Você está na página 1de 11

Mei - November, 2015

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM (Eugenia


polyantha) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT
TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus) GALUR
WISTAR HIPERURISEMIA

Nasrullah1, Suryawati2, Masra Lena Siregar3


1) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala; 2) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala; 3) Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/SMF
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah dr.Zainoel Abidin Banda Aceh

ABSTRAK

Daun salam (Eugenia polyantha) secara empiris memiliki beberapa efek terapeutik, seperti
antiinflamasi, analgesik, dan antimikroba. Daun salam mengandung senyawa flavonoid yang
berfungsi sebagai inhibitor enzim xantin oksidase dan antioksidan untuk radikal bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan dosis ekstrak etanol 70% daun salam
yang paling efektif terhadap penurunan kadar asam urat. Penelitian ini menggunakan tikus
jantan (Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi asam uratnya dengan pemberian jus
hati ayam. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor dibagi dalam 5 kelompok yaitu
kelompok kontrol negatif, positif, dan kelompok perlakuan dosis 150 mg/kg BB, dosis 200
mg/kg BB, dosis 250 mg/kg BB. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorik
menggunakan rancangan pretes postes dengan kelompok kontrol, dimana pengelompokan
dilakukan berdasarkan rancangan acak lengkap. Pengolahan data pada penelitian ini
menggunakan uji ANOVA dan LSD (Least significantly difference) untuk membandingkan
antar kelompok. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar asam urat
pada kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol negatif
tetapi penurunan kadar asam urat pada kelompok kontrol positif dan perlakuan tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Kata kunci : Asam urat, daun salam, hati ayam, tikus

ABSTRACT
Eugenia polyantha leaves based on empirical data have some therapeutic effects such as
anti-inflammatory, analgesic, and antimicrobial. Bay leaf contains flavonoids whose function
as xanthine oxidase enzyme inhibitors and antioxidants against free radical. This study aims
to determine the effect and the effective dose of 70% ethanol extract of bay leaves which in
reducing uric acid levels. This study used male rats (Rattus norvegicus) wistar strain induced
by administration of uric acid juice chicken liver. Test animals were used as many as 25
animals were divided into 5 groups: negative control group, positive, and the treatment
groups of a dose of 150 mg/kg body weight, a dose of 200 mg/kg body weight, a dose of 250
mg/kg body weight. This study was a laboratory experiment using pretest posttest control
group design, in which the grouping is based on completely randomized design. The data was
analysed using ANOVA and LSD (least significantly difference) for comparison between
groups. Statistical analysis showed that was decreases uric acid in the positive control group
and the treatment groups compared to the negative control but no significant difference
observed between positive control to treatment groups.

Keywords : Uric acid, Eugenia polyantha leaves, chicken liver, rat

1
PENDAHULUAN pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit
kronis, penyakit degeneratif, dan kanker.
Gout adalah satu tipe dari arthritis (rematik)
Penggunaan obat tradisional secara umum mulai
yang digunakan untuk menggambarkan keadaan
dinilai lebih aman daripada penggunaan obat
penyakit yang berkaitan dengan hiperurisemia.(1)
modern. Hal ini disebabkan karena obat
Penelitian yang pernah dilakukan di Jawa Tengah
tradisional memiliki efek samping yang relatif
atas kerja sama WHO terhadap 4.683 sampel
lebih kecil dari pada obat modern.(9)
berusia antara 15-45, didapatkan prevalensi gout
Penelitian Septianingsih (2012)
sebesar 21,7%.(2) Sejak penemuan hiperurisemia
memberikan informasi bahwasannya daun salam
sebagai penyebab gout pada awal 1800-an,
mempunyai kandungan kimia yaitu tanin,
hipertensi, penyakit jantung dan penyakit ginjal
flavonoid, dan minyak atsiri 0,05% yang terdiri
juga telah terkait dengan peningkatan asam urat di
dari eugenol dan sitral. Kandungan Eugenia
tahun-tahun berikutnya.(3) Angka kejadian
polyantha merupakan bahan aktif yang diduga
hiperurisemia di masyarakat dan berbagai
mempunyai efek farmakologis. Tanin dan
kepustakaan sangat bervariasi, diperkirakan
flavonoid merupakan bahan aktif antiinflamasi
antara 2,3–17,6%, sedangkan angka kejadian gout
dan antimikroba, sedangkan minyak atsiri
bervariasi antara 0,16 – 1,36%.(4) Definisi
mempunyai efek analgesik.(10) Penelitian lain
hiperurisemia saat ini bervariasi dari > 6 mg/dL
mengenai senyawa flavonoid juga pernah
(360μmol/l) pada wanita dan > 7 mg/dL
dilakukan dan terbukti bahwa senyawa flavonoid
(416μmol/l) di laki-laki.(5) Asam urat adalah hasil
dapat menurunkan kadar asam urat dengan cara
produksi oleh tubuh , merupakan hasil
menghambat aktivitas xantin oksidase.(11)
metabolisme purin. Purin adalah protein yang
Berdasarkan penelitian Sinaga dkk (2014)
termasuk golongan nukleo protein. Purin didapat
membuktikan bahwasannya ekstrak etanol daun
dari makanan, selain itu juga berasal dari
salam (Syzygium polyanthum) dosis 3,207 g/BB,
penghancuran sel-sel tubuh yang sudah tua.(6)
6,413 g/BB, dan 12,826 g/BB yang menggunakan
Penderita hiperurisemia biasanya diberi
pelarut etanol 96% pada tikus jantan (Rattus
obat – obat yang menghambat enzim xantin
Norvegicus) wistar yang diinduksi potasium
oksidase (allopurinol) atau golongan urikosurik
oksonat menunjukkan penurunan kadar urat
(probenesid).(7) Sayangnya obat-obatan
berturut – turut sebesar 58%, 84%, dan 66%.(12)
antihiperurisemia ini memiliki efek samping yang
Namun, penggunaan pelarut etanol 96% kurang
tidak diinginkan, seperti hipersensitivitas
efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif
(allopurinol) atau peningkatan resiko
yang optimal dibandingkan dengan etanol 70%
pembentukan batu ginjal dan nefrotoksisitas
yang memiliki kadar air yang lebih sedikit.(13)
(urikosurik).(8) Oleh karena itu, WHO
Penelitian lain yang dikemukakan oleh Restusari
merekomendasikann penggunaan obat tradisional
(2014) menyatakan bahwa fraksi air ekstrak
termasuk herbal dalam pencegahan dan
2
etanol daun salam (Syzygium polyanthum) dengan ekor tikus jantan (Rattus norvegicus) galur wistar
dosis 150 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 250 yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu, kontrol
mg/kg BB yang diinduksi hati sapi segar dapat negatif, kontrol positif, perlakuan 1, perlakuan 2,
menurukan kadar asam urat pada tikus jantan dan perlakuan 3. Kemudian pada hari ke-8 hewan
jantan hiperurisemia berturut – turut sebesar uji akan diinduksi dengan jus hati ayam dengan
18,56%, 37,55%, dan 39,91%.(14) Selain potasium dosis 5 mL/200 g BB diberikan sebanyak 2
oksonat dan hati sapi, makanan tinggi purin kali/hari sampai hari ke-14 dan pemeriksaan
seperti hati ayam dengan dosis 25 mL/kg BB kadar asam urat pretes juga dilakukan pada hari
yang diberikan 2 kali/hari selama 7 hari dapat ke-14. Kemudian hewan uji diberikan perlakuan
meningkatkan kadar asam urat mencit jantan rata sebagai berikut:
– rata sebesar 3,62 mg/dL.(15)
Kontrol negatif :Hanya diberikan pelet dan
Oleh karena itu, peneliti terpacu untuk
aquades
meneliti ekstrak daun salam dengan dosis 150
mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB Kontrol positif :Pelet, aquades, dan
menggunakan etanol 70% agar jumlah bahan aktif allopurinol 5,4 mg/200 g BB
yang dihasilkan lebih optimal dan menggunakan
Perlakuan 1 :Pelet, aquades, dan ekstrak daun
makanan tinggi purin hati ayam sebagai bahan
salam 150 mg/kg BB
induksi yang digunakan pada tikus jantan (Rattus
Norvegicus) galur wistar hiperurisemia. Penelitian Perlakuan 2 :Pelet, aquades, dan ekstrak daun
ini bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak salam 200 mg/kg BB
etanol daun salam (Eugenia polyantha) terhadap
Perlakuan 3 :Pelet, aquades, dan ekstrak daun
penurunan kadar asam urat tikus jantan (Rattus
salam 250 mg/kg BB
Norvegicus) galur wistar hiperurisemia.
Perlakuan tersebut dimulai pada hari ke-15
METODE PENELITIAN
sampai hari ke-28 dan dilanjutkan dengan
Jenis dan Rancangan Penelitian pemeriksaan kadar asam urat postes pada hari ke-
28. Setelah data pretes dan postes diperoleh,
Penelitian ini merupakan eksperimen
selanjutnya dilakukan analisa data dengan
laboratorik menggunakan rancangan pretes postes
menggunakan program SPSS.
dengan kelompok kontrol, dimana
pengelompokan dilakukan berdasarkan rancangan Tempat dan Waktu Penelitian
acak lengkap dengan cara memilih setiap ekor
Penelitian ini dilaksanakan di gedung UPT
hewan uji yang telah diberi nomor secara acak,
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah
kemudian hewan uji diletakkan pada masing-
Kuala untuk pemeliharaan hewan uji dan
masing kandang, lalu hewan uji diaklimatisasi
Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu
selama 7 hari. Penelitian ini menggunakan 25
3
Pengetahuan Alam (FMIPA) untuk pembuatan •Umur 3- 4 bulan dengan Berat badan 150-
ekstrak daun salam dan uji herbarium. Penelitian 250 gram
ini dilakukan pada bulan September 2015 - •Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
November 2015. 2) Kriteria eksklusi:
•Tikus sakit
Populasi dan Sampel Penelitian
Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada hewan uji
tikus jantan (Rattus norvegicus) galur wistar. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
Besar sampel minimal menggunakan rumus dari ini adalah sebagai berikut: timbangan hewan
Frederer(16) dengan rumus sebagai berikut: (Ohauss), kandang tikus beserta tempat makanan
( n-1) (t-1) ≥ 15 dan minum, sonde lambung, hotplate (Wiggen
Keterangan: Hauser), blender, magnetic stirrer, destiller, oven,
n = jumlah pengulangan timbangan analitik (Wiggen Hauser), holder, Alat
t = jumlah perlakuan, penelitian ini Pemeriksa Glucose, Cholesterol, Uric acid
menggunakan 5 perlakuan (GCU) Nesco Multi Check portabel, rotary
(n – 1) (5 – 1) ≥ 15 ; t = 5 evaporator (Heildolph), kertas saring, kapas,
(n – 1) (4) ≥ 15 kamera, timbangan hewan (Mettler Toledo),
4n – 4 ≥ 15 timbangan analitik (Mettler Toledo), dan alat-alat
4n ≥ 19 gelas (Iwaki pyrex).
n ≥ 4, 75 ; Maka nilai Bahan yang digunakan pada penelitian ini
n dibulatkan menjadi 5 yaitu tikus jantan (Rattus norvegicus) galur
Dari kalkulasi di atas, didapatkan jumlah wistar, ekstrak etanol daun salam, allopurinol,
pengulangan pada penelitian ini adalah 5 untuk etanol 70%, Na CMC (Brataco), darah hewan uji,
masing – masing kelompok, maka jumlah total pakan jus hati ayam dan air minum.
pada penelitian ini adalah 25 ekor hewan uji.
Prosedur Penelitian
Kemungkinan tikus drop out selama penelitian
dapat terjadi, maka perlu ditambahakan 2 tikus 1) Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Salam

pada masing-masing kelompok. Daun salam dikumpulkan sebanyak 1500

Hewan uji yang dipilih adalah tikus jantan gram langsung dari pohonnya yang diambil di

(Rattus norvegicus) jantan galur wistar sesuai daerah Blang Bintang, Aceh Besar. Setelah

dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai terkumpul, daun salam dicuci dan dikeringkan

berikut: dengan termperatur ruangan yang berkisar 27o C.

1) Kriteria inklusi: Setelah kering, daun salam dipotong kecil-kecil

•Tikus jantan (Rattus norvegicus) galur dan dikeringkan selama 5 hari di tempat yang

wistar tidak terkena sinar matahari. Kemudian daun

4
salam yang sudah kering diblender hingga 15-25 gram/ekor/hari) sebanyak 2 kali yaitu pukul
menjadi 500 gram serbuk. 11:00 WIB dan 16:00 WIB.(18)
Pembuatan ekstrak etanol 70% daun salam 3) Penentuan Dosis Jus Hati Ayam
menggunakan metode maserasi, karena maserasi Hati ayam segar sebanyak 300 gram dicuci,
tidak memerlukan proses pemanasan sehingga dipotong kecil – kecil lalu dimasukkan ke dalam
dapat menghindari rusaknya zat – zat dalam blender, kemudian ditambah air suling 75 mL.
serbuk daun salam yang tidak tahan panas. 500 Setelah halus, hati ayam dimasukkan ke dalam
gram serbuk dimasukkan ke dalam botol tertutup, wadah. Jus hati ayam dibuat baru setiap
kemudian ditambahkan pelarut etanol 70% harinya.(19)
sebanyak 1500 mL sampai serbuk terendam dan Dosis jus hati ayam yang diinduksikan pada
terdapat lapisan pelarut setebal 3 cm di atas hewan uji adalah 5 mL/200 g BB diberikan
serbuk. Maserasi dilakukan selama 3x24 jam sebanyak 2 kali/hari disesuaikan dengan kapasitas
sambil diaduk berulang kali. Pada 24 jam pertama maksimal volume cairan yang dapat diminum
filtrat diambil dengan cara disaring dengan kertas tikus yaitu 10 mL/200 g BB. Induksi akan
saring, kemudian ampas yang didapat diberikan secara oral setelah diaklimatisasi
diremaserasi dengan pelarut etanol 70% yang selama 7 hari. Menurut Fitrya 2014 induksi jus
baru selama 24 jam dengan cara yang sama hati ayam dosis 25 mL/kg BB yang diberikan 2
seperti hari pertama dan dilakukan hal yang sama kali/hari selama 7 hari pada mencit jantan dapat
pada hari ke-3. Filtrat yang diperoleh kemudian menaikkan asam urat rata – rata sebesar 3,62
diuapkan pelarutnya dengan menggunakan vacum mg/dL (15)
rotary evaporator (Heidolph) dengan suhu 60oC 4) Persiapan Hewan Uji yang Diinduksi Jus
sampai menjadi 15 gram ekstrak kental.(17) Hati Ayam
2) Pemeliharaan Hewan Uji Hewan uji yang sudah diaklimatisasi selama
Hewan uji ditempatkan pada kandang yang 7 hari kemudian diinduksi kadar asam uratnya
sebelumnya sudah dikeringkan dan diberikan alas melalui makanan yang diberikan, yaitu jus hati
sekam padi. Makanan berupa jus hati ayam dan ayam yang tinggi purin. Jus hati ayam 5 mL/200
pelet serta minum berupa akuades yang diberikan g BB diberikan 2 kali/hari yaitu pada pukul 08:00
secara ad libitum. Kandang dibersihkan dan alas dan pukul 14:00. Setelah pemberian jus hati ayam
sekam padi diganti sedikitnya 3 hari sekali. selama 7 hari kemudian pada hari ke-14
Hewan uji diaklimatisasi selama 7 hari sebelum dilakukan pemeriksaan kadar asam urat hewan
perlakuan dengan tujuan untuk membiasakan uji. Sebelum pengambilan darah, hewan uji
hewan uji pada kondisi percobaan dan dipuasakan terlebih dahulu selama 6 jam tetapi air
mengontrol kesehatannya. Hewan uji diberikan minum tetap diberikan.
pakan pelet 10% dari berat badan tikus (sekitar

5
5) Penentuan Dosis Allopurinol salam dan allopurinol yang diberikan pada hewan
Dosis terapi allopurinol yang biasa uji. Sampel darah hewan uji diambil melalui ekor
digunakan untuk hiperurisemia pada masyarakat dengan menggunakan lancet.
adalah 300 mg/50 kg BB/hari. Faktor konversi 7) Pemeriksaan Kadar Asam Urat Pretes dan
dari manusia ke tikus adalah 0,018.(20) Sehingga Postes
dosis yang digunakan untuk hewan uji adalah : Kadar asam urat hewan uji diperiksa pada
Dosis Hewan uji = Dosis absolut x konversi hari ke-14 (pretes) dan hari ke-28 (Postes) dengan
= 300 mg/50 kg x 0,018 menggunakan alat Glucose, Cholesterol, Uric
= 5,4 mg/200 g BB acid (GCU) Nesco Multi Check portabel. Darah
6) Perlakuan Hewan Uji diambil melalui ekor dengan menggunakan
Dua puluh lima ekor hewan uji yang telah lancet, kemudian darah pertama yang keluar
diinduksi jus hati ayam dimana sebelumnya sudah diusap dengan kapas dan darah kedua
dibagi menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok dimasukkan kedalam strip sekali pakai. Hasil
terdiri dari 5 hewan uji. Masing-masing kelompok pengukuran asam urat akan muncul setelah 10
mendapatkan perlakuan sebagai berikut: detik dimulai ketika darah masuk kedalam strip.
Kelompok 1 (Negatif) :Hewan uji hanya diberi Hasil ukur asam urat akan dinyatakan dalam
makan pelet dan aquades. satuan mg/dL
Kelompok 2 (Positif) :Hewan uji diberi makan
Pengolahan dan Analisis Data
pelet, aquades, dan allopurinol 5,4 mg/200 g BB.
Kelompok 3 (Perlakuan 1):Hewan uji diberi Data yang diperoleh diuji kenormalannya

makan pelet, aquades, dan ekstrak daun salam (Shapiro-Wilk) dan uji homogenitasnya (Levene).

150 mg/kg BB. Data yang diperoleh dari kedua uji ini terpenuhi,

Kelompok 4 (Perlakuan 2):Hewan uji diberi maka selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu

makan pelet, aquades, dan ekstrak daun salam arah untuk melihat perbedaan bermakna antara

200 mg/kg BB. kelompok dan dilanjutkan dengan metode LSD

Kelompok 5 (Perlakuan 3):Hewan uji diberi (Least Significantly Difference) untuk mengetahui

makan pelet, aquades, dan ekstrak daun salam perbedaan setiap kelompok.

250 mg/kg BB.


HASIL
Ekstrak etanol daun salam dan allopurinol
Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus
diberikan 1 kali dalam sehari untuk masing-
yang dibagi menjadi 5 kelompok dan diberikan
masing kelompok, yaitu pukul 18:00 WIB selama
ekstrak daun salam selama 14 hari. Dari
14 hari yang dimulai pada hari ke-15 penelitian.
penelitian tersebut didapatkan penurunan kadar
Setelah perlakuan selesai, pada hari ke-28
asam urat pada seluruh kelompok hewan uji. Data
dilakukan kembali pemeriksaan kadar asam urat
hewan uji untuk melihat efek ekstrak etanol daun

6
hasil pengukuran kadar asam urat hewan uji dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1 Data Pengaruh Ekstrak Daun Salam Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Hewan Uji
Kadar Asam Urat n
Kelompok Hewan Uji Std. Deviasi
(mg/dL) Total n = 25
Rata-Rata Kadar Asam Urat Pretes
Kontrol Negatif 10,32 3,88±1,73 5
Kontrol Positif 11,98 3,10±1,38 5
Perlakuan 1 11,28 2,25±1,00 5
Perlakuan 2 10,86 4,56±2,04 5
Perlakuan 3 12,36 2,94±1,31 5
Rata-Rata Kadar Asam Urat Postes
Kontrol Negatif 9,80 4,12±1,84 5
Kontrol Positif 8,28 1,61±0,72 5
Perlakuan 1 8,32 2,37±1,06 5
Perlakuan 2 7,92 4,03±1,80 5
Perlakuan 3 8,92 1,02±0,45 5
Selisih Rata - Rata Penurunan
Kontrol Negatif 0,52 0,34±0,15 5
Kontrol Positif 3,70 1,54±0,68 5
Perlakuan 1 2,96 2,22±0,99 5
Perlakuan 2 2,94 1,34±0,60 5
Perlakuan 3 3,44 2,03±0,91 5
uji menggunakan uji Levene menunjukkan bahwa
Tabel 1 di atas menunjukkan adanya
data homogen (p = 0,167). Dari hasil analisa data
penurunan rata-rata kadar asam urat pada semua
tersebut didapatkan nilai pretes, posttes, dan
kelompok Posttes. Selisih rata-rata penurunan
penurunan yang signifikan (p > 0,05) artinya
kadar asam urat yang paling tinggi dapat dilihat
kadar asam urat darah seluruh kelompok hewan
pada kelompok kontrol positif kemudian disusul
uji bervarisasi homogen. Data penurunan kadar
oleh kelompok perlakuan 3.
asam urat pada hewan uji dapat dilanjutkan
Data penurunan kadar asam urat darah
dengan uji ANOVA karena memenuhi syarat uji
sebelum dan sesudah percobaan seluruh
ANOVA. Uji ANOVA dilakukan untuk melihat
kelompok hewan uji dilakukan uji normalitas
adanya perbedaan secara bermakna atau tidak
(Shapiro-Wilk) dan uji homogenitas (Levene). Uji
antar kelompok pada data penurunan kadar asam
normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk
urat hewan uji. Dari hasil analisa data tersebut
karena menggunakan sampel yang sedikit (kurang
didapatkan hasil dari uji ANOVA menunjukkan
dari 100 sampel). Hasil uji data penurunan kadar
bahwa kadar asam urat hewan uji sesudah
asam urat menunjukkan data terdistribusi normal
perlakuan pada kelompok kontrol dan perlakuan
(p > 0,05) sehingga pengolahan data dapat
hasilnya menunjukkan adanya penurunan kadar
dilanjutkan dengan uji homogenitas. Hasil uji
asam urat yang bermakna (p = 0,043) sehingga
homogenitas penurunan kadar asam urat hewan
dapat dilanjutkan dengan uji beda dengan metode

7
LSD untuk membandingkan perbedaan antar purin yang terkandung dalam hati ayam (100 –
kelompok. Hasil analisa data tersebut dapat 1000 mg/100 g)¬(15) sehingga dapat memacu
dilihat pada tabel berikut: peningkatan asam urat (over production) dalam
tubuh. Purin adalah salah satu senyawa basa
Tabel 2 Uji Beda Antar Kelompok dengan
Metote LSD organik yang menyusun asam nukleat atau inti sel
Kelompok Hewan Uji P value dan termasuk dalam kelompok asam amino.
Kontol Negatif Kontrol Positif 0,006 Asam nukleat yang dilepas di traktus intestinalis
Perlakuan 1 0,029
Perlakuan 2 0,03 akan diurai menjadi mononukleotida oleh enzim
Perlakuan 3 0,011 ribonuklease, deoksiribonuklease, dan
Kontrol Positif Kontrol Negatif 0,006 polinukleotidase. Kemudian enzim nukleotidase
Perlakuan 1 0,483
dan fosfatase menghidrolisis mononukleotida
Perlakuan 2 0,471
Perlakuan 3 0,804 menjadi nukleotida yang kemudian diserap lebih
Perlakuan 1 Kontrol Negatif 0,029 lanjut oleh enzim fosforilase intestinal menjadi
Kontrol Positif 0,483
basa purin dan pirimidin. Proses pembentukan
Perlakuan 2 0,985
Perlakuan 3 0,648 asam urat sebagian besar dari metabolisme
Perlakuan 2 Kontrol Negatif 0,03 nukleotida purin endogen, guanosine
Kontrol Positif 0,471
monophosphate (GMP), ionosine monophosphate
Perlakuan 1 0,985
Perlakuan 3 0,634 (IMP), dan adenosine monophosphate (AMP).(21)
Perlakuan 3 Kontrol Negatif 0,011 Purin dalam makanan berbeda-beda kandungan
Kontrol Positif 0,804 dan bioavaibilitasnya, selain itu perubahan purin
Perlakuan 1 0,648
0,634 menjadi asam urat juga tergantung pada
Perlakuan 2
selularitas relatif dan aktifitas transkripsi serta
Tabel diatas menunjukkan bahwa kelompok metabolik selular makanan tersebut. Pada
kontrol positif dan perlakuan berbeda secara penelitian Fitria dkk (2014) menyebutkan bahwa
bermakna (p = 0,006; 0,029; 0,03; 0,011) dengan pemberian makanan tinggi purin seperti hati ayam
kelompok kontrol negatif, sedangkan penurunan dengan dosis 25 mL/kg BB yang diberikan
kadar asam urat pada kelompok kontrol positif sebanyak 2 kali/hari selama 7 hari dapat
dan kelompok perlakuan tidak memiliki meningkatkan kadar asam urat hewan uji.(15)
perbedaan yang bermakna (p ≥ 0,05). Pemberian ekstrak etanol 70% daun salam
dapat menurunkan kadar asam urat tikus jantan
PEMBAHASAN
(Rattus norvegicus) galur wistar yang diinduksi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jus hati ayam, hal tersebut dapat dibuktikan
pemberian jus hati ayam selama 7 hari dapat melalui hasil uji ANOVA (p = 0,043) yang
meningkatkan kadar asam urat tikus pada semua menunjukkan adanya perbedaan rata – rata yang
kelompok, hal ini dikarenakan tingginya kadar bermakna antara kelompok kontrol negatif

8
dengan kelompok kontrol positif dan perlakuan. menurukan kadar asam urat hewan uji. Walaupun
Penggunaan ekstrak etanol 70% lebih baik dalam demikian efektifitas ektrak etanol 70% daun
menghasilkan zat aktif yang terkandung dalam salam tidak berbeda jauh dengan allopurinol
daun salam dibandingkan dengan penggunaan dalam menurunkan kadar asam urat hewan uji.
fraksi air atau etanol 96%.(22) Penurunan kadar Allopurinol digunakan sebagai pembanding
asam urat tersebut diduga ada hubungannya karena allopurinol adalah obat modern yang
dengan senyawa yang sangat berperan penting umum digunakan untuk menurunkan kadar asam
yaitu flavonoid. Flavonoid termasuk senyawa urat dengan cara menghabat xantin oksidase,
fenolik alam yang potensial sebagai antioksidan enzim yang bekerja untuk merubah hypoxanthine
dan mempunyai bioaktivitas sebagai obat. menjadi xanthine dan asam urat.(25) Allopurinol
Menurut Arum (2014) daun salam yang juga merupakan inhibitor allosterik xantin
dikumpulkan dari tiga tempat di Indonesia oksidase yang mereduksi gugus reaktif oksidasi-
memiliki kadar total flavonoid rata – rata sebesar reduksi xantin oksidase. Mekanisme
16%.(22) Penelitian ini juga didukung oleh penghambatan allopurinol ini dimanfaatkan untuk
penelitian Potapivich (2003) yang menyatakan menjaga sintesis asam urat tetap stabil. Kira-kira
bahwa senyawa flavonoid dari sisi analisis kinetik 80% allopurinol diserap setelah pemakaian oral
dapat menghambat xantin oksidase dengan dan tidak terikat pada protein darah.
mengikat sisi reaktifnya.(23) Xantin oksidase Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat
bertanggung jawab dalam mengubah hipoxantin diketahui bahwa ekstrak etanol 70% daun salam
dan xantin menjadi asam urat. Penelitian yang dapat menurunkan kadar asam urat hewan uji
dikemukakan oleh utami (2008) bahwa secara signifikan dibandingkan dengan kontrol
berdasarkan tingkat oksidasi serta subtituennya negatif tetapi variasi dosis ekstrak etanol 70%
kerangka flavonoid dibedakan menjadi berbagai daun salam tidak mempengaruhi penurunan kadar
jenis seperti flavon, flavonol, khalkon, xanton, asam urat hewan uji secara signifikan. Walaupun
auron, autosianidin, dan leukoantosianidin. demikian, kemampuan menurunkan kadar asam
Senyawa tersebut merupakan inhibitor xantin urat hewan uji yang paling baik didapatkan dari
oksidase terkuat karena disebabkan oleh adanya kelompok kontrol positif, lalu disusul oleh
gugus hidroksil C5 dan C7 selain itu, disebabkan perlakuan dosis 3.
juga oleh adanya C2 dan C3 sehingga lebih
KESIMPULAN
memudahkan interaksi dengan xantin oksidase.
Mekanisme utama dari flavonoid adalah aktifitas Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat

inhibitor enzim dan antioksidan untuk radikal diambil kesimpulan sebagai berikut:

bebas.(24) 1. Pemberian ekstrak etanol 70% daun salam

Penelitian ini menunjukkan bahwa selama 14 hari menghasilkan penurunan kadar

allopurinol bekerja sangat efektif dalam asam urat yang nyata.

9
2. Variasi dosis ekstrak etanol 70% daun Puslitbang Biomedis dan Farmasi. 2008:57.
salam pada penelitian ini tidak mempengaruhi
7. Hawkins D. Gout and Hyperuricemia.
penurunan kadar asam urat hewan uji secara Pharmacotherapy: A Phatophysiologic
signifikan. Approach. 7 ed. Washington D.C:
Periodical Department American
SARAN Pharmacist; 2009.

Berdasarkan penelitian ini, dapat disampaikan 8. Katzung. Obat Antiinflamasi Nonsteroid,


saran – saran sebagai berikut: Obat Antirematik, Analgesik Nonopioid,
dan Obat yang digunakan untuk Penyakit
1. Perlu dilakukan uji toksisitas daun salam
Gout. In: Azwar, editor. Farmakologi
untuk mengetauhi dosis toksik dari penggunaan Dasar dan Klinik. 10 ed. Jakarta: Penerbit
daun salam. Buku Kedokteran EGC; 2006.
2. Bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan
9. Mills. Principles and Practice of
penelitian tentang efek ekstrak etanol 70% daun Physiotherapy (Modern Herbal Medicine).
salam terhadap sistem metabolik lainnya. New York: Churchill Livingstone; 2008.

DAFTAR PUSTAKA 10. Sumono A, Wulan A. Kemampuan Air


Rebus Daun Salam (Eugenia polyantha w)
1. Johnstone. Gout: The Disease and Non- dalam Menurunkan Jumlah Koloni Bakteri
Drug Treatmen. Hospital Pharmacist. Streptococcus sp. Majalah Farmasi
2005;12:391-4. Indonesia. 2009:112-7.

2. Darmawan, Rasker. The Effect of Control 11. Septianingsih U, Susanti H, Widyaningsih


and Self Medication Of Cronic Gout in a W. Penghambatan Aktivitas Xanthin
Developing Country. 2011. Oxidase oleh Ekstrak Etanol Akar
Sambiloto (Andrographis paniculata,Ness)
3. Nakagawa T, Hu H. A Causal Role for secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Kefarmasian.
Uric Acid in Fructose-Induced Metabolic 2012;2(2):153-63.
Syndrome. American Journal of
Physiology. 2012;290(3):625-31. 12. Sinaga AF, Bodhi W, Lolo WA. Uji Efek
Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzgyium
4. Kelly WN. Cystal-Associated Synovitis: polyanthum Walp) Terhadap Penurunan
Gout and Hyperuricemia. In: Harris ED, Kadar Asam Urat Tikus Putih Jantan Galur
editor. Textbook of Rheumatology. 5 ed. Wistar (Rattus norvegicus L.) yang
Philadelphia: WB Saunders; 2006. p. 1313- Diinduksi Potasium Oksonat.
47. PHARMACON. 2014;3(2).

5. Hak AE, Choi HK. Menopause, 13. Indrayana R. Efek Antioksidan Ekstrak
Postmenopausal Hormone Use and Serum Etanol 70% Daun Salam (Syzygium
Uric Acid Levels in US Women. Arthritis polyanthum) Pada Serum Darah Tikus
Res Ther. 2008;10(5):166. Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi
Karbon Tetraklorida (CCI4). Skripsi.
6. Misnadiarly. Mengenal Penyakit Arthritis. 2008:17.

10
14. Restusari L, Arifin H, Dachriyanus, Renal Parenchyma. Brazil: In Tech; 2012.
Yulandra Y. Pengaruh Fraksi Air Ekstrak p. 57-66.
Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum
22. Samudra A. Karakterisasi Ekstrak Etanol
Wight.) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Daun Salam Dari Tiga Tempat di Indonesia.
Pada Tikus Putih Jantan Hiperurisemia - Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
Diabetes. Fakultas Farmasi Universitas Jakarta.2014.
Andalas. 2014:299-309.
23. Potapivich. Comperative Study of
15. Fitrya, Muharni. Efek Hipourisemia Antioxidant Properties and Cytoprotective
Ekstrak Etanol Akar Tumbuhan Tunjuk Activity of Flavonoid. Biochemistry.
Langit (Helminthostachys zaylanica Linn 2003;68:514-9.
Hook) terhadap Mencit Jantan Galur Swiss.
Traditional Medicine Journal. 24. Utami. Fraksi Air Ekstrak Etanol Daun
2014;19(1):14-8. Salam Terhadap Penurunan Kadar asam
urat pada Mencit Putih Jantan GalurBalb-c
16. Mazzali M, Hughes J, Kim YG. Elevated yang diinduksi dengan Kalium Oksonat.
Uric Acid Increases Blood Pressure in the Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas
Rat by A Novel Crystal-Independent Muhamadiyah; 2008.
Mechanism. Hypertension. 2001;38:1101-6.
25. Elizabeth C. Rheumatologic Disorder. In:
17. Situmorang S, Kartasurya MI. Perbedaan Dipiro T, editor. Pharmacotherapy: A
Perubahan Kadar Trigliserida setelah Pathophysiologic Approach. 6 ed. USA:
Pemberian Ekstrak dan Rebusan Daun McGraw-Hill Companies; 2005.
Salam pada Tikus Sprague dawley yang
diberi Pakan Tinggi Lemak. Journal of
Nutrition College. 2014;3(1):26-33.

18. Widiartini W, Siswati E, Setiawan A,


Rohmah IM, E P. Pengembangan Usaha
Produksi Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Tersertifikasi dalam Upaya Memenuhi
Kebutuhan Hewan laboratorium. Semarang.
2013:2.

19. Dira, Harmley F. Uji Aktivitas


Antihiperurisemia Ekstrak Etanol
Sambiloto (Androgravis paniculata nees),
Brotowali (Tinospora crispa), Manggis
(Gascinia Mangostana L.), Lada Hitam
(Piper ningrum L.) dan Jahe Merah
(Zingiber officinale Rosc.) secara In Vivo
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia.
2014:134-40.

20. Paget G, Barnes J. Evaluation Of Drug


Activities. London: Academic Press; 1964.

21. Guilherme A. Uric Acid and Renal


Function. In: Sahay M, editor. Diseases of

11

Você também pode gostar