Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh:
Neneng Dwi Nanda P.R
2009744112
Kepala ruangan
Dengan mengucap Alhamdulillah, penulis mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan asuhan kebidanan pada Ny.”R” G 1 P0000
Ab000 Uk 28 minggu dengan IUFD di Irna III ruang KABER RSUD dr. Saiful Anwar Malang
dalam membuat asuhan ini, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dengan segala
kemampuan yang penulis miliki.
Tanpa mengurangi penghargaan penulis kepada semua pihak yang telah berjasa terhadap
penyelesaian asuhan kebidanan ini, secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Dr. dr. Basuki Bambang P. SpU, selaku direktur RSSA Malang
2. Dr. Nugrahanti prasetyo rini SpOG (K), selaku K.A IRNA III
3. Hj. Sukarti AMd. Keb, selaku KAUP IRNA III
4. Ibu Hj. Rosalia siswanti, SST selaku kepala ruangan KABER RSSA Malang
5. Ibu Kuswati AMd.Keb, selaku pembimbing klinik yang telah memberikan bimbingan, dorongan
dan membantu proses pembuatan asuhan kebidanan ini.
6. Ibu-ibu perawat, bidan, dan pekarya ruang KABER RSSA Malang
7. Ibu Vivin, SST dan Ibu Titin Sutriyani, SST, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbig dan membantu proses pembuatan asuhan kebidanan ini.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak
yang turut berperan dalam penyelesian auhan kebidanan ini. Sudah tentu, asuhan yang sederhana
ini terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
penulis dambakan demi kemajuan penulis. Akhir kata penulis berharap semoga asuhan yang di
susun ini bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
I Latar belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Tidak semua persalinan berjalan normal, tetapi ada beberapa persalinan yang di sertai dengan
penyulit baik dari klien seperti preeklampsia, eklampsia maupun janin seperti kelainan letak atau
adanya penyulit dari kedua faktor tersebut.
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi
proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram.
Kematian bayi dalam kandungan (Intra Uterine Fetal Death) dapat dikarenakan berbagai
hal seperti terkena lilitan tali pusat, pendarahan serta akibat tekanan darah tinggi si ibu yang
mengandung. Kematian janin dalam kandungan dapat dicegah dengan cara memeriksakan
kandungan secara teratur ke dokter. Kalaupun terjadi kelainan pada masa kehamilan, bisa
ditanggulangi sedini mungkin. Bayi yang ada dalam kandungan selalu bergerak dan sebagian
besar kasus bayi mati dalam kandungan karena kesalahan aktivitas yang dilakukan seperti
berolahraga dengan gerakan-gerakan yang cukup giat/berlebihan. Karena itu dianjurkan selama
masa kehamilan sebaiknya mengurangi aktivitas yang membahayakan janin dalam kandungan.
Hal ini untuk mengantisipasi bayi yang dililit lehernya. Ibu hamil hendaknya selalu berhati-hati
jika beraktivitas dan berkonsultasi dengan dokter secara teratur.
II Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil sesuai dengan
menegement kebidanan.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif pada klien.
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
c. Mengidentifikasi masalah potensial.
d. Mengidentifikasi rencana tindakan.
e. Membuat rencana tindakan.
f. Melaksanakan tindakan.
g. Melaksanakan evaluasi dan hasil tindakan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
KONSEP PERSALINAN
I DEFINISI
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (asuhan persalinan normal, 2007:37).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul pengeluaran plasenta dan selaput ketuban dari
tubuh ibu (bagian obstetric dan ginokelogi fakultas kedokteran universitas padjadjaran
Bandung:221).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat
hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir (mochtar, 1998:91).
Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar (sarwono, 2006:180).
Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm, 40
minggu), pada janin letak memanjang dan presentasi belakang kepala yang di susul dengan
pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam,
tanpa tindakan atau pertolongan buatan dan tanpa komplikasi (sumapraja, 2005:47).
Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi
oleh ibu. Proses ini di mulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang di tandai oleh perubahan
progresif pada serviks dan di akhiri dengan kelahiran plasenta (varney, 2007:672).
II BENTUK PERSALINAN
a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsunng dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan adalah persalinan yang di bantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi
dengan forcep atau di lakukan operasi sectio caesarea.
c. Persalinan anjuran adalah pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk
hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam
persalinan. Kadang- kadang persalinan tidak mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
III SEBAB-SEBAB TERJADINYA PERSALINAN
Sebab-sebabnya belum di ketahui dengan jelas. Agaknya banyak faktor yang memegang
peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan, yang ada hanya beberapa teori yang
kompleks.
a. Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
his.
b. Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah sehingga timbul kontraksi otot-otot
rahim.
c. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin terenggang otot-otot sehingga timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
d. Pengaruh janin
Hifofise dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada ancephalus
persalinan lebih lama dari biasanya.
e. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang di hasilkan desidua di sangka menjadi salah satu permulaan
persalinan.
f. Teori plasenta menual
Karena plasenta menjadi tua yang menimbulkan kontraksi rahim.
g. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion serviks (fleksus franken hauser) bila ganglion ini di
geser dan ditekan oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
IX PIMPINAN PERSALINAN
Perlu didasari persalinan adalah suatu tugas dari seorang ibu yang harus di hadapi dengan
tabah walaupun tidak jarang mereka cemas dalam menghadapi masalah tersebut. Oleh karena itu
mereka membutuhkan penolong yang dapat dipercaya dan selalu siap didepan dalam mengatasi
kesukaran.
1. Pimpinan persalinan kala I
Pekerjaan penolong adalah mengawasi wanita inpartu sebaik-baiknya dan melihat apakah
semua persiapan untuk persalinan sudah dilakukan. Pemberian obat atau tindakan hanya
dilakukan bila ada indikasi untuk ibu maupun janin. Apabila kepala janin telah masuk ke dalam
PAP dan ketuban belum pecah, ibu bisa duduk atau berjalan-jalan di sekitar kamar bersalin.
Apabila kepala janin belum masuk sebaiknya berbaring terlentang karena bila ketuban pecah,
mungkin terjadi komplikasi-komplikasi seperti prolaps tali pusat, prrolaps tangan. Jika ketuban
sudah pecah dilarang jalan, harus berbaring. Pemeriksaan vagina dilarang kecuali ada indikasi
karena mempertinnggi resiko infeksi. Pada kala I dilarang mengejan karena belum waktunya dan
menghabiskan tenaga ibu. Kala I berakhir apabila pembukaan sudah lengkap sampai 10 cm.
2. Pimpinan persalinan kala II
Kepala janin telah masuk ruang panggul dan umumnya ketuban sudah pecah. Bila masih
utuh harus dipecahkan. Jika wanita hamil merasa adanya dorongan mengeran maka penolong
harus memimpin mengejan.
Cara memimpin mengejan:
a. Mengejan bersifat refleks dan akan terjadi dengan sendirinya, tetapi ada beberapa yang perlu
bimbingan karena pengejanan tidak efektif. Mengejan hanya diperbolehkan pembukaan sudah
lengkap dan adanya his.
b. Letak terlentang, kedua kaki di fleksikan, kedua tangan memegang kaki atau tepi tempat tidur
sebelah atas. Bila keadaan janin kurang baik mengejan dalam posisi miring.
c. Pada permulaan his dianjurkan menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuat tenaga dan
selama mungkin. Bila his tidak ada dianjurkan istirahat sampai adanya his lagi.
d. DJJ diperiksa setiap 10-15 menit diantara dua his. Selain itu nadi perlu diawasi karena nadi cepat
antara lain menunjukkan kelelahan dan perlu dipikirkan apakah pengejanan masih dapat
dilanjutkan.
Bila kepala janin sampai diluar panggul, vulva mulai terbuka, rambut kepala kelihatan,
tiap his kepala lebih maju, anus terbuka, perinium menegang. Penolong harus menahan perinium
dengan kanan beralaskan kain kasa supaya tidak terjadi robekan.
Bila perinium menegang dan menipis, maka tangan kiri penolong menekan bagian
belakang kepala janin ke arah anus. Tangan kanan diperinium dengan ujung-ujung jari tangan
kanan yang melalui kulit perinium di coba mengait dagu janin dan di tekan kearah sympisis
pelan-pelan. Dengan pimpinan yang baik maka lahirlah kepala dengan ubun-ubun kecil
(subocciput) di bawah sympisis sebagai hipomoclion secara berturut-turut kelihatan:
Bregma(UUB), dahi, muka, dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada bebaskan.
Kepala akan mengadakan putaran restitusi kearah dimana punggung janin berada. Lahirlah bahu
depan dengan menarik kepala kearah anus (bawah) lalu bahu belakang dengan menarik pelan
kearah sympisis (atas). Melahirkan badan, bokong, dan kaki lebih mudah yaitu dengan mengait
kedua ketiak janin.
3. Pimpinan persalinan kala III
Setelah bayi lahir harus tentukan tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus. Jika kontraksi
uterus keras dan tak ada perdarahan, penolong hanya menunggu sampai plasenta lepas. Tangan
penolong diletakkan diatas fundus untuk menjaga supaya tidak naik dan tidak menggelebung
karena terisi darah.
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
Fundus uteri naik
Tali pusat terlihat lebih panjang
Uterus bulat dan keras
Pengeluaran darah dengan tiba-tiba
Dengan prasat-prasat antara lain:
Prasat kustner
Tangan kanan menegangkan tali pusat, tangan kiri menekan daerah diatas symphisis bila
tali pusat tidak masuk lagi kedalam vagina berarti plasenta telah lepas.
Prasat strasman
Tangan kanan mengkat tali pusat, tangan kiri mengetok fundus uteri. Bila terasa getaran
pada tangan kanan berarti plasenta belum lepas.
Prasat klien
Ibu diminta mengejan, tali pusat akan turun bila berhenti mengejan tali plasenta masuk
lagi berarti plasenta belum lepas.
Tanda perlepasan plasenta terlihat 5-10 menit setah bayi lahir
Tekanan pada fundus uteri hanya boleh dilakukan setelah kontraksi uterus baik untuk mencegah
inversio uteri
4. Kala IV atau kala pengawasan
Adalah masa kritis yang dihadapi ibu karena bisa terjadi perdarahan. Penyebab utama
dari perdarahan adalah kontraksi uterus yang kurang baik.
Penting untuk di ingatkan jangan meninggalkan wanita bersalin 1 jam sesudah bayi dan
uri lahir. Sebelum meninggalkan ibu, periksa ulang dan perhatikanlah 7 pokok penting berikut
ini:
a. Kontraksi rahim, dapat diketahui dengan palpasi, bila perlu lakukan massage dan uterotonika.
b. Perdarahan, ada atau tidak, banyak atau sedikit.
c. Kandung kemih, harus ada dalam keadaan kosong, kalau perlu anjurkan ibu BAK bila tidak bisa
lakukan katerisasi.
d. Luka-luka, jahitnya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.
e. Uri dan selaput ketuban harus lengkap.
f. Keadaan umum ibu (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, rasa sakit).
g. Bayi dalam keadaan baik.
KONSEP IUFD
I PENGERTIAN
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum terjadi
proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau BB janin lebih dari 1000 gram.
( Kamus istilah kebidanan)
Kematian janin dalam kandungan adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan
janin dalam kandungan. KJDK / IUFD sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20
minggu / sesudah 20 minggu. (Sinopsis Obstetri, hal: 224)
IUFD adalah kematian janin dalam intrauteri dengan BB janin 500 gram atau lebih / janin
pada umur kehamilan sekurang-kurangnya 20 minggu. (Teddy, 1994)
Kematian janin dalam kandungan / IUFD adalah kehamilan yang terjadi saat usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau lebih. (dr.
Nasdaldy, Sp.OG)
Kehamilan janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin setelah 20 minggu
kehamilan tetapi sebelum permulaan persalinan. (Hacker ; 2001)
II ETIOLOGI
Ada berbagai penyaebab yang bisa mengakibatkan kematian janin dikandungan,
diantaranya :
1. Ketidak cocokan rhesus darah ibu dengan janin.
2. Gerakan sangat liar.
3. Perdarahan, plasenta previa dan solusio plasenta.
4. Klainan kromosom.
5. Trauma saat lahir.
6. Penyakit saluran kencing.
7. Kelainan bawaan janin.
8. Penyakit endokrin.
9. Preeklamsi dan eklamsi.
10. Penyakit infeksi dan menular.
11. Malnutrisi, dsb.
III DIAGNOSIS
1. Anamesis
− Ibu tidak merasakan gerakan jading dalam beberapa hari / gerakan janin berkurang.
− Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar.
− Ibu merasakan perutnya sering menjadi keras.
− Ibu merasakan sakit seperti mau melahirkan.
2. Inspeksi
Tidak kelihatan gerakan-gerakan janin
3. Palpasi
− TFU lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan.
− Tidak teraba gerakan janin.
4. Auskultasi
Tidak terdengar DJJ.
5. Roentgen foto abdomen
6. USG
Tidak terlihat DJJ dan gerakan janin.
IV PENANGANAN
1. Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim, tidak usah terburu-buru bertindak,
sebaiknya di observasi dulu dalam-dalam, 2-3 minggu untuk mencari kepastian diagnostik.
2. Biasanya selama masih menunggu ini, 70-90 % akan terjadi persalinan yang spontan.
3. Bila setelah 3 minggu KJDK / 1 minggu setelah diagnosis, partus belum mulai, maka wanita
tersebut harus dirawat agar dapat dilakukan induksi partus.
4. Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian estrogen untuk mengurangi efek progesterone
atau langsung dengan pemberian oksitosin drip, dengan atau tanpa amniotomi.
I PENGKAJIAN
Hari/tanggal pengkajian : Senin, 5 Maret 2012
Jam : 08.00 WIB
Tempat : IRNA 3 ruang KABER RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Tanggal MRS : 3 Maret 2012
No. Reg : 1206683
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. Patmawati Nama Suami : Tn. Yudhi
Umur : 20 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Pabrik Pekerjaan : Satpam
Alamat : jl. Gondowangi 2/1 Alamat : jl. Gondowangi 2/1
Wagir – Malang Wagir - Malang
2. Keluhan Utama
− Saat MRS: Ibu mengatakan hamil 7 bulan, dan sudah 3 hari yang lalu, yaitu pada tangal 29
Februari 2012 gerakan janinnya tidak dirasakan lagi.
− Saat pengkajian: Ibu mengatakan terasa kenceng-kenceng pada perutnya, dan belum
mengeluarkan cairan maupun darah.
Istirahat - Tidur siang ± 2-3 jam/hari(13.00-Ibu tidak bisa tidur karena sering
15.00 WIB) timbul kontraksi.
- Tidur malam ± 7-8 jam/hari
(21.00-05.00 WIB).Dan terbangun
ketika ibu mau BAK
Aktivitas Ibu mengerjakan semua pekerjaanIbu hanya berbaring di tempat tidur.
rumah tangga seperti masak,
menyapu dan mengurus keperluan
suami, serta bekerja sebagai buruh
pabrik.
Eliminasi- BAB 1 x/hari tiap pagi konsistensiIbu mengatakan belum BAB
lunak, warna kuning, tidak adaBAK 7-8x/hari.
keluhan.
- BAK 5-6 x/hari, warna kuning
jernih, bau khas.
Personal - Mandi 2 x /hari, gosok gigi, gantiIbu hanya diseka.
Hygiene pakaian tiap 2 kali, keramas 3-4
x /minggu.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV TD : 120 / 80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 369 oC
RR : 20 x / menit
BB sebelum hamil : 49 Kg
BB sekarang : 55 Kg
TB : 158 cm
LIlA : 25 cm
HPHT : 17 Agustus 2011
UK : 28 minggu
TP : 24 Mei 2012
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
: bersih, tidak tampak ketombe, tidak ada lesi, per-tumbuhan rambut merata, warna hitam, lurus,
tidak rontok.
: simetris, tidak tampak oedema, tidak ada kloasma gravidarum, menyeringai ketika ada kontraksi
: simetris, conjungtiva merah mudah, sklera putih.
g : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping hidung
: mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak labioskisis dan palatokisis, tidak ada caries gigi,
tidak ada gigi palsu.
: tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis.
payudara : simetris, bersih, puting susu menojol, hiperpigmentasi areola mamae, colostrum -/-
men : tampak tegang, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas SC, pembesaran sesuai dengan umur
kehamilan.
lia : bersih, pertumbuhan pubis merata, tidak tampak odema, tidak ada condiloma acuminata, tidak
tampak varises, tidak ada pembesaran kelenjar skene dan bartholini.
: bersih, tidak tampak hemeroid, anus belum membuka.
mitas atas : simetris, pergerakan normal, tidak tampak odema tidak ada sindaktil, polidaktil, terpasang infus
NS drip Oxytocin 20 unit pada tangan sebelah kanan dengan kecepatan 28 tpm.
mitas bawah : simetris, pergerakan normal, odema -/-, tidak ada varises, tidak ada sindaktil dan polidaktil.
b. Palpasi
Kepala : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : tidak ada pembesar kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan colostrum belum keluar -/-
Abdomen
Leopod I : TFU 3 jari di atas pusat (20 cm), teraba bulat, keras dan tidak melenting.
Leopod II : Teraba keras memanjang datar seperti papan disebelah kiri perut ibu dan teraba bagian kecil janin
sebelah kanan perut ibu.
Leopod III : teraba bulat, lunak, melenting dan tidak bisa digoyangkan.
Leopod IV : bokong masuk 2/5 bagian.
TBJ : (20-12) x 155 = 1240 gram
His : 10’ 2 x 20’
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi, wheezing.
Djj :-
d. Perkusi
Reflek patella : +/+
3. pemeriksaan dalam
tanggal : 5 Maret 2012
jam : 08.30 WIB
VT : V/V :-
Pembukaan : 7 cm
Efficement : 75%
Ketuban :+
Presentasi : bokong
Denominator :-
Molage :-
Hodge :2
4. Pemeriksaan penunjang
USG : DJJ (-), gerak janin (-), uterus mengecil
Lab (Darah Lengkap):
Jenis Hasil Harga normal
Leukosit 20.000 /µl N : 3500 - 10.000
Hemoglobin 11,7 mg/dl N : 11,0 - 16,5
Hematokrit 32,1 % N : 35,0 - 50,0
Trombosit 86.000 N : 150000 – 3390000
V INTERVENSI
DX : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif
dengan IUFD.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidana selama 2x3 jam diharapkan kemajuan persalinan berjalan
normal, tidak terjadi komplikasi untuk ibu dan janin yang memperberat kondisi saat ini.
Kriteria hasil : Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
TTV dalam batas normal TD : 140-150 sistole/90-100 diastole
Nadi : 80-100x/menit
Suhu : 365-375 0C
RR : 16-24x/menit
Tidak terjadi komplikasi yang semakin memperberat keadaan ibu.
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada klien.
R/ agar pasien lebih kooperatif, dan memudahkan dalam menjalankan tindakan.
2. Jelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan.
R/ agar ibu dapat mengetahui mengenai keadaannya saat ini.
3. Beritahu keluarga bahwa janin harus segera dilahirkan.
R/ agar tidak menjadi toksin ditubuh ibu.
4. Anjurkan keluarga untuk mengambil keputusan tentang cara bayi akan dilahirkan.
R/ agar bayi dapat segera dilahirkan dengan cara yang tepat.
5. Beri dukungan mental pada ibu dan keluarga.
R/ agar ibu dan keluarga dapat bersabar dan dapat menerima kenyataan.
6. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kesehatan pasca tindakan melahirkan bayi dengan induksi.
R/ agar kehamilan selanjutnya dapat berjalan normal.
VI IMPLEMENTASI
Tanggal : 5 Maret 2012
Jam : 10.00 WIB
1. Melakukan pendekatan pada klien, agar pasien lebih kooperatif, dan memudahkan dalam
menjalankan tindakan dengan memperkenalkan diri, memberitahu maksud dan tujuan tindakan
yang akan dilakukan pada ibu.
2. Menjelaskan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan, supaya ibu mengetahui akan keadaannya,
yaitu bahwa janin dalam kandungan ibu telah meninggal yang ditandai dengan tidak adanya
gerakan janin yang dirasakan oleh ibu dan tidak tedengarnya DJJ saat pemeriksaan berlangsung.
3. Memberitahu pada ibu dan keluarga agar segera mengambil keputusan untuk segera melahirkan
janin agar nantinya tidak mengganggu kondisi kesehatan ibu dan tidak menjadikan racun / toksin
ditubuh ibu.
4. Memberitahu ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan agar janin sesegera
mungkin dilahirkan yaitu bidan berkolaborasi dengan Dr. obgin yang nantinya ibu akan
dilakukan pemberian misoprostol 200 mg per oral / 12 jam (tindakan induksi persalinan).
5. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan dapat
menerima keadaan yang terjadi. Memberi dukungan dan pendampingan pada ibu untuk tetap
tabah dan menyerahkan segalanya pada yang lebih berkuasa, yaitu Tuhan. Ibu mengatakan sudah
dapat menerima kematian bayinya dan mengatakan ikhlas atas hal tersebut.
6. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk memikirkan tentang pemeriksaan kesehatan secara
keseluruhan guna mempersiapkan kehamilan yang berikutnya agar penyebab kematian bayinya
dapat diketahui dan kejadian yang sama tidak akan terulang kembali.
VII EVALUASI
Kala II
Tanggal : 5 Maret 2012
Jam : 11.00 WIB
S :Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng, keluar cairan, ingin meneran dan rasanya ingin
BAB.
O : -dorongan ingin meneran
-tekanan pada anus
-perinium menonjol
-vulva membuka
- pumbukaan 10 cm
-penurunan kepala 0/5
A : G1 P0000 Ab000 UK 28 minggu, hidup, mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif
dengan IUFD.
P :
1. Pasien ditidurkan dalam posisi litotomi.
2. Antiseptik vulva dan sekitarnya dengan betadin.
3. Kandung kemih dikosongkan dengan kateter lalu dilepaskan.
4. Operator berdiri didepan vulva dan melakukan VT, pembukaan lengkap.
5. Ketika timbul his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu
bokong membuka vulva,disuntikkan oxytocin.
6. Saat bokong lahir, bokong dicengkram secara brach (kedua ibu jari operator sejajar sumbu
panjangdan jari-jari lain memegang punggung).
7. Pada setiap his, ibu disuruh mengejan. Pada waktu his, pusat lahir dengan tampak meregang.
Tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.
8. Operator melakukan hiperlordosis pada badan janin (punggung janin didekatkan ke punggung
ibu, dan perut janin didekatkan ke perut ibu). Operator melakukan gerakan ini tanpa tarikan.
Bersamaan dengan hiperlordosis, seorang asisten melakukan klisteler.
9. Dengan gerakan hiperlordosis, berturut-turut lahir tali pusat, perut, bahu, lengan, dahi, mulut,
dan akhirnya seluruh kepala. Lahirnya bayi perempuan mati, dengan berat badan 980 gr dan
panjang badan 30 cm, AS 0/0 pada jam 11.30 dalam keadaan mati.
10. Tali pusat di klem di dua tempat, 5 cm dan 10 cm diatas perut bayi dan dipotong ditengah-
tengahnya.
Kala III
Tanggal : 5 Maret 2012
Jam : 11.35 WIB
BAB IV
PENUTUP
I Kesimpulan
Mahasiswa mampu memahami teori tentang persalinan dengan IUFD serta dapat
memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Asuhan yang
diberikan meliputi pengkajian data baik secara subyektif maupun obyektif dari data yang telah
dikumpulkan mahasiswa dapat mendiagnosa Ny.”R” G1 P00000 Ab000 UK 28 minggu, tunggal,
mati, intruterin. Keadaan umum ibu dan janin cukup sesuai dengan diagnosa dilakukan antisipasi
masalah potensial dan menetapkan kebutuhan segera bila ada komplikasi.
Intervensi dan implementasi disesuaikan dengan kondisi ibu, kemudian untuk meninjau
keefektifan asuhan yang telah diberikan mahasiswa melakukan evaluasi yang juga sebagai
koreksi untuk memberikan asuhan selanjutnya.
II Saran
A. Mahasiswa
− Mahasiswa diharapkan lebih mendalami kembali teori persalinan dan IUFD sehingga dapat
memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan efektif sesuai dengan teori yang ada.
− Dengan praktik kebidanan ini mahasiswa dapat menggali dan mendapatkan pengalaman
hendaknya lebih aktif selama berada di lahan praktek.
B. Institusi
Institusi diharapkan menyediakan sumber-sumber pustaka yang up to date sehingga
mahasiswa dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang kesehatan.
C. Lahan praktek
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan lebih
konservatif terhadap asuhan yang diberikan pada ibu inpartu dengan IUFD.
DAFTAR PUSTAKA