Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Abstrak
Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum
atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Pada proyek pengerjaan Mechanical, Electrical, Plumbing
(MEP) yang dilakukan oleh PT.Indospec, terjadi keterlambatan selama 9 minggu, mulai dari minggu ke 44
hingga minggu ke 52, dimana pada minggu ke 52 plan berada pada persentase 87.40% dan actual berada
pada persentase 33.53%. Hal ini membuat perusahaan merasa perlu melakukan evaluasi kinerja proyek agar
dapat diketahui kinerja dalam penyelesaian proyek dan faktor keterlambatan,dengan menggunakan metode
Earned Value Analysis (EVA) dan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Hasil dari perhitungan
EVA menunjukkan tidak adanya penambahan dari rencana biaya, namun terjadi keterlambatan dalam waktu
penyelesaian. Material Dipesan Belum Jadi, Terlambat Pengiriman, Tidak Ada Gudang, Penyesuaian Biaya,
Perubahan Material, Perubahan Fungsi, Arsitektur, Struktur menjadi penyebab utama dalam keterlambatan
proyek. Koordinasi yang baik dan persiapan yang matang dalam pengerjaan proyek sangat penting agar
keterlambatan dalam proyek dapat dihindari.
Keyword : Manajemen Proyek, Earned Value Analysis, Fault Tree Analysis
Abstract
Projects generally have a time limit (deadline), meaning that the project must be completed before or
right at a predetermined time. In construction projects Mechanical, Electrical, Plumbing (MEP) conducted
by PT.Indospec, there is a lateness for 9 weeks, starting from week 44 through week 52, where at week 52 the
plan percentage is at 87.40% and the actual percentage is at 33.53%. This makes the company feel the need
to evaluate the performance of the project, in order to know the performance in completion of projects and
the lateness factor, using Earned Value Analysis (EVA) and using Fault Tree Analysis (FTA). The results of
the EVA calculation showed no increase of cost plans, but there is a delay in the completion time. Material
Booked Unfinished, Late Delivery, No Warehouse, Cost Adjustment, Changes in Material, Changes in
Functional, Architectural, Structural, a major cause in the lateness of the project. Good coordination and
preparation of the project is very important in order to avoid lateness in the project.
Keyword: Project Management, Earned Value Analysis, Fault Tree Analysis
1
Hasil observasi awal menunjukkan, pengerjaan pedoman dalam melakukan suatu penelitian. Tahapan
proyek MEP Sentraland Semarang mengalami dan langkah penelitian ini disajikan dalam bentuk
keterlambatan. Dari data realisasi pelaksanaan flowchart pada gambar 2
pekerjaan, telah dibuat Kurva S sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar 1. berikut :
Mulai
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan
Penelitian
3
untuk mendekatkan diri pada siklus managerial plan- b. CV (Cost Variance)
do-check-act (merencanakan-melakukan-memeriksa- Yaitu variansi atau perbedaan atara biaya yang
tindakan). Metode earned value ini dapat membantu harus dikeluarkan untuk mengerjakan suatu
dengan jelas dan objektif dimanakah perkembangan pekerjaan pada periode tertentu dengan kemajuan
proyek dan kemanakah perkembangan tersebut akan pekerjaan yang dicapai pada periode tersebut yang
berlangsung. Metode ini menggunakan pola-pola dan menggambarkan posisi keuangan pekerjaan pada
kejadian yang sering terjadi di masa lampau untuk periode yang bersangkutan. CVcum adalah
dijadikan prediksi di masa depan sebagai prinsip- kumulatif variansi antara biaya yang telah
prinsip dasar(Ahuja H N, 1984). dikeluarkan dengan kemajuan aktual kumulatif.
CV = BCWP – ACWP
Terminologi Dasar c. VAC (Variance at Completion)
Dalam konsep earned value dikenal beberapa Yaitu variansi biaya yang diperkirakan akan terjadi
parameter untuk mengendalikan biaya proyek menurut pada saat proyek telah selesai berdasarkan
Anbari (2003)yang bisa dilihat pada Gambar 2.3 antara produktifitas terakhir sedangkan VACcum
lain : berdasarkan produktivitas rata-rata.
a. BCWS (Budgeted Cost Work Schedule) VAC = BAC – EAC
BCWS adalah merupakan anggaran biaya yang VACcum = BAC – EACcum
dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah
disusun terhadap waktu. BCWS dihitung dari Indeks Pelaksanaan Pekerjaan
akumulasi anggaran biaya yang direncanakan untuk Menurut Soeharto (1999) Indeks Pelaksanaan
pekerjaan dalam periode waktu tertentu. BCWS Pekerjaan dibagi dalam :
pada akhir proyek (penyelesaian 100%) disebut a. SPI (Schedule Peformance Index)
BAC (Budget At Completion). SPI yaitu indeks yang menunjukkan
b. BCWP (Budgeted Cost Work Performed) produktivitas (efesiensi jadwal) berdasarkan
BCWP yaitu kemajuan yang telah dicapai kemajuan yang dicapainya pada periode tertentu
berdasarkan nilai uang dari pekerjaan-pekerjaan sedangkan SPIcum adalah indeks produktivitas
yang telah diselesaikan pada periode waktu tertentu. pekerjaan berdasarkan kumulatif kemajuan yang
BCWP inilah yang disebut earned value. BCWP dicapainya sampai periode tertentu.
dinilai berdasarkan presentase pekerjaan yang telah SPI = BCWP / BCWS
dilaksanakan, dinilai dengan suatu ukuran kemajuan SPIcum = BCWPcum / BCWScum
pekerjaan yang telah ditetapkan dan merupakan b. CPI (Cost Performance Index)
akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah Yaitu indeks yang menunjukkan produktifitas
diselesaikan. keuangan (efisiensi biaya) atau keuangan
c. ACWP (Actual Cost Work Permormed) berdasarkan penyerapan biaya yang sebenarnya
ACWP adalah biaya actual yang dikeluarkan untuk terjadi sampai pada penyerapan proyek
menyelesaikan pekerjaan sampai pada periode berdasarkan penyerapan biaya yang sebenarnya
tertentu. ACWP dapat disajukan per periode atau terjadi pada periode tertentu. CPIcum adalah
kumulatif. indeks yang menunjukkan produktivitas periode
d. BAC (Budget At Completion) tertentu.
BAC adalah budget rencana yang akan diserap oleh CPI = BCWP / ACWP
keseluruhan proyek atau keseluruhan pekerjaan. CPIcum = BCWPcum / ACWPcum
Nilainya adalah nilai proyek tersebut atau nilai
kontrak yang harus diselesaikan atau nilai Estimasi Untuk Menyelesaikan Proyek dan
keseluruhan pekerjaan. Peramalan Biaya Akhir
a. ETC (Estimate to Complete) yaitu sejumlah biaya
Variansi yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek
Menurut Soeharto (1999) Variansi dibagi dalam : berdasarkan data produktivitas terakhir yang
a. SV (Schedule Variance) dicapai.
Yaitu variansi atau perbedaan antara kemajuan ETC = (BAC – BCWPcum ) / CPI
pekerjaan yang dicapai dengan yang direncanakan b. EAC (Estimate at Complete) adalah besarnya biaya
pada periode tertentu yang menunjukkan posisi yang akan diserap secara keseluruhan oleh proyek
kemajuan pekerjaan tersebut pada periode tersebut. berdasarkan data produktivitas terakhir yang
SVcum kumulatif adalah variansi antara kemajuan dicapai. Sedangkan EACcum adalah besarnya
pekerjaan yang telah dicapai dengan yang biaya yang akan diserap secara keseluruhan oleh
direncanakan. produk berdasarkan data produktivutas rata-rata.
SV = BCWP – BCWS EAC = ACWPcum + ETC
4
PV = Rencana Progress x RAB
Langkah - Langkah FTA = 87,40% x Rp 61.481.000.00
Langkah-langkah FTA (Blanchard, 2004) dalam suatu = Rp 53.734.394.000
sistem, sebagai berikut: EV = Presentasi Realisasi x RAB
1. Mengidentifikasi kejadian atau peristiwa terpenting = 33,53% x Rp 61.481.000.000
dalam sistem (top level event), langkah pertama = Rp 20.614.579.300
dalam FTA ini merupakan langkah penting karena AC = Rp 12.000.000.000
akan mempengaruhi hasil analisis sistem. Pada Selanjutnya dari hasil perhitungan PV, EV,
tahap ini, dibutuhkan pemahaman tentang sistem dan AC tersebut, akan disajikan menjadi bentuk
dan pengetahuan tentang jenis-jenis kerusakan Gambar 5. grafik interaksi seperti dibawah ini :
(undesiredevent) untuk mengidentifikasi akar
permasalahan sistem.
2. Membuat pohon kesalahan (fault tree), Setelah
permasalahan terpenting teridentifikasi, langkah
berikutnya adalah menyusun urutan sebab akibat
pohon kesalahan (fault tree). Pada tahap ini, cause
and effect diagram (ishikawa) dapat digunakan
untuk menganalisis kesalahan dan mengeksplorasi
keberadaan kerusakan- kerusakan yang
tersembunyi.
3. Menganalisis pohon kesalahan (fault tree), Analisis
pohon kesalahan (fault tree) diperlukan untuk Gambar 5. Grafik Interaksi PV EV AC
memperoleh informasi yang jelas dari suatu sistem
dan perbaikan-perbaikan apa yang harus dilakukan Dari ketiga indicator diatas maka diperoleh
pada sistem. besaran kinerja proyek sebagai berikut :
Schedule Varians (SV)
Didapat dari pengurangan EV dan PV
= EV – PV
= Rp 20.614.579.300 – Rp 53.734.394.000
= Rp – 33.119.814.700
Cost Varians (CV)
Didapat dari pengurangan PV dan AC
= EV – AC
= Rp 20.614.579.300 – Rp 12.000.000.000
= Rp 8.614.579.300
Schedule Performance Index (SPI)
Didapat dari ratio antara EV dan PV
= EV / PV
= Rp 20.614.579.300 / Rp 53.734.394.000
Gambar 4 Contoh Fault tree Analysis (FTA) = 0,38
Cost Performance Index (CPI)
Hasil dan Pembahasan Didapat dari ratio antara EV dan AC
Data Proyek = EV / AC
Adapun data - data umum proyek pembangunan MEP = Rp 20.614.579.300 / Rp 12.000.000.000
sebagai berikut : = 1,7
Kontraktor : PT. Indospec
Alamat Proyek : Jl. Ki Mangunsarkoro, No. Perkiraan Biaya dan Waktu Akhir Proyek Minggu
36, Semarang ke- 52
Nilai Proyek : Rp 61.481.000.000 Selain dapat digunakan untuk menganalisa
Kurva S : (Terlampir) kinerja proyek, dapat juga digunakan untuk
memperkirakan biaya dan waktu penyelesaian proyek.
Perhitungan Kinerja Proyek Minggu ke – 52 Prakiraan tersebut dapat bermanfaat untuk memberikan
Untuk mendapatkan nilai Plan value (PV) dan suatu early warning mengenai hal yang akan terjadi di
Earned value (EV), langkah pertama yang harus masa datang. Berikut ini adalah perkiraan biaya akhir
dilakukan yaitu dengan meninjau kurva S dan nilai dari proyek pada minggu ke – 52
RA kontrak. Maka didapatkan :
5
ETC = (RAB – EV)
=(Rp61.481.000.000 – Rp 20.614.579.300) Perkiraaan Rencana Terhadap Penyelesaian Proyek
= Rp 40.866.420.700 Perkiraan rencana terhadap penyelesaian
EAC = AC + ETC proyek dapat diketahui berdasarkan nilai parameter
= Rp 12.000.000.000 + Rp 40.866.420.700 indeks prestasi penyelesaian atau disebut To Complete
= Rp 52.866.420.700 Performance Index (TCPI). Angka TCPI adalah angka
Berdasarkan perhitungan di atas perkiraan biaya indeks kemungkinan dari sebuah perkiraan. Indeks ini
penyelesaian proyek adalah sebesar Rp 52.866.420.700, bisa digunakan untuk menambah kepercayaan dalam
sehingga dapat diketahui deviasi antara biaya rencana pelaporan penilaian sisa pekerjaan
penyelesaian proyek (RAB) dengan biaya perkiraan TCPI =((RAB – EV) / (EAC – AC))
penyelesaian (EAC) pada minggu ke-52 sebesar Rp ` `= (( Rp 61.481.000.000 - Rp 20.614.579.300)
8.614.579.300 / (Rp 52.866.420.700 – Rp12.000.000.000)) = 1 : 1
Untuk perkiraan waktu penyelesaian proyek adalah Dari nilai indeks diatas, nilai indeks
sebagai berikut : kepercayaan kinerja pada minggu ke – 52 sama dengan
Waktu rencana (OD) : 54 minggu 1, sehingga dapat diartikan bahwa proyek ini masih
Waktu yang telah ditempuh (ATE): 52 minggu berjalan sesuai rencana.
Nilai indeks SPI : 0.38 Selanjutnya perhitungan analisa kinerja
Maka estimasi waktu penyelesaian proyek (TE) dapat proyek, perkiraan biaya dan waktu penyelesaian akhir
dihitung sebagai berikut : proyek, dan analisa perkiraan rencana terhadap
TE = ATE + (OD – (ATE x SPI ) / SPI penyelesaian proyek pada minggu ke – 1 sampai
= 52 + ( 54 – ( 52 x 0.38 ) ) / 0.38 minggu ke 52 akan diberikan pada tabel di Lampiran
= 142 minggu 4.1. Dari hasil perhitungan PV, EV, dan AC dari
Berdasarkan hasil estimasi nilai TE diatas minggu – 1 sampai minggu ke – 52, akan disajikan
maka dapat disimpulkan bahwa waktu penyelesaian menjadi bentuk gambar 6 grafik interaksi seperti
proyek lebih lama dari schedule yang direncanakan (54 dibawah ini :
minggu).
GRAFIK INTERAKSI PV EV AC
60
50
MILIAR RUPIAH
40
30 BCWS
20 BCWP
10 ACWP
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51
MINGGU
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 SV
-20 CV
-40
MINGGU
6
Dari perhitungan tabel diatas dari minggu ke -1 sampai minggu ke – 52, maka selanjutnya akan dibuat grafik interaksi
antara SPI dan CPI padagambar sebagai berikut :
20
15
NILAI
10 SPI
CPI
5
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51
MINGGU
Analisis Faktor Keterlambatan Proyek MEP dari dikarenakan beberapa pekerjaan sangat
PT. Indospec berhubungan kaitanya dengan fisik selesai,
Keterlambatan dari PT. Indospec disebabkan seperti misalnya pekerjaan matv, cctv, hvac,
sprinkler, hydrant dan beberapa lainya, agar
beberapa faktor penyebab yang mengakibatkan
pemasangan nya sesuai dengan arsitektur dan
keterlambatan dalam jalannya proyek MEP. Beberapa struktur bangunan yang direncanakan.
penyebab keterlambatan dari pihak PT. Indospec b. Sumber daya manusia (sdm) menjadi penting
berdasarkan wawancara dengan Manajer Proyek saat pemasangan material, dikarenakan
setempat diantaranya yaitu : pekerjaan pemasangan material MEP sangat
1. Ketersediaan material yang mengakibatkan erat kaitanya dengan kemampuan sdm tersebut
keterlambatan dalam MEP, diantaranya : dan koordinasi dengan kontraktor fisik.
a. Material yang belum ada di proyek Koordinasi yang tidak tepat dan kemampuan
dikarenakan penyesuaian biaya dari pekerja rendah menyebabkan beberapa
kontraktor, dan tidak adanya gudang sehingga pemasangan tegangan rendah, elevator, travo
membuat koordinasi dengan pihak supplier menjadi terhambat karena beberapa aspek
harus tepat. pemasangan yang salah, karena juga menjadi
b. Material yang terlambat di proyek dikarenakan pertama kali nya melakukan pembangunan
beberapa pembelian barang dilakukan melalui MEP pada gedung bertingkat. Koordinasi juga
pembelian di luar negeri, sehingga tidak tepat menyebabkan kurva S saat awal
menyebabkan beberapa barang terlambat proyek tidak disesuaikan dengan kemampuan
datang karena adanya koordinasi yang salah kontraktor fisik sehingga tidak tepat dengan
dari pihak kontraktor dan supplier. Material jadwal yang telah direncanakan oleh
yang belum jadi juga disebabkan karena kontraktor MEP.
pembuatan beberapa panel listrik yang 3. Perizinan PLN yang mengakibatkan keterlambatan
dilaksanakan oleh sub kontraktor, sehingga MEP diantaranya :
pemilihan sub kontraktor yang salah a. Sumber daya manusia (SDM) PLN sangat
menyebabkan beberapa pekerjaan menjadi penting kaitanya dengan beberapa perijinan
terganggu. dalam pemasangan trafo maupun
2. Pemasangan material terganggu yang penyambungan listrik. Dalam pemasangan
mengakibatkan keterlambatan MEP diantaranya : trafo dan tegangan listrik perlu adanya
a. Fisik belum selesai menyebabkan beberapa koordinasi yang baik dengan PLN, yang mana
pekerjaan MEP tidak dapat dijalankan, kaitanya tersebut dengan sdm PLN yang
7
mengurus pemasangan listrik. Pemilihan fungsi dan perubahan beberapa material, yang
beberapa sdm di PLN yang tepat bisa mengakibatkan jalan nya pekerjaan arsitektur
membuat progress yang baik dalam menjadikan pekerjaan yang paling tidak sesuai
pembangunan MEP, khususnya bagian tepat pada waktunya.
penyambungan listrik dan pemasangan trafo. b. Detail yang kurang dari pihak kontraktor,
b. Administrasi dalam pendaftaran khususnya pemasangan beberapa MEP dan
penyambungan listrik mengakibatkan arsitek yang berubah, ditambah dengan
keterlambatan dalam pembangunan MEP. koordinasi yang tidak baik dari pihak MEP
Administrasi dalam penyambungan listrik menyebabkan beberapa perubahan struktur
meliputi surat perintah kerja dan sub dan arsitek detail menjadi berubah, sehingga
kontraktor listrik dari pihak PLN yang berhak menyebabkan pekerjaan menjadi lama dalam
melakukan pemasangan trafo, yang telah hal struktur dan arsitek desain.
ditunjuk oleh PLN sebagai rekanan. Pemilihan 2. Cuaca yang mengakibatkan keterlambatan MEP
orang dalam PLN yang salah dapat diantaranya :
mengakibatkan pekerjaan menjadi terhambat a. Musim hujan pada akhir tahun turut
dalam pemasangan trafo karena kaitan nya mempengaruhi keterlambatan dalam pekerjaan
dengan perijinan dari PLN. fisik dan menyebabkan beberapa pekerjaan
MEP menjadi terlambat, yang kaitanya
Analisis Faktor Keterlambatan Proyek MEP dari berhubungan dengan pekerjaan kontraktor
PT. Wijaya Karya fisik.
Beberapa faktor keterlambatan dalam proyek b. Angin yang kencang pada akhir tahun
MEP disebabkan juga oleh kontraktor fisik, mengingat dikarenakan musim hujan menyebabkan
beberapa pekerjaan saling erat kaitanya dengan beberapa pekerjaan diperlambat dikarenakan
beberapa pekerjaan fisik yang seharusnya sudah cuaca tidak mendukung, analisis waktu
diselesaikan tepat pada waktunya. Berdasrkan pembangunan yang tidak tepat menyebabkan
wawancara dengan Manajer Proyek PT. Wijaya Karya, keterlambatan yang cukup lama.
didapatkan beberapa penyebab yaitu : Hujan angin yang sangat kencang sangat
1. Desain yang mengakibatkan keterlambatan MEP berbahaya dalam pekerjaan fisik, sehingga
diantaranya : mengakibatkan keterlambatan dalam
a. Perubahan desain dari owner dan konsumen pekerjaan. Analisis waktu yang tidak tepat
dalam pembelian apartemen mengakibatkan menyebabkan keterlambatan yang cukup lama
beberapa rencana perkerjaan perubahan ikut sehingga diperlukan analisis kurva S yang
menganggu jalannya pembuatan MEP, dimana baik oleh kontraktor.
perubahan desain menyebabkan perubahan
15 16 17
Pekerja Material
8 7 Kemampuan
kurang
Penyesuaian
Biaya
Tidak ada
Gudang
Terlambat
dipesan Struktur Arsitek
Perubahan
Fungsi
Perubahan
Material
SPK RAB Pekerja Pengiriman
koordinasi belum jadi
6 5 4 3 2 1 14 13 12 11
10 9
11