Você está na página 1de 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENGAWAS SEKOLAH DALAM


MELAKSANAKAN SUPERVISI
By Uray Iskandar on Jumat, Juni 26, 2015
Oleh : Uray Iskandar
Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga kependidikan yang posisinya
memegang peran yang signifikan dan strategis dalam meningkatkan
profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah. Pengawas sekolah
harus melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan
manajerial. Dengandemikian pengawas sekolah dituntut mempunyai
kuailifikasidan kompetensi yang memadai untuk dapatmenjalankan tugas kepengawasannya.
Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yangmelaksanakan kegiatan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan
danpelatihan profesional guru dengan optimal. Dalam konteks ini peran pengawas
sekolah dalam melaksanakan supervisi
dan tindak lanjutnya harus dilakukan secara teratur dan berkesinambungan
Kata Kunci : Kemampuan Pengawas Sekolah. Supervisi

Pendahuluan

Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang

lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan

akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.

Tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi manajerial dan akademik setidaknya

sebagai teladan bagi sekolah dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan

pihak sekolah dalam memajukan sekolahbinaannya. Peran pengawasan

tersebut dilaksanakan dengan pendekatan supervisi

yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi,kolaboratif, artistik, interpretatif,

dan berbasis kondisi sosial budaya. Pendekatan inibertujuanmeningkatkan

mutu pembelajaran.
Dengan demikian yang menjadi tugas pokok Pengawas Sekolah adalah melaksanakan

tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan

program pengawasan, pelaksanaan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar

Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil

pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus.

Seorang pengawas profesional dalam melakukan tugas pengawasan harus

memiliki (1) kecermatan melihatkondisi sekolah, (2) ketajaman analisis dan

sintesis, (3) ketepatan dan kreatifitas dalammemberikan treatmentyang

diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di

sekolah.

Namun kenyataannya di lapangan masih banyak seorang pengawas hanya bertugas di

kantoran dan merasa enggan untuk turun ke sekolah-sekolah melihat kondisi sekolah maupun

memantau pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas. Pada lingkungan tenaga pendidikan

yakni guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, laboran tenaga pustakawan sudah tahu dengan

sosok pengawas sekolah. Mereka beranggapan bahwa pengawas sekolah adalah sebagai pejabat

dinas pendidikan yang datang dan berkunjung ke sekolah hanya untuk menemui kepala sekolah

atau sekedar bertanya dan memeriksa kepada guru baik itu urusan kurikulum, kesiswaan dan

sarana prasarana ataupun administrasi lainnya yang ada di sekolah.

Meskipun kehadiran pengawas sekolah tidak terjadwal secara rinci pada sekolah namun

mereka tahu bahwa pengawas sekolah akan hadir pada setiap semester, awal tahun pelajaran, saat

ujian berlangsung ataupun ketika diundang pada saat acara pelepasan siswa yang tamat.

Kehadiran pengawas sekolah menurut para guru, tenaga adiministrasi dan kepala sekolah

kadang di harapkan kadang juga tidak, hanya tergantung kepada kemampuan pengawas sekolah

itu sendiri dalam membina dan berkolaborasi untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Seorang pengawas sekolah yang memiliki kemampuan yang baik, mampu memberikan

berbagai warna dan dapat memecahkan persoalan yang dihadapi oleh sekolah. Kegiatan

pengawasan di setiap sekolah yang menjadi binaan pengawas sekolah akan berhasil dengan baik

manakala direncanakan terlebih dahulu secara tepat dan akurat sesuai kondisi dan kebutuhan

sekolah binaan. Tanpa adanya perencanaan yang memadai maka kegiatan pengawasan tanpa arah

sehingga sulit untuk mengukur keberhasilannya.

Bagi pengawas sekolah yang baru diangkat apabila tidak ada


pembekalan semacan pendidikan dan latihan atau bimbingan teknis
kepengawasan, maka mau tidak mau akan sulit untuk berbuat banyak
dalam menghadapi kegiatan supervisi. Padahal tugas pokok pengawas
adalah melakukan supervisi di sekolah. Supervisi adalah sebagai upaya
peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran dengan jalan
meningkatkan kompetensi dan keterampilan guru melalui bimbingan
professional oleh pengawas sekolah. Menurut Sudarwan Danim (2010 :
154) supervisi adalah proses kerja supervisor dalam mendiagnosis,
menentukan focus, melakukan bimbingan professional, dan menilai
peningkatan profesionalitas guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, baik secara individual maupun secara kolektif. Supervisi
adalah proses bimbingan professional untuk meningkatkan derajat
profesionalitas guru bagi peningkatan mutu proses pendidikan dan
pembelajaran,khususnya prestasi belajar siswa.
Sedangkan menurut Wahyudi ( 2009:101) supervisi memberikan
kemudahan dan membantu kepala sekolah dan guru mengembangkan
potensi secara optimal. Supervisi harus dapat meningkatkan
kepemimpinan kepala sekolah sehingga dapat mencapai efektivitas
dan efisiensi program sekolah secara keseluruhan.
Supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh
proses administrasi pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan
efektivitas kinerja pendidik dan tenaga pendidikan di sekolah. Dengan
demikian supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan
oleh supervisor/pengawas sekolah.
Kemampuan Pengawas Sekolah
Kemampuan merupakan perpaduan antara penguasaan
pengetahuan , keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam
bertindak dan berpikir. Menurut Nana Sudjana ( 2012: 54 ) bahwa
kemapuan pengawas sekolah adalah seperangkat kemampuan yang
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki
pengawas sekolah secara terpadu dan ditampilkan dalam tindakannya
untuk peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan/sekolah
yang menjadi binaannya.

Kompetensi profesional pengawas sekolah sangat diperlukan agar seorang pengawas

dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta tanggung jawabnya dalam meningkatkan

mutu penyelenggaran pendidikan, mutu proses yang berimplikasi pada hasil belajar peserta

didik di sekolah binaannya. Tugas pengawas dalam penjaminan mutu pendidikan adalah

melaksanakan penilaian dan pembinaan satuan pendidikan terhadap aspek akademik dan

manajerial. Penilaian dan Pembinaan aspek akademik merupakan penilaian dan pembinaan

langsung terhadap tenaga pendidik baik yang berkaitan dengan kualifikasi, kompetensi maupun

sertifikasi.
Melalui penilaian dan pembinaan akademik ini, tentunya diharapkan selain kompetensi

standar tenaga pendidik dapat diidentifikasi, tenaga pendidik pun diharapkan memiliki motivasi

untuk mengembangkan karirnya sehingga sikap profesional melekat dalam dirinya. Sedangkan

penilaian dan pembinaan aspek manajerial bertujuan untuk mengetahui dan sekaligus mendorong

kepala sekolah agar mampu mengidentifikasi potensi, mengelola dan memberdayakan seluruh

potensi yang dimilikinya baik yang berbentuk material maupun non material, seperti: modal

intelektual modal sosial dan modal spritual Sehingga diharapkan terwujud sekolah yang efektip

dan efesien dalam pemanfaatan seluruh potensinya terutama dalam meningkatkan mutu layanan

dan mutu pendidikannya.

Menurut Nana Sudjana ( 2012:54 ) kompetensi pengawas sekolah seharusnya berangkat

dari dua konsep dasar yakni (1) hakikat pengawasan profesional (supervisi) dan (2) tugas pokok

fungsi dan tanggung jawab pengawas sekolah yang mencakup pengawasan akademik dan

pengawasan manajerial.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas

Sekolah berisi standar kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah. Standar kualifikasi

menjelaskan persyaratan akademik dan nonakademik untuk diangkat menjadi pengawas sekolah.

Standar kompetensi memuat seperangkat kemampuan yang harus dimiliki dan dikuasai

pengawas sekolah untuk dapat melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.

Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a)

kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi

akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kompetensi penelitian dan pengembangan,

dan (f) kompetensi sosial. Kompetensi pengawas sekolah masih perlu ditingkatkan terutama

dimensi kompetensi supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan dan

kompetensi penelitian dan pengembangan. Untuk itu diperlukan adanya diklat peningkatan
kompetensi pengawas sekolah baik bagi pengawas sekolah dalam jabatan terlebih lagi bagi para

calon pengawas sekolah.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah adalah

Kompetensi Supervisi Manajerial. Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional

yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi akademik

dan supervisi manajerial. Supervisi akademik terkait dengan tugas pembinaan guru dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Supervisi manajerial terkait dengan tugas

pembinaan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam aspek pengelolaan dan

administrasi sekolah.

Menurut Dirjen PMPTK Depdiknas (2008:3) ragam kegiatan dalam rangka pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah meliputi: (1). Pelaksanaan analisis kebutuhan, (2)

Penyusunan program kerja pengawasan sekolah, (3) Penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja

guru, dan kinerja tenaga kependidikan lain seperti TU, Laboran, dan pustakawan, (4) Pembinaan

kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lain, (5) Pemantauan kegiatan sekolah serta

sumber daya pendidikan yang meliputi sarana belajar, prasarana pendidikan, biaya, dan

lingkungan sekolah, (6) Pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pemantauan, dan

pembinaan, (7) Evaluasi proses dan hasil pengawasan, (8) Penyusunan laporan hasil

pengawasan, (9) Tindak lanjut hasil pengawasan untuk pengawas.

Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi

oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang

disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan

pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya. Pada tahap berikutnya dilakukan

pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan

evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan. Berdasarkan hasil

analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan
tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaannya.

Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah menetapkan tindak

lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak lanjut pengawasan diperoleh

berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu

periode.

Dalam menyusun program pengawasan, seorang pengawas dapat memulai dengan

melakukan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Threats). Analisis SWOT ini

dimaksudkan untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada

sekolah-sekolah yang berada di wilayah binaan yang akan ditingkatkan mutunya. Kekuatan

adalah faktor dari dalam sekolah/madrasah yang mendorong pencapaian sasaran. Peluang adalah

faktor dari luar sekolah yang mendorong pencapaian sasaran. Kelemahan adalah faktor dari

dalam sekolah/madrasah yang menghambat pencapaian sasaran. Ancaman adalah faktor dari luar

sekolah yang menghambat pencapaian sasaran. Analisis dilakukan terhadap faktor internal dan

eksternal wilayah dan sekolah-sekolah yang ada. Hasil analisis digunakan sebagai dasar dalam

menentukan prioritas kegiatan yang perlu segera ditingkatkan mutunya.

Menurut Nana Sudjana dan Surya Dharma ( 2013:36) output pengolahan dan analisis data

hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan baik

secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai dasar dalam menyusun program pengawasan

berikutnya.

Lebih lanjut di jelaskan bahwa fungsi pengawas yang berkenaan dengan aspek

pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam (1)

merencanakan pembelajaran, (2) melaksanakan pembelajaran, (3) menilai hasil pembelajaran, (4)

membimbing dan melatih peserta didik dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang yang melekat

pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008).
Berdasarkan hal diatas, maka kompetensi pengawas sekolah mencakup kemampuan yang

direfleksikan pada pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dituntut untuk dapat melaksanakan

tugas-tugas pokok dan fungsi jabatan profesional sebagai pengawas sekolah. Dengan kata lain

bahwa kompetensi pengawas sekolah menuntut adanya kesesuaian antara kemampuan,

kecakapan dan kepribadian yang dimilikinya dengan perilaku dan tindakan yang sesuai dalam

melaksanakan tugas yang berkaitan dengan tugasnya sebagai seorang pengawas.

Kemampuan Melaksanakan Supervisi


Segala aktivitas supervisi yang dilakukan oleh seorang pengawasSekolah diharapkan

semuanya menuju pada peningkatan mutu Sekolah dan pendidikan secara umum, dan secara

spesifik supervisi yang ditujukan bagi peningkatan mutu Tanpa pengelolaan Sekolah yang baik,

tentu tidak akan tercipta iklim yang memungkinkan guru bekerja dengan baik.

Supervisi sebagai upaya peningkatan mutu proses dan hasil


pembelajaran dengan jalan meningkatkan kompetensi dan
keterampilan guru melalui bimbingan professional oleh pengawas
sekolah. Menurut Sudarwan Danim (2010 : 154) Supervisi adalah
proses kerja supervisor dalam mendiagnosis, menentukan fokus,
melakukan bimbingan professional, dan menilai peningkatan
profesionalitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik
secara individual maupun secara kolektif. Supervisi adalah proses
bimbingan profesional untuk meningkatkan derajat profesionalitas guru
bagi peningkatan mutu proses pendidikan dan
pembelajaran,khususnya prestasi belajar siswa.
Kegiatan supervisor tidak dimaksudkan untuk mencari-cari
kesalahan melainkan lebih banyak mengandung unsur pembinaan
keprofesionalan guru, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi
dapat diketahui kekurangannya, untuk dapat diberitahu bagian mana
yang perlu diperbaiki.

Dengan demikian kemampuan dalam melaksanakan supervisi yang dilakukan oleh

pengawas sekolah adalah kegiatan professional untuk membantu kepala Sekolah, guru dan

tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan

pendidikan dan pembelajaran.Supervisi ditujukan pada dua aspek yakni: manajerial dan

akademik. Supervisi manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek

pengelolaan dan administrasi Sekolah yang berfungsi sebagai pendukung (supporting)

terlaksananya pembelajaran.

Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah (Direktorat Tenaga Kependidikan,

2009: 20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek

pengelolaan Sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas Sekolah

yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi

sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi

supervisi manajerial, pengawas Sekolah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator dalam

proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen Sekolah, (2) asesor dalam

mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi Sekolah, (3) pusat informasi

pengembangan mutu Sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil pengawasan.

Berdasarkan Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah (Direktorat Tenaga

Kependidikan, (2012: 10) supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu pendidik

mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Supervisi akademik bukan penilaian unjuk kerja pendidik melainkan membantu

pendidik mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Supervisi akademik kaitannya dengan tugas pengawas sekolah adalah berkenaan dengan

aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan dan penilaian kinerja guru dalam perencanaan,
pelaksanaan, penilaian hasil pembelajaran dan pembimbingan serta pelatihan peserta

didik. Kegiatan supervisi akademik ini fokus pada pembinaan guru sesuai kondisi sebenarnya di

sekolah tentang kemampuan pendidik dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik.

Selanjutnya pemantauan fokus pada standar isi, standar kompetensi lulusan, standar

proses, dan standar penilaian. Pengawas sekolah sebagai supervisordapat mengembangkan

supervisi akademik dengan memberikan motivasi dan memberikan pelayanan supervisi

akademik secara optimal kepada para pendidik sesuai kondisi pendidik yang ada di sekolah. Dari

kegiatan ini diharapkan terjadi perubahan perilaku pendidik ke arah yang lebih

berkualitas dan akan menimbulkan perilaku belajar peserta didik menjadilebih baik. Proses

pembelajaran yang berkualitas dan hasil belajar peserta didik yang baik merupakan satu indikator

keberhasilan kinerja PengawasSekolah. Untuk itu Pengawas Sekolah perlu mengembangkan

supervisi akademik melalui denga membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta tindak

lanjut supervisi akademik.

Dengan demikian kemampuan melaksanakan supervisi bagi seorang pengawas untuk

memberikan bantuan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan proses

pendidikan yang lebih baik. Pengawas sekolah sebagai mitra kerja pendidik dapat

mengembangkan pembinaan guru dengan memberikan motivasi dan memberikan pelayanan

sesuai kebutuhan pendidik di sekolah binaanya.

Kesimpulan

Pengawas sekolah adalah seseorang yang melaksanakan tugas supervisi dan harus

memberikan bantuan secara profesional kepada pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.

Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan

wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan

akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Kegiatan pengawasan adalah kegiatan

pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,


evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional

Guru.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, pengawas sekolah berfungsi sebagai supervisor

pendidikan, baik pengawasan akademik maupun maupun pengawasan manajerial. Berkaitan

dengan sasaran pengawasan akademik, pengawas sekolah bertugas membantu dan membina guru

meningkatkan profesionalismenya agar dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil belajar

siswa. Berkaitan dengan pengawasan manajerial, pengawas sekolah bertugas membantu kepala

sekolah dan seluruh staf sekolah agar dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan

pada sekolah yang dibinanya.


Uray Iskandar, S.Pd,M.Pd
(Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas)
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan.2010. Profesi Kependidikan. Bandung.Alfabeta.


Direktorat Tenaga Kependidikan.2009. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas
Sekolah
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2012. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas
Sekolah
Permendiknas No. 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2008. Tentang Guru
Sudjana, Nana. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Cikarang. Binamitra-Publishing
Sudjana, Nana,dkk. 2013. Menyusun Program Pengawasan.Jakarta. Binamitra-Publishing
Wahyudi,2009 Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar
(Learning Organization) Bandung : Penerbit Alfabeta

Você também pode gostar