Você está na página 1de 130

Artikel Pengantar Akuntansi Dasar Secara

Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Akuntan Dasar – Secara sederhana akuntansi ialah ilmu yang mempelajari aktivitas arus
keuangan keluar masuk. Dalam arti luas akuntansi alah proses kegiatan (jasa) yang bertugas
untuk mengolah data-data keuangan kemudian diolah menjadi sebuah informasi akurat yang
berguna untuk pihak-pihak yang membutuhkannya misalkan bagian manajemen untuk dasar
pengambilan kebijakan finansial.
Jadi, intinya akuntansi adalah ilmu yang digunakan untuk mengolah data keuangan. Dalam
proses pengolahan ini terjadi berbagai macam proses akuntansi seperti pengumpulan data (nota)
keuangan keluar-masuk, pengelompokan, sehingga diharapkan menjadi sebuah informasi yang
berharga dalam pengambilan keputusan. Lalu siapa saja yang membutuhkan informasi dari
bagian akuntansi ?

Pihak-pihak yang Butuh Informasi Keuangan Akuntansi

1. Pihak Internal
Yang pertama adalah pihak internal dari instansi/perusahaan itu sendiri. Pihak internal yang
dimaksud ialah bagian manajemen perusahaan. Manajemen sangat membutuhkan informasi
keuangan dari pihak akuntansi untuk mengetahui kesehatan finansial perusahaan sehingga ia
dapat menetapkan kebijakan yang tepat untuk kedepannya.
Kedua bisa saja karyawan, hal ini sebagai maksud bahwa informasi keuangan / financial report
digunakan sebagai dasar perusahaan untuk memberikan besaran gaji, bonus, fasilitas ataupun
yang lainnya. Sehingga karyawan dapat memutuskan untuk tetap bekerja ataupun resign dari
perusahaannya.

2. Pihak Eksternal
Selain pihak internal, financial report juga dibutuhkan oleh pihak-pihak luar perusahaan yang
terkait. Karena tidak hanya peran internal saja perusahaan bisa bertahan. Berikut ini pihak-pihak
eksternal perusahaan yang membutuhkan laporan keuangan :
1. Pemilik Perusahaan. Biasanya pemilik perusahaan tinggal menerima laporan saja dari
pihak internal perusahaan. Hal ini dijadikan dasar sang owner untuk mengetahui
kesehatan perusahaannya (keuangan) sebagai dasar penilaian manajemen perusahaan.
2. Bank/Kreditur. Tidak sedikit perusahaan yang bertahan dengan dana talangan dari bank
atau kreditur. Karena itulah, bank / kreditur berhak tau akan kesehatan keuangan
perusahaan karena mereka juga memberikan kontribusi kepada perusahaan. Selain itu
financial report juga diperlukan bank sebagai dasar untuk menilai tingkat kesanggupan
debitur/peminjam dalam mengembalikan utang.
3. Investor, financial report dijadikan dasar utama seorang investor untuk tetap berinvestasi
atau tidak. Jika laporan keuangannya bagus maka perusahaan itu termasuk profitable
untuk disuntik dana investasi.
4. Pemerintah, terakhir adalah pemerintah. Laporan keuangan ini diperlukan pemerintah
untuk menentukan seberapa besar pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan, serta
kemampuan perusahaan untuk menggaji karyawannya minimal sebesar UMR yang telah
ditetapkan serta memberikan hak-hak dan fasilitas-fasilitas untuk karyawan yang telah
diatur dalam undang-undang.
5. Pihak-pihak Lain yang Membutuhkan

Pihak-pihak lain misalnya adalah mahasiswa/pelajar yang membutuhkan informasi keuangan


perusahaan untuk penyusunan skripsi, Lembaga Sosial yang digunakan sebagai dasar pengajuan
donasi, calon pencari kerja, dll.

3. Pihak-pihak lain
Pihak-pihak lainnya diantaranya mahasiswa yang membutuhkan informasi keuangan suatu
perusahaan untuk menyusun skripsi, lembaga sosial sebagai dasar untuk menentukan suatu
perusahaan yang akan dimintai untuk memberikan sumbangan atau donatur, dan calon relasi
kerja untuk memutuskan apakah jadi bekerjasama atau tidak.

Mengenal Laporan Keuangan


Pada dasarnya informasi keuangan terdiri dari dua komponen pokok, yaitu laporan keuangan dan
informasi keuangan lainnya, berikut penjelasan dalam gambar:
Laporan keuangan (accounting statements) adalah hasil yang diperoleh dari proses akuntansi
keuangan yang bermanfaat dalam memberikan informasi keuangan bagi pihak intern dan ekstern
suatu perusahaan. Laporan keuangan juga sebagai penghubung antara data keuangan (aktivitas
perusahaan) dengan pihak yang berkepentingan.

Berikut beberapa daftar laporan keuangan:


1. Neraca (Balance Sheet)
Adalah suatu daftar laporan yang sistematis yang berisi ringkasan aktiva (assets),
utang/kewajiban (liabilities), dan modal (equity) dari suatu perusahaan yang ditutup pada tanggal
terakhir periode akuntansi.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Adalah laporan yang menunjukkan ringkasan penghasilan (pendapatan), biaya, rugi dan laba
yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Adalah laporan yang berhubungan dengan aliran kas masuk dan keluar dari suatu perusahaan
dalam periode tertentu.
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan ini bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan, seperti tambahan informasi
dalam neraca perhitungan laba rugi yang tidak bisa ditunjukan secara jelas, gunakanlah tanda
kurung untuk menjelaskan secara langsung dalam laporan.

Penyusunan Laporan Keuangan


Siklus akuntansi adalah sebuah proses untuk menyediakan laporan keuangan suatu perusahaan
dalam periode waktu tertentu. Siklus ini menjelaskan dari awal terjadinya transaksi hingga
proses penyajian laporan keuangan pada akhir periode akuntansi. Ada yang juga yang
mengartikan bahwa siklus akuntansi adalah tahapan urutan transaksi serta proses peristiwa
aktivitas akuntansi dari awal periode sampai akhir periode dengan tidak terputus, dalam artian
berputar (siklus). Tahapan siklus akuntansi terdiri dari:
- Tahap pencatatan, mulai dari pencatatan awal dokumen transaksi, pencatatan jurnal,
pemindahan akun ke buku besar, dan pencatatan dalam neraca saldo.
- Tahap pengikhtisaran, mulai dari pengikhtisaran dalam jurnal penyesuaian, jurnal pembalik dan
neraca lajur.
- Tahap pelaporan, terdiri dari laporan keuangan, jurnal penutup, dan NSSD (Neraca Saldo
Setelah Penutupan)
Berikut penjelasan siklus akuntansi dalam gambar:

Keterangan Gambar:
Langkah pertama proses akuntansi adalah melakukan survei untuk transaksi keuangan. Survei
dilakukan terhadap bukti transaksi keuangan, diantaranya nota, memo, cek, bon, dll. Setelah
melakukan survei kemudian melakukan perencanaan untuk menganalisa bukti transaksi.
Langkah selanjutnya setelah melakukan analisa bukti transaksi adalah pencatatan transaksi dalam
buku jurnal, dilanjutkan dengan pengelompokan transaksi keuangan pada buku besar
(pemostingan), semua transaksi yang sudah dikelompokan akan dijumlah di dalam buku besar
yang akan menghasilkan saldo debet dan kredit. Saldo inilah yang nantinya akan dimasukan ke
dalam neraca saldo.
Langkah berikutnya adalah melakukan pencatatan data penyesuaian pada jurnal penyesuaian.
Kemudian setelah melakukan penyesuaian pada jurnal penyesuaian langkah berikutnya adalah
menyusun neraca lajur yang di dalamnya dihasilkan perhitungan neraca saldo disesuaikan, laba
rugi dan neraca. Kemudian setelah menyusun neraca lajur, langkah berikutnta adalah menyusun
laporan keuangan. Setelah menyusun laporan keuangan, langkah berikutnya adalah menyusun
penutupan buku. Penutupan buku adalah persiapan untuk memasuki periode akuntansi
berikutnya. Langkah berikutnya adalah pemostingan jurnal penyesuaian dan jurnal penutup ke
dalam buku besar. Langkah terakhir setelah posting ke buku besar adalah pembuatan neraca
saldo setelah penutupan dan jurnal pembalik.

Cara Membuat Laporan Keuangan lengkap


dengan contoh
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang berguna untuk menyampaikan informasi keuangan
yang dapat dipercaya kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan memuat beberapa
hal, diantaranya harta, utang, modal, dan semua pendapatan yang diperoleh serta beban-beban
yang dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu dalam rangka untuk mendapatkan laba atau
keuntungan.

Berikut tujuan pembuatan laporan keuangan suatu perusahaan:


1. Memberikan informasi keuangan mengenai aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan
yang dapat dipercaya.

2. Memberikan informasi yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva bersih atau neto (aktiva
yang telah dikurangi kewajiban) suatu perusahaan.

3. Memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai laporan untuk menaksirkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Penyusunan laporan keuangan biasanya akan dimulai dari laporan laba rugi, laporan perubahan
modal, neraca, dan laporan arus kas. Berikut penjelasan masing-masing laporan keuangan
tersebut:

Laporan Laba Rugi


Laporan mengenai kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan. Di dalam
laporan ini akan disajikan seluruh pendapatan dan beban-beban atau pengeluaran suatu
perusahaan dalam satu periode akuntansi. Apabila pendapatan perusahaan lebih besar dari
pengeluarannya, maka dapat dikatan perusahaan mengalami laba. Dan sebaliknya apablia
perusahaan pengeluarannya lebih besar dari pendapatannya, maka dapat dikatakan perusahaan
mengalami kerugian. Ada beberapa hal yang harus termuat dalam penyusunan laporan laba rugi:

1. Nama perusahaan harus dituliskan

2. Jenis laporan harus dituliskan, dalam hal ini jenis laporannya adalah laporan laba/rugi

3. Menyajikan atau menuliskan periode laporan

4. Menyajikan atau menuliskan seluruh pendapatan dan beban secara rinci dan lengkap.
Penulisan beban diawali dari beban yang jumlahnya paling besar sampai yang terkecil, kecuali
untuk beban lain-lain dituliskan paling bawah.

Ada dua cara untuk menyusun laporan laba rugi, yaitu dengan cara single step (bentuk
tunggal/langsung) dan multiple step (bentuk ganda/bertahap). Berikut akan dibahas bentuk
laporan keuangan single step:

Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal memiliki kaitan yang sangat erat dengan laporan laba rugi. Hal ini
dikarenakan laba bersih yang terdapat pada laporan laba rugi akan menambahakun modal,
sebaliknya jika rugi akan mengurangi modal. Yang dimaksud laporan perubahan modal adalah
suatu ikhtisar perubahan modal yang terjadi dalam periode tertentu.

Komponen-komponen yang terdapat dalam laporan laba rugi adalah:

1. Modal awal, modal yang dimiliki pada awal tahun


2. Tambahan investasi pemilik, setoran tambahan dari pemilik yang terjadi selama satu periode
akuntansi.

3. Laba atau rugi, hasil yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.

4. Pengambilan pribadi, uang yang diambil oleh pemilik untuk keperluan pribadi.

5. Modal akhir, modal yang terdapat di akhir tahun.

Catatan: laba bersih yang terdapat dalam laporan perubahan modal harus sama dengan jumlah
laba bersih yang ada pada laporan laba rugi.

Berikut contoh penyusunan laporan perubahan modal:

Neraca
Neraca berisa tentang posisi harta, utang, dan modal perusahaan yang disusun dengan sistematis
dalam suatu periode akuntansi. Ada dua macam bentuk penyajian neraca, yaitu bentuk skontro
(horizonta) dan bentuk stafel (laporan). Berikut contoh penyajian neraca dalam bentuk skontro:

Laporan Arus Kas


Laporan ini menunjukkan adanya aliran kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan. Berikut
contoh laporan arus kas:

Keterangan:

Untuk penerimaan kas dari pelanggan diperoleh dari pendapatan yang diterima perusahaan
sebesar Rp. 4.000.000 yang dicatat di dalam jurnal umum, sedangkan saldo kas awal periode
diperoleh dari setoran awal pemilik perusahaan sebesar Rp. 5.000.000 yang dicatat dalam jurnal
umum. Bagi Anda yang kurang memahami tentang penyusunan jurnal umum,
Penjelasan Akuntansi Kas Beserta
Contohnya Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Kas adalah bagian dari aktiva lancar atau current assets, contoh dari kas diantaranya uang kertas,
uang logam, dan sejenisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alat tukar yang memiliki dasar
pengukuran akuntansi. Manajemen kas yang baik sangat diperlukan untuk mengontrol hal-hal
yang bisa saja merugikan perusahan. Ini dikarenakan, kas adalah asset yang memiliki resiko
paling tinggi dan paling lancar (likuid). Jadi, pengertian dari kas adalah alat pembayaran yang
dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan umum atau operasional perusahaan.

Pengendalian kas:
1. Perencanaan untuk arus kas → Cash Budget
2. Pengendalian dari penerimaan kas
3. Pengendalian dari pengeluaran kas
4. Melakukan Rekonsiliasi bank
5. Penerapan sistem dana tetap kas kecil

Prosedur penerimaan kas:


1. Adanya pembagian tugas, petugas yang menyimpan, menerima, dan mencatat penerimaan
uang
2. Laporan kas dibuat setiap hari, untuk perusahaan kecil pembuatan laporan kas dibuat oleh
pemilik perusahaan
3. Uang langsung disetorkan ke bank setelah uang diterima

Prosedur pengeluaran kas:


1. Segala pengeluaran menggunakan cek. Sedangkan pengeluaran yang jumlahnya kecil melalui
kas kecil
2. Segala pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang
3. Dibentuk kas kecil dengan pengawasan yang ketat
4. penulisan cek harus didukung dengan bukti yang otentik, akurat atau memakai sistem voucher
5. Adanya pembagian tugas, antara yang menyetujui pengeluaran kas, menyimpan uang kas,
mengeluarkan uang kas, dan yan melakukan pencatatan atas pengeluaran kas

Definisi kas kecil


Kas kecil adalah uang yang sengaja dicadangkan oleh perusahaan dalam rangka untuk membayar
pengeluaran rutin yang nilai nominalnya relatif kecil. Kas kecil memliki beberapa karakteristik,
diantaranya:
1. Jumlahnya terbatas
Pihak manajemen perusahaan biasanya membatasi jumlah kas kecil sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Jumlah kas kecil tiap perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan tingkat
operasionalnya.
2. Digunakan untuk membiayai transaksi rutin yang jumlahnya relatif kecil
Tujuan dari kas kecil, sebagai persediaan untuk mendanai transaksi rutin yang jumlahnya kecil.
Pihak manajemen memiliki hak untuk menentukan besarnya kas kecil, tentunya disesuaikan
dengan operasional perusahaan.

Metode Pencatatan Kas Kecil


Metode pencatatan kas kecil dibagi menjadi dua, yaitu sistem dana tetap (imprest fund system)
dan sistem dana berubah (fluctuation fund system). Berikut penjelasannya:
1. Sistem dana tetap (imprest fund system)
Di dalam metode ini, jumlah kas kecil yang akan dicadangkan bersifat tetap. Perubahan jumlah
kas kecil akan dilakukan apabila pihak perusahaannya menghendakinya. Sebagai contoh, apabila
perusahaan merasa bahwa jumlah kas kecil dianggap kurang dan perlu untuk menambahnya
kembali. Kondisi ini akan menyebabkan adanya penyesuaian terhadap kas kecil yang mengalami
penambahan atau pengurangan.
2. Sistem dana berubah (fluctuation fund system)
Dalam metode ini, penetapan jumlah kas kecil disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Sebagai contoh, jumlah kas kecil pada awal kebijakan sebesar Rp. 2.000.000, setelah itu
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan. Setelah dimanfaatkan diisi kembali, pengisian dengan
sistem dana tetap jumlah amountnya harus disesuaikan dengan saldo awal. Nah, jika
menggunakan sistem fluktuasi jumlah pengisiannya tidak harus disesuaikan dengan jumlah saldo
awalnya, jumlah pengisian bisa lebih atau kurang dari saldo awal.

Perbedaan antara Jurnal Imprest Fund System dengan Jurnal Fluctuation Fund System
- Pengadaan Kas Kecil (metode imperest fund)
Petty cash xxxx
Cash in bank xxxx

- Pengadaan Kas Kecil (metode fluctuating fund)


Petty cash xxxx
Cash in bank xxxx

- Penyaluran Kas Kecil untuk Bi Rutin (metode imperest fund)


Tidak ada pencatatan

- Penyaluran Kas Kecil untuk Bi Rutin (metode fluctuating fund)


Beban air xxxx
Beban telepon xxxx
Kas kecil xxxx

- Pengisian Kembali Kas kecil (metode imperest fund)


Beban-beban xxxx
Cash in bank xxxx

- Pengisian kembali kas kecil (metode fluctuating fund)


Petty cash xxxx
Cash in bank xxxx

Keterangan: perbedaan antara sistem imperest dan fluktuasi


1. Pembelanjaan kas kecil
Pembelanjaan kas kecil dengan menggunakan metode imperest tidak memerlukan jurnal. Yang
diperlukan hanyalah membuat bukti pembayaran yang akan dijadikan bukti pengeluaran kas.
Sedangkan dengan menggunakan metode fluktuasi harus dibuat jurnal yang disesuaikan dengan
biayanya.
2. Pengisian kembali
Pengisian kembali menggunakan metode imperest disesuaikan dengan rekening buku besar,
pengisian harus tepat dengan kebijakan perusahan dan dibuat sama dengan jumlah kas kecil
ketika pertama dibentuk. Sedangkan pengisian dengan metode fluktuasi disesuaikan dengan
kebutuhan.

REKONSILIASI SALDO KAS
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi
maka masing­masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas
saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang
disimpan di bank di perkiraan (akun) cash  atau  cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan
bank,   secara   berkala   bank   biasanya   mengirimkan   laporan   ke   nasabah   yang   lazim   disebut
rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data
menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.
Rekonsiliasi   adalah   tindakan   membandingkan   dua   data   untuk   mencari   kesesuaiannya.   Jika
rekening   koran   bank   tersebut   dibandingkan   dengan   catatan   perusahaan,   kemungkinan   ada
perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal­hal sebagai berikut:
Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:
 setoran   dalam   perjalanan   (deposit   in   transit),   yaitu   setoran   yang   dilakukan   oleh
perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan
uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran
bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut.
 Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan
oleh   perusahaan   kepada   penerima   tetapi   sampai   akhir   periode   cek   tersebut   belum
diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.

Transaksi   sudah   dilaporkan   di   rekening   koran   bank,   tetapi   belum   dicatat   oleh   perusahaan,
seperti:
 Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo
simpanan   nasabah.   Nasabah   biasanya   baru   mengetahui   hal   itu   pada   saat   menerima
rekening koran.
 Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan
, kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran.

Kesalahan,   baik   yang   dilakukan   oleh   perusahaan   maupun   oleh   bank,   misalnya   cek   untuk
membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp
129.000.000,00.

 
Berikut adalah ikhtisar tindakan dalam proses rekonsiliasi:

 
 Transaksi sudah dicatat oleh salah satu pihak tetapi belum dicatat oleh pihak lain.

No.  Item  Keterangan Perlakuan 


Perusahaan   sudah   mencatat   penambahan   kas
1.  Setoran dalam perjalanan  tetapi   bank   belum   melaporkan   dalam   rekening Saldo bank ditambah 
koran 
Perusahaan   telah   mencatat   sebagai   pengeluaran
2.  Cek yang sedang beredar  Saldo bank dikurangi 
kas tetapi bank belum mencatat
Bank   telah   mengurangi   saldo   kas   perusahaan, Saldo   kas   menurut
3.  Biaya bank 
tetapi perusahaan belum mencatat  perusahaan dikurangi
Bank   telah   menambah   saldo   kas   perusahaan, Saldo   kas   menurut
4.  Bunga/jasa giro 
tetapi perusahaan belum mencatat  perusahaan ditambah
Debitur   perusahaan   menyetor   ke Bank   telah   menambah   saldo   kas   perusahaan, Saldo   kas   menurut
5. 
rekening perusahaan di bank tetapi perusahaan belum mencatat  perusahaan ditambah 

 
 Adanya kesalahan oleh bank atau oleh perusahaan.
No.  Item  Keterangan  Perlakuan 
Penerimaan kas terlalu besar dicatat Saldo   kas   menurut
1.  Saldo kas menurut perusahaan terlalu besar 
oleh perusahaan  perusahaan dikurangi 
Penerimaan kas terlalu besar dicatat
2.  Saldo kas menurut bank terlalu besar Saldo bank dikurangi 
oleh bank 
Pengeluaran kas terlalu besar dicatat Saldo   kas   menurut
3.  Saldo kas menurut perusahaan terlalu kecil 
oleh perusahaan  perusahaan ditambah 
Pengeluaran kas terlalu besar dicatat Saldo   kas   menurut   rekening   koran   terlalu Saldo   kas   menurut   RK
4. 
oleh bank  kecil ditambah 
Debitur   perusahaan   menyetor   ke Bank telah menambah saldo kas perusahaan, Saldo   kas   menurut
5. 
rekening perusahaan di bank tetapi perusahaan belum mencatat  perusahaan ditambah 

 
1. ILUSTRASI AKUNTANSI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAN BANK

Berikut ini adalah daftar transaksi antara bank dan perusahaan selama bulan tertentu:

Perusahaan  Bank 
Salon Eliza didirikan dan Eliza setor uang
1.  1.  Menerima setoran dari Eliza Rp 1.000
ke Bank Rp 1.000
Diterbitkan   cek   no.   1   untuk   membayar
2.  2.   Membayar cek no. 1 
beban sewa Rp 100
Menerima pembayaran piutang Rp 500 dan
3.  3.  Menerima setoran dari Salon Eliza Rp 500
langsung disetor ke bank
Diterbitkan   cek   no.   2   untuk   membayar
4.     
honor 
5.    5.  Menerima setoran dari Tn. A untuk Salon Eliza Rp 300
Akhir bulan bank memberi  jasa giro Rp 50 dan membebani
6.    6. 
Salon Eliza Rp 25 dan dibuat rekening koran.
Bank   menerima   setoran   dari   Salon   Eliza   Rp   1.500   (belum
7.  Salon Eliza menyetor ke bank Rp 1.500 7. 
masuk RK)

 
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan dan bank adalah sebagai berikut:
Perusahaan  Bank 
Kas di Bank 1.000 Kas 1.000
1.  1. 
Modal Eliza 1.000 Giro­Salon Eliza 1.000
Beban Sewa 100 Giro­Salon Eliza 100
2.  2.  
Kas di Bank 100  Kas 100 
Kas di Bank 500 Kas 500
3.  3. 
Piutang 500  Giro­Salon Eliza 500
Biaya Honor 100
4.  4.   
Kas di Bank 100 
Kas 300
5.    5. 
Giro­Salon Eliza 300
Biaya bunga 50
Giro­Salon Eliza 50
6.    6. 
Giro­Salon Eliza 25
Pendapatan adm 25 
Kas di Bank 1.500 Kas 1.500
7.  7. 
Pendapatan 1.500 Giro­Salon Eliza 1.500

 
Buku besar Kas di Bank yang disusun oleh Eliza adalah sebagai berikut:

 
Kas di Bank
Tgl  Uraian  Debet  Kredit  Saldo  D/K 
2007           
Des 1  Penyetoran  1.000   1.000 D 
2  Cek No.1    100  900  D 
10  Setoran 500    1.400 D 
15  Cek No.2    100  1.300 D 
31  Setoran  1.500   2.800 D 

 
Buku besar Giro­Salon Eliza  dan rekening koran untuk Salon Eliza yang disusun oleh bank
adalah sebagai berikut:

 
 
Salon Eliza
Tgl  Uraian  Debet  Kredit  Saldo  D/K 
2007           
Des 1  Penyetoran   1.000 1.000 K
2  Cek No.1  100    900  K
10  Setoran    500  1.400 K
15 Setoran Tn. A   300 1.700 K
31 Jasa Giro   50 1.750 K
  Biaya Bank 25   1.725 K

 
1. ILUSTRASI REKONSILIASI

Rekonsiliasi dilakukan dengan melakukan langkah­langkah sebagai berikut:
1. Transaksi yang dilaporkan di Rekening Koran sisi Kredit dibandingkan dengan
transaksi yang dicatat di Buku Besar Kas di Bank sisi Debet. Maka akan didapat
data sebagai berikut:

 setoran Tn. A Rp 300 dan jasa giro Rp 50 belum dicatat oleh perusahaan, sehingga
harus ditambahkan ke saldo menurut perusahaan.

 Perusahaan sudah mencatat setoran Rp 1.500 tetapi di Rekening Koran belum ada,
sehingga harus ditambahkan ke saldo bank sebagai setoran dalam perjalanan.

1. Transaksi di sisi Debit Rekening Koran dibandingkan dengan sisi Kredit akun "Kas di
Bank", maka akan menghasilkan:

 Cek No. 2 sebesar Rp 200 belum tampak di Rekening Koran, sehingga cek tersebut
harus dikurangkan ke saldo menurut Rekening Koran.

 Di Rekening Koran telah ada biaya bank Rp 25, sementara di akun "Kas di Bank"
belum ada, saldo menurut perusahaan harus dikurangi dengan biaya bank tersebut.

1. ILUSTRASI BENTUK REKONSILIASI

Hasil perbandingan di atas dituangkan sebagai berikut:

Salon Eliza

Rekonsiliasi Saldo Kas

Untuk Bulan Desember 2007

Saldo menurut Rekening Koran                    Rp1,725

Ditambah: Setoran dalam Perjalanan                Rp1,500

                                    Rp3,225
Dikurangi: Cek yang beredar                    Rp 100

        
                                Rp3,125

Saldo menurut Perusahaan                    Rp2,800

Ditambah: Setoran Tn. A                        Rp 300

        Jasa Giro                        Rp 50

                                    Rp3,150

Dikurangi: Biaya Bank                        Rp 25

                                    Rp3,125

 
1. ILUSTRASI JURNAL UNTUK MENCATAT HASIL REKONSILIASI

Transaksi yang harus dijurnal adalah transaksi yang belum dicatat oleh perusahaan, yaitu:

Tanggal Uraian Debet  Kredit 


Kas di Bank
2007  
Piutang 350
Des 31 300
Jasa Giro 
50
Biaya Bank
  25  
Kas di Bank 
25

1. DANA KAS KECIL

Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat
dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu:

1. Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)

Jika   metode   ini   yang   digunakan,   maka   di   dalam   buku   besar   disediakan   satu
rekening   untuk   mempertanggungjawabkan   dana   kas   kecil.   Saldo   rekening   ini
tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran kas kecil pengeluaran ini
tidak  dibuat  jurnal.  Jurnal  pengeluaran   dilakukan   pada  saat   pengisian   kembali
(replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti­
bukti pengeluaran dari petugas kas kecil. 

Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan
sistem   ini   pengeluaran   ini   tentu   belum   dicatat,   maka   pada   akhir   tahun   dibuat
jurnal penyesuaian dengan men­debet biaya atau aset dan meng­kredit rekening
"Kas   Kecil".   Selanjutnya   pada   awal   tahun   berikutnya   jurnal   penyesuaian   ini
dijurnal   balik   (direverse),   agar   pembukuan   waktu   pengisian   kembali   atas
pengeluaran tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain.

Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian
kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang
belum diisi kembali.

1. Misalkan perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah


cek nominal Rp 500 kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas
kecil. Jurnal yang dibuat adalah:

Tgl.  Akun Debet  Kredit 


Kas Kecil
Jan 31  500   
Kas 
500 
1. Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil untuk membeli supplies kantor Rp 200,
membayar  ongkos angkut barang yang dibeli Rp 150 serta biaya lain­lain Rp 75.
petugas akan menerima bukti­bukti pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam catatan
petugas tetapi tidak dalam bentuk jurnal.
2. Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil menyerahkan bukti-bukti
pengeluaran sebesar Rp 425 ke bagian keuangan, kemudian petugas menerima cek
sebesar Rp 425. Tindakan ini disebut pengisian kembali (replenishment). Jurnal yang
dibuat:

Tgl.  Akun Debet  Kredit 

 
Supplies Kantor
200
Transportation­in
Des 30  150  
Biaya Lain­lain
75 
Kas  
 
425 
1. Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp
50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian
akuntansi sebagai berikut:
Tgl.  Akun Debet  Kredit 
Biaya Lain­lain
Des 31  50  
Kas Kecil 
50 
 
1. Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal balik sebagai berikut:

Tgl.  Akun Debet  Kredit 


Kas Kecil
Des 31  50  
Biaya Lain­lain
50 

 
Metode Saldo Berfluktuasi
Jika  metode  ini yang  digunakan, maka  di  dalam  buku besar disediakan  satu rekening  untuk
mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil.
Untuk membuat  jurnal dianalisis  dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil.
Pada hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan (2)
transaksi yang mengurangi Kas Kecil.
Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau  replenishment.
Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau
pembelian harta tertentu. 
Karena metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak 
memberikan ilustrasi rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.

Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi


Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Persamaan akuntansi dipakai untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan. Jelas saja adanya
transaksi akan berpengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan. Baik berupa penambahan atau
pengurangan beberapa komponen persamaan akuntansi. Perubahan beberapa komponen dalam
persamaan akuntansi dapat dikelompokan seperti berikut:

1. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan aktiva lain dalam jumlah yang sama.

2. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang) atau sebaliknya dalam jumlah
yang sama.

3. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan ekuitas (modal) dalam jumlah yang sama.

4. Perubahan aktiva akan diikuti dengan perubahan kewajiban (utang) dan ekuitas (modal) dalam jumlah
yang sama. Pencatatan Transaksi Keuangan ke Dalam Persamaan Akuntansi

Transaksi keuangan akan mengakibatkan perubahan pada beberapa komponen persamaan akuntansi.
Perubahan tersebut setidaknya akan menyangkut dua komponen. Berikut penjelasan tentang pencatatan
transaksi dalam persamaan dasar akuntansi:

Tuan Victor pada tanggal 1 Januari 2013 mendirikan perusahaan jasa yang diberi nama PT. Victory Jaya.
Berikut uraian transaksi yang terjadi selama bulan tersebut:
1. Tanggal 1 Januari Tuan Victor menyetorkan sejumlah uang tunai sebagai modal usaha sebesar Rp.
7.500.000,00

2. Tanggal 5 Januari Tn. Victor meminjam sejumlah uang dari BRI untuk tambahan modalnya sebesar Rp.
5.500.000,00

3. Tanggal 6 Januari Tn. Victor membayar dengan uang tunai untuk sewa gedung sebesar Rp. 400.000,00

4. Tanggal 7 Januari membeli perlengkapan sebanyak Rp. 2.500.000,00

5. Tanggal 9 Januari membeli secara tunai peralatan sebesar Rp. 7.000.000,00

6. Tanggal 10 Januari menerima pendapatan jasa atas pekerjaan yang sudah diselesaikan sebesar Rp.
4.000.000,00

7. Tanggal 12 Januari perlengkapan menjadi berkurang karena dipakai sebanyak Rp. 1.500.000,00 8.
Tanggal 13 Januari dibayar gaji karyawan sebesar Rp. 200.000,00

9. Tanggal 15 Januari membayar beban angsuran pinjaman dari bank sebanyak Rp. 850.000,00 dan
beban bunga sebesar Rp. 74.300,00

10. Tanggal 28 Januari Tn. Victor mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 475.000,00

Penyelesaian:

Pada dasarnya soal persamaan dasar akuntansi di atas sangat mudah dipahami. Yang dibutuhkan
hanyalah ketelitian dan kejelian dalam mengerjakan soal. Semoga contoh di atas dapat memberikan
gambaran penyelesaian soal persamaan dasar akuntansi.

Contoh Soal Persamaan Dasar Akuntansi

Sebelum kita masuk ke latihan soal persamaan dasar akuntansi kalian pasti sudah tau kan cara
menganalisis dokumen transaksi, kalau belum tau monggo dibaca dulu cara menganalisis atau
menverifikasi bukti transaksi atau sobat bisa lihat postingan sebelumnya mengenai Persamaan Dasar
Akuntansi disini juga dibahas secara lengkap mengenai cara-cara menganalisis dan menentukan akun-
akun yang terkait jadi pahami bener-bener yaa cara menganalisis bukti transaksi sebelum mempelajari
contoh-contoh dibawah ini. kalau sudah faham mari langsung ke contoh-contoh soal persamaan dasar
akuntansi dibawah ini.
1. Ahmad mendirikan bengel yang diberi nama ‘’Sido Makmur’’ dengan menyetor uang awal sebesar Rp.
800.000 . dan perlengkapan bengkel sebesar Rp. 200.000
a. Ahmad membeli perlengkapan bengkel secara tunai seharga Rp. 100.000.
b. Membeli peralatan bengkel secara kredit sebesar Rp. 200.000
c. Membeli perlengkapan bengkel sebesar Rp.300.000. baru dibayar Rp. 100.000. sisanya dibayar seminggu
lagi.
d. Mendapatkan pinjaman uang Rp. 500.000 dari bank Mandiri
e. Ahmad menerima pendapatan dari pelanggan atas jasa bengkel sebesar Rp. 200.000
f. Ahmad membayar sewa tempat sebesar Rp. 150.000
g. Membayar gaji karyawan bengkel sebesar Rp. 50.000
h. Diterima pendapatan atas jasa bengkel sebesar Rp. 100.000
i. Membayar utang pada transaksi c sebesar Rp 100.000
j. Membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 200.000

Diminta : 

Buatlah persamaan dasar akuntansi dari transaksi­ transaksi diatas. ?

Jawab :

Persamaan dasar akuntansi

2. Siti pada tanggal 1 agustus 2015 mendirikan salon yang diberi nama ‘’Siti cantik’’ dengan
menginvestasikan uangnya sebesar Rp. 500.000 . Selama bulan agustus terjadi transaksi-transaksi
sebagai berikut :
a. Siti membeli perlengkapan salon secara tunai dengan harga Rp. 400.000.
b. Mendapatkan pinjaman uang sebesar Rp. 800.000 dari bank BRI
c. Membeli peralatan salon secara kredit sebesar Rp. 300.000
d. Membeli perlengkapan salon sebesar Rp. 250.000. baru dibayar Rp. 100.000. sisanya dibayar seminggu
lagi.
e. Siti menerima pendapatan dari pelanggan atas jasa salonnya sebesar Rp. 250.000
f. Siti membayar sewa tempat sebesar Rp. 150.000
g. Membayar upah karyawan salon siti cantik sebesar Rp. 75.000
h. Diterima pendapatan atas jasa salon sebesar Rp. 150.000
i. Membayar utang pada transaksi d sebesar Rp 100.000
j. Membayar angsuran pinjaman bank sebesar Rp. 275.000
k. Siti mengambil uang untuk keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000
Diminta

a. Buatlah persamaan dasar akuntansi dari transaksi- transaksi diatas.

Jawab :

Persamaan Dasar Akuntansi

Sampai disini dulu sobat semoga bermanfaat. Jangan lupa komen yaa.....

Pengertian Analisis laporan keuangan,


Tujuan , Penggunaan Secara Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Pengertian Laporan Keuangan


Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan
keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan
sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para
pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan”. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.

Tujuan Laporan Keuangan


Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan
keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
“dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik dan arus kas”.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan,
membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal
waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Pengguna Laporan Keuangan


Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar
Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan
keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman,
pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
 Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta
hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk
membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
 Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
 Pemberi Pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
 Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
 Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan


terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan
 Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan
alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
 Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan


(trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Pengertian Analisa Laporan Keuangan


Analisa laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan. Yang lahir dari suatu
konsep dan sistem akutansi keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep akutansi keuangan
maka akan lebih mengenal sifat dan konsep laporan keuangan sehingga dapat menjaga
kemungkinan salah tafsir terhadap informasi yang diberikan melalui laporan keuangan
sehinggakesimpulan yang disapat akan lebih akurat.
Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan keuangan
adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada akhir periode untuk suatu
perusahaan”.
Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangankeuangan adalah: “Analisa
laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagaibagiannya dan penelaahan bagian
itu sendiri serta hubungan antar bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman
arti keseluruhan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan
(financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan
keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk
mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis
dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.

Tujuan Analisa Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Laporan keuangan
merupakan salah satu sumber informasiyang cukup penting untuk mengambil keputusan yang
bersifat ekonomi. Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik
analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untukmemperoleh ukuran-
ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan. Analisa
laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:
1. Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periodetertentu baik
aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telahdicapai untukbeberapa p
2. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukankedepan
yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan,apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau

Analisis laporan keuangan

Laporan keuangan adalah suatu catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan, institusi, atau
lembaga dalam suatu periode akuntansi yang dapat dijadikan acuan dalam menilai kinerja suatu
perusahaan. Laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan yang baik biasanya meliputi:

1. Neraca (Balance sheet)

Neraca disebut juga posisi keuangan, berarti neraca berguna untuk menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu (a moment of time). Biasanya tanggal tertentu
tersebut jatuh per 31 Desember. Posisi keuangan yang digambarkan adalah posisi harta, utang
dan modal.

AKTIVA = KEWAJIBAN (UTANG) + MODAL

2. Laporan laba/rugi (Income Statement)


Pada dasarnya laporan laba rugi adalah laporan yang berisi tentang kemampuan atau kinerja
perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada suatu periode akuntansi. Unsur-unsur yang
dijabarkan dalam laporan keuangan diantaranya unsur pendapatan dan beban-beban perusahaan
yang nantinya akan menghasilkan laba atau rugi perusahaan.

3. Laporan arus kas (Cashflow)

Laporan arus kas menunjukkan adanya arus kas masuk dan arus kas keluar dari suatu
perusahaan. Laporan arus kas disajikan selama periode tertentu dan diklasifikasikan sesuai
dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling tepat dengan bisnis
perusahaan tersebut.

Tujuan analisa

Laporan keuangan akan semakin berarti bagi pihak yang berkepntingan apabila telah
diperbandingkan untuk 2 periode atau lebih dan telah dilakukan analisa lebih lajut untuk
memperoleh data yang akan mendukung dalam pengambilan keputusan. Analisa laporan
keuangan dilakukan dengan melakukan penelaahan, mempelajari hubungan, serta tendensi atau
kecenderungan (trend) yang akan membantu dalam menentukan posisi keuangan perusahaan dan
hasil operasi perusahaan.

Faktor utama yang memperoleh perhatian khusus dalam analisis adalah

1. Likuiditas

Memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat dilakukan


penagihan. Likuid diartikan suatu perusahaan dapat membayarkan kewajibannya dengan tepat
waktu. Sedangkan illikuid diartikan suatu perusahaan yang tidak bisa dengan segera membayar
kewajibannya ketika dilakukan penagihan.

2. Solvabilitas

Ini menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada saat
perusahaan dilikuidasi, baik dalam jangka pendek atau panjang. Istilah “solvabel” berarti
perusahaan mampu memenuhi semua kewajibannya ketika dilikuidasi. Sedangkan “insovabel”
berarti jumlah aktiva suatu perusahaan kurang dari atau lebih kecil dari jumlah hutangnya.

3. Rentabilitas atau profitability

Penggunaan aktiva yang diperuntukan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu.
Untuk mengetahui rentabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara laba dengan
jumlah aktiva atau modal dalam suatu periode tertentu.

4. Stabilitas usaha
Menunjukkan kestabilan perusahaan dalam menjalankan usahanya, kestabilan ini dapat diukur
dengan:

- Kemampuan dalam membayar beban bunga yang timbul karena utang perusahaan dan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang tepat waktu.

- Kemampuan dalam membayarkan deviden tanpa adanya hambatan atau krisis keuangan
perusahaan.

Metode dan Teknik Analisa

Fungsi dari metode dan teknik analisa adalah untuk mengukur keterikatan atau hubungan akun-
akun yang ada pada laporan, hal ini membantu mengetahui perubahan yang terjadi pada masing-
masing akun apabila diperbandingkan dengan:

1. Laporan yang diperoleh dari beberapa periode (analisis historis)

2. Laporan keuangan yang telah dibudgetkan (analisa variance)

3. Laporan keuangan pada perusahaan lainnya (analisa rata-rata industri)

Setiap metode dan teknik analisa mempunyai tujuan untuk menyederhanakan data sehingga lebih
mudah untuk dipahami.

Beberapa macam metode analisa:

1. Analisa Horisontal (analisa dinamis)

Metode ini menggunakan metode perbandingan laporan keuangan dalam beberapa periode,
sehingga perkembangannya akan diketahui.

2. Analisa Vertikal (analisa statis)

Metode ini akan menghasilkan analisa dalam satu periode saja dan tidak mengetahui
perkembangannya. Analisa ini akan memperbandingkan antar akun pada laporan keuangan, oleh
sebab itu yang akan diketahui hanya keadaan keuangan dan hasil operasi ketika periode itu saja.

Berikut beberapa teknik analisa yang digunakan dalam analisis laporan keuangan:

1. Analisa perbandingan laporan keuangan

Analisa ini akan melakukan perbandingan laporan keuangan dalam dua periode atau lebih
dengan cara menunjukkan:

- Data absolut (jumlah-jumlah satuan mata uang)


- Kenaikan dan penurunan pada satuan mata uang

- Kenaikan dan penurunan pada persentase

- Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio

- Persentase total

Metode ini akan membantu dalam mengetahui perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

2. Trend atau Tendensi

Untuk mengetahui tentang kemajuan perusahaan dan tendensi posisi perusahaan yang dinyatakan
dalam bentuk persentase atau tren percentage analysis, apakah posisi tendensi tetap, naik atau
turun.

3. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja

Digunakan untuk mengetahui sumber-sumber modal kerja, penggunaan dan perubahan modal
kerja pada periode tertentu.

4. Laporan persentase per komponen (common size statement)

Berguna untuk mengetahui besarnya persentase investasi di masing-masing aktiva, mengetahui


komposisi beban, struktur permodalan yang dikaitkan dengan jumlah penjualannya.

5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)

Matode analisa ini membantu mengetahui dari mana sumber-sumber dan uang kas digunakan,
serta mengetahui perubahan dari jumlah uang kas pada periode tertentu.

6. Analisa Ratio

Dengan metode analisa ini akan mengetahui hubungan antara akun-akun tertentu pada neraca.

7. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis)

Untuk mengetahui penyebab terjadinya perubahan laba kotor perusahaan dari satu periode ke
periode berikutnya, atau perubahan laba kotor dalam periode tertentu dengan laba yang telah
dibudgetkan dalam periode tersebut.

8. analisa titik impas (break even point)


Berguna untuk menganalisa pencapaian tingkat penjualan supaya perusahaan tidak mengalami
kerugian, namun juga tidak mendapatkan keuntungan. Analisa BEP akan mengetahui berbagai
tingkat kerugian atau keuntungan dalam berbagai tingkat penjualan.

Cara Mudah Menyusun Laporan Laba-rugi


Perusahaan Dagang Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Pengertian Laporan laba rugi adalah laporan yang dihasilkan pada satu periode buku yang menyajikan
seluruh pendapatan dan biaya perusahaan dan menghasilkan laba bersih atau rugi.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih
untuk periode tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan menyarankan perusahaan dalam menyajikan laporan atau catatan
keuangan agar di klasifikasikan berdasarkan sifat dan fungsi beban di perusahaan.

Pembagian laba dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

1. Laba Kotor
Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya selama satu
periode akuntansi.
Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan)
Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi biaya
produknya.

2. Laba Operasi

Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi
dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis utamanya.

3. Laba Sebelum Pajak

Laba sebelum pajak adalah jumlah laba yang diperoleh perusahaan sebelum pajak penghasilan.

4. Laba Bersih

Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan setelah
dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah
pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.

Langkah Menyusun Laporan Laba Rugi

Laba rugi dibuat setelah neraca lajur (kertas kerja), mengapa demikian ? dikarenakan rujukan dalam
penyusunan laporan laba rugi berasal dari kolom laba rugi neraca saldo .

Langkah penyusunan laporan laba rugi pada umumnya adalah:

1. kemudian jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan
2. menuliskan tulisan di header dengan identitas perusahaan.

3. periode tahun laporan.

Kemudian tepat dibawahnya memuat komponen utama laba rugi diantaranya:


1. Total beban (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi)
2. Total pendapatan (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi)

3. Laba atau rugi (selisih dari pendapatan dan total beban, apabila lebih besar pendapatan maka
diakui sebagai laba)
Tujuan Penyusunan Laporan Laba Rugi

Penyusunan laporan laba rugi perusahaan bertujuan untuk:

1. Mengevaluasi perolehan laba dari kurun waktu tertentu.


2. Mengetahui jumlah pajak yang ditanggung

3. Menilai efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan biaya usaha.

Format Laporan Laba Rugi

Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan
diantaranya:

1. Single Step Income Statement

Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam unsure
operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian yang termasuk
kategori operasi.
Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor, selisih laba
kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih.

UD. AKUN JAYA


Laporan Laba Rugi
31 Desember 2016

2. Multiple Step Income Statement

Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan biaya dan
beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan makan akan terlihat
perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.

UD. AKUN JAYA


Laporan Laba Rugi
31 Desember 2016
Cara Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang
Laporan laba-rugi dapat disusun dengan mudah dengan bantuan neraca lajur atau kertas kerja.
Penyusunan laporan laba-rugi dilakukan dengan mengutip saldo-saldo akun nominal seperti pendapatan
dan biaya-biaya yang berada pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Agar lebih jelas berikut ini akan
dibahas proses penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira.

Klik gambar untuk memperjelas gambar.

Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari
penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan
saldo HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit
dalam penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan
potongan pembelian Rp 1.366.000.
Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang

Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini:

PD Zafira

Laporan Laba-Rugi

Periode 31 Desember 2012

I. PENDAPATAN

Penjualan : Rp 381.500.000
Potongan Penjualan : (Rp 20.700.000)
Penjualan Bersih : Rp 360.800.000
Pendapatan Bungan : Rp 1.533.000 +
TOTAL PENDAPATAN.................................................................................................. Rp 362.333.000

II. HARGA POKOK PENJUALAN

Persediaan awal barang dagang : Rp 16.175.000


Pembelian : Rp 186.400.000
Retur Pembelian : (Rp 1.550.000)
Pot.pembelian : (Rp 1.366.000)
Pembelian Bersih : Rp 183.484.000+
Barang Tersedia dijual : Rp 199.659.000
Persediaan Ahir barang dagang : (Rp 28.125.000)

Harga Pokok Penjualan .........................................................................................Rp 171.534.000-

Laba Kotor............................................................................................................ Rp 190.799.000

III. BEBAN USAHA

Beban listrik dan telpon : Rp 6.250.000


Beban Asuransi : Rp 275.000
Gaji Karyawan : Rp 25.550.000
Beban Pemeliharaan Gedung : Rp 16.325.000
Beban Peny. peralatan Kantor : Rp 7.825.000
Beban Peny. Peralatan toko : Rp 16.500.000
Beban Peny. Gedung : Rp 8.250.000 +

TOTAL BEBAN RP 80.975.000-

LABA BERSIH.......................................................................................................... Rp 109.824.000

Keterangan :
Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data
pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat
disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada
neraca lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog
akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda.
Cara membuat Laporan Arus Kas dengan
benar Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Deskripsi laporan Arus Kas sesuai Ilmu Akuntansi


Dalam ilmu akuntansi dasar laporan arus kas dipelajari untuk pertama kali bagi setiap orang yang
berminat mendalami ilmu akuntansi.Sebelum kita memahami cara membuat laporan Arus kas dengan
tepat, maka perlu diketahui makna laporan arus kas, apa itu laporan arus kas?Laporan arus kas
merupakan sebuah laporan keuangan yang menginformasikan arus kas yang masuk dan arus kas yang
keluar dalam periode akuntansi tertentu pada sebuah entiti.Pengertian tersebut diperkuat dengan PSAK
no 2 tentang arus kas, yang menyatakan bahwa laporan arus kas didalamnya harus melaporkan aliran kas
dalam periode tertentu yang dikelompokan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan.

Mengapa sebuah entiti atau perusahaan harus menyusun laporan arus kas?Perusahaan menyusun
laporan arus kas, hal ini karena memiliki tujuan yaitu untuk menggambarkan kegiatan manajemen dalam
kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan.Berdasarkan informasi dari ketiga kegiatan
tersebut maka dapat dilakukan prediksi arus kas perusahaan untuk masa mendatang atau periode-
periode selanjutnya.

Cara menyusun Laporan Arus Kas secara tepat


Laporan arus kas dapat disusun dengan dua buah metode, yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung.Diantara kedua metode tersebut yang sering digunakan dan dianjurkan dalam SAK adalah
penyusunan laporan arus kas dengan metode langsung, karena lebih lengkap dalam memberikan
informasi tentang kondisi arus kas suatu perusahaan.Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan diberikan
ilustrasi dalam perusahaan jasa salo zhafira pada periode 2014.

Diketahui bahwa dalam salon zhafira terdapat beberapa data tambahan sebagai berikut :

a) Saldo kas salon zhafira pada awal periode 2014 sebagaimana yang tercantum dalam neraca awal
adalah sebesar Rp 2.394.000

b) Pendapatan jasa salon sebagaimana tercantum dalam laporan laba-rugi periode 2014 yaitu sebesar
7.405.000,, ternyata yang telah diterima perkas sampai dengan akhir periode hanya sebesar 4.206.000
sedangkan sisanya masih berupa piutang jasa.

c) Selama periode 2014 salon zhafira melakukan pengeluaran uang tunai untuk membayar 4 beban, yaitu
beban upah dan gaji sebesar 586.000, beban penerangan sebesar 535.000, beban pemeliharaan sebesar
412.500 dan beban umum sebesar 690.000.

d) Peralatan kantor yang dibeli dengan tunai selama periode 2014 yaitu sebesar 700.000 dan peralatan
salon sebesar 600.000

e) Setoran modal tambahan selama periode 2014 oleh zhafira sebesar 1000.000 dan pengambilan prive
850.000.

Berdasarkan kelima data tambahan di atas maka laporan arus kas yang disusun salon zhafira pada
periode 2014 dengan metode langsung adalah sebagai berikut :
Berdasarkan laporan arus kas di atas terlihat bahwa saldo kas akhir periode jumlahnya sama dengan
saldo kas yang disajikan dalam Laporan neraca atau balance sheet yang telah dibuat salon zhafira,hal ini
menunjukan bahwa kas antara neraca dengan laporan arus kas saling terkait, dengan kata lain jika saldo
akhir kas dalam laporan arus kas tidak sama dengan saldo kas yang ditampilkan di balance sheet (neraca)
maka ada kekeliruan dalam penyusunannya.Perlu ditegaskan pula, bahwa dalam laporan arus kas hanya
menyajikan arus kas yang keluar atau arus kas yang masuk,itulah sebabnya pendapatan jasa hanya
ditampilkan dalam arus kas sebesar 4.206.000, padahal dalam laporan laba-rugi pendapatan tercatat
7.405.000.

Mengapa yang ditampilkan dalam arus kas hanya 4.206.000?hal ini karena salon zhafira hanya menerima
kas masuk yang berasal dari pendapatan sebesar 4.206.000 sedangkan sisanya belum diterima secara
tunai atau masih menjadi piutang.Begitu juga dengan akun-akun lainnya seperti beban-beban, akun
beban yang ditampilkan dalam arus kas hanyalah akun beban yang telah dibayarkan secara tunai oleh
zhafira salon, sedangkan yang masih menjadi hutang atau belum dibayar tidak ditampilkan dalam
laporan arus kas.

Cara membuat Laporan Arus Kas dengan benar


Salah satu cara penyusunan Laporan arus kas adalah dengan membandingkan neraca dua periode. Dari
neraca dua periode yang dibandingkan maka dapat diketahui data perubahan dalam pos-pos neraca.
Cara untuk mendapatkan data hasil perubahan pos-pos neraca tersebut adalah dengan membandingkan
data setiap pos neraca akhir suatu periode dengan pos yang sama dalam neraca akhir periode
sebelumnya atau dapat juga dilakukan dengan membandingkan masing-masing pos dalam neraca awal
dan neraca akhir suatu periode, hal ini dapat dilakukan karena pada dasarnya neraca akhir suatu periode
akan menjadi neraca awal periode berikutnya.

Untuk memperjelas penjelasan di atas, berikut ini di ilustrasikan penyusunan laporan arus kas pada
suatu perusahaan dagang, silahkan dipahami dengan baik. PD Surya sakti merupaka suatu perusahaan
yang bergerak dalam perdagangan sepeda motor bekas. Perusahaan ini telah beroperasi sejak tahun
2010. Berdasarkan Neraca tahun 2010 dan tahun 2011 ini berikut, buatlah laporan arus kas untuk
periode 31 desember 2011.

Berdasarkan neraca diperbandingkan seperti yang terlihat pada gambar di atas maka dapat dibuat
laporan arus kas, tahap pertama untuk menyusun laporan arus kas berdasarkan neraca diperbandingkan
adalah mencari perubahan terhadap pos-pos dalam neraca. Perubahan tersebut bisa naik (meningkat)
atau turun. Perubahan naik artinya dalam neraca tahun berjalan terjadi kenaikan saldo akun
dibandingkan neraca tahun sebelumnya sebaliknya perubahan menurun artinya terjadi penurunan saldo
akun dalam neraca tahun sekarang dibanding neraca tahun sebelumnya. Dari hasil perbandingan neraca
tahun 2010 dan tahun 2011 PD Surya sakti maka didapat perubahan-perubahan masing-masing akun
dalam neraca yang dilihat dalam gambar berikut ini:

Setelah dihitung perubahan saldo masing-masing akun dalam neraca diperbandingkan, maka laporan
arus kas PD Surya Sakti tahun 2011 adalah sebagai berikut:
1. Laba bersih Rp 109.824.000, berasal dari perubahan kenaikan saldo modal dari tahun 2010 ke tahun
2011 sebesar Rp 93.574.000 ditambah saldo prive Rp16.250.000 (saldo prive dapat diketahui dari buku
jurnal saat terjadi transaksi)

2. Akumulasi penyusutan baik penyusutan gedung maupun penyusutan lainnya akan menambah laba
bersih hal ini karena dua alasan yaitu, alasan pertama bahwa Akumulasi penyusutan tidak mengurangi
kas tetapi hanya mengurangi nilai aktiva yang bersangkutan misalya nilai gedung atau peralatan,
sedangkan dalam laporan arus kas hanya akan menyajikan hal-hal yang menambah atau mengurangi kas.
Nilai aktiva tersebut berkurang karena telah terpakai nilai ekonomisny. alasan kedua, ketika proses
perhitungan laba bersih beban penyustan baik penyusutan gedung maupun peralatan telah mengurangi
laba bersih sehingga untuk menghilangkan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan laba bersih
harus ditambahkan dengan nilai akumulasi penyusutan gedung atau peralatan.

3. Kenaikan utang menambah laba bersih, karena ketika perusahaan berhutang akan mendapat uang kas
yang bersumber dari utang tersebut. Sehingga apabila utang naik maka akan menambah kas
perusahaan.

4. Penurunan utang mengurangi laba bersih, karena ketika terjadi penurunan utang berarti telah terjadi
pelunasan utang yang menyebabkan kas berkurang.

5. Kenaikan Piutang mengurangi laba bersih karena saat terjadi piutang berarti terjadi penjualan sepeda
motor oleh PD Surya sakti tetapi PD Surya sakti tidak menerima kas hasil penjualan tersebut tetapi
terjadi piutang, padahal dalam perhitungan laba bersih saldo piutang telah menambah laba bersih dalam
bentuk penjualan, sehingga untuk menghilangkan saldo piutang tersebut dalam laporan arus kas piutang
mengurangi laba bersih.

6. Pembelian barang dagang sebesar Rp3.125.000, dapat diketahui dari adanya peningkatan persediaan
barang dagang atau dengan kata lain apabila persediaan barang dagang meningkat berarti telah terjadi
pembelian barang dagang.

7. Pembelian peralatan kantor sebesar Rp11.000.000 dapat diketahui dari adanya peningkatan saldo
peralatan kantor.

8. Pengambilan prive dapat diketahui dari jurnal umum saat terjadi transaksi prive.

Pengertian Jurnal Umum (Contoh, Fungsi


dan Bentuk) Secara Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Pengertian Jurnal Umum dalam Ilmu Akuntansi
Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan segala jenis
bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan perusahaan dalam
suatu periode akuntansi tertentu. Jurnal umum menjadi buku harian dalam sebuah perusahaan yang
berisi catatan segala transaksi yang terjadi selama periode berjalan.

Pada umumnya jurnal umum familiar dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada
prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis ke dalam jurnal umum
saja, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus dalam
mencatat bukti transaksi yang timbul dari transaksi keuangan yang dilakukannya, meski demikian
penggunaan jurnal umum juga diperlukan untuk mencatat bukti transaksi dari transaksi yang tidak bisa
dicatat dalam jurnal khusus

Perusahaan jasa melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang muncul dari transaksi keuangan
yang dilakukannya ke dalam buku jurnal umum dengan tujuan untuk melakukan pengidentifikasian,
melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan pengaruh ekonomi yang ditimbulkan dari berbagai jenis
transaksi keuangan yang terjadi terhadap keuangan perusahaan secara kronologis untuk memudahkan
proses posting atau pemindahan ke dalam suatu akun tertentu. Agar lebih dekat dalam mengenal jurnal
umum lihatlah format jurnal umum berikut ini:
Keterangan :
Dalam format jurnal umum di atas terlihat ada 6 kolom, yaitu kolom tangga, kolom nomor bukti, kolom
rekening atau keterangan, kolom referensi (ref), kolom debit dan kolom kredit.

Kolom tanggal diisi dengan waktu terjadinya transaksi keuangan, dalam menulis tanggal harus secara
urut sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom No bukti, diisi dengan memasukan no bukti dari bukti
transaksi keuangan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Kolom rekening atau
keterangan atau bisa juga di tulis kolom nama akun, dapat diisi dengan nama dari akun atau rekening
yang terkait dengan transaksi yang terjadi. KolomRerensi dalam jurnal umum, diisi dengan menuliskan
nomor akun atau kode akun yang sesuai dengan nama akun pada kolom keterangan atau kolom nama
akun, kolom ref ini hanya boleh diisi jika telah dilakukan proses posting ke buku besar, jadi jika belum
diposting ke buku besar biarkan saja kosong. Kolom Debit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di
debit sedangkan kolom kredit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di kredit

Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi

Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5 buah fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa ,
adapun kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut

 Fungsi Pertama yaitu Fungsi Analisis

Funsi analisis maksudnya adalah bahwa jurnal umum memiliki fungsi untuk melakukan penentuan
terhadap sebuah akun dan saldonya yang harus di debit atau harus dikredit
 Fungsi Kedua yaitu Fungsi Pencatatan

Fungsi Pencatatan maksudnya adalah bahwa jurnal umum berguna untuk melakukan pencatatan segala
pengaruh yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bukti
transaksi keuangan yang ada.
 Fungsi ketiga yaitu Fungsi Historis
Fungsi Historis maksudnya bahwa jurnal umum dalam melakukan pencatatan dilakukan secara
sistematis atau kronologis berdasarkan urutan terjadinya transaksi
 Fungs Keempat yaitu Fungsi Instruktif

Fungsi instruktif maksudnya bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam
proses pempostingan ke buku besar
 Fungsi kelima yaitu Fungsi Informatif

Fungsi Informatif maksudnya bahwa jurnal umum berperan dalam memberikan informasi untuk
melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.

Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum


Dalam membuat jurnal umum harus berpedoman pada 5 langkah, adapun kelima langkah itu adalah
sebagai berikut :

1. Melakukan pengidentifikasian Bukti Transaksi keuangan yang muncul dari transasksi keuangan
yang dilakukan perusahaan, adapun contoh dari bukti transaksi keuangan antara lain , Faktur,
Memo, Kuitansi, dll
2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan
menggolongkannya dalam jenisnya apakah jenis Harta, atau Hutang, ataukah Modal dsb

3. Menetapkan Penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi,
akibat dari transaksi yang dilakukannya

4. Menetapkan untuk mendebit ataukah harus mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang
terjadi. jika anda masih binggung cara menentukan debit-kredit suatu akun, silahkan simak tips
mudah menentukan debet dan kredit dan baca juga tips menguasai saldo normal akun dengan
jari tangan

5. Mencatat transaksi kedalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang ditimbulkannya.

Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi
setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua
transaksi ke dalam akun masing-masing. Sebagai contoh, Tuan Victor meyetorkan uang untuk modal PT.
Victory. Dari kegiatan atau aktivitas ini akan berpengaruh pada dua akun yaitu akun kas (aktiva) dan
modal Tuan Victor (ekuitas).

Dari penjelasan di atas, jurnal mempunyai beberapa fungsi:

1. Fungsi Historis

Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi.
2. Fungsi Mencatat

Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal.

3. Fungsi Analisis

Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-
akun yang terpengaruh beserta jumlahnya.

4. Fungsi Instruktif

Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal.

5. Fungsi Informatif

Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi
untuk dilakukan pencatatan.

Manfaat Jurnal Umum

Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya:

- Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih
suatu perkiraan.

- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.

- Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit.

- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama.

- Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang
tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.

Bentuk Jurnal Umum

Keterangan: 1 : Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap
halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan.
2 : Diisi nomor bukti transaksi
3 : Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai
dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan.
4 : Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar.

5 : Diisi nilai nominal akun yang didebet

6 : Diisi nilai nominal akun yang dikredit

7 : Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)

Kesimpulan
Pengertian Jurnal Umum secara singkat adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pengarus
yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan berdasarkan bukti transaksi
keuangan yang ada. Perusahaan harus membuat jurnal umum dalam proses akuntansinya karena jurnal
umum memiliki 5 fungsi pokok yaitu fungsi analisis, pencatatan, historis, instruktif, dan informatif. Dalam
membuat jurnal umum maka harus berpedoman pada 5 prinsip atau pedoman dasar agar jurnal umum
akurat dan teruji kebenarannya.

Pencatatan Perlengkapan sesuai prosedur


akuntansi Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Perlengkapan dalam akuntansi diartikan sebagai barang atau benda habis pakai yang berfungsi sebagai
penunjang keberhasilan operasional atau kegiatan usaha suatu perusahaan. Perlengkapan diartikan sebagai
benda habis pakai karena perlengkapan dapat habis baik secara fisiknya maupun ekonomisnya, contohnya
dalam   usaha  salon  kecantikan  Zhafira  terdapat   perlengkapan  shampo,   shampo  merupakan  salah  satu
contoh   dari   perlengkapan   karena   shampo   mempunyai   fungsi   untuk   menunjang   usaha   jasa   salon
kecantikan Zhafira dan shampo dapat habis ketika sudah dipakai. Secara umum perlengkapan mempunyai
ciri harganya relatif terjangkai, barangnya berukuran kecil, pemakaiannya dalam satu periode dan dapat
habis. Contoh perlengkapan lainnya misalnya tinta untuk ngeprin, lembaran kertas yang digunakan dalam
operasional usaha dan sebagainya.

Setelah tahu apa itu perlengkapan, sekarang pertanyaan saya bagaimanakah pencatatan perlengkapan
secara tepat sesuai ilmu akuntansi? Jika anda sudah memahaminya maka silahkan memahami artikel
berikutnya tentang pencatatan beban dibayar dimuka, jika anda belum memahami pencatatan
perlengkapan maka silahkan pahami penjelasan berikut ini:

Pencatatan perlengkapan dalam jurnal umum saat pembelian


Ketika membeli perlengkapan, maka kita akan mengeluarkan uang atau dapat juga utang terlebih
dahulu. Nah ketika terjadi transaksi pembelian tersebut maka perusahaan dapat mengakuinya sebagai
harta ataupun sebagai beban. Namun pada umumnya perusahaan mengakuinya sebagai harta yaitu
perlengkapan, meskipun demikian tidak salah jika perusahaan mengakuinya sebagai beban yaitu beban
perlengkapan. Lalu bagaimana mencatat pembelian perlengkapan dalam jurnal umum? Agar lebih jelas
silahkan simak ilustrasi berikut ini:
Pada bulan januari 2014 tepatnya tanggal 1, Zhafira salon membeli beberapa shampo secara tunai
seharga Rp 300.000 untuk keperluan usahanya selama bulan januari. Buatlah pencatatan perlengkapan
(shampo) ke dalam jurnal umum dengan pendekatan harta (disebut juga pendekatan neraca) dan
pendekatan laba-rugi (disebut juga pendekatan laba-rugi).

Jurnal pencatatan pembelian perlengkapan sebagai harta

(Db) Perlengkapan Salon ......................Rp 300.000


(Kr) Kas/utang......................................Rp 300.000

Jurnal pencatatan pembelian perlengkapan sebagai beban

(Db) Beban perlengkapan .............Rp 300.000


(Kr) Kas/utang........................................Rp 300.000

Sekarang saya harap saudara sudah paham cara menjurnal perlengkapan, sekarang saatnya memahami
penyesuaian untuk perlengkapan. Sebelum belajar menyusun jurnal penyesuaian khususnya jurnal
penyesuaian terkait perlengkapan, maka perlu dipahami dalam logika anda mengapa harus
menyesuaikan akun perlengkapan.

Alasan disusun penyesuaian untuk akun perlengkapan

Akun perlengkapan harus disesuaiakan saldonya pada akhir periode akuntansi, hal ini karena dua alasan
utama, yang pertama apabila perlengkapan diakui sebagai harta saat pembelian maka seiring dilakukan
pemakaian perlengkapan tersebut maka beberapa bagian dari perlengkapan yang terpakai harus diakui
sebagai beban perlengkapan. Jadi jika pada 1 januari Zhafira salon mempunyai saldo perlengkapan
senilai Rp 300.000, seiring berjalannya usaha salon dalam bulan itu telah dipakai perlengkapan untuk
jasa pemeliharaan rambut pelanggannya sebesar 250.000 sehingga pada ahir periode bulan januari
diketahui perlengkapan (shampo) tersisa Rp 50.000. Maka berdasarkan informasi tersebut Zhafira salon
tidak dapat mengakui saldo perlengkapannya dalam laporan keuangan bulan januari sebesar Rp 300.000
tetapi saldo perlengkapan harus diakui sebesar Rp 50.000, hal ini karena perlengkapan yang terpakai
sebesar Rp 250.000 tidak lagi diakui sebagai perlengkapan melainnkan harus diakui sebagai beban
perlengkapan. Dengan demikian diperlukan suatu alat agar saldo perlengkapan dapat menunjukan saldo
perlengkapan yang sebenarnya yaitu Rp 50.000 bukan Rp 300.000, nah dalam akuntansi alat itu
dinamakan “jurnal penyesuaian”
Alasan yang kedua jika perlengkapan diakui sebagai beban perlengkapan ketika pembelian, maka
perlengkapan yang "belum terpakai" selama periode bersangkutan tidak boleh diakui sebagai beban
perlengkapan tetapi diakui sebagai perlengkapan.

Jadi sesuai ilustrasi Zhafira salon yang diketahui ketika tanggal 1 januari dibeli perlengkapan dan dicatat
dalam jurnal umum sebagai beban perlengkapan sebesar Rp 300.000.

Nah... saldo beban perlengkapan tidak boleh dilaporkan dalam laporan laba rugi sebesar Rp 300.000
tetapi harus dilaporkan sebesar Rp 250.000 hal ini karena yang benar-benar telah terpakai dalam bulan
januari sebesar Rp 250.000, sedangkan Rp 50.000 belum boleh diakui sebagai beban tapi harus diakui
sebagai perlengkapan karena belum dipakai. Jadi diperlukan jurnal penyesuaian agar pelaporan beban
perlengkapan dilaporkan dengan benar.

Penyesuaian yang disusun untuk akun perlengkapan


Dalam Membuat jurnal penyesuaian untuk akun perlengkapan menggunakan 2 pendekatan, yaitu
pendekatan Neraca dan pendekatan laba- rugi. Adapun Penyusunan jurnal penyesuaian untuk ilustrasi di
atas dengan pendekatan neraca dan pendekatan laba-rugi adalah sebagai berikut :

Jurnal penyesuaian akun perlengkapan dengan pendekatan Neraca

Beban perlengkapan .........................Rp 250.000


Perlengkapan Salon.............................Rp 250.000

Jurnal penyesuaiana akun perlengkapan dengan pendekatan laba-rugi

Perlengkapan Salon.............................Rp 50.000


Beban perlengkapan.............................Rp 50.000 Demikianlah penjelasan prosedur akuntansi dalam
pencatatan akun perlengkapan dari proses pembelian sampai penyesuaian

Cara Mudah Menyusun Laporan Laba-rugi


Perusahaan Dagang Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Pengertian Laporan laba rugi adalah laporan yang dihasilkan pada satu periode buku yang menyajikan
seluruh pendapatan dan biaya perusahaan dan menghasilkan laba bersih atau rugi.

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005:193) Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari
pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, diakhiri dengan laba atau kerugian bersih
untuk periode tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan menyarankan perusahaan dalam menyajikan laporan atau catatan
keuangan agar di klasifikasikan berdasarkan sifat dan fungsi beban di perusahaan.

Pembagian laba dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

1. Laba Kotor
Laba kotor adalah pengukuran pendapatan perusahaan langsung atas penjualan produknya selama satu
periode akuntansi.
Laba Kotor = (Pendapatan penjualan bersih – Harga Pokok Penjualan)

Laba kotor dapat mengindikasikan secara langsung kemampuan perusahaan dalam menutupi biaya
produknya.

2. Laba Operasi

Laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan seluruh biaya dan beban operasi. Laba operasi
dapat mengindikasikan kemampuan perusahaan memperoleh pendapatan dari bisnis utamanya.

3. Laba Sebelum Pajak


Laba sebelum pajak adalah jumlah laba yang diperoleh perusahaan sebelum pajak penghasilan.

4. Laba Bersih

Laba bersih adalah kelebihan pedapatan hasil penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan setelah
dipotong dengan biaya operasi dan pajak penghasilan. Faktor yang mempengaruhi laba bersih adalah
pendapatan, beban pokok penjualan, beban operasi dan tarif pajak penghasilan.

Langkah Menyusun Laporan Laba Rugi

Laba rugi dibuat setelah neraca lajur (kertas kerja), mengapa demikian ? dikarenakan rujukan dalam
penyusunan laporan laba rugi berasal dari kolom laba rugi neraca saldo .

Langkah penyusunan laporan laba rugi pada umumnya adalah:

1. kemudian jenis laporan keuangan yang disajikan (laporan laba rugi) dan
2. menuliskan tulisan di header dengan identitas perusahaan.

3. periode tahun laporan.

Kemudian tepat dibawahnya memuat komponen utama laba rugi diantaranya:


1. Total beban (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi)
2. Total pendapatan (diperoleh pada kolom neraca lajur pada kolom laba rugi)

3. Laba atau rugi (selisih dari pendapatan dan total beban, apabila lebih besar pendapatan maka
diakui sebagai laba)

Tujuan Penyusunan Laporan Laba Rugi

Penyusunan laporan laba rugi perusahaan bertujuan untuk:

1. Mengevaluasi perolehan laba dari kurun waktu tertentu.


2. Mengetahui jumlah pajak yang ditanggung

3. Menilai efektivitas dan efisiensi usaha berdasarkan biaya usaha.


Format Laporan Laba Rugi

Format dalam menyusun laporan laba rugi ada dua format yang umumnya digunakan perusahaan
diantaranya:

1. Single Step Income Statement

Pada bentuk Single Step, seluruh pendapatan dan keuntungan maupun yang termasuk dalam unsure
operasi diletakkan pada awal laporan laba rugi diikuti dengan seluruh biaya dan kerugian yang termasuk
kategori operasi.
Selisih antara pendapatan dan keuntungan dan biaya dan kerugian menghasilkan laba kotor, selisih laba
kotor dan pajak penghasilan menghasilkan laba bersih.

UD. AKUN JAYA


Laporan Laba Rugi
31 Desember 2016

2. Multiple Step Income Statement

Dalam laporan ini transaksi operasi di pisah dengan transaksi non operasi, juga menandingkan biaya dan
beban dengan pendapatan yang berhubungan. Ketika laba operasonal diungkapkan makan akan terlihat
perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.

UD. AKUN JAYA


Laporan Laba Rugi
31 Desember 2016

Cara Menyusun Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang


Laporan laba-rugi dapat disusun dengan mudah dengan bantuan neraca lajur atau kertas kerja.
Penyusunan laporan laba-rugi dilakukan dengan mengutip saldo-saldo akun nominal seperti pendapatan
dan biaya-biaya yang berada pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Agar lebih jelas berikut ini akan
dibahas proses penyusunan laporan laba-rugi berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira.
Klik gambar untuk memperjelas gambar.

Saldo Debit Harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp 202.575.000 dalam kolom penyesuaian berasal dari
penjumlahan pembelian barang dagang awal Rp 16.175.000 dan pembelian 186.400.000 sedangkan
saldo HPP pada posisi kredit sebesar Rp 31.041.000 berasal dari seluruh rekening HPP yang dikredit
dalam penyesuaian persediaan barang dagang ahir Rp 28.125.000, retur pembelian Rp Rp 1.550.000 dan
potongan pembelian Rp 1.366.000.
Contoh Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan Dagang

Berdasarkan Neraca Lajur yang telah disusun PD Zafira maka dapat disusun laporan laba rugi berikut ini:

PD Zafira

Laporan Laba-Rugi

Periode 31 Desember 2012

I. PENDAPATAN

Penjualan : Rp 381.500.000
Potongan Penjualan : (Rp 20.700.000)
Penjualan Bersih : Rp 360.800.000
Pendapatan Bungan : Rp 1.533.000 +

TOTAL PENDAPATAN.................................................................................................. Rp 362.333.000

II. HARGA POKOK PENJUALAN


Persediaan awal barang dagang : Rp 16.175.000
Pembelian : Rp 186.400.000
Retur Pembelian : (Rp 1.550.000)
Pot.pembelian : (Rp 1.366.000)
Pembelian Bersih : Rp 183.484.000+
Barang Tersedia dijual : Rp 199.659.000
Persediaan Ahir barang dagang : (Rp 28.125.000)

Harga Pokok Penjualan .........................................................................................Rp 171.534.000-

Laba Kotor............................................................................................................ Rp 190.799.000

III. BEBAN USAHA

Beban listrik dan telpon : Rp 6.250.000


Beban Asuransi : Rp 275.000
Gaji Karyawan : Rp 25.550.000
Beban Pemeliharaan Gedung : Rp 16.325.000
Beban Peny. peralatan Kantor : Rp 7.825.000
Beban Peny. Peralatan toko : Rp 16.500.000
Beban Peny. Gedung : Rp 8.250.000 +

TOTAL BEBAN RP 80.975.000-

LABA BERSIH.......................................................................................................... Rp 109.824.000

Keterangan :
Laporan laba rugi diatas merupakan laporan laba-rugi bentuk single step yang disusun berdasarkan data
pada kolom laba-rugi dalam neraca lajur. Dengan bantuan neraca lajur maka laporan laba rugi dapat
disusun dengan sangat mudah karena hanya mengutip saldo akun-akun nominal yang berada pada
neraca lajur. Demikianlah pembahasan cara membuat laporan laba rugi perusahaan dagang dalam blog
akuntansi pendidik, semoga berguna untuk anda.

Kelebihan, Manfaat dan Kelemahan


Anggaran Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Apa yang dimaksud dengan Anggaran?
Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah
disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan
secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu.

Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran?


1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
2. Data-data tahun sebelumnya
3. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi
4. Pengetahuan tentang tak tik, sebagai pesaing dan gerak gerik pesaing
5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah
6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan

Apa saja tujuan disusunnya Anggaran?


1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
2. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat
memudahkan pengawasan
4. Merasionalkan sumber dana dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran, lebih jelas dan
nyata terlihat
6. Menampung dan menganalisis serta memutusakan setiap usulan yang berkaitan dengan
keuangan.

Apa saja manfaat Anggaran?


1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapat digunakan sebagai alat penilaian kelebihan dan kekurangan pegawai
3. Dapat memotivasi karyawan karena ada tujuan/sasaran yang akan dicapai
4. Menimbulkan rasa tanggung jawab pegawai
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6. Sumber daya yang dapat dimanfaatkan seefisien mungkin

Kelebihan Anggaran
Berdasarkan ulasan yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh bila perusahaan menerapkan penyusunan anggaran yang baik.
Beberapa keuntungan tersebut adalah :
1. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyeksikan sebelum rencana
tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk
memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan.
2. Dalam menyusun anggaran , diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap
tindakan yang dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada
pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut.
3. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk
menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh.
4. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer
mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi
sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan.
5. Mengingat setiap manajer/penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka
memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta.
Apa saja kelemahan Anggaran?
1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu tepat dengan keadaan
yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami
perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan. Hal ini berarti diperlukan
pemikiran untuk penyesuaian. Kemungkinan ini menghendaki agar anggaran disesuaikan
secara berkesinambungan dengan kondisi yang berubah-ubah agar data dan informasi
yang diperoleh akurat.
3. Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat
menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang dapat menghambat proses
pelaksanaan anggaran.
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subyektif pembuat kebijakan terutama
pada saat data dan informasi tidak lengkap /cukup

Apa yang dimaksud dengan Pengaggaran Perusahaan?


Pengaggaran perusahaan merupakan kegiatan dalam menghasilkan anggaran serta proses
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi budget seperti fungsi pedoman kerja, alat
pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja.

Bagaimana proses penyusunan Anggaran?


1. Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun anggaran.
2. Pengolahan data dan informasi yang telah dikumpulkan untuk melakukan penaksiran-
penaksiran.
3. Menyusun anggaran serta menyajikannya secara sistematis.
4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja dengan melakukan
penilaian.
6. Pengolahan dan penganalisaan data untuk menghasilkan kesimpulan terhadap kegiatan
kerja yang telah dilaksanakan serta menyusun kebijakan-kebijakan sebagai tindak lanjut
dari kesimpulan yang telah di ambil.

Definisi Actuating dalam Manajemen Serta


Pentingnya Actuating dalam Manajemen
June 18, 2017 Materi Akuntansi
Actuating dalam Manajemen
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha­usaha organisasi.
Jadi   actuating   artinya   menggerakkan   orang­orang   agar   mau   bekerja   dengan   sendirinya   atau
dengan   kesadaran   secara   bersama­sama   untuk   mencapai   tujuan   dikehendaki   secara   efektif.
Dalam   hal   ini   yang   dibutuhkan   adalah   kepemimpinan.   Actuating   adalah   Pelaksanaan   untuk
bekerja.   Untuk   melaksanakan   secara   fisik   kegiatan   dari   aktivitas   tesebut,   maka   manajer
mengambil   tindakan­tindakannya   kearah   itu.   Seperti   :   Leadership   (pimpinan),   perintah,
komunikasi dan conseling (nasehat).
George   R.   Terry   (1986)   mengemukakan   bahwa   actuating   merupakan   usaha   menggerakkan
anggota­anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaranperusahaan dan sasaran anggota­anggota perusahaan tersebut oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating)
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui
berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara
optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.Hal yang penting untuk diperhatikan
dalam   pelaksanan   (actuating)   ini   adalah   bahwa   seorang   karyawan   akan   termotivasi
untukmengerjakan sesuatu jika :
1. Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagidirinya,
3. Tidak   sedang   dibebani   oleh   problem   pribadi   atau   tugas   lain   yanglebih   penting,   atau
mendesak,
4. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
2. Pentingnya Actuating dalam Manajemen
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang­
orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti   dengan   penggerakan   seluruh   potensi   sumber   daya   manusia   dan   nonmanusia   pada
pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai
visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi
dan peran, keahlian dan kompetensi masing­masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.
3. Prinsip Actuating dalam Manajemen
Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan
agar   bersedia   mengerti   dan   menyumbangkan   tenaganya   secara   etektit   serta   efisien   dalam
pencapaian   tujuan   suatu   organisasi.   Di   dalam   manajemen,   pengarahan   ini   bersifat   sangat
kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari
manusia­manusia itu sendiri.  Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda­beda. Ada
beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
1. Prinsip mengarah kepada tujuan
2. Prinsip keharmonisai dengan tujuan
3. Prinsip kesatuan komando
Pentingnya Mencapai Actuating Managerial yang Efektif
4. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan  informasi yang perlu agar supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru
dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengerian atas berbagai masalah
yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa orientasi tidak selalu ingat atau
paham tentang masalah­masalah yang pernah dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai,
atau sebab­sebab lain yang membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi
ini perlu diberikan kepada pegawai­pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain:
1. Tugas itu sendiri
2. Tugas lain yang ada hubungannya
3. Ruang lingkup tugas
4. Tujuan dari tugas
5. Delegasi wewenang
6. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7. Hubungan antara masing­masing tenaga kerja
1. Perintah
Perintah   merupakan   permintaan   dari   pimpinan   kepada   orang­orang   yang   berada   dibawahnya
untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu
berasal  dari   atasan,   dan   ditujukan   kepada   para   bawahan   atau   dapat   dikatakan   bahwa   arus
perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain  yang
memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada di bagian lain. Adapun perintah yang
dapat berupa :
1. Perintah umum dan khusus
Penggunaan   perintah   ini   sangat   bergantung   pada   preferensi   manajer,   kemampuan   untuk
meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh bawahan. Perintah umum memiliki
sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih mendetail.
2. Perintah lisan dan tertulis
Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangata mempengaruhi apakan perintah harus
diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan kemungkinan waktu yang
lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya,
perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya
perintah lisan ini hanya diberikan untuk tugas­tugas yang relatif mudah.
3. Perintah formal dan informal
Perintah   formal   merupakan   perintah   yang   diberikan   kepada   bawahan   sesuai   dengan
tugas/aktivitas   yang   telah   ditetapkan   dalam   organisasi.   Sedangkan   perintah   informal   lebih
banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan. Contoh perintah informal
antara lain dapat berupa kata­kata: “apakah tidak lebih baik bilamana saudara menggunakan cara
lain”.   “marilah   kita   mulai   mengerjakan   pekerjaan   ini   lebih   dulu”,   dan   sebagainya.   Perintah
formal   yang   banyak   dipakai   dibidang   militer   bersifat   kurang   fleksibel   dibandingkan   dengan
perintah informal.
1. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah.
Dalam   pendelegasian   wewenang   ini,   pemimpin   melimpahkan   sebagian   dari   wewenang   yang
dimilikinya kepada bawahan.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
1. Definisi Controling Managemen
Pengawasan   merupakan   suatu   proses   untuk   menjamin   bahwa   tujuan­tujuan organisasi   dan
manajemen tercapai. Pengawasan manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan   dengan   tujuan   perencanaan, membandingkan   kegiatan   nyata   dengan   tujuan­I
perencanaan,   membandingkan kegiatan   nyata   dengan   standard   yang   ditetapkan   sebelumnya,
menentukan   dan mengukur   penyimpangan­penyimpangan   serta   mengambil   tindakan   koreksi
yang diperlukan   untuk   menjamin   bahwa   semua   sumber   daya   perusahaan   dipergunakan untuk
menjamin  bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan  cara paling efektif dan
efisiensi dalam pencapaian tujuan­tujuan perusahaan.
2. Langkah­langkah Controling Management
– Menentukan standar­standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
– Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
–  Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika
ada.
– Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai
dengan rencana.
– Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar­benar realistis atau tidak. Jika
ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki.
3. Tipe­tipe dalam Management
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait   dengan   perumusan   strategic   dan   perencanaan   strategic   yang   dijabarkan   dalam
bentuk program­program.
2. Pengendalian   operasional   (Operational   control).   Dalam   tahap   ini   pengendalian
manajemen   terkait   dengan   pengawasan   pelaksanaan   program   yang   telah   ditetapkan
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan
dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
4. Menjelaskan Proses Kontrol Management
Proses   Penegendalian   Manajemen   yang   baik   sebenarnya   formal,   namun   sifat   pengendalian
informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap­tahap yang
dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1. Pemrograman (Programming)
Dalam   tahap   ini   perusahaan   menentukan   program­program   yang   dilaksanakan   dan
memperkirakan   sumber   daya   yang   akan   dialokasikan   untuk   setiap   program   yang   telah
ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada   tahap   penganggaran   ini   program   yang   telah   direncanakan   secara   terperinci   dinyatakan
dalam   satuan   moneter   untuk   suatu   periode   tertentu,   biasanya   satu   tahun.   Anggaran   ini
berdasarkan pada kumpulan anggaran­anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan
dan   penerimaan­penerimaan   yang   dihasilkan.   Catatan   dan   biaya­biaya   tersebut   digolongkan
sesuai  dengan   program   yang  telah   ditetapkan   pusat­pusat  tanggung   jawabnya.   Penggolongan
yang   sesuai   program   dipakai   sebagai   dasar   untuk   pemrograman   dimasa   yang   akan   datang,
sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur
kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap   ini  merupakan  tahapan   yang  paling  penting,   karena  menutup  suatu  siklus  dari   proses
Pengendalian   Manajemen   agar   data   untuk   proses   pertanggungjawaban   akuntansi   dapat
dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
– Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
– Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang
akan datang.
Kekuasaan dan Pengaruh
1. Definisi Kekuasaan
Kekuasaan adalah   kewenangan   yang   didapatkan   oleh   seseorang   atau   kelompok   guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh   dijalankan   melebihi   kewenangan   yang   diperoleh   atau   kemampuan   seseorang   atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan
dari   pelaku   (Miriam   Budiardjo,2002)   atau   Kekuasaan   merupakan   kemampuan   memengaruhi
pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi (Ramlan
Surbakti,1992).
Dalam   pembicaraan   umum,   kekuasaan   dapat   berarti   kekuasaan   golongan,   kekuasaan   raja,
kekuasaan pejabat negara. Sehingga tidak salah bila dikatakan kekuasaan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut.
Robert   Mac   Iver   mengatakan   bahwa   Kekuasaan   adalah   kemampuan   untuk   mengendalikan
tingkah  laku  orang lain  baik  secara  langsung dengan  jalan  memberi  perintah  / dengan  tidak
langsung   dengan   jalan   menggunakan   semua   alat   dan   cara   yg   tersedia.   Kekuasaan   biasanya
berbentuk hubungan, ada yg memerintah dan ada yg diperintah. Manusia berlaku sebagau subjek
sekaligus objek dari kekuasaan. Contohnya Presiden, ia membuat UU (subyek dari kekuasaan)
tetapi juga harus tunduk pada UU (objek dari kekuasaan).
Sumber­sumber Kekuasaan
1. Sumber kekuasaan antar individu (interpersonal sources of power). Kekuasaan Formal
(Formal  Power)  adalah  kekuasaan yang  didasarkan pada  posisi individual  dalam  suatu
organisasi.   Kekuasaan   Personal   (Personal   Power)   adalah   kekuasaan   yang   berasal   dari
karakteristik unik yang dimiliki seorang individu.
2. Sumber kekuasaan struktural (structural sources of power). Kekuasaan ini juga dikenal
dengan   istilah   inter­group   atau   inter­departmental   power   yang   merupa­kan   sumber
kekuasaan kelompok.
3. Definisi Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan
seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa  pengaruh adalah kekuatan
yang   muncul   dari   suatu   benda   atau   orang   dan   juga   gejala   dalam   yang   dapat   memberikan
perubahan  terhadap apa­apa yang ada di sekelilingnya.  Jadi, dari pendapat­pendapat  tersebut
dapat   disimpulkan   bahwa   pengaruh   merupakan   suatu   daya   atau   kekuatan   yang   timbul   dari
sesuatu,   baik   itu   orang   maupun   benda   serta   segala   sesuatu   yang   ada   di   alam  sehingga
mempengaruhi apa­apa yang ada di sekitarnya.

4. Pengaruh Taktik dalam Organisasi
    Taktik­taktik  mempengaruhi  (Influence  Tactics)  adalah  cara­cara  yang biasanya  digunakan
oleh seseorang untuk mempen­garuhi orang lain, baik orang yang merupakan atasan, setingkat,
atau   bawahannya.   Dengan   mengetahui   dan   menggunakan   hal   ini,   maka   seseorang   dapat
mempengaruhi orang lain, dengan tidak menggunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Kipnis   dan   Schmidt   adalah   peneliti   yang   pertama   kali   meneliti   taktik­taktik   yang   biasa
digunakan orang untuk mempengaruhi orang lain. (Kipnis dan Schmidt, 1982). Berbagai alat
ukur telah dibuat untuk meneliti taktik mempengaruhi, dan salah satu yang terbaik adalah yang
dibuat oleh Yukl dkk, yaitu yang disebut Influence Behavior Questionnaire (Yukl, Lepsinger,
and Lucia, 1992). Hasil penelitian Yukl dkk, menun­jukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa
digunakan di dalam organisasi (Hugheset all, 2009), yaitu:
– Persuasi   Rasional   (Rational   Persuasion),   terjadi   jika   seseorang   mempengaruhi   orang   lain
dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti­bukti nyata agar orang lain tertarik.
– Daya­tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang
lain  dengan   menggunakan   suatu  permintaan   atau   proposal   untuk  membangkitkan  antusiasme
atau gairah pada orang lain.
–  Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak
dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana
yang akan dilaksanakan.
– Mengucapkan kata­kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain
dengan menggunakan kata­kata yang membahagiakan.
– Daya­tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau
memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
–  Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan
sesuatu   keuntungan   tertentu   kepada   orang   yang   dijadikan   target,   sebagai   imbalan   atas
kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
– Koalisi  (Coalitions),  terjadi  jika  seseorang  meminta  bantuan  dan  dukungan dari orang  lain
untuk membujuk agar orang yang dijadikan target setuju.
– Tekanan   (Pressure),   terjadi   jika   seseorang   mempengaruhi   orang   lain   dengan   menggunakan
ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang­ulang dalam meminta sesuatu.
– Mengesahkan   (Legitimacy),   terjadi   jika   seseorang   mempengaruhi   orang   lain   dengan
menggunakan   jabatannya,   kekuasaannya,   atau   dengan   mengatakan   bahwa   suatu   permintaan
adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi
Sumber :
http://nonvivit.blogspot.com/2013/10/definisi­kekuasaan­sumber­kekuasaan­dan.html
http://rachmabuana.blogspot.com/2013/11/pengertian­dan­pentingnya­actuating.html
http://alvi­novianty.blogspot.com/2013/10/pengorganisasian­actuating­dan.htm

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Akuntansi


Beserta Contohnya Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Penyusutan adalah salah satu konsekuensi akibat dari penggunaan aktiva tetap. Di mana aktiva tetap
akan cenderung mengalami penurunan fungsi. Pengertian penyusutan menurut penalaran umum adalah
cadangan yang akan diperuntukan untuk membeli aktiva baru guna menggantikan aktiva lama yang tidak
produktif. Sedangkan pengertian menurut akuntansi, penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan
aktiva tetap ke dalam harga pokok produksi, atau biaya operasional yang disebabkan penggunaan aktiva
tetap tersebut.

Aktiva tetap akan mengalami penyusutan dari suatu periode ke periode berikutnya, jadi nilai kegunaan
dari aktiva tetap akan terus berkurang dari suatu periode ke periode berikutnya, kecuali tanah. Misalnya
adalah mesin yang dibeli untuk ektivitas operasi perusahaan seharga 12.000.000 dan setelah 6 tahun ke
depan nilai dari mesin tersebut mengalami penyusutan menjadi Rp. 7.000.000.

Dalam suatu periode tertentu apabila sudah digunakan atau dimanfaatkan maka nilai aktiva tetap akan
mengalami penurunan. Aktiva tetap yang nilainya tidak akan berkurang, bahkan nilainya cenderung
bertambah atau semakin tinggi adalah tanah. Seiring dengan bertambahnya waktu, nilai dari sebidang
tanah akan mengalami penambahan atau semakin tinggi.
Penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai kegunaan dari aktiva tetap yang disebabkan
karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut. Penyusutan dikenal juga dengan istilah depresiasi yaitu
pengalokasian aktiva tetap yang disebabkan adanya penurunan nilai dari aktiva tetap tersebut. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya penyusutan atau depresiasi,
diantaranya metode metode garis lurus, metode jumlah angka tahun, metode menurun berganda,
metode satuan jam kerja dan metode satuan hasil produksi.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai metode penyusutan aktiva tetap, sebaiknya Anda pahami
dulu beberapa istilah berikut ini:

1. Harga perolehan (harga barang + biaya-biaya yang menyertainya)

2. Harga buku aktiva tetap (harga perolehan – akumulasi penyusutan aktiva tetap)

3. Nilai residu disebut juga dengan nilai sisa yaitu perkiraan nilai aktiva tetap setelah dipakai sesuai umur
ekonomisnya.

4. Umur ekonomis adalah batas waktu penggunaan barang atau perkiraan usia barang.

Beberapa istilah di atas akan mempermudah dalam memahami metode penyusunan aktiva tetap.
Berikut penjelasan dan pembahasan beeberapa jenis metode penyusutan aktiva tetap:

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Garis Lurus

Istilah lain dari metode garis lurus adalah straigt line method, di dalam metode ini beban penyusutan
aktiva tetap pertahunnya akan sama sampai akhir umur ekonomis aktiva tetap tersebut.

Rumusnya:
Penyusutan = Harga perolehan - nilai residu

-----------------------------------

umur ekonomis

Dapat juga dicari dengan cara lain:

- Menghitung tarif penyusutan tiap tahun

Tarif penyusutan = 100 %

-----------------

umur ekonomis

- Menghitung beban penyusutan tiap tahun

Beban penyusutan = tarif penyusutan x (harga perolehan – nilai residu)

- Menghitung nilai buku aktiva tetap

Harga buku aktiva tetap = harga perolehan – akumulasi penyusutan

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurun Ganda


Istilah lain dari metode ini adalah Double Declining Balance Methode. Di dalam metode ini, penyusutan
aktiva tetap dapat ditentukan melalui persentase tertentu yang dicari dari harga buku pada tahun
bersangkutan. Untuk menghitung persentase penyusutan dapat diperoleh dengan mengalikan
persentase penyusutan yang diperoleh dengan metode garis lurus dikalikan angka 2. Jadi besarnya
persentase penyusutan 2 kali dari persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus.

Rumus:
Penyusutan = [2 x (100% : umur ekonomis)] x harga buku aktiva tetap.

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Jumlah Angka Tahun

Istilah dari metode ini adalah sum of the years digit method, besarnya penyusutan aktiva tetap
berdasarkan metode jumlah angka tahun mengalami penurunan jumlah tiap tahunnya.

Rumus:

Penyusutan= sisa umur penggunaan

---------------------------- x (harga perolehan - nilai residu)

jumlah angka tahun

Keterangannya:

- Sisa umur penggunaan diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka untuk tahun
pertama sisa umur penggunaan berjumlah 5 (lima), sedangkan tahun kedua berjumlah 4 (empat), dan
begitu seterusnya.

- Jumlah angka tahun diperoleh = semisal umur ekonomisnya adalah 5 tahun, maka perhitungan jumlah
angka tahunnya 1+2+3+4+5=15

- Harga buku aktiva = harga perolehan dikurangi nilai residu

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Jam Kerja

Istilah lainnya adalah Service Hours Method, penetapan beban penyusutan aktiva tetap dalam metode ini
di dasarkan pada jam kerja yang bisa dicapai dalam periode yang bersangkutan.

Rumus:

- Beban penyusutan per tahun = jam kerja yang dapat dicapai x tarif penyusutan tiap jam
- Tarif penyusutan per jam = (harga perolehan - nilai residu) / jumlah total jam kerja penggunaan aktiva

Metode Penyusutan Aktiva Tetap Satuan Hasil Produksi

Istilah lainnya adalah Productive Output Method. Di dalam metode ini penetapan beban penyusutan
aktiva tetap didasarkan pada jumlah satuan produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan.

Rumus:

- Beban penyusutan per tahun= jumlah satuan produk yang dihasilkan x tarif penyusutan per produk

- Tarif penyusutan per satuan produk = (harga perolehan – nilai residu) / jumlah total produk yang
dihasilkan.

Dapat disimpulkan bahwa:

Penyusutan adalah proses pengurangan nilai aktiva tetap yang disebabkan oleh beberapa faktor sebagai
akibat penggunaan aktiva tetap tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhinya adalah faktor
usia. Beberapa metode yang digunakan untuk menghitung besarnya beban penyusutan adalah metode
garis lurus, metode menurun ganda, metode jumlah angka tahun, metode satuan jam kerja, dan metode
satuan hasil produksi.

Setelah perhitungan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah mencatat beban penyusutan aktiva
tetap. Proses pencatatan ini akan dilakukan di akhir periode akuntansi dengan dilengkapi bukti transaksi
berupa memo yang di dalamnya memuat adanya ayat jurnal penyesuaian yang menjelaskan adanya
penyusutan jumlah saldo periode tersebut.

Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:


- Beban penyusutan aktiva tetap xxxx (debet)

- Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxxx (kredit)

Atau

- Beban penyusutan aktiva tetap xxxx (debet)

- Aktiva tetap yang bersangkutan xxxx (kredit)

Catatan:

Apapun metode dan jenis aktiva yang digunakan, yang paling penting adalah:

1. Terapkanlah dengan konsisten apapun metode yang digunakan.

2. Apabila perusahaan menganggap perlu adanya perubahan atas metode penyusutan yang dipakai, ada
baiknya mencantumkan di dalam penjelasan mengenai sistem akuntansi yang dipakai dalam laporan
keuangan dan disertai dengan alasannya.

Ilustrasi soal penyusutan aktiva tetap


1) Pada tanggal 1 desember 2012, PT jaya kusuma membeli sebuah mobil angkut bekas dengan harga
perolehan Rp 85.000.000. Mobil tersebut diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun, dengan nilai
residu Rp 10.000.000. Berdasarkan data dalam ilustrasi ini hitunglah besarnya penyusutan dengan
metode garis lurus!

2) Sebuah mesin produksi dengan harga Rp 315.000.000 mulai digunakan untuk operasi perusahaan
pada bulan Januari 2011. Umur penggunaan ditaksir selama 5 tahun dengan nilai residu Rp 15.000.000.
Hitunglah penyusutan tiap tahun dari penggunaan mesin tersebut dengan metode jumlah angka tahun!
3) Sebuah mobil mulai dioperasikan untuk usaha pada tanggal 1 Januari 2012. Mobil tersebut diperoleh
dengan harga Rp 165.000.000 dan ditaksir dapat dioperasikan untuk usaha selama 5 tahun. Hitunglah
penyusutan tiap tahun dengan metode menurun berganda!

4) Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000, selama 4 tahun
ditaksir akan menghasilkan 40.000 unit dengan perincian sebagai berikut:

tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan tahun keempat 7000
unit. Hitunglah penyusutan perunit dan penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode
satuan unit produk!

5) Harga perolehan mesin produksi Rp 12.500.000 dengan Nilai Residu Rp 780.000,umur ekonomis
empat tahun. selama 4 tahun mesin tersebut digunakan sebanyak 10.000 jam,sedangkan kegiatan untuk
tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam, dan tahun keempat 1700 jam.
Hitunglah penyusutan tiap tahun dari mesin tersebut dengan metode satuan jam kerja!

Pembahasan soal penyusutan aktiva tetap

Pembahasan soal 1

Dalam soal 1 diketahui harga perolehan mobil Rp 85.000.000, Umur ekonomis 5 tahun, dan nilai residu
Rp 10.000.000.

Berdasarkan data tersebut dapat dicari besarnya penyusutan dengan metode garis lurus tiap tahun
dengan perhitungan sebagai berikut:

Penyusutan tiap tahun = (Harga perlehan-Nilai residu) : Umur ekonomis

= (85.000.000 - 10.000.000) : 5

= Rp 15.000.000

Pembahasan soal 2

Dalam soal 2 dapat diketahui Harga perolehan mesin Rp 315.000.000, nilai residu Rp 15.000.000, dan
umur ekonomis 5 tahun.

Berdasarkan data tersebut besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode jumlah angka tahun dapat
dicari dengan perhitungan sebagai berikut:
Langkah pertama mencari jumlah angka tahun umur aktiva;

Jumlah angka tahun => 1+2+3+4+5 = 15

Setelah diketahui jumlah angka tahun selanjutnya dapat dicari penyusutan tiap tahun dengan rumus
berikut ini:

Penyusutan= Sisa umur penggunaan x (harga perolehan-nilai residu)

Jumlah angka tahun

Penyusutan tahun 1 = (5/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 100.000.000

Penyusutan tahun 2 = (4/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 80.000.000

Penyusutan tahun 3 = (3/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 60.000.000

Penyusutan tahun 4 = (2/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 40.000.000

Penyusutan tahun 5 = (1/15) x (315.000.000-15.000.000) = Rp 20.000.000

Pembahasan soal 3

Dalam soal 3 dapat diketahui bahwa Harga perolehan Rp 165.000.000, nilai ekonomis 5 tahun.
Berdasarkan data tersebut dapat dihitung besarnya penyusutan tiap tahun dengan metode menurun
ganda dengan perhitungan sebagai berikut:

Langkah pertama mencari besarnya besarnya persentase penyusutan tiap tahun;

Jika dalam metode garis lurus persentase penyusutan tiap tahun adalah:
= 100% : umur ekonomis
= 100% : 5 = 20%

Karena dalam metode menurun berganda besarnya persentase penyusutan 2x dari persentase metode
garis lurus maka besarnya persentase penyusutan metode menurun berganda adalah 40%.

Langkah berikutnya adalah menentukan besarnya penyusutan tiap tahun dengan perhitungan sebagai
berikut:
Penyusutan = persentase penyusutan x Harga buku aktiva tetap

Penyusutan tahun 1 => 40% x 165.000.000 = Rp 66.000.000

Penyusutan tahun 2 => 40% x 99.000.000 = Rp 39.600.000

Penyusutan tahun 3 => 40% x 59.400.000 = Rp 23.760.000

Penyusutan tahun 4 => 40% x 35.640.000 = Rp 14.256.000

Penyusutan tahun 5 => 40% x 21.384.000 = Rp 8.553.600

Note: Harga buku = Harga perolehan - Akumulasi penyusutan, Pada tahun 1 belum ada akumulasi
penyusutan karena mobil masih baru sehingga Harga buku aktiva = Harga perolehan.

Pembahasan soal 4

Dalam soal 4 dapat diketahui Bebeara hal yaitu:

Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000

Nilai Residu Rp 780.000

Umur ekonomis selama 4 tahun

Jumlah total produk yang dapat dihasilkan oleh mesin tersebut selama umur ekonomis sejumlah 40.000
unit, dengan perincian tahun pertama 1500 unit, tahun kedua 10.000 unit, tahun ketiga 8000 unit, dan
tahun keempat 7000 unit.

Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mencari penyusutan mesin dari tiap unit produk yang
dihasilkan maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan yang diperlukan adalah sebagai
berikut:

Penyusutan mesin perunit produk = (Harga perolehan-Nilai residu)

Total unit produk

= (12.500.000-780.000) : 40.000

= Rp 293

Penyusutan mesin per tahun dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:
Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah produk pertahun

Tahun 1 => 293 x 15.000 = Rp 4.395.000

Tahun 2 => 293 x 10.000 = Rp 2.930.000

Tahun 3 => 293 x 8000 = Rp 2.344.000

Tahun 4 => 293 x 7000 = Rp 2.051.000

Pembahasan soal 5

Dalam soal 5 dapat diketahui Bebeara hal yaitu:

Harga perolehan aktiva tetap dalam hal ini mesin sebesar Rp 12.500.000

Nilai Residu Rp 780.000

Umur ekonomis selama 4 tahun

Jumlah total jam penggunaan mesin dalam operasional perusahaan selama umur ekonomis sejumlah
41.000 jam, dengan perincian tahun pertama 3500 jam, tahun kedua 2800 jam, tahun ketiga 2000 jam,
dan tahun keempat 1700 jam.

Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mencari penyusutan mesin dalam tiap jam penggunaan
mesin tersebut maupun penyusutan mesin tiap tahun, adapun perhitungan penyusutan mesin dengan
metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut:

Penyusutan mesin perjam = (Harga perolehan-Nilai residu)/Total jam kerja

= (12.500.000-780.000) : 10.000

= Rp 1.172

Penyusutan mesin per tahun dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:

Penyusutan pertahun = penyusutan per unit x jumlah jam kerja pertahun

Tahun 1 => 1.172 x 3500 = Rp 4.102.000

Tahun 2 => 1.172 x 2800 = Rp 3.281.000

Tahun 3 => 1.172 x 2000 = Rp 2.344.000

Tahun 4 => 1.172 x 1700 = Rp 1.992.000


Pengertian Jurnal Umum (Contoh, Fungsi
dan Bentuk) Secara Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Pengertian Jurnal Umum dalam Ilmu Akuntansi


Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan segala jenis
bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi keuangan perusahaan dalam
suatu periode akuntansi tertentu. Jurnal umum menjadi buku harian dalam sebuah perusahaan yang
berisi catatan segala transaksi yang terjadi selama periode berjalan.

Pada umumnya jurnal umum familiar dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena pada
prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis ke dalam jurnal umum
saja, sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus dalam
mencatat bukti transaksi yang timbul dari transaksi keuangan yang dilakukannya, meski demikian
penggunaan jurnal umum juga diperlukan untuk mencatat bukti transaksi dari transaksi yang tidak bisa
dicatat dalam jurnal khusus
Perusahaan jasa melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang muncul dari transaksi keuangan
yang dilakukannya ke dalam buku jurnal umum dengan tujuan untuk melakukan pengidentifikasian,
melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan pengaruh ekonomi yang ditimbulkan dari berbagai jenis
transaksi keuangan yang terjadi terhadap keuangan perusahaan secara kronologis untuk memudahkan
proses posting atau pemindahan ke dalam suatu akun tertentu. Agar lebih dekat dalam mengenal jurnal
umum lihatlah format jurnal umum berikut ini:

Keterangan :
Dalam format jurnal umum di atas terlihat ada 6 kolom, yaitu kolom tangga, kolom nomor bukti, kolom
rekening atau keterangan, kolom referensi (ref), kolom debit dan kolom kredit.

Kolom tanggal diisi dengan waktu terjadinya transaksi keuangan, dalam menulis tanggal harus secara
urut sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom No bukti, diisi dengan memasukan no bukti dari bukti
transaksi keuangan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Kolom rekening atau
keterangan atau bisa juga di tulis kolom nama akun, dapat diisi dengan nama dari akun atau rekening
yang terkait dengan transaksi yang terjadi. KolomRerensi dalam jurnal umum, diisi dengan menuliskan
nomor akun atau kode akun yang sesuai dengan nama akun pada kolom keterangan atau kolom nama
akun, kolom ref ini hanya boleh diisi jika telah dilakukan proses posting ke buku besar, jadi jika belum
diposting ke buku besar biarkan saja kosong. Kolom Debit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di
debit sedangkan kolom kredit diisi dengan jumlah saldo dari akun yang di kredit

Fungsi Jurnal Umum dalam Akuntansi

Jurnal umum dalam siklus akuntansi memiliki 5 buah fungsi penting untuk sebuah perusahaan jasa ,
adapun kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut

 Fungsi Pertama yaitu Fungsi Analisis

Funsi analisis maksudnya adalah bahwa jurnal umum memiliki fungsi untuk melakukan penentuan
terhadap sebuah akun dan saldonya yang harus di debit atau harus dikredit
 Fungsi Kedua yaitu Fungsi Pencatatan
Fungsi Pencatatan maksudnya adalah bahwa jurnal umum berguna untuk melakukan pencatatan segala
pengaruh yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan bukti
transaksi keuangan yang ada.
 Fungsi ketiga yaitu Fungsi Historis

Fungsi Historis maksudnya bahwa jurnal umum dalam melakukan pencatatan dilakukan secara
sistematis atau kronologis berdasarkan urutan terjadinya transaksi
 Fungs Keempat yaitu Fungsi Instruktif

Fungsi instruktif maksudnya bahwa jurnal umum berfungsi memberikan perintah atau petunjuk dalam
proses pempostingan ke buku besar
 Fungsi kelima yaitu Fungsi Informatif

Fungsi Informatif maksudnya bahwa jurnal umum berperan dalam memberikan informasi untuk
melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.

Prinsip Dasar Pembuatan Jurnal Umum


Dalam membuat jurnal umum harus berpedoman pada 5 langkah, adapun kelima langkah itu adalah
sebagai berikut :

1. Melakukan pengidentifikasian Bukti Transaksi keuangan yang muncul dari transasksi keuangan
yang dilakukan perusahaan, adapun contoh dari bukti transaksi keuangan antara lain , Faktur,
Memo, Kuitansi, dll
2. Menentukan akun apa saja yang terpengaruh dengan transaksi yang terjadi dan
menggolongkannya dalam jenisnya apakah jenis Harta, atau Hutang, ataukah Modal dsb

3. Menetapkan Penambahan atau pengurangan terhadap akun yang terkait dengan transaksi,
akibat dari transaksi yang dilakukannya

4. Menetapkan untuk mendebit ataukah harus mengkredit akun yang terkait dengan transaksi yang
terjadi. jika anda masih binggung cara menentukan debit-kredit suatu akun, silahkan simak tips
mudah menentukan debet dan kredit dan baca juga tips menguasai saldo normal akun dengan
jari tangan

5. Mencatat transaksi kedalam jurnal umum sesuai dengan bukti transaksi yang ditimbulkannya.

Penjurnalan atau pencatatan transaksi pada jurnal umum adalah tahap kedua dalam siklus akuntansi
setelah melakukan analisa terhadap bukti transaksi. Kegiatan pejurnalan adalah penggolongan semua
transaksi ke dalam akun masing-masing. Sebagai contoh, Tuan Victor meyetorkan uang untuk modal PT.
Victory. Dari kegiatan atau aktivitas ini akan berpengaruh pada dua akun yaitu akun kas (aktiva) dan
modal Tuan Victor (ekuitas).

Dari penjelasan di atas, jurnal mempunyai beberapa fungsi:


1. Fungsi Historis

Artinya, setiap bukti transaksi dilakukan secara kronologis,urut, sesuai dengan tanggal terjadinya
transaksi.

2. Fungsi Mencatat

Artinya, semua transaksi jangan sampai ada yang tertinggal dicatat dalam buku jurnal.

3. Fungsi Analisis

Artnya, pencatatan pada jurnal adalah hasil analisis yang berwujud pendebitan dan pengkreditan akun-
akun yang terpengaruh beserta jumlahnya.

4. Fungsi Instruktif

Artinya, catatan yang terdapat pada jurnal adalah perintah untuk melakukan pendebitan dan
pengkreditan akun buku besar sesuai dengan catatan yang terdapat pada jurnal.

5. Fungsi Informatif

Artinya, fungsi dari jurnal adalah memberikan informasi atau penjelasan mengenai transaksi yang terjadi
untuk dilakukan pencatatan.

Manfaat Jurnal Umum

Ada beberapa hal yang akan kita ketahui dalam proses pencatatan pada buku jurnal, diantaranya:

- Dianalisa untuk mengetahui apakah akan menimbulkan bertambah atau berkurangnya satu atau lebih
suatu perkiraan.

- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang akan dicatat pada satu atau lebih perkiraan.

- Dilakukan analisa untuk mengetahui berapa perkiraan yang akan di debet dan di kredit.

- Dilakukan analisa untuk mengetahui jumlah yang di debet dan di kredit harus sama.

- Dibuat referensi (tanda) untuk mengetahui suatu jumlah sudah dilakukan posting ke perkiraan yang
tepat pada buku besar, sesuai nomor perkiraannya.

Bentuk Jurnal Umum


Keterangan: 1 : Diisi tahun, bulan, serta tanggal transaksi. Untuk tahun cukup ditulis sekali saja tiap
halaman judul, kecuali ada pergantian tahun. Sama halnya dengan bulan.
2 : Diisi nomor bukti transaksi
3 : Diisi oleh akun yang akan didebet dan dikredit. Aturan untuk penulisan akun yang didebet di mulai
dari kiri, dan akun kredit ditulis di bawahnya sedikit ke kanan.

4 : Kolom referensi diisi dengan kode akun yang angkanya sudah dipindahkan ke buku besar.

5 : Diisi nilai nominal akun yang didebet

6 : Diisi nilai nominal akun yang dikredit

7 : Penambahan keterangan singkat mengenai transaksi (tidak mutlak ada)

Kesimpulan
Pengertian Jurnal Umum secara singkat adalah jurnal yang berfungsi untuk mencatat segala pengarus
yang ditimbulkan oleh transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan berdasarkan bukti transaksi
keuangan yang ada. Perusahaan harus membuat jurnal umum dalam proses akuntansinya karena jurnal
umum memiliki 5 fungsi pokok yaitu fungsi analisis, pencatatan, historis, instruktif, dan informatif. Dalam
membuat jurnal umum maka harus berpedoman pada 5 prinsip atau pedoman dasar agar jurnal umum
akurat dan teruji kebenarannya.

Mudah Membuat Laporan Keuangan dalam


Perusahaan Manufaktur
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Deskripsi Laporan Keuangan

Pengertian laporan keuangan ialah Suatu informasi mengenai keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang digunakan untuk menggambarkan kinera suatu perusahaan.Umumnya laporan keungan
dikelompokkan menjadi 4 bagian yakni Laporan rugi/lugi (R/L), Neraca, Arus kas dan laporan perubahan
perubahan modal. Untuk Menyusun suatu laporan keuangan hendaknya kita harus mengerti step by step
misalkan dalam meng neraca, terlebih dahulu kita harus mengetahui dalam neraca terdari dari
beberapa pos dan informasi yang dibutuhkan untuk mengisi pos tersebut kita juga harus ketehui.

Laba rugi/income statement

Laporan keuagan rugi laba/income statement terdiri dari pendapatan – beban- = laba bersih sebelum
pajak -pajak penghasilan = laba bersih atau net income

Macam-macam laporan keuangan perusahaan manufaktur


Macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur secara umum meliputi, laproan harga
pokok produksi merupakan laporan keuangan yang menginformasikan segala biaya produksi yang
terkandung pada produk-produk yang terjual selama periode tertentu, laporan laporan laba-rugi
merupakan laporan keuangan yang menggambarkan jumlah penghasilan, beban yang terjadi dan laba
yang dicapai perusahaan dalam periode tertentu atau rugi yang diderita perusahaan dalam periode
tertentu, laporan keuangan neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, Laporan Perubahan modal merupakan laporan keuangan yang
menjelaskan perubahan posisi modal suatu perusahaan dalam periode tertentu baik modal dalam
bentuk modal saham apabila perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau Modal pemilik apabila
perusahaan berbentuk perusahaan perseorangan, firma dan CV.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, didalam perusahaan manufaktur atau industri terdapat
empat jenis laporan keuangan yang utama yaitu Laporan Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Sold),
laporan Laba/Rugi (Income Statement),laporan Perubahan Modal (Capital Statement) dan neraca
(Balance Sheet).Secara lebih detail macam-macam laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur
dapat diuraikan berikut ini:

Laporan Keuangan Harga Pokok Produksi

Laporan keuangan yang menggambarkan rekapitulasi biaya-biaya produksi yang terkandung pada
produk-produk yang terjual selama periode tertentu (biasanya selama satu tahun anggaran atau satu
periode akuntansi). Harga Pokok Produksi terdiri dari lima (5) bagian utama, yaitu :

a.Biaya bahan baku langsung.

b.Biaya tenaga kerja langsung.

c.Biaya over head pabrik (BOP).

d.Biaya produk setengan jadi/produk dalam proses.

d.Biaya produk jadi

Laporan Keuangan Laba-rugi Laba rugi

Laporan laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu
periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi
biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau
hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.

Laporan Keuangan NERACA


Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu
tertentu. Dalam laporan keuangan neraca terdapat dua bagian penting yaitu bagian aktiva dan bagian
pasiva, aktiva ini merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan atau organisasi ekonomi sedangkan
pasiva merupakan sumber kekayaan perusahaan atau dengan kata lain aktiva berasal dari pasiva atau
pasiva merupakan sumber aktiva. Bagian aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan dapat berbentuk
aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. Aktiva lancar contohnya kas, piutang dan
sebagainya, aktiva tetap contohnya tanah, mesin, gedung dan sebagainya, serta aktiva tak berwujud
contohnya hak paten, goodwill dan sebagainya. Sedangkan bagian pasiva terdiri dari kewajiban atau
hutang perusahaan dan modal perusahaan.

Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan modal atau laporan perubahan ekuitas merupakan suatu daftar yang dicatat secara
sistematis, yang menjelaskan perubahan modal setelah perusahaan melakukan kegiatannya selama
periode tertentu. Modal akan bertambah jika laba bersih lebih besar dari pada pengambilan prive dan
modal akan berkurang jika laba bersih lebih kecil daripada pengambilan prive. Laporan perubahan modal
dalam badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas biasa disebut laporan laba ditahan hal ini.

Bentuk Laporan keuangan Perusahaan manufaktur

Bentuk Laporan Harga Pokok Produksi Perusahaan manufaktur


Bentuk Laporan Laba-rugi Perusahaan manufaktur

Laporan laba-rugi dapat disusun dalam bentuk single step (langsung) dan multiple step (bertahap).
Bentuk multiple Step (bertahap) adalah bentuk laporan rugi-laba di mana dilakukan beberapa
pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urut-urutan
tertentu.
Pada bentuk laporan laba-rugi Single Step, beban operasi dan non-operasi tidak dibedakan didalam
laporan, melainkan disatukan dalam kategori beban didalam laporan laba rugi. Begitu juga dengan
pendapatan tidak dibedakan melainkan disatukan didalam kategori pendapatan didalam laporan laba
rugi. Hanya terdapat dua seksi didalam laporan yaitu seksi pendapatan dan seksi beban. Dalam bentuk
single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha, dan pendapatan luar usaha dan pendapatan
lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua
jenis beban. Selisih jumlah pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo
(sisa) rugi. Bentuk ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa. Contoh Laporan laba-rugi perusahaan
manufaktur yang berbentuk perseroan dalam format multiple step adalah sebagai berikut:
Bentuk Laporan Perubahan Modal Perusahaan Manufaktur

Bentuk Laporan Neraca Perusahaan Manufaktur

Bentuk Penyajian neraca dapat dibagi dalam dua bentuk sebagai:


a)Bentuk Neraca Skontro atau Account Form

Pada neraca bentuk skontro aktiva disajikan di sebelah kiri ( di Inggris, di kanan) dan kewajiban serta
modal ditempatkan disebelah kanan, sehingga penyajiannya sebelah menyebelah. Contoh bentuk
Skontro dapat dilihat berikut ini:
b)Bentuk Neraca Staffel atau Report Form
Neraca ini dilaporkan satu halaman vertical. Disebelah atas dicantumkan total aktiva dan dibawahnya
disajikan pos kewajiban dan pos modal.

Demikianlah Pembahasan Bentuk Laporan keuangan perusahaan manufaktur, berdasarkan penjelasan


yang sudah dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam perusahaan manufaktur atau
industri terdapat empat jenis laporan keuangan yang utama yaitu laporan harga pokok produksi, laporan
laba-rigi, laporan perubahan modal dan Neraca.
Apa itu Biaya Produksi dan Bagaimana Cara
Menghitung Biaya Produksi
June 18, 2017 Materi Akuntansi

Dalam dunia bisnis, banyak hal yang perlu untuk diperhatikan dan dipertimbangkan. Antara lain
mengenai kemampuan melihat peluang, kemampuan untuk menghadapi resiko, mengetahui bagaimana
cara menghadapi dan menyelesaikan kendala / masalah dalam bisnis, serta bagaimana cara agar mampu
menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menyelesaikan permasalahan konsumen. Untuk memulai usaha,
modal awal untuk memulai usaha memang merupakan hal utama yang harus dipikirkan. Namun selain
itu, tentu masih banyak hal lain yang tidak dapat terlepas dari bagian memiliki usaha.
Tujuan utama memiliki bisnis tentu untuk mendapatkan keuntungan. Namun untuk mencapainya, tidak
harus menggunakan cara yang salah demi memenuhi target keuntungan perusahaan. Banyak pelaku
bisnis yang menerapkan prinsip mengutamakan kualitas produk maupun pelayanan kepada konsumen
dengan baik sehingga mendapatkan profit bisnis yang diharapkan.Untuk mendapatkan keuntungan,
tentu setidaknya jenis usaha tersebut tidak mengalami kerugian atau paling tidak minimal balik modal.

Sebelum menjalankan bisnis, memang diperlukan business plann yang baik, terutama strategi dalam
menjalankan usaha, serta menghadapi resiko untuk meningkatkan skala perusahaan menjadi cakupan
yang lebih besar (scale up).Untuk mendapatkan keuntungan bisnis yang diharapkan, pelaku bisnis tentu
sudah mengetahui bagaimana cara untuk mencapainya berdasarkan business plan yang telah dibuat
sebelumnya. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah memperhitungkan mengenai biaya produksi.
Tidak sedikit yang beranggapan bahwa biaya produksi adalah hal yang sepele sehingga menganggap
remeh dan tidak menyertakannya dalam perhitungan untung rugi sebuah usaha. Namun sebaliknya,
biaya produksi sangat penting dalam dunia bisnis. Perlu perhitungan yang tepat dan kalkulasi yang akurat
ditambah dengan perhitungan biaya produksi demi tercapainya keuntungan bisnis yang diharapkan.

Berikut ini akan dibahas secara mendalam mengenai biaya produksi. Hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam perhitungan biaya produksi, jenis-jenis biaya produksi, cara melakukan perhitungan
biaya produksi, serta ulasan-ulasan lainnya mengenai biaya produksi yang disertai contoh.

Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini
didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum terjadi.
Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit
adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya
yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal

Pengertian Biaya Produksi


Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Biaya produksi ini harus diakumulasi
secara cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih
pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total
keuntungan yang diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
Biaya produksi adalah keseluruhan biaya produksi ekonomi yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi
suatu barang. Biaya produksi ini memiliki definisi yang berbeda dengan biaya operasional. Bedanya
dengan biaya operasional adalah biaya operasional merupakan biaya atau pengeluaran oleh suatu
perusahaan untuk mendukung sistem kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Yang termasuk kedalam biaya operasional adalah seperti biaya perlengkapan toko, biaya asuransi, biaya
tagihan telepon / listrik / air untuk perusahaan, biaya iklan, biaya pajak, biaya pengiriman, biaya
perlengkapan kantor, biaya perawatan alat-alat kantor / perusahaan atau biaya perawatan mesin, dan
lain sebagainya. Dalam memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang
panjang dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar
berkualitas.

Biaya Produksi dan Biaya non Produksi


Biaya produksi berbeda dengan biaya non produksi. Perbedaannya adalah biaya non produksi
merupakan biaya yang erat kaitannya dengan fungsi pengembangan, pemasaran / distribusi, layanan
pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya. Menurut ilmu ekonomi, biaya non produksi
dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran /
distribusi, dan pelayanan kepada pelanggan. Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang
melingkupi biaya pengembangan, adminitrasi umum dan pengembangan.

Teori Biaya Produksi Oleh Adam Smith

Lakukan Perhitungan dan Kontrol Biaya Produksi.

Berikut akan diberikan contoh-contoh perhitungan dalam menghitung biaya produksi. Diantaranya
adalah analisa biaya produksi serta laporan biaya produksi.

1. Analisa Biaya Produksi

Untuk menghitung Biaya Tetap Total / Total Fixed Cost (TFC) adalah dengan cara menambah Biaya Tetap /
Fixed Cost (FC) dengan Biaya Variable / Variable Cost (VC).
Biaya total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli
semua keperluan baik barang dan jasa yang akan digunakan dalam proses produksi demi menghasilkan /
produksi suatu barang. Total fixed cost dihitung untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat
berubah jumlahnya.
1. Biaya Variabel Total / Total Variable Cost (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi variabel.
2. Cara menghitung Biaya Tetap Rata-rata / Average Fixed Cost (AFC) adalah dengan cara biaya total
dibagi dengan jumlah produksi.

3. Cara menghitung Variabel Rata-Rata / Average Variable Cost (AVC) adalah dengan cara membagi
Biaya Variabel Total (TVC) dengan jumlah produksi.

4. Cara menghitung Biaya Total Rata-Rata / Average Total Cost (AC) adalah dengan cara Biaya Total
dibagi dengan jumlah produksi.

5. Biaya Marginal / Marginal Cost (MC) diperoleh melalui hasil penambahan Biaya Produksi yang
digunakan untuk menambah produksi satu unit barang / produk.

2. Buat Laporan Biaya Produksi

Laporan biaya produksi disebut pula sebagai laporan harga pokok produksi. Perhitungan laporan biaya
produksi ini mengutamakan perhitungan 3 hal yaitu :

1. Data produksi. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian jumlah produk yang melalui
proses pembuatan, jumlah produk yang telah selesai diproduksi, serta keseluruhan jumlah
produk yang dihasilkan dari awal sampai akhir dalam satu periode.
2. Biaya yang dibebankan. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga satuan per
produk / per barang yang didalamnya telah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
overhead pabrik.

3. Perhitungan harga pokok. Dimana harus dibuat pelaporan mengenai rincian harga pokok ketika
produk telah selesai diproduksi, dan memasuki departemen produksi, hingga memasuki gudang
penempatan produk yang telah selesai diproduksi.

Cara Menyusun Jurnal Penyesuaian Dengan


Pendekatan hpp Usaha Dagang Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP merupakan salah satu dari dua alternatif jurnal
penyesuaian yang digunakan dalam perusahaan dagang.Dari kalimat tersebut bermakna bahwa dalam
perusahaan dagang ada dua buah jenis pendekatan dalam menyusun jurnal penyesuaian yaitu
pendekatan ikhtisar laba-rugi dan pendekatan HPP.

Dari kedua jenis pendekatan tersebut sebuah perusahaan dapat memilih salah satunya sesuai dengan
kebijakan perusahaan tersebut. Pada postingan sebelumnya telah dibahas tentang penyusunan jurnal
penyesuaian dengan pendekaan ikhtisar laba-rugi, sekarang akan dibahas Cara menyusun jurnal
penyesuaian dengan pendekatan HPP.

Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengenal istilah HPP, Dalam akuntansi HPP atau Harga
pokok penjualan adalah dasar perhitungan keuntungan atau laba yang ditetapkan perusahaan atau
dapat juga diartikan sebagai harga perolehan barang yang terjual.

Unsur-Unsur HPP antara lain Persediaan barang dagangan awal dan ahir, pembelian, beban angkut
pembelian, Retur pembelian, beban angkut pembelian, dan potongan pembelian. Ketika perusahaan
memutuskan untuk menggunakan pendekatan HPP dalam penyusunan jurnal penyesuaian maka langkah
yang diambil adalah menjurnal unsur-unsur HPP tersebut dengan memindahkan kedalam akun Harga
pokok penjualan (HPP). Adapun jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Menjurnal akun persediaan barang dagangan

a. Persediaan barang dagangan awal


(mengurangi Persediaan)

HPP...................Rpxxx

Persediaan barang dagangan .......Rp xxx


b. Persediaan barang dagangan ahir
(menambah atau memunculkan persediaan)

Persediaan barang dagangan........ Rp xxx

HPP .....................................................Rp xx

2. Menjurnal Pembelian (Menambah HPP)

HPP ..........Rp xxx

Pembelian........Rp xxx

3. Beban angkut Pembelian (menambah HPP)

HPP ............Rp xxx

Biaya angkut Pembelian......Rp xxx

4. Retur Pembelian (mengurangi HPP )

Retur Pembelian ............Rp xxx

HPP ....................Rp xxx

5. Potongan Pembelian (mengurangi HPP )

Potongan pembelian .............Rp xxx

HPP ...........................Rp xxx

Untuk memperjelas pemahaman tentang penyusunan jurnal penyesuaian dengan pendekatan HPP,
silahkan perhatikan ilustrasi berikut ini:
Data penyesuaian per 30 September 2012:

a. Persediaan barang dagangan Rp 7.900.000

b. Inventaris disusutkan 15% per tahun

c. Perlengkapan yang terpakai Rp 192.000

d. Telah dibayar sewa gudang pada bulan ini untuk 2 bulan (september da oktober 2012) sebesar Rp
500.000

e. Iklan yang belum dibayar Rp 20.000

Analisis Jurnal Penyesuaian pendekatan HPP

1. Persediaan barang dagangan awal

Persediaan barang sebesar Rp 7.500.000 yang terdapat pada neraca saldo merupakan persediaan barang
awal. Pada ahir periode persediaan ini telah terjual dan menambah HPP sehingga harus dipindahkan ke
dalam akun harga pokok penjualan dengan cara mendebetnya sebesar jumlah yang sama. Ayat jurnal
penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

HPP Rp 7.500.000

Persediaan barang dagang Rp 7.500.000

2. Pembelian Barang Dagangan


Pembelian barang dagang sebesar Rp 24.950.000 berada diposisi kredit dalam jurnal penyesuaian karena
akun pembelian mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama,
Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:

HPP Rp 24.950.000

Pembelian Rp 24.950.000

3. Retur Pembelian

Akun retur pembelian sebesar Rp 1.350.000 berada diposisi debet, karena akun retur pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagai berikut:

Retur Pembelian Rp 1.350.000

HPP Rp 1.350.000

4. Potongan Pembelian

Potongan pembelian sebesar Rp 276.000, Berada diposisi kredit, karena akun potongan pembelian
mempengaruhi HPP dan harus dipindahkan ke akun HPP dengan jumlah yang sama. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:

Potongan pembelian Rp 276.000

HPP Rp 276.000

5. Persediaan ahir barang dagangan

Akun persediaan ahir barang dagangan didebet, karena persediaan ini belum dicatat dalam neraca saldo,
akun ini juga akan mengurangi HPP sehingga dalam akun HPP dicatat disisi kredit. Jurnal penyesuaian
yang dibuat adalah sebagi berikut:

Persediaan Barang dagangan Rp 7.900.000

HPP Rp 7.900.000

6. Penyusutan inventaris

Beban penyusutan inventaris terjadi karena terpakainya inventaris tersebut sepanjang periode operasi
perusahaan, dilain pihak, penurunan nilai inventaris ini dicatat dalam akumulasi penyusutan inventaris
dengan jumlah yang sama.
Perhitungan penyusutan inventaris bulan september 2012 adalah:

Penyusutan dalam 1 tahun:

15% x 4000.000 = Rp 600.000

Penyusutan dalam 1 bulan:

Rp 600.000 : 12 = Rp 50.000.

Jurnal Penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:

Beban penyusutan Inventaris Rp 50.000

Akl. Penyusutan Inventaris Rp 50.000

7. Penyesuaian Perlengkapan

Perlengkapan yang telah terpakai selama periode operasi perusahaan diperlakukan sebagai beban,
bukan lagi sebagai harta sehingga perlu dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi saldo
perlengkapan tersebut.

Jurnal penyesuaian yang dibuat untuk menyesuaiakan perlengkapan adalah sebagai berikut:

Beban Perlengkapan Rp 192.000

Perlengkapan Rp 192.000

8. Penyesuaian Sewa dibayar dimuka

Beban sewa yang dibayarkan sebesar Rp 500.000, Namun beban sewa yang terjadi selama satu periode
bejalan (1 bulan) adalah sebesar Rp 250.000, Hal ini berarti Saldo beban sewa dibayar dimuka berkurang
sebesar jumlah saldo beban sewa yang telah terjadi, sehingga perlu dibuat penyesuaian.

Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebgai berikut:

Sewa gudang dibayar dimuka Rp 250.000

Beban sewa gudang Rp 250.000

9. Biaya Iklan yang belum dibayar

Biaya iklan yang menjadi beban dalam periode akuntansi tersebut adalah Rp 20.000 karena belum
dibayar, sehingga terjadi utang iklan dengan jumlah yang sama.

Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah sebagai berikut:


Beban Iklan Rp 20.000

Utang iklan Rp 20.000

Contoh soal penyusunan jurnal penyesuaian usaha dagang dengan


pendekatan HPP
Berdasarkan data neraca saldo periode 2014 diketahui data-data sebagai berikut :

 Persediaan barang dagang UD Fajri tercatat debit Rp 7.800.000


 Perlengkapan tercatat debit Rp 1.500.000

 Saldo akun peralatan tercatat debit Rp 3.500.000

 Pembelian UD Fajri tercatat debit Rp 20.000.000

 Saldo potongan pembelian UD Fajri tercatat kredit Rp 245.000

 Retur pembelian UD Fajri tercatat kredit Rp 1000.000

Data penyesuaian pada akhir periode 2014 UD Fajri bulan desember menunjukan data penyesuaian
sebagai berikut:
1. Diketahui bahwa Persediaan barang dagangan dalam gudang pada akhir periode sebesar
8.500.000 rupiah
2. Peralatan yang dimiliki UD Fajri ditetapkan penyusutannya sebesar 10% dalam setiap tahunnya.

3. Perlengkapan UD Fajri dalam akhir periode 2014 yang telah digunakan sebesar 900.000 rupiah

4. UD Fajri pada bulan november 2014 telah membayar beban sewa gudang untuk 12 bulan
terhitung sejak bulan november 2014 hingga oktober 2015 sebesar 2400.000 rupiah.

5. Beban Iklan yang sampai dengan akhir periode 2014 belum dibayar oleh UD Fajri adalah sebesar
250.000 rupiah.

Berdasarkan data dalam neraca saldo dan data penyesuaian pada akhir periode 2014, maka disusun
jurnal penyesuaian tahun 2014 sebagai berikut:
Pembahasan dan Analisis jurnal penyesuaian Usaha dagang dengan
pendekatan HPP

Pembahasan dan analisis penyesuaian Unsur-unsur dalam HPP


a) Persediaan barang dagang
Persediaan barang dagang disesuaikan dengan memindahkan persediaan awal ke akun HPP, dan
memunculkan persediaan akhir untuk dilaporkan dalam laporan keuangan (dalam neraca) sehingga
jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar diatas.

b) Pembelian
Pembelian disesuaikan dengan cara memindahkan saldo pembelian ke akun HPP, akibat dari penjurnalan
ini maka saldo HPP Bertambah saldonya. Jurnalnya sebagaimana terlihat dalam gambar.

c) Retur pembelian
Retur pembelian dijurnal dengan memindahkan saldo retur pembelian ke akun HPP, akibat dari
pemindahan ini maka saldo HPP berkurang sebesar retur pembelian yang terjadi. Jurnalnya sebagaimana
terlihat dalam gambar.

d) Potongan pembelian
Potongan pembelian dijurnal dengan memindahkan saldo potongan pembelian ke akun HPP, akibat dari
pemindahan ini maka saldo HPP berkurang senilai saldo potongan pembelian yang terjadi. Jurnalnya
sebagaimana terlihat dalam gambar.

Jadi pada dasarnya dalam penyesuiana unsur-unsur dalam HPP yaitu mulai dari persediaan barang
dagang, unsur, pembelian, unsur, retur pembelian, unsur potongan pembelian, semuanya hanya
mentransfer atau memindahkan saldo-saldo unsur tersebut ke akun HPP sehingga setelah semua
dipindahkan akan diketahui saldo akhir dari HPP tersebut.

Pembahasan dan analisis penyesuaian penyusutan peralatan

Dalam neraca saldo UD Fajri telah diketahui bahwa saldo peralatan sebesar Rp 3.500.000 dan dalam data
penyesuaian penyusutan peralatan ditentukan sebesar 10% sehingga penyusutan peralatan dalam 1
tahun dapat dihitung sebagai berikut:
10% x 3500.000 = 350.000 rupiah.

Pembahasan dan analisis penyesuaian pemakaian perlengkapan

Pada neraca saldo diketahui bahwa saldo perlengkapan sebesar 1.500.000, dengan demikian dapat
diartikan bahwa UD Fajri dalam mencatat perlengkapan menerapkan pendekatan neraca atau
pendekatan harta dalam mencatat perlengkapan, sehingga jurnal penyesuaian yang harus disusun
adalah mendebit akun beban perlengkapan sebesar 900.000 dan mengkredit akun perlengkapan
900.000.
Perlengkapan dikredit karena telah terjadi pengurangan perlengkapan selama periode berjalan akibat
penggunaan perlengkapan tersebut.

Beban perlengkapan didebit karena perlengkapan yang telah digunakan diakui sebagai beban
perlengkapan, dengan demikian memunculkan atau menambah saldo beban, sesuai prosedur jika beban
bertambah maka harus didebit.

Pembahasan dan analisis penyesuaian beban sewa dibayar dimuka

Sewa gudang yang dibayarkan pada bulan November 2014 diperuntukan untuk 12 bulan yaitu sejak
bulan november 2014 hingga bulan oktober 2015, dengan demikian UD Fajri sampai dengan akhir
periode 2014 harus mengakui beban sewa untuk 2 bulan yaitu november dan desember 2014 sebesar
Rp 400.000 dengan perhitungan 2/12 x 2400.000.

Dalam hal ini UD fajri menggunakan pendekatan laba-rugi untuk menyesuaikan beban sewa, hal ini
dapat diketahui dari data penyesuaiannya yang memberi tahu bahwa UD fajri telah “membayar beban
sewa”,

dengan demikian ketika pembayaran, UD Fajri mencatatnya dalam jurnal umum sebagai beban sewa
gudang bukan sebagai beban sewa gudang dibayar dimuka.

Adapun jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah seperti pada gambar. Dengan mengkredit beban
sewa sebesar 2.000.000 maka saldo beban sewa pada periode 2014 akan menampilkan saldo yang
sebenarnya yaitu 400.000 (ketika pencatatan telah tercatat beban sewa 2400.000 debit, lalu disesuaikan
beban sewa 2000.000 kredit sehingga saldo akhirnya beban sewa 400.000 debit)

Pembahasan dan analisis beban yang belum terbayar (utang beban iklan)

Beban iklan sebesar 250.000 belum terbayar hingga akhir periode tahun 2014 sehingga pada akhir
periode harus disesuaikan dengan mendebit beban iklan dan mengkredit utang iklan.

Beban iklan ditempatkan didebit karena dalam periode itu UD Fajri telah memakai jasa iklan sehingga
harus mengakui (memunculkan) akun beban iklan, sedangkan utang iklan ditempatkan kredit, karena
akun beban iklan belum dibayar oleh UD Fajri, sehingga harus diakui sebagai utang iklan pada periode
itu, dengan kata lain utang telah bertambah dan jika utang bertambah maka harus dikredit.

Makalah Biaya Produksi (EKONOMI


MIKRO)
June 18, 2017 Materi Akuntansi Materi Ekonomi
Biaya Produksi
MATERI
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Ekonomi Mikro

Oleh :
Ratna Irmayanti
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS

2014
BIAYA PRODUKSI
1. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Biaya dalam pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung untuk
menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh konsumen.
Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban” yang harus ditanggung oleh Produsen
untuk menghasilkan suatu Produksi.
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang
untuk menghasilkan suatu barang / jasa. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian
tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang
sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi.
e. Uang modal, sewa.
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung, biaya-biaya
historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli ekonomi setiap sumberdaya
adalah pembayaran yang diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut pada penggunaannya
yang sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternative
kesempatan penggunaannya yang terbaik (walter,1991).

2. Jenis-jenis Biaya Produksi


Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung harga
pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih dalam proses.
Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-elemen utama dari
biaya produksi, meliputi:
a. Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam
produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam
menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung diterjunkan dalam kegiatan
produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha itu dapat terwujud.
c. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan biaya
pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah didefinisikan atau
dibebankan pada suatu pekerjaan.
Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
 Biaya Eksplisit : Semua pengeluaran untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan input lain
yang dibayar melalui pasaran (pembayaran berupa uang)
 Biaya Implisit : Biaya Implisit daah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya
penyusutan barang modal.
Teori Biaya produksi menurut jangka waktunya, dibedakan menjadi 2 yakni:
1. Jangka Waktu Pendek
Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor produksi
tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam jangka pendek, yakni:
a. Biaya Total dan Jenis-jenis Biaya Total
- Biaya total (Total Cost/TC) yaitu biaya yang meliputi keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi.
Rumus : TC=TFC+TVC
- Biaya tetap total (Total Vixed Cost/TFC) yaitu biaya yang meliputi perbelanjaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi yang tetap jumlahnya, artinya biaya ini besarnya tidak
dipengaruhi oleh jumlah Output yang dihasilkan. Contoh: biaya telepon, Biaya Pemeliharaan
Bangunan, biaya penyusutan, adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek
TFC = TC-TVC
- Biaya berubah total (Total Variabel Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah sesuai dengan
hasil produksi yang akan dihasilkan. Semakin banyak produk yang dhasilkan, maka semakin
besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Contoh : Biaya bahan baku , upah tenaga kerja, bahan
bakar,dll.
TVC = TC-TFC

Tabel 1.1 Biaya Total (Ribuan Rupiah)


Jumlah Jumlah TFC TVC TC
pekerja produksi (Q)
0 0 50 0 50
1 2 50 50 100
2 6 50 100 150
3 12 50 150 200
4 20 50 200 250
5 27 50 250 300
6 33 50 300 350
7 38 50 350 400
8 42 50 400 450
9 45 50 450 500
10 47 50 500 550
Biaya total produksi atau lebih di kenal total cost (TC) merupakan keseluruhan biaya yang
harus dikeluarkan oleh produsen yang berkaitan dengan proses produksi, sebagai aktivitas utama
untuk menghasilkan suatu produk. Dalam jangka pendek, total cost sangat di tentukan oleh
input- input produksi baik secara kuantitas maupun kualitas. Dimana input – input produksi
tersebut dapat memberikan konsekuensi pembiayaaan bersifat tetap dan bersifat variabel.
Pembiaayaan bersifat tetap di sebut biaya tetap atau total fixed cost (TFC) Biaya tetap total
(total fixsed cost/TFC) dapat di katakan biaya yang sifatnya wajib di keluarkan oleh produsen
dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi. Jika biaya tetap tersebut tidak di keluarkan, maka
konsekuensinya dapat menghambat jalannya proses produksi yang lainnya. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap tidak mengalami
perubahan dalam jangka pendek.
Sedangkan biaya variabel (variable cost) merupakan keseluruhan biaya yang harus
dikeluarkan ketika ada aktivitas proses produksi. Oleh sebab itu biaya berubah biasanya
merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang digunakan.
Jadi besar kecilnya biaya veriabel yang dikeluarka produsen sesuai dan tergantung pada
skala proses produksi yang di lakukan. Dengan kata lain semakin besar skala proses produksi,
biaya variabel semakin besar. Tetapi jika skala proses produksi relatif kecil maka biaya varibel
yang di keluarkan menjadi relatif kecil juga.
a. Biaya Rata-rata Dan Marjinal
- Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC) biaya tetap yang dibelanjakan untuk
menghasilkan setiap unit produksi
AFC =
- Biaya berubah rata- rata (Average Variabel Cost/AVC) biaya variabel yang dibelanjakan untuk
menghasilkan setiap unit produksi
AVC =
- Biaya total rata-rata (Average Cost/AC) keseluruhan biaya yang digunakan untuk menghasilkan
setiap unit produksi.
ATC =
Q = total Output
- Biaya Marginal (Marginal Cost / MC) Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah satu unit output.
MCn = TCn – TCn-1
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n;
TCn adalah biaya total pada waktu jumlah produksi n;
TCn-1 adalah biayatotal pada waktu jumlah produksi n-1.
Atau dapat juga dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
MCn = ∆TC/∆Q
Dimana MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n;
∆TC adalah pertambahan jumlah biaya total;
∆Q adalah pertambahan jumlah produksi.
Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor produksi akan menambah beberapa unit
produksi, sebagai contoh, perhatikan tabel 1.2
Tabel 1.2
Biaya Rata-Rata (Ribuan Rupiah)”
Jumlah Jumlah
pekerja
produksi TFC TVC TC AFC AVC ATC MC
(Q)
0 0 50 0 50 - - - -
1 2 50 50 100 25 25 50 25
2 6 50 100 150 12.5 16.7 25 12.5
3 12 50 150 200 8.3 12.5 16.7 8.3
4 20 50 200 250 6.25 10 12.5 6.25
5 27 50 250 300 7.1 9.3 11.1 7.1
6 33 50 300 350 8.3 9.1 10.6 8.3
7 38 50 350 400 10.0 9.2 10.5 10.0
8 42 50 400 450 12.5 9.5 10.7 12.5
9 45 50 450 500 16.7 10 11.1 16.7
10 47 50 500 550 25 10.6 11.7 25
TABEL RUMUS
Jenis Biaya Rumus
Biaya Total (TC) Biaya Tetap Total+Biaya Berubah Total TFC+TVC
biaya totaln-biaya totaln-1 atau TCn-TCn-1
Biaya Marginal (MC)
jumlah produksin-jumlah produksin-1 Qn-Qn-1
Biaya Tetap Rata-rata
Biaya tetp total/jumlah produksi TFC/Q
(AFC)
Biaya berubah rata-rata
Biaya berubah/jumlah produksi TVC/Q
(avc)
Biaya total rata-rata (AC) Biaya total/jumlah produksi TC/Q
1. Jangka Waktu Panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor produksi atau input yang
akan digunakannya. Oleh karena itu, biaya produksi tidak perlu lagi dibedakan antara biaya tetap
dan biaya berubah. Di dalam jangka panjang tidak ada biaya tetap, semua jenis biaya yang
dikeluarkan merupakan biaya berubah. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan bukan saja
dapat menambah tenaga kerja tetapi juga dapat menambah jumlah mesin dan peralatan produksi
lainnya, luas tanah yang digunakan (terutama dalam kegiatan pertanian) dan luasnya
bangunan/pabrik yang digunakan. Sebagai akibatnya, dalam jangka panjang terdapat banyak
kurva jangka pendek yang dapat dilukiskan.
Jangka waktu panjang merupakan segala faktor produksi yang masih dapat berubah – ubah.
Jadi dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua faktor froduksi atau infut yang
akan digunakannya.
Teori – teori biaya jangka panjang diantaranya ialah :
a. Biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan seluruh output dan bersifat Variabel.
Biaya total sama dengan perubahan biaya Variabel
LTC=∆LVC
LTC= biaya total jangka panjang (Long Run Total Cost)
∆LVC= Perubahan Biaya Variabel jangka panjang
b. Biaya Marjinal jangka panjang
Tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit. Perubahan biaya total sama dengan
perubahan biaya variable. Maka, LMC=∆LTC/∆Q
Dengan LMC= Biaya marjinal jangka panjang (Long Run Marjinal Cost)
∆LTC= Perubahan Biaya Total jangka Panjang
∆Q= Perubahan Output
c. Biaya Rata – rata
Biaya total dibagi Jumlah Output
LRAC=LTC/Q
Dengan LRAC=Biaya Rata – Rata Jangka panjang (Long Run Average Cost)
Q = Jumlah output

1. Faktor- faktor Produksi


Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan
jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi yaitu :
a. Sumber Daya Alam
Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan
manusia/ persahaan untuk memenuhi kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala
sesuatu yang ada di dalam bumi.
b. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang
dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jas.
c. Sumber Daya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk
menghasilkan produk lebih lanjut.
d. Sumberdaya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan
mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau
jasa secara efektif dan efisien.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang
ingin dicapai.

2. Cara Meminimumkan Biaya


Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata atau
Average Cost (AC). Peminimuman biaya jangka panjang tergantung kepada 2 faktor berikut :
a. Tingkat produksi yang ingin dicapai
b. Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang
ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA
Sunarwo, Hendri. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Caps
Sukirno, Sadono. 2008. Mikro Ekonomi : Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Abdulrasul, Agung. 2013. Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media
Edi, Sugiartonos. 2013. Akntansi-Biaya-Penggolongan-Biaya (online)
http://edisugiartonos.blogspot.com, diakses, 30 April 2014

Pengertian Pendapatan Yang Diterima


Dimuka atau Uang Muka Penjualan (Prepaid
Income) Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Pendapatan diterima dimuka (Prepaid Income) dapat dimaknai sebagai suatu pendapatan
(baik pendapatan dari usaha jasa maupun pendapatan dari hasil penjualan barang) yang sudah
diterima oleh perusahaan, tetapi pendapatan tersebut belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan
dalam periode tersebut.

Pendapatan diterima dimuka dikatakan belum sepenuhnya menjadi hak perusahaan hal ini karena
secara umum pendapatan tersebut merupakan pendapatan untuk beberapa periode akuntansi baik
dua periode maupun lebih.Atau dengan kata lain ketika perusahaan menerima pendapatan
diterima dimuka dari peanggannya maka perusahaan telah menerima uang tetapi perusahaan
belum memberikan pelayanan jasa atau penyediaan barang dagang kepada pelanggannya secara
penuh dalam periode akuntansi tersebut.

Misalnya Pak Kusrin adalah seorang pengusaha yang menyediakan jasa kontrakan dan rumah
kos untuk disewakan kepada mahasiswa di sekitar universitas terkemuka di Indonesia. Ketika
bulan September 2013 Pak kusrin menerima uang pembayaran dari mahasiswa yang mengontrak
salah satu kontrakannya sebesar Rp 120.000.000 untuk satu tahun. Dari contoh ini maka dapat
diketahui bahwa pak kusrin telah menerima pendapatan diterima dimuka sebesar 120.000.000
juta untuk satu tahun dimulai dari september 2013 hingga agustus 2014. Namun uang yang
diterima pak kusrin sebesar 120 juta tersebut sampai dengan akhir periode yaitu 31 desember
2013 yang benar-benar menjadi pendapatan pak kusrin hanya sebesar 40.000.000, hal ini karena
mahasiswa yang mengontrak rumah tersebut baru menempati kontrakan selama 4 bulan yaitu
bulan september hingga desember 2013, sedangkan bulan januari sampai agustus 2014 belum
menjadi pendapatan karena belum dirasakan manfaat jasa kontrak rumah tersebut oleh
mahasiswa, sehingga tidak boleh diakui sebagai pendapatan bagi pak kusrin melainkan diakui
sebagai pendapatan diterima dimuka atau disebut juga hutang pendapatan.
Pendapatan diterima dimuka harus disesuaikan setiap ahir periode dengan dibuatkan jurnal
penyesuaian. Penyesuaian pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dicatat sebagai utang (pendekatan neraca) dan dicatat sebagai pendapatan (pendapatan laba-rugi).
Penggunaan salah satu pendekatan dalam penyesuaian tersebut didasarkan pada catatan pada
ketika melakukan pencatatan dalam jurnal umum. Untuk memudahkan pemahaman anda tentang
pendekatan neraca dan pendekatan laba-rugi dalam penyesuaian pendapatan diterima dimuka,
simaklah ilustrasi berikut:
Sebuah perusahaan menyewakan sebuah ruangan kepada konsumennya untuk jangka waktu 1
tahun dengan tarif sewa senilai 12.000.000 rupiah. Pada 1 Oktober 2012 perusahaan tersebut
menerima uang sewa dari konsumennya secara tunai untuk 1 tahun dari bulan oktober 2012
sampai bulan september 2014.

Berdasarkan ilustrasi ini, bantulah perusahaan tersebut mencatat pendapatan diterima dimuka
atas jasa sewa ruangan dari konsumennya tersebut untuk tahun 2013!
Nah untuk mencatat pendapatan diterima dimuka dapat dilakukan dengan dua pendekatan
sebagaimana sebutkan diatas. Silahkan pahami proses pencatatan pendapatan diterima dimuka
dengan kedua pendekatan tersebut dibawah ini:

Pengakuan/Pencatatan  Pendapatan Yang Diterima Dimuka/Uang Muka Penjualan 
(Prepaid Income) dalam Akuntansi Keuangan / Akuntansi Komersial adalah sebagai 
berikut :
 Pendapatan Yang diterima dimuka/ uang muka penjualan belum diakui sebagai 
pendapatan perusahaan sehingga dicatat sebagai Kewajiban Jangka Pendek (Current 
Liabilities) yang disajikan pada Laporan Neraca Perusahaan dalam posisi Pasiva. 
 Jurnal untuk mencatat transaksi Pendapatan Yang diterima dimuka adalah sebagai berikut
:

Misalkan Kantor Akuntan Publik Aditya menerima menerima uang muka atas Jasa Audit
Laporan Keuangan PT.Baja Jaya Abadi Tahun 2013 yang akan dilaksanakan pada mulai tanggal
22 Pebruari 2014 pada tanggal 25 Desember 2013 sebesar Rp.100.000.000,-.
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 100.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 100.000.0000
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka
atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Bank 100.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 100.000.0000
  Jurnal untuk mencatat transaksi Uang Muka Penjualan adalah sebagai berikut :

Misalkan CV.Aditya Mobilindo menerima menerima uang muka penjualan Mobil Truck dari
 PT.Gunung Timur  sebesar Rp.50.000.000,­ pada tanggal 28 Desember 2013 untuk pembelian 
Truck yang akan dilakukan dan dikirimkan pada tanggal 20 Januari 2013.
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 50.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.0000
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Bank 50.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.0000

Pengakuan/Pencatatan  Pendapatan Yang Diterima Dimuka/Uang Muka Penjualan 
(Prepaid Income) dalam Akuntansi Pajak adalah sebagai berikut :
 Pendapatan Yang diterima dimuka / uang muka penjualan belum diakui sebagai 
pendapatan perusahaan untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak dan Pajak 
Penghasilan (PPh) Terutang sehingga dicatat sebagai Kewajiban Jangka Pendek (Current 
Liabilities) yang disajikan pada Laporan Neraca Perusahaan dalam posisi Pasiva.

 Pendapatan Yang diterima dimuka/ uang muka penjualan sudah diakui sebagai Objek 
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi Pengusaha Kena Pajak. Oleh karena itu atas 
transaksi tersebut harus diterbitkan Faktur Pajak dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN 
pada Masa Pajak terjadinya transaksi tersebut. 

  Jurnal untuk mencatat transaksi Pendapatan Yang diterima dimuka dalam Akuntansi 
Pajak adalah sebagai berikut :

Apabila perusahaan yang menyerahkan Barang dan/atau Jasa atau yang menerima 
penghasilan bukan Pengusaha Kena Pajak atau Barang dan/atau Jasa yang diserahkan 
bukan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak.
Misalkan Hotel Asri (Bukan Pengusaha Kena Pajak) menerima menerima uang muka dari 
PT.Radio Suara Indah sebesar Rp.30.000.000,­. pada tanggal 28 Desember 2013 atas biaya 
penyelenggaraan pertemuan di Hotel tersebut yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 Januari
s/d 20 Januari 2014. 
Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi 
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Kas 30.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 30.000.0000

Apabila Pendapatan Yang diterima dimuka diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka 
atas transaksi tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Bank 30.000.000
Pendapatan yang diterima dimuka 30.000.0000

Apabila perusahaan yang menyerahkan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak 
dan yang menerima penghasilan adalah Pengusaha Kena Pajak .
Misalkan PT.Motorindo Sukses Jaya menerima uang muka penjualan Mobil dari  PT.Angin 
Semangat Timur   sebesar Rp.55.000.000,­  termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) pada 
tanggal 23 Desember 2013 untuk pembelian Mobil yang akan dilakukan dan dikirimkan pada 
tanggal 16 Januari 2014.
Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk kas/tunai, maka atas transaksi tersebut
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kas 55.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.0000
PPN Penjualan 5.000.0000

Apabila Uang Muka Penjualan diterima dalam bentuk transfer melalui bank, maka atas transaksi 
tersebut dicatat dengan jurnal sebagai berikut :

Bank 55.000.000
Uang Muka Penjualan 50.000.000
PPN Penjualan 5.000.000

Perhitungan PPN adalah sebagai berikut :

Harga Jual Termasuk PPN 55.000.000
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) 50.000.000
(55.000.000 x 100/110
PPN  5.000.000
(50.000.000 x 10 %)

Atas PPN sebesar 5.000.000 merupakan Pajak Keluaran bagi PT.Motorindo Sukses

Artikel Yang Perlu Diketahui :
 Kamus/Istilah­Istilah Yang Digunakan Dalam Akuntansi

Referensi :
 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
 Kamus Istilah Akuntansi (Dhanny R Cyssco)

 Undang­Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

 Undang­Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM

 Artikel Pengantar Akuntansi Jasa Beserta


Contohnya
 July 06, 2017 Materi Akuntansi

 Bila di jalan motor Anda mengalami macet atau mogok, maka Anda akan mencari jasa
bengkel untuk memperbaiki motor Anda. Jasa bengkel merupakan salah satu bentuk
perusahaan jasa. Produk yang diberikan oleh perusahaan jasa tidak dapat secara nyata
dipegang atau di bawa pulang, namun produk perusahaan jasa adalah pelayanan yang
dapat Anda rasakan manfaatnya, dapt dinikmati, dan Anda dapat merasakan adanya
kepuasan dari pelayaan tersebut.

 Pengertian dan Ciri Perusahaan Jasa
Pengertian perusahaan secara ekonomis, merupakan suatu lembaga atau perkumpulan
dari beberapa orang (selaku pendiri) yang melakukan kegiatan bersifat ekonomi dan
sosial pada suatu masyarakat dengan tujuan memperoleh laba. Jadi, perusahaan jasa
adalah suatu usaha atau lembaga yang kegiatannya dibidang jasa.
Ciri-ciri perusahaan jasa, yaitu:
1) Usahanya terus menerus;
2) Secara terang-terangan (mempunyai ijin usaha); dan
3) Yang dihasilkan berupa jasa.
Perusahaan jasa, contohnya: akuntansi publik, servis atau reparasi sepeda motor, salon
kecantikan, dan sebagainya.

Transaksi keuangan perusahaan jasa, meliputi:
a) Investasi pemilik berupa setoran uang maupun barang habis pakai atau aktiva lainnya;
b) Membeli aktiva tetap;
c) Menerima pinjaman dan membayar utang;
d) Menerima pelunasan piutang;
e) Menggunakan aktiva yang ada; dan
f) Membuat laporan pertanggungjawaban.
Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus demi kelangsungan usaha
dengan tujuan mencari laba. Proses akuntansi berperan pada kegiatan ini, mulai
terjadinya transaksi, mencatatnya, melaporkan, menganalisa sampai dengan meramalkan
kegiatan mendatang.

 Berikut ada beberapa contoh bentuk perusahaan jasa beserta dengan produknya:

Nama Perusahaan Produk
Garuda Indonesia Jasa transportasi udara (perhubungan)
Bank Mandiri, Danamon, BRI, BNI, dll Jasa perbankan
Telkom Jasa komunikasi
Lembaga Bantuan Hukum Jasa advokasi

 Berdasarkan penjelasan di atas, tentunya Anda sudah dapat mengetahui ciri dari
perusahaan jas. Perusahaan jasa memperoleh laba dengan menjual jasa. Jasa merupakan
produk yang tidak dapat terlihat, tapi dapat dirasakan manfaatnya. Semisal, jasa dokter,
jasa pengetikan, jasa ojek, jasa pengiriman paket dan jasa penitipan anak.

 Untuk mengetahui apakah perusahaan jasa mengalami laba atau rugi, perlu melakukan
proses siklus akuntansi dengan baik dan benar. Berikut gambaran secara umum siklus
akuntansi, baik perusahaan jasa maupun perusahaan lainnya. Transaksi => Pencatatan
=> Pengikhtisaran => Pelaporan
Bukti Pencatatan

 Bukti pencatatan atau bukti transaksi berfungsi sebagai dasar untuk mencatat segala
akitivitas transaksi keuangan ke dalam buku perusahaan. Setiap terjadi transaksi
keuangan harus disertai dengan bukti transaksi. Berikut beberapa contoh bukti-bukti
pencatatan transaksi:

 1. Faktur

 Faktur merupakan bukti transaksi keuangan yang dilakukan secara kredit. Penjual atau
produsen akan mengirimkan bukti faktur kepada pembeli atau pelanggan dengan merinci
harga, dan jumlah total yang harus dibayar dari produk yang dibelinya. Biasanya faktur
akan dikirimkan setelah barang terkirim. Berikut contoh faktur:


 2. Kuitansi

 Kuitansi berfungsi sebagai bukti bahwa produsen atau penjual sudah menerima
pembayaran uang.


 3. Nota Debit dan Nota Kredit

 Nota debit adalah bukti transaksi yang menjelaskan bahwa telah terjadi penambahan atas
hasil transaksi sebelumnya. Untuk nota kredit menjelaskan sebaliknya, bahwa telah
terjadi pengurangan atas hasil transaksi sebelumnya.

 Contoh nota debit


 Contoh nota kredit


 Dengan adanya transaksi akan berpengaruh pada persamaan dasar akuntansi, baik
berpengaruh terhadap aktiva, kewajiban dan modal. Walaupun terjadi perubahan, tapi
keseimbangan persamaan akuntansi masih terjaga (jumlah aktiva sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas). Ini adalah pencatatan transaksi dengan sistem pembukuan
berpasangan. Hal ini mengartikan bahwa setiap transaksi akan dilakukan pencatatan pada
dua sisi yang berbeda, yaitu sisi debit dan kredit pada akun-akun yang terpengaruh.

 Dasar pemikiran dari persamaan dasar akuntansi adalah aktiva sama dengan kewajiban
ditambah ekuitas. Jadi, jika aktiva bertambah akan diikuti dengan bertambahnya debit
dan begitu juga sebaliknya. Sisi debit tidak selalu terjadi penambahan, tapi bisa saja
terjadi pengurangan. Sama halnya dengan sisi kredit bisa terjadi penambahan atau
pengurangan.

 Sebagai contoh:
 Pada tanggal 8 Februari Tuan Victor menginvestasikan uang sebanyak Rp. 10.000.000
dan satu buah kendaraan dengan harga Rp. 20.000.000 untuk mendirikan sebuah
perusahaan jasa bengkel dengan nomor bukti 001. Berikut analisa dari transaksi tersebut:

 - Transaksi tersebut mempengaruhi akun kas (aktiva), kendaraan (aktiva) dan modal Tn.
Victor (ekuitas).

 - Ketiga akun kas, kendaraan, dan modal Tn. Victor menjadi bertambah

 - Kas bertambah di catat di sisi debet, kendaraan bertambah dicatat di sisi debet, dan
modal bertambah dicatat di sisi kredit.

 - Kas dicatat sebesar Rp. 10.000.000,- kendaraan sebesar Rp. 20.000.000 dan modal Tuan
Victor sebesar Rp. 30.000.000,-
Jenis - Jenis Anggaran , Syarat Dan Sifat
Anggaran Perusahaan
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas. Seluruh
kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan tersebut. Oleh
karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai macam anggaran
yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda baik dari segi isi,
bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh oleh beragamnya
jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui bagaimana
penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam
memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup


Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan menjadi
anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek seringkali perusahaan dapat
memilih antara dua alternatif di pandang dari segi ruang lingkup ataupun intensitas
penyusunannya. Alternatif pertama menyusun budget dengan ruang lingkup yang menyeluruh.
Anggaran jenis ini disebut anggaran komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya
meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan
tertib administrasi. Tetapi dalam kenyataannya seringkali perusahaan dengan sengaja tidak
memilih cara ini karena berbagai pertimbangan praktis. Misalnya perusahaan hanya menyusun
perencanaan produksi saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil produksi
maupun di dalam pembiayaannya. Ataupun membatasi perencanaan segi keuangan saja, karena
perusahaan sedang mengalami kesulitan di bidang ini. Alasan lain yang sering tidak diakui yakni
karena memang tidak memiliki kemampuan (teknis dan pembiayaan) untuk menyusun anggaran
komprehensif.

Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas


Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu (Continuous bubget). Fixed budget adalah
budget yang disusun untuk periode waktu tertentu di mana volumenya sudah tersebut
direncanakan revenue, cost dan expenses. Dalam fixed budget tidak diadakan reviewing secara
periodik. Penyusunan budget dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh perusahaan-
perusahaan. Cara ini baru mungkin dipakai apabila asumsi dasar yang dipakai oleh perusahaan
dalam penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali. Padahal dalam kenyataannya, asumsi
dasar tersebut selalu harus diubah, karena harus selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan
lingkungan yang ada.

Penyusunan budget dengan cara continuos budget mempunyai karakteristik-karakteristik


diantaranya :
1. Penyusunannya menurut periode tertentu, volume tertentu, dan berdasarkan volume
tersebut disusun rencana revenue, cost dan expenses.
2. Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak, maka
secara periodik dilakukan penilaian kembali. Tentu saja bila sudah tidak reliable, maka
asumsi harus dirubah. penilaian kembali, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan setiap
kwartal. apabila dalam satu kwartal tertentu ternyata telah terjadi ketidak sesuaian, maka
perlu dibuat anggaran baru untuk kwartal berikutnya. penilaian kembali dapat juga
dilakukan enam bulan sekali, tergantung dari kebijaksanaan masing-masing perusahaan.
Perusahaan yang merasakan sering terjadinya perubahan lingkungan , merasa perlu untuk
mengadakan penilaian kembali relatif lebih sering, upamanya setiap kwartal. Sedangkan
perusahaan yang merasa jarang menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kegiatannya, menganggap bahwa enam bulan sekali adalah jangka waktu
paling tepat untuk mengadakan penilaian kembali.
3. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya dengan
menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki.

Pemanfaatan budget continuous memiliki syarat sebagai berikut :


1. Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui adanya perubahan lingkungan.
2. memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dapat merekam, menganalisa
serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi.

Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu


Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran, maka akan diperoleh
beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran strategis (Strategical budget ) yang
merupakan anggaran jangka panjang, anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu
melebihi satu periode akuntansi (melebihi 1 tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti
misalnya kebijakan perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam
jangka waktu yang panjang dan lain sebagainya.

Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran
operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical
budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau
kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri
atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).

Syarat Sifat Anggaran Perusahaan


Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan
beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut :
1. Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
2. Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan
yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan
lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana
diperlukan.
3. Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu
usaha yang insidentil.

A. Anggaran
Anggaran (Budget) adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif aktivitas usaha
sebuah organisasi (pemasaran, produksi dan keuangan). Anggaran mengidentifikasi sumber daya
dan komitmen yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan organisasi selama periode yang
dianggarkan.
Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran uang.
Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan
keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi.

B. Jenis-Jenis Anggaran
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan suatu penentuan jumlah unit penjualan yang diperkirakan akan
dijual di dalam suatu perusahaan untuk periode yang akan datang. Pada umumnya anggaran
penjualan ini akan menyebutkan jumlah unit yang dijual serta harga jual per unit produk tersebut
untuk masing-masing daerah penjualan yang ada. Dengan demikian, maka dari anggaran
penjualan yang disusun tersebut akan dapat diketahui proyeksi penerimaan pendapatan
perusahaan dari penjualan produk serta jumlah unit untuk masing-masing jenis produk yang
dijual.
Untuk menyusun anggaran penjualan ini perlu disusun peramalah penjualan perusahaan dengan
mempergunakan model yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari penjualan produk
perusahaan. Beberapa model yang dapat dipergunakan untuk mengadakan penyusunan anggaran
penjualan produk perusahaan ini antara lain model tren pangkat tunggal, tren pangkat dua,
regresi, dan lain-lain.

2. Anggaran Produksi
Anggaran produksi dapat disusun setelah mengetahui berapa besar rencana penjualan untuk
masing-masing produk. Rencana penjualan ini dapat dilihat dalam anggaran penjualan.
Berdasarkan rencana penjualan yang telah tersusun tersebut serta dengan mempertimbangkan
perubahan persediaan produk akhir yang ada , maka anggaran produksi akan dapat disusun.
Di dalam menyusun anggaran produksi bulanan, maka akan dikenal penerapan dari pola
produksi yang ada di dalam perusahaan. Di dalam pemilihan pola produksi untuk perusahaan,
maka manajeen selayaknya mempertimbangkan berbagai macam faktor yang berhubungan
dengan biaya –biaya yang harus menjadi tanggungan perusahaan apabila perusahaan tersebut
memilih salah satu dari pola produksi tersebut. Sebagaim mana diketahui, pola produksi ada tiga
macam:
a. Pola produksi konstan
Merupakan pola produksi di mana jumlah produksi dari bulan ke bulan adalah sama atau relatif
sama, Walaupun terdapat perubahan penjualan produk perusahaan dari satu bulan dengan bulan
yang lain.
b. Pola produksi bergelombang
Merupakan pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan mengalami perubahan sesuai
dengan perubahan penjualan, sedangkan jumlah persediaan barang jadi adalah stabil atau tetap.
c. Pola produksi moderat
Merupakan suatu pola produksi dimana jumlah produksi di setiap bulan selalu mengalami
perubahan, namun perubahan ini tidak akan sebesar perubahan penjualan produk yang ada.
Perubahan penjualan produk akan diserap secara bersama-sama di dalam perubahan jumlah
produksi dan persediaan barang jadi. Manajemen perusahaan akan berusaha untuk mengadakan
pemilihan pola produksi yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi dari perusahaan tersebut.
3. Anggaran Bahan Baku
Apabila anggaran produksi telah disusun, maka anggaran bahan baku telah dapat disusun pula.
Penyusunan anggaran bahan baku akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah
mengidentifikasi tingkat penggunaan bahan baku atau yang disebut dengan material usage rate.
Apabila tingkat penggunaan bahan baku ini telah diketahui, maka dengan mempergunakan data
anggaran produksi (dimana diketahui jumlah yang akan diproduksi selama satu periode) maka
akan dapat disusun jumlah unit kebutuhan bahan baku untuk keperluan proses produksi. Setelah
itu baru kemudian diperhitungkan besarnya jumlah unit kebutuhan bahan baku yang akan dibeli.
Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli akan sama dengan besarnya jumlah unit kebutuhan
bahan baku untuk proses produksi ditambah atau dikurangi dengan selisih yang terjadi antara
persediaan awal dengan rencana persediaan akhir dari bahan baku yang akan dipergunakan
tersebut.
Apabila persediaan awal bahab baku ternyata lebih besar dari rencana persediaan akhir, maka
besarnya pembelian bahan baku akan sama dengan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi
dikurangi dengan selisih persediaan awal dengan persediaan tersebut, begitu pula sebaliknya.

Dengan dasar kebutuhan bahan baku yang akan dibeli ini maka manajemen perusahaan akan
dapat memperhitungkan berapa besarnya dana yang diperlukan di dalam pembelian bahan baku
untuk keperluan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.

4. Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Tenaga kerja langsung akan sangat perlu pula untuk dikendalikan biayanya, karena tenaga kerja
langsung ini juga merupakan salah satu unsur pembentuk harga pokok produksi. Tanpa adanya
pengendalian biaya tenaga kerja langsung yang baik, maka besar kemungkinan bahwa biaya
tenaga kerja langsung ini menjadi lebih besar dari biaya yang sewajarnya, sehingga harga pokok
produksi atau HPP akan menjadi bertambah besar. Kondisi ini tentu saja akan menurunkan daya
saing perusahaan.
Untuk mengadakan perhitungan terhadap biaya tenaga kerja langsung yang dipergunakan di
dalam pelaksanaan proses produksi, maka perlu ditentukan terlebih dahulu satuan dasar yang
akan dipergunakan untuk perhitungan tersebut. Satuan dasar ini penting artinya karena dengan
adanya satuan dasar yang dipergunakan untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung, maka
kesimpangsiuran di dalam penyusunan biaya tenaga kerja langsung tersebut akan dapat
dihindarkan.
Pada umumnya untuk menyusun perhitungan biaya tenaga kerja langsung ini dikenal dua macam
dasar perhitungan, yaitu upah per unit produk, dan upah per jam. Masing-masing sistem upah
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga sebelum mengadakan pemilihan sistem
mana yang akan dipergunakan di dalam perusahaan maka perlu mempelajari terlebih dahulu
sistem mana yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

Di dalam sistem upah per unit, maka para karyawan langsung akan cenderung untu dapat
menghasilkan unit produk sebanyak-banyaknya sehingga produktivitas karyawan tersebut akan
cenderung meningkat. Namun upah per unit memiliki kelemahan dimana karena para karyawan
cenderung untu dapat menghasilkan unit produk sebesar-besarnya, maka terkadang kualitas unit
produk yang dihasilkan cenderung menurun karena menjadi terabaikan. Bila tidak diimbangi
dengan pengawasan yang ketat dari pihak manajemen, maka dapat menyebabkan kerugian yang
cukup besar karena hilangnya kepuasan konsumen terhadap produk yang dibelinya.
Sistem upah menurut waktu (unit per jam) dapat membuat para pekerja menghasilkan unit
produk yang berkualitas tinggi karena tidak terfokus pada tujuan menghasilkan produk
sebanyak-banyaknya. Namun kelemahan dari sistem ini adalah karyawan cenderung untuk
memperlama waktu waktu penyelesaian pekerjaan karena tidak mempengaruhi besarnya
penerimaan mereka.

5. Anggaran Biaya Overhead Pabrik


Biaya Overhead Pabrik merupakan komponen ketiga di dalam penyusunan perhitungan besarnya
harga pokok produksi. Biaya overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya yang terjadi di dalam
pabrik kecuali biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

6. Anggaran Persediaan
Anggaran persediaan merupakan anggaran yang merencanakan secara terperinci berapa nilai
persediaan pada periode yang akan datang. Pada perusahaan manufaktur persediaan yang ada
terdiri dari 3 jenis, yakni persediaan material, persediaan barang setengah jadi, persediaan barang
jadi.

7. Anggaran Biaya Non Produksi


Anggaran Biaya non Produksi merupakan sruktur terinci yang tidak termasuk dalam biaya-biaya
produksi. Selain itu biaya non produksi ini hanya sebagai penunjang kegiatan produksi sehingga
tidak akan mempengaruhi penjualan yang sudah dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
8. Anggaran Pengeluaran Modal
Anggaran Pengeluaran Modal merupakan anggaran yang mengumpulkan laba sebanyak-
banyaknya dengan mengeluarkan semua aktiva atau modal yang dimiliki. Oleh karena itu dalam
anggaran ini harus sangat teliti dalam mengambil keputusan untuk menghindari kerugian yang
sangat besar.

9. Anggaran Kas
Anggaran Kas merupakan anggaran yang sederhana menunjukkan saldo awal kas, ditambah kas
masuk yang diantisipasi lebih, dikurangi pengeluaran kas yang diantisipasi, saldo kas lebih atau
kurang maupun yang akan mungkin perlu dipinjam.
10. Anggaran Rugi-Laba
Anggaran Rugi-Laba merupakan hasil akhir dari semua anggaran operasional seperti penjualan,
harga pokok penjalan, biaya komersil dan biaya adminstrasi dan keuangan diringkas dalam
laporan laba-rugi dianggarkan.

11. Anggaran Neraca


Anggaran Neraca adalah neraca yang memberikan gambaran saldo akhir aktiva, utang, dan
modal yang diantisipasi jika rencana yang dianggarkan terlaksana dengan baik.

12. Anggaran Perubahan Posisi Keuangan


Anggaran Perubahan Posisi Keuangan adalah memuat mengenai rencana perubahan aktiva,
utang, dan modal perusahaan selama periode yang dianggarkan untuk mengetahui posisi
keuangan suatu perusahaan.

Jenis, Syarat Dan Sifat Anggaran Perusahaan

Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan mempunyai lingkup yang luas.
Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait dengan anggaran perusahaan
tersebut. Oleh karena hal tersebut maka anggaran perusahaan ini akan terdiri dari berbagai
macam anggaran yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. Anggaran yang satu bisa berbeda
baik dari segi isi, bentuk, maupun kegunaannya dengan anggaran yang lain. Agar tidak terkecoh
oleh beragamnya jenis anggaran yang ada di dalam perusahaan, maka perlulah di ketahui
bagaimana penggolongan anggaran yang benar sehingga tidak menimbulkan kerancuan di dalam
memisahkan masing-masing anggaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Ruang Lingkup


Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya anggaran dibedakan menjadi
anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Di dalam praktek seringkali perusahaan dapat
memilih antara dua alternatif di pandang dari segi ruang lingkup ataupun intensitas
penyusunannya. Alternatif pertama menyusun budget dengan ruang lingkup yang menyeluruh.
Anggaran jenis ini disebut anggaran komprehensif, karena jenis kegiatan yang dicakupnya
meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan
tertib administrasi. Tetapi dalam kenyataannya seringkali perusahaan dengan sengaja tidak
memilih cara ini karena berbagai pertimbangan praktis. Misalnya perusahaan hanya menyusun
perencanaan produksi saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil produksi
maupun di dalam pembiayaannya. Ataupun membatasi perencanaan segi keuangan saja, karena
perusahaan sedang mengalami kesulitan di bidang ini. Alasan lain yang sering tidak diakui yakni
karena memang tidak memiliki kemampuan (teknis dan pembiayaan) untuk menyusun anggaran
komprehensif.
Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Fleksibilitas
Berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu
anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran kontinyu (Continuous bubget). Fixed budget adalah
budget yang disusun untuk periode waktu tertentu di mana volumenya sudah tersebut
direncanakan revenue, cost dan expenses. Dalam fixed budget tidak diadakan reviewing secara
periodik. Penyusunan budget dengan cara ini sangat jarang dilaksanakan oleh perusahaan-
perusahaan. Cara ini baru mungkin dipakai apabila asumsi dasar yang dipakai oleh perusahaan
dalam penyusunan anggaran tidak berubah sama sekali. Padahal dalam kenyataannya, asumsi
dasar tersebut selalu harus diubah, karena harus selalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan
lingkungan yang ada.

Penyusunan budget dengan cara continuos budget mempunyai karakteristik-karakteristik


diantaranya :
1. Penyusunannya menurut periode tertentu, volume tertentu, dan berdasarkan volume
tersebut disusun rencana revenue, cost dan expenses.
2. Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak, maka
secara periodik dilakukan penilaian kembali. Tentu saja bila sudah tidak reliable, maka
asumsi harus dirubah. penilaian kembali, dalam pelaksanaannya dapat dilakukan setiap
kwartal. apabila dalam satu kwartal tertentu ternyata telah terjadi ketidak sesuaian, maka
perlu dibuat anggaran baru untuk kwartal berikutnya. penilaian kembali dapat juga
dilakukan enam bulan sekali, tergantung dari kebijaksanaan masing-masing perusahaan.
Perusahaan yang merasakan sering terjadinya perubahan lingkungan , merasa perlu untuk
mengadakan penilaian kembali relatif lebih sering, upamanya setiap kwartal. Sedangkan
perusahaan yang merasa jarang menghadapi perubahan-perubahan lingkungan yang dapat
mempengaruhi kegiatannya, menganggap bahwa enam bulan sekali adalah jangka waktu
paling tepat untuk mengadakan penilaian kembali.
3. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya dengan
menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki.

Pemanfaatan budget continuous memiliki syarat sebagai berikut :


1. Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus. Hal ini diperlukan untuk
mengetahui adanya perubahan lingkungan.
2. memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dapat merekam, menganalisa
serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi.

Jenis Anggaran Perusahaan Berdasar Jangka Waktu


Jika anggaran perusahaan dipisahkan menurut jangka waktu anggaran, maka akan diperoleh
beberapa jenis anggaran sebagai berikut. Anggaran strategis (Strategical budget ) yang
merupakan anggaran jangka panjang, anggaran yang berlaku untuk jangka panjang yaitu
melebihi satu periode akuntansi (melebihi 1 tahun), berisikan hal-hal yang bersifat umum seperti
misalnya kebijakan perusahaan jangka panjang, gambaran perkembangan perusahaan dalam
jangka waktu yang panjang dan lain sebagainya.

Di samping anggaran jangka panjang ini terdapat anggaran jangka pendek atau anggaran
operasional yang disebut sebagai anggaran taktis ( Tactical budget ). Anggaran taktis ( Tactical
budget )anggaran yang berlaku untuk jangka pendek, yaitu satu periode akuntansi atau
kurang.Budget disusun oleh panitia penyusun anggaran ( Budgeting Committee ). Yang terdiri
atas pemegang fungsi-fungsi utama ( Budget Participative ).
Syarat Sifat Anggaran Perusahaan
Untuk mengoptimalkan kegunaan anggaran, penyusunan anggaran perlu memperhatikan
beberapa syarat sifat anggaran seperti berikut :
1. Realistis. Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
2. Luwes. Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan
yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen perlu mengamati perubahan
lingkungan yang terus menerus terjadi agar dapat melakukan penyesuaian bilamana
diperlukan.
3. Kontinyu. Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak merupakan suatu
usaha yang insidentil.

Anggaran Induk (Master Budget)


Anggaran induk (master budget) adalah sebuah anggaran komprehensif yang menyatakan
keseluruhan rencana bisnis bagi seluruh perusahaan untuk suatu periode yang mencakup satu
tahun atau kurang. Anggaran induk terdiri atas dua komponen utama, yakni :
(1) Anggaran operasi, dan
(2) Anggaran keuangan
Anggaran operasi merupakan deskripsi rinci pendapatan dan biaya yang dibutuhkan untuk
mencapai hasil laba yang memuaskan. Anggaran keuangan memperlihatkan ekspektasi arus kas
dan posisi keuangan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang terencana. Induk anggaran untuk
sebuah perusahaan pabrikasi akan berisi anggaran berikut:
Anggaran Operasi Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi Anggaran Kas
Angg. Bhn. Baku Langsung Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Langsung Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead Pabrik
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
Angg. Beban Penjualan & Adm.

Aktiva Tetap Berwujud dan Aktiva Tetap


Tidak Berwujud Lengkap
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Pengertian Aktiva Tetap Berwujud
Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif
permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang relatif cukup lama. Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode
akuntansi di kelompokan sebagai aktiva tetap berwujud.

menurut para ahli :


tatement (1970:132) dikemukakan bahwa : Pengertian Aset atau Aktiva Menurut Para Ahli
“kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai
dan diakui sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.”

Selanjutnya Financial Accounting Standard Board (FASB) (1985) memberikan definisi Aset
sebagai berikut:
“asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan
datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”

Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset
jika di masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada
perusahaan.

Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokan
sebagai berikut :

· Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian
dan peternakan.
· Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa
diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan
lain-lain.
· Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan
dan lain-lain.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat dianggap sebagai aset
apabila di masa depan dapat memberikan manfaat ekonomi atau net cash inflow bagi perusahaan.
Klasifikasi aktiva tetap secara umum terdiri atas:

1. Aktiva tetap berwujud (fixed asset)

Adalah aktiva – kativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam
kegiatan perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva
yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.

atau
Aktiva atau aset adalah harta atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang
berfungsi dalam operasi perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di
masa depan. Macam-macam aktiva diantaranya kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap,
aktiva tak berwujud, investasi jangka panjang, dll.
Sedangkan definisi aktiva tetap menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) tahun
1985 yaitu “asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di
masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.”
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam – macam
bentuk seperti tanah, bangunan, mesin – mesin dapat alat – alat, kendaraan, mebel dan lain –
lain. Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan
pengelompokan sebagai berikut :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian
dan peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias
diganti dengan aktiva yang sejenis
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak
dapat diganti dengan aktiva yang sejenis

Ini adalah beberapa pengertian aktiva tetap dari para ahli, sebagai berikut:

Menurut IAI melalui PSAK No.16 (Revisi 2011) mengemukakan pengertian aktiva tetap
sebagai berikut:
“Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.”
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Haryono Yusuf dalam bukunya “Dasar-dasar Akuntansi
Keuangan”, bahwa “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi
perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.
(2001:153)

Pengertian Aktiva Tetap Menurut Zaki Baridwan (2000;22) : “Aktiva Tetap adalah aktiva-
aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung, mesin dan
alat-alat, perabot, kendaraan, dan lain-lain.”
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Slamet Sugiri (2009;137) Aset tetap adalah aset berwujud
yang :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk
direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001:154) aktiva
tetap adalah “Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan
memiliki masa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak
dimaksudkan untuk dijual.”

Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar
Yulianto, Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
“Aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk
fisik, digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.”
2. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible asset)
Contoh dari aktiva tetap berwujud adalah barang-barang atau peralatan yang dimiliki perusahaan
untuk digunakan dalam aktivitas operasi perusahaan dan masa kegunaannya relatif permanen.
Adapun untuk aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya terbatas harus di depresiasi sesuai
masa kegunaannya dan penyajian pada neraca sebesar nilai bukunya, nilai buku diperoleh dari
harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasinya. Contoh dari aktiva tetap ini adalah mesin,
bangunan, kendaraan, dll. Sedangkan untuk aktiva tetap berwujud yang masa kegunaannya tidak
terbatas akan disajikan di dalam neraca sebesar dari harga perolehannya. Contoh dari aktiva ini
adalah tanah yang digunakan untuk aktivitas perusahaan, pertanian, dan peternakan.

Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud


Besarnya harga perolehan aktiva dapat ditentukan berdasarkan prinsip “semua pengeluaran dari
awal pembelian hingga aktiva tersebut siap dipakai harus dikapitalisasi.” Berikut penjelasan
harga perolehan dari beberapa jenis aktiva tetap berwujud:

1. Tanah
Tanah yang dimanfaatkan untuk aktivitas atau operasional perusahaan akan dicatat pada rekening
tanah. Tanah tersebut akan dicatat dalam rekening investasi jangka panjang apabila tanah
tersebut tidak digunakan untuk usaha perusahaan. Berikut beberapa elemen harga perolehan
tanah:
a. Harga beli
b. Biaya penelitian tanah

c. Komisi pembelian
d. Bea balik nama
e. Biaya untuk merobohkan bangunan lama
f. Iuran-iuran atau pajak tanah

2. Gedung atau Bangunan


Untuk gedung yang diperoleh dengan cara dibeli, maka harga perolehannya harus dialokasikan
ke dalam tanah dan gedung. Berikut biaya yang dikapitalisasi untuk memperoleh gedung
tersebut:
a. Harga beli
b. Komisi pembelian
c. Biaya perbaikan sebelum gedung dimanfaatkan
d. Pajak-pajak pembelian yang menjadi tanggung jawab pembeli
e. Bea balik nama

3. Mesin dan Alat-alat


Harga perolehan dari mesin dan alat-alat, diantaranya:
a. Harga beli
b. Biaya angkut
c. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli
d. Biaya pemasangan
e. Asuransi ketika dalam perjalanan
f. Biaya-biaya pada saat percobaan mesin

Artikel Lengkap Pengertian, Tujuan &


Fungsi Akuntansi
July 06, 2017 Materi Akuntansi
Laporan keuangan dihasilkan di dalam proses akuntansi, dan tujuan dari akuntansi sendiri adalah
menyediakan informasi yang berkaitan dengan beberapa aspek diantaranya posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi juga menyediakan cara untuk
mengumpulkan serta melaporkan data ekonomi terhadap pihak-pihak dan individu yang
membutuhkannya.
Akuntansi membantu pemilik dan calon pemilik perusahaan mengetahui posisi keuangan
perusahaan dan prospek perusahaan di masa datang. Dalam memberikan pinjaman, pihak bank
juga akan mempertimbangkan posisi keuangan perusahaan dan mempertimbangkan segala risiko
yang dapat terjadi di masa depan.

Kualitas informasi akuntansi


Bagaimana cara menentukan informasi akuntansi yang berkualitas? Apakah diperlukan syarat-
syarat khusus untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas, diantaranya:
1. Dapat dipahami
Diharapkan pemakai memiliki pengetahuan yang cukup mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis
akuntansi serta mampu mempelajari informasi dengan wajar.
2. Relevan
Untuk membantu pemakai dalam mengambil keputusan maka diperlukan informasi yang
relevan. Informasi dianggap relevan apabila dapat membantu pemakai informasi dalam
mengevaluasi peristiwa masa kini, masa lalu, dan masa depan serta dapat dijadikan koreksi untuk
mengevaluasi hasil di masa lalu.
3. Material
Informasi dianggap material apabila terjadi kesalahan ketika mencatat informasi yang
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai yang di dasarkan pada
laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi yang dihasilkan harus andal, ini berarti bebas dari kesalahan material sehingga
pemakai dapat menggunakan informasi sebagai penyajian yang tulus dan jujur.
5. Penyajian jujur
Informasi yang andal adalah informasi yang menyajikan segala transaksi atau peristiwa secara
jujur. Contohnya adalah neraca yang seharusnya menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan
modal dengan jujur pada tanggal pelaporan.
6. Netralitas
Informasi harus bersifat netral, harus sesuai dengan kebutuhan umum pemakai dan tidak
berpihak pada kebutuhan pihak tertentu.

Tujuan Akuntansi

Untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para
manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham,
kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan
pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan.
Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses
dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan
suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran
dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan
akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di
dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai
keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.

Laporan Dasar Akuntansi

Pada dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan perubahan
modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan
akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal penyusunan atau
jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat
bersifat periodik dan ada juga yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Profesi dan Bidang-Bidang Akuntansi
Lengkap Materi Akuntansi
July 06, 2017 Materi Akuntansi

Profesi & Bidang Akuntasi ~ Apakan yang dimaksud dengan akuntan? Apakah semua yang
berhubungan dengan akuntansi disebut akuntan? Dengan berkembangnya jumlah, jenis, dan
kompleksnya kegiatan perusahaan serta sistem perpajakan baru yang ditentukan pemerintah,
makah bidang akuntansi juga berkembang pesat mengarah ke profesi. Apa saja kah profesi-
profesi dan bidang-bidang dalam akuntansi? Nah, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan
mencoba membahasnya di sini.

A. Profesi Akuntansi

Akuntan adlah suatu profesi di bidang akuntansi yang dapat disejajarkan dengan dokter, ahli
hukum, insinyur, notaris dan sebagainya. Profesi akuntan dibedakan atas beberapa macam, di
antaranya adalah akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik.
1. Akuntan Publik

Akuntansi publik atau akuntasi ekstern adalah akuntan yang menyediakan jasa-jasa untuk
kepentingan perusahaan yang membutuhkan dengan menerima pembayaran sebagai
imbalan jasa. Jasa-jasa yang diberikan akuntan publik kepada perusahaan,

o Pemeriksaan laporan keuangan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi


akuntansi utama yang diberikan kepada publik (umum). Pemeriksaan laporan
keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk menilai kewajaran laporan
keuangan yang disusun manajemen bagi para investor, kreditur dan pihak luar
lainnya. Hasil pemeriksaan akuntan publik dituangkan dalam sebuah laporan yang
disebut laporan hasil pemeriksaan akuntan.
o Akuntansi perpajakan adalah jasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan
masyarakat dengan tujuan utamanya adalah 1) memenuhi peraturan perpajakan
yang berlaku; 2) menekan pajak seminimum mungkin.
o Akuntansi manajemen adalah pemeberian jasa yang meliputi aspek yang luas.
Akuntan publik dapat memberikan pertimbangan dan saran kepada manajemen
untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.

2. Akuntansi Intern

Akuntan perusahaan (intern) adalah akuntan yang bekerja di suatu perusahaan dan
bertanggung jawab terhadap masalah akuntansi di perusahaan tersebut. Ruang lingkup
tugas dari akuntan perusahaan

o Akuntan Umum bertanggungjawab dalam hal pencatatan transaksi keuangan,


penyusunan laporan manajemen dan laporan keuangan umum (neraca, rugi-laba,
perubahan modal, aliran kas). Akuntansi umum biasanya menghasilkan data dasar
(basic data) untuk keperluan fungsi akuntansi.
o Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk membantu manajemen
dalam pengawasan biaya. Biasanya dalam akuntansi biaya ditekankan pada biaya
produksi, tetapi akhir-akhir ini penekanan atas biaya pemasaran semakin
meningkat.
o Peranggaran menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang
rinci untuk mencapai sasaran tersebut. Penyusunan anggaran selalu
memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi.
Anggaran digunakan untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui
perbandingan antara data sesungguhnya dengan anggaran.
o Perancangan sistem informasi mengidentifikasikan kebutuhan informasi untuk
kepentingan intern maupun ekstern. Setelah kebutuhan informasi diketahui,
selanjutnya dirancang dan dikembangkan sistem yang sesuai. Sistem informasi
akuntansi sangat membantu dalam mengawasi jalannya operasi suatu perusahaan.
o Pemeriksaan Intern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan intern
perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki staf pemeriksaan
intern. Para akuntan intern bertugas mengevaluasi sistem akuntansi dan
manajemen. Tugas pokoknya adalah 1) membantu pihak manajemen dalam
memperbaiki efesiensi operasi dan 2) menjamin bahwa para karyawan dan
bagian-bagian perusahaan telah melaksanakan prosedur dan rencana yang telah
ditetapkan manajemen.
3. Akuntansi Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah dan
bertugas mengendalikan, dan memeriksa penggunaan keuangan atau kekayaan negara
dan membuat laporan hasil pemeriksaan. Akuntan pemerintah umumnya bekerja di
Departemen Keuangan (Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara), Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). Tugas akuntansi pemerintah antara lain:

- menyusun rencana pendapatan dan belanja negara

- mengadakan pemeriksaan intern pada perusahaan negara

- mengadakan pemeriksaan keuangan pada lembaga-lembaga pemerintah

4. Akuntansi Pendidik

Akuntan pendidik adalah akuntan yang memiliki tugas utama mengajarkan dan
mengembangkan akuntansi, misalnya dosen dan guru mata pelajaran akuntansi. Untuk
mendapatkan gelar akuntan, maka sarjana ekonomi jurusan akuntansi haru menempuh
program pendidikan profesi akuntansi (PPAk).

B. Bidang-bidan Akuntansi

Ilmu akuntansi memiliki ruang lingkup yang sangat luas sehingga timbullah bidang-bidang
khusus dalam akuntansi, sebagai berikut.
1. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diridalam proses


pencatatan transaksi hingga penyajian dalam bentuk laporankeuangan. Dalam pencatatan
berbagai transaksi keuangan perusahaan, akuntansi keuangan harus berpatokan kepada
ketentuan-ketentuan yangdiatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

2. Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang berhubungan denganperencanaan,


penetapan, dan pengendalian biaya produksi. Akuntansi biaya berkaitan dengan
penentuan harga pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Akuntansi biaya
bermanfaat bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan perusahaan dan
merencanakan kegiatan perusahaan di masa depan berdasarkan data-data biaya yang
diperoleh.

3. Akuntansi Anggaran

Akuntansi anggaran adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan


anggaran perusahaan dan kemudian membandingkannya dengan realisasinya agar dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi. Akuntansi anggaran merupakan bagian dari akuntansi
manajemen.

4. Auditing/Akuntansi Pemeriksaan

Auditing adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri pada pemeriksaan catatan-
catatan akuntansi secara bebas (independen). Pelaksananya disebut auditor. Auditor harus
bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi kepentingan pihak-pihak tertentu. Auditor akan
memeriksa apakah pencatatan transaksi telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang berlaku. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor berpatokan pada standar
auditing yang berlaku.

5. Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen adalah bidang akuntansi yang melakukan pengembangan dan


penafsiran data-data akuntansi, baik data masa lalu maupun data tafsiran untuk membantu
manajemen dalam mengoperasikan perusahaan. Akuntansi manajemen membantu
memecahkan berbagai masalah khusus yang dihadapi manajemen, yang pemecahannya
membutuhkan beberapa alternatif.

6. Akuntansi Perpajakan

Akuntansi perpajakan adalah bidang akuntansi yang bertugas melakukan penyiapan data
yang digunakan untuk perhitungan pajak. Sehingga pajak yang dibayar perusahaan sesuai
dengan peraturan pemerintah. Agar dapat bekerja dengan baik, seorang akuntan pajak
harus memahami berbagai peraturan, baik yang berupa undang-undang maupun
ketentuan lain tentang perpajakan.

7. Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan diri dalam


penyajian laporan keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemerintah.
Akuntansi ini berkaitan dengan pembuatananggaran negara beserta laporan realisasinya.
Akuntansi ini bermanfaat untuk mengendalikan pengelolaan keuangan negara.
8. Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang melakukan perencanaan prosedur


pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan data keuangan. Sistem akuntansi harus
menciptakan suatu sistem yang dapat mempermudah pengelolaan dan pengendalian
perusahaan.

9. Akuntansi Pendidikan

Akuntansi pendidikan adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan pengembangan


pendidikan akuntansi dalam rangka menyebarkan ilmu akuntansi. Akuntansi bisa
dikembangkan dengan cara memasukkan akuntansi ke kurikulum sekolah.

Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhanakan menjadi dua
kelompok yang disebut akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.
1. Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan laporan
keuangan untuk kepentingan pihak luar.
2. Auntansi manajemen adalah akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi
untuk kepentingan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan dalam manajemen dalam
banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Informasi yang
diperlukan oleh pihak manajemen bersifat sangat mendalam dan diperlukan untuk
pengambilan berbagai keputusan manajemen dan biasanya tidak dipublikasikan kepada
umum.

Semoga penjelasan mengenai Profesi dan Bidang-bidang Akuntasi di atas bisa menambah
wawasan sobat sekalian dan tentunya bermanfaat.

Você também pode gostar