Você está na página 1de 5

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

TINDAKAN NEBULISER

Nama klien : Ny. S (70 Tahun)


Diagnosa Medis : Astma attack
No register : 10034

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


a) Diagnosa keperawatan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan sangat sesak nafas,
b. Klien mengatakan badannya lemas,
c. Klien mengatakan jika tidak dalam posisi duduk, ia tidak bisa bernapas,
d. Klien mengatajan memiliki penyakit asma sudah sejak lama, sekitar tahun
2002. Astma yang ia derita sering kambuh bila ia kelelahan atau terpapar
udara dingin,
e. Klien mengatakan badannya lemas.
Data Objektif:
a. Sianosis (+)
b. Tampak retraksi interkosta dan klavicula
c. nafas cuping hidung.
d. Mukosa bibir kering
e. Pucat
f. Terdengar suara wheezing pada auskultasi jalan napas
g. RR : 32 x/menit
h. TD : 140/90 mmHg
i. N : 92 x/menit
j. Suhu: 36,50C
k. Klien tampak gelisah, sesak napas
l. Akral di ekstremitas kanan dan kiri teraba dingin
b) Dasar Pemikiran
Asma bronchial (penyakit kronik / menahun) adalah suatu keadaan dimana
saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu sehingga menimbulkan peradangan dan penyempitan
pada saluran pernafasan ( bronkial / bronchial ). Spasme bronkus meliputi
konstriksi otot polos, edema mukosa dan mukus berlebihan dengan
perlengketan di jalan nafas pada tahap lanjut. Terjadinya bronkospasme
(penyempitan bronkus) pada pasien asma mengakibatkan jalan nafas menjadi
tidak efektif sehingga oksigen yang seharusnya masuk ke dalam paru-paru
dan kemudian dialirkan ke seluruh jaringan tubuh menjadi tidak adekuat.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pemberian tindakan nebuliser dengan obat yang diberikan yaitu Combifenont
2.5 ml sebanyak 2 flas dikarenakan satu flas combifenonont pasien mengatakan
sedikit masih sesak dan setelah itu pasien diberikan O2 3 liter/menit.

3. Prinsip-prinsip tindakan
1) Bersih
2) Tekanan yang diberikan kepada klien harus sesuai (jangan terlalu besar
karena bisa menimbulkan sesak napas)
3) Persiapan alat:
a) Alat nebulizer
b) Obat Combifenont 2.5 ml sebanyak 2 flas.
4) Prosedur Tindakan:
1) Persiapan alat
2) Mencuci tangan
3) Memasukan obat kedalam nebulizer yaitu Combifenont 2.5 ml.
4) Hubungkan stop contact dengan sumber listrik
5) Atur tekanan pada alat nebulizer
6) Pasangkan masker nebulizer hingga menutupi hidung dan mulut klien
7) Anjurkan klien untuk menghirup udara dari nebulizer dan bernafas
panjang
8) Lepas masker dan rapikan kembali
9) Cuci tangan

4. Analisa tindakan keperawatan


Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi
saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya
peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan
memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan
penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya
dapat bernapas.Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk melebarkan
bronkus sehingga aliran oksigen menjadi lancar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan yaitu dengan memberikan obat bronkodilator dengan menggunakan
alat nebulizer atau terapi bronkodilator. Obat yang diberikan adalah Combifenont
2.5 ml sebanyak 2 flas. Obat ini akanmembantu membuka jalan nafas yang
menyempit akibat bronkospasme.

5. Hasil yang di dapat dan maknanya


Subjektif :
Klien mengatakan sudah tidak sesak lagi dan merasa sudah lebih nyaman.
Objektif :
a. TD : 120/80 mmHg
b. N : 84 x/menit
c. RR : 22 x/menit
d. Suhu : 370C
e. Tidak ada nafas cuping hidung
f. Tidak sianosis
g. Tidak ada penarikan dinding dada saat bernafas.
h. Klien tenang tidak cemas
Analisa :
Masalah sudah teratasi
Planing :
Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang berlebihan, menghindari
rangsangan yang dapat memicu bangkitnya astma.

6. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa


keperawatan
a. Mandiri
1) Observasi tanda-tanda vital
2) Berikan posisi yang nyaman, tinggikan tempat tidur 450 atau posisi semi
fowler
b. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian oksigen 3 liter per menit.
2) Kolaborasi pemberian obat bronkodilator sesuai indikasi.

7. Evaluasi Diri
Proses pemberian terapi nebulizer untuk mengatasi serangan astma berjalan
dengan lancar dan sesuai harapan. Terapi diberikan sebanyak 2 kali dengan
memberikan obat Combifenont 2.5 ml. Klien mengatakan merasa tidak sesak
napas lagi dan sudah merasa lebih nyaman. Setelah dilakukan terapi nebulizer,
saya memberikan kembali O2 3 liter/menit dan memberikan pendidikan
kesehatan untuk mencegah kekambuhan astma. Setelah kondisi klien membaik
dan tidak sesak napas lagi, klien diperbolehkan pulang ke rumah.

8. Kepustakaan
1) Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I, 1994,EGC, Jakarta.
2) Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8,
1997, EGC, Jakarta.
3) Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC,
Jakarta.
4) Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
5) Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Você também pode gostar