Você está na página 1de 7

THE SUN Vol.

2(2) Juni 2015

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DAN KINERJA PERAWAT DENGAN


MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

Amaliyah, Ratna Agustin1


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

ABSTRACT
The quality of nursing care is an integral part of health care in hospital which has a
major role to the factor tha are influenced by the leadership style and also the performance of
nursing. The purpose of this study was to determine the relationship of leadership style and
the performance of nursing with the quality of nursing service in hospitalization room of Siti
khodijah hospital of sepanjang. This research was creational analytic study using cross
sectional research design. The population of this research come to five rooms that consist of
multazam, arofah, sakinah, ismail, and mina’s paviliun with the number of respondent, 53
nurses and 66 patient whom fulfill the inclusion and exclusion criteria. To take the data is
using random sampling technique and to collect the data using questionnare of leadership
style, performance of nursing and the quality of nursing. Data were analyzed for the variables
tested chi-square and spearmen rho with a significance value of P <0.05. the result of this
research showed no association between leadership style with the quality of 0,400 p <0.05.
and there was relationship Since with the performance of the quality with the significance
0,030 p <0.05. from that result, the quality of nursing can related with the performance of
nursing. Given this research is expected to improve the performance of nurses based on the 6
indicators of quality of nursing care in order to improve the cooperation between the room
and the nurses to improve nursing confidence and patient to nursing services.
Keywords: Leadership, Performance, Quality of Service

PENDAHULUAN membuktikan bahwa kematian akibat


Mutu pelayanan keperawatan merupakan cidera medis 50% diantaranya sebenarnya
bagian integral dari pelayanan kesehatan di dapat dicegah (Cahyono, 2012 dalam bea
rumah sakit yang mempunyai peranan dkk, 2013).
besar terhadap pencapaian efisiensi, mutu Berdasarkan studi pendahuluan yang
dan citra rumah sakit di mata masyarakat. dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Siti
Perawat merupakan salah satu tenaga Khodijah Sepanjang, didapatkan data BOR
profesional yang jumlahnya terbanyak di (Bed Occupancy rate) pada tahun 2013
rumah sakit, sehingga perawat memiliki adalah 46%, dengan pasien yang tidak
peran dalam upaya peningkatan mutu puas dengan pelayanan keperawatan yakni
pelayanan rumah sakit melalui upaya 58,4% dan untuk perawatan self care pihak
peningkatan pelayanan keperawatan rumah sakit mengaku tidak pernah
(Ditjen BPMD RI, 2008). Baik buruknya melakukan tindakan self care. Menurut
mutu pelayanan keperawatan dapat dilihat penelitian yang dilakukan oleh Izumi dkk
melalui indikator kepuasan pasien, (2011) dan Lynn et al (2007) faktor yang
keselamatan pasien, perawatan diri, mempengaruhi mutu pelayanan
kenyamanan pasien, kecemasan, dan keperawatan adalah Profesiona-lisme,
pengetahuan (Depkes RI. 2008). kepedulian, karakter perawat, lingkungan,
Berdasarkan studi keselamatan pasien cepat tanggap, indivi-dualisasi perawat.
sebagai salah satu indikator mutu Sedangkan me-nurut Larsson & Larsson,
pelayanan keperawatan didapatkan hampir (1999) dalam Izumi (2011) faktor yang
100.000 pasien yang dirawat di rumah mempengaruhi mutu pelayanan
sakit di Amerika meninggal akibat medical keperawatan adalah Kondisi fisik, teknis
error, selain itu penelitian juga dari organisasi perawatan, sosial budaya

1
THE SUN Vol. 2(2) Juni 2015

organisasi perawatan, kompetensi medis, bertujuan meningkatkan keselamatan


sikap dan tindakan perawat. Faktor-faktor pasien
tersebut juga akan mempengaruhi kinerja
perawat. Menurut penelitian yang TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh Izumi dkk (2011) dan Lynn 1. Gaya Kepemimpinan
et al (2007) faktor yang mempengaruhi Konsep Kepemimpinan merupakan cara
mutu pelayanan keperawatan adalah bagaimana mengidentifikasi beberapa teori
Profesionalisme, kepedulian, karakter kepemimpinan yang ideal dan dapat
perawat, lingkungan, cepat tanggap, dilaksanakan dimlapangan dengan mudah
individualisasi perawa. Faktor-faktor sehingga menguntungkan organisasi
tersebut juga akan mempengaruhi kinerja (Kurniadi, 2013). Kepemimpinan adalah
perawat. Adapun faktor yang suatu proses mempengaruhi orang lain
mempengaruhi kinerja perawat adalah dalam mencapai tujuan (Huber,dalam
faktor individu ( keterampilan, latar Kurniadi, 2013). Gaya kepemim-pinan
belakang, dan demografis). Faktor menurut Hersey dan Blanchard dalam
psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, Muninjaya (2004) berdasarakan pemikiran
belajar, dan motivasi). Faktor organisasi ( bahwa tidak ada satu pun gaya
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, kepemimpinan yang efektif untuk semua
struktur, desain pekerjaan) (Kurniadi, situasi. Kekuatan yang ada pada diri
2013). Berdasarkan faktor kinerja tersebut pemimpin dan yang dimiliki oleh
bahwa mutu pelayanan keperawatan kelompok (hubungan interpersonal
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan diantara keduanya), serta situasi
kepala ruangan dan kinerja perawat. Bagi lingkungan (orientasi tugas) akan ikut
perawat di ruang rawat inap, kepala menentukan gaya kepemimpinan
ruangan adalah pemimpin yang dapat seseorang jika ia berinteraksi dengan
menggerakkan perawat untuk dapat bawahannya. Gaya kepemimpinan
melaksanakan asuhan keperawatan dengan menurut mereka, yaitu: instruksi,
baik dimana kepala ruangan menjadi konsultasi, partisipasi, dan delegasi.
stimulus para perawat agar dapat Menurut Gillies (1996) dalam Nursalam
memberikan asuhan dan pelayanan yang (2011), gaya kepemimpinan berdasarkan
sesuai dengan harapan pasien. Oleh karena wewenang dan kekua-saan dibedakan
itu menurut ANA (American nurses menjadi 4 yaitu Bebas Tindak, otoriter,
association)(2007) untuk memper-baiki partisipatif, demokratis.
mutu pelayanan keperawatan adalah (1) 2. Kinerja perawat
mendukung pelaksanaan kebi-jakan yang Kinerja Keperawatan adalah prestasi tugas
mencerminkan prinsip-prinsip perawatan asuhan keperawatan sehingga
yang berkualitas tinggi yang aman, efektif menghasilkan output yang baik kepada
dan perawatan yang berpusat pada pasien, costumer ( organisasi, pasien, perawat)
tepat waktu , efisien dan adil, (2) dalam kurun waktu tertentu. ( Kurniadi,
mendukung penelitian komparatif yang 2013). Penilaian kualitas pelayanan kepe-
efektif, untuk mengevaluasi bagaimana rawatan kepeda klien menggunakan
pemberian terapi pengobatan yang berbeda standar praktik keperawatan yang
untuk kondisi kesehatan tertentu. Dengan merupakan pedoman bagi perawat dalam
informasi ini, rencana perawatan pasien melaksanakan asuhan kepe-rawatan.
dapat didasarkan pada bukti yang paling Standar adalah pernyataan deskriptif
efektif dan hemat biaya untuk mengenai tingkat penam-pilan yang
menghasilkan hasil pasien yang positif, (3) diinginkan, kualitas struktur, proses, atau
meningkatkan kualitas pelayanan hasil yang dinilai. Standar praktik
keperawatan yang sesuai indikator dan keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI

2
THE SUN Vol. 2(2) Juni 2015

(2000) yaitu mengacu pada tahapan proses Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
keperawatan yang meliputi pengkajian, menunjukkan bahwa terdapat 3 ruangan
diagnosis keperawatan, perencanaan, (60%) memiliki kecenderungan gaya
impelementasi, dan evaluasi. kepemimpinan kepala ruangan demokratis.
3. Mutu Pelayanan Keperawatan Dan 2 ruangan (40%) memiliki
Mutu pelayanan keperawa-tan merupakan kecenderungan gaya kepemimpinan kepala
komponen penting dalam system ruangan partisipatif.
pelayanan kesehatan yang berorientasi
kepada klien. (Depkes RI, 2008). Indikator Tabel.2 Kinerja Perawat
kepe-rawatan adalah suatu variabel untuk Kinerja Perawat n %
mengukur dan mengevaluasi kua-litas Baik 2 40%
pelayanan keperawatan dan berdampak Cukup 2 40%
terhadap pelayanan kesehatan (depkes RI, Kurang 1 20%
2008). Indikator mutu pelayanan
keperawatan meliputi : keselamatan Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
pasien, perawatan diri, kepuasan pasien, bahwa terdapat 2 ruangan (40%) memiliki
kecemasan, kenyamanan, dan pengetahuan kinerja perawat yang baik. Dan terdapat 2
(Depkes RI, 2008). ruangan (40%) dengan memiliki kinerja
yang cukup sedangkan terdapat 1 ruangan
METODE PENELITIAN (20%) memiliki kinerja perawat kurang.
Penelitian menggunakan desain penelitian
Analitik Korelasional dengan Tabel.3 Mutu
menggunakan pendekatan “Cross Mutu n %
Sectional”, dimana variabel yang termasuk Baik 0 0%
faktor resiko dan variabel yang termasuk Cukup 2 40%
efek di observasi sekaligus pada waktu Kurang 3 60%
yang sama (Notoatmodjo, 2005).
Penelitian dilakukan pada tanggal 12 Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Agustus 2014 dengan populasi unit bahwa terdapat 2 ruangan (40%) dengan
ruangan sebanya 5 ruangan dan dengan mutu pelayanan keperawatan cukup.
responden perawat di rawat inap 53 orang Sedangkan 3 ruangan (60%) dengan mutu
dan pasien Rawat inap 66 orang. pelayanan keperawatan kurang.
Instrumen penelitian ini menggunakan
kuesioner gaya kepemimpinan, kinerja PEMBAHASAN
perawat dan mutu pelayanan keperawatan. 1. Gaya Kepemimpinan
Uji statistik dalam penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan uji statistik chi square dan didapatkan bahwa gaya kepemimpinan
spearmen rho. kepala ruangan dari 5 ruangan paviliun
rawat inap menunjukan bahwa sebagian
HASIL PENELITIAN besar gaya kepemimpinan adalah
Tabel.1 Gaya Kepemimpinan demokratis. Berdasarkan data demografis
Gaya rata-rata usia kepala ruangan menunjukkan
n %
Kepemimpinan usia yang sangat matang dan memiliki
Bebas Tindak 0 0% pengalaman yang cukup yakni usia 30-40
Otoriter 0 0% tahun. Sehingga berpengaruh pada emosi
Partisipatif 2 40% kepala ruangan dalam berorganisasi dan
Demokratis 3 60% memimpin ruangan dengan baik. Menurut
Moloney dalam puspitasari, 2001
mengungkapkan bahwa perkembangan
kematangan emosi seseorang yang dimiliki

3
THE SUN Vol. 2(2) Juni 2015

sejalan dengan pertumbuhan usianya. Hal kepemimpinan, imbalan, supervisi,


ini dikarenakan kematangan emosi struktur dan design pekerjaan (Ilyas dalam
dipengaruhi tingkat pertumbuhan dan kurniadi, 2013)
kematangan fisiologis seseorang. Ketika 3. Mutu Pelayanan Keperawatan
usia semakin tua, kadar hormonal dalam Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tubuh juga ukut berkurang, sehingga dapat bahwa mutu pelayanan keperawatan
mengakibatkan penurunan pengaruhnya ruangan dari 5 ruangan paviliun rawat inap
terhadap kondisi emosi. Di sisi lain menunjukan bahwa sebagian besar mutu
kepemimpinan kepala ruangan di ruangan pelayanan keperawatan adalah kurang. Hal
tersebut selalu melibatkan perawat dalam ini dikarenakan perawat tidak berpedoman
hal apapun. Kepala ruangan selalu pada 6 indikator mutu pelayanan
berdiskusi kepada perawat dalam hal keperawatan seperti kepuasan,
penentuan perencanaan operasional, keselamatan, perawatan diri, pengetahuan,
perencanaan jangka panjang dan jangka kenyamanan dan kecemasan. Perawat
pendek ruangan, mendiskusikan masalah hanya mengaplikasikan satu dari indikator
yang dialami perawat dalam menangani mutu pelayanan keperawatan yakni
pasien, merencanakan metode baru dalam kepuasan saja. Pelayanan keperawatan
pemberian asuhan keperawatan. Oleh yang berkualitas tidak hanya ditentukan
karena itu perawat menilai bahwa oleh ketepatan perawat dalam memberi
kepemimpinan kepala ruangan di ruangan asuhan keperawatan, tetapi yang penting
tersebut adalah demokratis. adalah bagaimana perawat mampu
2. Kinerja Perawat membina hubungan yang terapeutik
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dengan pasien (Asmuji, 2013).
bahwa kinerja perawat ruangan dari 5 4. Hubungan Gaya Kepemimpinan
ruangan paviliun rawat inap menunjukan Kepala Ruangan dengan Mutu
bahwa sebagian besar kinerja perawat Pelayanan Keperawatan
adalah baik dan cukup. Berdasarkan data Berdasarkan hasil uji statistik
demografis rata-rata pendidikan perawat menunjukkan nilai Chi-Square untuk
yang bekerja di Rumah Sakit Siti Khodijah mengetahui adanya hubungan antara gaya
Sepanjang yakni DIII Keperawatan dan kepemimpinan kepala ruangan dengan
Juga S1 Keperawatan. Di sisi lain hal ini di mutu pelayanan keperawatan
karenakan perawat selalu berpedoman menunjukkan nilai p pada fisher’s exact
pada proses keperawatan yakni test sebesar 0.400 (p<0.05). Sehingga
pengkajian, diagnosa, perencanaan, dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak dan
implemantasi dan evaluasi. Disamping itu H0 diterima, maka antara gaya
perawat juga memiliki skill atau kepemimpinan Kepala ruangan dengan
kemampuan yang sangat baik dalam mutu pelayanan keperawatan tidak
melakukan tindakan keperawatan kepada memiliki hubungan yang signifikan. Hal
pasien. Oleh karena itu faktor pendidikan ini dikarenakan lembar kuesioner tentang
perawat dan juga sklill perawat sangat mutu pelayanan keperawatan yang
berpengaruh pada kinerja perawat. Hal ini diberikan pasien tidak memiliki hubungan
dikemukakan bahwa terdapat beberapa dengan gaya kepemimpinan kepala
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah ruangan. Pasien juga tidak memahami
(1) faktor individu, (2) organisasi, (3) secara mendalam tentang kepala ruangan
psikologis. Faktor individu meliputi karena pasien hanya mengetahui secara
kemampuan dan keterampilan, latar keseluruhan tentang perawat dan pasien
belakang dan demografis. Faktor hanya mengetahui bahwa pelayanan
psikologis terdiri dari persepsi, sikap, keperawatan diterima oleh pasien adalah
kepribadian, belajar, dan motivasi. Faktor dari perawat. Hal ini juga dikarenakan
organisasi yang terdiri dari sumber daya, bahwa gaya kepemimpinan adalah proses

4
THE SUN Vol. 2(2) Juni 2015

mempengaruhi seseorang untuk tujuan ruangan rawat inap yang memiliki hasil
bersama. Dalam hal ini kepemimpinan baik. Mutu pelayanan keperawatan yang
kepala ruangan bertugas untuk mengacu pada 6 indikator mutu pelayanan
mempengaruhi, memotivasi dan keperawatan didapatkan hasil 3 ruangan
mengarahkan para perawat untuk dengan mutu pelayanan keperawatan
melakukan tindakan keperawatan yang kurang yakni paviliun Multazam, Paviliun
sesuai demi tujuan bersama. Ismail, Paviliun Mina dan 2 ruangan
5. Hubungan Kinerja Perawat dengan dengan mutu pelayanan keperawatan
Mutu Pelayanan Keperawatan cukup yakni Paviliun Arofah dan Mina.
Berdasarkan hasil uji statistik Terdapat hubungan antara kinerja perawat
menunjukkan nilai Spearmen Rho untuk dengan Mutu pelayanan keperawatan,
mengetahui adanya hubungan antara sedangkan untuk gaya kepemimpinan
kinerja perawat dengan mutu pelayanan kepala ruangan dengan mutu tidak ada
keperawatan memiliki kekuatan hubungan hubungan
hasil korelasi r- yaitu sebesar 0.913 berarti
memiliki hubungan kuat antara kinerja DAFTAR PUSTAKA
perawat dengan mutu pelayanan American Nurses Association, 2009,
keperawatan, dengan nilai signifikansi (p) Health Care Reform: Improving
sebesar 0.035 α <0.05 yang lebih kecil dari Quality of Care
alpha 0.05. Sehingga dapat disimpulkan http://www.nursingworld.org/Main
bahwa H1= diterima dan H0= Ditolak. MenuCategories/Policy-
Antara kinerja perawat dengan mutu Advocacy/HealthSystemReform/H
pelayanan keperawatan mempunyai ealthCareReformResources/Health-
hubungan yang signifikan (bermakna). Hal Care-Reform-
ini karena mutu pelayanan sangat Backgrounders/Improving-
dipengaruhi oleh kinerja perawat. Quality.pdf
Berdasarkan penelitian ini didapatkan Asmuji, 2013, Manajemen keperawatan:
bahwa hubungan kinerja perawat dengan konsep dan aplikasi, AR-Ruzz
mutu pelayanan keperawatan memiliki Media, Jogjakarta
hubungan kuat. Hal ini dikarenakan bahwa Aziz, 2012, Analisis Tingkat Kepuasan
kinerja perawat berhubungan langsung Pasien Terhadap Pelayanan
dengan mutu pelayanan keperawatan. Keperawatan Prima di RSUP
Kinerja perawat sangat menentukan baik DR.M.Djamil Padang
buruknya mutu pelayanan keperawatan Bea dkk, 2013, Gambaran Budaya
karena perawatlah yang selalu berada Keselamatan Pasien di Rumah
dengan pasien selama 24 jam. Sakit Universitas Hasanuddin
Tahun 2013.
KESIMPULAN http://repository.unhas.ac.id/bitstre
Gaya Kepemimpinan di 5 ruangan ruang am/handle/123456789/5596/JURN
rawat inap siti Khodijah Sepanjang yakni AL_IKA%20FADHILAH%20BE
Paviliun multazam, paviliun Arofah, A_K11109591.pdf?sequence=1
Paviliun Sakinah memiliki kecenderungan Depkes RI, 2008, Pedoman Indikator Mutu
gaya kepemimpinan demokratis dan Pelayanan Keperawatan Klinik di
paviliun ismail dan paviliun Mina Sarana Kesehatan, Direktorat Bina
memiliki kecenderungan gaya Pelayanan Keperawatan, Jakarta
kepemimpinan partisipatif. Kinerja Depkes RI, 2011, Data dan Informasi
perawat 5ruangan rawat inap rata-rata di http://www.depkes.go.id/download
paviliun multazam dan ismail ruangan s/Booklet/Data%20&%20Informas
rawat inap yang memiliki hasil kinerja i%20untuk%20Pimpinan.pdf
cukup dan paviliun Arofah dan Sakinah

5
THE SUN Vol. 2(2) Juni 2015

Hadi,Sutrisno, 2004, Statistik, Andi Berdasarkan Pengalaman. Jakarta:


Offset, Yogyakarta EGC
Hidayat, A.A.A 2008, Metode Penelitian Notoatmodjo, Soekidjo 2005, Metodologi
Keperawatan dan Teknik Analisis Penelitian Kesehatan, Rineka
Data, EGC, Jakarta Cipta, Jakarta
Hidayat, A.A.A 2010, Metode Penelitian Nour El Din, 2006, Bed Utilization
Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Fluctuation At a University
Salemba Medika, Jakarta Hospital IN Eastern Saudi Arabia
Hidayat, A.A.A 2004, Pengantar Konsep and Their Impact on Hospital Cost
Dasar Keperawatan, Salemba http://www.epha.eg.net/new-
Medika, Jakarta pdf/dr-mostafa-
Hutahaean, Friska Angelia, 2009 Pengaruh Bed_utilization%5B1%5D.pdf
Gaya Kepemimpinan Kepala Nursalam 2013, Konsep dan Penerapan
Ruangan Terhadap Semangat Kerja Metodologi Penelitian Ilmu
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Keperawatan, Salemba Medika,
Inap Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta
Haji Adam Malik Medan Nursalam, 2008, Managemen
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 Keperawatan : Aplikasi dalam
6789/16685/5/Chapter%20I.pdf Praktik Keperawatan Profesional,
Izumi dkk, 2011, Quality Nursing Care for Salemba Medika, Jakarta
Hospitalized Patients with Nursalam, 2011, Managemen
Advanced Illness: Concept Keperawatan : Aplikasi dalam
Development Praktik Keperawatan Profesional,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ Salemba Medika, Jakarta
articles/PMC3241609/ Ovretveit, 2009, The costs of poor quality
Kurniadi, 2013, Managemen Keperawatan and adverse events in health care,
dan Prospektifnya : Teori, Konsep The Medical Management Centre,
dan Aplikasi, Fakultas Kedokteran The Karolinska Institutet,
Universitas Indonesia, Jakarta Stockholm
Maryanto Dkk, 2013, Hubungan gaya http://www.patientforsakring.se/res
kepemimpinan kepala ruangan urser/dokument/patientsakerhet/_O
dengan Kepuasan Kerja Perawat di vretTolfCostAEsafety9Oct09.pdf
Rumah Sakit Swasta di Demak, Pohan, 2006, Jaminan Mutu Layanan
://jurnal.unimus.ac.id/index.php/J Kesehatan : Dasar-Dasar,
MK/article/view/1011/1060 Pengertian dan Penerapan, EGC,
Meyer dkk, 2007, Hospital Quality Jakarta
Improvement : Strategies and Rakhmawati, Windy, 2009, Pengawasan
Lesson from U.S Hospital, dan Pengendalian dalam Pelayanan
http://www.commonwealthfund.or Keprawatan (Supervisi,
g/usr_doc/Silow- Managemen Mutu & Resiko),
Carroll_hosp_quality_improve_stra Rival, Veitzal dan mulyadi, Deddy. (2009)
tegies_lessons_1009.pdf Kepemimpinan dan Perilaku
Muninjaya, 2004, Managemen Kesehatan, Organisasi, Edisi Kedua, Raja
EGC, Jakarta Grafindo, Jakarta
Muninjaya, 2011, Managemen Kesehatan, Salam dkk, 2013, Hubungan gaya
EGC, Jakarta kepemimpinan terhadap kinerja
Monica, Elaine L La. 1998. tenaga kesehatan di Puskesmas
Kepemimpinan dan Manajemen Wara Selatan Kota Palopo,
Keperawatan: Pendidikan

6
THE SUN Vol. 2(2) Juni 2015

Setiadi, 2013, Konsep dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan,
Graha Ilmu Jogjakarta
Shekelle, P. (2013). Nurse-Patient Ratios
as a patient Safety Strategy. Annals
of Internal Medicine. Volume 158.
No 5.
Sumijatun, 2009, Manajemen keperawatan
: konsep dasar dan aplikasi
pengambilan keputusan klinis,
Trans Info Media, Jakarta
Tipo dkk, 2009, Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat dengan
Kepuasan Pasien dalam Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Siti
Khodijah Sepanjang,
http://apps.um-
surabaya.ac.id/jurnal/files/disk1/1/
umsurabaya-1912-anisrosiat-8-1-
hubungan-.pdf
Wati dkk, 2011, Analisa pelaksanaan
pemberian pelayanan keperawatan
di ruang Murai I dan Murai II di
RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau,
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/
JNI/article/download/635/628

Você também pode gostar