Você está na página 1de 10

EFEKTIVITAS LATIHAN EKSENTRIK SESAAT TERHADAP

PENINGKATAN EKSPRESI GLUT-1 OTOT GASTROCNEMIUS


MENCIT

Dwi Purwantini1, Cicilia Wahju Djajanti2*


STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya
e-mail: dwifisio@yahoo.co.id

Abstract: Background: Glucose transporter-1 is one of the transporter that


assist the entry of glucose into skeletal muscle, especially under basal condition/
noninsulin stimulated. The expression of the GLUT-1 is stimulated by oxidative
stress. Stretch of the a single bout eccentric exercise by running downhill can cause
an increase in free radikal (Reactive oxigens species/ ROS). Objective: This study
was aimed to prove the effectiveness a single bout of eccentric exercise of the
declination angle -5°, -10°, and -15° to the increased expression of GLUT-1 in
gastrocnemius muscle of mice. Methods: This study used 28 mice male (Mus
musculus) strains balb/c which divided into 4 group, control group with the
treatment of run at an angle of 0° (K0), the treatment of the running downhill at
declination angle of -5° (K1), the treatment of the running downhill at declination
angle of -10° (K2), and the treatment of the running downhill at declination angle
of -15° (K3). Eccentric exercise performed using a treadmill for 18 minutes
including warm up 5 minutes and the speed of 31 cm/second. Examination was
conducted on GLUT-1 expression in gastrocnemius muscle of mice that to be
observed using immunohistochemical staining techniques. Results: The mean
GLUT-1 treatment group of K1 (2,16±0,99), K2 (2,15±0,99), and K3 (2,33±1,43)
is higher than control group of K0 (0,35±0,28). Conclusion: a single bout eccentric
exercise/ running downhill at declination angle of -5°, -10°, and -15° increasing
GLUT-1 expression in gastrocnemius muscle of healthy mice.

Keywords: eccentric exercise, running downhill, declination angle -5°,-10°, and -


15°; GLUT-1 (glucose transporter-1)

penelitiannya Marcus mengatakan bahwa


PENDAHULUAN latihan eksentrik meningkatkan kontrol
glukosa lebih baik. Metabolisme pada
Latihan eksentrik adalah latihan latihan eksentrik lebih efisien
tahanan dengan tipe kontraksi otot dibandingkan konsentrik, karena pada
skeletal yang memanjang untuk latihan eksentrik tidak memerlukan
menghasilkan kekuatan, dengan kata lain banyak ATP. Menurut Kristiansen
pada latihan eksentrik kekuatan (1996), latihan eksentrik juga
dihasilkan ketika serabut otot meningkatkan isoform transpor glukosa
dipanjangkan (Jamurtas, 2000). Latihan (glucose transporter/ GLUT-1) di otot
eksentrik merupakan tipe latihan yang skeletal. Hal ini sejalan dengan penelitian
aman untuk meningkatkan pemakaian yang dilakukan oleh Hafid (2013) bahwa
glukosa pada otot skeletal (Kivisto, latihan eksentrik dengan lari downhill
2008). Keuntungan lain dari latihan dengan sudut -10° dapat meningkatkan
eksentrik tidak terbatas hanya sebagai ekspresi GLUT-1 dan dapat
kontrol glukosa tetapi juga memelihara meningkatkan ambilan glukosa dalam
dan meningkatkan kekuatan, ketahanan otot sehingga dapat memperbaiki kadar
dan power (Marcus, 2013). Dalam glukosa dalam darah. Latihan eksentrik
merupakan salah satu jenis latihan pada sebagian besar sel, terutama di
tahanan (resistance) yang sering membran sel dan berpartisipasi terutama
menimbulkan rasa nyeri dan kelelahan pada transpor glukosa di otot pada
otot (Burnley et al., 2010). kondisi basal (Buse, 1996). Pada kondisi
Penyakit metabolik ditandai dengan basal, kira-kira 75-85% glukosa diatur
peningkatan kadar gula darah akibat melalui non-insulin-mediated glucose
gangguan pada sekresi insulin, kerja uptake (Ciaraldi, 2004). Konsentrasi
insulin dan keduanya (Munadi dkk, GLUT-1 pada keadaan normal rendah,
2008). Insulin adalah hormon yang tetapi ekspresinya akan meningkat saat
disintesis oleh sel β yang memiliki efek sel mengalami perubahan keadaan
penting pada metabolism karbohidrat, metabolik dan stres oksidatif, termasuk
asam lemak dan asam amino (Sherwood, hipoksia (Buller, 2010).
2012). Diabetes Melitus (DM) merupakan Penelitian ini bertujuan untuk
penyakit metabolik (Munadi dkk, 2008). membuktikan efektivitas latihan eksentrik
Diabetes melitus ditandai dengan sesaat pada sudut deklinasi -5°, -10° dan -
kegagalan fungsi dan ekspresi Glut-4 15° terhadap peningkatan ekspresi
sebagai transporter utama otot yang GLUT-1 otot gastrocnemius mencit.
terdeferensiasi (Purwanto, 2016. Glukosa
merupakan sumber energi yang penting METODE
untuk kontraksi otot dan metabolisme Jenis penelitian yang dilakukan
glukosa (Ritcher, 2013). Mekanisme adalah penelitian eksperimental
stimulasi akut transpor glukosa ke otot laboratoris, dengan desain penelitian
dipengaruhi oleh aktivitas insulin dan yang digunakan The Randomized Post
kontraktil dengan mekanisme yang Test Only Control Design (Zainuddin,
berbeda (Youngren, 2009). Penggunaan 2000). Pemeliharaan hewan coba
glukosa selama aktivitas fisik terutama dilakukan di unit hewan coba
dipicu oleh kontraksi otot, baik Departemen Biokimia Fakultas
konsentrik atau eksentrik (Torres et al., Kedokteran Universitas Airlangga dan
2009). Selama olahraga, sel otot sudah dinyatakan laik etik dari Koisi Etik
menggunakan lebih banyak glukosa dan Penelitian Fakultas Kedokteran Hewan
bahan bakar nutrien lain untuk Universitas Airlangga (Sertifikat No
menjalankan aktivitas kontraktil 213/EC/KEPK/FKUA/2014). Penelitian
dibandingkan kondisi tidak olahraga. ini dilakukan periode April-Juni 2014.
Laju transpor glukosa ke dalam otot yang Unit eksperimen menggunakan
sedang berolahraga dapat meningkat lebih mencit (Mus musculus) Galur balb/c jenis
dari 200 kali selama aktivitas fisik sedang kelamin jantan, umur 8-12 minggu, bobot
sampai berat (Youngren, 2009). kurang lebih 20-25 gram. Jumlah subyek
Proses distribusi glukosa ke dalam adalah 28 ekor yaitu 7 kelompok kontrol
sel melibatkan famili transpor protein (K0), 7 lari donwhill sudut -5° (K1), 7 lari
disebut glucose transporter/ GLUT downhill sudut -10° (K2), dan 7 lari
(Bryant, 2002). Glukosa masuk ke dalam downhill -15° (K3). Tikus dikelompokkan
sel otot skeletal dengan cara difusi dalam kandang, diberikan makanan dan
terfasilitasi, dengan diperantarai oleh dua minuman serta siklus terang gelap secara
isoform transpor glukosa, GLUT-1 dan terbalik. Sebelum perlakuan, dilakukan
GLUT-4 (Hansen, 1998). GLUT-1 proses aklimatisasi selama 7 hari.
merupakan fasilitator ambilan glukosa Tahap berikutnya adalah perlakuan
yang penting pada sebagian besar sel berupa latihan eksentrik (lari downhill)
(Buller, 2010). Ekspresi GLUT-1 tampak dengan treadmill pada sudut deklinasi -5,

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


2
2015
-10 dan -15 derajat dengan kecepatan 31 dengan Shapiro-Wilk Test, uji
cm/detik dan durasi lari 13 menit. homogenitas variansi menggunakan
Sebelum perlakuan lari mencit kelompok Lavenne test dengan syarat data
kontrol (K0) dan kelompok perlakuan berdistribusi normal dengan variansi tidak
(K1, K2, K3) melakukan prosedur homogen, dilanjutkan uji beda
pemanasan selama 5 menit. Mencit K0 menggunakan Brown-Forshyte dan
melakukan lari pada treadmill dengan dilanjutkan dengan uji kemaknaan
sudut 0°. Mencit K1 melakukan lari terkecil Games-Howell untuk mengetahui
downhill pada treadmill dengan sudut perbedaan kemaknaan terkecil antar
deklinasi -5°. Mencit K2 melakukan lari kelompok.
downhill pada treadmill dengan sudut
deklinasi -10°. Mencit K3 melakukan lari HASIL
downhill pada treadmill dengan sudut Bobot badan praperlakuan seperti
deklinasi -15°. Prosedur pelaksanaan terlihat pada Tabel 1 adalah homogen dan
adalah sebagai berikut : 1 menit pertama berdistribusi normal.
kecepatan 0 cm/detik, 2 menit Tabel 1 Karakteristik Bobot Hewan Coba
berikutnya dengan kecepatan 14 Pra perlakuan
cm/detik, 2 menit berikutnya dengan K0 (n=7) K1 (n=7) K2 (n=7) K3 (n=7)
Berat
kecepatan 22 cm/detik, 13 menit badan 21,57±0,37 23,71±0,47 21,14±0,26 22,43±0,37
selanjutnya dengan kecepatan 31 (gram)

cm/detik. Lari downhill yang diberikan Keterangan : data adalah X±SD.


bersifat akut yaitu hanya dilakukan satu
kali untuk melihat efek jangka pendek Tabel 2 Ekspresi GLUT-1 pada Otot
latihan. Gastrocnemius
K0 K1 K2 K3
Tigapuluh menit (30) sampai 1 jam n=7 n=7 n=7 n=7
*p
setelah perlakuan dilakukan terminasi GLUT 0,35± 2,16± 2,15± 2,33± 0,01
-1 0,28 0,99 0,99 1,43
pada mencit dengan cara dekapitasi, lalu
Keterangan : a=p<0,05 dari kelompok
jaringan otot gastrocnemius dimasukkan
kontrol, lari downhill -5°,
ke dalam buffer formalin 10% dan diblok
b=p<0,05 dari kelompok
menggunakan parafin block. Sampel otot
kontrol, lari downhill -10°,
dipotong menggunakan mikrotom dan di
c=p<0,05 dari kelompok
mounting dengan antibody monoklonal
kontrol, lari downhill -15°.
khusus mice anti GLUT-1 untuk
Data adalah X±SD. *Brown-
pemeriksaan atau pemrosesan immune
Frorsythe dan Gomes-
histokimia terhadap ekspresi GLUT-1.
Howell
Pemeriksaan dan penghitungan ekspresi
Berdasarkan uji homogenitas varian
menggunakan mikroskop cahaya dengan
didapatkan nilai p=0,006 (p<0,05).
menghitung persen jumlah sel yang
Ekspresi GLUT-1 dapat dilihat pada
positif mengekspresikan GLUT-1 (garis
Tabel 2 dan Gambar 1, terlihat bahwa
tegas warna coklat) dalam lapang
perlakuan lari downhill meningkatkan
pandang sel otot pada area 125 x 125
ekspresi GLUT-1 pada otot
µm2 yang dimodifikasi dengan
Gastrocnemius mencit. Pada kelompok
pembesaran 400 kali pada 10 area lapang
perlakuan lebih tinggi dibandingkan
pandang mikroskop.
kelompok kontrol.
Data yang diperoleh dilakukan
analisis deskriptif untuk mengetahui
rerata, standar deviasi pada masing-
masing kelompok, uji normalitas data

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


3
2015
yang akan memberikan stimulasi pada
transporter glukosa fasilitatif sel otot,
sehingga dapat meningkatkan ambilan
glukosa darah otot. Latihan eksentrik
menginduksi keadaan transien resistensi
insulin yang terus berlanjut sampai 48
jam setelah latihan pada otot diabetes
mellitus/ DM sehingga akan menurunkan
ekspresi GLUT-4 tetapi di sisi lain dapat
meningkatkan ambilan glukosa melalui
peningkatan ekspresi GLUT-1. Kondisi
stres pada sel otot akibat kontraksi
eksentrik akan memicu aktivasi p38
MAPK. P38 MAPK merupakan bagian
dari sinyal stres oksidatif yang
Gambar 1. Gambar ekspresi GLUT-1 dibangkitkan melalui stimulasi fisik pada
pada membran otot otot (Heled et al., 2005). Aktivasi p38
gastrocnemius mencit Slide MAPK merangsang GLUT-1 ke
A, B, C, dan D di atas permukaan membran sel otot, sehingga
masing-masing mewakili GLUT-1 dapat memfasilitasi glukosa
perlakuan K0, K1, K2, dan masuk ke dalam sel (Xi, 2001).
K3. Tanda panah Latihan fisik juga meningkatkan
menunjukkan positif (+) ekspresi TNFα yang berkaitan dengan
ekspresi GLUT-1. Nampak salah satu penyebab klasik resistensi
terdapat perbedaan ekspresi insulin. Di sisi lain TNFα juga
GLUT-1 pada membran otot berhubungan dengan fasilitasi masuknya
(garis coklat), dengan glukosa ke dalam sel otot melalui jalur
pewarnaan IHC, pembesaran paralel yang tidak berhubungan dengan
400x pada 10 area pandang. insulin, diduga faktor penghubung
MAPK atau NO yang turut memfasilitasi
PEMBAHASAN
Latihan eksentrik merupakan ambilan glukosa melalui GLUT-1.
Mekanisme ini memungkinkan kadar
latihan tahanan dengan tipe kontraksi otot
glukosa darah tetap normal setelah latihan
skeletal yang memanjang untuk
fisik walaupun pada keadaan resistensi
menghasilkan kekuatan otot (Jamurtas,
insulin (Heled et al., 2005).
2000). Kontraksi eksentrik erat
Diabetes Melitus (DM) merupakan
hubungannya dengan metabolisme otot
penyakit metabolik (Munadi dkk, 2008).
dan pelepasan ion Ca2+ dari retikulum
Diabetes melitus dapat menyebabkan
sarkoplasma. Ketika terjadi kontraksi
terganggunya metabolisme karbohidrat,
eksentrik, jembatan silang protein miosin
lemak dan protein karena kurangnya
dan aktin saling menjauh sehingga terjadi
respon terhadap insulin. Insulin
pemanjangan sarkomer. Pemanjangan ini
memfasilitasi masuknya glukosa ke
juga menyebabkan retikulum
dalam sel (Mc Ardle et al., 2011).
sarkoplasma teregang dan mengeluarkan
Glukosa masuk ke dalam sel otot skeletal
substansi ion kalsium. Pemanjangan ini
dengan cara difusi terfasilitasi dengan
juga menghasilkan tegangan pada
diperantarai oleh dua isoform transport
sarkomer yang melibatkan protein aktin
glukosa, GLUT-4 dan GLUT-1
dan miosin (Bubbico, 2010). Kedua
(Sheerwood, 2012). Diabetes melitus di
proses fisiologi kontraksi eksentrik ini

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


4
2015
tandai dengan kegagalan fungsi dan deklinasi -10° (2,15%) dan sudut
ekspresi GLUT-4 yang terdeferensiasi deklinasi -15° (2,33%).
(Purwanto, 2016). Ekspresi dan aktivitas Dari penelitian ini diketahui bahwa
GLUT-4 sangat tergantung kepada besar sudut deklinasi -5°, -10°, dan -15°
stimulasi insulin, sedangkan ekspresi tidak berpengaruh terhadap perubahan
GLUT-1 tidak (Purwanto, 2016). peningkatan ekspresi GLUT-1 di
Menurut penelitian yang dilakukan oleh membran otot mencit. Ini berarti efek
Kritiansen (1996) bahwa latihan eksentrik regangan yang direspon dengan latihan
akan meningkatkan GLUT-1 di otot eksentrik pada sudut deklinasi –5° sudah
skeletal, dan penelitian Hafid (2013) mencapai nilai ambang untuk
bahwa latihan eksentrik dengan lari meningkatkan ekspresi GLUT-1,
downhill dapat meningkatkan ekspresi sedangkan sudut selanjutnya (-10° dan -
GLUT-1 pada otot mencit yang di induksi 15°) tidak memberikan pengaruh yang
dengan streptozotocin. signifikan. Hal ini menggambarkan
Ekspresi GLUT-1 tampak pada bahwa perbedaan sudut deklinasi yang
sebagian besar sel, terutama di membran semakin besar belum memberikan
sel dan berpartisipasi terutama pada pengaruh yang bermakna untuk
transport glukosa dalam kondisi basal meningkatkan ekspresi GLUT-1. Diduga
(Buse, 1996). Pada kondisi basal, kira- persentase regangan otot pada perubahan
kira 75 – 85% glukosa diatur melalui sudut deklinasi -5°, -10°, dan -15° sama
non insulin-mediated glucose uptake sehingga akan menghasilkan ROS yang
(Ciaraldi, 2004). Konsentrasi GLUT-1 sama. Hal ini menyebabkan tidak terjadi
pada keadaan normal rendah, tetapi peningkatan ekspresi GLUT-1 yang
ekspresinya akan meningkat saat sel signifikan. Produksi ROS selama latihan
mengalami perubahan metabolik dan stres fisik juga dipengaruhi oleh tipe, intensitas
oksidatif (Buller, 2010). Beban mekanik dan durasi latihan, terutama pada latihan
berupa penguluran (stretch) pada latihan eksentrik. Timbulnya ROS dikaitkan
eksentrik akan menstimulasi produksi dengan oksidasi xanthine dan
ROS yang akan memicu stres oksidatif Nicotinamide adenine dinucleotide
(Chambers, 2009). phosphat/ NADPH. Intensitas latihan
Sudut deklinasi pada downhill eksentrik yang ringan dengan durasi yang
treadmill merupakan sarana untuk singkat meskipun pada sudut deklinasi
menciptakan regangan eksentrik yang yang berbeda dapat ditoleransi oleh sel
dinamis pada otot gastrocnemius. Beban tubuh sehingga tidak menimbulkan
mekanik berupa penguluran/ regangan peningkatan ekspresi GLUT-1 yang
akan meningkatkan produk radikal bebas/ bermakna. Model latihan eksentrik pada
ROS (Chambers, 2009). Semakin besar penelitian ini dengan lari downhill pada
sudut deklinasi semakin besar stres fisik treadmill merupakan keterbatasan dalam
yang diterima oleh otot, ROS juga penelitian ini, oleh karena tidak bisa
semakin tinggi sehingga seharusnya diketahui persentase panjang penguluran/
ekspresi GLUT-1 meningkat. Oleh regangan ototnya dari posisi awal.
karena ekspresi GLUT-1 dipengaruh oleh Penguluran/ regangan sangat berpengaruh
stres oksidatif akibat latihan eksentrik dan pada produksi ROS sehingga untuk
pada kondisi basal. penelitian selanjutnya perlu dilakukan
Hasil penelitian terlihat peningkatan pengukuran panjang otot dari posisi awal
ekspresi GLUT-1 yang tidak bermakna ke sudut deklinasi -5°, supaya diketahui
dari sudut deklinasi -5° (2,16%), sudut panjang pengulurannya untuk
meningkatkan ekspresi GLUT-1.

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


5
2015
Mekanisme yang mungkin terjadi dalam glukosa melalui penghambatan transduksi
ketidak-bedaan sudut deklinasi -5°, -10°, sinyal insulin (Aoi et al., 2012).
dan -15° untuk meningkatkan ekspresi Penelitian in vitro yang dilakukan
GLUT-1 diduga berhubungan dengan Kinandita (2012), menghasilkan jumlah
persentase penguluran otot yang kurang ekspresi yang berbeda-beda antara
adekuat sehingga jumlah ROS yang perlakuan kontraksi dengan perlakuan
dihasilkan tidak jauh berbeda. Hasil peregangan. Penelitian yang digunakan
penelitian ini menunjukkan bahwa adalah otot diregang dan dikontraksikan
hipotesa perbedaan peningkatan ekspresi dengan beban. Hasil penelitian peneliti ini
GLUT-1 pada otot gastrocnemius mencit sama-sama meningkatkan ekspresi
setelah perlakuan latihan eksentrik sesaat GLUT-1. Otot pada keadaan in vitro
pada sudut -5°, -10°, dan -15° tidak dengan pemberian stimulasi regangan
berbeda bermakna. tidak dapat menimbulkan refleks
Dalam penelitian yang dilakukan kontraksi otot karena pengaruh sistem
Chambers (2009) tidak dijelaskan saraf telah dihilangkan. Otot pada
seberapa besar penguluran untuk keadaan in vivo akan memberikan respon
meningkatkan produk radikal bebas. terhadap rangsangan regangan dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa refleks kontraksi sebagai mekanisme
beban mekanik yaitu penguluran/ pertahanan diri agar tidak terjadi
regangan yang kecil (-5°) dapat kerusakan otot dan kemudian akan terjadi
meningkatkan ROS. ROS akan ambilan glukosa otot. Peningkatan
mengaktifkan p38 MAPK yang akan ekspresi GLUT-1 pada kelompok
merangsang ekspresi GLUT-1 ke perlakuan kontraksi lebih tinggi
permukaan sel. ROS merupakan oksidan dibandingkan kelompok perlakuan
yang dominan bertanggung jawab peregangan (Kinandita, 2012). Saat
menstimulasi ambilan glukosa di otot kontraksi pada latihan eksentrik, akan
skeletal melalui penguluran (stretch). terjadi peningkatan ROS terjadi sehingga
Penelitian yang dilakukan Hafid memicu fosforilasi p38 MAPK yang
(2013), menghasilkan ekspresi GLUT-1 merangsang ekspresi GLUT-1 dari dalam
yang berbeda antara latihan fisik biasa sel ke membran sel.
dan perlakuan latihan eksentrik sesaat/ Berdasarkan hasil penelitian dan
lari downhill pada sudut deklinasi -10°. teori yang dipaparkan di atas maka
Mencit yang mendapat perlakuan latihan latihan eksentrik sesaat dengan lari
eksentrik jauh lebih tinggi daripada yang downhill pada sudut deklinasi -5°, -10°
mendapat perlakuan latihan fisik biasa. dan -15° dapat menjadi rujukan sebagai
Menurut Singh (2008) produk oksidatif salah satu latihan pencegahan diabetes
meningkat pada otot tikus yang diabetik. mellitus/ DM. Dosis pemberian latihan
Otot yang diabetik ditambah dengan eksentrik harus diperhatikan untuk
perlakuan regangan dari latihan eksentrik mencegah terjadinya kerusakan otot
akan semakin meningkatkan produksi akibat penguluran yang berlebihan.
ROS yang berarti ekspresi GLUT-1 juga Intensitas yang rendah, durasi yang
semakin meningkat. Oleh karena otot pendek dan berkelanjutan merupakan
yang diabetik tidak bisa mengendalikan elemen kunci program latihan eksentrik
jumlah ROS sehingga berkemungkinan (Jamurtas, 2000). Hasil penelitian ini
merusak otot. Pada otot yang rusak, dapat di aplikasikan dengan membuat
peningkatan stres oksidatif dalam lintasan jalan yang menurun, dengan
jaringan otot dapat menurunkan transport sudut kemiringan -5° atau insole sepatu
minimal 5° karena dengan sudut terkecil

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


6
2015
akan memberikan efek yang besar dengan darah. Simpulan latihan eksentrik sesaat
meningkatkan ekspresi GLUT-1. pada sudut deklinasi -5°, -10°, dan -15°
Penelitian lebih lanjut diperlukan terbukti meningkatkan ekspresi GLUT-1
dengan latihan jangka panjang untuk pada otot gastrocnemius mencit sehat.
melihat korelasi peningkatan ekspresi
GLUT-1 dan penurunan kadar glukosa

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


7
2015
DAFTAR PUSTAKA Stretch Stimulated Glucose Uptake
in Skeletal Muscle is Mediated by
ROS & p38 MAPK. The Journal of
Aoi W, Naito Y,Kawai, Sakuma K, Physiology. Vol. 587, pp. 3363-
Ichikawa H, Yoshikawa T, 2004. 3373.
Oxidative Stress and Delayed-Onset
Damage after Exercise. Free Ciaraldi TP, Mudaliar S, Barzin A,
Radical Biology and Medicine, Macievic JA, Edelman SV, Park
37(4), 480487. KS, and Henry RR, 2005. Skeletal
http://dx.doi.Org/10.1016/J.freeradb Muscle GLUT-1 Transporter
iomed. 2004.05.008. Proteine Expression & Basal Leg
Glucose Uptake are Reduced in
Booth FW, Gordon SE, Carlson CJ, Type 2 Diabetes. Journal of
Hamilton MT. Waging war on Clinical Endocrinology and
modern chronic disease: primary Metabolism. Vol. 90, pp. 352-358.
prevention through exercise
biology. J Appl Physiol. 2000 Davis JM, Murphy EA, Carmichael MD,
Feb;88(2):774-87. Zielinski MR, Groschwitz CM,
Brown AS, Gangemi JD, Gaffar A,
Bryant NJ, Govers R and James DE, and Mayer EP, 2007. Curcumin
2002. Regulated Transport of the effect on inflamation and
Glucose Transporter Glut4. Garvan performance recovery following
Institute of Medical Research. DOI: eccentric exercise-induced muscle
10.1038/nrm782. damage. Am J Physiol Regul Integr
Comp Physiol 292 : R2168-
Buller C, 2010. Role of GLUT1 in the R2173,2007. Doi :
Mammalian Target of Rapamycin 10.1152/ajpregu.00858.2006.
Pathway: Mechanism of
Regulation. The Universitas of Hafid Yusuf, 2013. Pengaruh Latihan
Michigan. Eccentric Terhadap Ekspresi
GLUT-1 pada Otot Gastrocnemius
Burnley DE, Angela NO, Sharp RL, Mencit Diabetes Melitus yang
Bailer SW, Alekel DL, 2010. Diinduksi Streptozotosin. Fakultas
Impact of Protein Suplements on Kedokteran, Universitas Airlangga.
Muscle Recovery After Exercise-
Induced Muscle Soreness. Journal Hansen, Poly A, Wang W, Marshal BA,
Exercise Science Fitness. 8: 89-96. Holloszy J, and Mueckler, 1998.
Dissociation of GLUT4
Buse M, Robinson K, Marshall B, and Translocation and Insulin-
Mueckler M, 1996. Differential stimulated Glucose Transport in
Effects of GLUT1 or GLUT4 Transgenic Mice Overexpressing
Overexpression on Hexosamine GLUT1 in Skeletal Muscle. The
Biosinthesis by Transgenic Mice. Journal of Biological Chemistry.
The Journal of Biological Vol. 273, pp. 18173-18179.
Chemistry. Vol. 271, No 38, pp.
23197-23202. Heled, Dror H, Moran, Rosenzweig,
Sampson, Epstein and Meyerovitch,
Chambers MA, Moylan JS, Smith JD, 2005. Physical Exercise Increases
Goodyear LJ, and Reid MB, 2009. The Expression of TNFα and GLUT

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


8
2015
1 in Muscle Tissue of Diabetes (Diakses 23 November 2013,
Prone Psammomys Obesus. Life http://www.intechopen.com)
Sciences. Vol. 77, pp. 2977-2985.
Kinandita H, Purwanto B, Asnar E, 2012.
Jamurtas AZ and Fatouros I, 2000. Pengaruh Stimulasi Fisik Terhadap
Eccentric Exercise, Muscle Damage Perubahan Ekspresi Protein GLUT-
and Oxidative Stress. An 1 pada Fasilitas Ambilan Glukosa
International Perspective on Topics Otot Diabetes. Departemen Ilmu
in Sports Medicine and Sport Injury Faal
Fakultas Kedokteran, Universitas Richter EA and Hargreaves M, 2013.
Airlangga. Exercise, Glut4, and Skeletal
Muscle Glucose Uptake. Physiol
Kivisto R, 2008. Energy Expenditure and Rev 93: 993 – 1017, 2013. doi:
Substrate Utilization During 10.1152/ physrev.0038.2012.
Eccentric Exercise in Obese and
Dibetics. The Departement of Rose AJ, and Richter EA, 2005. Skeletal
Biology of Physical Activity Muscle Glukosa Uptake During
University of Jyvaskila. Exercise: How is it Regulated?.
Physiology. Vol. 20, pp. 260-270.
Kristiansen S and EA Ritcher, 1996.
Decreased muscle Glut-4 and Saoza F, and Paz Jose A, 2012. Eccentric
contraction-induced glucose Resistance Training and Muscle
transport after eccentric Hypertrophy. Journal Sport
contractions. Am J Physiol. 1996 Medicine and Doping Studies.
Aug;271(2 Pt 2):R477-82. S1:004. doi: 10.4172/2661-0673.
S1-004.
Kusumawati Diah, 2004. Bersahabat
dengan Hewan Coba. Gadjah Mada Sherwood L, 2012. Fisiologi Manusia
University Press. dari Sel ke Sistem. Edisi 6. EGC:
Jakarta
Marcus RL, Smith S, Morrell G, Addison
O, Dibble LE, Stice DW, LaStayo Torres FL, Capitani MD, Tirapegui J,
PC, 2008. “Comparison of 2009. The effect of physical
Combined Aerobic and High-Force exercise and caloric restriction on
Eccentric Resistance Exercise with the components of metabolic
Aerobic Exercise Only for People syndrome. Braz. J.
With Type 2 Diabetes Mellitus”. Pharm.Sci. vol.45 no.3 SaoPaulo Ju
Journal of the American Physical ly/Sept. 2009.
Therapy Association. Vol. 88 No. (http://dx.doi.org/10.1590/S1984-
11, pp. 1345–1354. 82502009000300003).

Munadi dan Ardinata D, 2008. Perubahan Xi X, Han J, and Zhang JZ, 2001.
Kadar Glukosa Darah Penderita Stimulation of Glucose Transport
Diabetes Melitus Tipe 2 yang by AMP-Activated Protein Kinase
Terkontrol setelah mengkonsumsi via Activation of p38 Mitogen-
Kurma. Majalah Kedokteran Activated Protein Kinase. Journal
Nusantara, 41(1) of Biological Chemistry. Vol. 276
No. 44, pp. 41029-41034.

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


9
2015
Youngren JF, 2009. Exercise and the
Regulation of Blood Glucose.
http://diabetesmanager.pbworks.co
m/w/page/17680187/Exercise%20a
nd%20the%20Regulation%20of%2
0Blood%20Glucose. Diakses 20
Desember 2013

Zainuddin M, 2000. Metodologi


Penelitian. Surabaya

Hasil Penelitian Dosen-STIKES Katolik St. Vincentius a Paulo Surabaya


10
2015

Você também pode gostar