Você está na página 1de 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis dimana terjadi sakit dada yang
khas, yaitu seperti tertekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke
lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya timbul pada waktu melakukan aktivitas
dan segera menghilang bila pasien beristirahat. Oleh karena itu sebagai calon
seorang perawat professional diharapkan mampu mengerti serta melaksanakan
asuhan keperawatan yang tepat pada pasien dengan berdasarkan etiologi atau
faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Sesuai dengan konsep
yang sudah ada yakni pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
Penelitian menunjukkan pula bahwa penderita yang simtomatis
prognosisnya lebih buruk dari yang tanpa simtom. Data saat ini menunjukkan
bahwa bila penderita asimtomatis atau dengan simtom ringan, kematian tahunan
pada penderita dengan lesi pada satu dan dua pembuluh darah koroner adalah
1.5% dan kira-kira 6% untuk lesi pada tiga pembuluh darah koroner. Kalau pada
golongan terakhir ini kemampuan latihan (exercise capacity) penderita baik,
kematian tahunan adalah 4% dan bila ini tidak baik kematian tahunannya kira-
kira 9%, karena itu penderita harus dipertimbangkan untuk revakularisasi.
(Sumber : Asikin Hanafiah 1996)
Survey Kesehatan Rumah Tangga Nasional Departemen Kesehatan 1986
melaporkan angka kematian didaerah perkotaan dan dipedesaan untuk penyakit
jantung koroner masing-masing 53.5 dan 24.6 per 100.000 penduduk. Ini relative
masih rendah dibandingkan Negara maju. Sebagai gambaran, Negara tetangga
kita singapura mempunyai angka kematian untuk penyakit jantung koroner
sebanyak 215 per 100.000 penduduk pada tahun 1984. (Sumber : Asikin
Hanafiah 1996)
Penanganan individu penderita angin pektoris disesuaikan dengan tujuan
akhir terapi dan gejala. Saat ini, penanganan angina pektoris biasa menggunakan

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 1


terapi medikamentosa yang mencakup obat golongan nitrat, β-blocker, antagonis
kalsium, dan antiplatelet seperti aspirin. Selain terapi obat-obatan, terdapat juga
terapi revaskularisasi yaitu terapi intervensi berupa Percuteneus Coronary
Intervention (PCI) dan Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Terapi ini
digunakan pada kasus angina yang tidak sembuh dengan pengobatan
medikamentosa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mempunyai beberapa
masalah yang harus di bahas, sebagai berikut :
1. Apa definisi angina pectoris?
2. Apa saja etiologi angina pectoris?
3. Apa saja manifestasi klinis angina pectoris?
4. Apa saja klasifikasi angina pectorkomplikasi angina pectoris?
5. Bagaimana patofisiologi angina pectoris?
6. Apa saja komplikasi angina pectoris?
7. Apa saja asuhan keperawatan pada angina pectoris.

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan
mengetahui materi tentang angina pectoris dan asuhan keperawatannya.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang definisi
angina pectoris.
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang etiologi
angina pectoris.
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang
manifestasi klinis angina pectoris.
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 2


klasifikasi angina pectoris
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang
patofisiologi angina pectoris.
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang
komplikasi angina pectoris.
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui materi tentang asuhan
keperawatan pada angina pectoris.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP TEORI
A. Definisi

Angina pectoris berasal dari bahasa yunani yang berarti “cekikan


dada” yaitu gangguan yang sering terjadi karena atherosclerotic heart
disease. Terjadinya serangan angina menunjukan adanya iskemia. Iskemia
yang terjadi pada angina terbatas pada durasi serangan dan tisak menyebabkan
kerusakan permanaen jaringan miokard. Namun, angina merupakan hal yang
mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau berkembang
menjadi infark miokard.(Wajan J.U, 2010).
Angina Pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.(Brunner
& Suddarth, 2005). Angina pektoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh
tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardium. ( Maryllin e.
Doengoes. 2002 hal 73 ).
Angina Pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan
episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di dada depan.(Brunner
& Suddarth, 2005).
Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan
episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah
koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan
kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare,
2002 : 779)
Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat
serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada
yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu
aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti. (prof. Dr. H.m. sjaifoellah
noer, 1996).

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 4


Jadi, angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai
dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran
darah coroner yang menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat dan
seringkali muncul ketika beraktivitas dan segera hilang bila aktivitas berhenti.
Gejala klasik penyakit arteri coroner yaitu nyeri-angina yang
disebabkan oleh tidak adekuatnya aliran oksigen terhadap miokardiu. Angina
mempunyai tiga bentuk utama yaitu (1) stabil (disebabkan oleh upaya jangka
pendek dan hilang dengan mudah), (2) tidak stabil (berakhir panjang, lebi
berat, dapat tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserid), dan (3) varian
(nyeri dada pada istirahat dengan perubahan EKG).

B. Klasifikasi
1. Angina Pektoris Stabil
Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Nyeri segera hilang dengan
istirahat atau penghentian aktifitas dan durasi nyeri 3 – 15 menit. Angina
stabil dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Angina noctural
Nyeri terjadi malam hari, biasanya pada saat tidur tetapi ini
dapat di kurangi dengan duduk tegak.
b. Angina dekubitus
Angina yang terjadi saat berbaring.
c. Iskemia tersamar
Terdapat bukti objektif iskemia (seperti tes pada stress) tetapi
pasien tidak menunjukan gejala.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris
stabil. Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat
aktifitas ringan. Kurang responsif terhadap nitrat dan lebih sering
ditemukan depresi segmen ST. Dapat disebabkan oleh ruptur plak

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 5


aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian).
Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi
hari. Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
EKG menunjukkan elevasi segmen ST. Cenderung berkembang menjadi
infaark miokard akutdan dapat terjadi aritmia.

C. Etiologi
Etiologi dari penyakit gangguangan sistem kardiovaskuler
berhubungan dengan gangguan sirkulasi koroner ataupun angina pektoris ini
adalah ;
a. Ateriosklerosis,merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana
dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur dimana bahan lemak
terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri.
b. Spasme arteri koroner
c. Anemia berat,Artritis dan Aorta Insufisiensi
Unstable angina pektoris adalah suatu sindroma klinik yang
berbahaya, yang di mana merupakan pola angina pektoris yang bisa
berkembang menjadi infak miokard akut (IMA). Unstable angina pektoris
biasanya di sebabkan oleh ruptur plak ateroma yang di sebabkan oleh
trombosit dan faktor koagulasi sehingga terbentuk trombus intralumial yang
semioklusi.
Menurut Brunner & Suddarth (2002) mengatakan bahwa sejumlah
factor yang dapat menimbulkan nyeri angina, yaitu :

1. Latihan fisik yang dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan


kebutuhan oksigen jantung.
2. Pajanan terhadap dingin dapat mengakibatkan vasokontriksi dan
peningkatan tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 6


3. Makan makanan berat akan meningkatkan aliran darah ke daerah
mesentrik untuk pencernaan, sehinga menurunkan ketersediaan darah
untuk suplai jantung. (Pada jantung yang sudah parah, pintasan darah
untuk pencernaan membuat nyeri angina semakin buruk).
4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang menegangkan,
menyebabkan frekuensi jantung meningkat, akibat pelepasan adrenalin
dan meningkatnya tekanan darah, dengan demikian beban kerja jantung
bisa meningkat.
Adapun faktor-faktor pencetus penyebab Angina Pektoris antara lain:

1. Dapat Diubah (dimodifikasi)


a. Diet (hiperlipidemia)
b. Rokok (baik itu perokok aktif maupun pasif)
c. Hipertensi
d. Stress
e. Obesitas
f. Aktivitas fisik
g. Hawa terlalu panas dan lembab
h. Diabetes Mellitus
2. Tidak dapat diubah
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Ras
d. Herediter

D. Manifestasi klinis

Sesak napas yang dikeluhkan pada sebagian besar klien dengan nyeri
dada diakibatkan disfungsi sistolik ataupun diastolic ventrikel kiri ataupun
akibat regurgitasi mitral sementara. Pada angina stabil, ambang nyeri dapat
bervariasi dari hari ke hari dan bahkan pada hari yang sama. Klien dengan

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 7


angina stabil berisiko terkena sindroma koronaria akut yakni angina tak stabil,
infark miokard non elevasi ST, dan infark miokard dengan elevasi ST.
Nyeri dada atau angina yang khas memiliki empat gambaran utama
(cardinal symptoms) yang ditentukan oleh lokasi, durasi, karakteristik, dan
hubungan timbulnya nyeri dengan aktivitas. Lokasi nyeri tersering dirasakan
didada dekat sternum dan dapat dijumpai dari epigastrium hingga ke rahang
bawah atau gigi, bahu, lengan, sampai pergelangan tangan dan jari-jari. Durasi
nyeri berlangsung singkat dan biasanya kurang dari sepuluh menit. Rasa yang
tidak nyaman berupa rasa berat, tertekan, tertindih, tercekik, atau rasa panas.
Keluhan dapat disertai sesak napas, mual, kelelahan, dan gelisah. Intensitas
nyeri dapat bervariasi dari rasa tidak nyaman hingga rasa nyeri yang hebat.
Angina dapat diprovokasi dengan peningkatan oksigen selama latihan atau
stress dan dengan cepat pulih dengan istirahat. Apabila keluhan timbul pada
saat istirahat, ini menunjukkan adanya perubahan pada irama arteri koroner,
aritmia, atau angina tidak stabil dimana emosi mungkin merupakan faktor
provokasi yang potensial. Adapun tanda dan gejala yang sering timbul pada
kasus angina pectoris menurut Corwin, Elizabeth J. 2009 adalah :
a. Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan
daerah inter skapula atau lengan kiri.
b. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
c. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
d. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
e. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat
dingin, palpitasi, dizzines.
f. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
g. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 8


E. Patofisiologi

Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada


ketidakadekuatan suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan
karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (aterosklerosis
koroner). Tidak diketahui secara pasti apa penyebab aterosklerosis, namun
jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab atas
perkembangan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penyakir arteri
koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban kerja suatu jaringan
meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila
arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat aterosklerosis dan
tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan
oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Berkurangnya kadar oksigen memaksa miokardium mengubah metabolisme
yang bersifat aerobik menjadi metabolisme yang anaerobik. Metabolisme
anaerobik dengan perantaraan lintasan glikolitik jauh lebih tdak efisien
apabila dibandingkan dengan metabolisme aerobik melalui fosforilasi
oksidatif dan siklus Kreb. Pembentukan fosfat berenergi tinggi mengalami
penurunan yang cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerobik ini, yaitu
asam laktat, akan tertimbun sehingga mengurangi pH sel dan menimbulkan
nyeri.
Kombinasi dari hipoksia, berkurangnya jumlah energi yang tersedia
serta asidosis menyebabkan gangguan fungsi ventrikel kiri. Kekuatan
kontraksi daerah miokardium yang terserang berkurang; serabut-serabutnya
memendek sehingga kekuatan dan kecepatannya berkurng. Selain itu, gerakan
dinding segmen yang mengalami iskemia menjadi abnormal, bagian tersebut
akan menonjol keluar setiap kali ventrikel berkontraksi.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 9


Berkurangya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung mengubah
hemodinamika. Respon hemodinamika dapat berubah-ubah, sesuai dengan
ukuran segmen yang mengalami iskemia dan derajat respon refleks
kompensasi oleh system saraf otonom. Berkurangnya fungsi ventrikel kiri
dapat mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume sekuncup
(jumlah darah yang dikeluarkan setiap kali jantung berdenyut).

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 10


Phatway

Faktor Resiko Pajanan terhadap Stress Aktivitas &


(merokok, dingin latihan fisik
hiperlipidemi, dll)

Adrenalin Kebutuhan
- Aterosklerosis meningkat jantung
- Spasme pembuluh darah meningkat

Penyumbatan arteri Beban jantung


berlebihan
koronaria

Risiko terhadap vasokontriksi


tingginya
penurunan
perfusi jaringan Aliran O2 arteri koronaria
meningkat

Jantung kekurangan O2

Kontraktilitas jantung Iskemi Miokardium Metabolisme Anaerob


menurun
(perubahan inotropic)
Penimbunan As. Laktat

O2 CO2 PH sel berkurang

Penurunan Curah Perlu menghindari


komplikasi Nyeri (Akut)
Jantung

Suplai tubuh Diperlukan pengetahuan Takut mati


berkurang dr keb tinggi
tubuh
Defisit Ansietas
Kelemahan Pengetahuan
Intoleransi
Aktivitas

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 11


F. Komplikasi
1. Aritmia supraventrikular
Takikardia sinus merupakan aritmia yang paling umum dari tipe ini.
Jika hal ini terjadi sekunder akibat sebab lain, masalah primer sebaiknya
diobati pertama. Namun, jika takikardi sinus tampaknya disebabkan oleh
stimulasi simpatik berlebihan, seperti yang terlihat sebagai bagian dari
status hiperdinamik, pengobatan dengan penghambat beta yang relatif kerja
singkat seperti propanolol yang sebaiknya dipertimbangkan.
2. Gagal jantung
Beberapa derajat kelainan sesaat fungsi ventrikel kiri terjadi pada
lebih dari separuh pasien dengan infark miokard. Tanda klinis yang paling
umum adalah ronki paru dan irama derap S3 dan S4. Kongesti paru juga
sering terlibat pada foto thoraks dada. Peningkatan tekanan pengisian
ventrikel kiri dan tekanan arteri pulmonalis merupakan temuan
hemodinamik karakteristik, namun sebaiknya diketahui bahwa temua ini
dapat disebabkan oleh penurunan pemenuhan diastolik ventrikel dan / atau
penurunan isi sekuncup dengan dilatasi jantung sekunder.
3. Sistole prematur ventrikel
Depolarisasi prematur yang jarang dan sporadik terjadi pada hampir
semua pasien dengan infark dan tidak memerlukan terapi. Sementara dulu,
ekstrasistole ventrikel distolik yang sering, multifokal atau dini secara rutin
diobati, terapi farmakologik sekarang disediakan untuk pasien dengan
aritmia ventrikel yang lama atau simptomatik. Terapi antiaritmia
profilaktik dengan tiadanya takiaritmia ventrikel yang penting secara klinis,
dikontra indikasikan karena terapi seperti itu dapat dengan jelas
meningkatkan mortalitas selanjutnya.
G. Pemeriksaan diagnostic

1. Elektrokardiogram
Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu
istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 12


Gambaran EKG kadang – kadang menunjukkan bahwa klien pernah
mendapat infark miokard di masa lampau. Kadang – kadang EKG
menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada klien hipertensi dan angina.
Kadang – kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan
gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan
menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T dapat menjadi
negatif.
2. Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang
normal, tetapi pada klien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar
dan kadang – kadang tampak adanya klasifikasi arkus aorta.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis
angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis
infark jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGO
atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut
sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
4. Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina pektoris gambaran EKG seringkali masih
normal, maka seringkali perlu dibuat suatu uji latihan jasmani. Pada uji
tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu klien disuruh melakukan
latihan dengan alattreadmill, atau sepeda ergometer sampai klien
mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal, dan selama
latihan EKG dimonitor demikian pula setelah selesai EKG terus
dimonitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST
sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih –
lebih bila di samping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada
seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar klien memang
menderita angina pektoris. Di tempat yang tidak mempunyai treadmill,
test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 13


dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan
sesudah melakukan latihan tersebut.
5. Penyadapan Jantung
Penyadapan jantung untuk membuat arteriografi koroner
merupakan salah satu pemeriksaan yang paling penting, baik untuk
diagnosis penyakit jantung koroner maupun untuk merencanakan
penatalaksanaan selanjutnya. Pada klien angina pektoris dapat dilakukan
pemeriksaan arteriografi koroner secara selektif, baik untuk tujuan
diagnostik untuk konfirmasi adanya penyempitan pembuluh koroner,
maupun untuk merencanakan langkah selanjutnya pada klien angina.
6. Diagnosa dan Diagnosa Banding
Sakit di dada dapat berasal dari berbagai struktur, termasuk di sini
jantung, jaringan ikat sekelilingnya seperti perikardium, paru – paru dan
pleura. Begitu pula kelainan pembuluh darah besar, mediatinum,
esophagus dan alat tubuh di bawah diafragma seperti perut dan kantung
empedu. Kelainan meuromuskular dan muskuloskeletal di daerah tersebut
juga dapat memberikan keluhan yang sama.

H. Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan medis angina adalah untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplai oksigen. Secara
medis tujuan ini dicapai melalui terapi farmakologi dan kontrol terhadap
faktor risiko. Secara bedah tujuan ini dicapai melalui revaskularisasi suplai
darah jantung melalui bedah pintas arteri koroner atau angioplasti koroner
transluminal perkutan (PCTA= percutaneus transluminal coronary
angioplasty).
a. Farmakologi
1. Golongan nitrat
Nitrogliserin merupakan obat pilihan utama pada serangan
angina akut, mekanisme venanya sebagai dilatasi vena perifer dan
pembuluh darah koroner, eveknya langsung terhadap relaksasi otot

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 14


polos vaskular. Nitrogliserin juga dapat meningkatkan toleransi
exercise pada penderita angina sebelum terjadi hipoktesia miokard.
Nitrogliserin adalah bahan vasoaktif yang berfungsi
melebarkan baik vena maupun arteria sehingga mempengaruhi sirkulasi
perifer. Dengan pelebaran vena terjadi pengumpulan darah vena
diseluruh tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke
jantung dan terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat
juga melemaskan anter terjadi pengumpulan darah vena diseluruh
tubuh. Akibatnya hanya sedikit darah yang kembali ke jantung dan
terjadilah penurunan tekanan pengisian (preload). Nitrat juga
melemaskan anteriol sistemik dan menyababkan penurunan tekanan
darah (afterload). Semuanya itu berakibat pada penurunan kebutuhan
oksigen jantung,menciptakan suatu keadaan yang lebih seimbang antara
suplai dan kebutuhan.
Nitrogliserin biasanya diletakkan dibawah lidah (sublingual)
atau di pipi (kantong bukal) dan akan menghilangkan nyeri iskemia
dalam 3 menit.
2. Penyekat beta-adrenergik
Tujuan pemberian penyekat beta adalah memperbaiki
keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen miokard, mengurangi
nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan risiko kejadian
aritmia vebtrikel yang serius.
Obat ini merupakan terapi utama pada angina. Penyekat beta
dapat menurunkan kebutuhan oksigen miokard dengan cara
menurunkan frekwensi denyut jantung, kontraktilitas , tekanan di arteri
dan peregangan pada dinding ventrikel kiri. Efek samping biasanya
muncul bradikardi dan timbul blok atrioventrikuler. Obat penyekat beta
antara lain : atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol.
3. Ca- antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 15


frekuensi serangan pada beberapa bentuk angina, cara kerjanya
memperbaiki spasme koroner dengan cara menghambat tonus
vasometer.
Obat ini bekerja dengan cara menghambat masuknya kalsium
melalui saluran kalsium, yang akan menyebabkan relaksasi otot polos
pembulu darah sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah
epikardial dan sistemik. Golongan obat kalsium antagonis adalah
amlodipin, bepridil, diltiazem, felodipin, isradipin, nikardipin,
nifedipin, nimodipin, verapamil.
4. Nitrat dan Nitrit
Merupakan vasodilator endothelium yang sangat bermanfaat
untuk mengurangi symptom angina pectoris, disamping juga
mempunyai efek antitrombotik dan antiplatelet. Nitrat menurunkan
kebutuhan oksigen miokard melalui pengurangan preload sehingga
terjadi pengurangan volume ventrikel dan tekanan arterial. Salah satu
masalah penggunaan nitrat jangka panjang adalah terjadinya toleransi
terhadap nitrat. Untuk mencegah terjadinya toleransi dianjurkan
memakai nitrat dengan periode bebas nitrat yang cukup yaitu 8 –
12jam. Obat golongan nitrat dan nitrit adalah : amil nitrit, ISDN,
isosorbid mononitrat, nitrogliserin.
b. Non Farmakologis
Ada berbagai cara lain yang diperlukan untuk menurunkan
kebutuhan oksigen jantung antara lain : pasien harus berhenti merokok,
karena merokok mengakibatkan takikardia dan naiknya tekanan darah,
sehingga memaksa jantung bekerja keras. Orang obesitas dianjurkan
menurunkan berat badan untuk mengurangi kerja jantung. Mengurangi
stress untuk menurunkan kadar adrenalin yang dapat menimbulkan
vasokontriksi pembuluhdarah. Pengontrolan gula darah. Penggunaan
kontra sepsi dan kepribadian seperti sangat kompetitif, agresif atau
ambisius.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 16


2.2 Konsep ASKEP
A. Pengkajian
1. Data biografi meliputi nama klien, umur,jenis kelamin,agama ,suku,
pendidikan,status perkawinan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, nomor
registrasi medik, ruangan dan diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama

Seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di daerah


sternum atau di bawah sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan
kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, ke punggung, rahang atau
leher. Sakit dada juga dapat timbul di tempat lain seperti di daerah
epigartrium, gigi dan bahu
b. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien dengan angina pektoris harus dikaji menggunakan
PQRST
1. Problem /Provaking : biasanya pada pasien angina pectoris
problem yang dirasakan adalah nyeri
Qualiatas : Pada angina, sakit dada biasanya seperti tertekan benda
berat (pressure like), diperas (squeezing), terasa panas (burning),
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort) karena pasien tidak dapat menjelaskan sakit dada
tersebut dengan baik, lebih-lebih bila pendidikan pasien rendah.
Region : Seringkali pasien merasakan adanya sakit dada di
daerah sternum atau di bawah sternum (substernal), atau dada
sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri, ke
punggung, rahang atau leher. Sakit dada juga dapat timbul di
tempat lain seperti di daerah epigartrium, gigi dan bahu
Saverity : Nyeri yang dirasakan skala berapa
Time : Waktu terjadi nyeri dada pada angina pectoris

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 17


tergantung klasifikasi angina pectoris
c. Riwayat penyakit Dahulu
Pasien angina pectoris biasanya punya riwayat penyakit
atherosclerotic heart disease, DM , Hipertensi
3. Pengkajian Gordon

Aktivitas / Istirahat.
Gejala :  Pola hidup monoton, kelemahan.
· Kelelahan, perasaan tidak berdaya setelah latihan.
· Nyeri dada bila bekerja.
· Terbangun bila nyeri dada.
Tanda :  Diespnea saat kerja

Sirkulasi
Gejala :  Riwayat penyakit jantung. Hipertensi. Kegemukan.
Tanda :  Takhikardia, aritmia.
· Tekanan darah (normal/mringkat/menurun)
· Kulit/membran mukosa lemban/dingin/pucat pada
adanya vasokontriksi.

Makanan/cairan.
Gejala :  Mual nyeri ulu hati saat makan.
· Diet tinggi/kolesterol/lemak.Garam.Protein.Miras.
Tanda :  Ikat pinggang sesak/distensi gaster.

Integritas ego.
Gejala :  Stresor saat kerja.
Tanda :  Ketakutan , mudah marah.

Nyeri / Ketidaknyamanan.
Gejala :  Nyeri dada subternal, anterior menyebar ke rahang

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 18


leher, bahu, & ekstremitas atas ( baisanya pada kiri )
· Kualitas / macam ( ringan sampai sedang, tekanan
berat tertekan, tejepit, terbakar ).
· Durasi ( > 15 mmneit, kadang-kadang > 30 menit)
rata-rata 3 menit.
· Penghilang istirahat, obet anti angina.
· Nyeri dada yang berubah – ubah frekuensi, durasi,
kualitas.

Pernafasan.
Gejala :  Dispnea saat kerja.
· Riwayat merokok.
Tanda :  Meningkat pada frekuensi / irama & ganguan
kedalaman.

8. Penyuluhan / Pembelajaran.
Gejala :Riwayat keluarga sakit jantung, hipertensi, stroke, DM.·
Kesalahan penggunaan obat jantung, hipertensi
Penggunaan alkohol teratur, narkotik

B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut behubungan dengan iskemia miokardium
2. Intoleran aktivitas berhubungan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 19


C. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Intervensi
o keperawa kriteria hasil (NIC)
tan (NOC)
Nyeri akut  Kontrol nyeri  Manajemen nyeri
1 berhubung Setelah dilakukan 1. Observasi reaksi
. an dengan tindakan keperawatan nonverbal dari
iskemia selama ...jam pasien ketidaknyamanan
miokardiu menunjukan indikator 2. Lakukan pengkajian nyeri
m dengan kriteria hasil secara komprehensif
sebagai berikut : termasuk lokasi,
1. Mengenali kapan karakteristik, durasi,
nyeri terjadi (1-5) frekuensi, kualitas dan
2. Menggambarkan faktor presipitasi
faktor penyebab (1- 3. Bantu pasien dan keluarga
5) untuk mencari dan
3. Menggunakan menemukan dukungan
tindakan pencegahan 4. Kontrol lingkungan yang
nyeri (1-5) dapat mempengaruhi nyeri
4. Menggunakan seperti suhu ruangan,
pengurang nyeri pencahayaan dan
tanpa analgesik kebisingan
(1-5) 5. Kurangi faktor presipitasi
5. Menggunakan obat nyeri
anlgesik yang 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
direkomendasikan untuk menentukan
(1-5) intervensi
6. Melaporkan 7. Ajarkan teknik
perubahan terhadap nonfarmakologi

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 20


gejala nyeri pada 8. Evaluasi bersama pasien
profesional (1-5) dan tim kesehatan
7. Melaporkan mengenai efektifitas
perubahan terhadap tindakan pengontrolan
gejala nyeri pada nyeri.
profesional (1-5) 9. Pertimbangan tipe dan
8. Melaporkan gejala sumber nyeri ketika
yang tidak terkontrol memilih statregi
(1-5) penurunan nyeri.
9. Menggunakan 10. Gali menggunakan
sumberdaya yang metode farmakelogi yang
tersedia (1-5) dan dipakai pasien saat ini
10. Mengenali apa yang untuk menurunkan nyeri.
terkait dengan gejala 11. Monitor kepuasan pasien
nyeri (1-5) terhadap menajemen nyeri
11. Melaporkan nyeri dalam interval yang
terkontrol (1-5) spesifik.
Keterangan 1-5 12. Pertimbangkan untuk
1 : Tidak perna merujuk pasien keluarga,
menunjukan dan orang terdekat pada
2 : Jarang kelompokpendukung
menunjukan sumber – sumber lainnya
3 : kadang- sesuai kebutuhan.
kadang 13. Lakukan pengkajian nyeri
menunjukan komperhensif yang
4 : Sering meliputi lokasi,
menunjukan kabekteristik, intensitas
5 : Secara atau beratnya nyeri dan
konsisten faktor pencetus.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 21


menunjukan 14. Ajarkan prinsip – prinsip
 Tingkat nyeri manajemen nyeri.
Setelah dilakukan 15. Gunakan strategi
tindakan keperawatan komunikasi terapeutik
selama ...jam pasien untuk mengetahui
menunjukan indikator pengalaman nyeri dan
dengan kriteria hasil sampaikan penerima
sebagai berikut : terhadap nyeri.
1. Nyeri yang 16. Tentukan kebutuhan
dilaporkan (1-5) frekuenfi untuk
2. Panjangnya episode melakukan pengkajian
nyeri (1-5) ketidak nyamanan pasien
3. Menggosok area dan mengimplementasikan
yang terkena nyeri rencana monitor.
(1-5) 17. Gunakan pengontrolan
4. Menggerang dan nyeri.
menangis (1-5) 18. Dukung pola tidur yang
5. Ekspresi nyeri adekuat untuk penurunan
wajah (1-5) nyeri.
6. Tidak bisa 19. Gunakan tindakan
beristirahat (1-5) pengontrolan nyeri
7. Menggeluarkan sebelum nyeri bertambah.
keringat (1-5) 20. Periksa tingkat
8. Ketegangan otot (1- kenyamanan bersama
5) pasien, catat perubahan
9. Frekuensi nafas (1- dalam catatan medis.
5) 21. Dorong pasien untuk
10. Denyut nadi radial mendiskusdikan
(1-5) pengalaman nyerinya

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 22


11. Tekanan darah(1-5) sesuai kebutuhan.
Keterangan 1-5 22. Gunakan pendekatan
1 : Berat multi disiplin untuk
2 : Cukup berat manajemen nyeri.
3 : Sedang 23. Berikan informasi yang
4 : Ringan akurat untuk
5 : Tidak ada meningkatkan
pengetahuan dan respon
keluarga terhadap
pengalaman nyeri.
24. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri
yang mendalam.
25. Beri tahu dokter jika
tindakan tidak berhasil
atau jika keluhan pasien
saat ini berubah signifikan
dari pengalaman nyeri
sebelumnya.
26. Berikan obat sebelum
melakukan aktivitasuntuk
meningkatkan aktivitas
dengan kaloborasi dengan
dokter.\

 Pemberian obat
analgesik
1. Tentukan lokasi

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 23


karakteristik
keparahan nyeri
sebelum mengobati
nyeri
2. Cek adanya alergi
3. Cek perintah
pengobatan meliputi
obat ,dosis , dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan
4. Monitor tanda tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
obat analgesik
5. Tentukan obat
analgesik

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 24


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Jantung terletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada atau toraks,
diantara kedua paru-paru. Angina pectoris adalah suatu syndrome yang ditandai
dengan rasa tidak enak yang berulang di dada dan daerah lain sekitarnya yang
berkaitan yang disebabkan oleh ischemia miokard tetapi tidak sampai terjadi
nekrosis. Rasa tidak enak tersebut sering kali digambarkan sebagai rasa tertekan,
rasa terjerat, rasa kemeng, rasa penuh, rasa terbakar, rasa bengkak dan rasa seperti
sakit gigi. Rasa tidak enak tersebut biasanya berkisar 1 – 15 menit di daerah
retrosternal, tetapi dapat juga menjalar ke rahang, leher, bahu, punggung dan
lengan kiri. Walaupun jarang, kadang-kadang juga menjalar ke lengan kanan.
Kadang-kadang keluhannya dapat berupa cepat capai, sesak nafas pada saat
aktivitas, yang disebabkan oleh gangguan fungsi akibat ischemia miokard.
Tipe Angina Pectoris antara lain : Angina Stabil, Angina Non stabil (
angina prainfark, angina kresendo ), dan Varian angina.
Mekanisme timbulnya angina pectoris didasarkan pada ketidak adekuatan
suplai oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner. Tidak diketahui secara pasti penyebab
ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang
bertanggungjawab atas ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri
koroner yang paling sering ditemukan. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung
yang sehat maka arteri koroner berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan
akan oksigen, maka iskemik atau kekurangan suplai darah miokardium dan hanya
endotel yang cedera mengakbatkan hilangnya produksi No atau Nitrat Oksid yang
berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang relative.
Iskemia otot jantung akan menyebabakan myeri dengan derajat yang
berfariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat yang disertai
dengan rasa takut atau akna menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada daerah

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 25


belakang sternum atau sternum atas atau sternum ketiga tengahan meskipun rasa
nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar keleher, dagu,
bahu, dan aspek dalam ekstremitas atas

3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis khususnya dan
umumnya bagi pembaca.

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 26


DAFTAR PUSAKA
Barbara C Long, 2006. Perawatan Medikal Bedah,Edisi II, Yayasan ikatan alumni
pendidikan keperawatan padjajaran, Bandung.
Doenges, E. Marlynn . 2000 . Rancana Asuhan Keperawatan . E&. 3 : Jakarta :
EGC
Drs. Syaifuddin, A. Mk. 2009 . Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan . edisi 2 . Jakarta : salemba medika
Drs. Syaufuddin, A.Mk . 2006 . Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan
. edisi 3 . Jakarta : EGC
Nanda, NIC NOC (2013). Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional .
MEDIA ACTION Publising. Yogyakarta
Nanda, NIC NOC (2015). Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional .
MEDIA ACTION Publising. Yogyakarta
Perry, dan Potter (2005). Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smaltzer, Susanna . 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah . E&. 8
.Jakarta : EGC
Sjaifoelah Noor, 2001. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta : Balai Pustaka.
Udjianti, Juni Wajan . 2010 . Keperawatan Kardiovaskular . Jakarta : Salemba
Medika

MAKALAH ANGINA PEKTORIS Page 27

Você também pode gostar