Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Akuntan Dasar – Secara sederhana akuntansi ialah ilmu yang mempelajari aktivitas arus
keuangan keluar masuk. Dalam arti luas akuntansi alah proses kegiatan (jasa) yang bertugas
untuk mengolah data-data keuangan kemudian diolah menjadi sebuah informasi akurat yang
berguna untuk pihak-pihak yang membutuhkannya misalkan bagian manajemen untuk dasar
pengambilan kebijakan finansial.
Jadi, intinya akuntansi adalah ilmu yang digunakan untuk mengolah data keuangan. Dalam
proses pengolahan ini terjadi berbagai macam proses akuntansi seperti pengumpulan data (nota)
keuangan keluar-masuk, pengelompokan, sehingga diharapkan menjadi sebuah informasi yang
berharga dalam pengambilan keputusan. Lalu siapa saja yang membutuhkan informasi dari
bagian akuntansi ?
1. Pihak Internal
Yang pertama adalah pihak internal dari instansi/perusahaan itu sendiri. Pihak internal yang
dimaksud ialah bagian manajemen perusahaan. Manajemen sangat membutuhkan informasi
keuangan dari pihak akuntansi untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan sehingga ia
dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk kedepannya.
Kedua bisa saja karyawan, hal ini sebagai maksud bahwa informasi keuangan / financial report
digunakan sebagai dasar perusahaan untuk memberikan besaran gaji, bonus, fasilitas ataupun
yang lainnya. Sehingga karyawan dapat memutuskan untuk tetap bekerja ataupun resign dari
perusahaannya.
2. Pihak Eksternal
Selain pihak internal, financial report juga dibutuhkan oleh pihak-pihak luar perusahaan yang
terkait. Karena tidak hanya peran internal saja perusahaan bisa bertahan. Berikut ini pihak-pihak
eksternal perusahaan yang membutuhkan laporan keuangan :
1. Pemilik Perusahaan. Biasanya pemilik perusahaan tinggal menerima laporan saja dari
pihak internal perusahaan. Hal ini dijadikan dasar sang owner untuk mengetahui
kesehatan perusahaannya (keuangan) sebagai dasar penilaian manajemen perusahaan.
2. Bank/Kreditur. Tidak sedikit perusahaan yang bertahan dengan dana talangan dari bank
atau kreditur. Karena itulah, bank / kreditur berhak tau akan kesehatan keuangan
perusahaan karena mereka juga memberikan kontribusi kepada perusahaan. Selain itu
financial report juga diperlukan bank sebagai dasar untuk menilai tingkat kesanggupan
debitur/peminjam dalam mengembalikan utang.
3. Investor, financial report dijadikan dasar utama seorang investor untuk tetap berinvestasi
atau tidak. Jika laporan keuangannya bagus maka perusahaan itu termasuk profitable
untuk disuntik dana investasi.
4. Pemerintah, terakhir adalah pemerintah. Laporan keuangan ini diperlukan pemerintah
untuk menentukan seberapa besar pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan, serta
kemampuan perusahaan untuk menggaji karyawannya minimal sebesar UMR yang telah
ditetapkan serta memberikan hak-hak dan fasilitas-fasilitas untuk karyawan yang telah
diatur dalam undang-undang.
5. Pihak-pihak Lain yang Membutuhkan
3. Pihak-pihak lain
Pihak-pihak lainnya diantaranya mahasiswa yang membutuhkan informasi keuangan suatu
perusahaan untuk menyusun skripsi, lembaga sosial sebagai dasar untuk menentukan suatu
perusahaan yang akan dimintai untuk memberikan sumbangan atau donatur, dan calon relasi
kerja untuk memutuskan apakah jadi bekerjasama atau tidak.
Keterangan Gambar:
Langkah pertama proses akuntansi adalah melakukan survei untuk transaksi keuangan. Survei
dilakukan terhadap bukti transaksi keuangan, diantaranya nota, memo, cek, bon, dll. Setelah
melakukan survei kemudian melakukan perencanaan untuk menganalisa bukti transaksi.
Langkah selanjutnya setelah melakukan analisa bukti transaksi adalah pencatatan transaksi dalam
buku jurnal, dilanjutkan dengan pengelompokan transaksi keuangan pada buku besar
(pemostingan), semua transaksi yang sudah dikelompokan akan dijumlah di dalam buku besar
yang akan menghasilkan saldo debet dan kredit. Saldo inilah yang nantinya akan dimasukan ke
dalam neraca saldo.
Langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan data penyesuaian pada jurnal penyesuaian.
Kemudian setelah melakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian langkah berikutnya adalah
menyusun neraca lajur yang di dalamnya dihasilkan perhitungan neraca saldo disesuaikan, laba
rugi dan neraca. Kemudian setelah menyusun neraca lajur, langkah berikutnta adalah menyusun
laporan keuangan. Setelah menyusun laporan keuangan, langkah berikutnya adalah menyusun
penutupan buku. Penutupan buku adalah persiapan untuk memasuki periode akuntansi
berikutnya. Langkah berikutnya adalah pemostingan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke
dalam buku besar. Langkah terakhir setelah posting ke buku besar adalah pembuatan neraca
saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik.
Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan
yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa
hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban
yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau
keuntungan.
2. Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau neto (aktiva
yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan.
3. Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk menaksirkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Penyusunan laporan keuangan biasanya akan dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, neraca, dan laporan arus kas. Berikut penjelasan masing-masing laporan keuangan
tersebut:
2. Jenis laporan harus dituliskan, dalam hal ini jenis laporannya adalah laporan laba/rugi
4. Menyajikan atau menuliskan seluruh pendapatan dan beban secara rinci dan lengkap.
Penulisan beban diawali dari beban yang jumlahnya paling besar sampai yang terkecil, kecuali
untuk beban lain-lain dituliskan paling bawah.
Ada dua cara untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu dengan cara single step (bentuk
tunggal/langsung) dan multiple step (bentuk ganda/bertahap). Berikut akan dibahas bentuk
laporan keuangan single step:
3. Laba atau rugi, hasil yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
4. Pengambilan pribadi, uang yang diambil oleh pemilik untuk keperluan pribadi.
Catatan: laba bersih yang terdapat dalam laporan perubahan modal harus sama dengan jumlah
laba bersih yang ada pada laporan laba rugi.
Neraca
Neraca berisa tentang posisi harta, utang, dan modal perusahaan yang disusun dengan sistematis
dalam suatu periode akuntansi. Ada dua macam bentuk penyajian neraca, yaitu bentuk skontro
(horizonta) dan bentuk stafel (laporan). Berikut contoh penyajian neraca dalam bentuk skontro:
Keterangan:
Untuk penerimaan kas dari pelanggan diperoleh dari pendapatan yang diterima perusahaan
sebesar Rp. 4.000.000 yang dicatat di dalam jurnal umum, sedangkan saldo kas awal periode
diperoleh dari setoran awal pemilik perusahaan sebesar Rp. 5.000.000 yang dicatat dalam jurnal
umum. Bagi Anda yang kurang memahami tentang penyusunan jurnal umum,
Penjelasan Akuntansi Kas Beserta
Contohnya Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Kas adalah bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas,
uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat tukar yang memiliki dasar
pengukuran akuntansi. Manajemen kas yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal
yang bisa saja merugikan perusahan. Ini dikarenakan, kas adalah asset yang memiliki resiko
paling tinggi dan paling lancar (likuid). Jadi, pengertian dari kas adalah alat pembayaran yang
dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan umum atau operasional perusahaan.
Pengendalian kas:
1. Perencanaan untuk arus kas → Cash Budget
2. Pengendalian dari penerimaan kas
3. Pengendalian dari pengeluaran kas
4. Melakukan Rekonsiliasi bank
5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil
Perbedaan antara Jurnal Imprest Fund System dengan Jurnal Fluctuation Fund System
- Pengadaan Kas Kecil (metode imperest fund)
Petty cash xxxx
Cash in bank xxxx
REKONSILIASI SALDO KAS
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi
maka masingmasing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas
saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang
disimpan di bank di perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan
bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut
rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data
menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.
Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika
rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada
perbedaan yang dapat disebabkan oleh halhal sebagai berikut:
Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:
setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan oleh
perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan
uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran
bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut.
Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan
oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum
diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan,
seperti:
Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo
simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui hal itu pada saat menerima
rekening koran.
Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan
, kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran.
Kesalahan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh bank, misalnya cek untuk
membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp
129.000.000,00.
Berikut adalah ikhtisar tindakan dalam proses rekonsiliasi:
Transaksi sudah dicatat oleh salah satu pihak tetapi belum dicatat oleh pihak lain.
Adanya kesalahan oleh bank atau oleh perusahaan.
No. Item Keterangan Perlakuan
Penerimaan kas terlalu besar dicatat Saldo kas menurut
1. Saldo kas menurut perusahaan terlalu besar
oleh perusahaan perusahaan dikurangi
Penerimaan kas terlalu besar dicatat
2. Saldo kas menurut bank terlalu besar Saldo bank dikurangi
oleh bank
Pengeluaran kas terlalu besar dicatat Saldo kas menurut
3. Saldo kas menurut perusahaan terlalu kecil
oleh perusahaan perusahaan ditambah
Pengeluaran kas terlalu besar dicatat Saldo kas menurut rekening koran terlalu Saldo kas menurut RK
4.
oleh bank kecil ditambah
Debitur perusahaan menyetor ke Bank telah menambah saldo kas perusahaan, Saldo kas menurut
5.
rekening perusahaan di bank tetapi perusahaan belum mencatat perusahaan ditambah
1. ILUSTRASI AKUNTANSI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAN BANK
Berikut ini adalah daftar transaksi antara bank dan perusahaan selama bulan tertentu:
Perusahaan Bank
Salon Eliza didirikan dan Eliza setor uang
1. 1. Menerima setoran dari Eliza Rp 1.000
ke Bank Rp 1.000
Diterbitkan cek no. 1 untuk membayar
2. 2. Membayar cek no. 1
beban sewa Rp 100
Menerima pembayaran piutang Rp 500 dan
3. 3. Menerima setoran dari Salon Eliza Rp 500
langsung disetor ke bank
Diterbitkan cek no. 2 untuk membayar
4.
honor
5. 5. Menerima setoran dari Tn. A untuk Salon Eliza Rp 300
Akhir bulan bank memberi jasa giro Rp 50 dan membebani
6. 6.
Salon Eliza Rp 25 dan dibuat rekening koran.
Bank menerima setoran dari Salon Eliza Rp 1.500 (belum
7. Salon Eliza menyetor ke bank Rp 1.500 7.
masuk RK)
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan dan bank adalah sebagai berikut:
Perusahaan Bank
Kas di Bank 1.000 Kas 1.000
1. 1.
Modal Eliza 1.000 GiroSalon Eliza 1.000
Beban Sewa 100 GiroSalon Eliza 100
2. 2.
Kas di Bank 100 Kas 100
Kas di Bank 500 Kas 500
3. 3.
Piutang 500 GiroSalon Eliza 500
Biaya Honor 100
4. 4.
Kas di Bank 100
Kas 300
5. 5.
GiroSalon Eliza 300
Biaya bunga 50
GiroSalon Eliza 50
6. 6.
GiroSalon Eliza 25
Pendapatan adm 25
Kas di Bank 1.500 Kas 1.500
7. 7.
Pendapatan 1.500 GiroSalon Eliza 1.500
Buku besar Kas di Bank yang disusun oleh Eliza adalah sebagai berikut:
Kas di Bank
Tgl Uraian Debet Kredit Saldo D/K
2007
Des 1 Penyetoran 1.000 1.000 D
2 Cek No.1 100 900 D
10 Setoran 500 1.400 D
15 Cek No.2 100 1.300 D
31 Setoran 1.500 2.800 D
Buku besar GiroSalon Eliza dan rekening koran untuk Salon Eliza yang disusun oleh bank
adalah sebagai berikut:
Salon Eliza
Tgl Uraian Debet Kredit Saldo D/K
2007
Des 1 Penyetoran 1.000 1.000 K
2 Cek No.1 100 900 K
10 Setoran 500 1.400 K
15 Setoran Tn. A 300 1.700 K
31 Jasa Giro 50 1.750 K
Biaya Bank 25 1.725 K
1. ILUSTRASI REKONSILIASI
Rekonsiliasi dilakukan dengan melakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Transaksi yang dilaporkan di Rekening Koran sisi Kredit dibandingkan dengan
transaksi yang dicatat di Buku Besar Kas di Bank sisi Debet. Maka akan didapat
data sebagai berikut:
setoran Tn. A Rp 300 dan jasa giro Rp 50 belum dicatat oleh perusahaan, sehingga
harus ditambahkan ke saldo menurut perusahaan.
Perusahaan sudah mencatat setoran Rp 1.500 tetapi di Rekening Koran belum ada,
sehingga harus ditambahkan ke saldo bank sebagai setoran dalam perjalanan.
1. Transaksi di sisi Debit Rekening Koran dibandingkan dengan sisi Kredit akun "Kas di
Bank", maka akan menghasilkan:
Cek No. 2 sebesar Rp 200 belum tampak di Rekening Koran, sehingga cek tersebut
harus dikurangkan ke saldo menurut Rekening Koran.
Di Rekening Koran telah ada biaya bank Rp 25, sementara di akun "Kas di Bank"
belum ada, saldo menurut perusahaan harus dikurangi dengan biaya bank tersebut.
1. ILUSTRASI BENTUK REKONSILIASI
Hasil perbandingan di atas dituangkan sebagai berikut:
Salon Eliza
Rekonsiliasi Saldo Kas
Untuk Bulan Desember 2007
Saldo menurut Rekening Koran Rp1,725
Ditambah: Setoran dalam Perjalanan Rp1,500
Rp3,225
Dikurangi: Cek yang beredar Rp 100
Rp3,125
Saldo menurut Perusahaan Rp2,800
Ditambah: Setoran Tn. A Rp 300
Jasa Giro Rp 50
Rp3,150
Dikurangi: Biaya Bank Rp 25
Rp3,125
1. ILUSTRASI JURNAL UNTUK MENCATAT HASIL REKONSILIASI
Transaksi yang harus dijurnal adalah transaksi yang belum dicatat oleh perusahaan, yaitu:
1. DANA KAS KECIL
Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat
dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu:
1. Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu
rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo rekening ini
tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran kas kecil pengeluaran ini
tidak dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali
(replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti
bukti pengeluaran dari petugas kas kecil.
Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan
sistem ini pengeluaran ini tentu belum dicatat, maka pada akhir tahun dibuat
jurnal penyesuaian dengan mendebet biaya atau aset dan mengkredit rekening
"Kas Kecil". Selanjutnya pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian ini
dijurnal balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian kembali atas
pengeluaran tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain.
Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian
kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang
belum diisi kembali.
Supplies Kantor
200
Transportationin
Des 30 150
Biaya Lainlain
75
Kas
425
1. Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp
50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian
akuntansi sebagai berikut:
Tgl. Akun Debet Kredit
Biaya Lainlain
Des 31 50
Kas Kecil
50
1. Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal balik sebagai berikut:
Metode Saldo Berfluktuasi
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk
mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil.
Untuk membuat jurnal dianalisis dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil.
Pada hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan (2)
transaksi yang mengurangi Kas Kecil.
Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau replenishment.
Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau
pembelian harta tertentu.
Karena metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak
memberikan ilustrasi rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.
1. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah yang sama.
2. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang) atau sebaliknya dalam jumlah
yang sama.
3. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan ekuitas (modal) dalam jumlah yang sama.
4. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang) dan ekuitas (modal) dalam jumlah
yang sama. Pencatatan Transaksi Keuangan ke Dalam Persamaan Akuntansi
Transaksi keuangan akan mengakibatkan perubahan pada beberapa komponen persamaan akuntansi.
Perubahan tersebut setidaknya akan menyangkut dua komponen. Berikut penjelasan tentang pencatatan
transaksi dalam persamaan dasar akuntansi:
Tuan Victor pada tanggal 1 Januari 2013 mendirikan perusahaan jasa yang diberi nama PT. Victory Jaya.
Berikut uraian transaksi yang terjadi selama bulan tersebut:
1. Tanggal 1 Januari Tuan Victor menyetorkan sejumlah uang tunai sebagai modal usaha sebesar Rp.
7.500.000,00
2. Tanggal 5 Januari Tn. Victor meminjam sejumlah uang dari BRI untuk tambahan modalnya sebesar Rp.
5.500.000,00
3. Tanggal 6 Januari Tn. Victor membayar dengan uang tunai untuk sewa gedung sebesar Rp. 400.000,00
6. Tanggal 10 Januari menerima pendapatan jasa atas pekerjaan yang sudah diselesaikan sebesar Rp.
4.000.000,00
7. Tanggal 12 Januari perlengkapan menjadi berkurang karena dipakai sebanyak Rp. 1.500.000,00 8.
Tanggal 13 Januari dibayar gaji karyawan sebesar Rp. 200.000,00
9. Tanggal 15 Januari membayar beban angsuran pinjaman dari bank sebanyak Rp. 850.000,00 dan
beban bunga sebesar Rp. 74.300,00
10. Tanggal 28 Januari Tn. Victor mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 475.000,00
Penyelesaian:
Pada dasarnya soal persamaan dasar akuntansi di atas sangat mudah dipahami. Yang dibutuhkan
hanyalah ketelitian dan kejelian dalam mengerjakan soal. Semoga contoh di atas dapat memberikan
gambaran penyelesaian soal persamaan dasar akuntansi.
Sebelum kita masuk ke latihan soal persamaan dasar akuntansi kalian pasti sudah tau kan cara
menganalisis dokumen transaksi, kalau belum tau monggo dibaca dulu cara menganalisis atau
menverifikasi bukti transaksi atau sobat bisa lihat postingan sebelumnya mengenai Persamaan Dasar
Akuntansi disini juga dibahas secara lengkap mengenai cara-cara menganalisis dan menentukan akun-
akun yang terkait jadi pahami bener-bener yaa cara menganalisis bukti transaksi sebelum mempelajari
contoh-contoh dibawah ini. kalau sudah faham mari langsung ke contoh-contoh soal persamaan dasar
akuntansi dibawah ini.
1. Ahmad mendirikan bengel yang diberi nama ‘’Sido Makmur’’ dengan menyetor uang awal sebesar Rp.
800.000 . dan perlengkapan bengkel sebesar Rp. 200.000
a. Ahmad membeli perlengkapan bengkel secara tunai seharga Rp. 100.000.
b. Membeli peralatan bengkel secara kredit sebesar Rp. 200.000
c. Membeli perlengkapan bengkel sebesar Rp.300.000. baru dibayar Rp. 100.000. sisanya dibayar seminggu
lagi.
d. Mendapatkan pinjaman uang Rp. 500.000 dari bank Mandiri
e. Ahmad menerima pendapatan dari pelanggan atas jasa bengkel sebesar Rp. 200.000
f. Ahmad membayar sewa tempat sebesar Rp. 150.000
g. Membayar gaji karyawan bengkel sebesar Rp. 50.000
h. Diterima pendapatan atas jasa bengkel sebesar Rp. 100.000
i. Membayar utang pada transaksi c sebesar Rp 100.000
j. Membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 200.000
Diminta :
Buatlah persamaan dasar akuntansi dari transaksi transaksi diatas. ?
Jawab :
Persamaan dasar akuntansi
2. Siti pada tanggal 1 agustus 2015 mendirikan salon yang diberi nama ‘’Siti cantik’’ dengan
menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 500.000 . Selama bulan agustus terjadi transaksi-transaksi
sebagai berikut :
a. Siti membeli perlengkapan salon secara tunai dengan harga Rp. 400.000.
b. Mendapatkan pinjaman uang sebesar Rp. 800.000 dari bank BRI
c. Membeli peralatan salon secara kredit sebesar Rp. 300.000
d. Membeli perlengkapan salon sebesar Rp. 250.000. baru dibayar Rp. 100.000. sisanya dibayar seminggu
lagi.
e. Siti menerima pendapatan dari pelanggan atas jasa salonnya sebesar Rp. 250.000
f. Siti membayar sewa tempat sebesar Rp. 150.000
g. Membayar upah karyawan salon siti cantik sebesar Rp. 75.000
h. Diterima pendapatan atas jasa salon sebesar Rp. 150.000
i. Membayar utang pada transaksi d sebesar Rp 100.000
j. Membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 275.000
k. Siti mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000
Diminta
Jawab :
Persamaan Dasar Akuntansi
Sampai disini dulu sobat semoga bermanfaat. Jangan lupa komen yaa.....
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
Pelanggan
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
Masyarakat
Laporan keuangan adalah suatu catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan, institusi, atau
lembaga dalam suatu periode akuntansi yang dapat dijadikan acuan dalam menilai kinerja suatu
perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang baik biasanya meliputi:
Neraca disebut juga posisi keuangan, berarti neraca berguna untuk menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu (a moment of time). Biasanya tanggal tertentu
tersebut jatuh per 31 Desember. Posisi keuangan yang digambarkan adalah posisi harta, utang
dan modal.
Laporan arus kas menunjukkan adanya arus kas masuk dan arus kas keluar dari suatu
perusahaan. Laporan arus kas disajikan selama periode tertentu dan diklasifikasikan sesuai
dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling tepat dengan bisnis
perusahaan tersebut.
Tujuan analisa
Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan apabila telah
diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan analisa lebih lajut untuk
memperoleh data yang akan mendukung dalam pengambilan keputusan. Analisa laporan
keuangan dilakukan dengan melakukan penelaahan, mempelajari hubungan, serta tendensi atau
kecenderungan (trend) yang akan membantu dalam menentukan posisi keuangan perusahaan dan
hasil operasi perusahaan.
1. Likuiditas
2. Solvabilitas
Ini menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat
perusahaan dilikuidasi, baik dalam jangka pendek atau panjang. Istilah “solvabel” berarti
perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya ketika dilikuidasi. Sedangkan “insovabel”
berarti jumlah aktiva suatu perusahaan kurang dari atau lebih kecil dari jumlah hutangnya.
Penggunaan aktiva yang diperuntukan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu.
Untuk mengetahui rentabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba dengan
jumlah aktiva atau modal dalam suatu periode tertentu.
4. Stabilitas usaha
Menunjukkan kestabilan perusahaan dalam menjalankan usahanya, kestabilan ini dapat diukur
dengan:
- Kemampuan dalam membayar beban bunga yang timbul karena utang perusahaan dan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang tepat waktu.
- Kemampuan dalam membayarkan deviden tanpa adanya hambatan atau krisis keuangan
perusahaan.
Fungsi dari metode dan teknik analisa adalah untuk mengukur keterikatan atau hubungan akun-
akun yang ada pada laporan, hal ini membantu mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-
masing akun apabila diperbandingkan dengan:
Setiap metode dan teknik analisa mempunyai tujuan untuk menyederhanakan data sehingga lebih
mudah untuk dipahami.
Metode ini menggunakan metode perbandingan laporan keuangan dalam beberapa periode,
sehingga perkembangannya akan diketahui.
Metode ini akan menghasilkan analisa dalam satu periode saja dan tidak mengetahui
perkembangannya. Analisa ini akan memperbandingkan antar akun pada laporan keuangan, oleh
sebab itu yang akan diketahui hanya keadaan keuangan dan hasil operasi ketika periode itu saja.
Berikut beberapa teknik analisa yang digunakan dalam analisis laporan keuangan:
Analisa ini akan melakukan perbandingan laporan keuangan dalam dua periode atau lebih
dengan cara menunjukkan:
- Persentase total
Metode ini akan membantu dalam mengetahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Untuk mengetahui tentang kemajuan perusahaan dan tendensi posisi perusahaan yang dinyatakan
dalam bentuk persentase atau tren percentage analysis, apakah posisi tendensi tetap, naik atau
turun.
Digunakan untuk mengetahui sumber-sumber modal kerja, penggunaan dan perubahan modal
kerja pada periode tertentu.
Matode analisa ini membantu mengetahui dari mana sumber-sumber dan uang kas digunakan,
serta mengetahui perubahan dari jumlah uang kas pada periode tertentu.
6. Analisa Ratio
Dengan metode analisa ini akan mengetahui hubungan antara akun-akun tertentu pada neraca.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor perusahaan dari satu periode ke
periode berikutnya, atau perubahan laba kotor dalam periode tertentu dengan laba yang telah
dibudgetkan dalam periode tersebut.
Pengertian Laporan laba rugi adalah laporan yang dihasilkan pada satu periode buku yang menyajikan
seluruh pendapatan dan biaya perusahaan dan menghasilkan laba bersih atau rugi.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih
untuk periode tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan menyarankan perusahaan dalam menyajikan laporan atau catatan
keuangan agar di klasifikasikan berdasarkan sifat dan fungsi beban di perusahaan.
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya selama satu
periode akuntansi.
Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan)
Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi biaya
produknya.
2. Laba Operasi
Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi
dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis utamanya.
Laba sebelum pajak adalah jumlah laba yang diperoleh perusahaan sebelum pajak penghasilan.
4. Laba Bersih
Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan setelah
dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah
pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.
Laba rugi dibuat setelah neraca lajur (kertas kerja), mengapa demikian ? dikarenakan rujukan dalam
penyusunan laporan laba rugi berasal dari kolom laba rugi neraca saldo .
1. kemudian jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan
2. menuliskan tulisan di header dengan identitas perusahaan.
3. Laba atau rugi (selisih dari pendapatan dan total beban, apabila lebih besar pendapatan maka
diakui sebagai laba)
Tujuan Penyusunan Laporan Laba Rugi
Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan
diantaranya:
Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam unsure
operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian yang termasuk
kategori operasi.
Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor, selisih laba
kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih.
Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan biaya dan
beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan makan akan terlihat
perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.
Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari
penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan
saldo HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit
dalam penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan
potongan pembelian Rp 1.366.000.
Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang
Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini:
PD Zafira
Laporan Laba-Rugi
I. PENDAPATAN
Penjualan : Rp 381.500.000
Potongan Penjualan : (Rp 20.700.000)
Penjualan Bersih : Rp 360.800.000
Pendapatan Bungan : Rp 1.533.000 +
TOTAL PENDAPATAN.................................................................................................. Rp 362.333.000
Keterangan :
Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data
pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat
disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada
neraca lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog
akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda.
Cara membuat Laporan Arus Kas dengan
benar Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Mengapa sebuah entiti atau perusahaan harus menyusun laporan arus kas?Perusahaan menyusun
laporan arus kas, hal ini karena memiliki tujuan yaitu untuk menggambarkan kegiatan manajemen dalam
kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.Berdasarkan informasi dari ketiga kegiatan
tersebut maka dapat dilakukan prediksi arus kas perusahaan untuk masa mendatang atau periode-
periode selanjutnya.
Diketahui bahwa dalam salon zhafira terdapat beberapa data tambahan sebagai berikut :
a) Saldo kas salon zhafira pada awal periode 2014 sebagaimana yang tercantum dalam neraca awal
adalah sebesar Rp 2.394.000
b) Pendapatan jasa salon sebagaimana tercantum dalam laporan laba-rugi periode 2014 yaitu sebesar
7.405.000,, ternyata yang telah diterima perkas sampai dengan akhir periode hanya sebesar 4.206.000
sedangkan sisanya masih berupa piutang jasa.
c) Selama periode 2014 salon zhafira melakukan pengeluaran uang tunai untuk membayar 4 beban, yaitu
beban upah dan gaji sebesar 586.000, beban penerangan sebesar 535.000, beban pemeliharaan sebesar
412.500 dan beban umum sebesar 690.000.
d) Peralatan kantor yang dibeli dengan tunai selama periode 2014 yaitu sebesar 700.000 dan peralatan
salon sebesar 600.000
e) Setoran modal tambahan selama periode 2014 oleh zhafira sebesar 1000.000 dan pengambilan prive
850.000.
Berdasarkan kelima data tambahan di atas maka laporan arus kas yang disusun salon zhafira pada
periode 2014 dengan metode langsung adalah sebagai berikut :
Berdasarkan laporan arus kas di atas terlihat bahwa saldo kas akhir periode jumlahnya sama dengan
saldo kas yang disajikan dalam Laporan neraca atau balance sheet yang telah dibuat salon zhafira,hal ini
menunjukan bahwa kas antara neraca dengan laporan arus kas saling terkait, dengan kata lain jika saldo
akhir kas dalam laporan arus kas tidak sama dengan saldo kas yang ditampilkan di balance sheet (neraca)
maka ada kekeliruan dalam penyusunannya.Perlu ditegaskan pula, bahwa dalam laporan arus kas hanya
menyajikan arus kas yang keluar atau arus kas yang masuk,itulah sebabnya pendapatan jasa hanya
ditampilkan dalam arus kas sebesar 4.206.000, padahal dalam laporan laba-rugi pendapatan tercatat
7.405.000.
Mengapa yang ditampilkan dalam arus kas hanya 4.206.000?hal ini karena salon zhafira hanya menerima
kas masuk yang berasal dari pendapatan sebesar 4.206.000 sedangkan sisanya belum diterima secara
tunai atau masih menjadi piutang.Begitu juga dengan akun-akun lainnya seperti beban-beban, akun
beban yang ditampilkan dalam arus kas hanyalah akun beban yang telah dibayarkan secara tunai oleh
zhafira salon, sedangkan yang masih menjadi hutang atau belum dibayar tidak ditampilkan dalam
laporan arus kas.
Untuk memperjelas penjelasan di atas, berikut ini di ilustrasikan penyusunan laporan arus kas pada
suatu perusahaan dagang, silahkan dipahami dengan baik. PD Surya sakti merupaka suatu perusahaan
yang bergerak dalam perdagangan sepeda motor bekas. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun
2010. Berdasarkan Neraca tahun 2010 dan tahun 2011 ini berikut, buatlah laporan arus kas untuk
periode 31 desember 2011.
Berdasarkan neraca diperbandingkan seperti yang terlihat pada gambar di atas maka dapat dibuat
laporan arus kas, tahap pertama untuk menyusun laporan arus kas berdasarkan neraca diperbandingkan
adalah mencari perubahan terhadap pos-pos dalam neraca. Perubahan tersebut bisa naik (meningkat)
atau turun. Perubahan naik artinya dalam neraca tahun berjalan terjadi kenaikan saldo akun
dibandingkan neraca tahun sebelumnya sebaliknya perubahan menurun artinya terjadi penurunan saldo
akun dalam neraca tahun sekarang dibanding neraca tahun sebelumnya. Dari hasil perbandingan neraca
tahun 2010 dan tahun 2011 PD Surya sakti maka didapat perubahan-perubahan masing-masing akun
dalam neraca yang dilihat dalam gambar berikut ini:
Setelah dihitung perubahan saldo masing-masing akun dalam neraca diperbandingkan, maka laporan
arus kas PD Surya Sakti tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Laba bersih Rp 109.824.000, berasal dari perubahan kenaikan saldo modal dari tahun 2010 ke tahun
2011 sebesar Rp 93.574.000 ditambah saldo prive Rp16.250.000 (saldo prive dapat diketahui dari buku
jurnal saat terjadi transaksi)
2. Akumulasi penyusutan baik penyusutan gedung maupun penyusutan lainnya akan menambah laba
bersih hal ini karena dua alasan yaitu, alasan pertama bahwa Akumulasi penyusutan tidak mengurangi
kas tetapi hanya mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan misalya nilai gedung atau peralatan,
sedangkan dalam laporan arus kas hanya akan menyajikan hal-hal yang menambah atau mengurangi kas.
Nilai aktiva tersebut berkurang karena telah terpakai nilai ekonomisny. alasan kedua, ketika proses
perhitungan laba bersih beban penyustan baik penyusutan gedung maupun peralatan telah mengurangi
laba bersih sehingga untuk menghilangkan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan laba bersih
harus ditambahkan dengan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan.
3. Kenaikan utang menambah laba bersih, karena ketika perusahaan berhutang akan mendapat uang kas
yang bersumber dari utang tersebut. Sehingga apabila utang naik maka akan menambah kas
perusahaan.
4. Penurunan utang mengurangi laba bersih, karena ketika terjadi penurunan utang berarti telah terjadi
pelunasan utang yang menyebabkan kas berkurang.
5. Kenaikan Piutang mengurangi laba bersih karena saat terjadi piutang berarti terjadi penjualan sepeda
motor oleh PD Surya sakti tetapi PD Surya sakti tidak menerima kas hasil penjualan tersebut tetapi
terjadi piutang, padahal dalam perhitungan laba bersih saldo piutang telah menambah laba bersih dalam
bentuk penjualan, sehingga untuk menghilangkan saldo piutang tersebut dalam laporan arus kas piutang
mengurangi laba bersih.
6. Pembelian barang dagang sebesar Rp3.125.000, dapat diketahui dari adanya peningkatan persediaan
barang dagang atau dengan kata lain apabila persediaan barang dagang meningkat berarti telah terjadi
pembelian barang dagang.
7. Pembelian peralatan kantor sebesar Rp11.000.000 dapat diketahui dari adanya peningkatan saldo
peralatan kantor.
8. Pengambilan prive dapat diketahui dari jurnal umum saat terjadi transaksi prive.
Pada umumnya jurnal umum familiar dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada
prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis ke dalam jurnal umum
saja, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus dalam
mencatat bukti transaksi yang timbul dari transaksi keuangan yang dilakukannya, meski demikian
penggunaan jurnal umum juga diperlukan untuk mencatat bukti transaksi dari transaksi yang tidak bisa
dicatat dalam jurnal khusus
Perusahaan jasa melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang muncul dari transaksi keuangan
yang dilakukannya ke dalam buku jurnal umum dengan tujuan untuk melakukan pengidentifikasian,
melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan pengaruh ekonomi yang ditimbulkan dari berbagai jenis
transaksi keuangan yang terjadi terhadap keuangan perusahaan secara kronologis untuk memudahkan
proses posting atau pemindahan ke dalam suatu akun tertentu. Agar lebih dekat dalam mengenal jurnal
umum lihatlah format jurnal umum berikut ini:
Keterangan :
Dalam format jurnal umum di atas terlihat ada 6 kolom, yaitu kolom tangga, kolom nomor bukti, kolom
rekening atau keterangan, kolom referensi (ref), kolom debit dan kolom kredit.
Kolom tanggal diisi dengan waktu terjadinya transaksi keuangan, dalam menulis tanggal harus secara
urut sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom No bukti, diisi dengan memasukan no bukti dari bukti
transaksi keuangan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Kolom rekening atau
keterangan atau bisa juga di tulis kolom nama akun, dapat diisi dengan nama dari akun atau rekening
yang terkait dengan transaksi yang terjadi. KolomRerensi dalam jurnal umum, diisi dengan menuliskan
nomor akun atau kode akun yang sesuai dengan nama akun pada kolom keterangan atau kolom nama
akun, kolom ref ini hanya boleh diisi jika telah dilakukan proses posting ke buku besar, jadi jika belum
diposting ke buku besar biarkan saja kosong. Kolom Debit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di
debit sedangkan kolom kredit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di kredit
Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5 buah fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa ,
adapun kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut
Funsi analisis maksudnya adalah bahwa jurnal umum memiliki fungsi untuk melakukan penentuan
terhadap sebuah akun dan saldonya yang harus di debit atau harus dikredit
Fungsi Kedua yaitu Fungsi Pencatatan
Fungsi Pencatatan maksudnya adalah bahwa jurnal umum berguna untuk melakukan pencatatan segala
pengaruh yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bukti
transaksi keuangan yang ada.
Fungsi ketiga yaitu Fungsi Historis
Fungsi Historis maksudnya bahwa jurnal umum dalam melakukan pencatatan dilakukan secara
sistematis atau kronologis berdasarkan urutan terjadinya transaksi
Fungs Keempat yaitu Fungsi Instruktif
Fungsi instruktif maksudnya bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam
proses pempostingan ke buku besar
Fungsi kelima yaitu Fungsi Informatif
Fungsi Informatif maksudnya bahwa jurnal umum berperan dalam memberikan informasi untuk
melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.
1. Melakukan pengidentifikasian Bukti Transaksi keuangan yang muncul dari transasksi keuangan
yang dilakukan perusahaan, adapun contoh dari bukti transaksi keuangan antara lain , Faktur,
Memo, Kuitansi, dll
2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan
menggolongkannya dalam jenisnya apakah jenis Harta, atau Hutang, ataukah Modal dsb
3. Menetapkan Penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi,
akibat dari transaksi yang dilakukannya
4. Menetapkan untuk mendebit ataukah harus mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang
terjadi. jika anda masih binggung cara menentukan debit-kredit suatu akun, silahkan simak tips
mudah menentukan debet dan kredit dan baca juga tips menguasai saldo normal akun dengan
jari tangan
5. Mencatat transaksi kedalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang ditimbulkannya.
Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi
setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua
transaksi ke dalam akun masing-masing. Sebagai contoh, Tuan Victor meyetorkan uang untuk modal PT.
Victory. Dari kegiatan atau aktivitas ini akan berpengaruh pada dua akun yaitu akun kas (aktiva) dan
modal Tuan Victor (ekuitas).
1. Fungsi Historis
Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi.
2. Fungsi Mencatat
Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal.
3. Fungsi Analisis
Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-
akun yang terpengaruh beserta jumlahnya.
4. Fungsi Instruktif
Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal.
5. Fungsi Informatif
Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi
untuk dilakukan pencatatan.
Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya:
- Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih
suatu perkiraan.
- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.
- Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit.
- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama.
- Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang
tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.
Keterangan: 1 : Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap
halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan.
2 : Diisi nomor bukti transaksi
3 : Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai
dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan.
4 : Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar.
Kesimpulan
Pengertian Jurnal Umum secara singkat adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pengarus
yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan berdasarkan bukti transaksi
keuangan yang ada. Perusahaan harus membuat jurnal umum dalam proses akuntansinya karena jurnal
umum memiliki 5 fungsi pokok yaitu fungsi analisis, pencatatan, historis, instruktif, dan informatif. Dalam
membuat jurnal umum maka harus berpedoman pada 5 prinsip atau pedoman dasar agar jurnal umum
akurat dan teruji kebenarannya.
Setelah tahu apa itu perlengkapan, sekarang pertanyaan saya bagaimanakah pencatatan perlengkapan
secara tepat sesuai ilmu akuntansi? Jika anda sudah memahaminya maka silahkan memahami artikel
berikutnya tentang pencatatan beban dibayar dimuka, jika anda belum memahami pencatatan
perlengkapan maka silahkan pahami penjelasan berikut ini:
Sekarang saya harap saudara sudah paham cara menjurnal perlengkapan, sekarang saatnya memahami
penyesuaian untuk perlengkapan. Sebelum belajar menyusun jurnal penyesuaian khususnya jurnal
penyesuaian terkait perlengkapan, maka perlu dipahami dalam logika anda mengapa harus
menyesuaikan akun perlengkapan.
Akun perlengkapan harus disesuaiakan saldonya pada akhir periode akuntansi, hal ini karena dua alasan
utama, yang pertama apabila perlengkapan diakui sebagai harta saat pembelian maka seiring dilakukan
pemakaian perlengkapan tersebut maka beberapa bagian dari perlengkapan yang terpakai harus diakui
sebagai beban perlengkapan. Jadi jika pada 1 januari Zhafira salon mempunyai saldo perlengkapan
senilai Rp 300.000, seiring berjalannya usaha salon dalam bulan itu telah dipakai perlengkapan untuk
jasa pemeliharaan rambut pelanggannya sebesar 250.000 sehingga pada ahir periode bulan januari
diketahui perlengkapan (shampo) tersisa Rp 50.000. Maka berdasarkan informasi tersebut Zhafira salon
tidak dapat mengakui saldo perlengkapannya dalam laporan keuangan bulan januari sebesar Rp 300.000
tetapi saldo perlengkapan harus diakui sebesar Rp 50.000, hal ini karena perlengkapan yang terpakai
sebesar Rp 250.000 tidak lagi diakui sebagai perlengkapan melainnkan harus diakui sebagai beban
perlengkapan. Dengan demikian diperlukan suatu alat agar saldo perlengkapan dapat menunjukan saldo
perlengkapan yang sebenarnya yaitu Rp 50.000 bukan Rp 300.000, nah dalam akuntansi alat itu
dinamakan “jurnal penyesuaian”
Alasan yang kedua jika perlengkapan diakui sebagai beban perlengkapan ketika pembelian, maka
perlengkapan yang "belum terpakai" selama periode bersangkutan tidak boleh diakui sebagai beban
perlengkapan tetapi diakui sebagai perlengkapan.
Jadi sesuai ilustrasi Zhafira salon yang diketahui ketika tanggal 1 januari dibeli perlengkapan dan dicatat
dalam jurnal umum sebagai beban perlengkapan sebesar Rp 300.000.
Nah... saldo beban perlengkapan tidak boleh dilaporkan dalam laporan laba rugi sebesar Rp 300.000
tetapi harus dilaporkan sebesar Rp 250.000 hal ini karena yang benar-benar telah terpakai dalam bulan
januari sebesar Rp 250.000, sedangkan Rp 50.000 belum boleh diakui sebagai beban tapi harus diakui
sebagai perlengkapan karena belum dipakai. Jadi diperlukan jurnal penyesuaian agar pelaporan beban
perlengkapan dilaporkan dengan benar.
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih
untuk periode tersebut.
Standar Akuntansi Keuangan menyarankan perusahaan dalam menyajikan laporan atau catatan
keuangan agar di klasifikasikan berdasarkan sifat dan fungsi beban di perusahaan.
1. Laba Kotor
Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya selama satu
periode akuntansi.
Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan)
Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi biaya
produknya.
2. Laba Operasi
Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi
dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis utamanya.
4. Laba Bersih
Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan setelah
dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah
pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.
Laba rugi dibuat setelah neraca lajur (kertas kerja), mengapa demikian ? dikarenakan rujukan dalam
penyusunan laporan laba rugi berasal dari kolom laba rugi neraca saldo .
1. kemudian jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan
2. menuliskan tulisan di header dengan identitas perusahaan.
3. Laba atau rugi (selisih dari pendapatan dan total beban, apabila lebih besar pendapatan maka
diakui sebagai laba)
Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan
diantaranya:
Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam unsure
operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian yang termasuk
kategori operasi.
Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor, selisih laba
kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih.
Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan biaya dan
beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan makan akan terlihat
perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.
Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari
penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan
saldo HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit
dalam penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan
potongan pembelian Rp 1.366.000.
Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang
Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini:
PD Zafira
Laporan Laba-Rugi
I. PENDAPATAN
Penjualan : Rp 381.500.000
Potongan Penjualan : (Rp 20.700.000)
Penjualan Bersih : Rp 360.800.000
Pendapatan Bungan : Rp 1.533.000 +
Keterangan :
Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data
pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat
disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada
neraca lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog
akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda.
Kelebihan Anggaran
Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik.
Beberapa keuntungan tersebut adalah :
1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana
tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk
memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
2. Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap
tindakan yang dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada
pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.
3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk
menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.
4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer
mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi
sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.
5. Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka
memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.
Apa saja kelemahan Anggaran?
1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan
yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami
perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan
pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan
secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data dan informasi
yang diperoleh akurat.
3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan terutama
pada saat data dan informasi tidak lengkap /cukup
4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
Taktiktaktik mempengaruhi (Influence Tactics) adalah caracara yang biasanya digunakan
oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat,
atau bawahannya. Dengan mengetahui dan menggunakan hal ini, maka seseorang dapat
mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis dan Schmidt adalah peneliti yang pertama kali meneliti taktiktaktik yang biasa
digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat
ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang
dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger,
and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
– Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan buktibukti nyata agar orang lain tertarik.
– Dayatarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme
atau gairah pada orang lain.
– Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana
yang akan dilaksanakan.
– Mengucapkan katakata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan katakata yang membahagiakan.
– Dayatarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
– Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas
kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
– Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain
untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
– Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulangulang dalam meminta sesuatu.
– Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan
menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi
Sumber :
http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/definisikekuasaansumberkekuasaandan.html
http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertiandanpentingnyaactuating.html
http://alvinovianty.blogspot.com/2013/10/pengorganisasianactuatingdan.htm
Aktiva tetap akan mengalami penyusutan dari suatu periode ke periode berikutnya, jadi nilai kegunaan
dari aktiva tetap akan terus berkurang dari suatu periode ke periode berikutnya, kecuali tanah. Misalnya
adalah mesin yang dibeli untuk ektivitas operasi perusahaan seharga 12.000.000 dan setelah 6 tahun ke
depan nilai dari mesin tersebut mengalami penyusutan menjadi Rp. 7.000.000.
Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan
mengalami penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak akan berkurang, bahkan nilainya cenderung
bertambah atau semakin tinggi adalah tanah. Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari sebidang
tanah akan mengalami penambahan atau semakin tinggi.
Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai kegunaan dari aktiva tetap yang disebabkan
karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal juga dengan istilah depresiasi yaitu
pengalokasian aktiva tetap yang disebabkan adanya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi,
diantaranya metode metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode menurun berganda,
metode satuan jam kerja dan metode satuan hasil produksi.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai metode penyusutan aktiva tetap, sebaiknya Anda pahami
dulu beberapa istilah berikut ini:
2. Harga buku aktiva tetap (harga perolehan – akumulasi penyusutan aktiva tetap)
3. Nilai residu disebut juga dengan nilai sisa yaitu perkiraan nilai aktiva tetap setelah dipakai sesuai umur
ekonomisnya.
4. Umur ekonomis adalah batas waktu penggunaan barang atau perkiraan usia barang.
Beberapa istilah di atas akan mempermudah dalam memahami metode penyusunan aktiva tetap.
Berikut penjelasan dan pembahasan beeberapa jenis metode penyusutan aktiva tetap:
Istilah lain dari metode garis lurus adalah straigt line method, di dalam metode ini beban penyusutan
aktiva tetap pertahunnya akan sama sampai akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Rumusnya:
Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu
-----------------------------------
umur ekonomis
-----------------
umur ekonomis
Rumus:
Penyusutan = [2 x (100% : umur ekonomis)] x harga buku aktiva tetap.
Istilah dari metode ini adalah sum of the years digit method, besarnya penyusutan aktiva tetap
berdasarkan metode jumlah angka tahun mengalami penurunan jumlah tiap tahunnya.
Rumus:
Keterangannya:
- Sisa umur penggunaan diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka untuk tahun
pertama sisa umur penggunaan berjumlah 5 (lima), sedangkan tahun kedua berjumlah 4 (empat), dan
begitu seterusnya.
- Jumlah angka tahun diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka perhitungan jumlah
angka tahunnya 1+2+3+4+5=15
Istilah lainnya adalah Service Hours Method, penetapan beban penyusutan aktiva tetap dalam metode ini
di dasarkan pada jam kerja yang bisa dicapai dalam periode yang bersangkutan.
Rumus:
- Beban penyusutan per tahun = jam kerja yang dapat dicapai x tarif penyusutan tiap jam
- Tarif penyusutan per jam = (harga perolehan - nilai residu) / jumlah total jam kerja penggunaan aktiva
Istilah lainnya adalah Productive Output Method. Di dalam metode ini penetapan beban penyusutan
aktiva tetap didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan.
Rumus:
- Beban penyusutan per tahun= jumlah satuan produk yang dihasilkan x tarif penyusutan per produk
- Tarif penyusutan per satuan produk = (harga perolehan – nilai residu) / jumlah total produk yang
dihasilkan.
Penyusutan adalah proses pengurangan nilai aktiva tetap yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
akibat penggunaan aktiva tetap tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor
usia. Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung besarnya beban penyusutan adalah metode
garis lurus, metode menurun ganda, metode jumlah angka tahun, metode satuan jam kerja, dan metode
satuan hasil produksi.
Setelah perhitungan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah mencatat beban penyusutan aktiva
tetap. Proses pencatatan ini akan dilakukan di akhir periode akuntansi dengan dilengkapi bukti transaksi
berupa memo yang di dalamnya memuat adanya ayat jurnal penyesuaian yang menjelaskan adanya
penyusutan jumlah saldo periode tersebut.
Atau
Catatan:
Apapun metode dan jenis aktiva yang digunakan, yang paling penting adalah:
2. Apabila perusahaan menganggap perlu adanya perubahan atas metode penyusutan yang dipakai, ada
baiknya mencantumkan di dalam penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan
keuangan dan disertai dengan alasannya.
2) Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan untuk operasi perusahaan
pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000.
Hitunglah penyusutan tiap tahun dari penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!
3) Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari 2012. Mobil tersebut diperoleh
dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun. Hitunglah
penyusutan tiap tahun dengan metode menurun berganda!
4) Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun
ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit dengan perincian sebagai berikut:
tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000
unit. Hitunglah penyusutan perunit dan penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode
satuan unit produk!
5) Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000,umur ekonomis
empat tahun. selama 4 tahun mesin tersebut digunakan sebanyak 10.000 jam,sedangkan kegiatan untuk
tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam.
Hitunglah penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan jam kerja!
Pembahasan soal 1
Dalam soal 1 diketahui harga perolehan mobil Rp 85.000.000, Umur ekonomis 5 tahun, dan nilai residu
Rp 10.000.000.
Berdasarkan data tersebut dapat dicari besarnya penyusutan dengan metode garis lurus tiap tahun
dengan perhitungan sebagai berikut:
= (85.000.000 - 10.000.000) : 5
= Rp 15.000.000
Pembahasan soal 2
Dalam soal 2 dapat diketahui Harga perolehan mesin Rp 315.000.000, nilai residu Rp 15.000.000, dan
umur ekonomis 5 tahun.
Berdasarkan data tersebut besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode jumlah angka tahun dapat
dicari dengan perhitungan sebagai berikut:
Langkah pertama mencari jumlah angka tahun umur aktiva;
Setelah diketahui jumlah angka tahun selanjutnya dapat dicari penyusutan tiap tahun dengan rumus
berikut ini:
Pembahasan soal 3
Dalam soal 3 dapat diketahui bahwa Harga perolehan Rp 165.000.000, nilai ekonomis 5 tahun.
Berdasarkan data tersebut dapat dihitung besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode menurun
ganda dengan perhitungan sebagai berikut:
Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5 = 20%
Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan 2x dari persentase metode
garis lurus maka besarnya persentase penyusutan metode menurun berganda adalah 40%.
Langkah berikutnya adalah menentukan besarnya penyusutan tiap tahun dengan perhitungan sebagai
berikut:
Penyusutan = persentase penyusutan x Harga buku aktiva tetap
Note: Harga buku = Harga perolehan - Akumulasi penyusutan, Pada tahun 1 belum ada akumulasi
penyusutan karena mobil masih baru sehingga Harga buku aktiva = Harga perolehan.
Pembahasan soal 4
Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000
Jumlah total produk yang dapat dihasilkan oleh mesin tersebut selama umur ekonomis sejumlah 40.000
unit, dengan perincian tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan
tahun keempat 7000 unit.
Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mencari penyusutan mesin dari tiap unit produk yang
dihasilkan maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan yang diperlukan adalah sebagai
berikut:
= (12.500.000-780.000) : 40.000
= Rp 293
Penyusutan mesin per tahun dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun
Pembahasan soal 5
Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000
Jumlah total jam penggunaan mesin dalam operasional perusahaan selama umur ekonomis sejumlah
41.000 jam, dengan perincian tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam,
dan tahun keempat 1700 jam.
Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mencari penyusutan mesin dalam tiap jam penggunaan
mesin tersebut maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan penyusutan mesin dengan
metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut:
= (12.500.000-780.000) : 10.000
= Rp 1.172
Penyusutan mesin per tahun dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
Pada umumnya jurnal umum familiar dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada
prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis ke dalam jurnal umum
saja, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus dalam
mencatat bukti transaksi yang timbul dari transaksi keuangan yang dilakukannya, meski demikian
penggunaan jurnal umum juga diperlukan untuk mencatat bukti transaksi dari transaksi yang tidak bisa
dicatat dalam jurnal khusus
Perusahaan jasa melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang muncul dari transaksi keuangan
yang dilakukannya ke dalam buku jurnal umum dengan tujuan untuk melakukan pengidentifikasian,
melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan pengaruh ekonomi yang ditimbulkan dari berbagai jenis
transaksi keuangan yang terjadi terhadap keuangan perusahaan secara kronologis untuk memudahkan
proses posting atau pemindahan ke dalam suatu akun tertentu. Agar lebih dekat dalam mengenal jurnal
umum lihatlah format jurnal umum berikut ini:
Keterangan :
Dalam format jurnal umum di atas terlihat ada 6 kolom, yaitu kolom tangga, kolom nomor bukti, kolom
rekening atau keterangan, kolom referensi (ref), kolom debit dan kolom kredit.
Kolom tanggal diisi dengan waktu terjadinya transaksi keuangan, dalam menulis tanggal harus secara
urut sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom No bukti, diisi dengan memasukan no bukti dari bukti
transaksi keuangan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Kolom rekening atau
keterangan atau bisa juga di tulis kolom nama akun, dapat diisi dengan nama dari akun atau rekening
yang terkait dengan transaksi yang terjadi. KolomRerensi dalam jurnal umum, diisi dengan menuliskan
nomor akun atau kode akun yang sesuai dengan nama akun pada kolom keterangan atau kolom nama
akun, kolom ref ini hanya boleh diisi jika telah dilakukan proses posting ke buku besar, jadi jika belum
diposting ke buku besar biarkan saja kosong. Kolom Debit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di
debit sedangkan kolom kredit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di kredit
Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5 buah fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa ,
adapun kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut
Funsi analisis maksudnya adalah bahwa jurnal umum memiliki fungsi untuk melakukan penentuan
terhadap sebuah akun dan saldonya yang harus di debit atau harus dikredit
Fungsi Kedua yaitu Fungsi Pencatatan
Fungsi Pencatatan maksudnya adalah bahwa jurnal umum berguna untuk melakukan pencatatan segala
pengaruh yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bukti
transaksi keuangan yang ada.
Fungsi ketiga yaitu Fungsi Historis
Fungsi Historis maksudnya bahwa jurnal umum dalam melakukan pencatatan dilakukan secara
sistematis atau kronologis berdasarkan urutan terjadinya transaksi
Fungs Keempat yaitu Fungsi Instruktif
Fungsi instruktif maksudnya bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam
proses pempostingan ke buku besar
Fungsi kelima yaitu Fungsi Informatif
Fungsi Informatif maksudnya bahwa jurnal umum berperan dalam memberikan informasi untuk
melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.
1. Melakukan pengidentifikasian Bukti Transaksi keuangan yang muncul dari transasksi keuangan
yang dilakukan perusahaan, adapun contoh dari bukti transaksi keuangan antara lain , Faktur,
Memo, Kuitansi, dll
2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan
menggolongkannya dalam jenisnya apakah jenis Harta, atau Hutang, ataukah Modal dsb
3. Menetapkan Penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi,
akibat dari transaksi yang dilakukannya
4. Menetapkan untuk mendebit ataukah harus mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang
terjadi. jika anda masih binggung cara menentukan debit-kredit suatu akun, silahkan simak tips
mudah menentukan debet dan kredit dan baca juga tips menguasai saldo normal akun dengan
jari tangan
5. Mencatat transaksi kedalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang ditimbulkannya.
Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi
setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua
transaksi ke dalam akun masing-masing. Sebagai contoh, Tuan Victor meyetorkan uang untuk modal PT.
Victory. Dari kegiatan atau aktivitas ini akan berpengaruh pada dua akun yaitu akun kas (aktiva) dan
modal Tuan Victor (ekuitas).
Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi.
2. Fungsi Mencatat
Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal.
3. Fungsi Analisis
Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-
akun yang terpengaruh beserta jumlahnya.
4. Fungsi Instruktif
Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal.
5. Fungsi Informatif
Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi
untuk dilakukan pencatatan.
Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya:
- Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih
suatu perkiraan.
- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.
- Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit.
- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama.
- Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang
tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.
4 : Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar.
Kesimpulan
Pengertian Jurnal Umum secara singkat adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pengarus
yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan berdasarkan bukti transaksi
keuangan yang ada. Perusahaan harus membuat jurnal umum dalam proses akuntansinya karena jurnal
umum memiliki 5 fungsi pokok yaitu fungsi analisis, pencatatan, historis, instruktif, dan informatif. Dalam
membuat jurnal umum maka harus berpedoman pada 5 prinsip atau pedoman dasar agar jurnal umum
akurat dan teruji kebenarannya.
Pengertian laporan keuangan ialah Suatu informasi mengenai keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang digunakan untuk menggambarkan kinera suatu perusahaan.Umumnya laporan keungan
dikelompokkan menjadi 4 bagian yakni Laporan rugi/lugi (R/L), Neraca, Arus kas dan laporan perubahan
perubahan modal. Untuk Menyusun suatu laporan keuangan hendaknya kita harus mengerti step by step
misalkan dalam meng neraca, terlebih dahulu kita harus mengetahui dalam neraca terdari dari
beberapa pos dan informasi yang dibutuhkan untuk mengisi pos tersebut kita juga harus ketehui.
Laporan keuagan rugi laba/income statement terdiri dari pendapatan – beban- = laba bersih sebelum
pajak -pajak penghasilan = laba bersih atau net income
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, didalam perusahaan manufaktur atau industri terdapat
empat jenis laporan keuangan yang utama yaitu Laporan Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Sold),
laporan Laba/Rugi (Income Statement),laporan Perubahan Modal (Capital Statement) dan neraca
(Balance Sheet).Secara lebih detail macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur
dapat diuraikan berikut ini:
Laporan keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada
produk-produk yang terjual selama periode tertentu (biasanya selama satu tahun anggaran atau satu
periode akuntansi). Harga Pokok Produksi terdiri dari lima (5) bagian utama, yaitu :
Laporan laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu
periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi
biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau
hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas merupakan suatu daftar yang dicatat secara
sistematis, yang menjelaskan perubahan modal setelah perusahaan melakukan kegiatannya selama
periode tertentu. Modal akan bertambah jika laba bersih lebih besar dari pada pengambilan prive dan
modal akan berkurang jika laba bersih lebih kecil daripada pengambilan prive. Laporan perubahan modal
dalam badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan hal ini.
Laporan laba-rugi dapat disusun dalam bentuk single step (langsung) dan multiple step (bertahap).
Bentuk multiple Step (bertahap) adalah bentuk laporan rugi-laba di mana dilakukan beberapa
pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan
tertentu.
Pada bentuk laporan laba-rugi Single Step, beban operasi dan non-operasi tidak dibedakan didalam
laporan, melainkan disatukan dalam kategori beban didalam laporan laba rugi. Begitu juga dengan
pendapatan tidak dibedakan melainkan disatukan didalam kategori pendapatan didalam laporan laba
rugi. Hanya terdapat dua seksi didalam laporan yaitu seksi pendapatan dan seksi beban. Dalam bentuk
single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan
lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua
jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo
(sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa. Contoh Laporan laba-rugi perusahaan
manufaktur yang berbentuk perseroan dalam format multiple step adalah sebagai berikut:
Bentuk Laporan Perubahan Modal Perusahaan Manufaktur
Pada neraca bentuk skontro aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta
modal ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. Contoh bentuk
Skontro dapat dilihat berikut ini:
b)Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya
disajikan pos kewajiban dan pos modal.
Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Antara lain
mengenai kemampuan melihat peluang, kemampuan untuk menghadapi resiko, mengetahui bagaimana
cara menghadapi dan menyelesaikan kendala / masalah dalam bisnis, serta bagaimana cara agar mampu
menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menyelesaikan permasalahan konsumen. Untuk memulai usaha,
modal awal untuk memulai usaha memang merupakan hal utama yang harus dipikirkan. Namun selain
itu, tentu masih banyak hal lain yang tidak dapat terlepas dari bagian memiliki usaha.
Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun untuk mencapainya, tidak
harus menggunakan cara yang salah demi memenuhi target keuntungan perusahaan. Banyak pelaku
bisnis yang menerapkan prinsip mengutamakan kualitas produk maupun pelayanan kepada konsumen
dengan baik sehingga mendapatkan profit bisnis yang diharapkan.Untuk mendapatkan keuntungan,
tentu setidaknya jenis usaha tersebut tidak mengalami kerugian atau paling tidak minimal balik modal.
Sebelum menjalankan bisnis, memang diperlukan business plann yang baik, terutama strategi dalam
menjalankan usaha, serta menghadapi resiko untuk meningkatkan skala perusahaan menjadi cakupan
yang lebih besar (scale up).Untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang diharapkan, pelaku bisnis tentu
sudah mengetahui bagaimana cara untuk mencapainya berdasarkan business plan yang telah dibuat
sebelumnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memperhitungkan mengenai biaya produksi.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga menganggap
remeh dan tidak menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha. Namun sebaliknya,
biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang tepat dan kalkulasi yang akurat
ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya keuntungan bisnis yang diharapkan.
Berikut ini akan dibahas secara mendalam mengenai biaya produksi. Hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam perhitungan biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi, cara melakukan perhitungan
biaya produksi, serta ulasan-ulasan lainnya mengenai biaya produksi yang disertai contoh.
Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini
didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi.
Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit
adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya
yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal
Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya produksi. Diantaranya
adalah analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi.
Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara menambah Biaya Tetap /
Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli
semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan /
produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat
berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan cara biaya total
dibagi dengan jumlah produksi.
3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan cara membagi
Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.
4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan cara Biaya Total
dibagi dengan jumlah produksi.
5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi yang
digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.
Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan laporan biaya
produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :
1. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui
proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah
produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode.
2. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per
produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
overhead pabrik.
3. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok ketika
produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang
penempatan produk yang telah selesai diproduksi.
Dari kedua jenis pendekatan tersebut sebuah perusahaan dapat memilih salah satunya sesuai dengan
kebijakan perusahaan tersebut. Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang penyusunan jurnal
penyesuaian dengan pendekaan ikhtisar laba-rugi, sekarang akan dibahas Cara menyusun jurnal
penyesuaian dengan pendekatan HPP.
Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengenal istilah HPP, Dalam akuntansi HPP atau Harga
pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan perusahaan atau
dapat juga diartikan sebagai harga perolehan barang yang terjual.
Unsur-Unsur HPP antara lain Persediaan barang dagangan awal dan ahir, pembelian, beban angkut
pembelian, Retur pembelian, beban angkut pembelian, dan potongan pembelian. Ketika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan pendekatan HPP dalam penyusunan jurnal penyesuaian maka langkah
yang diambil adalah menjurnal unsur-unsur HPP tersebut dengan memindahkan kedalam akun Harga
pokok penjualan (HPP). Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
HPP...................Rpxxx
HPP .....................................................Rp xx
Pembelian........Rp xxx
Untuk memperjelas pemahaman tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP,
silahkan perhatikan ilustrasi berikut ini:
Data penyesuaian per 30 September 2012:
d. Telah dibayar sewa gudang pada bulan ini untuk 2 bulan (september da oktober 2012) sebesar Rp
500.000
Persediaan barang sebesar Rp 7.500.000 yang terdapat pada neraca saldo merupakan persediaan barang
awal. Pada ahir periode persediaan ini telah terjual dan menambah HPP sehingga harus dipindahkan ke
dalam akun harga pokok penjualan dengan cara mendebetnya sebesar jumlah yang sama. Ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:
HPP Rp 7.500.000
HPP Rp 24.950.000
Pembelian Rp 24.950.000
3. Retur Pembelian
Akun retur pembelian sebesar Rp 1.350.000 berada diposisi debet, karena akun retur pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagai berikut:
HPP Rp 1.350.000
4. Potongan Pembelian
Potongan pembelian sebesar Rp 276.000, Berada diposisi kredit, karena akun potongan pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:
HPP Rp 276.000
Akun persediaan ahir barang dagangan didebet, karena persediaan ini belum dicatat dalam neraca saldo,
akun ini juga akan mengurangi HPP sehingga dalam akun HPP dicatat disisi kredit. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:
HPP Rp 7.900.000
6. Penyusutan inventaris
Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi
perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akumulasi penyusutan inventaris
dengan jumlah yang sama.
Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah:
Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000.
7. Penyesuaian Perlengkapan
Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban,
bukan lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo
perlengkapan tersebut.
Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut:
Perlengkapan Rp 192.000
Beban sewa yang dibayarkan sebesar Rp 500.000, Namun beban sewa yang terjadi selama satu periode
bejalan (1 bulan) adalah sebesar Rp 250.000, Hal ini berarti Saldo beban sewa dibayar dimuka berkurang
sebesar jumlah saldo beban sewa yang telah terjadi, sehingga perlu dibuat penyesuaian.
Biaya iklan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut adalah Rp 20.000 karena belum
dibayar, sehingga terjadi utang iklan dengan jumlah yang sama.
Data penyesuaian pada akhir periode 2014 UD Fajri bulan desember menunjukan data penyesuaian
sebagai berikut:
1. Diketahui bahwa Persediaan barang dagangan dalam gudang pada akhir periode sebesar
8.500.000 rupiah
2. Peralatan yang dimiliki UD Fajri ditetapkan penyusutannya sebesar 10% dalam setiap tahunnya.
3. Perlengkapan UD Fajri dalam akhir periode 2014 yang telah digunakan sebesar 900.000 rupiah
4. UD Fajri pada bulan november 2014 telah membayar beban sewa gudang untuk 12 bulan
terhitung sejak bulan november 2014 hingga oktober 2015 sebesar 2400.000 rupiah.
5. Beban Iklan yang sampai dengan akhir periode 2014 belum dibayar oleh UD Fajri adalah sebesar
250.000 rupiah.
Berdasarkan data dalam neraca saldo dan data penyesuaian pada akhir periode 2014, maka disusun
jurnal penyesuaian tahun 2014 sebagai berikut:
Pembahasan dan Analisis jurnal penyesuaian Usaha dagang dengan
pendekatan HPP
b) Pembelian
Pembelian disesuaikan dengan cara memindahkan saldo pembelian ke akun HPP, akibat dari penjurnalan
ini maka saldo HPP Bertambah saldonya. Jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar.
c) Retur pembelian
Retur pembelian dijurnal dengan memindahkan saldo retur pembelian ke akun HPP, akibat dari
pemindahan ini maka saldo HPP berkurang sebesar retur pembelian yang terjadi. Jurnalnya sebagaimana
terlihat dalam gambar.
d) Potongan pembelian
Potongan pembelian dijurnal dengan memindahkan saldo potongan pembelian ke akun HPP, akibat dari
pemindahan ini maka saldo HPP berkurang senilai saldo potongan pembelian yang terjadi. Jurnalnya
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Jadi pada dasarnya dalam penyesuiana unsur-unsur dalam HPP yaitu mulai dari persediaan barang
dagang, unsur, pembelian, unsur, retur pembelian, unsur potongan pembelian, semuanya hanya
mentransfer atau memindahkan saldo-saldo unsur tersebut ke akun HPP sehingga setelah semua
dipindahkan akan diketahui saldo akhir dari HPP tersebut.
Dalam neraca saldo UD Fajri telah diketahui bahwa saldo peralatan sebesar Rp 3.500.000 dan dalam data
penyesuaian penyusutan peralatan ditentukan sebesar 10% sehingga penyusutan peralatan dalam 1
tahun dapat dihitung sebagai berikut:
10% x 3500.000 = 350.000 rupiah.
Pada neraca saldo diketahui bahwa saldo perlengkapan sebesar 1.500.000, dengan demikian dapat
diartikan bahwa UD Fajri dalam mencatat perlengkapan menerapkan pendekatan neraca atau
pendekatan harta dalam mencatat perlengkapan, sehingga jurnal penyesuaian yang harus disusun
adalah mendebit akun beban perlengkapan sebesar 900.000 dan mengkredit akun perlengkapan
900.000.
Perlengkapan dikredit karena telah terjadi pengurangan perlengkapan selama periode berjalan akibat
penggunaan perlengkapan tersebut.
Beban perlengkapan didebit karena perlengkapan yang telah digunakan diakui sebagai beban
perlengkapan, dengan demikian memunculkan atau menambah saldo beban, sesuai prosedur jika beban
bertambah maka harus didebit.
Sewa gudang yang dibayarkan pada bulan November 2014 diperuntukan untuk 12 bulan yaitu sejak
bulan november 2014 hingga bulan oktober 2015, dengan demikian UD Fajri sampai dengan akhir
periode 2014 harus mengakui beban sewa untuk 2 bulan yaitu november dan desember 2014 sebesar
Rp 400.000 dengan perhitungan 2/12 x 2400.000.
Dalam hal ini UD fajri menggunakan pendekatan laba-rugi untuk menyesuaikan beban sewa, hal ini
dapat diketahui dari data penyesuaiannya yang memberi tahu bahwa UD fajri telah “membayar beban
sewa”,
dengan demikian ketika pembayaran, UD Fajri mencatatnya dalam jurnal umum sebagai beban sewa
gudang bukan sebagai beban sewa gudang dibayar dimuka.
Adapun jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah seperti pada gambar. Dengan mengkredit beban
sewa sebesar 2.000.000 maka saldo beban sewa pada periode 2014 akan menampilkan saldo yang
sebenarnya yaitu 400.000 (ketika pencatatan telah tercatat beban sewa 2400.000 debit, lalu disesuaikan
beban sewa 2000.000 kredit sehingga saldo akhirnya beban sewa 400.000 debit)
Pembahasan dan analisis beban yang belum terbayar (utang beban iklan)
Beban iklan sebesar 250.000 belum terbayar hingga akhir periode tahun 2014 sehingga pada akhir
periode harus disesuaikan dengan mendebit beban iklan dan mengkredit utang iklan.
Beban iklan ditempatkan didebit karena dalam periode itu UD Fajri telah memakai jasa iklan sehingga
harus mengakui (memunculkan) akun beban iklan, sedangkan utang iklan ditempatkan kredit, karena
akun beban iklan belum dibayar oleh UD Fajri, sehingga harus diakui sebagai utang iklan pada periode
itu, dengan kata lain utang telah bertambah dan jika utang bertambah maka harus dikredit.
Oleh :
Ratna Irmayanti
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2014
BIAYA PRODUKSI
1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung untuk
menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen.
Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen
untuk menghasilkan suatu Produksi.
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang
untuk menghasilkan suatu barang / jasa. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian
tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang
sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi.
e. Uang modal, sewa.
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung, biaya-biaya
historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli ekonomi setiap sumberdaya
adalah pembayaran yang diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya
yang sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternative
kesempatan penggunaannya yang terbaik (walter,1991).
DAFTAR PUSTAKA
Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps
Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media
Edi, Sugiartonos. 2013. Akntansi-Biaya-Penggolongan-Biaya (online)
http://edisugiartonos.blogspot.com, diakses, 30 April 2014
Pendapatan diterima dimuka dikatakan belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan hal ini karena
secara umum pendapatan tersebut merupakan pendapatan untuk beberapa periode akuntansi baik
dua periode maupun lebih.Atau dengan kata lain ketika perusahaan menerima pendapatan
diterima dimuka dari peanggannya maka perusahaan telah menerima uang tetapi perusahaan
belum memberikan pelayanan jasa atau penyediaan barang dagang kepada pelanggannya secara
penuh dalam periode akuntansi tersebut.
Misalnya Pak Kusrin adalah seorang pengusaha yang menyediakan jasa kontrakan dan rumah
kos untuk disewakan kepada mahasiswa di sekitar universitas terkemuka di Indonesia. Ketika
bulan September 2013 Pak kusrin menerima uang pembayaran dari mahasiswa yang mengontrak
salah satu kontrakannya sebesar Rp 120.000.000 untuk satu tahun. Dari contoh ini maka dapat
diketahui bahwa pak kusrin telah menerima pendapatan diterima dimuka sebesar 120.000.000
juta untuk satu tahun dimulai dari september 2013 hingga agustus 2014. Namun uang yang
diterima pak kusrin sebesar 120 juta tersebut sampai dengan akhir periode yaitu 31 desember
2013 yang benar-benar menjadi pendapatan pak kusrin hanya sebesar 40.000.000, hal ini karena
mahasiswa yang mengontrak rumah tersebut baru menempati kontrakan selama 4 bulan yaitu
bulan september hingga desember 2013, sedangkan bulan januari sampai agustus 2014 belum
menjadi pendapatan karena belum dirasakan manfaat jasa kontrak rumah tersebut oleh
mahasiswa, sehingga tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi pak kusrin melainkan diakui
sebagai pendapatan diterima dimuka atau disebut juga hutang pendapatan.
Pendapatan diterima dimuka harus disesuaikan setiap ahir periode dengan dibuatkan jurnal
penyesuaian. Penyesuaian pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dicatat sebagai utang (pendekatan neraca) dan dicatat sebagai pendapatan (pendapatan laba-rugi).
Penggunaan salah satu pendekatan dalam penyesuaian tersebut didasarkan pada catatan pada
ketika melakukan pencatatan dalam jurnal umum. Untuk memudahkan pemahaman anda tentang
pendekatan neraca dan pendekatan laba-rugi dalam penyesuaian pendapatan diterima dimuka,
simaklah ilustrasi berikut:
Sebuah perusahaan menyewakan sebuah ruangan kepada konsumennya untuk jangka waktu 1
tahun dengan tarif sewa senilai 12.000.000 rupiah. Pada 1 Oktober 2012 perusahaan tersebut
menerima uang sewa dari konsumennya secara tunai untuk 1 tahun dari bulan oktober 2012
sampai bulan september 2014.
Berdasarkan ilustrasi ini, bantulah perusahaan tersebut mencatat pendapatan diterima dimuka
atas jasa sewa ruangan dari konsumennya tersebut untuk tahun 2013!
Nah untuk mencatat pendapatan diterima dimuka dapat dilakukan dengan dua pendekatan
sebagaimana sebutkan diatas. Silahkan pahami proses pencatatan pendapatan diterima dimuka
dengan kedua pendekatan tersebut dibawah ini:
Pengakuan/Pencatatan Pendapatan Yang Diterima Dimuka/Uang Muka Penjualan
(Prepaid Income) dalam Akuntansi Keuangan / Akuntansi Komersial adalah sebagai
berikut :
Pendapatan Yang diterima dimuka/ uang muka penjualan belum diakui sebagai
pendapatan perusahaan sehingga dicatat sebagai Kewajiban Jangka Pendek (Current
Liabilities) yang disajikan pada Laporan Neraca Perusahaan dalam posisi Pasiva.
Jurnal untuk mencatat transaksi Pendapatan Yang diterima dimuka adalah sebagai berikut
:
Misalkan Kantor Akuntan Publik Aditya menerima menerima uang muka atas Jasa Audit
Laporan Keuangan PT.Baja Jaya Abadi Tahun 2013 yang akan dilaksanakan pada mulai tanggal
22 Pebruari 2014 pada tanggal 25 Desember 2013 sebesar Rp.100.000.000,-.
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 100.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 100.000.0000
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka
atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Bank 100.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 100.000.0000
Jurnal untuk mencatat transaksi Uang Muka Penjualan adalah sebagai berikut :
Misalkan CV.Aditya Mobilindo menerima menerima uang muka penjualan Mobil Truck dari
PT.Gunung Timur sebesar Rp.50.000.000, pada tanggal 28 Desember 2013 untuk pembelian
Truck yang akan dilakukan dan dikirimkan pada tanggal 20 Januari 2013.
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 50.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.0000
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Bank 50.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.0000
Pengakuan/Pencatatan Pendapatan Yang Diterima Dimuka/Uang Muka Penjualan
(Prepaid Income) dalam Akuntansi Pajak adalah sebagai berikut :
Pendapatan Yang diterima dimuka / uang muka penjualan belum diakui sebagai
pendapatan perusahaan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak dan Pajak
Penghasilan (PPh) Terutang sehingga dicatat sebagai Kewajiban Jangka Pendek (Current
Liabilities) yang disajikan pada Laporan Neraca Perusahaan dalam posisi Pasiva.
Pendapatan Yang diterima dimuka/ uang muka penjualan sudah diakui sebagai Objek
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi Pengusaha Kena Pajak. Oleh karena itu atas
transaksi tersebut harus diterbitkan Faktur Pajak dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN
pada Masa Pajak terjadinya transaksi tersebut.
Jurnal untuk mencatat transaksi Pendapatan Yang diterima dimuka dalam Akuntansi
Pajak adalah sebagai berikut :
Apabila perusahaan yang menyerahkan Barang dan/atau Jasa atau yang menerima
penghasilan bukan Pengusaha Kena Pajak atau Barang dan/atau Jasa yang diserahkan
bukan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
Misalkan Hotel Asri (Bukan Pengusaha Kena Pajak) menerima menerima uang muka dari
PT.Radio Suara Indah sebesar Rp.30.000.000,. pada tanggal 28 Desember 2013 atas biaya
penyelenggaraan pertemuan di Hotel tersebut yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 Januari
s/d 20 Januari 2014.
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 30.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 30.000.0000
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka
atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Bank 30.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 30.000.0000
Apabila perusahaan yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
dan yang menerima penghasilan adalah Pengusaha Kena Pajak .
Misalkan PT.Motorindo Sukses Jaya menerima uang muka penjualan Mobil dari PT.Angin
Semangat Timur sebesar Rp.55.000.000, termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada
tanggal 23 Desember 2013 untuk pembelian Mobil yang akan dilakukan dan dikirimkan pada
tanggal 16 Januari 2014.
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 55.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.0000
PPN Penjualan 5.000.0000
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Bank 55.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.000
PPN Penjualan 5.000.000
Perhitungan PPN adalah sebagai berikut :
Harga Jual Termasuk PPN 55.000.000
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 50.000.000
(55.000.000 x 100/110
PPN 5.000.000
(50.000.000 x 10 %)
Atas PPN sebesar 5.000.000 merupakan Pajak Keluaran bagi PT.Motorindo Sukses
Artikel Yang Perlu Diketahui :
Kamus/IstilahIstilah Yang Digunakan Dalam Akuntansi
Referensi :
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Kamus Istilah Akuntansi (Dhanny R Cyssco)
UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
UndangUndang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM
Bila di jalan motor Anda mengalami macet atau mogok, maka Anda akan mencari jasa
bengkel untuk memperbaiki motor Anda. Jasa bengkel merupakan salah satu bentuk
perusahaan jasa. Produk yang diberikan oleh perusahaan jasa tidak dapat secara nyata
dipegang atau di bawa pulang, namun produk perusahaan jasa adalah pelayanan yang
dapat Anda rasakan manfaatnya, dapt dinikmati, dan Anda dapat merasakan adanya
kepuasan dari pelayaan tersebut.
Pengertian dan Ciri Perusahaan Jasa
Pengertian perusahaan secara ekonomis, merupakan suatu lembaga atau perkumpulan
dari beberapa orang (selaku pendiri) yang melakukan kegiatan bersifat ekonomi dan
sosial pada suatu masyarakat dengan tujuan memperoleh laba. Jadi, perusahaan jasa
adalah suatu usaha atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa.
Ciri-ciri perusahaan jasa, yaitu:
1) Usahanya terus menerus;
2) Secara terang-terangan (mempunyai ijin usaha); dan
3) Yang dihasilkan berupa jasa.
Perusahaan jasa, contohnya: akuntansi publik, servis atau reparasi sepeda motor, salon
kecantikan, dan sebagainya.
Transaksi keuangan perusahaan jasa, meliputi:
a) Investasi pemilik berupa setoran uang maupun barang habis pakai atau aktiva lainnya;
b) Membeli aktiva tetap;
c) Menerima pinjaman dan membayar utang;
d) Menerima pelunasan piutang;
e) Menggunakan aktiva yang ada; dan
f) Membuat laporan pertanggungjawaban.
Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus demi kelangsungan usaha
dengan tujuan mencari laba. Proses akuntansi berperan pada kegiatan ini, mulai
terjadinya transaksi, mencatatnya, melaporkan, menganalisa sampai dengan meramalkan
kegiatan mendatang.
Berikut ada beberapa contoh bentuk perusahaan jasa beserta dengan produknya:
Nama Perusahaan Produk
Garuda Indonesia Jasa transportasi udara (perhubungan)
Bank Mandiri, Danamon, BRI, BNI, dll Jasa perbankan
Telkom Jasa komunikasi
Lembaga Bantuan Hukum Jasa advokasi
Berdasarkan penjelasan di atas, tentunya Anda sudah dapat mengetahui ciri dari
perusahaan jas. Perusahaan jasa memperoleh laba dengan menjual jasa. Jasa merupakan
produk yang tidak dapat terlihat, tapi dapat dirasakan manfaatnya. Semisal, jasa dokter,
jasa pengetikan, jasa ojek, jasa pengiriman paket dan jasa penitipan anak.
Untuk mengetahui apakah perusahaan jasa mengalami laba atau rugi, perlu melakukan
proses siklus akuntansi dengan baik dan benar. Berikut gambaran secara umum siklus
akuntansi, baik perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya. Transaksi => Pencatatan
=> Pengikhtisaran => Pelaporan
Bukti Pencatatan
Bukti pencatatan atau bukti transaksi berfungsi sebagai dasar untuk mencatat segala
akitivitas transaksi keuangan ke dalam buku perusahaan. Setiap terjadi transaksi
keuangan harus disertai dengan bukti transaksi. Berikut beberapa contoh bukti-bukti
pencatatan transaksi:
1. Faktur
Faktur merupakan bukti transaksi keuangan yang dilakukan secara kredit. Penjual atau
produsen akan mengirimkan bukti faktur kepada pembeli atau pelanggan dengan merinci
harga, dan jumlah total yang harus dibayar dari produk yang dibelinya. Biasanya faktur
akan dikirimkan setelah barang terkirim. Berikut contoh faktur:
2. Kuitansi
Kuitansi berfungsi sebagai bukti bahwa produsen atau penjual sudah menerima
pembayaran uang.
3. Nota Debit dan Nota Kredit
Nota debit adalah bukti transaksi yang menjelaskan bahwa telah terjadi penambahan atas
hasil transaksi sebelumnya. Untuk nota kredit menjelaskan sebaliknya, bahwa telah
terjadi pengurangan atas hasil transaksi sebelumnya.
Contoh nota debit
Contoh nota kredit
Dengan adanya transaksi akan berpengaruh pada persamaan dasar akuntansi, baik
berpengaruh terhadap aktiva, kewajiban dan modal. Walaupun terjadi perubahan, tapi
keseimbangan persamaan akuntansi masih terjaga (jumlah aktiva sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas). Ini adalah pencatatan transaksi dengan sistem pembukuan
berpasangan. Hal ini mengartikan bahwa setiap transaksi akan dilakukan pencatatan pada
dua sisi yang berbeda, yaitu sisi debit dan kredit pada akun-akun yang terpengaruh.
Dasar pemikiran dari persamaan dasar akuntansi adalah aktiva sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas. Jadi, jika aktiva bertambah akan diikuti dengan bertambahnya debit
dan begitu juga sebaliknya. Sisi debit tidak selalu terjadi penambahan, tapi bisa saja
terjadi pengurangan. Sama halnya dengan sisi kredit bisa terjadi penambahan atau
pengurangan.
Sebagai contoh:
Pada tanggal 8 Februari Tuan Victor menginvestasikan uang sebanyak Rp. 10.000.000
dan satu buah kendaraan dengan harga Rp. 20.000.000 untuk mendirikan sebuah
perusahaan jasa bengkel dengan nomor bukti 001. Berikut analisa dari transaksi tersebut:
- Transaksi tersebut mempengaruhi akun kas (aktiva), kendaraan (aktiva) dan modal Tn.
Victor (ekuitas).
- Ketiga akun kas, kendaraan, dan modal Tn. Victor menjadi bertambah
- Kas bertambah di catat di sisi debet, kendaraan bertambah dicatat di sisi debet, dan
modal bertambah dicatat di sisi kredit.
- Kas dicatat sebesar Rp. 10.000.000,- kendaraan sebesar Rp. 20.000.000 dan modal Tuan
Victor sebesar Rp. 30.000.000,-
Jenis - Jenis Anggaran , Syarat Dan Sifat
Anggaran Perusahaan
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh
kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh
karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran
yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda baik dari segi isi,
bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh oleh beragamnya
jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui bagaimana
penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam
memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran
operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical
budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau
kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri
atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).
A. Anggaran
Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha
sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya
dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode yang
dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.
B. Jenis-Jenis Anggaran
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan akan
dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya anggaran
penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut
untuk masing-masing daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran
penjualan yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan
perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang
dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan
mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk
perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran
penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua,
regresi, dan lain-lain.
2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk
masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan.
Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan
perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun.
Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola
produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan,
maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan
dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut
memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga
macam:
a. Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif
sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan
yang lain.
b. Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
c. Pola produksi moderat
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami
perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada.
Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah
produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan
pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
3. Anggaran Bahan Baku
Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun pula.
Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah
mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data
anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka
akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah
itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli.
Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan
bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara
persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan
tersebut.
Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka
besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi
dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya.
Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan
dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan baku
untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat
menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan
cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan
cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit
produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi
dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang
cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya.
Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit
produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk
sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk
memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya
penerimaan mereka.
6. Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai
persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada
terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang
jadi.
9. Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas
masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau
kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
10. Anggaran Rugi-Laba
Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti penjualan,
harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan keuangan diringkas dalam
laporan laba-rugi dianggarkan.
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas.
Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan
tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai
macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda
baik dari segi isi, bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh
oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui
bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam
memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran
operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical
budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau
kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri
atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).
Syarat Sifat Anggaran Perusahaan
Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan
beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut :
1. Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
2. Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan
yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan
lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana
diperlukan.
3. Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu
usaha yang insidentil.
Selanjutnya Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi Aset
sebagai berikut:
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan
datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset
jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada
perusahaan.
Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokan
sebagai berikut :
· Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian
dan peternakan.
· Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa
diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan
lain-lain.
· Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan
dan lain-lain.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat dianggap sebagai aset
apabila di masa depan dapat memberikan manfaat ekonomi atau net cash inflow bagi perusahaan.
Klasifikasi aktiva tetap secara umum terdiri atas:
Adalah aktiva – kativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva
yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
atau
Aktiva atau aset adalah harta atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang
berfungsi dalam operasi perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di
masa depan. Macam-macam aktiva diantaranya kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap,
aktiva tak berwujud, investasi jangka panjang, dll.
Sedangkan definisi aktiva tetap menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) tahun
1985 yaitu “asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di
masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam – macam
bentuk seperti tanah, bangunan, mesin – mesin dapat alat – alat, kendaraan, mebel dan lain –
lain. Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan
pengelompokan sebagai berikut :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian
dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias
diganti dengan aktiva yang sejenis
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis
Ini adalah beberapa pengertian aktiva tetap dari para ahli, sebagai berikut:
Menurut IAI melalui PSAK No.16 (Revisi 2011) mengemukakan pengertian aktiva tetap
sebagai berikut:
“Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.”
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Haryono Yusuf dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi
Keuangan”, bahwa “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi
perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.
(2001:153)
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Zaki Baridwan (2000;22) : “Aktiva Tetap adalah aktiva-
aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung, mesin dan
alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain.”
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Slamet Sugiri (2009;137) Aset tetap adalah aset berwujud
yang :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk
direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001:154) aktiva
tetap adalah “Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan
memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak
dimaksudkan untuk dijual.”
Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar
Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
“Aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk
fisik, digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.”
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset)
Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah barang-barang atau peralatan yang dimiliki perusahaan
untuk digunakan dalam aktivitas operasi perusahaan dan masa kegunaannya relatif permanen.
Adapun untuk aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya terbatas harus di depresiasi sesuai
masa kegunaannya dan penyajian pada neraca sebesar nilai bukunya, nilai buku diperoleh dari
harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasinya. Contoh dari aktiva tetap ini adalah mesin,
bangunan, kendaraan, dll. Sedangkan untuk aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya tidak
terbatas akan disajikan di dalam neraca sebesar dari harga perolehannya. Contoh dari aktiva ini
adalah tanah yang digunakan untuk aktivitas perusahaan, pertanian, dan peternakan.
1. Tanah
Tanah yang dimanfaatkan untuk aktivitas atau operasional perusahaan akan dicatat pada rekening
tanah. Tanah tersebut akan dicatat dalam rekening investasi jangka panjang apabila tanah
tersebut tidak digunakan untuk usaha perusahaan. Berikut beberapa elemen harga perolehan
tanah:
a. Harga beli
b. Biaya penelitian tanah
c. Komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Biaya untuk merobohkan bangunan lama
f. Iuran-iuran atau pajak tanah
Tujuan Akuntansi
Untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para
manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham,
kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan
pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan.
Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses
dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan
suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran
dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan
akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di
dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai
keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.
Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan
modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan
akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau
jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat
bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Profesi dan Bidang-Bidang Akuntansi
Lengkap Materi Akuntansi
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Profesi & Bidang Akuntasi ~ Apakan yang dimaksud dengan akuntan? Apakah semua yang
berhubungan dengan akuntansi disebut akuntan? Dengan berkembangnya jumlah, jenis, dan
kompleksnya kegiatan perusahaan serta sistem perpajakan baru yang ditentukan pemerintah,
makah bidang akuntansi juga berkembang pesat mengarah ke profesi. Apa saja kah profesi-
profesi dan bidang-bidang dalam akuntansi? Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan
mencoba membahasnya di sini.
A. Profesi Akuntansi
Akuntan adlah suatu profesi di bidang akuntansi yang dapat disejajarkan dengan dokter, ahli
hukum, insinyur, notaris dan sebagainya. Profesi akuntan dibedakan atas beberapa macam, di
antaranya adalah akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik.
1. Akuntan Publik
Akuntansi publik atau akuntasi ekstern adalah akuntan yang menyediakan jasa-jasa untuk
kepentingan perusahaan yang membutuhkan dengan menerima pembayaran sebagai
imbalan jasa. Jasa-jasa yang diberikan akuntan publik kepada perusahaan,
2. Akuntansi Intern
Akuntan perusahaan (intern) adalah akuntan yang bekerja di suatu perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap masalah akuntansi di perusahaan tersebut. Ruang lingkup
tugas dari akuntan perusahaan
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah dan
bertugas mengendalikan, dan memeriksa penggunaan keuangan atau kekayaan negara
dan membuat laporan hasil pemeriksaan. Akuntan pemerintah umumnya bekerja di
Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). Tugas akuntansi pemerintah antara lain:
4. Akuntansi Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang memiliki tugas utama mengajarkan dan
mengembangkan akuntansi, misalnya dosen dan guru mata pelajaran akuntansi. Untuk
mendapatkan gelar akuntan, maka sarjana ekonomi jurusan akuntansi haru menempuh
program pendidikan profesi akuntansi (PPAk).
B. Bidang-bidan Akuntansi
Ilmu akuntansi memiliki ruang lingkup yang sangat luas sehingga timbullah bidang-bidang
khusus dalam akuntansi, sebagai berikut.
1. Akuntansi Keuangan
2. Akuntansi Biaya
3. Akuntansi Anggaran
4. Auditing/Akuntansi Pemeriksaan
Auditing adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri pada pemeriksaan catatan-
catatan akuntansi secara bebas (independen). Pelaksananya disebut auditor. Auditor harus
bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi kepentingan pihak-pihak tertentu. Auditor akan
memeriksa apakah pencatatan transaksi telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang berlaku. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor berpatokan pada standar
auditing yang berlaku.
5. Akuntansi Manajemen
6. Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah bidang akuntansi yang bertugas melakukan penyiapan data
yang digunakan untuk perhitungan pajak. Sehingga pajak yang dibayar perusahaan sesuai
dengan peraturan pemerintah. Agar dapat bekerja dengan baik, seorang akuntan pajak
harus memahami berbagai peraturan, baik yang berupa undang-undang maupun
ketentuan lain tentang perpajakan.
7. Akuntansi Pemerintahan
9. Akuntansi Pendidikan
Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhanakan menjadi dua
kelompok yang disebut akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
1. Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan untuk kepentingan pihak luar.
2. Auntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi
untuk kepentingan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan dalam manajemen dalam
banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Informasi yang
diperlukan oleh pihak manajemen bersifat sangat mendalam dan diperlukan untuk
pengambilan berbagai keputusan manajemen dan biasanya tidak dipublikasikan kepada
umum.
Semoga penjelasan mengenai Profesi dan Bidang-bidang Akuntasi di atas bisa menambah
wawasan sobat sekalian dan tentunya bermanfaat.