Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dibahas dalam latar
belakang penelitian, maka dapat disusun perumusan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
b. Bagaimana pengaruh tekanan masyarakat (Community
pressure), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)?
c. Bagaimana pengaruh tekanan organisasi lingkungan
(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responcibility Importance)?
d. Bagaimana pengaruh tekanan media massa (Mass media
pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)?
e. Bagaimana pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), tekanan masyarakat (Community pressure),
tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization
pressure), tekanan media massa (Mass media pressure)
terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan.
3. Tinjauan Pustaka
Regulasi Pemerintah
Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:941) regulasi
pemerintah dapat dipahami sebagai bagian yang tidak dipisahkan
dari lingkungan perusahaan, sebab sebagai badan pembuat
peraturan (Regulator Body) pemerintah memiliki peran signifikan
terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap
lingkungan eksternalnya.
Beberapa contoh yang termasuk dalam regulasi pemerintah ini
adalah izin operasional perusahaan, analisis dan standar dampak
lingkungan, peraturan tentang tenaga kerja/perburuhan dan
lainnya.
Tekanan Masyarakat
Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:938)
Kelompok Masyarakat (Community) harus diperhatikan, karena
kelompok masyarakat adalah elemen yang akan mengkonsumsi
hasil produksi dari suatu perusahaan. Kelompok lain yang dapat
dikategorikan bagian dari masyarakat dalah institusi pendidikan
yang selalu merespon secara kajian akademis jika terjadi sesuatu
hal di dunia usaha terutama yang merugikan masyarakat umum
demi kepentingan dan tujuan kelompok tertentu.
Menurut Azhar dan Azizul (2003:941) Tekanan masyarakat
saat ini memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan karena masyarakat baik secara individu maupun
kelompok dapat mempengaruhi arah dan kebijakan sebuah
organisasi perusahaan.
Di Indonesia peran masyarakat yang diwakili oleh organisasi
masyarakat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatur
tentang spesifikasi halal untuk menguji produk – produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dapat dijadikan contoh peran
masyarakat sebagai stakeholder yang harus diperhatikan oleh
perusahaan.
Tekanan Organisasi Lingkungan
Hunt dan Auster (1990) dalam Azhar dan Azizuzi
(2003:941) menyatakan organisasi lingkungan memiliki peran
sebagai wadah kontrol sosial yang focus terhadap pembangunan
berkelanjutan yang memperhatikan aspek – aspek lingkungan
hidup.
Pada dunia Internsional GreenPeace yang sangat focus
terhadap isu – isu lingkungan, sedangkan keberadaan organisasi
lingkungan hidup di Indonesia di kenal dengan organisasi LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) lingkungan hidup.
Tekanan Media Massa
William (1993) dalam Azhar dan Azizul (2001:93)
menjelaskan media massa dalam dunia bisnis saat ini memiliki
peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat
terhadap suatu aktifitas perusahaan.
Moody (1995) dalam Azhar dan Azizul (2001:939) media
menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai
alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan
untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang
aktifitas – aktifitas sosial yang dijalankan perusahaan.
Pada era teknologi informasi dewasa ini media massa dalam
aktifitasnya sehingga perusahaan juga harus respon terhadap
perkembangan teknologi dan media massa tersebut. Secara
khusus perusahaan – perusahaan tidak pernah menghindari
media massa jika terjadi informasi – informasi tentang aktifitas
sosial dunia bisnis, tetapi selalu menyikapi sebagai salah satu
bukti bahwa perusahaan mempersepsikan peran media sangat
penting dalam dunia usaha.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut (The Confederation of British Industry (CBI) 2001)
dalam Wakhid Nurrokhim (2005:35): Corporate Social
Responsibility reguires companies to acknowledge that they
should be publicy accountable not only for their social and
environmental record. More widely, CSR encompasses the extent
to whichcompanies should promotes human rights, democracy,
community improvement, and sustainable development objectives
thourghout the world.
Menurut (Robin and Reidenbach, 1987) dalam Wakhid
Nurrokhim (2005:36) Corporate social responcibility refers to
management’s obligation to make policies, make decisions and
follow courses action beyond the requirement of the law that
desirable in terms of the values and objectives of society.
Menurut Darwin (2004) dalam Anggraini (2006:5),
pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah mekanisme dari
suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial dalam opersinya dan
interaksinya dengan stockholder, yang melebihi tanggung jawab
organisasi di bidang hukum.
4. Tujuan Kajian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara
empiris secara melalui studi eksperimen terhadap faktor – faktor
yang memengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan yang dirinci
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
b. Untuk mengetahui pengaruh tekanan masyarakat (Community
pressure), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
c. Untuk mengetahui pengaruh tekanan organisasi lingkungan
(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responcibility Importance) ?
d. Untuk mengetahui pengaruh tekanan media massa (Mass
media pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
e. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah ( Government
Regulation), tekanan masyarakat (Community pressure),
tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization
pressure), tekanan media massa (Mass media pressure)
terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan.
B. Metode Penelitian
1. Operasional Variabel
Pengukuran variabel merupakan penjelasan pengertian teoritis
variabel sehingga dapat diamati dan diukur dalam menganalis
dibutuhkan beberapa variabel penelitian. Variabel merupakan
segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam penelitian
yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai yang
dapat membedakan atau mengubah nilai, sesuai dengan
identifikasi yang akan dikaji dan model yang disusun dalam
tinjauan pustaka maka opersional variabel yang digunakan sebagai
berikut:
a. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2008:39) variabel ini sering disebut variabel
stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia
disebut sebagai variabel bebas. Varibel bebas merupakan
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependent (variabel variabel independen dalam
penelitian ini terdiri dari :
1) regulasi pemerintah (Government Regulation)
2) tekanan masyarakat (Community pressure)
3) tekanan organisasi lingkungan (Environmental
organization pressure)
4) tekanan media massa (Mass media pressure)
b. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2008:39) variabel dependen yaitu suatu
hasil / output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas yaitu tanggung jawab
sosial perusahaan.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer
digunakan untuk mengukur variabel independen (regulasi
pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan,
tekanan media massa) dan variabel dependen (tanggung jawab
sosial perusahaan).
Data primer diperoleh melalui survei dengan mengisi kuesioner
yang diberikan secara langsung (personally administrered
quesionarries) kepada responden yang bersangkutan. Skala yang
digunakan dalam kuesioner adalah skala Ordinal atau skala Likert
dengan kategori jawaban terdiri dari 5 poin atau tingkatan.
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner
yang harus diuji kualita datanya melalui uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
suatu instrumen mewakili sesuatu yang akan diukur. Uji validitas
dengan menggunakan uji korelasi.
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang valid
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Selanjutnya validitas suatu butir pertanyaan dapat
dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul item-
Total Statistics. Untuk menilai kevalidan masing-masing butir
pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item-Total
Correlation pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu
pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan
nilai dari Corrected item. Total Correlation > dari r-tabel.
Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:67) Nilai r-tabel
dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k. nilai k
merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel,
sedangkan n adalah jumlah responden.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda.Reliabilitas menunjukan konsisten menunjukan
konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen
pengukur.
Penerapan uji reliabilitas atau keandalan ini
dimaksudkan bahwa setelah tingkat validitas ditentukan, maka
dapat dilanjutkan reliabilitas. Reliabilitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat dari hasil output SPSS pada tabel dengan judul
Reliability Statistics. Untuk menilai masing-masing butir
pertanyaan reliabel dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha
pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu pertanyaan
dikatakan reliabel jika memiliki nilai-nilai Cronbach’s Alpha >
0,60.
Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara simultan maupun parsial dengan
model sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Di mana :
Y = tanggung jawab sosial perusahaan
A = konstanta
B1-b4 =koefisien regresi dari setiap variabel
independent
X1 = regulasi pemerintah
X2 = tekanan masyarakat
X3 = tekanan organisasi lingkungan
X4 = tekanan media massa
E = Error term
Tabel 4.2
Uji Multikoleniaritas
Model Standardi
Unstandardi
zed Collinearity
zed
Coefficien Statistics
Coefficients
ts
Std. Toleran VIF
B Beta
Error t Sig. ce
(Constan ,004 0.00 0.28 0.78
t) 0 1 00 0
Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 0.330 3.03
pemerint 4 2 23 0 4
ah
Tekanan 0.23 0.04 0.110 2.43 0.00 0.245 4.08
masyara 4 5 48 0 4
kat
Tekanan 0.56 0.08 0.075 2.80 0.00 0.275 3.64
lingkung 0 0 41 0 2
an
organisa
si
Tekanan 0.85 0.12 0.025 3.83 0.00 0.087 8.12
media 8 5 78 0 5
massa
a. Dependent Variable : Y
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai tolerance
(TOL) dan VIF (Variance Inflation Factor) ,di mana nilai VIF
berada di bawah 10 semua variabel penelitian kecuali variabel
tekanan media massa dan nilai TOL untuk variabel penelitian
selain variabel tekanan media massa memiliki nilai tidak kurang
dari 0,1. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
variabel selain tekanan media massa dapat digunakan sebagai
data penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Y
3
Regression Standardized Predicted
1
Value
-1
-2
-3
-4 -2 0 2 4
Gambar 4.1
Sumber : Hasil Output SPSS
Histogram
Dependent Variable: Y
20
15
Frequency
10
Mean = -1.29E-11
Std. Dev. = 0.985
0 N = 136
-3 -2 -1 0 1 2 3
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Tekanan
lingkung Tekana
Regulasi Tekanan an n
Pentingny pemerint masyara organisa media
a CSR ah kat si massa
Pentingnya Pearson ,685(*
1 ,168(*) ,429(**) ,318(**)
CSR Correlation *)
Sig. (1-
,025 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Regulasi Pearson ,518(*
,168(*) 1 ,077 ,139
pemerintah Correlation *)
Sig. (1-
,025 ,188 ,053 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Tekanan Pearson ,737(*
,429(**) ,077 1 ,473(**)
masyarakat Correlation *)
Sig. (1-
,000 ,188 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Tekanan Pearson
,741(*
lingkungan Correlation ,318(**) ,139 ,473(**) 1
*)
organisasi
Sig. (1-
,000 ,053 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Tekanan Pearson
,685(**) ,518(**) ,737(**) ,741(**) 1
media massa Correlation
Sig. (1-
,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa ada korelasi antara
variabel Y dengan variabel X dan antar variabel X. Koefisien
korelasi antara regulasi pemerintah dengan pentingnya
tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,168 yang berarti
hubungan antara regulasi pemerintah dengan pentingnya
tanggung jawab social perusahaan sangat lemah , searah dan
signifikan. Jika regulasi pemerintah makin kuat maka
perusahaan akan makin mematuhinya untuk melaksanakan
program CSR
Koefisien korelasi antara tekanan masyarakat dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,429
yang berarti hubungan antara tekanan masyarakat dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan cukup kuat ,
searah dan signifikan. Jika tekanan masyarakat makin kuat
maka perusahaan akan makin gencar untuk melaksanakan
program CSR
Koefisien korelasi antara tekanan lingkungan organisasi
dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar
0,318 yang berarti hubungan antara tekanan lingkungan
organisasi dengan pentingnya tanggung jawab social
perusahaan cukup kuat , searah dan signifikan. Jika tekanan
lingkungan organisasi makin kuat maka perusahaan akan
makin tergerak untuk melaksanakan program CSR
Koefisien korelasi antara tekanan media massa dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,685
yang berarti hubungan antara tekanan media massa dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan kuat , searah
dan signifikan. Jika tekanan media massa makin kuat maka
perusahaan makin berusaha dengan sekuat tenaganya untuk
melaksanakan program CSR,karena jika tidak maka media akan
memberitakan hal hal negatif tentang perusahaan yang pada
akhirnya berdampak negatif bagi perusahaan.
Daftar Pustaka
Buku
Bhuono Agung Nugroho, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode
Statistik,Penelitian dengan Menggunakan SPSS ,Edisi
1,Yogyakarta ,Andi
Duwi Priyatno,2009,SPSS Analisis Korelasi,Regresi dan
Multivariate,Yogyakarta,Gava Media
Diana Triwardhani
FE UPN Veteran Jakarta
Abstract
This study aims to determine how the potential, the position of
competitive advantage of fast-food restaurants Izzi Pizza compared
with the comparator service restaurant Papa Ron's Pizza and Domino's
Pizza and find out how the performance generated by the fast-food
restaurants Izzi Pizza with comparable restaurant Papa Ron's Pizza and
Domino's Pizza. In this research technique used is a qualitative
descriptive method, using the formula of proportion, data collection
techniques to obtain data and information to primary data using a
questionnaire and distributed to 100 respondents, and that the
samples are visitor restaurant. The results of this study indicate that
the highest value competitive advantage for Izzi Pizza is on the
monitoring of food, knowledge servants and comfort of the room, for
Papa Ron's the cleanliness of food, hospitality waitress and comfort
room, while the dominos's Pizza in the comfort room, ease of parking
and knowledge waitress . For the weighted value of the three
restaurants are included on food hygiene
1. Latar Belakang
Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan
di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa
dasawarsa perluasaan dan kemakmuran yang hebat, banyak
perusahaan kehilangan pandangan akan keunggulan bersaing,
dalam perjuangan untuk berkembang dan mengejar diversifikasi.
(Michael E. Porter 2004:1).
Salah satu kunci untuk mencapai keunggulan bersaing
adalah dengan memenuhi kebutuhan konsumen tersebut yang
berbeda-beda dan selalu berubah, juga dalam memenuhi
produk-produk yang disajikan bagi konsumen. Dengan
menawarkan berbagai produk dan pelayanan yang lebih unggul
agar dapat menciptakan persepsi yang baik.
Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur
pelayanan serta mengevaluasi temuan-temuan dan membuat
perubahan yang diperlukan agar dapat memahami kebutuhan
konsumen serta kepuasan konsumen. Pelayanan yang paling
terbaik dan perstisius yang dimiliki oleh perusahaan akan sangat
diharapkan oleh konsumen sehingga konsumen akan selalu
merasa dihargai dan telah terlayani dengan baik. Dengan
demikian konsumen dapat menilai kinerja perusahaan dengan
membandingkan dengan perusahaan lain. Disebabkan kebutuhan
dan keingginan yang selalu berubah-ubah maka mau tidak mau
harus diikuti dan dipenuhi, begitu juga dengan industri jasa
makanan yang semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari 1
pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto
2006:13).
Sedangkan menurut (Aaker 2006:182) dalam persaingan
di bidang makanan khususnya restoran, menyebabkan
pengusaha harus mempunyai strategi yang paling baik dan tepat
yang mempertimbangkan kondisi yang ada dalam perusahaan.
Dewasa ini masyarakat modern ditandai dengan aktivitas
kerja yang tinggi. Untuk setiap orang yang mempunyai aktivitas
berdampak pada minimnya menyediakan makanan, oleh karena
itu orang lebih menyukai untuk makan di restoran yang dapat
menyajikan makanan maupun minuman dengan cepat, maka
muncullah restoran-restoaran siap saji yang menunya
bermacam-macam, cita rasa enak serta suasana yang
menyenangkan seperti oleh Mc. Donald’s, Texas Fried Chicken,
Kentucky Fried Chiken, Pizza Hut, Hoka-hoka Bento, dan lain-
lain.
Persaingan yang sangat ketat ini menjadikan pemenuhan
kebutuhan dari suatu produk yang menjadi keinginan dan
kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya
secara jangka panjang dan mempelajari strategi yang dilakukan
oleh restoran siap saji dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen untuk lebih baik secara terus menerus
(Dewi Nawangwulan : 2007).
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang berkaitan :
Bagaimana Potensi, Posisi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja
pada restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan Domino’s
Pizza?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui potensi, posisi, keunggulan bersaing dan
kinerja restoran siap saji Izzi Pizza dengan pembanding restoran
siap saji Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza.
4. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Keunggulan Bersaing
Menurut Michael E. Porter (2004:1) keunggulan
bersaing adalah : Jantung kinerja perusahaan di dalam pasar
yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa perluasaan
dan kemakmuran yang hebat, banyak perusahaan kehilangan
pandangan akan keunggulan bersaing, dalam perjuangan
untuk berkembang dan mengejar diversifikasi
Menurut Aaker (2006), bagaimana perusahaan mampu
bersaing `bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan, karena
ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu
keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, yaitu ;
1) Dasar persaingan
2) Di pasar mana perusahaan bersaing
3) Dengan siapa perusahaan bersaing
Pendapat diatas tampaknya cenderung mementingkan
bagaimana suatu perusahaan bersaing dilihat dari sisi
perusahaan. Sementara itu, perusahaan tidak bisa lepas dari
pelangganya.
Sedangkan menurut (Keegan 2006:235), keunggulan
bersaing ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi
yang membedakan dari sebuah perusahaan dan faktor-faktor
kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan
perusahaan mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dari pada
pesaingnya. Ada 2 cara dasar untuk mencapai keunggulan
bersaing, yang pertama dengan strategi biaya rendah yang
memampukan perusahaan untuk menawarkan produk dengan
harga yang lebih murah dari pesaingnya. Yang kedua, dengan
strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap
memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang
cukup. Akan tetapi kedua strategi tersebut mempunyai
pengaruh yang sama yakni meningkatkan anggapan manfaat
yang dinikmati oleh konsumen.
b.Strategi Bersaing
Menurut M. E. Porter (2006:16), pada suatu industri
jenis apa pun, baik untuk dalam negeri atau internasional, atau
menghasilkan produk dan jasa, terdapat 5 (lima) kekuatan
dalam bersaing, yaitu :
1) Ancaman Masuk dari pesaing baru; apabila suatu
perusahaan dapat memasuki suatu industi khusus dengan
mudah, maka intensitas persaingan di antara perusahaan-
perusahaan tersebut akan meningkat. Pendatang baru akan
mengurangi potensi-potensi profit pada industri lama
karena ia akan membawa kapasitas baRu, mencari pasar
dan menurunkan margin.
2) Ancaman dari produk pengganti; pada banyak industri,
perusahan-perusahan berkompetisi secara ketat dengan
para produsen produk pengganti dari industri yang lain.
Kehadiran produk pengganti tersebut merupakan
peringatan bagi perusahaan sebelum beralih ke produk
pengganti tesebut. Tekanan persaingan akibat produk
pengganti dapat menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas produk karena konsumen merasakan adanya
penurunan harga.
3) Kekuatan tawar menawar pembeli; bila persaingan
terkonsentrasi, berukuran besar dan konsumen membeli
dalam volume besar, maka kekuatan tawar menawar
sangat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri. Perusahaan pesaing mungkin menggunakan
layanan atau jaminan khusus untuk mendapatkan loyalitas
pelanggan apabila memiliki kekuatan tawar menawar yang
substansial.
4) Kekuatan tawar menawar pemasok; kekuatan tawar
menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam industri, khususnya apabila, terdapat sejumlah besar
pemasok, hanya ada beberapa bahan baku pengganti yang
baik, atau apabila biaya pengalihan bahan baku yang
sangat mahal.
5) Persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada;
menyebabkan persaingan harga, iklan atau promosi,
pengembangan produk, positioning, tenaga pemasar dan
lain-lain.
Suatu perusahaan memiliki banyak kekuatan dan
kelemahan dalam berhadapan dengan para pesaingnya. Dari
jenis dasar keunggulan bersaing digabungkan dengan cakupan
aktivitas yang berusaha dicapai oleh sebuah perusahaan, maka
akan menghasilkan 3 (tiga) Strategi Generik untuk mencapai
kinerja di atas rata-rata dalam suatu industri, yaitu :
a) Keunggulan biaya: Keunggulan biaya didasarkan pada
posisi perusahaan sebagai produsen dengan biaya rendah
dalam pasar yang ditentukan secara luas atau meliputi
bauran produk yang luas. Pada dasarnya, sebuah
perusahaan yang berusaha mendasarkan strategi bersaing
pada kepemimpinan biaya menyeluruh harus sangat agresif
mengejar kepemimpinan posisi itu sendiri dengan biaya per
unitnya paling rendah dalam industri. Karena pada
gilirannya pasti membuat produsennya memimpin dalam
ciri pengalaman dengan pembuatan produk.
b) Diferensiasi: kalau produk hasil dari sebuah perusahaan
benar-benar unik atau dianggap untuk dalam pasar masal,
dikatakan produk itu mempunyai keunggulan diferensiasi.
Ini dapat menjadi strategi yang amat efektif untuk
mempertahankan posisi pasar dan meraih pengambilan
modal diatas rata-rata keunikan sering kali membuat
perusahaan dapat menempatkan harga yang cukup tinggi
untuk produknya.
c) Fokus (Fokus Biaya dan Fokus Diferensiasi): strategi untuk
mencapai keunggulan fokus menetapkan sasaran pasar
atau pelanggan yang ditentukan secara sempit. Ini
merupakan keunggulan yang didasarkan pada kemampuan
untuk menciptakan lebih banyak nilai pelanggan untuk
segmen yang ditargetkan secara sempit dan hasil dari
pemahaman yang lebih baik dari kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
Dalam pemilihan bisnis restoran, agar konsistensi rasa
hidangan disetiap gerai dapat diperhatikan dari sisi kualitas dan
kontrol makanan agar dapat berjalan kontinyu dengan baik,
maka strategi yang perlu dilakukan adalah mengadaptasi
segala perubahan yang ada yang bersifat rentan.
c. Restoran Cepat Saji
Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika
Serikat. Menurut Wikipedia restoran siap saji adalah restoran
yang menyediakan makanan dengan cepat begitu makanan
dipesan. Makanan yang disajikan seringkali dinamakan fast
food. Sebelum dinamakan restoran siap saji, outlet yang
menjual fast food dinamakan fast food restaurant.
Makanan yang disajikan disiapkan untuk dapat segera
disajikan. Bisa dengan cara dioven atau dipanaskan, sehingga
tidak membutuhkan proses yang rumit. Biasanya produknya
berupa sandwich, burger, pizza, fried chicken, french fries,
chicken nuggets, fich and chips, ice cream dan sejenisnya.
Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika
Serikat. Salah satu contoh restoran fast food yang memiliki
perkembangan dan jaringan terluas di dunia adalah Mc.
Donald’s yang berasal dari Amerika Serikat. Tipe-tipe restoran
fast food, menurut Wikipedia :
1) Pengunjung datang ke counter, mengambil makanan yang
pengunjung inginkan, membayar dan kemudian mencari
tempat duduk dan mulai menikmati makanan. Tipe ini ada
beberapa variasi antara lain :
a. Pengunjung mengambil makanan yang telah tersedia
pada porsi tertentu.
b. Pengunjung mengambil sendiri dari kontainer-kontainer
makanan yang ada, sehingga memilih dan mengambil
sendiri makanan yang dikehendaki.
c. Pengunjung dilayani di counter, artinya pengunjung
menyebutkan pesanannya dan menanti di counter
makanan pesanan pengunjung.
2) Ada juga prosedur khusus dengan sistem tiket, yaitu
pengunjung membayar di kasir untuk mendapatkan tiket,
kemudian menuju counter makanan untuk menukarkan
tiket dengan makanan yang telah dipesan.
3) Pengunjung akan menuju counter, makanan yang dipesan
akan diantar ke meja pemesanan, dan mengenai
pembayaran bisa dilakukan pada waktu pemesanan atau
pada waktu makanan diantar ke meja.
d. Bauran Pemasaran Restoran
Dalam sebuah restoran, bauran pemasaran (7 P) terdiri
dari lokasi (place), produk (product), harga (price), promosi
(promotion), orang (people), lingkungan fisik (physical
environment), proses (process)
1. Lokasi (place)
Lokasi merupakan faktor penting dalam mencapai
keberhasilan sebuah restoran, yaitu menyangkut : good
visibility, easy access, convenience, curb side appeal,
parking.
2. Produk (product)
Produk dalam bisnis restoran sangat bergantung pada
pengalaman. Produk dapat berupa paket yang lengkap
yang terdiri dari makanan, minuman, servis, atmosfer dan
kenyamanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen menciptakan kesan yang tidak terlupakan.
Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman
makan secar total bukan hanya untuk makannya saja.
3. Harga (price)
Harga juga merupakan pertimbangan yang sangat penting
dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
harga yang diterapkan dalam sebuah restoran adalah,
hubungan antar permintaan dan penawaran, penurunan
loyalitas konsumen, harga-harga dalam persaingan aspek
psikologis, kebutuhan untuk meraih laba.
4. Promosi (promotion)
Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran untuk
mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang tetapi
juga konsumen yang akan melakukan pembelian berulang.
Tujuan dari promosi adalah meningkatkan awarness,
meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli
pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi untuk
konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek,
meningkatkan penjualan pada makanan tertentu atau
waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu baru.
5. Orang (people)
Hal tersebut berkaitan dengan penyeleksian, pelatihan,
pemotivasian dan peraturan terhadap sumber daya
manusia, dimana sumber daya manusia harus mempunyai
kemampuan akan pengetahuan yang cukup mengenai
suatu produk yang ditawarkan secara mantap, sehingga
dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada
konsumen. Selain itu bisnis dalam restoran harus mengerti
mengenai strandar pelayanan kepada pelanggan misalnya:
a) Penampilan: penampilan harus rapi, sehingga enak
dipandang baik dari segi pelanggan yang datang dan
berkunjung maupun dari segi sumber daya itu sendiri,
yang harus diperhatikan mengenai penampilan antara
lain pakaian, penampilan fisik misalnya bau badan.
b) Komunikasi : harus memiliki kemampuan komunikasi
yang baik dengan pelanggan guna terjalinnya suasana
yang nyaman dan menyenangkan sehingga pelanggan
yang datang merasa di terima kehadirannya.
c) Kebersihan : harus selalu terjaga dengan baik, oleh
karena itu diharapkan sumber daya manusia
mempunyai kesadaran sendiri akan kebersihan
lingkungan tempat bekerja.
d) Kecepatan pelayanan : kecepatan pelayanan harus
selalu di tingkatkan, karena pelanggan tidak bisa
menunggu makanan yang di pesan terlalu lama. Oleh
karena itu harus diadakan pelatihan bagi sumber daya
manusia guna mengkaji ulang kelebihan serta
kekuranagan yang dimiliki yang berkaitan dengan
kecepatan pelayanan.
6. Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan
langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada 2 tipe
physical evidence, yaitu:
a) Essential evidence : merupakan keputusan-keputusan
yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan
layout dari gedung, ruang dan lain-lain.
b) Peripheral evidence merupakan nilai tambah yang bila
berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya
berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian
perannya sangat penting dalam proses produk jasa.
7. Proses (process)
Yang dimaksud proses disini adalah situasi yang dialami
oleh pelanggan pada saat menunggu produk yang di pesan.
Perbedaan faktor utama dalam suatu perusahan jasa
adalah kualitas akan layanan jasa atau pelanggan menjadi
semakin selektif di dalam permintaan serta menuntut akan
standar jasa yang lebih baik. Oleh sebab itu kualitas
pelayanan terhadap pelanggan harus diperhatikan.
Unsur-unsur dalam keunggulan bersaing yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Potensi keunggulan bersaing
2) Posisi keunggulan bersaing
3) Kinerja yang dihasilkan
Dalam hal ini keunggulan bersaing yang ada mengenai
restoran siap saji menyangkut pelayanan yang cepat dan baik
yang mana hal tersebut mengenai pelayanan yang cepat di
dalam penyajian terhadap pesanan oleh konsumen, kebersihan
tempat yang dapat memberikan suasana nyaman bagi
konsumen di tempat tersebut, kesehatan makanan yang
terjamin dimana setiap olahan makanan yang akan dimasak
memiliki kebersihan yang segar untuk dimasak, makanan
tersebut halal atau sudah mendapat sertifikat dari MUI. Pilihan
makanan yang bervariasi dapat memberikan konsumen untuk
memilih jenis makanan yang lain sesuai dengan keinginan
mereka sendiri. Harga yang relative murah dapat menarik
konsumen ditambah dengan berbagai macam variasi dari
berbagai macam menu masakan yang lain, dimana dengan
harga yang relatif murah dapat menjadim pembanding dengan
restoran yang lain di mata konsumen.
Menurut Freddy Rangkuti (124:2006) faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan restoran siap
saji diantaranya :
1) Halal dan higienis
2) Pemilihan menu bervariasi
3) Kualitas makanan dan minuman baik
4) Penyajian makanan dan minuman menarik
5) Harga makanan dan minuman
6) Keramahan pelayan
7) Pengetahuan pelayan baik
8) Kenyamanan tempat baik di dalam maupun di luar restoran
9) Layanan antar
10) Lokasi strategis
11) Areal parkir
B. Metode Penulisan
1. Definisi Operasional dan Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah keunggulan bersaing restoran siap saji,
dimana skor yang diperoleh dari kuesioner tentang keunggulan
bersaing, dilihat dari dimensi potensi keunggulan bersaing, posisi
keunggulan bersaing dan kinerja dengan masing-masing indikator
sbb : Kebersihan makanan, Variasi menu, Menu favorit, Kualitas
makanan, Penyajian makanan cepat, Ruang restoran nyaman,
Kebersihan ruang restoran, Harga tidak mahal, Pelayan ramah,
Pengetahuan pelayan, Layanan antar baik, Lokasi yang strategis,
Cabang banyak, Kemudahan parkir, Harga yang lebih rendah serta
kepuasan menggunakan skala Likert berupa data interval.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, menggunakan data cross section,
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner,
dimana instrumen sebelumnya melalui uji validitas dan reliabilitas
menggunakan metode Alpha-Cronbach
3. Sampel
Tehnik penentuan sampel menggunakan Convinience
Sampling. Jumlah yang di ambil sebanyak 100 responden yakni,
pengunjung restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan
Domino’s Pizza, yang mengkonsumsi restoran siap saji Izzi Pizza ,
Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza.
4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis mengunakan analisis deskriptif
mengunakan analisa adopsi dari Freddy Rangkuti
Untuk menganalisis data dapat menggunakan rumus proporsi
sebagai berikut :
Proporsi ( P ) = f / n
Dimana ; f = frekuensi
n = total untuk semua kategori
Untuk menganalisis Keunggulan Bersaing dapat dilakukan
dengan cara-cara di bawah ini :
1) Menganalisis Potensi Keunggulan Bersaing dilakukan dengan
menganalisis pembobotan benefit, yaitu sebagai berikut :
a) Analisis suatu pembobotan benefit antara perusahaan
dapat dihitung dengan:
Total Nilai Benefit = Bobot kepentingan X Rating Kinerja
tiap Perusahaan
b) Perhitungan selisih total nilai benefit perusahaan kita
dengan perusahaan pesaing, dengan :
Total Benefit Perusahaan Kita – Total Benefit Perusahaan
Pesaing.
2) Menganalisis Posisi Keunggulan Bersaing, yaitu sebagai
berikut ;
a) Membandingkan Perceived Price Product perusahaan kita
dengan perusahaaan pesaing, dengan :
Perceived Price Perusahaan Kita - Perceived Price
Perusahaan Pesaing
Perceived price product adalah persepsi konsumen
terhadap apa yang di korbankan oleh mereka untuk
memperoleh produk atau jasa.
b) Nilai Keunggulan Bersaing dapat dihitung dengan :
Keunggulan Bersaing = Selisih Benefit – Selisih Harga
Keunggulan bersaing ditentukan oleh seberapa besar
benefit yang dirasakan oleh pelanggan dibandingkan
biaya yang telah dikeluarkan untuk mempeoleh benefit
tersebut. Artinya, semakin besar benefit yang diperoleh
pelanggan dibandingkan dengan biaya yang harus
perusahaan keluarkan, sehingga keunggulan produk
tersebut akan semakin menarik.
Untuk mengetahui keunggulan bersaing dapat dilihat
melalui kuadran bobot kepentingan dan competitive
performance, dimana competitive performance dapat
dilihat melalui : Selisih nilai rata-rata rating kinerja
perusahaan kita dengan rata-rata ranting kinerja
perusahaan utama.
3) Menganalisis Kinerja
Jika perusahaan memiliki potensi dan keunggulan bersaing
yang optimal, maka akan memperoleh keuntungan dari harga
produk yang murah dan kualitas produk yang sesuai dengan
harapan, sehingga hal ini akan memberikan keunggulan pada
perusahaan. Maka kinerja perusahaan tersebut lebih tinggi
dari perusahaan pesaing.
3. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diolah maka dapat terlihat
kinerja restoran Izzi Pizza yang paling tertinggi dalam variabel-
variabel seperti menu favorit, pengetahuan pelayan, kenyamanan
ruangan, layanan antar, lokasi yang strategis, outlet yang tersedia,
dan kemudahan parkir karena variabel-varibel tersebut sudah kuat
yang kesemuanya ini nilainya relatif tinggi di bandingkan nilai yang
dimiliki para pesaing. Namun restoran Izzi Pizza perlu tetap
mempertahankan variabel kebersihan makanan, variasi menu,
kulitas makanan, penyajian makanan, jangkauan harga,
keramahan pelayan, dan kebersihan ruangan dengan cara
meningkatkan ketujuh variabel ini sehingga menjadi lebih tinggi
dibandingkan nilai yang dimiliki oleh para pesaing dengan cara
mempertahankan kebersihan makanan agar makanan tetap
terjaga kebersihannya, menambah variasi menu agar konsumen
dapat memilih variasi menu yang beraneka beraneka ragam,
menjaga kualitas makanan dan minuman, meningkatkan cara
penyajian makanan yang jauh lebih menarik, memberikan harga
yang terjangkau, meningkatkan keramahan untuk pelanggan dan
meningkatkan kebersihan baik di dalam ruangan maupun diluar
ruangan. Variabel-variabel tersebut sangat penting, tetapi nilainya
masih jauh lebih rendah dibandingkan nilai yang diperoleh para
pesaing.
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, dengan
judul Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai Strategi Pemasaran
Pada Restoran Siap Saji (Study Kasus antara Kentucky Fried
Chiken, Mc. Donald’s dan California Fried Chiken) terdapat
kesamaan dalam variabel kebersihan makanan dan kenyamanan
ruangan. Keunggulan pada kebersihan makanan, dikarenakan Izzi
Pizza dan Kentucky Fried Chiken benar-benar menjaga kebersihan
makanannya agar tetap higienis, karena setiap pemilihan bahan
baku dipilih sayur dan daging yang segar serta dalam pengolahan
makanan yang juga di jaga kebersihannya. Sedangkan pada
variabel kenyamanan ruangan kedua restoran tersebut memiliki
tempat yang nyaman untuk makan dan minum. Konsumen merasa
nyaman makan dan minum direstoran tersebut karena suasana
tidak bising dan lingkungan yang bersih dan ber AC. Bahkan tak
jarang pelanggan menghabiskan waktu antara 1-2 jam di meja
makan untuk mengobrol dengan keluarga dan teman-teman.
C. Kesimpulan
1. Kesimpulan
1. Keunggulan Bersaing pada restoran Izzi Pizza dapat
disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing dalam pasar usaha
persaingan yang potensial diperlukan adanya pengeloloan dan
pengawasan yang baik dalam hal kebersihan makanan, variasi
menu, kualitas makanan, penyajian makanan, jangkauan
harga, keramahan pelayan dan kebersihan ruangan.
2. Nilai tertinggi Keunggulan Bersaing bagi Izzi Pizza adalah
dalam hal pengawasan kebersihan makanan, keramahan
pelayan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan.
Sedangkan nilai tertinggi Keunggulan Beraing bagi Papa Ron’s
adalah kebersihan makanan, keramahan pelayan, dan
kenyamanan ruangan. Sedangkan pada Domino’s Pizza, nilai
tertinggi Keunggulan Bersaing yang dicapai adalah dalam hal
kualitas makanan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan
dan kemudahan parkir.
3. Berdasarkan hasil riset pada segmen jenis kelamin dan usia
pelanggan yang mengunjungi dan mencoba produk ketiga
restoran, maka pelanggan yang paling banyak berkunjung
adalah Wanita. Kemudian usia pelanggan mengunjungi adalah
berkisar antara 21-37 tahun.
2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran yang
sekiranya dapat bermanfaat untuk restoran Izzi Pizza, agar dapat
meningkatkan Keunggulan Bersaing yang lebih baik lagi, sehingga
dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha serta
pelanggannya.
1. Izzi Pizza agar dapat memperluas cabang atau outlet sehingga
dapat lebih terjangkau oleh banyak pelanggan, serta
memberikan servis layanan antar yang lebih baik, guna
mendapatkan pangsa pasar atau jalur distribusi yang lebih
luas.
2. Untuk penelitan lebih lanjut disarankan menambah satu merek
pesaing sehingga mungkin posisi produk makanan yang diteliti
akan lebih mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA