Etiologi THR

The accepted indications for total hip replacement changed and expanded over the years. An operation
intended as a salvage procedure in elderly, low demand patients has evolved to being the preferred
surgery for a wide variety of pathological conditions of the hip. The primary indication for THR remains
endstage osteoarthritis. With our aging population in the United States suffering from an epidemic of
obesity (recent estimates that one third of the American population is obese with a body mass index of
greater than 30), the prevalence of primary osteoarthritis has markedly increased. When nonoperative
care, including weight reduction,activity modification, ambulatory aides, and nonsteroidal anti
inflammatory medications, fail to relieve the pain and disability of endstage osteoarthritis, total hip
replacement offers a highly predictable treatment.

Total Hip Replacement dilakukan jika telah berada pada tingkatan tertinggi dari osteoarthritis. Prevalensi
osteoarthritis primer telah meningkat secara nyata. Bila perawatan nonoperatif, termasuk pengurangan
berat badan, modifikasi aktivitas, alat bantu untuk ambulasi, dan obat antiinflamasi nonsteroid, gagal
untuk menghilangkan rasa sakit dan cacat pada grade akhir osteoartritis, total hip replacement
merupakan langkah terbaik yang harus dilakukan.

Inflammatory arthritis, principally from rheumatoid disease, historically has been another common
indication of THR. Since the introduction of disease modifying anti-rheumatic medications several
decades ago,however, the prevalence of advanced rheumatic destruction of the hip joint has decreased.
Post-traumatic arthritis following fractures and/or dislocations of the acetabulum and proximal femur
remain a frequent indication for THR.

Inflamasi radang sendi, terutama dari penyakit rheumatoid merupakan penyebab umum dilakukannya
Total Hip Replacement lainnya. Artritis pasca trauma setelah fraktur atau dislokasi acetabulum dan
femur proksimal tetap menjadi penyebab yang sering terjadi pada Total Hip Replacement.

Osteonecrosis with segmental collapse of the femoral head is an all too common indication for total hip
replacement. With the widespread use of corticosteroids for numerous medical conditions, the high rate
of alcoholism in the general population, and the increasing number of HIV patients on highly active
antiretroviral medications, the incidence of osteonecrosis has increased in the United States as well as in
many other industrialized countries.

Osteonekrosis dengan kolaps dari segmen head of femur adalah indikasi yang terlalu umum untuk
dilakukannya Total Hip Replacement. Dengan meluasnya penggunaan kortikosteroid untuk berbagai
kondisi medis, tingginya tingkat kecanduan alkohol di masyarakat, dan meningkatnya jumlah pasien HIV
dengan obat antiretroviral yang sangat aktif, kejadian osteonekrosis akan terus meningkat.

Displaced fractures of the femoral neck in patients older than 60 years have become another common
indication for THR. Several large retrospective studies as well as randomized clinical trials demonstrate
that THR provides better functional outcomes and fewer complications compared to traditional
techniques of internal fixation or hemiarthroplasty for displaced femoral neck fractures.
Fraktur neck of femur pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun telah menjadi indikasi
umum Total Hip Replacement. Beberapa penelitian retrospektif besar serta uji klinis acak
menunjukkan bahwa Total Hip Replacement memberikan hasil fungsional lebih baik dan
komplikasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan teknik tradisional fiksasi internal atau
hemiarthroplasty untuk fraktur neck of femur.

Less frequent indications for THR include primary or metastatic tumors of the hip joint and the residua
of post-infectious arthritis.

Penyebab yang terjadi untuk dilakukannya Total Hip Replacement meliputi tumor primer atau
metastasis pada hip joint dan post arthritis yang menular.

Epidemiologi

The UK National Joint Registry (NJR) reports a steady increase in the proportion of THR surgery
performed for hip fractures from 1% to 3.9% between 2003 and 2014.

The UK National Joint Registry (NJR) melaporkan peningkatan yang stabil dalam proporsi operasi THR
yang dilakukan untuk patah tulang pinggul dari 1% menjadi 3,9% antara tahun 2003 dan 2014.

Partly as a consequence of these guidelines there has been a steady increase in the number of total hip
replacements performed for hip fracture patients in the UK. In 2011 10.7% of eligible hip fracture
patients received THR. This increased to 19.1% in 2013 and 26% in 2015 [4]. The figures from the UK
National Joint Registry of England, Wales (NJR) also corroborate this with 1698 THR in 2011 for hip
fracture compared to 3246 THR in 2014 (NJR 2011–14)

Sebagian sebagai konsekuensi dari panduan ini telah terjadi peningkatan jumlah panggul pinggul total
yang dilakukan pada pasien patah tulang pinggul di Inggris. Pada 2011, 10,7% pasien patah tulang
pinggul yang memenuhi syarat menerima THR. Ini meningkat menjadi 19,1% pada tahun 2013 dan 26%
pada tahun 2015 [4]. Angka-angka dari UK National Joint Registry Inggris, Wales (NJR) juga menguatkan
hal ini dengan 1698 THR pada tahun 2011 untuk fraktur pinggul dibandingkan dengan 3246 THR pada
tahun 2014 (NJR 2011-14)