Você está na página 1de 37

MANAJEMEN KEUANGAN II

PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK

TINJAUAN PERUSAHAAN DARI SISI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN

RENTABILITAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. AMELLIA WIJAYANTI (1611070163)

2. JHON MAYORS SIHOMBING (1611070167)

3. ABDULLAH RAMADHAN N.R (1611070155)

4. SHYLVINA DEVI (1611070162)

DOSEN : Drs.AKROMUL IBAD,M.M

INSTITUTE PERBANAS

JAKARTA 2017

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN .................................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. BATASAN MASALAH ........................................................................................................ 4
BAB II ..................................................................................................................................................... 5
ANALISA MASALAH ........................................................................................................................... 5
1. Rasio Likuiditas .................................................................................................................... 12
a. Current Ratio (Rasio Lancar) ........................................................................................ 12
b. Quick Ratio (Rasio Cepat).............................................................................................. 13
2. Rasio Aktivitas ...................................................................................................................... 14
a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) ........................................................... 14
b. Rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period) ............................. 15
c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover) .................................................. 16
d. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) .................................................... 17
e. Rata-Rata Periode Pembayaran Pembelian (Average Payment Period)............ 18
3. Rasio Solvabilitas (Leverage) ........................................................................................... 18
a. Debt to Total Assets Ratio/ Debt Ratio (Rasio Hutang) ......................................... 19
b. Debt to Equity Ratio (Perbandingan Hutang Jangka Panjang dengan Modal) 20
c. Time Interest Earned/Coverage ratio (Rasio Penutup) .......................................... 20
d. Fixed Charge Coverage/Fixed Payment Coverage ratio ........................................ 21
4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio) .......................................................................... 22
a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)..................................................................... 22
b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit margin) ......................................................... 23
c. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin) ........................................................................ 24
d. Rasio Pengembalian Aktiva (Return on Assets) ...................................................... 25
e. Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity) ....................................................... 26
BAB III .................................................................................................................................................. 28
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................................ 28
A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 28
B. SARAN ................................................................................................................................ 31

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA

sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga

mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi

dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebihbaiklagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin

masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, April 2017

Penyusun

iii
ABSTRAK

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang melakukan usaha terpadu di bidang Layanan telekomunikasi dan jaringan di

Indonesia yang beroperasi di dalam negeri dan luar negeri. Pada Karya Tulis ini,

kami akan melakukan analisis rasio terhadap Laporan Keuangan Tahunan PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk yang meliputi Rasio Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas

dan Profitabilitas Tahun 2014, 2015 dan 2016 (time series) serta Laporan Keuangan

Tahunan PT XL Axiata Tbk dan PT Smartfren Telecom Tbk sebagai average

industries ratio (rasio perusahaan sejenis) untuk menilai Kinerja PT Telekomunikasi

Indonesia Tbk.

iv
DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN

Tabel I : Analisis Rasio Likuiditas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

Tabel II : Analisis Rasio Aktivitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

Tabel III : Analisis Rasio Solvabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

Tabel VI : Analisis Rasio Profitabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

Laporan posisi keuangan konsolidasian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan

entitas anaknya; tanggal 31 Desember 2016

Laporan posisi keuangan konsolidasian PT Smartfren Telecom Tbk dan entitas

anaknya; tanggal 31 Desember 2016

Laporan posisi keuangan PT XL Axiata Tbk; tanggal 31 Desember 2016

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum, kehidupan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 berjalan

dengan baik. Perlambatanekonomi global yang menimpa beberapa negara

khususnya di kawasan Asia Tenggara tidakmembawa pengaruh signifikan terhadap

perekonomian domestik Indonesia. Pemerintah mendorong pertumbuhan

perekonomiandengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan ekonomiserta

meningkatkan belanja pemerintah diSektor infrastruktur. Akibatnya, perekonomian

Indonesia di Indonesia2016 tumbuh 5,02% yang lebih tinggi dari tahun

sebelumnyaTumbuh sebesar 4,88%. Secara khusus, Biro Pusat Statistik (BPS)Juga

mencatat bahwa sektor komunikasi dan informasi tumbuh dengan sangat baik, jauh

di atas pertumbuhanEkonomi nasional, yang berarti sektor komunikasi dan informasi

merupakan salah satu pembangkit pertumbuhanEkonomi domestik.

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang melakukan usaha terpadu di bidang Layanan telekomunikasi dan jaringan di

Indonesia yang beroperasi di dalam negeri dan luar negeri. Saham PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk atau biasa disebut dengan Telkom dimiliki oleh

Pemerintah Republik Indonesia sebanyak 52,09 % dan 47,91% dimiliki oleh publik.

Telkom Grup memiliki 12 Anak Perusahaan Langsung (Direct Subsidiaries)

termasuk satu anak perusahaan yang tidak beroperasi kembali yaitu antara lain:

1
1. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel)

Telkomsel adalah salah satu Operator seluler terkemuka dengan lebih dari173,9

juta pelanggan, 129.033 BTS denganJaringan terluas di Indonesia.

2. PT Telkom Akses (Telkom Akses)

Telkom Akses menyediakan Jasa konstruksiInfrastruktur jaringan fixed-

broadband.

3. PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra)

Telkom Metra menjalankan kegiatan usahadi bidang jaringan dan manajemen

multimedia, meliputi: datalayanan sistem komunikasi, portallayanan dan layanan

transaksi online.

4. PT Patra Telekomunikasi (Patrakom)

Patrakom mengelola bisnis satelit broadband untuk Maritim,

Energi,Telekomunikasi, Perkebunan, Perbankan danSegmen usaha pemerintah

5. PT Graha Sarana Duta (GSD)

GSD merupakan usaha properti Telkom yang melakukan empat jenisBisnis, yaitu

manajemen properti,pengembangan properti, sewa properti danfasilitas properti.

6. PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel)

Mitratel membangun dan mengelolaFasilitas menara telekomunikasi

danInfrastruktur sebagaimana empat segmen bisnis utama, membangun sesuai

B2S,Kolokasi dan reseller, microcell, layanan yang terkait menara dan proyek.

7. PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkom Infra)

Telkom Infra memiliki empat portofolio bisnis,yaitu layanan pengelolaan jaringan,

service solution, power & engineering solution dankabel bawah laut.

2
8. PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin)

Telin merencanakan, membangun, menyediakan, mengembangkan,

mengoperasikan,memasarkan/ menawarkan /menyewakan dan

mengelolajaringan danlayananinformasi telekomunikasi Internasional;

9. PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin)

JALIN fokus pada bisnis dengan sistem pembayaran non tunaiyang mendukung

gerbang pembayaran nasional.

10. PT PINS Indonesia (PINS)

PINS memiliki portofolio bisnis yang terdiri daritiga kelompok, yaitulayanan

mobilitas, LayananCPE, dan layanan IoT / solusi M2M.

11. PT Metranet (Metranet)

Metranet saat ini fokus pada Pengembangan bisnis mobile dan media online

untukmeningkatkan lalu lintas online, memperkaya layanan, danmengoptimalkan

proses monetisasi

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. memainkan peran pentingdalam pengembangan

ekonomi digital di Indonesia.Layanan broadband dengan segala kelebihannya akan

dinikmatioleh semua kelas masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, kami ingin

melakukan analisis rasio terhadap laporan keuangan tahunan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk. untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan yang bergerak di

bidang jasa komunikasi tersebut.

3
B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan karya tulis ini yaitu:

1. Tujuan Umum

1.1 Untuk mengetahui tentang analasis rasio terhadap laporan keuangan

tahunan perusahaan;

1.2 Untuk memahami arti dari masing-masing rasio pada analisis rasio

terhadap laporan keuangan;

1.3 Untuk mengetahui kinerja perusahaan dari sisi keuangan.

2. Tujuan Khusus

2.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan II;

2.2 Untuk menilai kinerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dari sisi

keuangan.

C. BATASAN MASALAH

Pada Karya Tulis ini, kami akan melakukan analisis rasio terhadap Laporan

Keuangan Tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk yang meliputi Rasio

Likuiditas, Aktivitas, Solvabilitas dan Profitabilitas Tahun 2014, 2015 dan 2016 (time

series analysis)) serta Laporan Keuangan Tahunan PT XL Axiata Tbk dan PT

Smartfren Telecom Tbk sebagai average industries ratio (cross section analysis)

untuk menilai Kinerja/performance PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dari sisi

keuangan.

4
BAB II

ANALISA MASALAH

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan

beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi

kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil

yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan dikemukakan oleh Kasmir, (2011,p.68)

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,

baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk

beberapa periode tertentu,

2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan

perusahaan,

3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke

depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,

4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak,

5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang

hasil yang mereka capai,

5
Harahap (2008, p. 195) menjelaskan bahwa ada 10 tujuan dari analisis laporan

keuangan, antara lain :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang

terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari

suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern

laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar

perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model

dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan

(rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan

merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.

7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah

dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan

periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik

posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.

10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di

masa yang akan datang.

6
Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan

keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan

dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan

keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen

dapat menilai apakah kinerja perusahaan mengalami penigkatan atau mengalami

penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil

tindakan untuk menanggapi kenaikan danpenurunan tersebut. Apabila perusahaan

berada dibawah standar, maka pihak manajemen akan mencari faktor-faktor yang

menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna menaikkan

kembali angka rasio perusahaannya.

Keunggulan Analisis Rasio Keuangan menurut Sofyan Syafri Harapan,

sebagai berikut :

a. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah

dibaca dan ditafsirkan.

b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan

laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

d. Bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan

keputusan dan model prediksi.

e. Menstandarisasi size perusahaan.

f. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau

melihat perkembangan perusahaan secara periodic/ time series.

g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang

akan datang.

7
Kelemahan Analisi Rasio Keuangan , sebagai berikut :

a. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relative

terhadap suatu kondisi perusahaan.

b. Analisi rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal

dan bukan kesimpulan akhir.

c. Setiap data yang diperoleh dalam menganalisis bersumber dari laporan

keuangan perusahaan. Dimana angka-angka yang disajikan tidak memiliki

tingkat keakuratan yang tinggi.

d. Pengukuran rasio keuangan bersifat artificial.Perhitungan rasio keuangan

dilakukan oleh manusia dan setiap pihak memiliki pandangan yang

berbeda-beda dalam menempatkan ukuran.

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena

ingin mengetahui tingkat keuntungan dan tingkat risiko serta tingkat kesehatan suatu

perusahaan. Analisis semacam ini mengharuskan seorang analis untuk melakukan

beberapa hal :

1. Menentukan dengan jelas tujuan analisis

2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan

keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan

tersebut

3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang

berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan

Sebelum melakukan analisis seorang analis harus memahami ketiga langkah

diatas,baru kemudian melakukan analisis salah satunya yaitu dengan menggunakan

Analisis Rasio.Analisa rasio adalah analisis yang menghubungkan perkiraan

8
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan

gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap suatu perusahaan

tertentu. Yang dimaksud dengan “Rasio” dalam laporan keuangan adalah suatu

angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam

Laporan Keuangan. Hubungan antara unsur-unsur tersebut dinyatakan dalam

bentuk matematis yang sederhana, kemudian dibandingkan dengan suatu standar

rasio yang layak dijadikan dasar pembanding. Dengan adanya pembandingan ini

dapat diketahui apakah perusahaan tersebut terletak diatas average atau dibawah

average.

Ada beberapa macam pengelompokan angka-angka rasio keuangan tersebut,

antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan sumber data dari mana rasio itu dibuat, rasio tersebut dibedakan

menjadi 3 yaitu

a. Rasio-rasio Neraca (Balance Sheet Ratios)

Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca seperti

current ratio dan quick ratio

b. Rasio-rasio Laporan laba Rugi (Income Statement Ratios)

Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data berasal dari Laporan Laba Rugi

seperti net profit margin ratio, gross profit margin dan sebagainya.

c. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Ratios)

Yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan laporan

laba rugi seperti inventory turnover ratio, fixed assets turnover dan

sebagainya.

2. Menurut Hampton (1980:110), rasio keuangan dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Rasio Likuiditas

9
bertujuan menguji kecukupan dana, solvency perusahaan, kemampuan

perusahaan membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi. Yang

termasuk dalam rasio ini yaitu current ratio, quick ratio, receivables turnover

dan inventory turnover

b. Rasio Profitabilitas

bertujuan mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan antara lain yaitu profit margin,

gross profit margin, operating assets turnover, return on assets, return on

equity, dan return on investment.

c. Rasio Kepemilikan

Bertujuan membantu pemilik saham dalam mengevaluasi aktivitas dan

kebijakan perusahaan yang berpengaruh terhadap harga saham di pasaran

yaitu earning pershare, book value pershare, capital structure ratio dan

sebagainya.

3. Menurut Weston & Brigham (1981:138), rasio Keuangan dibedakan menjadi 6

(yang selanjutnya akan dibahas dalam karya tulis ini) yaitu:

a. Rasio Likuiditas

Yaitu mengukur kemampuan dan kekuatan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Meliputi current ratio dan quick ratio.

b. Rasio Leverage/Solvabilitas

Yaitu mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang.

Meliputi Total debt to total assets ratio/debt ratio, debt to equity ratio, time

interest earned,dan fixed charge coverage.

10
c. Rasio Aktivitas

Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber

dana yang ada di perusahaan. Meliputi inventory turnover, average collection

period, fixed assets turnover, total assets turnover, average payment periode.

d. Rasio Profitabilitas

Yaitu mengukur efektifitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan

terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Meliputi gross profit margin

ratio, operating profit margin ratio, net profit margin ratio, Return on Assets

Ratio, Return on Equity Ratio.

e. Rasio Pertumbuhan

Yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi

ekonomi nya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industry. Elemen-elemen

yang paling penting dilihat pertumbuhannya yaitu: penjualan, laba bersih, laba

per lembar saham, harga pasar per lembar, deviden dan nilai buku saham.

f. Rasio Valuasi

Yaitu mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang

melampaui pengeluaran biaya investasi.

Berikut analisis rasio pada laporan keuangan tahunan tahun 2014,2015 dan

2016 PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

11
1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas bertujuan mengukur kemampuan dan kekuatan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.Current ratio yang rendah

biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya

current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan

banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi

kemampuan laba perusahaan.Berikut Liquidity Ratio pada PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk Tahun 2014 sampai 2016:

PT. Telekomunikasi Condition

Indonesia Tbk.

Liquidity Average Time Cross

Ratio 2016 2015 2014 Industries Series Section Overall

Current Ratio 1.20 1.35 1.06 0.46 Average Good Good

Quick Ratio 1.18 1.34 1.05 0.43 Average Good Good

Tabel I : Analisis Rasio Likuiditas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

a. Current Ratio(Rasio Lancar)

Current Ratio ini biasa disebut sebagai Rasio Lancar, Working Capital Ratio

atau Banker’s Ratio. Current ratio ini menunjukkan hubungan antara nilai

aktiva lancar yang dapat di uangkan dalam waktu satu tahun dibandingkan

dengan nilai hutang yang harus dibayar dalam satu tahun tersebut. Semakin

besar angka rasio nya maka likuiditas nya semakin baik. Perhitungan Rasio

lancar pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (dinyatakan dalam milyaran

rupiah) :

𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 (𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓)


𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫) =
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒊𝒆𝒔 (𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓)

12
𝟑𝟒, 𝟐𝟗𝟒
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫) 𝟐𝟎𝟏𝟒 = = 𝟏. 𝟎𝟔
𝟑𝟐, 𝟑𝟏𝟖

𝟒𝟕, 𝟗𝟏𝟐
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫) 𝟐𝟎𝟏𝟓 = = 𝟏. 𝟑𝟓
𝟑𝟓, 𝟒𝟏𝟑

𝟒𝟕, 𝟕𝟎𝟏
𝐂𝐮𝐫𝐫𝐞𝐧𝐭 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫) 𝟐𝟎𝟏𝟔 = = 𝟏. 𝟐𝟎
𝟑𝟗. 𝟕𝟔𝟐

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki current ratio 1.20 , 1.35, 1.06

untuk tahun 2016, 2015,dan 2014 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

average industries artinya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk memiliki

likuiditas lebih tinggi daripada industry-industri sejenisnya.

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)

Rasio ini dihitung dengan membandingkan kas dan quick assets dengan

hutang jangka pendek. Persediaan tidak ikut dihitung karena memerlukan

waktu untuk direalisasikan menjadi uang dan tidak ada kepastian apakah bisa

terjual atau tidak.

Perhitungan Rasio cepat pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

(dinyatakan dalam milyaran rupiah) :

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏


𝐐𝐮𝐢𝐜𝐤 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐂𝐞𝐩𝐚𝐭) =
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

𝟑𝟒, 𝟐𝟗𝟒 − 𝟒𝟕𝟒


𝐐𝐮𝐢𝐜𝐤 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐂𝐞𝐩𝐚𝐭) 𝟐𝟎𝟏𝟒 = = 𝟏. 𝟎𝟓
𝟑𝟐, 𝟑𝟏𝟖

𝟒𝟕, 𝟗𝟏𝟐 − 𝟓𝟐𝟖


𝐐𝐮𝐢𝐜𝐤 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐂𝐞𝐩𝐚𝐭) 𝟐𝟎𝟏𝟓 = = 𝟏. 𝟑𝟓
𝟑𝟓, 𝟒𝟏𝟑

𝟒𝟕, 𝟕𝟎𝟏 − 𝟓𝟖𝟒


𝐐𝐮𝐢𝐜𝐤 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐨 (𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐂𝐞𝐩𝐚𝐭) 𝟐𝟎𝟏𝟔 = = 𝟏. 𝟏𝟖
𝟑𝟗. 𝟕𝟔𝟐

Dalam hal ini PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. adalah perusahaan jasa

sehingga jumlah persediaan nya sangat kecil yang mengakibatkan angka

quick ratio juga tidak jauh berbeda dengan current ratio nya yaitu 1.18, 1.35,
13
dan 1.05. Dengan current ratio dan quick ratio ini dapat dikatakan bahwa

likuiditas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk cukup tinggi dibandingkan

dengan industry sejenis (likuid).

2. Rasio Aktivitas

Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber sumber

dana yang ada di perusahaan atau bagaimana efektifitas perusahaan dalam

mengoperasikan dana.

PT. Telekomunikasi Condition

Indonesia Tbk.

Average Time Cross

Activity Ratio 2016 2015 2014 Industries Series Section Overall

Inventory Turnover N/A N/A N/A N/A -

Average Collection Good Bad Average

Period 24.45 27.66 29.62 16.02

Fixed Assets Good Good Good

Turnover 1.02 0.99 0.95 0.47

Total Assets Average Good Good

Turnover 0.65 0.62 0.63 0.27

Average Payment - - -

Period N/A N/A N/A N/A

Tabel II : Analisis Rasio Aktivitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

a. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Menunjukkan berapa kali persediaan barang dijual dan diadakan kembali

dalam satu periode akuntansi. Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

14
Persediaan terdiri dari komponen yang kemudian dibebankan pada saat

pemakaian. Komponen mewakili terminal telepon, kabel dan suku cadang

lainnya. Persediaan juga termasuk kartu Subscriber Identification Module

(“SIM”), pesawat telepon, set top box, modem wireless broadbanddan

voucher prabayar yang dibebankan pada saat dijual. Biaya persediaan terdiri

dari harga pembelian, bea masuk, pajak lainnya, transportasi,penanganan

dan biaya lainnya yang langsung melekat pada akuisisinya. Persediaan

diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai

realisasi bersih. Nilai realisasi bersih adalah perkiraan harga jual dikurangi

biaya untuk menjual. Biaya – biaya tersebut tidak tertulis secara rinci dalam

laporan keuangan serta penjualan inventory ini bukanlah usaha utama dari

perusahaan ini sehingga dalam hal ini Inventory Turnover tidak kami

masukkan ke dalam alat analisis kami.

b. Rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period)

Rata-rata pengumpulan piutang atauAverage Collection Period menunjukkan

berapa lama yang dibutuhkan perusahaan untuk menagih piutangnya,

semakin rendah angka rasionya menunjukkan semakin kecil waktu yang

dibutuhkan perusahaan dan semakin efektif dana tersebut. Dalam Laporan

Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Piutang usaha dibagi menjadi

dua yaitu piutang pihak ketiga dan piutang pihak berkorelasi. Angka

Pendapatan kami gunakan sebagai pengganti angka penjualan. Berikut

perhitungan Average Collection Period pada PT.Telekomunikasi Indonesia

Tbk.(data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah):

𝑷𝒊𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏/𝟑𝟔𝟎𝒉𝒂𝒓𝒊

15
𝟕, 𝟑𝟖𝟎
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟒 = 𝟖𝟗,𝟔𝟗𝟔 = 𝟐𝟗. 𝟔𝟐
𝟑𝟔𝟎𝒉𝒂𝒓𝒊

𝟕, 𝟖𝟕𝟐
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟓 = 𝟏𝟎𝟐,𝟒𝟕𝟎 = 𝟐𝟕. 𝟔𝟔
𝟑𝟔𝟎𝒉𝒂𝒓𝒊

𝟕, 𝟗𝟎𝟎
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟏𝟏𝟔,𝟑𝟑𝟑 = 𝟐𝟒. 𝟒𝟓
𝟑𝟔𝟎𝒉𝒂𝒓𝒊

Average Collection Period PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu24.45,

27.66 dan 29.62 lebih tinggi jika dibandingkan dengan rasio yang dimiliki

perusahaan sejenis yaitu 16.02 artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.

memerlukan waktu yang lebih lama untuk menagih piutang-piutangnya. Akan

tetapi Average Collection Period PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk menurun

dari tahun ke tahun berarti mereka telah memperbaiki kinerja nya dan

mempercepat pengumpulan pitang-piutangnya.

c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Perputaran Aktiva Tetap atauFixed Assets Turnover mengukur seberapa

efisien perusahaan menggunakan investasi nya pada aktiva tetap yang

mereka miliki. Semakin tinggi angka rasio nya maka semakin tinggi pula

efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk

menghasilkan pendapatan mereka. Berikut perhitungan Fixed Assets

Turnover pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan

dalam milyaran rupiah):

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 =
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑻𝒆𝒕𝒂𝒑 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉

𝟖𝟗, 𝟔𝟗𝟔
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝟐𝟎𝟏𝟒 = = 𝟎. 𝟗𝟓
𝟗𝟒, 𝟖𝟎𝟗

16
𝟏𝟎𝟐, 𝟒𝟕𝟎
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝟐𝟎𝟏𝟓 = 𝟎. 𝟗𝟗
𝟏𝟎𝟑, 𝟕𝟎𝟎

𝟏𝟏𝟔, 𝟑𝟑𝟑
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟏. 𝟎𝟐
𝟏𝟏𝟒, 𝟒𝟗𝟖

Fixed Assets TurnoverPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.yaitu 1.02, 0.99 dan

0.95 lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 0.47

artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih effisien dalam menggunakan

investasi mereka pada aktiva tetapnya. Peningkatan efisiensi ini juga terlihat

dari meningkatnya angka Fixed Assets Turnover-nya dari tahun ke tahun.

d. Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) mengukur seberapa efisien

perusahaan menggunakan investasi nya pada total aktiva yang mereka miliki.

Semakin tinggi angka rasio nya maka semakin tinggi pula efisiensi

perusahaan dalam menggunakan asset-asset nya untuk menghasilkan

pendapatan mereka. Berikut perhitungan Total Assets Turnover pada

PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam

milyaran rupiah)

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

𝟖𝟗, 𝟔𝟗𝟔
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝟐𝟎𝟏𝟒 = = 𝟎. 𝟔𝟑
𝟏𝟒𝟏, 𝟖𝟐𝟐

𝟏𝟎𝟐, 𝟒𝟕𝟎
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝟐𝟎𝟏𝟓 = = 𝟎. 𝟔𝟐
𝟏𝟔𝟔, 𝟏𝟕𝟑

𝟏𝟏𝟔, 𝟑𝟑𝟑
𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐚 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟎. 𝟔𝟑
𝟏𝟕𝟗, 𝟔𝟏𝟏

17
Total Assets TurnoverPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.yaitu 0.65, 0.62 dan

0.63 lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu 0.27

artinya PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk lebih effisien dalam menggunakan

investasi mereka pada aktivanya. Peningkatan efisiensi ini juga terlihat dari

meningkatnya angka Total Assets Turnover-nya dari tahun ke tahun (akan

tetapi ada sedikit penurunan di tahun 2015).

e. Rata-Rata Periode Pembayaran Pembelian (Average Payment Period)

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. merupakan perusahaan jasa sehingga

tidak ada data pembelian pada laporan keuangannya. Sehingga pada karya

tulis ini kami tidak menggunakan analisis rasio rata-rata periode pembayaran.

𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈
𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝𝐞 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐲𝐚𝐫𝐚𝐧 =
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒆𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒊

3. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Rasio ini mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang atau

disebut juga untuk kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya

saat dilikuidasi.

PT. Telekomunikasi Condition

Indonesia Tbk.

Solvability Average Time Cross

Ratio 2016 2015 2014 Industries Series Section Overall

Debt Ratio 19% 22% 17% 43% Average Good Good

Debt to Equity Average Good Good

Ratio 0.33 0.40 0.27 1.46

Time Interest Average Good Good

Earned 22.84 23.04 23.59 2.23

18
Fixed Charge - - -

Coverage N/A N/A N/A N/A

Tabel III : Analisis Rasio Solvabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

a. Debt to Total Assets Ratio/ Debt Ratio (Rasio Hutang)

Debt Ratio atau Rasio Hutang menunjukkan seberapa banyak perusahaan

menggunakan pendanaan dari selain Modal Pemilik (Pinjaman) untuk

mendanai pembelian asset nya. Dana Pinjaman ini menimbulkan pengaruh

keuangan pada perusahaan (financial leverage). Semakin besar angka rasio

nya maka semakin besar juga ketergantungan perusahaan pada

pembiayaan non-pemilik (pinjaman). Berikut perhitungan Debt Ratio pada

PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam

milyaran rupiah)

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈) =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

𝟐𝟑, 𝟓𝟏𝟐
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈)𝟐𝟎𝟏𝟒 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟕%
𝟏𝟒𝟏, 𝟖𝟐𝟐

𝟑𝟕, 𝟑𝟑𝟐
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈)𝟐𝟎𝟏𝟓 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟐%
𝟏𝟔𝟔, 𝟏𝟕𝟑

𝟑𝟒, 𝟑𝟎𝟓
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈)𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟗%
𝟏𝟕𝟗, 𝟔𝟏𝟏

Debt Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 19%, 22% dan 17%

artinya perusahaan dibiayai oleh hutang sebesar 17 hingga 22 persen.

Angka Rasio tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan perusahaan

sejenis yaitu 43% artinya PT. Telekomunikasi Indonesi Tbk. hanya sedikit

menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman untuk

mendanai aktivanya.

19
b. Debt to Equity Ratio (Perbandingan Hutang Jangka Panjang dengan

Modal)

Merupakan Perbandingan antara hutang jangka panjang dan ekuitas dalam

pendanaan perusahaan. Rasio ini sering digunakan untuk melihat seberapa

besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh

perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka Debt to

Equity Ratio maka diasumsikan perusahaan memiliki resiko yang semakin

tinggi. Berikut perhitungan Debt to Equity Ratio pada PT.Telekomunikasi

Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah):

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 (𝑳𝑻𝑫)


𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚)

𝟐𝟑, 𝟓𝟏𝟐
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 𝟐𝟎𝟏𝟒 = = 𝟎. 𝟐𝟕
𝟖𝟓, 𝟗𝟗𝟐

𝟑𝟕, 𝟑𝟑𝟐
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 𝟐𝟎𝟏𝟓 = = 𝟎. 𝟒𝟎
𝟗𝟑, 𝟒𝟐𝟖

𝟑𝟒, 𝟑𝟎𝟓
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 𝟐𝟎𝟏𝟔 = = 𝟎. 𝟑𝟑
𝟏𝟎𝟓, 𝟓𝟒𝟒

Debt to Equity Ratio PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 0.33, 0.40 dan

0.27 jauh dibawah rata-rata perusahaan sejenis yaitu 1.46. Angka Rasio

dibawah 1.00 artinya jumlah hutang perusahaan lebih kecil daripada jumlah

ekuitas nya.

c. Time Interest Earned/Coverage ratio (Rasio Penutup)

Time Interest Earned/Coverage ratio atau Rasio Penutup mengukur

kemampuan perusahaan membayar beban bunga nya dari laba operasi

20
perusahaan. Semakin tinggi angka rasionya menunjukkan kemampuan

membayar beban bunganya dengan tepat waktu.Berikut perhitungan Time

Interest Earned pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan

dinyatakan dalam milyaran rupiah):

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 (𝑬𝑩𝑰𝑻)


𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐(𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒖𝒕𝒖𝒑) =
𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂

𝟐𝟗, 𝟐𝟎𝟔
𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐(𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒖𝒕𝒖𝒑)𝟐𝟎𝟏𝟒 = = 𝟐𝟑. 𝟓𝟗
𝟏, 𝟐𝟑𝟖

𝟑𝟐, 𝟒𝟏𝟖
𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐(𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒖𝒕𝒖𝒑) 𝟐𝟎𝟏𝟓 = = 𝟐𝟑. 𝟎𝟒
𝟏, 𝟒𝟎𝟕

𝟑𝟗, 𝟏𝟗𝟓
𝑪𝒐𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐(𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒖𝒕𝒖𝒑)𝟐𝟎𝟏𝟔 = = 𝟐𝟐. 𝟖𝟒
𝟏, 𝟕𝟏𝟔

Time Interest EarnedPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 22.84, 23.04

dan 23.59 lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu

2.23 artinya PT. Telekomunikasi Indonesi Tbk. dapat membayar bunganya

dari laba operasi perusahaan serta lebih tepat waktu dari pada perusahaan

sejenis.

d. Fixed Charge Coverage/Fixed Payment Coverage ratio

Rasio ini mengukur apakah perusahaan dapat membayar kewajiban tetap

nya sesuai jadwal. Semakin rendah rasio maka semakin tinggi resiko baik

bagi yang meminjamkan maupun pemilik (resiko bangkrut). Pada Laporan

Keuangan Tahunan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. tidak terdapat data

Pembayaran leasing sehingga Rasio ini tidak termasuk dalam alat analisis

laporan keuangan ini.

21
4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio)

Yaitu mengukur efektivitas manajemen dari laba yang dihasilkan terhadap

penjulan dan investasi perusahaan.

PT. Telekomunikasi Condition

Indonesia Tbk.

Average Time Cross

Profitability Ratio 2016 2015 2014 Industries Series Section Overall

Gross Profit - - -

Margin N/A N/A N/A N/A

Operating Profit Average Good Good

margin 34% 32% 33% 8%

Net Profit Margin 25% 23% 24% -26% Average Good Good

Return on Assets 16% 14% 15% 8% Average Good Good

Return on Equity 35% 31% 31% -14% Good Good Good

Tabel VI : Analisis Rasio Profitabilitas PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk

a. Rasio Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan melakukan “mark up”

terhadap Harga Pokok Penjualan mereka. Semakin tinggi Gross Profit Margin

maka semakin baik dan secara relative semakin rendah Harga Pokok

Penjualannya. Pada Laporan Keuangan Tahunan PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk. tidak terdapat data Harga Pokok Penjualan (karena PT

Telekomuniakasi Indonesia Tbk. merupakan perusahaan Jasa) sehingga

Rasio ini tidak termasuk dalam alat analisis laporan keuangan ini.

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑵𝒆𝒕𝒕𝒐 − 𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑲𝒐𝒕𝒐𝒓 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑵𝒆𝒕𝒕𝒐

22
b. Rasio Laba Operasi (Operating Profit margin)

Rasio ini mengukur keuntungan perusahaan setelah dikurangi dengan harga

pokok penjualan dan beban-beban operasi. Semakin tinggi rasio nya maka

semakin besar pula profitabilitas perusahaan dan control yang lebih baik

terhadap besarnya beban yang harus dikeluarkan perusahaan. Berikut

perhitungan Operating Profit Margin pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk.

(data keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah)

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑵𝒆𝒕𝒕𝒐 − 𝑯𝑷𝑷 − 𝑩𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒎. & 𝑢𝑚𝑢𝑚


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝑵𝒆𝒕𝒕𝒐

𝟖𝟗, 𝟔𝟗𝟔 − 𝟔𝟎, 𝟒𝟗𝟎


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝟐𝟎𝟏𝟒 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟑%
𝟖𝟗, 𝟔𝟗𝟔

𝟏𝟎𝟐, 𝟒𝟕𝟎 − 𝟕𝟎, 𝟎𝟓𝟐


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝟐𝟎𝟏𝟓 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟐%
𝟏𝟎𝟐, 𝟒𝟕𝟎

𝟏𝟏𝟔, 𝟑𝟑𝟑 − 𝟕𝟕, 𝟏𝟑𝟖


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟒%
𝟏𝟏𝟔, 𝟑𝟑𝟑

Operating Profit MarginPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 34%, 32%

dan 33% artinya perusahaan menghasilkan keuntungan32 hingga 24 persen.

Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan

sejenis yaitu 8%. Hal ini menunjukkan kinerja yang baik dari perusahaan

tersebut dan control yang baik terhadap beban-beban yang dikeluarkan untuk

menghasilkan pendapatannya. Di tahun 2015 terdapat sedikit penurunan

pada operating profit margin akan tetapi secara keseluruhan laba yang

dihasilkan terus meningkat dari tahun ke tahun.

23
Sumber : Annual Report PT.Telekomunikasi Tbk.

c. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)

Rasio ini mengukur keuntungan perusahaan setelah dikurangi seluruh beban

yang ditanggung oleh perusahaan dalam satu periode. Semakin tinggi rasio

nya maka semakin besar pula profitabilitas perusahaan dan control yang lebih

baik terhadap besarnya beban yang harus dikeluarkan perusahaan.Berikut

perhitungan Net Profit Margin pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data

keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah)

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 =
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

𝟐𝟏, 𝟐𝟕𝟒
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝟐𝟎𝟏𝟒 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟒%
𝟖𝟗, 𝟔𝟗𝟔

𝟐𝟑, 𝟑𝟏𝟕
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝟐𝟎𝟏𝟓 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟑%
𝟏𝟎𝟐, 𝟒𝟕𝟎

𝟐𝟗, 𝟏𝟕𝟐
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟐𝟓%
𝟏𝟏𝟔, 𝟑𝟑𝟑

Net Profit MarginPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 25%, 23% dan 24%

artinya perusahaan menghasilkan keuntunganbersih 23 hingga 25 persen per

tahun. Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan

perusahaan sejenis yaitu -26%. Data perusahaan sejenis yang kami gunakan

24
adalah PT. XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. yang pada tahun

2016 mengalami kerugian sehingga net profit marginnya negative. Di tahun

2015 terdapat sedikit penurunan pada net profit marginakan tetapi secara

keseluruhan laba yang dihasilkan terus meningkat dari tahun ke tahun.

d. Rasio Pengembalian Aktiva (Return on Assets)

Return on Assets merupakan ukuran keseluruhan keefektifan managemen

dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia atau seberapa banyak

yang yang dihasilkan perusahaan dari investasinya pada aktiva-aktivanya

sehingga menghasilkan laba usahanya. Semakin tinggi Return on Assets

maka semakin baik/semakin menguntungkan.Berikut perhitungan Return on

Assets pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data keuangan dinyatakan

dalam milyaran rupiah)

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 (𝑹𝑶𝑨) =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
𝟐𝟏, 𝟐𝟕𝟒
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 (𝑹𝑶𝑨)𝟐𝟎𝟏𝟒 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟓%
𝟏𝟒𝟏, 𝟖𝟐𝟐

𝟐𝟑, 𝟑𝟏𝟕
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 (𝑹𝑶𝑨) 𝟐𝟎𝟏𝟓 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟒%
𝟏𝟔𝟔, 𝟏𝟕𝟑

𝟐𝟗, 𝟏𝟕𝟐
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 (𝑹𝑶𝑨) 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟏𝟔%
𝟏𝟕𝟗, 𝟔𝟏𝟏

Return on AssetsPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 16%, 14% dan

15% artinya dari sejumlah yang telah diinvestasikan ke dalam asset-asset nya

dapat menghasilkan return sebanyak 14 sampai 16 persen pertahun nya.

Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perusahaan

sejenis yaitu 8%. Hal ini menunjukkan bahwa investasi pada asset yang

dilakukan perusahaan dapat menunjang perusahaan untuk menghasilkan

25
pendapatan yang diharapkan. Di tahun 2015 terdapat sedikit penurunan pada

return on assetsakan tetapi secara keseluruhan ROA yang dihasilkan

cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Dari laporan tahunan PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk. terlihat bahwa jumlah Asset perusahaan terus

mengalami kenaikan.

Sumber : Annual Report PT.Telekomunikasi Tbk. 2016

e. Rasio Pengembalian Modal (Return on Equity)

Return on Equity merupakan ukuranhasil yang akan diperoleh pemilik atas

investasi (investor) di perusahaan. Semakin tinggi Return on Equity nya maka

semakin besar return yang akan diterima oleh pemilik investasi.Berikut

perhitungan Return on Equity pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk. (data

keuangan dinyatakan dalam milyaran rupiah):

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒋𝒂𝒌


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑹𝑶𝑬) =
𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒎 𝑩𝒊𝒂𝒔𝒂
𝟐𝟏, 𝟐𝟕𝟒
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑹𝑶𝑬) = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟏%
𝟔𝟕, 𝟕𝟐𝟏

𝟐𝟑, 𝟑𝟏𝟕
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑹𝑶𝑬) = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟏%
𝟕𝟓, 𝟏𝟑𝟔

26
𝟐𝟗, 𝟏𝟕𝟐
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 (𝑹𝑶𝑬) = 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟑𝟓%
𝟖𝟒, 𝟑𝟖𝟒

Return on Equity PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yaitu 35%, 31% dan

31% artinya perusahaan dapat memberikan return kepada investor sebanyak

31 hingga 31 persen pertahun. Angka Rasio tersebut lebih tinggi jika

dibandingkan dengan perusahaan sejenis yaitu -14%. Data perusahaan

sejenis yang kami gunakan adalah PT. XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren

Telecom Tbk. yang pada tahun 2016 mengalami kerugian sehingga return on

equity nya negative. Secara keseluruhan return yang dihasilkan PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk. terus meningkat dari tahun ke tahun.

27
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu

perusahaan. Karena dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat

mengetahui keuntungan dan kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu

periode.

Analisis laporan keuangan tahunan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. ini

untuk mengevaluasi dan menilai kinerja/performance perusahaan dari sisi keuangan.

Secara keseluruhan, dari Analisis rasio terhadap Laporan Keuangan Tahunan PT

Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2014, 2015 dan 2016 yang mencakup Rasio

likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas menunjukkan bahwa performance

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. sangat baik. Seperti yang telah disampaikan

oleh Board DirectorPT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. dalam Laporan Tahunan-nya

“As an overview, we see that the performance of the Board of Directors in 2016

was exceptional, which records a double-digit growth for Revenue, EBITDA

and Net Profit or triple double digit. The Board of Directors was capable to

prepare and execute strategies, determine priorities as well as making

adjustments over the strategies based on the characteristic of the very

dynamic telecommunication industry”. Direksi dinilai mampu mempersiapkan dan

melaksanakan strategi, menentukan prioritas serta melakukan penyesuaian atas

strategi berdasarkan karakteristik Industri telekomunikasi yang sangat dinamis.

Hal tersebut terbukti dengan rasio-rasio keuangan nya yang cenderung stabil

atau berubah menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.

28
29
PT. Telekomunikasi Condition
Indonesia Tbk.
Average Time Cross
Analisis Rasio 2016 2015 2014 Industries Series Section Overall
Liquidity Ratio
Current Ratio 1.20 1.35 1.06 0.46 Average Good Good
Quick Ratio 1.18 1.34 1.05 0.43 Average Good Good
Activity Ratio
Inventory Turnover N/A N/A N/A N/A -
Average Collection Good Bad Average
Period 24.45 27.66 29.62 16.02
Fixed Assets Good Good Good
Turnover 1.02 0.99 0.95 0.47
Total Assets Average Good Good
Turnover 0.65 0.62 0.63 0.27
Average Payment - - -
Period N/A N/A N/A N/A
Solvability Ratio
Debt Ratio 19% 22% 17% 43% Average Good Good

Debt to Equity Ratio 0.33 0.40 0.27 1.46 Average Good Good

Time Interest Average Good Good

Earned 22.84 23.04 23.59 2.23

Fixed Charge - - -

Coverage N/A N/A N/A N/A

Provitability Ratio
Gross Profit Margin N/A N/A N/A N/A - - -

Operating Profit Average Good Good

margin 34% 32% 33% 8%

Net Profit Margin 25% 23% 24% -26% Average Good Good

Return on Assets 16% 14% 15% 8% Average Good Good

Return on Equity 35% 31% 31% -14% Good Good Good

Secara Likuiditas, PT telekomunikasi Indonesia Tbk. dinilai cukup likuid dan dapat

membayar hutang-hutang jangka pendek nya dengan tepat waktu. Secara aktivitas,

perusahaan dinilai cukup efektif menggunakan sumber sumber dana yang ada di

perusahaan (mengoperasikan dana dengan baik). Dalam hal solvabilitas, rasio

hutang perusahaan ini pun cukup rendah jika dibandingkan dengan industri sejenis

30
nya sehingga financial laverage nya dinilai cukup rendah artinya perusahaan tidak

tergantung pada pinjaman/hutang. Dalam hal profitabilitas, perusahaan ini juga

dinilai dapat memberikan return yang layak untuk para investor. Pendapatan

perusahaan pun semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Beberapa isu yang harus dipertimbangkan dalam analisis laporan keuangan

agar laporan keuangan agar dapat diperbandingkan (comparable) yaitu melibatkan

beberapa perbandingan terhadap perusahaan sejenis ataupun laporan keuangan

pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal ini kami menyadari bahwa hanya

menggunakan 2 perusahaan sejenis untuk average industry dinilai kurang mewakili

kondisi sebenarnya (kondisi ideal) untuk analisis rasio pada industri tersebut.

B. SARAN

Laporan Keuangan selain menjadi acuan untuk menilai kinerja perusahaan

juga dapat menjadi sarana komunikasi bagi para Investor. Bagaimana Investor dapat

menilai seberapa baik atau menguntungkan industry yang mereka jalankan. Akan

lebih baik jika laporan keuangan tersebut di sajikan dengan bentuk sesuai standar

sehingga akan lebih mudah dalam proses analisisnya. PT.Telekomunikasi Indonesia

Tbk. telah menyajikan laporan Keuangan nya dengan sangat baik dan

lengkap.Annual Report PT Telekomunikasi Indonesia Tbk juga disajikan dengan

lengkap dan sangat informatif. Perusahaan diharapkan dapat mempertahankan

kinerjanya dan menjamin kelangsungan usaha organisasi sesuai dengan prinsip

“going concern”.

31
DAFTAR PUSTAKA

Martin,Titman Keown ,2014. Financial Management Principles and Application.Twelfth

Edition.Pearson.

K.R Subramanyam dan John J.Wild, 2014. Analisi Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba

Empat.

Drs.Djarwanto Ps,2010.Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan.Yogyakarta: Fakultas

Ekonomi UGM.

Fahmi,Irham,2015.Pengantar Manajemen Keuangan:Teori dan Soal Jawab.Bandung:

Alfabeta.

http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx

http://www.telkom.co.id/en/hubungi-kami/pt-telekomunikasi-indonesia-tbk/investor-

relations/laporan-tahunan/laporan-laporan/laporan-tahunan

https://www.xl.co.id/aboutus/en/investor/information/annual-report.html

http://www.smartfren.com/id/annual-report/

http://enemy12.blogspot.co.id/2015/03/makalah-analisis-laporan-keuangan.html?m=1

http://dewiasmaranii.blogspot.co.id/2014/12/analisis-laporan-keuangan.html?m=1

32

Você também pode gostar