 cara sentrifugasi kultur sebanyak 500 ml
menit, 6 menit, 8 menit dan tanpa injeksi selama 15 menit dengan kecepatan 2500
CO2 sebagai kontrol. Kecepatan injeksi rpm. Setelah dilakukan sentrifuge akan
CO2 dihitung dengan menggunakan diperoleh endapan C. vulgaris yang
bubble counter dan diatur dengan selanjutnya disaring
ng dengan
kecepatan 3 gelembung/detik. menggunakan kertas saring whatman
Selanjutnya dilakukan pengukuran CO2 GF/F (φ 47mm) untuk mendapatkan
terlarut. Pengukuran CO2 terlarut biomassa. Sebelum digunakan untuk
dilakukan dengan metode titrasi penyaringan, kertas saring whatman GF/F
menggunakan larutan Na2CO3 0,0454 N (φ 47mm) di timbang terlebih dahulu.
sebagai titran. Pembuatan larutan titran Setelah selasai dilakukan penyaringan,
dilakukan dengan melarutkan Na2CO3 kertas saring yang terdapat bi biomassa C.
sebanyak 2,407 gr, setelah itu dilarutkan vulgaris di timbang kembali. Hasil
lagi dalam 1 L aguades. Proses titrasi timbangan dikurangi berat kertas saring
dilakukan dengan mengambil sampel adalah berat basah C. vulgaris.
kultur sebanyak 1 ml setiap perlakuan. Selanjutnya setelah selesai dilakukan
Setelah itu sampel
ampel ditetesi dengan larutan penimbangan, dilakukan pengeringan
titran sampai warna sampel berubah dengan oven selama 1 jam dengan suhu
menjadi merah jambu (warna merah 100 0C. Berat kering C. vulgaris
vulga diperoleh
jambu menjadi indikator CO2 terlarut). dari hasil penimbangan setelah proses
Konsentrasi CO2 terlarut dihitung pengovenan dikurangi gi dengan berat
menggunakan rumus (APHA, 1978) : kertas saring.

Konsentrasi CO2 terlarut = (V Na2CO3 Analisis Kadar Total Lipid


x N Na2CO3 x 22000)/
2000)/ volume sampel Ekstraksi lipid dilakukan menurut
metode Bligh and Dyer (1965) dengan
Keterangan : memodifikasi pelarut. Langkah awal yang
V Na2CO3 = Volume Na2CO3 yang dilakukan adalah waterbath dipanaskan
dibutuhkan dalam titrasi sampai 40 0C. Biomassa kering C. vulgaris
N Na2CO3 = Normalitas Na2CO3 (0,0454) yang telah disiapkan sebanyak 1000 mg
Vsampel = Volume media kultur yang dan metanol sebanyak 60 ml dimasukan
digunakan untuk titrasi (20 dalam erlenmeyer yang telah disiapkan,
mL) kemudian dilakukan inkubasi dalam
waterbath dengan suhu 40 0C selama 2
Perhitungan Kepadatan jam. Perlakuan secara mekanik
Pengamatan kepadatan C. vulgaris ditambahkan denganmelakukan stirring
dilakukan menggunakan mikroskop selama 5 menit menggunakan magnetik
dengan perbesaran 100x. Perhitungan sel stirrer. Tahap selanjutnya yang dilakukan
mikroalga menggunakan haemacytometer adalah partisi antara fraksi metanol dan
580
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

n-hexan
hexan menggunakan corong pemisah 1200
dengan cara menambahkan 60 ml n n-

Kepadatan ( x 104 sel/ml )


1100
hexan dalam sampel. Kemudian dilakukan 1000
900
pengeringan dengan oven pada suhu 68 6 800
0
C hingga semua pelarut menguap. 700 Kontrol
Erlenmeyer yang berisi lipid selanjutnya 600
500 2 menit
ditimbang. Setelah itu d
dilakukan 400 4 menit
perhitungan % berat Total Lipid dilakukan 300
dengan rumus (Widianingsih et al., 200 6 menit
100
2011) : 0 8 menit
0 5 10 15
% Lipid = (A – B) x 100 %
C Waktu (hari)

Keterangan : Gambar 1. Kepadatan C. vulgaris dengan


erat labu + berat lipid setelah
A = berat perlakuan lama injeksi
dilakukan ekstrasi (mg) CO2yang berbeda.
B = berat labu sebelum dilakukan ekstrasi
(mg) Keterangan :
C = berat biomassa sampel/berat
/berat kering Kontrol : Tanpa injeksi CO2
(mg) 2 menit : Injeksi CO2 dalam media kultur
selama 2 menit
4 menit : Injeksi CO2 dalam media kultur
selama 4 menit
6 menit : Injeksi CO2 dalam media kultur
Pengambilan Parameter Kualitas Air selama 6 menit
Media Kultur 8 menit : Injeksi CO2 dalam media kultur
Pengukuran kualitas air media kultur selama 8 menit
meliputi pengukuran salinitas, pH, DO dan
suhu. Pengukuran salinitas dilakukan Kadar Total Lipid C. vulgaris.
vulgaris
dengan menggunakan
unakan alat hand Kadar total lipid paling tinggi terjadi
refraktometer. Pengukuran pH media pada perlakuan dengan injeksi CO2
dilakukan menggunakan alat pH meter. selama 6 menit. Pada injeksi CO2 selama
Pengukuran suhu dilakukan dengan 6 menit, kadar lipid yang dihasilkan C.
menggunakan termometer air raksa. vulgaris sebesar 63,46 %, sedangkan
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan injeksi CO2 selama 2 menit, 8 menit dan
dengan DO meter. Pengukuran kualitas air kontrol masing – masing sebesar (22,09
dilakukan (4 menit setelah injeksi CO2 % ; 51,03 % ; 11,41 % ). Kadar lipid
dilakukan) setiap24 jam sekali selama 9 terendah terjadi pada injeksi CO2 selama
hari kultur. 4 menit sebesar 3,05 %.KadarKadar total lipid
C.vulgaris ditampilkan pada Tabel
Ta 1.
Hasil dan Pembahasan
Kepadatan C. vulgaris. Tabel 1. Kadar Total Lipid C. vulgaris (%
Lama injeksi CO2 dalam media kultur berat kering) dengan perlakuan lama
memberikan respon pertumbuhan
umbuhan C. injeksi CO2 yang berbeda
vulgarisyang berbeda.. Pertumbuhan C.
vulgaris mengalami peningkatan seiring Lama Total Lipid (± Berat
dengan penambahan CO2 selama 2 menit, Injeksi Standar kering (
4 menit, 6 menit, dan 8 menit. Injeksi CO2 CO2 Deviasi) gr)
selama 2 menit mempunyai kepadatan Kontrol 11,41 ± 2,96 152,3
tertinggi yaitu 1.078 x 104 sel/mL. 2 menit 22,09 ± 3,37 298,7
Sedangkan kontrol mempunyai kepadatan 4 menit 3,05 ± 1,32 243,7
paling rendah dibandingkan dengan 6 menit 63,47 ± 5,49 219,3
perlakuan 2 menit, 4 menit, 6 menit, dan 8 menit 51,03 ± 8,43 224,7
8 menit yaitu 788 x 104 sel/mL.
581
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

Produksi lipid pada injeksi CO2 al., 2004). Boyd (1982), juga
selama 2 menit dan 4 menit berbanding menjelaskan pada pH 4,5 – 6,5 reaksi
terbalik dengan jumlah kepadatan dan antara CO2 dan air akan menghasilkan
berat kering yang dihasilkan. Injeksi CO2 senyawa asam karbonat (H2CO3) dan CO2
selama 2 menit mempunyai jumlah bebas. Sedangkan pada pH 6,5 – 10,4
kepadatan tertinggi yaitu 10.780.000 reaksi antara CO2 dengan air akan
sel/ml dengan berat kering sebanyak nghasilkan senyawa bikarbonat (HCO3-
menghasilkan
298,7 mg. Kondisi yang hampir sama juga ). pH lebih besar dari 10,4 reaksi antara
terjadi pada injeksi CO2 selama 4 menit, CO2 dengan air menghasilkan senyawa
jumlah kepadatannya mencapai karbonat (CO32-). Pembentukan senyawa
8.550.000 sel/ml dengan berat kering yang berbeda inilah yang dimungkinkan
sebanyak 243,7 mg. g. Pada dua perlakuan berpengaruh terhadap penyerapan CO2
ini produksi total lipid yang dihasilkan pada C. vulgaris.. Asam karbonat
karbon yang
cukup rendah, bahkan terendah untuk berlebihan akan menyebabkan air bersifat
perlakuan dengan injeksi CO2 selama 4 asam. Kondisi air yang bersifat asam,
menit. Hal ini dimungkinkan pada membuat CO2 tidak dapat lagi berikatan
perlakuan 2 menit dan 4 menit C. vulgaris dengan air sehingga terbentuk CO2 bebas.
lebih banyak mensintesis protein untuk Sementara itu pemanfaatan
pertumbuhan
mbuhan dan perbanyakan jumlah bikarbonat pada proses fotosintesis akan
sel. Bellou dan Aggelis (2013), menghasilkan ion OH- yang menyebabkan
menyatakan saat nutrien masih tersedia air media bersifat basa. Wijanarko
dalam media kultur, C. vulgaris akan (2004), menyebutkan CO2 yang
mensintesis protein yang digunakan untuk dibutuhkan sebagai karbon source-nya
pembelahan sel dan pertumbuhan. didapatkan dalam bentuk senyawa
Ehrenfeld dan Cousin (1982), juga bikarbonat yang terbentuk dari reaksi air
menyatakan bahwa dalam kondisi dengan CO2 terlarut dalam media.
optimum mikroalga lebih banyak Senyawa bikarbonat ini yang
melakukan sintesa protein yang kemudian diserap oleh sel C. vulgaris.
digunakan untuk sintesis DNA yang Proses metabolisme yang terjadi dalam
selanjutnya digunakan sebagai bahan sel selanjutnya adalah reaksi antara
dalam proses pembelahan sel. bikarbonat dengan air yang terdapat
Produksi total lipid pada injeksi CO2 dalam sel (siklus Calvin) membentuk
selama 6 menit mencapai 63,43 %, senyawa organik seperti glukosa dan ion
merupakan
pakan yang tertinggi dibandingkan OH-menggunakan energi ATP dan NaDPH
dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan dari konversi
ersi cahaya pada reaksi terang.
6 menit nilai pH cukup rendah yaitu 5,2. Boyd (1982), menjelaskan bahwa
Boyd (1982), menjelaskan pada pH 4,5 – saat CO2 di dalam air habis, maka
6,5 reaksi antara CO2 dan air akan mikroalga akan memanfaatkan karbon
menghasilkan senyawa asam karbonat pada bikarbonat sebagai bahan dalam
(H2CO3) dan CO2 bebas. Kondisi pH yang proses fotosintesis, dan pada kondisi ini
asam mengakibatkan tertanggunya pH akan meningkat.
proses fotosintesis dan pertumbuhan Laju fotosintesis pada C. vulgaris
karena kurangnya asupan nutrien dan yang di injeksi dengan CO2 akan memacu
CO2 dalam media kultur (Prihantini et al., sintesis karbohidrat. Karbohidrat yang
2005). Pada saat nutrien dalam media berlebihan dalam sel kemudian akan
kultur sudah mulai habis sehingga dikonversi dalam bentuk lipid (Cristi,
mikroalga akan lebih banyak 2007). Bellou dan Aggelis (2013) juga
mengakumulasi hasil fotosintesis dalam menyatakan bahwa sintesa lipid diawali
bentuk lipid (Widianingsih et al., 2011). dengan sintesa karbohidrat. Dalam proses
Hampir sama, Li et al. (2008) juga fotosintesis CO2 akan dikonversi menjadi
menyatakan pada media yang konsentrasi gliceryde – 3 – phosphate ( G3P ) yang
nitrogennya rendah, kandungan lipidnya digunakan sebagai prekursor dalam
akan lebih tinggi. pembentukan karbohidrat dan lipid.
Mikroalga dapat menyerap CO2 Selanjutnya gliceryde – 3 – phosphat
pada kisaran pH 4,5 – 10,4 (Olaizola et diubah menjadi piruvat.
at. Piruvat kemudian
582
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

dikonversi menjadi asetil – koA dengan asam lemak tidak jenuh C. vulgaris dapat
reaksi menggunakan enzim pyruvate dimanfaatkan sebagai suplemen makanan
dehydrogenase complex ( PDC ). Asetil – bagi manusia dan hewan. Mayasari
koA merupakan prekursor untuk sintesis (2012) menyatakan C. vulgaris telah
asam lemak. Reaksi pembentukan asam diproduksi dan dipasarkan sebagai
lemak akan terjadi dalam plastida. seplemen makanan pada beberapa negara
ne
Selanjutnya asam lemak yang terbentuk seperti cina, jepang, amerika, dan eropa.
di plastida akan dibawa menuju retikulum
endoplasma. Di retikulum endoplasma Kualitas Air Media Kultur
asam lemak diubah menjadi lipid Secara umum kualitas air media
struktural dan non struktural. Lipid masih dalam batas aman untuk kultur
struktural adalah lipid yang digunakan C.vulgaris.. Pengukuran parameter kualitas
untuk pertumbuhan dan pembentukan sel. air media dilakukan setiap hari setelah
Sedangkan
gkan lipid non struktural adalah lipid injeksi CO2. Injeksi CO2 dilakukan setiap
yang digunakan sebagai bentuk cadangan hari, pukul 09.00 pagi dengan tujuan
energi. untuk memenuhi asupan CO2 dalam
Kandungan total lipid C. vulgaris proses fotosintesis. Fotosintesis pada
yang diperoleh cukup besar yaitu 63 % tumbuhan dapat berlangsung saat
dari berat kering. Becker (1992), ketersediaan air, CO2, klorofil, dan
menyatakan lipid pada mikroalga cahaya. Stomata membuka secara optimal
mengandung asam – asam lemak saat pagi hari dan menyerapyerap CO2 untuk
essensial
ensial seperti C18 linoleat (18:2 ω 6), pembentukan karbohidrat dan lipid
ϒ linolenat (18:3 ω 3), derivat dari C20, (Yudoyono et al., 2013).
asam eicosapenlanoat (EPA : 20 : 5 ω 3) Salinitas dan suhu masih dalam
dan asam arachidonat (AA : 20 : 4 ω 6). kisaran optimal yaitu 30 – 36 ppt dan 18
Asam – asam lemak tersebut tidak dapat – 19 o C . Kondisi pH dan konsentrasi CO2
disintesa oleh tubuh manusia dan yang terlarut dalam air menjadi faktor
merupakan komponen pen
penting. Bila penting untuk keberhasilan kultur
k
Keseimbangan ω 3 dan ω 6 dalam tubuh C.vulgaris.. Nilai pH ada dikisaran 5,1 –
terganggu, maka akan menimbulkan 9,3 dan CO2 terlarut ada dikisaran 4,99 –
penyakit – penyakit seperti schizophrenia 240 ppm.
sampai ke thrombosis
rombosis (Becker, 1992).
Asam-asam
asam lemak essensial berhubungan Tabel 2.Kisaran
.Kisaran Parameter Kualitas Air
dengan pembentukan senyawa Media dengan Perlakuan Lama
prostaglandin dalam tubuh. Asam Injeksi CO2 yang Berbeda
eicosapentaenoat (EPA:20:5ω3)) dan asam
arachidonat (AA: 20:4ω6) be berperanan Parameter Injeksi CO2 (menit)
sebagai precursor prostaglandin kualitas Kontrol 2 4 6 8
prostacyclin, thromboxan dan n leucotrien. air media
Prostaglandin juga dapat ditur urunkan dari pH 7,2- 5,8- 5,4- 5,2- 5,1-
8,1 8,3 8,2 7,7
senyawa di homo-γ linoleat linoleat. Dengan
Suhu (˚C) 18-19 18- 18- 18- 18-
bantuan enzim dalam tubuh, asam asa linoleat 19 19 19 19
dari makanan diubah menjadii dihomo-γ- DO (ppm) 9-10,4 9- 8,7- 8,6- 8,8-
linoleat. Metabolik yang dihasil ilkan adalah 10,3 10 9,6 9,6
AA yang kemudian diubah h menjadi Salinitas 30-36 30- 30- 30- 30-
prostaglandin E-2. Golongan n eicosanoid (ppt) 35 35 35 35
tersebut berperanan sangatt penting,
dalam mengatur keseimbangan n metabolik Boyd (1982) menjelaskan bahwa
dalam tubuh dan fungsi fisiolog ogis (Becker, sebagian besar organisme laut hidup
1992). Aktivitas biologis dari pros
rostaglandin optimal dengan kondisi CO2 terlarut
sebagai hormonlokal danpengatur
pengatur fisiologis diperairan sebesar (<60 mg/L). Chiu et
tubuhseperti pengaturanteka
aturantekanan al., (2008) juga menjelaskan C.vulgaris
darah,sodium padaginjal,pelepasaepasaninsulin, punya daya adaptasi yang baik apabila
sekresiasam lambung, d
danlain-lain. ditambahkan CO2 . Penambahan CO2
Banyaknya manfaat yang diperoleh dari menyebabkan penurunan pH pada media
583
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

kultur. Nilai pH terendah selama kultur


k Eds). Cambride Univ.Press : 222 222-
terjadi pada perlakuan 8 menit tepatnya 256.
hari ke – 7 yaitu 5,1. Boyd (1982), Bellou S. and G. Aggelis. 2013. Biocemical
menyatakan pada kisaran pH 4,5 – 6,5 Activities in Chlorella sp and
CO2 yang bereaksi dengan air akan Nannochloropsis salina During Lipid
membentuk asam karbonat dan CO2 and Sugar Synthesis is in a Lab Scale
bebas. CO2 bebas terbentuk karena air Open Pound Simulating Reactor. J.
yang sudah jenuh tidak dapat lagi lag Biotechnology1 : 1 – 12.
mengikat CO2. Hari berikutnya pH kembali Bligh, E.G. and W.J. Dryer. 1959. A rapid
naik. Naiknya nilai pH terjadi pada semua method of total lipid id extraction and
perlakuan yaitu dengan kisaran 5,3 – 7,7. purification. Can. J. Biochem.
Biochem Pysiol.
Reaksi yang terbentuk antara CO2 dan air 37:911-917.
pada kisaran pH 6,5 – 10,5 adalah Boyd, C.E. 1982. Lipid From microalgae.
bikarbonat (Boyd, 1982). Technol. 56, 867- 873
Chang T, S. Ohta, N. Ikegami, H. Miyata,
Kesimpulan Y. Kashimoto, M. Kondo. 1993.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Antibiotic substances produced by a
disimpulkan bahwa pemberian injeksi CO2 marine green algae, Dunaliella
berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap primolecta.. Bioresource Technology.
kadar total lipid C.vulgaris.. Tingginya 44: 149 – 153.
kepadatan sel dan berat kering C.vulgaris Chisti, Y. 2007. Biodiesel from Microalgae.
tidak selamanya berbanding lurus dengan Biotechnol. Adv.25,294-306.
Adv.25,294
kadar total lipid yang dihasilkan. Injeksi Chiu, S. Y, Y. K. Chien, T.T. Ming, C.O.
CO2 selama 6 menit menghasilkan kadar Seow, H.C. Chiun, dan S.L. Chih.
total lipid tertinggi yaitu sebesar 63,46 %. 2008.. Lipid Accumulation and CO2
Utilization of Nannochloropsis
oculata in Response to CO2 Aeration,
Ucapan terimakasih Bioresource Tech.. 100: 833 833-838.
Penulis menyampaikan terimakasih Ehrenfield J and J.L. Causin. 1982. Ionic
kepada semua pihak yang telah Regulation of the Unicellular Green
memberikan pengarahan dan petunjuk Algae Dunnaliella tertiolecta.
tertiolecta Biol
dalam menyeleseikan jurnal ilmiah ini. 70:47 – 58.
Ikhsan, D., M.E. Yulianto, dan D.
Ariwibowo. 2006. Studi Awal
Daftar pustaka Pembuatan Biodisel Secara
Kontinyu dalam Bioreaktor Packed
Andersen, S. 1995. Mickroencapsulated Coloum dari Minyak Jarak Pagar. Paga
marine omega-3 3 fatty acids for use Laporan Penelitian Undip.
in the food industry. Food Tech Euro Isnansetyo dan Kurniastutystuty . 1995. Teknik
1 : 104 – 105. Kultur Phytoplankton kton Zooplankton.
[APHA]American Public Health Association, Pakan Alamuntuk uk pembenihan
American Water Works Association organism laut, Kanisiius, Yogyakarta.
and Water Pollution Control Kawaroe dan Soejaja. 2010. Potensi
Federation. 1975. Standart Metode Mikroalga dan Pemanfaatannya
for the Examination of Water and untuk Produksi Bio Bahan Bakar. IPB
Wastewater. 14 thed, APHA, Press : Bogor.
Washington, DC 20036.1193 pp. Mayasari, E. 2012. Efek Penambahan
Becker, W. 1994. Mikroalgae : Fe2+ dan Mn2+ Terhadap
Biotechnology and Microbiology. Produktifitas β-Karoten
Karoten oleh
New York ; Cambridge University Fitoplanton Dunaliella salina,
Press : 112-146. Isocrysis galbana, dan Chlorella
Becker, E.W. 1992. Microalga fo human vulgaris. Thesis.is. Program Magister
and animal consumtion. In : Ilmu Kimia,, fakultas Matematika
Microalga Biotechnology dan Ilmu
lmu Pengetahuan Alam
(Borowitzka, M.A. & L. Borowitzka Universitas Hasanuddin, Makasar.
584
JOURNAL OF MARINE RESEARCH
Volume 3,, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 578-585
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
http://ejournal

Olaizola, M., T. Bridges, S. Flores, L. Kandungan Total Lipid


Griswold, J. Morency, T. Nannochloropsis oculata.
oculata Journal of
Nakamura.2004. Mikroalgae Marine Research. FPIK Universitas
Removal of CO2 from Flue Gas : CO2 Diponegoro. Semarang.
Semarang
Capture from a Coal Combuster. Wijanarko, A.2004. Jurnal Teknologi
Biotech. Bioproc. Eng 8 : 360 – 367. “Enhancement of Carbon Dioxide
Prihantini, B.N., B. Putri, dan R. Yiniati. Fixation
n by Alternation of
2005. Pertumbuhan Chlorella spp. Illumination during Chlorella
Dalam Medium Ekstrak Tauge (MET) vulgaris Buitenzorg Growth”.
Growth”
dengan Variasi pH Awal. Makara, Departemen Teknik Kimia Fakultas
Sains, Vol. 9, No.1, Hal: 1
1-6. Teknik Universitas Indonesia.
Richmond, A. 2003. Handbook of Wilde and Benemann. 1993. Bioremoval
Microalgae Cultur Biotechnology and of Heavy Metals by the use of
Applied Phycology.
y. Blackwell Microalgae. Biotech. Adv., 11: 781
Publishing. 545 hlm. – 812.
Taw. 1990. Petunjuk Kultur Murni dan Yudoyono G dan C.A. Arifin. 2013. Fiksasi
Massal Mikroalga. UNDP. FAO.
FA CO2 oleh C.vulgaris sebagai Medium
Widianingsih, R. Hartati, H. Endrawati, E. Pengkonversi dalam Buble Column
Yudiati, V.R. Iriani. 20111. Pengaruh Reactors. Jurnal Sains dan Seni
Pengurangan Konsentrasi Nutrien Pomits Vol. 2, No. 1.
Fosfat dan Nitrat Terhadap

585

Você também pode gostar