Você está na página 1de 10

Reksa Alantap Megantara 2011

Beranda Kontak Katalog Masuk ▼


SELASA, 23 JULI 2013

MAKALAH ARSITEKTUR GHOTIC


BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan dan (3)
Rumusan Masalah.

1.1. Latar Belakang


Pada umumnya arsitektur gaya Gothik dipahami sebagai satu warisan budaya yang
telah eksis sejak hampir 500 tahun lalu. Paham Renaissance mempercayai bahwa jatuhnya
kekaisaran Romawi mengakibatkan munculnya era kemerosotan (degradasi) kebudayaan,
sebelum kemudian seni budaya bangkit kembali pada abad ke 15. Untuk menandai pencapaian
tersebut, para penulis paham Renaissance menggambarkan bahwa seni abad pertengahan
bagaikan lentera yang suram : “Masa Kegelapan” datang ketika kaum barbar dari utara
menginvasi dan ‘meruntuhkan’ budaya zaman purba dan menggantikannya dengan
kebudayaan mereka. Kaum Goth, yang sesungguhnya membuat sedikit kerusakan fisik ketika
mereka mengambil alih kekuasaan Romawi pada tahun 410 adalah suku yang dianggap
bertanggung jawab atas malapetaka ini. Karenanya terminologi Gothik dibuat oleh paham
Renaissance sebagai bagian dari definisinya sendiri.

1.2.Tujuan
Tujuannya untuk memperkenalkan lebih jauh lagi tentang sejarah dan perkembangan
arsitektur Gotic. Untuk mengetahui jenis dan material dari bangunan arsitektur Gotic.

1.3.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari arsitektur gotik ?
2. Bagaimana sejarah arsitektur gotik ?
3. Apa yang melatar belakangi munculnya arsitektur gotik?
4. Sebutkan macam-macam pendekatan gotik !
5. Bagaimana struktur bangunan gotik ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Pengertian Arsitektur Gotik, (2) Macam-macam
Pendekatan dan (3) Filosofi Arsitektur Gotik.

2.1.Pengertian Arsitektur Gotik


Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama periode
Abad Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan
oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari abad ke-12 sampai abad
ke-16 di Perancis, sehingga arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai “Gaya
Perancis” (Opus Francigenum).
Arsitektur Gothik dikenal diterapkan pada sebagian besar bangunan katedral,
biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Pada perkembangannya gaya Gothik juga
diterapkan pada arsitektur bangunan kastil, istana, balai kota, balai serikat, universitas
terkemuka dan sampai sejauh kurang dan rumah pribadi. Gaya bangunan
berarsitektur gothik yang memiliki karakter kuat dan mampu menarik emosi tersebut
dianggap sebagai karya seni yang tak ternilai dan tercatat dengan UNESCO sebagai
Situs Warisan Dunia.

2.2.Macam-macam Pendekatan
1. Pendekatan Struktur
Pendekatan menekankan pada struktur rangka batu dari arsitektur Gothik,
yang terlihat sebagai logika rekayasa murni, seolah–olah pembuat bangunan hanya
memiliki sedikit hal dalam pikirannya, namun pengurangan dalam jumlah besar
terhadap mural (lukisan dinding) zaman Romanesque menjadi suatu perlindungan
minimal dari batu. Pada abad 19, pendukung sudut pandang ini menghubungkan
Gothik dengan teknologi arsitektur baru untuk besi dan baja. Sebagaimana skema
kerangka arsitektur, Gothik secara konseptual dapat dilihat tidak berbeda dengan
Crystal Palace dan Menara Eifel.

2. Pendekatan Visual
Pendekatan kedua menafsirkan arsitektur Gotik sebagai bagian dari seni
visual, daripada bagian dari Ilmu Statika. Beberapa pengamat menekankan peran
garis, yang dilipatgandakan dan mengambil alih struktur interior yang terlihat serta
mengubahnya dari massa yang berat menjadi konfigurasi yang elegan, ringan dan
berbentuk dinamis. Penekanan lain pada pencahayaan, tidak hanya terhadap sinar
yang dipancarkan lembaran kaca berwarna, tetapi juga terhadap apa yang dinamakan
efek terang benderang dimana struktur gothik diperhitungkan untuk menciptakan
tempurung rangkap visual yang secara optis memotong soliditas struktur. Secara
berurutan, interior gaya Gothik terlihat seperti lapisan berbentuk kanopi yang saling
berkaitan satu sama lain; atau menekankan adanya orientasi diagonal rusuk kubah
dan bentuk balok (kontras dengan gaya Romanesque yang lebih terbuka).
3. Pendekatan Simbolik
Bangunan gothic yang sangat kompleks, seperti Katedral Amiens, tidak
didirikan dengan pertimbangan struktur dan visual saja, tanpa emosi yang kuat dan
dalam. Selama era Gothik, simbol-simbol intelektualitas dan keagamaan pada masa
itu diekspresikan dalam bangunan katedral. Aliran/mahzab intelektual yang sangat
berpengaruh pada masa tersebut adalah Scholasticism yang dipelopori oleh Saint
Thomas Aquinas (1225 – 74), yang dalam ensiklopedia Summa Theologica
menyatukan isu agama dan intelektual pada tataran yang sama. Keterkaitan penting
antara mahzab Scholasticisme dengan arsitektur Gothik telah berkembang, antara
lain dalam terjemahan berbagai pandangan visioner pada dinding batu dan kaca
dekoratif dalam katedral.

BAB III

PEMBAHASAN
Bab ini menerangkan mengenai : (1) Pembahasan

5.1. Pembahasan
Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama periode
Abad Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan
oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari abad ke-12 sampai abad
ke-16 di Perancis, sehingga arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai “Gaya
Perancis” (Opus Francigenum).
Arsitektur Gothik dikenal diterapkan pada sebagian besar bangunan katedral,
biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Pada perkembangannya gaya Gothik juga
diterapkan pada arsitektur bangunan kastil, istana, balai kota, balai serikat, universitas
terkemuka dan sampai sejauh kurang dan rumah pribadi. Gaya bangunan
berarsitektur gothik yang memiliki karakter kuat dan mampu menarik emosi tersebut
dianggap sebagai karya seni yang tak ternilai dan tercatat dengan UNESCO sebagai
Situs Warisan Dunia.
Pada pekembangannya, arsitektur bergaya gothik mengalami kebangkitan
kembali pada abad ke-18 di Inggris dan menyebar ke hampir seluruh negara Eropa
pada abad ke 19. Arsitrektur gothik yang lahir disetiap wilayah dan Negara-negara
memiliki perbedaan karakter-karakter yang justru memperkaya karakteristik gothik.
Salah satu contoh bangunan berarsitektur gothik yang terkenal adalah Katedral Reims
di Perancis dan Notre Dame.
Berasal dari abad ke-12 Perancis dan abadi ke dalam abad ke-16 , arsitektur
Gothic dikenal selama periode sebagai "Gaya Perancis" (Opus Francigenum), dengan
jangka Gothic pertama muncul pada bagian akhir dariRenaissance . Karakter fitur
termasuk lengkungan menunjuk , yang kubah bergaris dan memperkuat
terbang. Arsitektur Gothic adalah gaya arsitektur yang berkembang selama akhir
tinggi dan periode abad pertengahan . Hal ini berevolusi dari arsitektur Romawi dan
digantikan oleh arsitektur.
Arsitektur Gothic yang paling dikenal sebagai arsitektur banyak besar katedral
, biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Hal ini juga banyak arsitektur kastil , istana
, balai kota , balai serikat , universitas terkemuka dan sampai sejauh kurang, rumah
pribadi.
" Gothic arsitektur "tidak menyiratkan arsitektur historis Goth . Ia memiliki
aplikasi yang lebih luas. Istilah ini berasal sebagai merendahkan deskripsi. Itu datang
untuk digunakan sebagai awal tahun 1530-an oleh Giorgio Vasari untuk
menggambarkan budaya yang dianggap kasar dan barbar. Pada saat yang Vasari
menulis, Italia telah mengalami abad bangunan dalam kosakata arsitektur klasik
kembali dalam Renaisans dan dilihat sebagai bukti terbatas baru Golden Age
pembelajaran dan perbaikan.
Pada abad ke-17 penggunaan bahasa Inggris, "Goth" adalah setara dengan "
perusak ", sebuah despoiler liar dengan warisan Jerman dan datang untuk diterapkan
pada gaya arsitektur Eropa utara dari sebelum kebangkitan jenis arsitektur klasik.
Menurut koresponden abad ke-19 di London Journal Catatan dan Pertanyaan : Tidak
dapat diragukan lagi bahwa istilah 'gothic' seperti yang diterapkan untuk menunjuk
gaya arsitektur gereja digunakan pada awalnya menghina, dan di cemooh, oleh orang-
orang yang ambisius untuk meniru dan menghidupkan kembali perintah Yunani
arsitektur, setelah kebangkitan sastra klasik . Pihak berwenang seperti Christopher
Wren dipinjamkan bantuan mereka dalam mencela gaya abad pertengahan tua, yang
mereka sebut Gothic, sebagai sinonim dengan segala sesuatu yang barbar dan kasar.
Arsitektur bergaya Gothik lahir pada periode Romenatik. Periode ini ditandai
dengan beberapa aliran arsitektur antara lain Byzanthium, Romanesque, Gothic,
Renaissance, serta Baroque dan Rococo.
Pada umumnya arsitektur gaya Gothik dipahami sebagai satu warisan budaya
yang telah eksis sejak hampir 500 tahun lalu. Paham Renaissance mempercayai
bahwa jatuhnya kekaisaran Romawi mengakibatkan munculnya era kemerosotan
(degradasi) kebudayaan, sebelum kemudian seni budaya bangkit kembali pada abad
ke 15. Untuk menandai pencapaian tersebut, para penulis paham Renaissance
menggambarkan bahwa seni abad pertengahan bagaikan lentera yang suram : “Masa
Kegelapan” datang ketika kaum barbar dari utara menginvasi dan ‘meruntuhkan’
budaya zaman purba dan menggantikannya dengan kebudayaan mereka. Kaum
Goth, yang sesungguhnya membuat sedikit kerusakan fisik ketika mereka mengambil
alih kekuasaan Romawi pada tahun 410 adalah suku yang dianggap bertanggung
jawab atas malapetaka ini. Karenanya terminologi Gothik dibuat oleh paham
Renaissance sebagai bagian dari definisinya sendiri.
Kerancuan etimologi ini hanya satu dari kekacauan yang ditimbulkan oleh
arsitektur Gothik. Pada awal abad 18, gaya Gothik kembali menjadi favorit dan
dihargai oleh gerakan Romantik dengan mengabaikan beberapa nilai yang telah
diabaikan dan dianggap rendah oleh kaum Renaissance – kebebasan irrasional dan
inti sari faham Christianity (sebagai kebalikan dari arsitektur Renaissance yang sangat
“rasional” dan “penyembah berhala”. Pada bangunan-bangunan baru didirikan
dengan gaya Gothik, para arsitek dan akademisi telah meneliti dan
mempertimbangkan sejarah dan maknanya.
Istilah gothic tersebut dianggap tidak sesuai dengan kategori dan kosa kata
yang telah disusun untuk arsitektur era Klasik dan Renaissance – antara lain karena
sangat asing dan berbeda, lebih mudah ditirukan daripada dipahami. Terminologi
Gothik tetap dipelihara, dengan mengabaikan absurditasnya, tidak ada satupun
periode arsitektur yang memberikan judul yang demikian tidak layak.
Kemisteriusannya, terlihat sebagai energi utama yang tertangkap pada istilah ‘Gothik’,
dengan penambahan nada pada asal muasal kemisteriusannya, dongeng yang
menyimpang, serta imajinasi liar mengenai kaum barbar dari utara. Meskipun “Gothik”
menjadi istilah yang tidak ada definisi arsitekturnya, tetapi gaya tersebut telah
didefinisikan melalui bentuk arsitekturnya, dan mengabaikan apapun arti yang
disarikan atau dibaca mengenainya.
Secara umum terdapat 3 (tiga) pendekatan yang cenderung dominan dalam
intepretasi arsitektur Gothik, yakni stuktur, visual, dan simbolik. Pendekatan pertama
menekankan pada struktur rangka batu dari arsitektur Gothik, yang terlihat sebagai
logika rekayasa murni, seolah–olah pembuat bangunan hanya memiliki sedikit hal
dalam pikirannya, namun pengurangan dalam jumlah besar terhadap mural (lukisan
dinding) zaman Romanesque menjadi suatu perlindungan minimal dari batu. Pada
abad 19, pendukung sudut pandang ini menghubungkan Gothik dengan teknologi
arsitektur baru untuk besi dan baja. Sebagaimana skema kerangka arsitektur, Gothik
secara konseptual dapat dilihat tidak berbeda dengan Crystal Palace dan Menara
Eifel.
Pendekatan kedua menafsirkan arsitektur Gotik sebagai bagian dari seni
visual, daripada bagian dari Ilmu Statika. Beberapa pengamat menekankan peran
garis, yang dilipatgandakan dan mengambil alih struktur interior yang terlihat serta
mengubahnya dari massa yang berat menjadi konfigurasi yang elegan, ringan dan
berbentuk dinamis. Penekanan lain pada pencahayaan, tidak hanya terhadap sinar
yang dipancarkan lembaran kaca berwarna, tetapi juga terhadap apa yang dinamakan
efek terang benderang dimana struktur gothik diperhitungkan untuk menciptakan
tempurung rangkap visual yang secara optis memotong soliditas struktur. Secara
berurutan, interior gaya Gothik terlihat seperti lapisan berbentuk kanopi yang saling
berkaitan satu sama lain; atau menekankan adanya orientasi diagonal rusuk kubah
dan bentuk balok (kontras dengan gaya Romanesque yang lebih terbuka).
Bangunan gothic yang sangat kompleks, seperti Katedral Amiens, tidak
didirikan dengan pertimbangan struktur dan visual saja, tanpa emosi yang kuat dan
dalam. Selama era Gothik, simbol-simbol intelektualitas dan keagamaan pada masa
itu diekspresikan dalam bangunan katedral. Aliran/mahzab intelektual yang sangat
berpengaruh pada masa tersebut adalah Scholasticism yang dipelopori oleh Saint
Thomas Aquinas (1225 – 74), yang dalam ensiklopedia Summa Theologica
menyatukan isu agama dan intelektual pada tataran yang sama. Keterkaitan penting
antara mahzab Scholasticisme dengan arsitektur Gothik telah berkembang, antara
lain dalam terjemahan berbagai pandangan visioner pada dinding batu dan kaca
dekoratif dalam katedral.
Keunggulan visioner dari katedral bergaya Gothik menempatkan aspek-aspek
lain dari sebuah bangunan pada perspektif yang tepat. Ciri-ciri formal utama –seperti
ruang, pencahayaan, garis, dan geometri- menciptakan atmosfer yang sangat penting
dari suatu bangunan; sedangkan ciri-ciri struktural –seperti rusuk pada kubah, ujung
lengkungan, penopang/balok yang melayang- dimungkinkan oleh faktor-faktor visual.
Balok yang melayang, yang mengelilingi katedral, menopang bentuk yang
menciptakan interior visionernya. Bagi para observer, yang melupakan kerangka
balok penopang, bentuk ini muncul dan berdiri sendiri dengan dasar kekuatan
supranatural, keajaiban, dan karunia Tuhan, yang menyatakan bahwa supremasi
keyakinan/agama diatas segalanya. Sebagai suatu gaya yang lebih dari yang lain,
langgam Gothik banyak berbagi dengan langgam Byzantine.
Aliran gothic ini juga disebut-sebut sebagai seni barbarian. Di inggris pada
tahun 1700-1800 disebut atau di juluki seni gothic adalah seni yang tidak mempunyai
rasa, hambar sekaligus disebut sebagai seni yang menyimpang dari kaidah-kaidah
seni biasanya.
Karenanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa istilah ‘gothic’ seperti yang
diterapkan untuk menunjuk gaya arsitektur gereja digunakan pada awalnya menghina,
dan di cemooh, oleh orang-orang yang ambisius untuk meniru dan menghidupkan
kembali perintah Yunani arsitektur, setelah kebangkitan sastra klasik.
Bangunan bergaya gothik dapat dengan mudah dikenali melalui ciri khas dan
karakteristik tertentu yang menekankan aspek vertikalitas, dan pencahayaan.
Karakteristik tersebut terlihat dari struktur bangunan tidak lagi berupa tembok yang
kokoh, namun menjadi kerangka batu yang terdiri dari kolom, kubah dan tiang-tiang
penopang. Dalam arsitektur Gothic, kombinasi yang unik dari teknologi yang sudah
ada menciptakan gaya bangunan baru yakni teknik ogival atau menunjuk arch, lemari
besi berusuk, dan balok menunjang.
INTERIOR GEREJA ST PAUL’S

Gambar 1. Ruang Persegi Panjang


Ruangan persegi panjang sebagai tempat ibadah ini dengan bentuk langit-langit yang
melengkung merupakan dasar dari gereja St Paul’s. Biasanya dijumpai dalam bentuk
sepulchure. Bentuk ruang ini snagat bagus dalam menunjukkan pengaruh dari bahan yang
digunakan. Tekstur permukaan yang menentukan ruang lingkuup dari tindakan yang akan
dilakukan, dari yang penting sampai kontemporer. Dan ini berlaku untuk setiap ruangan dalam
gereja.

Gambar 2. Ruang Interior


Pada ruang-ruang persegi panjang lokasi bukaan sangatlah penting. Seperti interior
dalam gereja St Paul’s. Bukaan diletakkan pada sisi yang pendek sehingga ruang tersebut
memberikan kesan tinggi dengan suatu penjajajaran yang jelas sepanjang sumbu
memanjangnya. Dengan menyisipkan deretan kolom yang melengkung, kecenderungan ini
menjadi semakin nyata. Daerah tepi yang gelap dapat digunakan untuk tujuan dan aktivitas
yang sekunder. Jalan yang memanjang ke arah mimbar semakin mempertegas arah melintang
yang tertutup. Hal yang patut dicatat dan diingat adalah penemuan struktur gereja yang dikenal
dengan flying buttress yaitu semacam balok miring yang melayang dan menyalurkan beban
atap, memperkokoh bangunan, dan sekaligus menjadi elemen estetika. Disamping sebagai
unggulan flying buttress, juga menjadi ciri gereja Gothik bersama ciri-ciri lainnya seperti
menara lonceng yang lebih tinggi dengan era Romanika, serta penggunaan busur-busur yang
lancip. Beberapa negara yang menjadi tumpuan perkembangan arsitektur Gothik adalah
Prancis, Inggris, Jerman, Itali, Spanyol, Belgia, dan Belanda. Tatanan denah dan bentuk
globalnya lebih bebas dibandingkan dengan Bizantium dan Romanesque.
Terdapat menara pada bangunan gereja. Biasanya terletak pada bagian depan ataupun
belakang bangunan. Dan pada masa Arsitektur Gothic menara difungsikan sebagai isyarat
adanya peribadatan di dalam gereja. Hal tersebut berkembang sampai saat ini, dan isyarat
tersebut merupakan bunyi lonceng yang ditempatkan dibagian atas menara.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada periode ini di antaranya: Ketinggian langit-
langit yang jauh melebihi skala manusia, terutama pada gereja-gereja dan katedral.Bentuk
busur yang meruncing, dikarenakan keinginan untuk menciptakan atap meruncing sebagai ciri
arsitektur vernakular Eropa. Hal ini merupakan tuntutan iklim salju.
Pengembangan bentuk rib vaults—bentuk kubah yang menyerupai rusuk. Salah satu
pembeda arsitektur Gothic dengan periode sebelumnya adalah sistem konstruksi kolom dan
langit-langit tidak terpisah. Jadi antara kolom dan rusuk penyangga atap menyatu. Sebagai
pengembangan dari struktur busur silang yang banyak digunakan pada periode sebelumnya,
bentuk busur rusuk dapat dikatakan terinspirasi dari bentuk ranting pohon. Pada perkembangan
selanjutnya, susunan rusuk yang terjadi malah menyerupai kipas. Di samping itu, diameter
kolom menjadi besar karena sebenarnya kolom besar tersebut merupakan gabungan dari
beberapa kolom kecil-kecil yang langsung menopang rusuk. Meskipun sama-sama berukuran
besar, pada arsitektur Yunani hal ini lebih dikarenakan kebutuhan struktural untuk menopang
beban atap dan entablature yang sangat besar. Kolomnya berkembang menjadi kolom strutural
dan non struktural.
Bangunan Arsitektur bergaya Gotik biasanya Bentuk bangunannya dibuat mirip dengan
gereja yang memiliki bentuk khas Gotik. konstruksi balok-balok penopang juga sudah mulai
diperlihatkan pada zaman romantik, yaitu pada pengerjaan balkon dan pilar-pilarnya, selain
berfungsi sebagai penopang, juga berfungsi untuk memperindah ruang dalam. pada bangunan
gaya Gotik, ide-ide arsitektur ditempatkan sebagai konsekuensi akhir yang harus diusahakan
supaya dapat betul-betul terselesaikan. efek yang dihasilkan ternyata luar biasa indah dan
megah, melawan kesan bahan dasar yang digunakan (batu belah, yaitu kesan berat dan
membebani.
Gereja Gotik merupakan bangunan dengan sistem kerangka dan penopang. dinding-
dindingnya berfungsi sebagai pelindung yang melingkupi ruang dalam gereja seperti selubung
tipis. beban atapnya yang melengkung dan tiang tinggi, ditopang oleh pilar-pilar, ditempatkan
mengerombol dan saling berkaitan.
Kerangka pada atap melengkung dan konstruksi penopangnya yang dibuat berdasarkan
tuntutan pengaturan ruang, sangat menguntungkan dinding penutupnya. bidang dinding yang
terletak antara kerangka penopang, hampir tidak memikul beban, selain beban beratnya sendiri.
Hal ini memberikan kesempatan pada perkembangan bentuk jendela. jendela dibuat semakin
besar karena kekhawatiran akan masalah statika tidak ada. selain itu, lengkungan menyudut,
lengkungan bersudut dapat membagikan beban statikanya daripada lengkungan setengah
lingkaran, sehingga tiang penopang juga menerima beban yang lebih merata dan ringan.

BAB VI

KESIMPULAN
Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan

6.1. Kesimpulan
Arsitektur gothic diciptakan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan teknis bangunan,
namun lebih sebagai karya seni yang dipengaruhi aspek filosofis dan religious yang
berkembang pada masa itu. Bentuk dan desain yang rumit memiliki dasar filosofis yang tidak
mudah dipahami orang awam. Karenanya studi tentang arsitektur gothic memerlukan
pendekatan yang komprehensif dari semua aspek.
Reksa Alantap Megantara di 10.12
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web


MENGENAI SAYA

Reksa Alantap Megantara


Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Você também pode gostar