Você está na página 1de 9

ARTIKEL

PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : M.NURQOIM
NIM : C1MO17072
KELAS : SNT-40
FAKULTAS : PERTANIAN
PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MATARAM
2017

1
DRAFT ARTIKEL ILMIAH

”STRATEGI PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG BERBASIS


PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK RAMAH LINGKUNGAN”

ABSTRAK
Sebuah tulisan ilmiah yang diberikan berbentuk tugas dalam mata kuliah
penyajian ilmiah. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting dalam
menopang kehidupan manusia. Selama bertahun- tahun sistem pertanian yang ada selalu
mengandalkan penggunaan input kimiawi yang berbahaya untuk meningkatkan hasil
atau produksi pertanian. Beberapa indikator yang memprihatinkan perkembang
kegiatan pertanian saat ini antara lain : (1) tingkat produktivitas lahan menurun, (2)
tingkat kesuburan tanah merosot, (3) konversi lahan pertanian semakin meningkat, (4)
tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan pertanian meningkat, (5) daya dukung
lingkungan merosot. Hal ini menuntut adanya penerapan teknologi yang dapat
mengoptimalkan hasil tanpa menimbulkan degradasi pada lingkungan. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah penerapan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan . Pertanian organik di Indonesia menjadi “tren” karena tumbuhnya
kesadaran konsumen untuk mengkonsumsi produk yang aman dan sehat, masyarakat
semakin sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia sentetis
dalam pertanian. Untuk menjawab tantangan tersebut di atas, belakangan ini muncul
tren pertanian organik yaitu kegiatan budidaya tanaman yang ramah lingkungan dengan
berusaha meminimalisis dampak negatif bagi lingkungan. Pertanian organik dicirikan
dengan tidak menggunakan bahan kimia sentetis seperti pestisida kimia dan pupuk
sehingga produk yang dihasilkan bebas residu bahan kimia berbahaya. Melalui
penyuluhan, petani maupun masyarakat sebagai konsumen diharapkan akan
memperoleh informasi tentang teknik budidaya yang baik serta memenuhi standar
kesehatan dengan menerapkan system pertanian organik. ramah lingkungan dan
berkelanjutan.

Kata kunci : Lingkungan usaha tani lestari, petani untung, konsumsi masyarakat sehat

BAB I
2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan budidaya tanaman dimana adanya ikut campur


tangan manusia dalam mengelola biophysic (tanaman dan lingkungan) dari
penyiapan, pengelolaan, panen dan pasca panen untuk mendapatkan hasil yang
maksimal dan menguntungkan. Seiring pertambahan populasi manusia, kebutuhan
akan pangan dan hasil pertanian pun ikut meningkat, untuk memenuhi kebutuhan
tersebut telah banyak upaya yang dilakukan oleh petani, baik itu merubah sitem
bertani seperti dari pertanian tradisional ke pertanian modern atau konvensional.

Pertanian konvensional dalam meningkatkan hasil produksi tanaman dengan


menambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan
produksi yang tinggi. Namun untuk jangka panjang penerapan pertanian konvensional
sangat merugikan lingkungan akibat adanya residu bahan kimia yang mencemari
lingkungan. Selain mencemari lingkungan juga berdampak buruk pada hasil pertanian
karena mengandung residu bahan kimia sehingga merugikan bagi kesehatan
konsumen.

Maka dari itu sangat diperlukan penerapan sistem pertanian yang bebasis
lingkungan seperti pertanian organik. Dimana dalam penerapan pertanian organik
secara menyeluruh dari proses produksi sampai pengelolaan hasil yang dikelola secara
alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia sehingga tidak
mencemari lingkungan dan menghasilkan produk yang bebas residu bahan kimia.
Akan tetapi pertanian organik saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan manusia
karena dalam penerapnnya masih terdapat banyak kendala. Oleh karena itu dimulailah
penerapan pertanian ramah lingkungan yang merupakan manajemen sumber daya
yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang
berubah, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan
melestarikan sumber daya alam. Dalam kegiatan usahatai pertanian ramah lingkungan
lebih mengoptimalkan siklus biologi, dan meskipun masih menggunakan bahan kimia
namun digunakan secara bijak sehingga masih bisa ditoleransi oleh lingkungan, maka
dari itu lingkungan tidak akan tercemar dan tetap terjaga kelestaiannya.

BAB II

3
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pertanian Organik
Peranian organik merupakan suatu teknologi budidaya tanaman yang pada
penerapannya disesuaikan dengan keadaan lingkungan, agar tidak terjadi perubahan
ekosistem secara drastis sehingga tidak mengganggu dan memutuskan mata rantai
makhluk hidup. Adapun pegertian pertanian organik merupakan kegiatan usahatani
secara menyeluruh dari proses produksi sampai pengelolaan hasil yang dikelola secara
alami dan ramah lingkungan tanpa penggunaan bahan kimia dan rekayasa genetic
sehingga menghasilkan produk yang sehat dan bergizi.
Pertanian organik menurut International Federation of Organic Agriculture
Movements/IFOAM (2005) didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang
holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-
ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup,
berkualitas, dan berkelanjutan.Tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan sistem
pertanian organik menurut IFOAM antara lain:
1. Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan
mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta
hewan.
2. Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian
(terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi
manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan
kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat.
3. Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.

Pertanian organik menurut IFOAM merupakan sistem manajemen produksi


terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa
genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Pertanian organik di sisi lain juga
berusaha meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna, dan
manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan kerusakan
sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik, sebaliknya
sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan
pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-
ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.

IFOAM (2005) menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan


perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang manfaat yang

4
dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk
meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Prinsip-prinsip ini
diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia
memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan, dan
menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) prinsip
kesehatan; 2) prinsip ekologi; 3) prinsip keadilan; dan 4) prinsip perlindungan.

2. Pertanian Konvensional
Pengertian sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian modern
yang saat ini banyak di kembangkan di seluruh dunia pertanian yang lebih
berorientasi pada industri, pengolahan, bibit hybrida, pupuk kimia dosisi tinggi,
penggunaan herbisida dan insektisida. Sistem pertanian konvensional ini memiliki
tujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur
eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi.
Selain itu, teknologi yang digunakan pada sistem ini telah maju dan berkembang.
Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha
tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
Gliesmann (2007) dan hasil penelitian di Guatemala, Honduras, dan Nicaragua
yang dilakukan oleh Pestiside Action Network North America ( PANNA) (2009)
menyebutkan beberapa dampak negatif dari sistem pertanian konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Degradasi dan penurunan kesuburan tanah.
2. Tertahannya humus tanah.
3. Mengurangi kelembaban tanah.
4. Merusak vegetasi yang ada di lingkungan.
5. Menyebabkan erosi.
6. Kerugian ekonomi.
7. Penggunaan air berlebih dan kerusakan sistem hidrologi.
8. Pencemaran lingkungan berupa kandungan bahan berbahaya di lingkungan
dan makanan.
9. Ketergantungan petanian pada input-input eksternal.
10. Kehilangan diversitas genetik seperti berbagai jenis tanaman dan varietas
tanaman pangan tradisional atau lokal.

Sistem pertanian di Indonesia hingga saat ini masih bersifat konvensional.


Para petani menggunakan pestisida sintetik untuk mengendalikan OPT yang sering
menyerang pertanamannya. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan hasil
pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang baik, para petani menggunakan pestisida

5
untuk pemeliharaan tanaman dari serangan OPT tanpa memperhatikan aspek-aspek
kesehatan lingkungan sekitar.

Penyemprotan pestisida dilakukan sebelum terjadinya serangan OPT dengan


jadwal tertentu (secara berjadwal). Penggunaan pestisida secara konvensional yang
dilakukan oleh petani selama ini menimbulkan dampak negatif yang sangat
merugikan seperti: terjadinya resistensi hama terhadap insektisida, terjadinya
resurgensi atau peledakan populasi hama, tingkat residu yang tinggi pada
produkproduk pertanian sehingga tidak aman untuk dikonsumsi, selain itu musnahnya
serangga bukan sasaran sehingga mengganggu ekosistem.

3. Pertanian Ramah Lingkungan


Pertanian ramah lingkungan adalah manajemen sumber daya yang berhasil
untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus
mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber
daya alam. Pembangunnan pertanian ramah lingkungan meupakan proses
pembangunan pertanian yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam
(SDA) dan sumber daya manusia (SDM) serta menyerasikan sumber daya alam dan
sumber daya manusia dalam pemjbangunan. Secara umum pertanian ramah
lingkungan sulit untuk dilakukan namun dengan pengetahuan dan kemauan yang
keras maka sistem pertanian yang ramah lingkungan dapat kita implementasikan
dalam pembangunan pertanian ke masa depan. Agar program pertanian ramah
lingkungan berhasil dan berdaya guna program tersebut harus mengikuti kaidah
sebagai berikut;
1. menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia,
2. melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air,
3. memperhatikan keseimbangan ekosistem
4. mampu menjaga stabilitas produksi secara berkelanjutan (Susanto, 2002).

Tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah lingkungan
menurut Zebua (2003) yaitu:

1. keseimbangan ekologis,
2. terjaganya keanekaragaman hayati,
3. terjaganya kelestarian sumberdaya alam,
4. lingkungan yang tidak tercemar
5. tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.
Konsep dari pertanian ramah lingkungan sebagai berikut;
6
1. Memproduksi bahan pertanian berkualitas yaitu dengan menerapkan sistem
petanian yang berbasis lingkungan maka kita akan meminimalisir penggunaan
bahan kima sehingga dapat menghasilkan produk pertanian yang sehat dan
berkualitas.
2. Mengoptimalkan siklus biologi, diamana pertanian ramah lingkungan lebih
mengutamakan siklus biologi, seperti pengendalian hayati dimana hama
dikendalikan oleh musuh alaminya ( predator, parasitoid, dan patogen)
3. Memenejemen kelestarian kesuburan tanah, karena pertanian ramah
lingkungan ini berbasis dengan alam tentunya kualitas tanah haruslah dijaga
dikarenakan setiap tanah yang digunakan sebagai media untuk menanam
tanaman usur hara yang terdapat di tanah akan terabil oleh tanaman sehingga
akan dilakukan pemupukan ataupun pengelolaan lahan agar kembalinya status
kesuburan tanah.
4. Meminimalisir kerusakan tanah, meminimalisir kerusakan tanah ini
dikarenakan tanah merupakan elemen yang sangat penting dalam pelaksanaan
siklus pertanian dari penanaman hingga panen sehingga faktor – faktor yang
dapat merusak tanah di minimalkan.
5. Menghasilkan produk pertanian yang mudah didaurulang: dikarenakan produk
dari pertanian ramah lingkungan ini cenderung organik sehingga hasil dari
tanaman tidak akan mencemari lingkungan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Pengolahan tanah minimum adalah teknik konservasi tanah dimana gangguan
mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan
struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan dan erosi berkurang. Yang
dilakukan dengan 2 cara yaitu pengolahan tanah konservasi dana olah tanah
konservasi.
b. Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk
melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki
sifat kimia dan sifat fisik tanah.
c. Pengendalian hama terpadu pada awalnya muncul akibat penggunaan pestisida kimia
yang berlebihan pada pertanian. Salah satu cara penanggulangannya yaitu dengan
pemanfaatan mikroorganisme baik bakteri maupun jamur dan penggunaan bahan
organik.
d. Liebig merumuskan hukum ini hanya terhadap nutrisi tanaman yang diantaranya:
e. Pertumbuhan dibatasi oleh sumberdaya yang disediakan, setidaknya cukup bagi yang
dibutuhkan oleh tanaman.

7
f. Pertumbuhan sebanding dengan ketersediaan sumberdaya yang terbatas.
g. Pertumbuhan tidak dapat ditingkatkan melalui penambahan sumberdaya lain yang
bukan merupakan faktor pembatas.

B. Saran
Agar pemerintah dalam menerapkan pengembangan pertanian ramah lingkungan lebih
memperhatikan faktor apasaja yang selama ini menjadi kendala dalam pengembangan
pertanian ramah lingkungan tersebut. Hal ini dimaksudkan supaya pengembangan pertanian
ramah lingkungan benar-benar berjalan dengan baik

DAFTAR PUSTAKA

Silva.Miya. 2014. “ Definisi Pengertian Sistem Pertanian Konvensional”. Tersedia pada :


http://hutantani.blogspot.co.id/2014/05/definisi-pengertian-sistem-pertanian-
konvensional.html . Diakses pada 30 Mei 2016
Nio, Stepano. 2013. “Petani Organik”. Tersedia pada :
http://stepanoeranio.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-umum-pertanian-
organik.html . Diakses pada 30 Mei 2016
Anonim.2011.”Pertanian Organik”.Tersedia pada:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37119/4/Chapter%20II.pdf .
Diakses pada 30 Mei 2016.
Anonim.2014.”Sistem Budidaya Pertanian Konvensional”.Tersedia pada:
http://www.petanihebat.com/2014/02/sistem-budidaya-pertanian-konvensional.html . Diakses
pada 30 Mei 2016
Mashudi.Imam. 2011. “Pertanian Konvesional”. Tersedia pada :
http://dokumen.tips/documents/makalah-pertanian-konvensional.html . Diakses
pada 30 Mei 2016.

8
Sangadji,Suman.2013.”Pertanian Ramah Lingkungan”. Tersedia pada
http://sumansangadji30.blogspot.co.id/ . Diakses pada 30 Mei 2016

Você também pode gostar