Você está na página 1de 29

TUGAS MANAJEMEN OPERASIONAL

“LAYOUT”

OLEH

KELOMPOK 2:

1. LALU MUHAMMAD SAHIRI A1B116105


2. LALU RENDY FIRMANSYAH A1B116106
3. M. ZULFIKAR ABDI A1B116111
4. M.ALVIN KESUMANDHARU I.H A1B116112
5. MARTA DINATA A1B116115
6. MUAHAMAD NOVAN AS’ARI A1B116122
7. MUHAMMAD RAMADHAN AS’ARRY A1B116127
8. MUHAMMAD RANGGA ARIA PRATAMA A1B116128

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

S1 MANAJEMEN REGULER SORE

2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan tanpa
hambatan yang berarti. Makalah ini berjudul “LAYOUT”.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum wr wb

Mataram, Oktober 2017

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... .......................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ......................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ ............................. 1

1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................................... ...................... ... 1


1.2. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................................... 2
1.3. TUJUAN PENELITIAN...................................................................................................................... .............. 2
1.4. MANFAAT PENELITIAN................................................................................................................... .............. 2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................................... 3

2.1. DEFINISI TATA LETAK (LAYOUT) .................................................................. …………………............. 3


2.2. TUJUAN PERENCANAAN TATA LETAK……………...…………………………………......................... 4
2.3. KEPUTUSAN STRATEGI LAYOUT……….…….………………………..….……………......................... 4
2.4. KONSEP DASAR LAYOUT………..……….................................................................................................. 5
2.5. JENIS-JENIS OPERASIONAL...….……………............................................................................................ 5
2.6. TIPE TATA LETAK (LAYOUT)........................................................................... …………………............. 5
2.7. PRINSIP DASAR TATA LETAK (LAYOUT) ...................................................... …………………........... 23

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... ....................................... 25

3.1. SIMPULAN ........................................................................................................... ………..………………. 25


3.2. SARAN……... ...................................................................................................... … ……………………. 25

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi perusahaan jenis apapun, baik yang bergerak dalam manufaktur maupun jasa
tentulah menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan lebih penting daripada sekedar
laba yang besar. Sekalipun untuk dapat terus bertahan (Going Concern), perusahaan
memerlukan keuntungan yang cukup. Selanjutnya untuk mendapatkan keuntungan tersebut,
produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan serta kepuasan konsumen
(harga, kualitas, pelayanan, dsb.).

Biasanya, masalah yang akan muncul dan harus dipertimbangkan adalah lokasi
dimana perusahaan itu berdiri dan letak dari departemen-departemen dari perusahaan tersebut.
Hal ini sangat penting, karena lokasi berdirinya perusahaan tersebut akan mempengaruhi
bukan saja komponen internal perusahaan, tetapi juga komponen eskternal serta variabel-
variabel penentu lain seperti biaya dan mata uang. Begitu juga dengan perencanaan tata-letak
yang tepat akan bermanfaat bagi efisiensi dan kelancaran aktivitas dari perusahaan tersebut,
sehingga beban atau biaya aliran material yang tidak diperlukan bisa dihilangkan atau
diminimalkan. Oleh karena itu, pada tugas makalah kelompok ini akan membahas tentang
strategi lokasi dan tata letak departemen sehingga dihasilkan tata-letak yang mempunyai biaya
aliran material yang kecil. Salah satu ujung dari masalah ini adalah proses produksi yang
harus baik dalam arti yang luas, agar output yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa,
dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan.

Di satu sisi setelah proses produksi dan kehidupan perusahaan berjalan yang dengan baik,
perusahaan perlu menjaganya dengan baik, mengingat menjaga lebih sulit dari pada saat
mendirikannya. Dengan demikian proses dan kegiatan produksi sebagai dapurnya perusahaan
perlu dipelajari dengan seksama dan sungguh-sungguh sehingga sebuah perusahaan memiliki
devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai tulang punggung kelangsungan hidup
perusahaan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Tata Letak atau Layout?
2. Apa tujuan Tata Letak atau layout?
3. Bagaimana yang dimaksud keputusan strategi tata letak atau layout?
4. Apa konsep dasar layout?
5. Apa saja jenis jenis operasional?
6. Apa saja yang termasuk tipe tipe layout?
7. Apa yang menjadi prinsip dasar tata letak atau layout?
1.3 Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan beberapa tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Tata Letak atau Layout
2. Untuk mengetahui tujuan Tata Letak atau layout
3. Untuk mengetahui pengertian keputusan strategi tata letak atau layout
4. Untuk mengetahui konsep dasar layout
5. Untuk mengetahui jenis jenis operasional
6. Untuk mengetahui yang termasuk tipe tipe layout
7. Untuk mengetahui yang menjadi prinsip dasar tata letak atau layout

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk memperluas wawasan kami dan para pembaca
tentang bagaimana pembahasan Layout atau Tata Letak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tata Letak (Layout)


Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang ada
didalam bangunan maupun yang ada diluar. Layout yang tepat menunjukkan ciri ciri
adanya penyesuaian tata letak fasilitas operasional terhadap jenis produk dan proses
konversi. Pengaruh layout yang tepat bagi perusahaan adalah peningkatan produktifitas
perusahaan. Perihal tersebut disebabkan arus barang yang akan diproses, dan selanjutnya
masuk kedalam pemrosesan sampai menjadi produk akhir dapat berjalan dengan lancar.
Aspek lain, karyawan yang langsung terlibat didalam pemrosesan dapat bergerak leluasa
tanpa takut akan kemungkinan akan terjadi kecelakaan, sehingga mereka bekerja dengan
tenang dan aman.
Tata letak mencakup desain dari bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang
membentuk proses perubahan dari bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata
letak merupakan satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat
tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis.
Karena alasan tersebut diatas, maka diperlukan perencanaan layout yang seksama.
Pentingnya perencanaan layout disebabkan beberapa hal, yaitu sbb;
1. Untuk manufaktur
 Terjadinya perubahan desain produk secara terus menerus untuk membuat
produk baru.
 Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date)
 Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kinerja
yang tidak selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya
kecelakaan dalam proses konversi.
 Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alasan
penghematan dan pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik.

3
2. Untuk usaha jasa.
 Karena tuntutan pelayanan yang prima dari pelanggan, sehingga harus
disesuaikan didalam usaha memenuhi kepusasan pelanggan.
 Perubahan layout dapat ,menciptakan persepsi pelanggan bahwa
perusahaan memperhatikan pelanggannya, atau merupakan gambaran
bonafiditas perusahaan.
 Tuntutan pelanggan menginginkan layanan paling cepat dengan mutu
yang tinggi, sehingga layout harus mendukung system layanan tersebut.
 Perilaku pelanggan yang terus berubah harus diikuti perusahaan dengan
melakukan perubahan layout secara berkelanjutan

2.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak


Tujuan perencanaan lay out/ tata letak yang baik yaitu :
1. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik
2. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
3. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk lancar
4. Meminimumkan hambatan pada kesehatan
5. Meminimumkan usaha membawa bahan

2.3 Keputusan strategi layout


Untuk memutuskan strategi layout perlu diperhatikan desain layout, yang diikuti usaha;
1. Pemanfaatan secara maksimal ruangan atau tempat, mesin mesin dan peralatan,
serta pekerja.
2. Pengembangan arus informasi, bahan baku, dan sumber tenaga kerja.
3. Menjaga perubahan moral pekerja, menjaga kondisi kerja yang kondusif,
4. Mengantisipasi perubahan interaksi dari pelanggan.
5. Fleksibel (bagaimana layout yang ada sekarang harus siap untuk berubah).

4
2.4 Konsep Dasar Layout
Di dalam usaha untuk mengetahui sejauh mana pengaruh perencanaan layout terhadap
biaya dan efektivitas operasional, kajian layout perlu diadakan, dan secara khusus
menyangkut kajian rancangan layout untuk situasi yang berbeda.
2.5 Jenis Jenis Operasional
System operasional baik untuk manufaktur ataupun usaha jasa dspst dikelompokkan
menjadi tiga jenis dasar operasional berdasarkan tingkat standardisasi produk dan jumlah
output.
1. Operasional berkesinambungan (Continously)
Merupakan operasional konversi yang ditandai dengan jumlah produk yang
sangat besar, mesin dan fasilitas peralatan yang digunakan memiliki kekhususan,
menggunakan pada modal, secara umum arus produk tidak terganggu, serta
perubahan skedul produks tidak banyak, campuran produk tidak banyak disertai
standardisasi yang dibuat berdasarkan persediaan.
2. Operasional terputus putus (Intermittent)
Operasional konversi intermittent dengan ciri ciri, bahwa jumlah produk tidak
banyak, mesin dan fasilitas peralatan bersifat umum, penggunaan padat karya,
disertai arus produk yang terputus putus, skedul sering berubah ubah, produk
banyak campurannya, dan dibuat berdasarkan pesanan.
3. Operasional jasa (service Operation)
Usaha jasa pada umumnya menggunakan padat karya, dengan demikian
operasional usaha jasa lebih tergolong kepada operasional intermitten.
2.6 Tipe Layout
Tipe dasar layout adalah tempat atau bentuk dari mekanisme suatu perusahaan; apakah
bengkel, apakah pabrik, maupun usaha perbankan. Semuanya tergantung dari mesin dan
peralatan yang digunakan untuk proses konversi dan merupakan susunan suatu ruang dari
sumber sumber fisik untuk menghasilkan suatu produk.
1. Layout yang berorientasi proses (Process Oriented Layout)
Digunakan jika arus kegiatan konversi untuk semua produk yang dihasilkan tidak
terstandarisasi, seperti halnya dengan ditemukan di pabrik yang menggunakan

5
proses intermitten. Arus kegiatan yang tidak terstandardisasi bisa juga terjadi
karena proses konversi menghasilkan produk yang bermacam macam, atau jika
suatu produk dasar dapat dikembangkan menjadi macam macam produk akhir.
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan
fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu.
layout semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang
berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan
yang berbeda baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
Kelebihan dari tata letak proses :
 Memungkinkan utilisasi mesin yang tinggi.
 Memungkinan penggunaan mesin-mesin yang multi guna sehingga dapat
dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi.
 Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan
mesin.
 Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personil dan peralatan.
 Investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi Peralatan.
 Memungkinkan spesialisasi supervise
Tata letak proses juga memiliki kelemahan, yaitu :
 Meningkatnya kebutuhan material handling karena aliran proses yang
beragam serta tidak dapat digunakannya ban berjalan.
 Pegawasan produksi yang lebih sulit.
 Meningkatnya persediaan barang dalam proses.
 Total waktu produksi per unit yang lebih lama.
 Memerlukan skill yang lebih tinggi.
 Pekerjaan routing, penjadwalan dan acounting biaya yang lebih sulit,
karena setiap ada order baru harus dilakukan perencanaan / perhitungan
kembali
Biaya penanganan bahan tergantung pada:
 Jumlah muatan (atau orang) yang harus dipindahkan diantara dua
departemen selama beberapa waktu,

6
 Biaya memindahkan muatan (atau orang) yang terkaitan dengan jarak
antar-departmen selama beberapa waktu,
Biaya diasumsikan sebagai sebuah fungsi jarak antar departemen.
n n
Minimisasi Biaya = ∑ ∑ Xij Cij
i=1 j=1
Dimana:
n : jumlah total stasiun kerja atau departemen,
i,j : masing-masing departemen,
Xij:jumlah beban yang dipindahkan dari departemen i ke j
Cij:biaya untuk memindahkan beban antara departemen i ke j
Fasilitas yang penempatannya berorientasi pada proses mencoba untuk
meminimalkan beban atau perjalanan.
Untuk mengerjakannya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Membuat matriks “dari-ke” menunjukkan aliran barang atau bahan dari
departemen ke departemen lain.
 Menentukan kebutuhan luas ruang tiap bagian.
 Membangun sebuah diagram skematis awal yang menunjukkan urutan
departemen yang harus dilalui oleh komponen.
 Tentukan biaya layout ini dengan menggunakan rumus biaya minimum .
 Dengan cara “coba-coba” atau dengan pendekatan “program computer
yang canggih” cobalah untuk memperbaiki layout untuk pengaturan bagian
yang cukup baik dalam arti efisien.
 Menyiapkan rencana detail untuk mengatur bagian agar sesuai dengan
bentuk bangunan atau wilayah yang tidak dapat dipindahkan (seperti toilet,
tangga). Sering langkah ini meliputi proses yang memastikan bahwa
rencana akhir dapat memenuhi persyaratan listrik, estetika atau faktor
lainnya.

7
Contoh kasus :
Perusahaan Walter ingin mengatur 6 departemen dalam pabriknya sehingga
meminimalkan biaya penanganan bahan antar departemen. Setiap departemen
berukuran 20x20m, panjang 60m, dan lebar 40m.

Departemen
1 2 3 4 5 6
Minggu
1 0 50 100 0 0 20
2 0 0 30 50 10 0
3 0 0 0 20 0 100
4 0 0 0 0 50 0
Ditanya : Aturlah 6 departemen tersebut agar biayanya minimum, jika biaya antar
departemen yang berdekatan Rp1.000/muatan dan antar departemen yang berjauhan
Rp2.000/muatan.

8
(1 & 2) (1 & 3) (1 & 6) (2 & 3) (2 & 4) (2 & 5)
Biaya = 50.000 + 200.000 + 40.000 + 30.000 + 50.000 + 10.000
(3 & 4) (3 & 6) ((4 & 5)
+ 40.000 + 100.000 + 50.000
= 570.000

Biaya setelah perbaikan tata letak:


(1 & 2) (1 &3) (1 &6) (2 & 3) (2 &4) (2&5)
Biaya = 50.000 +100.000 + 20.000 + 60.000 + 50.000 +10.000
(3&4) (3 & 6) (4 & 5)
+ 40.000 + 100.000 + 50.000
= 480.000
9
Departemen Departemen Departemen
2 1 3

Departemen Departemen Departemen


4 5 6

2. Layout berorientasi produk (product oriented layout)


Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya, pada umumnya
produk dihasilkan dalam jumlah yang besar, dan merupakan ciri proses yang
kontinu. Tiap produk memerlukan urutan operasional yang sama dari awal sampai
akhir. Dalam layout produk, pusat pusat kegiatan, mesin mesin dan peralatan
disusun membentuk suatu garis (on lines) untuk mempersiapkan urutan
operasional yang akan menghasilkan produk.

Tata letak berdasarkan produk, sering dikenal dengan product layout atau
production line layout, adalah metode pengaturan dan penempatan stasiun kerja
berdasarkan urutan operasi dari sebuah produk. Sistem ini dirancang untuk
memproduksi produk-produk dengan variasi yang rendah dan volume yang tinggi
(mass production). Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberikan
produktifitas tinggi dengan ongkos yang rendah.
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun
berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu
produk.
Keuntungan tata letak produk ini yaitu:
 Aliran pemindahan material berlangsung lancar, sederhana, logis, dan
OMH-nya rendah.

10
 Work-in-process jarang terjadi karena lintasan produksi sudah
diseimbangkan.
 Total waktu yang digunakan untuk produksi relatif singkat.
 Kemudahan dalam perencanaan dan pengendalian proses produksi.
 Memudahkan pekerjaan, sehingga memungkinkan operator yang belum
ahli untuk mempelajari dan memahami pekerjaan dengan cepat.
Keterbatasan dari tata letak produk yaitu:
 Stasiun kerja yang paling lambat akan menjadi hambatan (bottleneck) bagi
aliran produksi.
 Adanya investasi dalam jumlah besar untuk pengadaan mesin, baik dari
segi jumlah maupun akibat spesialisasi fungsi yang harus dimilikinya.
 Kelelahan operator: operator mudah menjadi bosan disebabkan
pengulangan tanpa henti dari pekerjaan yang sama.
 Ketergantungan dari seluruh proses terhadap setiap part: kerusakan pada
suatu mesin atau kekurangan operator untuk mengendalikan stasiun kerja
bias menghentikan keseluruhan hasil produksi pada satu line produk.
 Konsep perhitungan pada layout ini adalah pada “Penyeimbangan Lini
Perakitan” yaitu meminimalkan ketidakseimbangan antara mesin dan
tenaga kerja dan memenuhi output yang dibutuhkan dari lini perakitan.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
 Hitung unit yang dibutuhkan per hari (tingkat permintaan atau tingkat
produksi) dan dibagi menjadi waktu produksi yang tersedia per hari (dalam
menit atau detik) Operasi ini memberikan siklus waktu yaitu waktu
maksimal dimana produk dapat tersedia pada setiap stasiun kerja.
Waktu produksi yang tersedia per hari
Waktu siklus = -----------------------------------------------
Unit yang diproduksi per hari

11
 Hitung jumlah stasiun kerja minimal secara teoritis.
Σ Waktu pengerjaan tugas i
Jumlah stasiun kerja minimum = -------------------------------------
Waktu siklus
 Seimbangkan lini perakitan dengan memberikan tugas perakitan tertentu
pada setiap stasiun kerja. Keseimbangan yang efisien adalah yang dapat
melengkapi perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah
ditentukan dan menjaga waktu kosong pada setiap stasiun kerja menjadi
minimal.
Prosedur formalnya adalah :
 Identifikasi tugas utama
 Hilangkan tugas yang telah diberikan pada stasiun kerja tertentu
 Hilangkan tugas yang memiliki hubungan prioritas yang tidak
dapat dipenuhi.
 Hilangkan tugas-tugas yang tidak cukup waktunya untuk
dilaksanakan pada stasiun kerja.
 Gunakan konsep “heuristic” penyeimbang untuk mencari solusi
optimal.
 Hitung efisiensi dengan rumus :
Σ waktu pengerjaan tugas
Efisiensi = ---------------------------------------------------- x 100 %
(jumlah stasiun kerja aktual) x (waktu siklus)
Contoh kasus :
Boeing ingin membuat diagram preseden untuk sebuah komponen pesawat
elektrostatis yang membutuhkan waktu perakitan total 66 menit. Boeing
menetapkan bahwa terdapat waktu kerja produktif sebanyak 480 menit yang
tersedia perhari. Jadwal produksi mengharuskan 40 unit komponen sayap
diselesaikan sebagai output dari lini perakitan setiap harinya. Sekarang boeing
ingin mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam stasiun-setasiun kerja

12
Tugas Waktu (menit) Tugas yang harus mengikut tugas berikut

A 10 -
B 11 A
C 5 B
D 4 B
E 12 A
F 3 C,D
G 7 F
H 11 E
I 3 G,H

3. Layout tetap (fixed position Layout)


Layout tetap diperlukan jika alasan ukuran, bentuk dan ciri ciri lainnya yang
pemindahan produknya tidak mungkin dikerjakan. Dalam layout tetap, produknya

13
tinggal tetap disuatu tempat, sehingga a;at alat dan perlengkapan, serta para
pekerja yang terampil yang dibawa ketempat produk. Jenis layout seperti ini
digunakan dibidang pertanian (membajak, memupuk, menanam, menuai, dsb),
dibidang maintenance; perawatan atau perbaikan pesawat terbang, dok kapal laut
dan lokomotif kereta api, dibidang konstruksi : pembangunan gedung dan
perumahan, serta tenik sipil.
Tata letak posisi tetap, sering dikenal dengan fixed material location atau fixed
position layout, adalah metode pengaturan dan penempatan satsiun kerja dimana
material atau komponen utama akan tetap pada posisi/lokasinya, sedangkan
fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia, serta komponen lainnya bergerak
menuju lokasi komponen utama tersebut.
Keuntungan dari tata letak posisi tetap yaitu:
 Karena banyak bergerak adalah fasilitas produksi maka perpindahan
material bisa dikurangi.
 Bila pendekatan kelompok kerja digunakan dalam kegiatan produksi,
maka kontinyuitas operasi dan tanggung jawab kerja bisa tercapai dengan
sebaik-baiknya.
 Kesempatan untuk melakukan pengkayaan kerja (job enrichment) dengan
mudah bisa diberikan, selain itu juga dapat meningkatkan kebanggaan dan
kualitas kerja karena dimungkinkan untuk menyelesaikan pekerjaan secara
penuh (“do the whole job”).
 Fleksibilitas kerja tinggi.
Keterbatasan tata letak posisi tetap yaitu:
 Besarnya frekuensi perpindahan fasilitas produksi, operator, dan
komponen pendukung pada saat operasi kerja berlangsung.
 Memerlukan operator dengan skill yang tinggi disamping aktivitas
supervisi yang lebih umum dan intensif.
 Adanya duplikasi peralatan kerja yang menyebabkan dibutuhkannya lokasi
untuk work-in process.

14
 Memerlukan pengawasan dan koordinasi kerja yang ketat khususnya
dalam penjadwalan produksi.

4. Layout Ritel
Pengalokasian tata letak mengikuti selera pelanggan, atau diusahakan agar dapat
memberi kesegaran dan daya tarik bagi pelanggan. Dimana setiap waktu
(mingguan atau bulanan) dilakukan pergeseran tata letak, dengan tujuan tempat
semula suatu barang dipindahkan ketempat lain, dengan tujuan mempengaruhi
pandangan pelanggan sehingga dapat menciptakan persepsi bagi pelanggan,
minimal ada anggapan suatu barang tertentu sudah habis terjual (hanya berpindah
tempat saja).
Merupakan sebuah pendekatan yang berkaitan dengan aliran pengalokasian ruang
dan merespon pada perilaku konsumen. Layout ini didasarkan pada ide bahwa
penjualan dan keuntungan bervariasi kepada produk yang menarik perhatian
konsumen. Sehingga banyak manajer ritel mencoba untuk mempertontonkan
produk kepada konsumen sebanyak mungkin.
Tujuan utama dari layout ini adalah “memaksimalkan keuntungan luas lantai per
kaki persegi”. Disamping itu ada juga konsep yang masih diperdebatkan yaitu
Biaya Slotting (Slotting Fees) yaitu biaya yang dibayar produsen untuk
menempatkan produk mereka pada rak di rantai ritel atau supermarket.
Disamping itu ada juga pertimbangan–pertimbangan lain yang disebut dengan
“service scapes” yang terdiri dari tiga elemen yaitu:
1. Kondisi yang berkenaan dengan lingkungan
2. Tata letak yang luas dan mempunyai fungsi
3. Tanda-tanda, simbul dan patung
Lima ide yang dapat dimanfaatkan dalam pengaturan toko yaitu:
 Tempatkan barang-barang yang sering dibeli di sekitar batas luar toko
 Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan
mempunyai nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.

15
 Distribusikan “produk kuat” yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara
tersebar untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
 Gunakan lokasi ujung lorong karena memiliki tingkat pertontonan yang
tinggi
 Sampaikan misi toko dengan memilih posisi yang menjadi penghentian
pertama bagi konsumen.
5. Layout Gudang (warehouse Layout)
Storage atau warehouse atau inventory adalah gudang penyimpanan untuk tempat
menyimpan material baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi
yang siap dikirim ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di
lokasi tertentu sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi. Bentuk
gudang tergantung ukuran dan kuantitas komponen dalam persediaan dan karakter
sistem penanganan bahan dari produk atau kontainer yang digunakan.
Fungsi inventory
٥ Memisahkan berbagai material untuk proses produksi
٥ Menyediakan material untuk pilihan pelanggan
٥ Mengambil keuntungan diskon
٥ Menjaga pengaruh inflasi
 Receiving & Shipping
Penempatan departemen penerimaan (Receiving) dan pengiriman
(Shipping) berpengaruh besar terhadap aliran material. Departemen
penerimaan tempat dimulainya aliran material, sedang departemen
pengiriman merupakan akhir dari aliran material. Sentralisasi departemen
penerimaan dan pengiriman mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
memaksimalakan penggunaan peralatan, memaksimalkan penggunaan
personal, efisiensi ruangan, dan pengurangan biaya fasilitas.
Tujuan tata letak gudang (warehouse layout) adalah untuk menemukan
titik optimal antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang
berkaitan dengan luas ruang dalam gedung. Sebagai konsekuansinya

16
adalah memaksimalkan penggunaan sumber daya (ruang) dalam gudang,
yaitu memanfaatkan kapasitas secara penuh dengan biaya perawatan
material rendah. Biaya penanganan bahan adalah biaya-biaya yang
berkaitan dengan tranfortasi material masuk, penyimpanan, dan
transformasi bahan keluar untuk dimasukkan dalam gudang. Biaya-biaya
ini meliputi peralatan, orang, bahan, biaya pengawasan, asuransi, dan
penyusutan. Tata letak gudang yang efektif juga meminimalkan kerusakan
material dalam gudang.
Intinya gudang diharapkan berfungsi untuk memaksimalkan penggunaan
sumber daya dan memaksimalkan pelayanaan terhadap pelanggan dengan
sumber yang terbatas. Maka dalam perencanaan gudang dan sistem
pergudangan diperlukan hal-hal berikut ini :
• Memaksimalkan penggunaan ruangan
• Memaksimalkan penggunaan peralatan
• Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja
• Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan seluruh material
dan pengiriman material
• Memaksimalkan perlindungan terhadap material Jenis Inventory
 Raw material (Bahan baku)
 Work-in-progress (Setengah Jadi)
 Maintenance/repair/operating supply
 Finished goods (Barang Jadi)
Dari beberapa jenis gudang di atas, penyimpanannya dilakukan dengan
beberapa cara. Antara lain dengan masa waktu penyimpanan, yang
dibedakan menjadi dua yaitu gudang temporare yang berarti material yang
disimpan hanya untuk sementara, dan gudang semi permanent yaitu tempat
untuk penyimpanan material yang kemudian siap untuk dilakukan
pengiriman material.
a. Penyimpanan Sementara
Suatu proses produksi yang dilakukan dengan melewati beberapa

17
proses akan menghasilkan material setengah jadi, yaitu material
yang harus menunggu dilakukan proses berikutnya. Barang
setengah jadi ini yang telah diproses pada suatu proses harus
disimpan dahulu untuk melaksanakan proses berikutnya. Untuk
material setengah jadi proses penyimpanan dapat dilakukan dengan
dua cara. Pertama, material tersebut disimpan dalam tempat
tertentu yang agak lama untuk proses berikutnya sampai material
tersebut diperlukan kembali. Kedua, menaruh barang setengah jadi
tersebut dengan berada dekat mesin atau tempat kerja
b. Penyimpanan Semi Permanent
Penyimpanan semi permanent merupakan penyimpanan untuk
material- material menunggu perintah untuk dikeluarkan. Yang
termasuk dalam penyimpanan ini adalah material produk jadi,
material sisa, skrap, dan barang buangan yang masih sering
dibutuhkan
Fungsi penerimaan
Untuk kelancaran proses penerimaan maka beberapa fasilitas
diperlukan departemen penerimaan yaitu :
• Area yang cukup untuk penempatan angkutan.
• Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut
yang keluar masuk pabrik.
• Dockboard : suatu alat sebagai jembatan penghubung antara
lantai dock dan lantai trailer, untuk memudahkan
perpindahan material dari trailer ke dock.
• Area untuk pallet atau peti kemas material produk.
• Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan
pengiriman.
• Suatu kantor untuk kegiatan administrasi.
• Fasilitas lain : area untuk gang, jalan masuk, dan
sebagainya

18
Layout: Departemen Penerimaan

Fungsi Pengiriman
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhitungkan dalam proses
pengiriman. Pertama, kondisi material yang akan didistribusikan.
Kedua, sifat fisik dari material tersebut. Ketiga, metode penanganan
/ pemindahan material termasuk alat pengangkutannya. Keempat,
beban kerja: jumlah pengiriman per satuan waktu, volume yang
dibawa tiap kali pengiriman, jumlah dan jadwal kedatangan alat
angkut. Terakhir adalah lokasi daerah pengiriman, dll.
Layout: Departemen Pengiriman
Area pengiriman meliputi area untuk pengepakan, penimbangan,
pelabelan, gang tempat parkir trailer, jalan masuk dan kantor serta
area istirahat untuk pengemudi trailer. Bila area pengiriman dan
penerimaan satu lokasi, maka luas area yang digunakan sama
ditambah area pengepakan dan aktivitas pengiriman lainnya

19
 Cross- Docking
Cross-docking adalah menghindari penempatan material atau barang-
barang dalam gudang dengan langsung memprosesnya saat diterima.
Artinya bahan dipindahkan langsung dari penerima untuk pengiriman dan
tidak ditempatkan dalam penyimpanan di gudang. Dalam sebuah fasilitas
manufaktur, produk diterima langsung pada lini perakitan. Pada sebuah
pusat distribusi, muatan yang telah diberi label dan disusun sebelumya tiba
pada dok pengiriman untuk dirute ulang sehingga menghindari aktivitas
penerimaan secara formal, perhitungan stok/penyimpanan, dan pemilihan
pesanan. Karena aktivitas ini tidak menambah nilai pada produk, jika
dihapuskan, penghematan biayanya akan sebesar 100%. Walaupun Cross
Docking mengurangi biaya penanganan bahan, persediaan, dan fasilitas,
namun hal ini memerlukan penjadwalan yang ketat dan juga identifikasi
produk yang datang secara akurat dengan sistem barcode
 Random Stocking
Automatic Identification System (AIS) biasanya berbentuk barcode,
mengerjakan identifikasi barang secara akurat dan cepat. Jika AIS
dipadukan dengan sistem informasi manajemen yang efektif, maka
manajer operasi dapat mengetahui jumlah dan lokasi setiap unit yang ada.
20
Informasi ini dapat digunakan dengan operator manusia atau dengan ASRS
untuk memuat unit di mana pun di dalam gudang-secara acak. Jumlah dan
lokasi persediaan yang akurat berarti pemanfaatan fasilitas keseluruhan
secara potensial karena ruang tidak perlu dipersiapkan untuk unit penjaga
persediaan (stock-keeping unit-SKU) atau keluarga komponen.

Sistem random stocking yang terkomputasi meliputi tugas-tugas berikut :


• Membuat daftar lokasi “terbuka” atau yang tersedia.
• Membuat catatan persediaan sekarang secara akurat dan juga
lokasinya.
21
• Mengurutkan barang-barang dalam urutan tertentu untuk
meminimalkan waktu perjalanan yang dibutuhkan untuk “mengambil”
pesanan.
• Menggabungkan pesanan untuk mengurangi waktu penjemputan.
• Menugaskan barang atau sekumpulan barang tertentu, seperti barang-
barang yang sering digunakan pada wilayah gudang tertentu sehingga
jarak tempuh total dalam gudang dapat diminimalkan
Secara acak, sistem perhitungan persediann dapat meningkatkan
pemanfaatan fasilitas dan menurunkan biaya, tenaga kerja, tetapi
membutuhkan catatan yang akurat.

6. Layout Kantor (office Layout)


Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan peralatan agar
selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur luasnya secara efisien
untuk dapat bekerja secara produktif atau efektif, baik dalam melakukan tugas
maupun didalam pengelolaan informasi dan perubahan yang berhubungan dengan
penyelesaian tugasnya.
Cara penyelesaian layout kantor adalah menggunakan analisa diagram hubungan
(relationship chart) seperti yang dicontohkan di bawah ini.
Contoh: Suatu kantor memiliki 9 ruangan yaitu untuk:
1. Direktur
2. Direktur teknologi
3. Ruang para insinyur
4. Sekretaris
5. Pintu masuk kantor
6. Pusat arsip
7. Lemari peralatan
8. Peralatan fotokopi
9 Gudang
• Penempatan satu ruang dengan ruang lainnya dilakukan dengan cara
memberikan nilai yaitu:
22
• Nilai Kedekatan :
A : Absolutely necessary (Sangat perlu)
O : Ordinary Ok (Boleh)
E : Especially important (Sangat penting)
U : Unimportant (Tidak penting)
I : Important (Penting)
X : Not desirable (Tidak perlu)
• Pada layout ini ada dua kecenderungan yang perlu diperhatikan yaitu:
 Teknologi seperti telepon seluler, pager, fax, internet, laptop PDA
menyebabkan layout perkantoran menjadi makin fleksibel dengan
memindahkan informasi secara elektronik.
 Virtual company menciptakan kebutuhan dinamis akan ruang dan jasa.
Kedua macam kecenderungan ini mengakibatkan kebutuhan karyawan lebih sedikit
berada di kantor.

2.7 Prinsip Dasar Tata Letak atau Layout


Prinsip dasar yang digunakan dalam penyusunan layout adalah:
1. Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi. Sehingga dalam tata letak
fasilitas pabrik diperlukan secara terintegrasi dari semua faktor yang
mempengaruhi proses produksi rnenjadi satu organisasi yang besar.
2. Jarak pemindahan bahan paling minimum. Waktu pemindahan bahan dari satu
proses ke proses yang lain dalam industri dapat dihemat dengan cara mengurangi
jarak perpindahan.
3. Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back
tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion),
dengan kata lain material diusahakan bergerak terus tanpa adanya interupsi oleh
gangguan jadwal kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja, sehingga memberikan suasana kerj
yang menyenangkan.

23
5. Fleksibilitas, yaitu dapat mengantisipasi perubahan teknologi, komunikasi, dan
kebutuhan konsumen.

24
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tata letak (layout) adalah susunan letak fasilitas operasional perusahaan, baik yang
ada didalam bangunan maupun yang ada diluar. Tata letak mencakup desain dari
bagian-bagian, pusat kerja dan peralatan yang membentuk proses perubahan dari
bahan mentah menjadi bahan jadi. Perencanaan tata letak merupakan satu tahap
dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem
produksi yang efisiesn dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi
dengan biaya yang paling ekonomis.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari
dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

25
DAFTAR PUSTAKA

http://zrarmi.blogspot.co.id/2013/12/perencanaan-layout-manajemen-operasional_3888.html
https://www.academia.edu/9256962/manajemen_operasi_TATA_LETAK_

26

Você também pode gostar