Você está na página 1de 4

Aplikasi obat-obatan pada Amfibi

Itraconazole
Nama paten: Igrazol ®(tab 200mg), Itzol ®(cap 100mg), Sporanox®(tab 100mg).

lndikasi: Itraconazole digunakan untuk pengobatan infeksi jamur sistemik seperti aspergillosis,
kandidiasis, dan kriptokokosis, di mana obat antijamur lain tidak efektif. Pada katak untuk spesimen
muda dan dewasa dari beberapa spesies amfibi menyebabkan kematian pada larva dan katak
pada metamorfis baru.1
Kontraindikasi: Jangan menggunakan obat ini pada hewan yang sedang menggunakan obat lain yang
dimetabolisme melalui enzim CYP3A4 seperti metadon, disopiramid, dofetilide, dronedarone,
quinidine, alkaloid ergot (seperti dihydroergotamine, ergometrine (ergonovin), ergotamine,
metilergometrin (metilergonovin)), irinotecan, lurasidone, midazolam oral, pimozide, triazolam,
felodipin, nisoldipin, ranolazine, eplerenone, cisapride, lovastatin, simvastatin, ticagrelor, colchicine,
fesoterodine, telitromisin dan solifenacin karena konsentrasi plasma obat-obat tersebut meningkat
sehingga efek farmakologi dan efek sampingnya meningkat misalnya terjadi perpanjangan QT dan
ventrikel takiaritmia termasuk kejadian torsade de pointes.
Meskipun beberapa obat jenis azol dapat menurunkan sintesis hormon steroid seperti testosteron
atau kortiko-steroid, efek ini minimal pada mamalia yang diobati dengan itrakonazol. Efek yang
mungkin terjadi pada sintesis steroid amfibi juga tidak dilaporkan.1
Mekanisme aksi: Seperti halnya azole yang lain, itraconazole berinterferensi dengan enzim yang
dipengaruhi oleh cytochrome P-450, 14-demethylase. Interferensi ini menyebabkan akumulasi 14-
methylsterol dan menguraikan ergosterol di dalam sel-sel jamur dan kemudian mengganti sejumlah
fungsi sel yang berhubungan dengan membran.
Dosis:
 10 mg/kg PO s24j.1 dosis paling umum yang digunakan dalam program konservasi amfibi.
 0.01% in 0.6% larutan garam di celupkan selama 5 menit, s24j × 11hari.2
Efek samping:
 Efek samping yang sangat jarang seperti oliguria, hipokalemia pada penggunaan jangka panjang,
parestesia, kejang, alopecia, angioudem, anafilaksis, lesi bulosa, nekrolisis epidermal toksik,
trombositopenia, diskrasia darah lainnya,dan hepatotoksisitas serius termasuk gagal hati.
Interaksi obat
Telitromicin: Dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal dan hati, namun jarang menimbulkan
hepatotoksik dibandingkan golongan azole lainnya.
Catatan: Itraconazole mampu mencegah kejadian mukositis oral karena jamur.

Daftar pustaka

1. Maders D, Diver S. 2013. Current Therapy in Reptile Medicine and Surgery 1st Edition. USA:
Saunders. Hal 283
2. Maders D, Diver S. 2013. Current Therapy in Reptile Medicine and Surgery 1st Edition. USA:
Saunders. Hal 283
Levamisole
Nama paten: Igrazol ®(tab 200mg), Itzol ®(cap 100mg), Sporanox®(tab 100mg).

lndikasi:
Infeksi terhadap cacing gelang, cacing tambang, cacing cambuk, srongyloides dan infeksi campuran.
Kontraindikasi: Penggunaan levamisol harus dihindari pada hewan yang mengalami gangguan darah,
hipersensitivitas dan hewan yang menggunakan fluorourasil serta gangguan kebuntingan dan
gangguan ginjal yang berat.
Mekanisme aksi:
Levamisole meningkatkan kondisi pasien dengan melakukan fungsi yaitu memperlambat
pertumbuhan sel kanker. 3
Dosis:
-
Efek samping:
 Efek samping yaitu rasa yang tidak nyaman, lemas serta luka di mulut atau bibir.2
Interaksi obat
 Terjadi apabila bertemu dengan Albendazole, Ivermectin, dan Phenytoin.
Catatan:
 Itraconazole mampu mencegah kejadian mukositis oral karena jamur.

Daftar pustaka

1. Pubchem Levamisole https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compoun... - Accessed: October 12,


2016.
2. MeSH Record Name: Levamisole https://www.ncbi.nlm.nih.gov/mesh/680079... - Accessed:
October 12, 2016.
Kloramfenikol
Nama paten: Chloramex (250 mg)

lndikasi: Digunakan untuk infeksi jamur patogen Batracochytrium dendrobatidis pada white tree frogs
(Litoria caerula) (Young et al 2012). 1
Kontraindikasi: Gunakan sarung tangan sekali pakai ketika hendak handling amfibi. Dapat
menyebabkan anemia aplastik pada Bufo regularis pada dosis 125 mg/kg peroral 24 jam x 12 hari.
Tidak digunakan untuk hewan yang hendak dikonsumsi manusia.1
Mekanisme aksi:
Kloramfenikol menghambat sintesis protein. Kloramfenikol berikatan secara reversibel dengan unit
ribosom 50S, sehingga mencegah ikatan antara asam amino dengan ribosom (Katzung 1998).
Dosis:
 50 mg/kg subkutan, intramuskular 1-2 kali sehari
Efek samping:
 Menyebabkan anemia aplastik. namun efek samping terhadap amfibi belum dilaporkan.
Interaksi obat
 Kloramfenikol (chloramphenicol) berinteraksi dengan obat-obat seperti: dikumarol, fenitoin,
tolbutamid, fenobarbital dan sejenisnya.2

Catatan: Itraconazole mampu mencegah kejadian mukositis oral karena jamur.

Daftar pustaka

1. Young S, Speare S, Berger L, Skerratt LF. 2012. Chloramphenicol With Fluid And
Electrolyte Therapy Cures Terminally Ill Green Tree Frogs (Litoria Caerulea) With
Chytridiomycosis. Journal of Zoo and Wildlife Medicine, 43(2):330-337.
2. http://www.farmasiana.com/chloramphenicol/kloramfenikol/

Você também pode gostar