Você está na página 1de 8

Strategi dan Metode … Hatmansyah

Strategi dan Metode Dakwah Walisongo


Oleh: Hatmansyah, S.Ag., ME
Abstract
Walisongo believed to be laying the first stone of Islam in Java. Gait Walisongo the map Da’wah of
Islam in Indonesia in general and on the island of Java in particular is indeed an indisputable historical
fact.
The success da'wah Walisongo is inseparable from the role srtategi and the methods they employ. The
strategy that is First Division Da’wah Region. The Walisongo in preaching activities, among others, is
taking into account the strategic region. Second, the system of Da’wah carried out with the introduction
of Islam through persuasion oriented penaman Islamic faith yan adapted to the situation and conditions.
Third, is to conduct an ideological war to eradicate the ethos and values of dogmatic ang contrary to the
Islamic faith, in which the scholars have to create myths and new counter values are incompatible with
Islam. Fourth, is to approach the figures that are deemed to have influence somewhere and trying to
avoid conflict. Fifth, trying mengguasai basic needs that are needed by the community, both the needs
that are materially and spiritually.

Keywords: Walisongo, Strategies and Methods Da’wah

A. Pendahuluan Islam ini adalah para Wali, merekalah yang


Sejarah mencatat peran besar para memimpin pengembangan agama Islam di
ulama’ dalam mengemban dakwah di seluruh Jawa” (Van Den Berg, 1959: 393).
pelosok dunia termasuk di Indonesia Walisongo masyhur sebagai juru
sehingga Islam menjadi agama mayoritas di syiar kebenaran dan pekerja giat dalam
negeri ini. Salah satu topik menarik menggembleng masyarakat, lahir-batin, di
mengupas peran ulama dalam “islamisasi” semua lapisan sosial, dari kelas “akar
di Indonesia adalah tindak tanduk dakwah rumput” hingga ke para punggawa dan
para “Walisongo” di Pulau Jawa, mereka itu pembesar negeri. Di samping tetap
adalah Sunan Maulana Malik Ibrahim, memelihara sebagaimana dengan ajaran
Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Gungung Islam murni, juga tidak tanggung-tanggung
Jati, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan memberantas kebiasaan dan kepercayaan
Drajat, Sunan Kali Jaga, dan Sunan yang berbau kemusyrikan, lalu digiringnya
Bonang. kembali ke tauhid sejati.
Walisongo dipercaya sebagai Sejarah kesuksesan dakwah para
peletak batu pertama Islam di pulau Jawa. Walisongo tersebut tentu tidak terlepas dari
Kiprah Walisongo dalam peta dakwah strategi dan metode dakwah yang
Islam di Indonesia pada umumnya dan di dipergunakan dalam aktivitas dakwah.
pulau Jawa khususnya memang merupakan Selain strategi mereka juga mampu
fakta sejarah yang tidak terbantahkan. Oleh merumuskan garis- garis besar perjuangan
sebab itu, wajar jika H.J. Vanden Berg pun dakwah yang harus dilaksakan secara taktis,
tanpa ada rasa keraguan mengatakan, mereka juga dibekali kemampuan teknis
“Adapun yang memimpin penyebaran metode dakwah di lapangan. Perpaduan

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


10
Strategi dan Metode … Hatmansyah

sinergis antara strategi dan metode dakwah sebagai Raden Paku, Sunan Gungung Jati
inilah yang kemudian membawa hasil atau Syarif Hidayatullah atau juga dikenal
sehingga dakwah para Walisongo mendapat dengan Fatahillah (wafat tahun 1570), Suan
pujian baik di zamannya hingga saat ini. Muria atau Raden Said, Sunan Kudus atau
B. Walisongo Dan Aktivitas dikenal pula sebagai Syekh Ja’far Shadiq,
Dakwahnya Sunan Drajat atau Raden Qasim, Sunan
a. Pengertian Walisongo Kali Jaga yang juga digelari sebagai Raden
Secara etimologis istilah Walisongo Mas Syahid, Sunan Bonang atau Raden
berasal dari dua akar kata “wali’ dan ‘songo”. Ibrahim (1449-1525) (Arsyad, 1993: 132-
Kata wali itu sendiri berasal dari bahasa 136). Tentang bilangan sembilan ini,
Arab yang artinya “dekat” atau “kerabat” , sebagaimana dikutip oleh Effendy Zarkasi
atau “teman” (Luis Ma’luf, 1061). dari pendapat Prof. Dr. Tjan Tjoe Siem,
Kata “wali” menurut istilah, ialah bahwa bilangan sembilan itu memang
sebutan bagi orang-orang Islam yang merupakan simbol bagi orang Jawa yang
dianggap keramat, penyebar agama Islam, berasal dari pengertian 8 (delapan) penjuru
mereka dianggap “kekasih Allah”, orang- angin ditambah dengan pusat (tengah)
orang yang dekat dengan Allah, dikaruniai (Effendy Zarkasi, 1977: 53).
tenaga gaib, mempunyai kekuatan-kekuatan b. Aktivitas Dakwah Walisongo
batin yang sangat berlebih, mempunyai Walisongo dipercaya sebagai
ilmu yang sangat tinggi, dan sakti berjaya- peletak batu pertama Islam di pulau Jawa.
kewijayaan (Effendy Zarkasi, 1977: 52). Kiprah Walisongo dalam peta dakwah
Kata yang mendapat perhatian Islam di Indonesia pada umumnya, di pulau
cukup intens dari istilah Walisongo adalah Jawa khususnya memang merupakan fakta
kata “Songo” itu sendiri. Ada yang sejarah yang tidak terbantahkan. Oleh
berasumsi bahwa kata songo juga berasal sebab itulah, wajar jika H.J. Vanden Berg
dari bahasa kata Arab, yakni “tsana” yang pun tanpa ada rasa keraguan mengatakan,
maknanya sama dengan kata “mahmud”, “Adapun yang memimpin penyebaran
artinya terpuji atau mulia (Damani, 2001: Islam ini adalah para Wali, merekalah yang
40). Sebagain lain ada mengatakan ‘sana’ memimpin pengembangan agama Islam di
berarti tempat, daerah atau wilayah. seluruh Jawa” (Van Den Berg, 1959: 393).
Sementara yang lain ada yang mengatakan, Walisongo masyhur sebagai juru
“songo” berasal dari bahasa Jawa yang syiar kebenaran dan pekerja giat dalam
artinya menunjuk pada bilangan sembilan, menggembleng masyarakat, lahir-batin, di
yakni beberapa wali yang terkenal itu semua lapisan sosial, dari kelas “akar
dengan jumlah sembilan orang. Ada pun rumput” hingga ke para punggawa dan
nama-nama sembilan orang Walisongo pembesar negeri. Di samping tetap
yang umumnua dikenal adalah Sunan memelihara yang sudah sesuai dengan
Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik ajaran Islam murni, juga tidak tanggung-
(wafat Tahun 1419), Sunan Ampel (lahir tanggung memberantas kebiasaan dan
tahun 1401), Sunan Giri atau dikenal pula

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


11
Strategi dan Metode … Hatmansyah

kepercayaan yang berbau kemusyrikan, lalu mencapai tujuan (Ali Motofo, 1971: 7).
digiringnya kembali ke tauhid sejati. Dengan demikian, strategi dakwah yang
Seperti yang pernah dikemukakan dilakukan oleh Walisongo itu bisa diartikan
oleh M. Natsir Arsyad dalam bukunya yang menjadi segala cara yang ditempuh oleh
berjudul Seputar Sejarah & Muamalah, paling para wali untuk mengajak manusia ke jalan
tidak ada lima prinsip utama yang Allah dengan memanfaatkan segala sumber
merupakan titik berat kiprah dakwah para daya yang dimiliki. Beberapa strategi
Walisongo yang dijadikan patokan sembari Walisongo dalam pelaksanaan dakwah
menggodok kader: dapat dikemukakan antara lain sebagai
1) Memelihara keyakinan beragama berikut:
dengan membentanginya dari sekalian Pertama, Pembagian Wilayah
unsur yang bakal mencemari, apalagi Dakwah. Para Walisongo dalam melakukan
merontokkannya. aktivitas dakwahnya antara lain sangat
2) Menjaga keselamatan harta, nyawa dan
jiwa (ruh) umat dari aneka ragam memperhitungkan wilayah strategis.
ancaman, seperti misalnya perampasan Beranjak dari sinilah, para Walisongo yang
hak, pengibulan, frustrasi, bunuh diri, dikenal jumlahnya ada sembilan orang
dan lain-lain. tersebut melakukan pemilihan wilayah
3) Menanamkan pemahaman tentang dakwahnya tidak sembarangan. Penentuan
berbagai hukum: pergaulan sosial, tempat dakwahnya dipertimbangkan pula
pernikahan, kesehatan, kebersihan, ilmu
dengan faktor geostrategi yang sesuai
pengetahuan, demi menjaga anak
keturunan, kesehatan jasad dan ruh, dengan kondisi zamannya.
akhlak luhur, kecerdasan dan akal waras Kalau kita perhatikan dari
umat. kesembilan wali dalam pembagian wilayah
4) Melindungi akal pikiran sehat rakyat kerjanya ternyata mempunyai dasar
dari segala yang bisa menumpulkan dan pertimbangan geostrategis yang mapan
merendahkannya, seperti menenggak sekali. Kesembilan wali tersebut membagi
minuman keras, malas belajar dan
kerja dengan rasio 5:3:1 (Suryanegara, 1995:
bekerja, dan mo-limo lainnya (Arsyad,
1993: 130). 104). Jawa Timur mendapat perhatian besar
5) Membendung atau menepis pengaruh- dari para Walisongo. Di sini terdapat 5
pengaruh luar yang dapat Wali, dengan pembagian teritorial dakwah
memerosotkan kehormatan dan yang berbeda. Maulana Malik Ibrahim,
martabat nilai-nilai sosial, kemanusiaan sebagai wali perintis, mengambil wilayah
dan agama.
dakwahnya di Gresik. Setelah Malik
Ibrahim wafat, wilayah ini dikuasai oleh
C. Stretegi Dan Metode Dakwah
Sunan Giri. Sunan Ampel mengambil
Walisongo
posisi dakwah wilayahnya di Surabaya,
a. Strategi Dakwah Walisongo
Sunan Bonang sedikit ke Utara di Tuban.
Strategi dapat diartikan sebagai tata
Sedangkan Sunan Drajat di Sedayu.
cara dan usaha-usaha untuk menguasaidan
Berkumpulnya kelima wali ini di Jawa
mendayagunakan segala sumber daya untuk
Timur adalah karena kekuasaan politik saat

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


12
Strategi dan Metode … Hatmansyah

itu berpusat di wilayah ini. Kerajaan Kediri, aqidah Islam, di mana para ulama harus
di Kediri dan Majapahit di Mojokerto. menciptakan mitos dan nilai-nilai tandingan
Di Jawa Tengah para wali baru yang sesuai dengan Islam. Salah satu
mengambil posisi di Demak, Kudus, dan tugas utama dari para ulama yang telah
Muria. Sasaran dakwah para wali yang ada dikader oleh Raden Rahmat adalah
di Jawa Tengah tentu berbeda dengan yang menyebarkan ajaran Islam, sebagimana
ada di Jawa Timur. Di Jawa Tengah dapat telah dijelaskan di atas, adalah dengan nilai
dikatakan bahwa pusat kekuasaan politik tandingan bagi ajaran Yoga-Tantra yang
Hindu dan Budha sudah tidak berperan berazaskan Ma-Lima. (Ridin Sofwan, dkk,
lagi. Hanya para wali melihat realiatas 2000: 261)
masyarakat yang masih dipengaruhi oleh Keempat, adalah melakukan
budaya yang bersumber dari ajaran Hidu pendekatan terhadap para tokoh yang
dan Budha. Saat itu para Wali mengakui dianggap mempunyai pengaruh di suatu
seni sebagai media komunikasi yang tempat dan berusaha menghindari konflik.
mempunyai pengaruh besar terhadap pola- Salah satu azas dakwah yang dicanangkan
pikir masyarakat. Oleh kerana itu, seni dan oleh Walisongo adalah menghindari
budaya yang sudah berakar di tengah- konflik-konflik dengan cara melakukan
tengah masyarakat menurut mereka perlu pendekatan kepada para tokoh setempat,
dimodifikasi, dan akhirnya bisa diilhami oleh cara dakwah yang dilakukan
dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. oleh para Nabi Muhammad saw, apa yang
Terakhir yaitu di Jawa Barat, menempatkan pernah dirintis oleh para Rasulullah untuk
seorang wali yaitu Sunan Gunung Jati. memperkuat kedudukan Islam di tengah
Kedua, sistem dakwah dilakukan peradaban Jahiliyah dewasa itu, yang
dengan pengenalan ajaran Islam melalui kenyataannya relevan juga untuk diterapkan
pendekatan persuasif yang berorientasi di Jawa oleh para Wali, meski dengan taktik
pada penaman aqidah Islam yan yang disesuaikan. (Ridin Sofwan, dkk, 2000:
disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang 262)
ada. Rangkaian penggunaan sistem dakwah Kelima, berusaha mengguasai
ini, misalnya kita dapati ketika Raden kebutuhan-kebutuhan pokok yang sangat
Rahmat atau Sunan Ampel dan kawan- dibutuhkan oleh masyarakat, baik
kawan berdakwah kepada Adipati Aria kebutuhan yang bersifat materil maupun
Damar dari Palembang. Berkat keramahan spiritual. Faktor kebutuhan pokok amat
dan kebijaksanaan Raden Rahmat, akhirnya vital bagi masyarakat dewasa itu adalah
Raden Aria Damar sudi masuk Islam menyangkut masalah air, baik air sebagai
bersama isrinya, yang diikuti pula oleh kebutuhan keluarga sehari-hari maupun
hamper seluruh anak negerinya (Ali sebagai irigasi pertanian. (Ridin Sofwan,
Murtopo, 1971:88). dkk, 2000: 262)
Ketiga, adalah melakukan perang b. Metode Dakwah Walisongo
ideologi untuk memberantas etos dan nilai- Keberhasilan dakwah para
nilai dogmatis ang bertentangan dengan Walisongo tentu juga tidak terlepas dari

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


13
Strategi dan Metode … Hatmansyah

metode yang mereka aplikasikan dalam Masuk Islam. Bahkan karena cerita-cerita
pelaksanaan di lapangan. Secara umum, tradisional, sampai-sampai Adipati ini rela
dapat dikatakan bahwa metode dakwah mengorbankan pangkat dan meninggalkan
para Walisongo tidak terlepas dari metode kemewahan dunia dan keluarganya demi
ini digunakn oleh mereka dalam tokoh- untuk syarat-syarat yang diminta oleh
tokoh khusus seprti pemimpin, orang Sunan Kalijag untuk diterima sebagai murid
terpandang dan terkemuka dalam dalam dalam berguru ilmu keislaman.
masyarakat, seperti para bupati, adipati, Metode al-hikmah sebagai sistem
raja-raja ataupun menghadapi para dan cara-cara berdakwah para wali
bangsaan lainnya. Dasar dari metode ini merupakan jalan kebijaksanaan yang
merujuk kepada Al-Qur’an surah an-Nahl diselenggarakan secara popular, atraktif,
(16): 125. dan sensational. Cara ini mereka
َ َ َ
ۡ‫جىدِلۡهم‬ َۡ ‫ل َنَس َةةِۡۡ َو‬ َۡ ‫ل ِكۡ َمةِۡ َۡوٱلۡ َموۡعِظةِۡٱ‬ ۡ ‫كۡۡب ِٱ‬ ِۡ ِ ‫لۡ َسب‬
ۡ ِ ‫يلۡ َرب‬ ۡ‫ٱدۡعۡۡإ ِ ى‬ pergunakan dalam menghadapi
َّ َ َ َ َ َّ َ َّ
ۡ‫ل ۡ َعنۡ َسبِيل ِ ۡهِۦ‬ ۡ ‫ن ۡ َر َّب‬
masyarakatv awam. Dengan tata cara yang
ۡ ‫ك ۡه َۡو ۡأعۡلمۡ ۡب ِ َمن ۡض‬ ۡ ِ ‫ه ۡأحۡ َنَسنۡ ۡإ‬
َۡ ِ ۡ ‫ت‬ ۡ ِ ‫ۡب ِٱل‬
amat bijaksana, masyarakat awam itu
َ َ
ۡۡ١٢٥ۡ‫ِين‬ َۡ ‫َوه َۡوۡأعۡلمۡۡۡب ِٱلۡمهۡ َتد‬ mereka hadapi secara massal. Kadang-
kadang terlihat sensasional bahkan ganjil
Artimya: Serulah (manusia) kepada jalan dan unik sehingga menarik perhatian
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang umum. Dalam rangkaian metode ini kita
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang dapati misalnya, Sunan Kalijaga dengan
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
gamelan Sekatennya. Atas usul Sunan
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih kalijaga, maka dibuatlah keramaian dengan
mengetahui orang-orang yang mendapat gamelan Sekatennya (dua kalimah pesaksian
petunjuk. (Q.S. an-Nahl, 125). kunci keIslaman), yang diadakan di masjid
agung dengan memukul gamelan yang
Rangkaian pengunaan metode sangat unik dalam hal langgaman lagu
diatas, kita dapati misalnya ketika Raden maupun komposisi instrumental yang telah
Rahmat da Sunan Ampel dan kawan-kawna lazim pada waktu itu. Keramaian diadakan
berdakwah kepada Ariya Damar dari menjelang peringatan hari mauled Nabi
Pelembang. Berkat keramahan dan Muhammad saw. Selain itu, Sunan Kalijaga
kebijaksanaan Reden Rahmat, Ariya damar juga melarang lakon wayang baru dan
kemudian sudi masuk Islam bersama menyelenggarakan pergelaran-pergelaran
istrinya, yang kemudian diikuti pula oleh wayang.
hampir segenap rakyat dari anak negerinya. Beberapa metode penting lainnya
Begitu pula Sunan Kalijaga, didapati yang diterapkan oleh para walisongo
menggunakan metode dakwah tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Ridin
diatas ketika mengajak Adipati pandanaran Sofwan dkk (2000: 271-284) yaitu, Pertama,
di Semarang. Pada mulanya terjadi metode pembentukan dan penanaman
perdebatan seru, tetapi perdebata itu kader, serta penyebaran juru dakwah ke
berakhir dengan rasa tunduk sang Adipati berbagai daerah. Tempat yang dituju ialah

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


14
Strategi dan Metode … Hatmansyah

daerah- daerah yang sama sekali kosong filsafat bajak dan cangkul. Dengan
dari penghuni atau kosong dari pengaruh membuat jasa dalam bidang kemamuran
Isdlam. rakyat melalui penyempurnaan sarana dan
Kedua, dakwah melalui jalur prasara menjadi lebih sempurna, beliau
keluarga/perkawinan. Sunan Ampel berharap dapat menarik perhatian dan
misalnya, putri beliau yang bernama Dewi ketaatan masyarakat agar menuruti ajakan
Murthosiyah misalnya, dikawinkan dengan Sunan Kalijaga serta wali-walinya.
Raden Patah (Bupati Demak), Putri Sunan Keenam, dalam mengembangkan
Ampel yang bernama ‘Alawiyah’ dakwa Islamiyah di tanah Jawa para wali
dikawinkan dengan Syarif Hidayatullah menggunakan sarana politik untuk
(Sunan Gunung Jati). Sedangkan Putri mencapai tujuannya. Berangkat dari
beliau yang bernama Siti Sariyah pemikiran ini, maka kehadiran keraton
dikawinkan dengan Usman haji dar Demak tidak mungkin diabaikan begitu saja
Ngudung. peranannya dalam sejarah penyebaran
Ketiga, mengembangkan pendidikan Isalam pada masa itu. Pentingnya kekuasan
pesantren yang mula-mula dirintis oleh politik bagi kelangsungan dakwah ini
Syekh Maulana Malik Ibrahim adalah suatu tentunya didasari oleh para Walisongo,
model pendidikan Islam yang mengambil sehingga tidaklah mengherankan kalau
bentuk pendidikan biara dan asrama yang mereka juga banyak terlibat dalam
dipakai oleh pendeta dan biksu dalam percaturan politik ini. Kebanyakan para
mengajar dan belajar. Oleh sebab itu, wali adalah panglima perang, penasehat
pesantren di masa itu pengaruhnya masih saja, atau juga penguasa itu sendiri. Pada
terlihat sampai saat ini. saat Demak menyerang Majapahit,
Keempat, dengan mengembangkan misalnya, yang menjadi penglima perang
kebudayaan Jawa. Dalam kebudayaan Jawa adalah Sunan Ngudung , yang kemudain
Walisongo memberikan andil yang sangat digantikan oleh Sunan Kudus, dan dibantu
besar. Bukan hanya pada pendidikan dan oleh wali yang lain.
pengajaran, tetapi juga meluas pada bidang- Dimanfaatkannya jalur kekuasaan
bidang hiburan, tata sibuk (perintang waktu dalam dakwah dapat dilihat juga pada
luang), kesenian dan aspek-aspek lain proses pendirian masjid Demak. Masjid ini
dibidang kebudayaan pada umumnya. adalah masjid yang didirikan bersama oleh
Kelima, metode dakwah melalui para wali sebagai pusat dakwah mereka.
sarana dan prasarana yang berkait dengan Namun tidak seperti pada umumnya,
masalah perekonomian rakyat. Misalnya masjid ini tidak dikelola oleh seorang wali.
untuk efisiensi dalam perekonomian para Masjid Demak adalah masjid keraton yang
wali berijtihad tentang kesempurnaan alat- pengelolaannya langsung dibawah
alat pertania, perabotan dapur, dan barang penguasaan sultan bertahta dengan
pecah belah. Dalaam pada itu, Sunan demikian, dapat dikatakan bahwa pusat
Kaslijaga menyumbangkan karya- karya dakwah walisanga tidak di tempat salah
yang berkenaan dengan pertanian seperti seorang wali atau pun masing –masing wali,

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


15
Strategi dan Metode … Hatmansyah

tetapi di pusat kekuasaan politik di keraton. tempat dan berusaha menghindari


Selain itu, pada jaman Demak ini pula konflik. Kelima, berusaha mengguasai
dikenal adanya semacam lembaga dakwah kebutuhan-kebutuhan pokok yang
yang beranggotakan para wali dan dipimpin sangat dibutuhkan oleh masyarakat,
langsung oleh sultan. baik kebutuhan yang bersifat materil
maupun spiritual.
D. Penutup Sedang metode yang mereka gunakan
Berdasarkan uraian yang telah yaitu, Pertama, metode pembentukan
dikemukakan terdahulu, pada bagian dan penanaman kader, serta
penutup ini dapat diberikan kesimpulan penyebaran juru dakwah ke berbagai
antara: daerah. Kedua, dakwah melalui jalur
1. Walisongo dipercaya sebagai peletak keluarga / perkawinan. Ketiga,
batu pertama Islam di pulau Jawa. mengembangkan pendidikan pesantren
Kiprah Walisongo dalam peta dakwah yang mula-mula dirintis oleh Syekh
Islam di Indonesia pada umumnya, di Maulana Malik Ibrahim adalah suatu
pulau Jawa khususnya memang model pendidikan Islamm yang
merupakan fakta sejarah yang tidak mengambil bentuk pendidikan biara
terebantahkan. dan asrama yang dipakai oleh pendeta
2. Kesuksesan dakwah Walisongo tidak dan biksu dalam mengajar dan belajar.
terlepas dari peran srtategi dan metode Keempat, dengan mengembangkan
yang mereka terapkan. Strategi tersebut kebudayaan Jawa. Dalam kebudayaan
yaitu Pertama, Pembagian Wilayah Jawa Walisongo memberikan andil yang
Dakwah. Para Walisongo dalam sangat besar. Kelima, metode dakwah
melakukan aktivitas dakwahnya antara melalui sarana dan prasarana yang
lain sangat memperhitungkan wilayah berkait dengan masalah perekonomian
strategis. Kedua, sistem dakwah rakyat. Keenam, dalam mengembangkan
dilakukan dengan pengenalan ajaran dakwa Islamiyah di tanah Jawa para
Islam melalui pendekatan persuasif wali menggunakan sarana politik untuk
yang berorientasi pada penaman aqidah mencapai tujuannya.
Islam yan disesuaikan dengan situasi 3. Para Walisongo dalam melakukan
dan kondisi yang ada. Ketiga, adalah aktivitas dakwahnya antara lain sangat
melakukan perang ideologi untuk memperhitungkan wilayah strategis.
memberantas etos dan nilai-nilai Beranjak dari sinilah, para Walisongo
dogmatis ang bertentangan dengan yang dikenal jumlahnya ada sembilan
aqidah Islam, di mana para ulama harus orang tersebut melakukan pemilihan
menciptakan mitos dan nilai-nilai wilayah dakwahnya, di Jawa Timur 5
tandingan baru yang sesuai dengan wali, Jawa Tengah 3 wali, dan Jawa
Islam. Keempat, adalah melakukan Barat 1 wali.
pendekatan terhadap para tokoh yang 4. Walisongo ketika itu sangat bijak
dianggap mempunyai pengaruh di suatu memanfaatkan seni yang telah berakar

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


16
Strategi dan Metode … Hatmansyah

dan berkembang dalam masyarakat dijadikan media dakwah oleh para


untuk menopang keberhasilan dakwah Walisongo adalah wayang kulit dan
mereka. Di anatara seni yang popular lagu-lagu gending.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Motofo, Strategi Kebudayaan. CSIC, Jakarta, 1971.


Arsyad, M. Natsir, Seputar Sejarah & Muamalah, Al-Bayan, Bandung, 1993.
Burger, D.H., dan Prajudi Atmosudirjo, Sejarah Ekonomi dan Sosiologis Indonesia, Pradnya
Paramita, Djakarta, 1970.
Effendy Zarkasi, Unsur Islam Dalam Pewayangan, Al- Ma’arif, Bandung, 1977.
Gatra, Edisi No.5 Tahun VIII, 22 Desember 2000.
Leur, J. C. Van, Indonesia Trade and Society, W. Van Hoeve Ltd., Bandung, 1955.
Ridin Sofwan, dkk. Islamisasi di jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Suryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan,
Bandung, 1995.
Suryanegara, Ahmad Mansur, Menemukan Sejarah Wacana Pergerakan Islam di Indonesia, Mizan,
Bandung, 1995.
Van Den Berg, H.J., Dari Panggung Sejarah, Terjemahan Koreskamp dan I.P. Simanjuntak, W.
Van Hoeve Ltd., Bandung, 1959.
Yusuf A- Qardhawi, Islam & Seni, Terjemahan Zuhairi Misrawi, Pustaka Hidayah, Bandung,
1996.

Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 05-Januari-Juni-2015


17

Você também pode gostar