Você está na página 1de 6

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KEBUGARAN PADA REMAJA

Dwi Purwantini
STIKES Katolik St Vincentius a Paulo Surabaya
e-mail: dwiphysio@gmail.com

Abstract:
Good nutritional status of adolescent is required in achieving optimal health and
prevention of chronic degenerative diseases. Most of adolescents have less attention to
nutrition of intake of daily dietery so that affect to physical fitness. The purpose of this
research was to identify the correlation of nutritional stauts and physical fitness in
adolescents. Design of this research was correlational with cross-sectional approach.
Subject of this research were 45 Physiotherapy students in STIKES Catholic St.
Vincentius a Paulo Surabaya. Variables of this research were nutritional status and
physical fittness. Data were collected by using IMT measurements and VO2 Max
calculations to determine fitness levels using the Harvard Step Test Method. The result
of this study were more than 50 % respondents had normal weight and majority of
respondents had poor fittness index. The result of statististical test by rank spearman with
level of significant α = 0,05 showed that p > α , it mean that was no significant correlation
between nutritional status and physical fitness level of adolescent. Based of this research,
researcher suggest to institution to plan some program for students to improve the level
of physical fittnes by increasing the participation of students in sports activities tand
socialize good healthy living to maintain healthy nutritional status.

Keyword: Nutritional status, Physical Fittness, adollescents

PENDAHULUAN makanan yang dimakan sehingga


Usia remaja merupakan usia mempengaruhi kebugaran jasmaninya.
produktif yang membutuhkan zat gizi Kebugaran jasmani sangat bermanfaat
optimal untuk kehidupan dan aktivitas. bagi remaja untuk menunjang kapasitas
Bagi remaja zat gizi dibutuhkan dalam fisik dan meningkatkan daya tahan
pencapaian kesehatan yang optimal dan kardiovaskuler. Menurut data Riskesdas
pencegahan penyakit degeneratif kronis tahun 2013 status gizi dewasa (usia > 18
(Hizni dalam Hardinsyah dkk, 2017: tahun) prevalensi dewasa kurus 8,7%,
209). Zat gizi merupakan sesuatu yang berat badan lebih 13,5% dan obesitas
esensial, yaitu zat kimia yang berasal dari 15,4%. Kecenderungan prevalensi
makanan dan tidak dapat disintesis dalam obesitas penduduk laki-laki dewasa (>18
tubuh, yang berfungsi untuk kehidupan, tahun) tahun 2013 (19,7%) lebih tinggi
pertumbuhan dan perbaikan jaringan dibandingkan tahun 2007 (13,9%) dan
(Hizni dalam Hardinsyah dkk, 2017: 2010 (7,8%). Obesitas perempuan
209). Banyak remaja yang kurang dewasa tahun 2013 sebesar 32,9% naik
memperhatikan gizi dalam asupan 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


1
2017
17,5% dari tahun 2010 (15,5%). Jawa bugar. Hal ini mungkin terjadi karena
Timur masuk dalam 13 provinsi dengan kebugaran jasman dipengaruhi beberapa
prevalensi obesitas di atas prevalensi hal salah satunya status gizi, sehingga
nasional (Riskesdas, 2013). Dengan perlu untuk memperbaiki status gizi
demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa supaya kebugaran meningkat.
diperlukan gizi yang cukup untuk Tujuan penelitian ini mengidentifikasi
meningkatkan kebugaran jasmani hubungan status gizi dan tingkat
(Sharkey, 2003). kebugaran pada remaja.
Asupan kalori dan zat gizi
menentukan ketersediaan sumber energi METODE
di tubuh. Kurangnya asupan kalori dan Penelitian ini merupakan jenis
zat gizi akan berdampak pada penelitian korelasi dengan menggunakan
berkurangnya kemampuan tubuh dalam pendekatan cross-sectional. Pengambilan
melakukan aktivitas. Kontraksi otot data dilakukan di Laboratorium Terapi
memerlukan ATP (adenotripospat), Latihan, STIKES Katolik St Vincentius a
sementara persediaan ATP dalam otot Paulo Surabaya pada tanggal 30
terbatas sehingga tambahan energi November dan 2 Desember 2017. Subyek
diperlukan untuk mengganti atau dalam penelitian ini adalah mahasiswa
membentuk ATP kembali. Pembentukan Fisioterapi yang memenuhi kriteria
ATP memerlukan bahan baku dalam inklusi yaitu berusia 19-29 tahun, tidak
bentuk karbohidrat, lemak dan protein. sedang sakit, tidak menderita sesak nafas
Karbohidrat, lemak dan protein didapat dan bersedia menjadi responden. Besar
dari asupan makanan yang dimakan sampel pada penelitian ini 45 responden.
setiap hari. Pemenuhan kebutuhan kalori Teknik pengambilan sampel
dan zat gizi selalu harus dijaga dalam menggunakan simple random sampling.
posisi seimbang. Kurangnya kualitas Penelitian ini dilaksanakan setelah
makanan yang diperoleh dalam diet mendapatkan surat ijin penelitian dari
sehari-hari dapat menurunkan tingkat Ketua LP3M STIKES Katolik St.
kebugaran seseorang sehingga seseorang Vincentius a Paulo Surabaya dan
terlihat letih dan sangat kelelahan saat mendapatkan informed consent yang
melakukan aktivitas berat (Afriwardi, sudah ditandatangani responden.
2010). Setelah mendapatkan persetujuan,
Mahasiswa Fisioterapi penelitian di mulai dari pengukuran IMT
membutuhkan kebugaran yang baik dengan mengukur Berat Badan
untuk menunjang kegiatan perkuliahan menggunakan timbangan digital dan
sehari-hari, karena tidak jarang Tinggi Badan menggunakan microtoise
mahasiswa harus mengerjakan tugas untuk mengetahui derajat berat badan.
sampai malam. Beberapa penelitian Setelah mendapatkan data kemudian di
mengenai kebugaran jasmani yang lakukan perhitungan VO2 Max untuk
dilakukan pada mahasiswa ditemukan menentukan tingkat kebugaran
sebagian besar mahasiswa kebugaran menggunakan Metode Harvard Step Test.
jasmani tergolong rendah atau tidak Peneliti dibagi menjadi 2 kelompok,

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


2
2017
kelompok pertama menghitung waktu Status gizi normal menunjukkan
selama exercise dan denyut nadi setelah yang terbanyak (58%) dan 98%
exercise, kelompok kedua mencatat hasil menunjukkan kebugaran kurang
pada lembar observasi. Peneliti Tabel 2 Distribusi frekuensi responden
menginstruksikan untuk naik turun berdasarkan status gizi remaja
bangku maksimal 5 menit, setelah naik di STIKES Katolik St
Vincentius a Paulo Surabaya
turun bangku waktu dihitung oleh peneliti
Pada tanggal 30 November -2
dan selanjutnya dilanjutkan perhitungan Desember 2017
nadi dan dimasukan dalam data Status gizi Frekuensi Prosentase
observasi. Data yang telah terkumpul Sangat 2 4
kurus
kemudian dirumuskan dan mendapatkan Kurus 6 13
hasil tingkat kebugaran Uji statistik yang Normal 26 58
digunakan dalam penelitian ini adalah Gemuk 3 7
Obesitas 8 18
Rank Spearman dengan tingkat Total 45 100
signifikansi α = 0,05.
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan tingkat kebugaran
Hasil Penelitian remaja di STIKES Katolik St
Hasil penelitian menunjukkan usia Vincentius a Paulo Surabaya
Pada tanggal 30 November -2
responden terbanyak 18-25 tahun (96%),
Desember 2017
jenis kelamin perempuan (54%), tidak Tingkat Frekuensi Prosentase
memiliki kebiasaan merokok (80%) dan kebugaran
melakukan latihan fisik rutin 1-2 Kurang 44 98
Sedang 1 2
x/minggu (55%). Cukup 0 0
Baik 0 0
Baik sekali 0 0
Tabel 1 Karakteristik responden
Total 45 100
Variabel Frekuensi Prosentase
(%)
Usia
< 18 Tahun 1 2 Tabel 4. Hubungan antara status gizi dan
18 Tahun – 25 43 96 tingkat kebugaran remaja di
Tahun 1 2
>25 tahun STIKES Katolik St Vincentius a
Jenis Paulo Surabaya pada tanggal 30
kelamin 21 46 November- 2 Desember 2017
Laki-laki 24 54 Tingkat Kebugaran
Perempuan Koefisien P
Kebiasaan korelasi (ρ)
merokok 9 20 Status gizi -0,19 0,899
Ya 36 80 Keterangan: signifikan p < 0,05
Tidak
Latihan Fisik
Rutin 1-2 25 55 Tabel 4 menunjukkan hasil uji statistik
x/minggu 8 18
Rutin 2-3 12 27
Rank Spearman dengan α =0,05
x/minggu didapatkan nilai p>0,05 yang berarti H1
Tidak rutin ditolak. Hal ini berarti tidak ada

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


3
2017
hubungan yang signifikan antara status ringan yang bersifat rekreasi atau hiburan
gizi dan tingkat kebugaran remaja. setelah melakukan kegiatan/ aktivitas
fisik rutin (Afriwardi, 2011: 37).
PEMBAHASAN Kebugaran tubuh kurang menunjukkan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden beresiko mengalami
bahwa lebih dari 50 % responden kelelahan paska beraktivitas.
tergolong status gizi normal. Menurut 42 % responden tergolong status
Hizni (2017), Zat gizi merupakan sesuatu gizi tidak normal yaitu 17 % status gizi
yang esensial, yaitu zat kimia yang sangat kurus dan kurus, 25 % responden
berasal dari makanan dan tidak dapat tergolong gemuk dan obesitas. Seluruh
disintesis dalam tubuh. Zat gizi esensial responden tersebut memiliki kebugaran
dibutuhkan dalam diet untuk fungsi tubuh kurang. Asupan kalori dan zat gizi
manuasia yang normal, yaitu untuk menentukan ketersediaan sumber energi
kehidupan, pertumbuhan dan perbaikan di tubuh. Kurangnya asupan kalori dan
jaringan. Gizi merupakan bagian penting zat gizi akan berdampak pada
yang dibutuhkan oleh tubuh guna berkurangnya kemampuan tubuh dalam
perkembangan dan pertumbuhan dalam melakukan aktivitas. Kontraksi otot
tubuh dan untuk memperoleh energi, agar memerlukan ATP (adenotripospat),
manusia dapat melaksanakan kegiatan sementara persediaan ATP dalam otot
fisiknya sehari-hari. Secara umum ada 3 terbatas sehingga tambahan energi
kegunaan makanan bagi tubuh yaitu : diperlukan untuk mengganti atau
makanan sebagai sumber tenaga terdiri membentuk ATP kembali. Pembentukan
dari karbohidrat, lemak dan protein, ATP memerlukan bahan baku dalam
makanan sumber zat pembangun terdiri bentu karbohidrat, lemak atau protein.
dari protein dan air, dan makanan sebagai Karbohidrat, lemak dan protein didapat
sumber pengatur terdiri dari vitamin dari asupan makanan yang dimakan
dan mineral (Irianto, 2006: 5). Hal ini setiap hari. Pemenuhan kebutuhan kalori
menunjukkan bahwa pada kebutuhan gizi dan zat gizi selalu harus dijaga dalam
responden tersebut terpenuhi. Asupan posisi seimbang. Kurangnya kualitas
makanan yang dikonsumsi oleh makanan yang diperolah dalam diet
responden seimbang dengan aktivitas sehari-hari dapat menurunkan tingkat
mereka sebagai mahasiswa sehingga kebugaran seseorang (Afriwardi,
mereka memiliki IMT 18,5-25. 2011:42). Pada responden yang kurus dan
Tingkat kebugaran mayoritas sangat kurus kemungkinan besar tidak
responden adalah kurang (98%). Hal ini bertenaga, sedangkan yang gemuk dan
menunjukkan bahwa hasil harvard step obesitas memiliki beban besar untuk
test kurang dari 55. Kebugaran jasmani melakukan suatu aktivitas.
merupakan salah satu komponen dalam Hasil uji statistic menunjukkan
mencapai suatu produktivitas yang baik. bahwa tidak ada hubungan antara status
Kebugaran jasmani adalah suatu keadaan gizi dan tingkat kebugaran. Selain status
ketika tubuh masih memiliki sisa tenaga gizi, kebugaran dipengaruhi oleh beerapa
untuk melakukan kegiatan-kegiatan faktor. Salah satu diantaranya adalah

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


4
2017
kebiasaan merokok. Merokok dapat SIMPULAN DAN SARAN
menyebabkan gangguan pertukaran dan Tidak ada hubungan yang
transportasi oksigen dalam tubuh. Bahan signifikan antara status gizi dengan
yang beracun pada asap rokok seperti tingkat kebugaran yang berarti status gizi
nikotin, tar dan lain sebagainya dapat yang normal tidak berkorelasi dengan
menempel pada permukaan dalam tingkat kebugaran.
saluran napas. Perlekatan bahan beracun Bagi STIKES Katolik St
terutama pada mukosa alveoli sangat Vincentius a Paulo Surabaya khususnya
mengganggu pertukaran gas antara bagian kemahasiswaan diharapkan
alveoli dan pembuluh darah di paru. merencanakan kegiatan yang dapat
Hambatan tersebut akan berpengaruh membantu meningkatkan tingkat
pada kemampuan ambilan oksigen tubuh. kebugaran pada remaja seperti
Terdapat bukti dalam beberapa penelitian pembiasaan naik turun tangga,
bahwa nilai rerata VO2 maksimal pelajar meningkatkan keikutsertaan mahasiswa
yang merokok lebih rendah daripada dalam kegiatan UKM olah raga serta
pelajar yang tidak merokok (Afriwardi, merencanakan kegiatan olahraga rutin
2011:42). Beberapa responden (20%) bagi seluruh mahasiswa serta
merupakan perokok aktif hal ini mensosialisasikan upaya menjaga status
menyebabkan penurunan tingkat gizi normal.
kebugaran pada responden. Untuk
repsonden yang bukan merupakan
perokok aktif tidak menutup
kemungkinan bahwa mereka juga
meupakan perokok pasif, sehingga juga
merupakan faktor yang turut berpengaruh
terhadap tingkat kebugaran yang kurang.
82 % repsonden tidak rutin
melakukan latihan fisik dan hanya 1- x
latihan fisik/ minggu. Latihan fisik yang
dilakukan oleh seseorang akan
berpengaruh pada tingkat kebugaran.
Orang yang terlatih akan memiliki otot
yang lebih kuat, lebih lentur, dan
memiliki ketahanan kardiorespiratorik
yang baik (Afriwardi, 2011:42). Ketidak
rutinan dalam melakukan latihan fisik
juga kemungkinan besar mempengaruhi
tingkat kebugaran. Selain itu frekuensi
dalam melakukan latihan fisik yang
hanya 1- x/ minggu kurang meningkatkan
kebugaran pada responden.

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


5
2017
DAFTAR PUSTAKA Sharkey, Brian J. (2003). Kebugaran dan
Kesehatan. Alih bahasa: Eri
Afriwardi. (2011). Ilmu Kedokteran Desmarini Nasution. Ed. 1. Jakarta:
Olahraga. Jakarta: EGC PT RajaGrafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Sugiyono. 2010. Metode Penelitian,


Penelitian: Suatu Pendekatan Kualitatis dan R&D. Bandung:
Praktik Jakarta: Rineka Cipta Alfabeta

Hardiansyah dan I Dewa Nyoman Suryanto. (2011). Penerapan Pola Hidup


Supariasa. (2017) Ilmu Gizi Teori Sehat Terhadap Kebugaran
dan Aplikasi. Jakarta: EGC Jasmani. Yogyakarta: Jurnal
Pendidikan Kesehatan dan
Hoeger WWK & Hoeger SA, (2009). Rekreasi.
Lifetime Physical Fitness and http://staff.uny.ac.id/sites/default/fi
Wellness: A Personalized Program. le/5.%20peraanan%20pola%20hid
Tenth Edition. Wadworth, Cengage up%20sehat%20terhadap%20kebu
Learning. garan%20jasmani%20%28%20me
dikora,%20oktober%202011%20
Lilik Herawati dkk (tanpa tahun). %29.pdf. Diakses pada tanggal 16
Fitness: Personal Trainer Guide. januari 2017
Surabaya: Departemen Ilmu Faal
FKUA Suryantono, Dameika. 2014.
Pengembangan Variasi Latihan
Nursalam. (2011). Metodologi Penelitian Dribbling dan Passing. Jakarta:
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Jurnal Olahraga Pendidikan.
Praktis. Jakarta: Salemba Medika Volume 1. No 1. Hal: 61-67.
http://kemenpora.co.id/ebook/Jurn
Purwanto, Heri. (1994). Pengantar al_Odik_Kemenpora_Vol_1_Mei_
Statistik Keperawatan. Jakarta: 2014.pdf. Diakses tanggal 16
EGC Januari 2016

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Wiarto Giri. (2013). Fisiologi dan
Riset Keperawatan. Yogyakarta: Olahraga. Yogjakarta: Graha Ilmu
Graha Ilmu

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


6
2017

Você também pode gostar