Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1
2
KONSEP LANSIA
4
5
3. Teori pembahasan
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertumbuhannya
usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya, keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial Lanjut Usia menurun
baik secara kuantitas sehingga sering terjadi sosial
Lanjut Usia menurun baik secara kuantitas sehingga
sering terjadi kehilangan ganda (triple loss) yakni:
a. Kehilangan ganda peran
b. Hambatan kontak sosial
c. Berkurangnya kontak komitmen
2.1.3 Perubahan - perubahan yang terjadi pada lansia
Menurut Nugroho (2000; 21-26) perubahan yang terjadi pada lansia
yaitu:
1. Perubahan fisik
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh berkurangnya cairan
intra seluler
d. Jumlah sel otak menurun
2. Sistem persyaratan
a. Cepat menurunnya hubungan persyarafan
b. Lambat, dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stress
c. Mengecilnya syaraf panca indra
d. Kurang sensitive terhadap sentuhan
3. Sistem pendengaran
a. Presbiakus (gangguan pada pendengaran), hilangnya
kemampuan pendengaran pada telinga dalam
b. Membran timpani menjadi atropi
8
1. Pengamatan
Memerlukan waktu lebih lama untuk menyimak keadaan
sekelilingnya
2. Daya ingat
Cenderung masih mengingat hal yang lama dibanding
dengan yang baru
3. Berfikir dan berargumentasi
Terjadi penurunan dalam pengambilan keputusan atau
kesimpulan
4. Belajar
Lebih berhati – hati dalam belajar, memerluka waktu lebih
lama untuk mengintegrasikan jawaban, kurang mampu
mempelajari hal – hal yang baru
3. Perubahan sosial
Lansia cenderung mengurangi bahkan behenti dari kegiatan
sosial atau menarik diri dari pergaulan sosialnya, keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial usia menurun secara kualitas
maupun kuantitas, yaitu kehilangan peran, kontak sosial, dan
berkurangnya komitmen karena merasa sudah tidak mampu
(hurlock, 2009)
4. Perubahan spiritual
Hubungan horisontal, antar pribadinya berupa menyerasikan
hubungan dengan dunia
2.1.4 Macam – macam tipe lansia (Nugroho, 2000:9)
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, menjadi panutan
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan – kegiatan yang hilang dengan kegiatan-
kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman
sepergaulan serta memenuhi undangan
11
7. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembukung
fibrous yang membungkus setiap otot yang berkaitan
dengan periosteum jaringa penyambung yang
mengelilingi tendin tertentu, khususnya dalam
pergelangan tangan dan tumit.
8. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibrous yang
tebal dimana merupakan akhir dari suatu otot dan
berfungsi mengikat suatu tulang
9. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil berisi cairan untuk
mempermudah gesekan. Dimana digunakan di atas
bagian yang bergerak.
10. Jaringan penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan sendi dan
daerah – daerah yang berdekatan dengan jaringan
penyambung yang tersusun dari sel – sel substansi
dasar.
2. Tahap REM
a. Lebih sulit dibangukan dibandingkan dengan tidur REM
b. Pada orang dewasa normal REM 20-25 % dari tidur malamnya
c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi
mimpi
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi
b. Tahap penerimaan
1) Registrasi yaitu penerimaan calon klien yang memenuhi
syarat seperti diatas
2) Assesment (peneleahan dan pengungkapan masalah klien
untk mempermudah penentuan penanganan)
c. Pemenuhan kebutuhan sosial
1) Bimbingan fisik
2) Bimbingan mental
3) Bimbingan sosial
4) Bimbingan keterampilan
5) Hiburan dan rekreasi
d. Tahap penyaluran dan Bimbingan lanjut:
Penyaluran dan pembinaan lanjut dimaksut adalah:
1) Menyalurkan atau mengembalikan klien yang telah pada
menemukan keluarganya serta mengadakan home visit klien
yang diambil atau dikembalikan pada keluarga, dengan
tujuan memantau atau memonitorperkembangan sosial klien
2) Pemakaman bagi klien yang meninggal dunia
e. Persyaratan masuk UPT Panti Sosial Tresna Werdha
1) Calon klien Lanjut Usia terlantar, sehat jasmani, dan rohani
2) Calon klien sanggup atau siap di dalam asrama
3) Calon klien minmal umur 60 tahun
4) Ada surat keterangan dari dokter peerintah atau puskesmas
5) Ada surat pengantar dari Kepala Dinas atau instansi sosial
setempat
6) Ada surat pengantar dari Kepala Desa atau Kelurahan
tempat tinggal asal klien
7) Ada surat persetujuan dari keluarga atau famili jika memiliki
8) Calon klien tidak mempunyai kecacatan lain seperti:
a) Tuna netra tuna wicra
b) Tuna daksa
c) Cacat mental atau gila
22
d) Tuna grahit
9) Calon klien tidak menderita penyakit kronis seperti:
a) TBC
b) Ephilepsi
c) Penyakit menular
d) Kusta, dll
10) Calon klien mampu merawat atau melayani dirinya sendiri
dalam kegiatan sehari-hari antara lain:
a) Bisa melakukan kegiatan makan
b) Bisa melaksanakan kegiatan berpakaian
c) Bisa melakukan kegiatan penggunaan kamar mandi atau
wc dll
BAB 3
PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian Kelompok Usia Lanjut UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Banyuwangi
23
24
Selain itu banyak Lanjut Usia yang berasal dari keluarga kurang
mampu dan tidak memiliki keluarga yang bersedia mengurusi Lanjut Usia,
sehingga memerlukan penanganan yang professional agar terpenuhi
kebutuhan hidup baik jasmani, rohani maupun sosial, sehingga mereka
menjadi sejahtera, tua berguna dan berkualitas, serta merasa aman dan
tenteram.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut diperlukan adanya
suatu lembaga Pemerintah yang bergerak dibidang pembangunan
kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia. Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha
melalui pelayanan, penyantunan, bimbingan, pembinaan lanjut serta
perlindungan Lanjut Usia terlantar didalam panti.
Seiring dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Merujuk dengan aturan tersebut diatas, maka tahun 2017 Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Lanjut Usia Banyuwangi
mengalami perubahan Nomenklatur menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pelayanan Sosial Tresna Werdha (PSTW) Banyuwangi berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 108 Tahun 2016 tentang
Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi Serta Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
Walaupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna
Werdha (PSTW) Banyuwangi mengalami perubahan Nomenklatur / Nama,
namun lokasinya tetap beralamat Jalan Jember No. 186 Kerikilan – Desa
Tegal Harjo – Kecamatan Glenmore – Kabupaten Banyuwangi No. Telepon
/Fax. (0333) 821451 dengan Jarak Pusat Pemerintahan dari :
1. Kecamatan : 3 KM
2. Kabupaten : 60 KM
3. Provinsi : 235 KM
25
1. Visi
2. Misi
3. Motto
3.1.4 Tujuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
3.1.5 Keberhasilan
Jumlah tenaga pegawai yang ada di panti dengan perincian sebagai berikut :
Keterangan :
Jumlah yang meninggal bulan Januari s/d 17 Desember 2016 sejumlah :20
orang
a. Wisma sebanyak :4
b. Kantor :1
c. Aula :1
d. Masjid :1
e. Ruang Keterampilan :1
f. Ruang Poliklinik :1
g. Gudang :1
h. Ruang Penjagaan :1
j. Rumah Pembimbing :1
k.. Garasi :1
l. Dapur :1
3. Jamban
Jamban sejumlah 19 buah, hampir keseluruhan jamban masih baik,
jamban ada yang menggunakan kloset jongkok 14 dan kloset duduk 5.
4. Sarana Pembuangan Air Limbah
Pengelolaan air limbah menggunakan SPAL tertutup dengan septic tank
menjadi satu dengan jamban.
5. Sarana Ibadah
Sarana ibadah berupa masjid
6. Model Tempat Tidur
Tempat tidur dengan panjang 1,5 m, lebar 1m, dan tinggi 30 cm tanpa
pengaman atau pembatas tempat tidur.
31
1. Jumlah Kematian
Pada tahun 2011 : 13 orang
Pada tahun 2012 : 6 orang
32
2. Jumlah Kesakitan
Pada bulan Januari – 6 April 2017 didapatkan sebagai berikut:
Jenis Penyakit Frekuensi
Rheumatic 29
Hipertensi 13
Katarak 5
Pusing 4
Batuk 4
Gatal-gatal 3
Diabetes militus 3
Konstipasi 2
Diare 2
Suspek ca mamae 1
Sesak napas 1
Stroke 1
Sakit tenggorokan 1
Jumlah 73
Dari tabel di atas didapatkan bahwa jenis penyakit yang terbanyak adalah
penyakit Rheumatik
1. Rheumatic
2. Hipertensi
3. Katarak
4. Pusing
5. Batuk
1. Ca Mamae
Penatalaksanaan
34
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
c. Poliklinik Panti
3.2.2 Lansia
1) Populasi lansia
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh kelompok 3 dan
4 di UPT Panti Sosial Tresna Werdha Banyuwangi didapatkan
data sebagai berikut: terdapat 70 lansia. Populasi lansia ini
sangat potensi atau rawan terhadap gangguan kesehatan sehingga
klien mudah mengalami kesakitan. Mengingat tenaga
keperawatan yang tersedia hanya dua orang sehingga kurang
dapat melaksanakan perawatan secara komprehensif secara
keselurahan dari penghuni panti.
2) Kegiatan lansia
Kegiatan yang dilaksanakan bagi lansia sudah cukup
bervariasi dan memberikan manfaat yang sangat positif bagi
lansia, seperti kegiatan bimbingan sosial, sumber daya manusia,
pembinaan sosial, bimbingan mental, ketrampilan keset kain,
ketrampilan kemuceng, ketrampilan pertanian/perkebunan,
ketrampilan olah pangan dan agama, senam lansia. Adanya
kegiatan yang bersifat lintas progam dan lintas sektoral yang
dirintis oleh pengelola panti merupakan bukti nyata bahwa pola
aktivitas yang diberikan bagi lansia bersifat komprehensif namun
perlu kiranya pengelola panti lebih aktif menggali potensi
kerjasama dengan unit – unit lain guna mendukung progam
kegiatan yang telah direncanakan oleh panti.
5) Kebutuhan spiritual
Dari hasil pengamatan mahasiswa kelompok 3 dan 4
selama praktek dan hasil pengamatan didapatkan 70 lansia 44
lansia tidak beribadah dengan alasan malas 28 orang,
keterbatasan fisik 16 orang, terdapat 26 lansia beribadah atau
sholat dengan 15 lansia beribadah sholat berjama’ah dimasjid, 11
lansia beribadah di masing-masing kamar. Dan 23 lansia
mengalami ketakutan terhadap kematian. Dalam seminggu
diadakan 1 kali kegiatan pengajian di aula UPT Panti Sosial
Ttresna Werdha. Dan perlu ditambahkannya pembimbing
spiritual untuk agama lain, karena selama ini hanya pemuka
agama islam yang datang untuk memberikan bimbingan
spiritual.
6) Biologis
Dari hasil pengamatan mahasiswa kelompok 3 dan 4
selama praktek dan hasil pengamatan didapatkan 70 lansia
terdapat hasil 20 lansia menderita penyakit rematik, 70 lansia
didapatkan 11 lansia menderita hipertensi, 70 lansia didapatkan 1
lansia menderita diare, 70 lansia didapatkan 3 lansia menderita
batuk, 70 lansia didapatkan 2 lansia menderita konstipasi dan
lain-lain. Dan untuk menjaga kesehatan lansia pihak panti
bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit terdekat serta
puskesmas terdekat, disamping itu pihak panti mendirikan klinik
lansia yang bertujuan untuk memberikan pengobatan sementara
bagi lansia yang sakit dan pihak panti juga selalu melakukan
pemeriksaan secara berkala yang bertujuan untuk memantau
kondisi para lansia.
44
Analisa SWOT
toilet, tempat
makan, aula,
lapangan
olahraga,
ruang
kesehatan)
7. Adanya kerja 7. Dana pengelolaan 7. Dapat 7. Tuntutan masyarakat
sama lintas panti minim meningkatkan terhadap mutu
sektoral dan untuk mencukupi mutu pelayanan pelayanan panti
lintas kebutuhan panti panti
program
PERENCANAAN
52
53
puskesmas
5. Memberikan
penyuluhan tentang
pentingnya
kesehatan
6. Lakukan senam
lansia setiap jumat
BAB 5
PELAKSANAAN
56
57
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah mahasiswa STIKes Banyuwangi angkatan VI progam profesi
Kelompok 3 dan 4 melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Gerontik di
UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha, maka dapat kami simpulkan sebagai
berikut:
1. Masalah keperawatan yang sebagaian besar muncul yang diberikan asuhan
keperawatan oleh mahasiswa adalah personal hygiene, isolasi sosial, serta
spiritual yang kurang.
2. Kurangnya sarana prasana yang mendukung kesehatan (klinik kesehatan)
antara lain alat kebersihan diri untuk lansia, poster-poster tentang
kesehatan, sarung tangan panjang, poster menu makanan bagi lansia yang
menderita hipertensi dan remathoid.
3. Kurangnya tenaga keperawatan.
6.2 Saran
1. Perlu pengawasan dan perbedaan dalam pelaksanaan menu terutama
untuk lansia yang menderita penyakit tertentu misalnya tekanan darah
tinggi.
2. Perlunya pengadaan sarung tangan panjang bagi petugas diruang
perawatan isolasi, agar terhindar dari penyakit menular.
3. Kelompok praktek selanjutnya dapat melaksanakan health education
(Pendidikan Kesehatan) tentang perawatan mandiri dan cara hidup sehat
bagi lansia baik secara individu maupun kelompok. Perlu ditambahkan
tenaga perawat di panti dengan menghitung ratio : jumlah lansia dengan
perawat yang dibutuhkan (1:18).
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelompok 6
1. Fika Fariyanti 1. Herni Lukisanti
2. Sri Ayu Pura 2. Siska Rosyita Devi
3. Agung Dicky 3. Made Yogi Dirgha
4. Kurnia Fajriani 4. Dwi Wahyu Novita
5. Ekky Ferdiyan 5. Joni Pratitis
A. DESKRIPSI
Manusia adalah makhluk sosial yang terus menerus membutuhkan
orang lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah sosial untuk
melakukan interaksi sesama manusia. Kebetuhan sosial yang di maksud
adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaan
orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya
memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu
sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu
untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien lansia, terapi aktivitas
kelompok sering diperlukan dalam peraktik keperawatan karena merupakan
keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari
terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah
klien dalam waktu yang bersamaan.
Ada 2 tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan
terapeutik dan tujuan rehabilitative. Tujuan terapeutik meliputi:
1.) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi
2.) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri
klien)
3.) Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu
4.) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif
5.) Meningkatkan rasa memiliki
6.) Meningkatkan rasa percya diri
7.) Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah
Sedangkan tujuan rehabilitative meliputi:
1.) Meningkatkan kemampuan untuk ekspresi diri
2.) Meningkatkan kemampuan empati
3.) Meningkatkan keterampilan sosial
64
65
E. KEGIATAN
1. Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing
dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam
kelompok.
2. Kegiatan
Klien melakukan perkenalan di depan kelompok, melakukan perintah
permainan dan memberikan jawaban atas pertanyaan klien.
3. Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan
perasaan dan pendapatnya tentang kegiatan.
4. Terminasi/penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien
menyebutkan kembali tujuan dan manfaat kegiatan.
F. KRITERIA EVALUASI
persentase jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan:
1. 80% dari jumlah klien mendapatkan pasangan yang tepat
2. 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
3. 90% dari jumlah klien mampu menyebutan identitas klien lain
4. 80% dari jumlah mampu berespon terhadap klien lain dengan
mendengarkn klien lain yang sedang berbicara
5. 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan
yang diajukan
6. 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan.
7. 70% dari jumlah mampu mengikuti aturan permainan yang telah
ditentukan
8. 80% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang terapi
aktifitas kelompok yang dilakukan
G. RENCANA PELAKSANAAN
1. Peserta: penghuni UPT PSTW Banyuwangi, Jawa Timur, selain ruang
isolasi
68
2. Persiapan
a. Analisa situasi
1.) Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : selasa, 13 desember 2016
Waktu : 09.00-10.30 WIB
Alokasi waktu : 60 menit
2.) Jumlah perawat
Mahaiswa : 5 orang
3.) Pembagan tugas
Leader : Sri Ayu Pura
Co-leader : Joni Pratitis
Observasi : Herni Lukisanti
Fasilitator : Agung Dicky
Dokumentasi : Ekky Ferdiyan
Alat bantu
a.) Microfon
b.) Sound
c.) Bola
b. Proses pelaksanaan
1.) perkenalan
a.) kelompok perawat akan memutarkan sebuah musik dan ada
bola yang berpindah – pindah dari satu LANSIA ke LANSIA
lainnya apabila musik berhentidi salah satu LANSIA maka
LANSIA tersebut akan memperkenalkan diri, kemudian leader
menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok.
b.) Bila klien ingin keluar untuk minum, BAK/BAB harus minta
ijin pada perawat.
c.) Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan
identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama
perawat yang ditunjuk oleh leader.
69
2.) Permainan
a.) Klien dikumpulkan ditempat yang cukup luas dan duduk
membentuk lingkaran
b.) Selanjutnya peserta menerangkan pada kelompok identitas
dirinya selengkap – lengkapnya
c.) Setelah selesai, leader, co-leader dan motivator memotivasi
klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang
sedang didepan. Kemudian klien yang didepan. Kemudian
klien yang didepan menjawab pertanyaan perawat memberikan
reinforcement positif dan memperjelas apa yang
dibicarakan/dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan
kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang
positif/baik tanpa dipengaruhi perawat.
d.) Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya
acara.
3.) Pre review (evaluasi kelompok)
a.) Klien dapat mengemukakan perasaanya setelah
memperkenalkan dirinya
b.) Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien
lain dengan menyebut nama
c.) Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4.) Terminasi
a.) Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
b.) Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari
kegiatan kelompok ini
3. Antisipasi masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
1.) Memanggil klien
2.) Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
1.) Panggil nama klien
70
DAFTAR PUSTAKA
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sudeen. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa
Edisi 3. Jakarta: EGC
72
HIPERTENSI
OLEH:
MAHASISWA PROFESI
KELOMPOK 5&6
PROGRAM PROFESI
BANYUWANGI
2016
73
Tema : Hipertensi
Sasaran : Semua klien di Wisma
Hari / Tanggal : Minggu, 11 Desember 2016
Tempat : Halaman depan Wisma
Waktu :30 menit
A. Analisa Situasi
Pengetahuan masyarakat terhadap penyakit hipertensi masih kurang
khususnya pada tingkat pemahaman, sehingga penanganan pada penyakit ini
sangat berpengaruh terhadap tingkat kesembuhan klien itu sendiri. Selain itu
tingkat pendidikan rata-rata di masyarakat masih minim yaitu SD s/d SMP.
Untuk itulah kami mahasiswa-mahasiswi STIKes Banyuwangi akan
memberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti acara penyuluhan selama 1x30 menit diharapkan
masyarakat mampu mengerti dan memahami tentang penyakit Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1×30 menit, masyarakat di
harapkan mampu:
a. Menjelaskan pengertian hipertensi dengan bahasa sendiri
b. Menyebutkan1 dari 2 penyebab penyakit hipertensi
c. Menyebutkan 5 dari 8 tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan 3 dari 6 klasifikasi hipertensi
e. Menyebutkan komplikasi hipertensi
f. Menjelaskan upaya pengobatan hipertensi
g. Menjelaskan pencegahan penyakit hipertensi
h. Menyebutkan 3 dari 5 makanan yang dianjurkan untuk penyakit
hipertensi
74
F. Kegiatan Penyuluhan
G. Evaluasi
- Materi
- Leaflet
77
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 40 mmHg dan tekanan
darah diatolik ≥ 90 mmHg atau tekanan darah yang melebihi batas
normal yang terjadi sebagai akibat mekanisme kompensasi jantung dalam
mempertahankan metabolisme tubuh normal (Kapita Selekta, 2001).
B. Penyebab hipertensi
Sembilan puluh persen penderita hipertensi tidak mengetahui
penyebabnya. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dapat dibagi menjadi
2 yaitu hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya atau hidiopatik. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit lain, antara lain penyakit ginjal, sindrom
cushing, koarktrasiodorta dan penyakit tiroid.
Penyebab hipertensi antara lain adalah stress, usia, merokok,
obesitas (kegemukan), alkohol, factor keturunan, factor lingkungan
(gaduh/bising)
C. Tanda-tanda hipertensi
Peningkatan tekanan darah adalah tanda paling utama dari penyakit
hipertensi, kadang-kadang terjadi tanpa gejala dan baru timbul gejala
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak, jantung, gejala
yang dapat menyertai hipertensi yaitu :
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdengung
4. Mimisan
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Rasa berat ditengkuk
8. Mata berkunang-kunang
78
D. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi menurut WHO
E. Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit jantung koroner
Penyakit ini sering dialami penderita hipertensi sebagai akibat terjdinya
pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung penyempita lubang
pembuluh darah jantung penyebabnya berkurangnya aliran dari pada
beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan
dapat mengakibatkan gangguan pada otot jantung dapat menyediakan
timbulnya serangan jantung (Setiawan Dalimartha, dkk, 2008 : 13).
2. Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk
memompa darah. Kondisi ini berakibat otot jantung akan menebal dan
menegang sehingga daya pompa jantung menurun. Pada akhirnya dapat
terjadi kegagalan kerja jantung secara umum, tanda-tanda adanya
komplikasi yaitu :sesak nafas, nafas pendek dan terjadi pembengkakan
pada tungkai bawah serta kaki.
3. Kerusakan pembuluh darah otak
Beberapa penelitian diluar negeri mengungkapkan bahwa hipertensi
menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua
jenis keruskan yang ditimbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan
rusaknya dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bias
mengalami stroke dan kematian.
79
4. Gagal ginjal
Gagal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak dapat berfungsi
sebagai mestinya. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu
nefrosklerosis benigna dan nefoskelrosis maligna. Nefosklerosis benigna
yaitu terjadi pada hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi
pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh-pembuluh darah akibat
proses menua. Hal ini akan menyebabkan daya permeabilitas dinding
pembuluh darah berkurang. Nefrosklerosis maligna merupakan kelainan
ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan sistol diatas 130 mmHg yang
disebabkan tegangnya funsi ginjal.
F. Pengobatan
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
OLEH:
MAHASISWA PROFESI
KELOMPOK 5 & 6
PROGRAM PROFESI
BANYUWANGI
2016
82
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Rematik (Artritis reumatoid)
selama 45 menit klien di semua wisma PSTW Glenmore dapat menerapkan
cara mencegah dan penaktalaksanaan dari rematik (Artritis reumatoid).
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang rematik (Artritis reumatoid)
selama 30 menit pengunjung mengerti mengenai:
1. Klien di semua wisma PSTW Glenmore dapat menyebutkan pengertian
dari rematik (Artritis reumatoid).
2. Klien di semua wisma PSTW Glenmore dapat menjelaskan penyebab
rematik (Artritis reumatoid).
3. Klien di semua wisma PSTW Glenmore mengetahui dan mengerti
manifestasi klinis dari rematik (Artritis reumatoid).
4. Klien di semua wisma PSTW Glenmore Kelurahan Mojo dapat
mengetahui bagaimana cara mencegah dan penatalaksanaan mandiri dari
rematik (Artritis reumatoid).
3. Sasaran
Klien di semua wisma PSTW Glenmore
4. Materi
1. Pengertian rematik (Artritis reumatoid
2. Penyebab rematik (Artritis rheumatoid)
3. Manifistasi klinik rematik (Artritis rheumatoid)
83
Menjawab pertanyaan
Terminasi:
Mengucapkan terima kasih atas
Peran serta peserta.
Mengucapkansalampenutup
Mendengarkan
Menjawabsalam
8. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Klien di semua wisma PSTW Glenmore
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di wisma PSTW Glenmore
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
d. Kriteria Proses
e. Klien di semua wisma PSTW Glenmore antusias terhadap materi
penyuluhan.
f. Klien di semua wisma PSTW Glenmore tidak meninggalkan tempat
penyuluhan.
g. Klien di semua wisma PSTW Glenmore mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara benar.
2. Kriteria Hasil
a. Klien di semua wisma PSTW Glenmore mengetahui tentang penyaki
trematik dan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dalam
menanggulangi penyakit reamatik.
b. Klien di semua wisma PSTW Glenmore hadir saat pertemuan.
9. Pengorganisasian dan Uraian Tugas
10. Pengorganisasian
11. Penyaji : Fika Fariyanti
12. Fasilitator : Siska Rosyita D.
13. Observer : Herni Lukisanti
14. Moderator : Made Yoghi D. N.
15. Operator : Ekky Ferdian
85
Materi :
REUMATIK
1. Definisi Reumatik
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu
sindrom. Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan
sindroma reumatik cukup banyak namun semuanya menunjukkan adanya
persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi,
reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari
kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada system
musculoskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta
adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan
gangguan gerak.
Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak-kanak sampai
usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan
reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. Lebih dari 150
jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid.
Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang
pada sendi-sendi tangan dan kaki, yang semakin lama semakin bertambah
berat sakitnya.
1. Penyebab Reumatik
Atritis rheumatoid
Dapat berasal dari factor genetic atau factor resiko lingkungan
tertentu yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau
gangguana utoimun.
2. Pencegahaanya :Hindari kegiatan tertentu apabila sendi sudah terasa nyeri,
sebaiknya berat badan diturunkan, sebab bila kegemukan mengakibatkan
beban pada sendil utut atau tulang pinggul terlalu berat.
3. Faktor Resiko
Faktor resiko itu antara lain pertambah anusia. Pada mereka yang
sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan
cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan
sakit saat digerakkan. Mutu tulang rawan dan kelebihan bera tbadan
87
Tulang rawan yang bagus akan lebih tahan terhadap kondisi aus. Ibarat
ban mobil kalau kualitasnya bagus maka persendian tidak mudah aus
walau dipakai lama. Pada factor kedua, berat badan yang berlebih akan
memberi beban pada jaringan tulang rawan di sendi lutut. Menganalogikan
ban truk yang sering dipaka imengangkut beban berat lebih mudah aus dari
pada ban yang jarang mengangkut beban.
4. Manifestasi klinik
Artritus rematoid
1. Sendi terasa kaku di pagi hari
2. Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas
3. Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian
4. Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik
disiang hari
5. Pencegahan dan Penatalaksanaan Mandiri
1. Mengurangi asupan lemak hewani dan melakukan sesuatusesuai
dengan kemampuan fisik
2. Memilih olahraga yang aman dan selalu melakukan pemanasan
sebelumnya
3. Terus berupaya mencapai dan mempertahan kanberat badan ideal
4. Penatalaksanaan Mandiri
5. Konsultasikan penyaki trematik dengan dokter ahli reumatologi. Hal
ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan
pengobatan mana yang tepat untuk anda. Apabil aanda sudah
mendapatkan pengobatan yang tepat, tetapteruskan obat-obatan sesuai
dengan indikasi.
6. Jangan ragu-ragu untu kmeminta bantuan orang lain bila sedang
mengalami nyeri atau lainnya.
7. Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satuhal yang penting
untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan
sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel
8. Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk
menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu
88
yang cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok
untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
9. Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup
dapat mecegah kelelahan dan nyeri.
10. Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan
mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda
dianjurkan untuk mengurangi makan makanan yang rendah lemak dan
kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum dan juga rendah purin
seperti kacang – kacangan, bayam, dan jeroan.
11. Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk
menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada
sendi yang kaku. Kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot
dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan kompress dingin dapat
mengurangi peradangandan pembengkakan dan sangat membantu
mengurangi rasa nyeri.
89
DAFTAR PUSTAKA
OLEH:
MAHASISWA PROFESI
PROGRAM PROFESI
BANYUWANGI
2016
91
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-
sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian
dibilas dibawah aliran air. Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang
mudah dan murah untuk mencegah penyebaran penyakit.
B. Tujuan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan
lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar.
1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan, lepaskan cincin, jam
tangan dan perhiasan tangan lain
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir
3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml,ratakan pada tangan yang telah dibasahi
92
4. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan
jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri
5. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa
saling melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan
6. Lakukan penggosokan kuku-kuku
7. Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggegamnya dengan tangan kiri
lalu diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya.
8. Kadang perlu menggosok garis telapak tangan
9. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan.
93
(SAP)
Waktu : 30 menit
A. ANALISA SITUASI
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan semua
klien dapat memahami tentang pentingnya mencuci tangan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian mencuci tangan
b. Menyebutkan tujuan mencuci tangan dengan benar
94
Lembar Balik
F. KEGIATAN PENYULUHAN
G. EVALUASI
c. Jelaskan mengapa harus cuci tangan dan kapan harus mencuci tangan?
H. LAMPIRAN
1. Materi
2. Lembar balik