Proses perlakuan panas dapat menyebabkan berbagai macam cacat. Cacat yang terjadi akibat proses perlakuan panas antara lain: 1. Segregasi Segregasi adalah ketidakhomogenan komposisi akibat laju pendinginan yang sangat cepat. Ada 3 macam segregasi yaitu: a. Coring Coring terjadi akibat komposisi di bagian tepi tidak sama dengan komposisi di bagian tengah. Segregasi ini dapat diatasi dengan proses homogenisasi sehingga komponen yang berlebih dapat berdifusi dan merata di seluruh bagian benda kerja. b. Block Block terjadi akibat perbedaan densitas. Komponen yang memiliki densitas yang lebih besar akan cenderung mengendap di bawah dan komponen yang memiliki densitas lebih tinggi akan berada di atasnya. Segregasi ini dapat diatasi dengan melakukan jolting pada benda kerja sehingga densitasnya bisa merata di seluruh bagian. c. Pita Segregasi pita biasanya terjadi pada material hasil pengerolan. Segregasi ini ditandai dengan adanya layer seperti kue lapis pada material yang dirol. 2. Hot Shortness atau Hot Tears Cacat ini terjadi akibat terbentuknya senyawa FeS akibat kadar Sulfur yang berlebih pada logam. Senyawa FeS mempunyai titik leleh yang rendah. Akibatnya saat diterapkan pengerjaan panas logam, senyawa FeS akan mencair dan menimbulkan retakan. 3. Distorsi Distorsi adalah perubahan bentuk atau perubahan dimensi yang terjadi pada suatu material. Ketika material dipanaskan sampai temperatur austenisasi dan di-quenching akan menghasilkan residual stress. Material yang memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi dan memiliki perbedaan ketebalan akan menimbulkan fenomena distorsi. Semakin cepat laju pendinginan yang diberikan dan semakin besar perbedaan ketebalan lapisan suatu komponen akan sangat berpengaruh terhadap timbulnya distorsi.[1] 4. Dekarburasi Dekarburasi adalah proses keluarnya atom karbon (C) dari benda kerja ke atmosfer. Akibat dari fenomena ini adalah kandungan karbon di dalam benda kerja menurun sehingga kekerasan yang dihasilkan saat logam diberi perlakuan panas dan di-quenching juga akan menurun. 5. Oksidasi Oksidasi adalah adalah peristiwa pelepasan oksigen. Reaksi oksidasi yang terjadi pada logam akan menyebabkan korosi. Salah satu tanda terjadinya korosi pada logam adalah terbentuknya lapisan oksida berupa karat (Fe2O3.xH2O) di permukaan logam. 6. Retak Rambut (Fissure) Material yang mengalami proses martensite hardening mempunyai resiko terjadi fissure. Struktur mikro martensit yang tampak seperti segitiga dengan ujung-ujung yang tajam dapat mengakibatkan terjadinya fissure. Sehingga semakin banyak fasa martensit yang terbentuk pada suatu logam, akan semakin besar kemungkinan timbulnya fissure. Fenomena fissure dapat diatasi dengan 3 cara yaitu: a. Austemper b. Inter Critical Annealing c. Stress Relieving dengan pemanasan pada temperatur 50˚C 7. Sensitisasi Sensitisasi adalah cacat khas yang terjadi pada Austenitic dan Nickel alloy. Ketika paduan dipanaskan pada temperatur 900 - 1400 ºF (482 - 760 ºC) akan terbentuk chromium carbides Cr23C6 sepanjang butiran austenit. Hal ini terjadi karena hilangnya chromium (Cr) dari butiran austenitic sehingga menurunkan ketahanan korosi dari lapisan pasif (protective passive film). Batas butir akan menjadi anodik dan butirnya sendiri akan menjadi lebih katodik, sehingga batas butir akan lebih mudah terkorosi.[2] Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah sensitisasi antara lain:[2] a. Solution heat treatment (perlakuan panas dengan menggunakan larutan) b. Mengurangi konsentrasi karbon atau karbon ekivalen c. Penambahan elemen pembentuk karbida 2.5 Severity of Quench Severity of quench adalah kemampuan quenchant untuk menyerap panas. Semakin tinggi nilai severity of quench suatu medium pendingin, maka kemampuannya untuk menyerap panas dari logam juga semakin tinggi, sehingga logam akan cenderung mengalami laju pendinginan yang cepat. Laju pendinginan yang cepat pada logam dapat menimbulkan terbentuknya fasa martensit yang keras sehingga dapat meningkatkan nilai kekerasan suatu logam. Nilai severity of quench dari beberapa medium pendingin adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4 Nilai Severity of Quench dari Quenchant [3]
Diagram CCT berfungsi untuk mengukur tingkat transformasi fasa sebagai fungsi waktu untuk laju pendinginan kontinu. Diagram CCT untuk baja karbon adalah sebagai berikut: Gambar 2.5 Diagram CCT untuk baja Hypotectoid (Kiri) Eutectoid (Tengah) dan Hypertectoid (Kanan) [4] Diagram CCT di atas dapat disempurnakan dengan memberikan luas daerah di depan hidung kurva yang berbeda. Pada baja hypotectoid, daerah di depan hidung kurva sempit dan hampir menyentuh sumbu tegak yang menunjukkan sulit terbentuk martensit walaupun dengan menerapkan laju pendinginan yang relatif cepat. Sedangkan pada baja hypertectoid, daerah di depan hidung kurva lebar yang menunjukkan mudah terbentuk martensit walaupun dengan laju pendinginan yang tidak terlalu cepat. Selain itu letak Ms semakin turun bahkan sampai Mf berada di bawah temperatur kamar. Hal ini menunjukkan bahwa akan terbentuk austenit sisa saat laju pendinginan selesai pada temperatur kamar. Sitasi [1] http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl- inyomanpri-32230 [2] http://bangkitwidayat.blogspot.co.id/2010/02/sensitisasi-korosi-batas- butir-pada_2544.html [3] https://www.slideshare.net/RakeshSingh125/f46b-hardenability [4] http://slideplayer.com/slide/1716679/