Você está na página 1de 49

"FACTORS AFFECTING THE IMPLEMENTATION

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


(CSR) IN COMPANY
IN THE REGION JABODETABEK (2010)”

Mia Laksmiwati, S.E, M.M


Pambuko Naryoto, S.E,M.M
Dicky Arisudhana, S.E, M.M
Universitas Budi Luhur
Abstract
This aims of this study is to determine the factors that affect the
application of factors of Corporate Social Responsibility. The study was
conducted by distributing questionnaires to various companies in
Jabodetabek region and produce 136 respondents. Methods of data
analysis using multiple regression. The results showed that
the rate Adjusted R Square of 0.85 which means 85% of the
importance of corporate social responsibility can be explained by
the independent variable is the
pressure ofgovernment regulation,societalpressures, environmental or
ganizations and the pressure of mass media. The remaining
15% being explained by other variables not studied. While
the greatest influence comes from the pressure of the mass media to
the adoption of Corporate Social Responsibility. Based on the results of
these studies, the role of a secretary as a key public
relations or corporate information center is increasingly important in
the future.

Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), the pressure of


government regulation,societalpressures, environmental
organizations and the pressure of mass media
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya.
Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot
melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui
pemberian bantuan beasiswa, bukan berarti mereka sedang tidak
butuh laba. Perusahaan tersebut justru sedang mengejar laba yang
sebenarnya, yang bukan sekedar selisih positif antara modal usaha
dengan hasil usahanya, tetapi citra positif di mata publik yang bisa
menjamin eksistensi dan kelangsungan usahanya. Laba yang
semacam inilah yang belum banyak dipahami para pemilik
perusahaan dan pengelola usahanya. Jika diibaratkan seperti orang
yang bersedekah, maka tidak ada ceritanya perusahaan yang
menjadi bangkrut karena bersedekah. Oleh karena itu patut
didukung upaya-upaya dari dunia usaha yang melakukan
“sedekah” melalui apa yang dinamakan corporate social
responsibility (CSR). Dalam menjalankan aktivitasnya diperlukan
peran strategis yang dijalankan oleh seorang sekretaris yang akan
memberikan pengaruh positif terhadap performansi organisasi
secara jangka panjang melalui kelancaran arus informasi baik ke
dalam maupun keluar perusahaan.
Menurut Kwik dan Marbun (1990:82), teori atau gagasan
tanggung jawab sosial perusahaan terutama didasarkan atas
pertimbangan rasional, bahwa apabila perusahaan tidak
memperhatikan faktor yang ada disekelilingnya, mulai dari
karyawan perusahaan, konsumen, lingkungan, sumber daya alam,
sebagai satu kesatuan yang saling mendukung sebagai satu
system, maka pada akhir nya akan mempersulit atau dalam jangka
panjang akan mngakhiri eksistensi perusahaan itu sendiri.
Sedemikian rendahnya kepedulian sosial perusahaan
perusahaan di Indonesia seperti menjadi sebuah fenomena yang
menarik untuk diamati secara komprehensif, dan tentunya untuk
dapat mengetahui pemahaman atas tanggung jawab sosial
perusahaan – perusahaan di Indonesia perlu dilakukan suatu
penelitian empiris yang bertujuan menjelaskan variabel – variabel
yang memengaruhinya penting nya tanggung jawab sosial
perusahaan berdasarkan persepsi manajemen perusahaan. Para
peneliti umumnya berlandaskan kepada kerangka pemikiran
konsep stakeholder misalnya penelitian Henrique dan Sadorsky
(1999) yang telah menguji variabel Regulasi Pemerintah
(Government Regulation), Tekanan masyarakat (Community
pressure), Tekanan organisasi lingkungan (Environmental
organization pressure), Tekanan media massa (Mass media
pressure). Keseluruhan hasil penelitian tersebut menunjukan
pengaruh positif dan secara konsisten tentang variable variable
yang mempengaruhi pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan meneliti
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam
menerapkan program kepeduliannya terhadap lingkungan
perusahaan dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perusahaan di wilayah jabodetabek tahun 2010”

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah dibahas dalam latar
belakang penelitian, maka dapat disusun perumusan masalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
b. Bagaimana pengaruh tekanan masyarakat (Community
pressure), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)?
c. Bagaimana pengaruh tekanan organisasi lingkungan
(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responcibility Importance)?
d. Bagaimana pengaruh tekanan media massa (Mass media
pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance)?
e. Bagaimana pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), tekanan masyarakat (Community pressure),
tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization
pressure), tekanan media massa (Mass media pressure)
terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan.

3. Tinjauan Pustaka
Regulasi Pemerintah
Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:941) regulasi
pemerintah dapat dipahami sebagai bagian yang tidak dipisahkan
dari lingkungan perusahaan, sebab sebagai badan pembuat
peraturan (Regulator Body) pemerintah memiliki peran signifikan
terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap
lingkungan eksternalnya.
Beberapa contoh yang termasuk dalam regulasi pemerintah ini
adalah izin operasional perusahaan, analisis dan standar dampak
lingkungan, peraturan tentang tenaga kerja/perburuhan dan
lainnya.
Tekanan Masyarakat
Menurut Azhar Maksum dan Azizul Kholis (2003:938)
Kelompok Masyarakat (Community) harus diperhatikan, karena
kelompok masyarakat adalah elemen yang akan mengkonsumsi
hasil produksi dari suatu perusahaan. Kelompok lain yang dapat
dikategorikan bagian dari masyarakat dalah institusi pendidikan
yang selalu merespon secara kajian akademis jika terjadi sesuatu
hal di dunia usaha terutama yang merugikan masyarakat umum
demi kepentingan dan tujuan kelompok tertentu.
Menurut Azhar dan Azizul (2003:941) Tekanan masyarakat
saat ini memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup
perusahaan karena masyarakat baik secara individu maupun
kelompok dapat mempengaruhi arah dan kebijakan sebuah
organisasi perusahaan.
Di Indonesia peran masyarakat yang diwakili oleh organisasi
masyarakat seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatur
tentang spesifikasi halal untuk menguji produk – produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dapat dijadikan contoh peran
masyarakat sebagai stakeholder yang harus diperhatikan oleh
perusahaan.
Tekanan Organisasi Lingkungan
Hunt dan Auster (1990) dalam Azhar dan Azizuzi
(2003:941) menyatakan organisasi lingkungan memiliki peran
sebagai wadah kontrol sosial yang focus terhadap pembangunan
berkelanjutan yang memperhatikan aspek – aspek lingkungan
hidup.
Pada dunia Internsional GreenPeace yang sangat focus
terhadap isu – isu lingkungan, sedangkan keberadaan organisasi
lingkungan hidup di Indonesia di kenal dengan organisasi LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) lingkungan hidup.
Tekanan Media Massa
William (1993) dalam Azhar dan Azizul (2001:93)
menjelaskan media massa dalam dunia bisnis saat ini memiliki
peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat
terhadap suatu aktifitas perusahaan.
Moody (1995) dalam Azhar dan Azizul (2001:939) media
menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai
alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan
untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang
aktifitas – aktifitas sosial yang dijalankan perusahaan.
Pada era teknologi informasi dewasa ini media massa dalam
aktifitasnya sehingga perusahaan juga harus respon terhadap
perkembangan teknologi dan media massa tersebut. Secara
khusus perusahaan – perusahaan tidak pernah menghindari
media massa jika terjadi informasi – informasi tentang aktifitas
sosial dunia bisnis, tetapi selalu menyikapi sebagai salah satu
bukti bahwa perusahaan mempersepsikan peran media sangat
penting dalam dunia usaha.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut (The Confederation of British Industry (CBI) 2001)
dalam Wakhid Nurrokhim (2005:35): Corporate Social
Responsibility reguires companies to acknowledge that they
should be publicy accountable not only for their social and
environmental record. More widely, CSR encompasses the extent
to whichcompanies should promotes human rights, democracy,
community improvement, and sustainable development objectives
thourghout the world.
Menurut (Robin and Reidenbach, 1987) dalam Wakhid
Nurrokhim (2005:36) Corporate social responcibility refers to
management’s obligation to make policies, make decisions and
follow courses action beyond the requirement of the law that
desirable in terms of the values and objectives of society.
Menurut Darwin (2004) dalam Anggraini (2006:5),
pertanggungjawaban sosial perusahaan adalah mekanisme dari
suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan
perhatian terhadap lingkungan dan sosial dalam opersinya dan
interaksinya dengan stockholder, yang melebihi tanggung jawab
organisasi di bidang hukum.
4. Tujuan Kajian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti secara
empiris secara melalui studi eksperimen terhadap faktor – faktor
yang memengaruhi tanggung jawab sosial perusahaan yang dirinci
sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah (Government
Regulation), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
b. Untuk mengetahui pengaruh tekanan masyarakat (Community
pressure), terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
c. Untuk mengetahui pengaruh tekanan organisasi lingkungan
(Environmental organization pressure) terhadap pentingnya
tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social
Responcibility Importance) ?
d. Untuk mengetahui pengaruh tekanan media massa (Mass
media pressure) terhadap pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responcibility Importance) ?
e. Untuk mengetahui pengaruh regulasi pemerintah ( Government
Regulation), tekanan masyarakat (Community pressure),
tekanan organisasi lingkungan (Environmental organization
pressure), tekanan media massa (Mass media pressure)
terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan
(Corporate Social Responcibility Importance) secara simultan.

B. Metode Penelitian
1. Operasional Variabel
Pengukuran variabel merupakan penjelasan pengertian teoritis
variabel sehingga dapat diamati dan diukur dalam menganalis
dibutuhkan beberapa variabel penelitian. Variabel merupakan
segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam penelitian
yang merupakan suatu konsep yang mempunyai variasi nilai yang
dapat membedakan atau mengubah nilai, sesuai dengan
identifikasi yang akan dikaji dan model yang disusun dalam
tinjauan pustaka maka opersional variabel yang digunakan sebagai
berikut:
a. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2008:39) variabel ini sering disebut variabel
stimulus, predictor, dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia
disebut sebagai variabel bebas. Varibel bebas merupakan
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya
variabel dependent (variabel variabel independen dalam
penelitian ini terdiri dari :
1) regulasi pemerintah (Government Regulation)
2) tekanan masyarakat (Community pressure)
3) tekanan organisasi lingkungan (Environmental
organization pressure)
4) tekanan media massa (Mass media pressure)
b. Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2008:39) variabel dependen yaitu suatu
hasil / output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas yaitu tanggung jawab
sosial perusahaan.
2. Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer
digunakan untuk mengukur variabel independen (regulasi
pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan,
tekanan media massa) dan variabel dependen (tanggung jawab
sosial perusahaan).
Data primer diperoleh melalui survei dengan mengisi kuesioner
yang diberikan secara langsung (personally administrered
quesionarries) kepada responden yang bersangkutan. Skala yang
digunakan dalam kuesioner adalah skala Ordinal atau skala Likert
dengan kategori jawaban terdiri dari 5 poin atau tingkatan.
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner
yang harus diuji kualita datanya melalui uji validitas dan uji
reliabilitas. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
suatu instrumen mewakili sesuatu yang akan diukur. Uji validitas
dengan menggunakan uji korelasi.
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang valid
bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Selanjutnya validitas suatu butir pertanyaan dapat
dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul item-
Total Statistics. Untuk menilai kevalidan masing-masing butir
pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item-Total
Correlation pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu
pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan
nilai dari Corrected item. Total Correlation > dari r-tabel.
Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:67) Nilai r-tabel
dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-k. nilai k
merupakan jumlah butir pertanyaan dalam suatu variabel,
sedangkan n adalah jumlah responden.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2008:121) hasil penelitian yang
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang
berbeda.Reliabilitas menunjukan konsisten menunjukan
konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu instrumen
pengukur.
Penerapan uji reliabilitas atau keandalan ini
dimaksudkan bahwa setelah tingkat validitas ditentukan, maka
dapat dilanjutkan reliabilitas. Reliabilitas suatu butir pertanyaan
dapat dilihat dari hasil output SPSS pada tabel dengan judul
Reliability Statistics. Untuk menilai masing-masing butir
pertanyaan reliabel dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha
pada masing-masing butir pertanyaan. Suatu pertanyaan
dikatakan reliabel jika memiliki nilai-nilai Cronbach’s Alpha >
0,60.
Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan secara simultan maupun parsial dengan
model sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Di mana :
Y = tanggung jawab sosial perusahaan
A = konstanta
B1-b4 =koefisien regresi dari setiap variabel
independent
X1 = regulasi pemerintah
X2 = tekanan masyarakat
X3 = tekanan organisasi lingkungan
X4 = tekanan media massa
E = Error term

C. Hasil dan Pembahasan


Penyajian Data
Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan yang ada di
sekitar Jakarta, Bogor Tangerang atau biasa disingkat dengan
JABODETABEK. Berdasarkan kuisioner yang disebarkan sebanyak
150 kepada sekretaris (responden) yang ada di berbagai
perusahaan perusahaan yang beraktivitas atau berlokasi seperti
tersebut di atas, terkumpul 136 jawaban yang layak untuk diproses
lebih lanjut.
Data yang terkumpul ,yang diklasifikasikan dalam lima variabel
penelitian yaitu : jawaban responden tentang pentingnya tanggung
sosial perusahaan (CSR), tekanan regulasi pemerintah, tekanan
masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media
massa.
Analisis Data
Untuk menguji pengaruh tekanan regulasi pemerintah, tekanan
masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media
massa terhadap pentingnya tanggung sosial perusahaan (CSR) baik
secara parsial maupun simultan akan dipaparkan, hasil korelasi,
determinasi dan regresinya dari variabel-variabel tersebut di atas.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan asumsi dasar yang harus
dipenuhi agar model analisis regresi dapat digunakan dalam
menganalisis.Adapun asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini
meliputi :
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah keadaan di mana terjadinya
korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan yang lain
yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik
ditandai dengan tidak adanya autokorelasi.Dampak yang
diakibatkan dengan adanya masalah autokorelasi yaitu varian
sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya.
Tabel 4.1
Uji Autokorelasi
Model Summary(b)
M Adjust Std. Change Statistics Durbi
o ed R Error of Sig. n-
d R Squar the F F Wats
el R Square e Estimate R Square Chang Chan on
Change e df1 df2 ge
1 0.8 47968
2,10
9(a 0.86 0.85 ,00138 1,000 60,49 4 131 ,000
9
) 3
a Predictors: (Constant), Tekanan media massa, Regulasi
pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi Tekanan
masyarakat, (a)
b Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.1, angka Durbin Watson yang
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya Autokorelasi adalah
diantara angka DW di bawah -2 sampai dengan + 2. Tabel 4.2
terlihat bahwa angka DW +2,109 yang berarti ada autokorelasi
negatif.
Uji Multikoleniaritas
Tujuan Uji Multikoleniaritas adalah untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara
variabel bebas di mana dalam model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebasnya.

Tabel 4.2
Uji Multikoleniaritas
Model Standardi
Unstandardi
zed Collinearity
zed
Coefficien Statistics
Coefficients
ts
Std. Toleran VIF
B Beta
Error t Sig. ce
(Constan ,004 0.00 0.28 0.78
t) 0 1 00 0
Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 0.330 3.03
pemerint 4 2 23 0 4
ah
Tekanan 0.23 0.04 0.110 2.43 0.00 0.245 4.08
masyara 4 5 48 0 4
kat
Tekanan 0.56 0.08 0.075 2.80 0.00 0.275 3.64
lingkung 0 0 41 0 2
an
organisa
si
Tekanan 0.85 0.12 0.025 3.83 0.00 0.087 8.12
media 8 5 78 0 5
massa
a. Dependent Variable : Y
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa nilai tolerance
(TOL) dan VIF (Variance Inflation Factor) ,di mana nilai VIF
berada di bawah 10 semua variabel penelitian kecuali variabel
tekanan media massa dan nilai TOL untuk variabel penelitian
selain variabel tekanan media massa memiliki nilai tidak kurang
dari 0,1. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
variabel selain tekanan media massa dapat digunakan sebagai
data penelitian.
Uji Heteroskedastisitas

Scatterplot

Dependent Variable: Y

3
Regression Standardized Predicted

1
Value

-1

-2

-3

-4 -2 0 2 4

Regression Standardized Residual

Gambar 4.1
Sumber : Hasil Output SPSS

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa titik titik menyebar


secara acak dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka
0 pada sumbu y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi,sehingga model regresi
dalam penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi
pentingnya tanggung jawab social berdasarkan variabel
independen (bebas) yaitu tekanan regulasi pemerintah,
tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan
tekanan media massa.
Uji Normalitas
Menurut Duwi Priyatno (2009 : 73) uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak.

Histogram

Dependent Variable: Y

20

15
Frequency

10

Mean = -1.29E-11
Std. Dev. = 0.985
0 N = 136
-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: VAR00001


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob


Gambar 4.2 dan Gambar 4.3
Dengan melihat tampilan pada gambar 4.2 dan 4.3
terlihat bahwa titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal dan grafik histogram
menunjukkan pola distribusi normal dan tidak menceng. Kedua
gambar tersebu menunjukkan bahwa uji statistic pada
penelitian ini valid.
Analisis Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara
variabel Y (variabel bebas) dengan variabel X (variabel terikat)
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Koefisien Korelasi

Tekanan
lingkung Tekana
Regulasi Tekanan an n
Pentingny pemerint masyara organisa media
a CSR ah kat si massa
Pentingnya Pearson ,685(*
1 ,168(*) ,429(**) ,318(**)
CSR Correlation *)
Sig. (1-
,025 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Regulasi Pearson ,518(*
,168(*) 1 ,077 ,139
pemerintah Correlation *)
Sig. (1-
,025 ,188 ,053 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Tekanan Pearson ,737(*
,429(**) ,077 1 ,473(**)
masyarakat Correlation *)
Sig. (1-
,000 ,188 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Tekanan Pearson
,741(*
lingkungan Correlation ,318(**) ,139 ,473(**) 1
*)
organisasi
Sig. (1-
,000 ,053 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
Tekanan Pearson
,685(**) ,518(**) ,737(**) ,741(**) 1
media massa Correlation
Sig. (1-
,000 ,000 ,000 ,000
tailed)
N 136 136 136 136 136
* Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Sumber : Hasil Output SPSS
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa ada korelasi antara
variabel Y dengan variabel X dan antar variabel X. Koefisien
korelasi antara regulasi pemerintah dengan pentingnya
tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,168 yang berarti
hubungan antara regulasi pemerintah dengan pentingnya
tanggung jawab social perusahaan sangat lemah , searah dan
signifikan. Jika regulasi pemerintah makin kuat maka
perusahaan akan makin mematuhinya untuk melaksanakan
program CSR
Koefisien korelasi antara tekanan masyarakat dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,429
yang berarti hubungan antara tekanan masyarakat dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan cukup kuat ,
searah dan signifikan. Jika tekanan masyarakat makin kuat
maka perusahaan akan makin gencar untuk melaksanakan
program CSR
Koefisien korelasi antara tekanan lingkungan organisasi
dengan pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar
0,318 yang berarti hubungan antara tekanan lingkungan
organisasi dengan pentingnya tanggung jawab social
perusahaan cukup kuat , searah dan signifikan. Jika tekanan
lingkungan organisasi makin kuat maka perusahaan akan
makin tergerak untuk melaksanakan program CSR
Koefisien korelasi antara tekanan media massa dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan sebesar 0,685
yang berarti hubungan antara tekanan media massa dengan
pentingnya tanggung jawab social perusahaan kuat , searah
dan signifikan. Jika tekanan media massa makin kuat maka
perusahaan makin berusaha dengan sekuat tenaganya untuk
melaksanakan program CSR,karena jika tidak maka media akan
memberitakan hal hal negatif tentang perusahaan yang pada
akhirnya berdampak negatif bagi perusahaan.

Analisis Koefisien Determinasi


Tabel 4.5
Koefisien Determinasi
Model Summary(b)
Change Statistics D
ur
bi
M Adju Std. n-
o sted Error of W
Sig. F
d R R the at
e Squ Squa Estimat R Square Chang so
l R are re e n
Change F Change df1 df2 e
1 0.8 2,
4796860,
9(a 0.86 0.85 ,00138 1,000 4 131 ,000 10
493
) 9
a Predictors: (Constant), Tekanan media massa, Regulasi
pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi Tekanan
masyarakat, (a)
b Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Output SPSS
Koefisien determinasi merupakan ukuran yang
digunakan untuk memberikan penjelasan kepada variabel
terikat yang dapat diterangkan oleh variabel bebas.
Berdasarkan Tabel 4.5 ,mengenai koefisien determinasi, maka
dapat dilihat bahwa angka R sebesar 0,89 menunjukkan bahwa
korelasi antara hubungan antara tekanan regulasi pemerintah,
tekanan masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan
tekanan media massa dengan pentingnya tanggung jawab
social sangat kuat, sempurna.
Angka Adjusted R Square sebesar 0.85 yang berarti 85
% dari pentingnya tanggung jawab social perusahaan dapat
dijelaskan oleh variabel bebas yaitu tekanan regulasi
pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi
lingkungan dan tekanan media massa. Sedang sisanya 15 %
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Analisis Koefisien Regresi


Analisis berikutnya adalah analisis regresi dengan metode enter
karena pada analisis korelasi semua variabel menunjukkan
signifikan hubungan antara vaiabel bebas dengan variabel
terikat.
Tabel 4.6
Koefisien Regresi
Model Standardi
Unstandardi
zed Collinearity
zed
Coefficien Statistics
Coefficients
ts
Std. Toleran VIF
B Beta
Error t Sig. ce
(Constan ,004 0.00 0.28 0.78
t) 0 1 00 0
Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 0.330 3.03
pemerint 4 2 23 0 4
ah
Tekanan 0.23 0.04 0.110 2.43 0.00 0.245 4.08
masyara 4 5 48 0 4
kat
Tekanan 0.56 0.08 0.075 2.80 0.00 0.275 3.64
lingkung 0 0 41 0 2
an
organisa
si
Tekanan 0.85 0.12 0.025 3.83 0.00 0.087 8.12
media 8 5 78 0 5
massa
a. Dependent Variable :Y
Sumber : Hasil Output SPSS
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persamaan regresi dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Y = 0,0040 + 0,444 X1 + 0,234 X2 + 0,560 X3 + 0,858 X4
Berdasarkan garis regresi di atas dapat dijelaskan
bahwa nilai konstanta sebesar 0,0040 yang berarti jika tekanan
regulasi pemerintah, tekanan masyarakat, tekanan organisasi
lingkungan dan tekanan media massa tidak ada maka dapat
disimpulkan bahwa perusahaan tidak menganggap penting
program CSR, sehingga tidak ada kepedulian perusahaan
terhadap program tanggung jawab social kepada stakeholders
Koefisien regresi yaitu tekanan regulasi pemerintah
sebesar 0,444 yang berarti jika variabel tekanan masyarakat,
tekanan lingkungan organisasi dan tekanan media massa tidak
ada maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan program
CSR nya naik sebesar 0,444. Demikian sebaliknya.
Koefisien regresi yaitu tekanan masyarakat sebesar
0,234 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah,
tekanan lingkungan organisasi dan tekanan media massa tidak
ada maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan program
CSR nya naik sebesar 0,234. Demikian sebaliknya.
Koefisien regresi yaitu tekanan regulasi lingkungan
organisasi sebesar 0,560 yang berarti jika variabel tekanan
regulasi pemerintah, tekanan masyarakat dan tekanan media
massa tidak ada maka kepedulian perusahaan untuk
menjalankan program CSR nya naik sebesar 0,560. Demikian
sebaliknya.
Koefisien regresi yaitu tekanan media massa sebesar +
0,858 yang berarti jika variabel tekanan regulasi pemerintah,
tekanan masyarakat, tekanan lingkungan organisasi tidak ada
maka maka kepedulian perusahaan untuk menjalankan
program CSR nya naik sebesar 0,585. Demikian sebaliknya.
Berdasarkan garis regresi terlihat bahwa tekanan media
massa merupakan variabel yang sangat kuat hubungan dan
pengaruhnya terhadap kesadaran perusahaan dalam
melaksanakan program CSR nya.
Salah satu tugas atau peran sekretaris adalah sebagai
public relation (PR) di mana punya peran tepat untuk menjaga
reputasi perusahaan, yang merupakan pemain kunci dalam
mewujudkan Relationship Marketing, dalam rangka tugas
membangun citra positif perusahaan jangka panjang. Public
Relation memiliki dua fungsi yaitu membantu membentuk
organisasi dengan informasi manajemen yang diharapkan
berdampak positif bagi citra perusahaan di masyarakat dan
menerangkan serta memberi nasihat tentang suatu tindakan
yang positif. Dalam perannya ini,PR benar benar merupakan
fungsi manajemen, bertugas dengan tanggung jawab menjaga
reputasi sutau organisasi – membentuk,melindungi dan
memperkenalkan serta memelihara citra perusahaan.
Uji Hipotesis
Pengujian Hipotesis secara parsial (Uji T)
Tabel 4.7
Uji T
Model Standardi
Unstandardi
zed Collinearity
zed
Coefficien Statistics
Coefficients
ts
Std. Toleran VIF
B Beta
Error t Sig. ce
(Constan ,004 0.00 0.28 0.78
t) 0 1 00 0
Regulasi 0.44 0.05 0.291 2.85 0.00 0.330 3.03
pemerint 4 2 23 0 4
ah
Tekanan 0.23 0.04 0.110 2.43 0.00 0.245 4.08
masyara 4 5 48 0 4
kat
Tekanan 0.56 0.08 0.075 2.80 0.00 0.275 3.64
lingkung 0 0 41 0 2
an
organisa
si
Tekanan 0.85 0.12 0.025 3.83 0.00 0.087 8.12
media 8 5 78 0 5
massa
a. Dependent Variable : Y
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa semua variabel
bebas memberikan kontribusinya terhadap program CSR yang
dijalankan perusahaan,sehingga dapat dikatakan hipotesa
alternatif dapat diterima artinya ada pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat atau dengan kata lain H0 ditolak.
Pengujian Hipotesis secara simultan (Uji F)
Tabel 4.8
ANOVA(b)

Mode Sum of Mean


l Squares df Square F Sig.
1 Regression 4796860,4
36,417 4 9,104 ,000(a)
93
Residual ,000 131 ,000
Total 36,417 135
a Predictors: (Constant), Tekanan media massa,
Regulasi pemerintah, Tekanan lingkungan organisasi
Tekanan masyarakat, (a)
b Dependent Variable: Pentingnya CSR

Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai F hitung > F tabel


yang berarti H0 ditolak dan yang berarti ada pengaruh antara
semua variabel bebas dengan variabel terikat.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semua
variabel bebas yaitu tekanan regulasi pemerintah, tekanan
masyarakat, tekanan organisasi lingkungan dan tekanan media
massa berpengaruh secara signifikan terhadap penting program
tanggung jawab sosial perusahaan. Namun jika dilihat variabel
yang terbesar pengaruhnya adalah tekanan media massa.

Daftar Pustaka
Buku
Bhuono Agung Nugroho, 2005, Strategi Jitu Memilih Metode
Statistik,Penelitian dengan Menggunakan SPSS ,Edisi
1,Yogyakarta ,Andi
Duwi Priyatno,2009,SPSS Analisis Korelasi,Regresi dan
Multivariate,Yogyakarta,Gava Media

Greener, Toni. 2002. Public Relations dan Pembentukan Citranya.


Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, Jakarta.

Reza Rahman,2009, Corporate Social Responsibility Antara Teori dan


Kenyataan, Yogyakarta ,MedPress
Jurnal dan Artikel
Aryani, Situ Nur. 2006. Penerapan CSR yang Lebih Strategis. Dokumen
http://www.bisnis.com/, Sabtu, 01 April 2006.

Azhar Maksum,Azizul Kholis,2003, Analisis Tentang Pentingnya


Tanggung Jawab dan Akuntansi Sosial Perusahaan,Simposium
Nasional Akuntansi VI

Edy Rismanda Sembiring, 2003, Faktor factor Yang Mempengaruhi


Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Jurnal
Telaah Akuntansi, Vol 1 : 1.21.

Widi Astuty,2004, Tanggung Jawab Akuntansi Sosial Perusahaan dan


Permasalahannya di Indonesia, Jurnal Ilmiah Santina Vol 1 :
182 -189
Tesis
Dachlan A Bandu,2001, Tanggung Jawab Sosial PT Newmont Nusa
Tenggara Terhadap Masyarakat Lingkar Tambang,Jakarta,
Program Pasca Sarjana UI

Wakhid Nurrokhim,2005, Perspektif Stakeholder Dalam Upaya Adaptasi


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,Jakarta,Program Pasca
Sarjana UI
ANALISIS KEUNGGULAN BERSAING
PADA RESTORAN SIAP SAJI

Diana Triwardhani
FE UPN Veteran Jakarta

Afni Sari Budiman


FE UPN Veteran Jakarta

Abstract
This study aims to determine how the potential, the position of
competitive advantage of fast-food restaurants Izzi Pizza compared
with the comparator service restaurant Papa Ron's Pizza and Domino's
Pizza and find out how the performance generated by the fast-food
restaurants Izzi Pizza with comparable restaurant Papa Ron's Pizza and
Domino's Pizza. In this research technique used is a qualitative
descriptive method, using the formula of proportion, data collection
techniques to obtain data and information to primary data using a
questionnaire and distributed to 100 respondents, and that the
samples are visitor restaurant. The results of this study indicate that
the highest value competitive advantage for Izzi Pizza is on the
monitoring of food, knowledge servants and comfort of the room, for
Papa Ron's the cleanliness of food, hospitality waitress and comfort
room, while the dominos's Pizza in the comfort room, ease of parking
and knowledge waitress . For the weighted value of the three
restaurants are included on food hygiene

Keyword: competitive advantage


A. Pendahuluan

1. Latar Belakang
Keunggulan bersaing adalah jantung kinerja perusahaan
di dalam pasar yang bersaing, namun setelah beberapa
dasawarsa perluasaan dan kemakmuran yang hebat, banyak
perusahaan kehilangan pandangan akan keunggulan bersaing,
dalam perjuangan untuk berkembang dan mengejar diversifikasi.
(Michael E. Porter 2004:1).
Salah satu kunci untuk mencapai keunggulan bersaing
adalah dengan memenuhi kebutuhan konsumen tersebut yang
berbeda-beda dan selalu berubah, juga dalam memenuhi
produk-produk yang disajikan bagi konsumen. Dengan
menawarkan berbagai produk dan pelayanan yang lebih unggul
agar dapat menciptakan persepsi yang baik.
Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur
pelayanan serta mengevaluasi temuan-temuan dan membuat
perubahan yang diperlukan agar dapat memahami kebutuhan
konsumen serta kepuasan konsumen. Pelayanan yang paling
terbaik dan perstisius yang dimiliki oleh perusahaan akan sangat
diharapkan oleh konsumen sehingga konsumen akan selalu
merasa dihargai dan telah terlayani dengan baik. Dengan
demikian konsumen dapat menilai kinerja perusahaan dengan
membandingkan dengan perusahaan lain. Disebabkan kebutuhan
dan keingginan yang selalu berubah-ubah maka mau tidak mau
harus diikuti dan dipenuhi, begitu juga dengan industri jasa
makanan yang semakin berkembang, hal ini dapat dilihat dari 1
pertumbuhan yang tinggi di berbagai belahan dunia (Nonto
2006:13).
Sedangkan menurut (Aaker 2006:182) dalam persaingan
di bidang makanan khususnya restoran, menyebabkan
pengusaha harus mempunyai strategi yang paling baik dan tepat
yang mempertimbangkan kondisi yang ada dalam perusahaan.
Dewasa ini masyarakat modern ditandai dengan aktivitas
kerja yang tinggi. Untuk setiap orang yang mempunyai aktivitas
berdampak pada minimnya menyediakan makanan, oleh karena
itu orang lebih menyukai untuk makan di restoran yang dapat
menyajikan makanan maupun minuman dengan cepat, maka
muncullah restoran-restoaran siap saji yang menunya
bermacam-macam, cita rasa enak serta suasana yang
menyenangkan seperti oleh Mc. Donald’s, Texas Fried Chicken,
Kentucky Fried Chiken, Pizza Hut, Hoka-hoka Bento, dan lain-
lain.
Persaingan yang sangat ketat ini menjadikan pemenuhan
kebutuhan dari suatu produk yang menjadi keinginan dan
kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya
secara jangka panjang dan mempelajari strategi yang dilakukan
oleh restoran siap saji dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen untuk lebih baik secara terus menerus
(Dewi Nawangwulan : 2007).

2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang berkaitan :
Bagaimana Potensi, Posisi, Keunggulan Bersaing dan Kinerja
pada restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan Domino’s
Pizza?
3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui potensi, posisi, keunggulan bersaing dan
kinerja restoran siap saji Izzi Pizza dengan pembanding restoran
siap saji Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza.

4. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Keunggulan Bersaing
Menurut Michael E. Porter (2004:1) keunggulan
bersaing adalah : Jantung kinerja perusahaan di dalam pasar
yang bersaing, namun setelah beberapa dasawarsa perluasaan
dan kemakmuran yang hebat, banyak perusahaan kehilangan
pandangan akan keunggulan bersaing, dalam perjuangan
untuk berkembang dan mengejar diversifikasi
Menurut Aaker (2006), bagaimana perusahaan mampu
bersaing `bukanlah satu-satunya kunci keberhasilan, karena
ada tiga faktor yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu
keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan, yaitu ;
1) Dasar persaingan
2) Di pasar mana perusahaan bersaing
3) Dengan siapa perusahaan bersaing
Pendapat diatas tampaknya cenderung mementingkan
bagaimana suatu perusahaan bersaing dilihat dari sisi
perusahaan. Sementara itu, perusahaan tidak bisa lepas dari
pelangganya.
Sedangkan menurut (Keegan 2006:235), keunggulan
bersaing ada kalau terdapat keserasian antara kompetensi
yang membedakan dari sebuah perusahaan dan faktor-faktor
kritis untuk meraih sukses dalam industri yang menyebabkan
perusahaan mempunyai prestasi yang jauh lebih baik dari pada
pesaingnya. Ada 2 cara dasar untuk mencapai keunggulan
bersaing, yang pertama dengan strategi biaya rendah yang
memampukan perusahaan untuk menawarkan produk dengan
harga yang lebih murah dari pesaingnya. Yang kedua, dengan
strategi diferensiasi produk, sehingga pelanggan menganggap
memperoleh manfaat unik yang sesuai dengan harga yang
cukup. Akan tetapi kedua strategi tersebut mempunyai
pengaruh yang sama yakni meningkatkan anggapan manfaat
yang dinikmati oleh konsumen.
b.Strategi Bersaing
Menurut M. E. Porter (2006:16), pada suatu industri
jenis apa pun, baik untuk dalam negeri atau internasional, atau
menghasilkan produk dan jasa, terdapat 5 (lima) kekuatan
dalam bersaing, yaitu :
1) Ancaman Masuk dari pesaing baru; apabila suatu
perusahaan dapat memasuki suatu industi khusus dengan
mudah, maka intensitas persaingan di antara perusahaan-
perusahaan tersebut akan meningkat. Pendatang baru akan
mengurangi potensi-potensi profit pada industri lama
karena ia akan membawa kapasitas baRu, mencari pasar
dan menurunkan margin.
2) Ancaman dari produk pengganti; pada banyak industri,
perusahan-perusahan berkompetisi secara ketat dengan
para produsen produk pengganti dari industri yang lain.
Kehadiran produk pengganti tersebut merupakan
peringatan bagi perusahaan sebelum beralih ke produk
pengganti tesebut. Tekanan persaingan akibat produk
pengganti dapat menyebabkan terjadinya penurunan
kualitas produk karena konsumen merasakan adanya
penurunan harga.
3) Kekuatan tawar menawar pembeli; bila persaingan
terkonsentrasi, berukuran besar dan konsumen membeli
dalam volume besar, maka kekuatan tawar menawar
sangat mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri. Perusahaan pesaing mungkin menggunakan
layanan atau jaminan khusus untuk mendapatkan loyalitas
pelanggan apabila memiliki kekuatan tawar menawar yang
substansial.
4) Kekuatan tawar menawar pemasok; kekuatan tawar
menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
dalam industri, khususnya apabila, terdapat sejumlah besar
pemasok, hanya ada beberapa bahan baku pengganti yang
baik, atau apabila biaya pengalihan bahan baku yang
sangat mahal.
5) Persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada;
menyebabkan persaingan harga, iklan atau promosi,
pengembangan produk, positioning, tenaga pemasar dan
lain-lain.
Suatu perusahaan memiliki banyak kekuatan dan
kelemahan dalam berhadapan dengan para pesaingnya. Dari
jenis dasar keunggulan bersaing digabungkan dengan cakupan
aktivitas yang berusaha dicapai oleh sebuah perusahaan, maka
akan menghasilkan 3 (tiga) Strategi Generik untuk mencapai
kinerja di atas rata-rata dalam suatu industri, yaitu :
a) Keunggulan biaya: Keunggulan biaya didasarkan pada
posisi perusahaan sebagai produsen dengan biaya rendah
dalam pasar yang ditentukan secara luas atau meliputi
bauran produk yang luas. Pada dasarnya, sebuah
perusahaan yang berusaha mendasarkan strategi bersaing
pada kepemimpinan biaya menyeluruh harus sangat agresif
mengejar kepemimpinan posisi itu sendiri dengan biaya per
unitnya paling rendah dalam industri. Karena pada
gilirannya pasti membuat produsennya memimpin dalam
ciri pengalaman dengan pembuatan produk.
b) Diferensiasi: kalau produk hasil dari sebuah perusahaan
benar-benar unik atau dianggap untuk dalam pasar masal,
dikatakan produk itu mempunyai keunggulan diferensiasi.
Ini dapat menjadi strategi yang amat efektif untuk
mempertahankan posisi pasar dan meraih pengambilan
modal diatas rata-rata keunikan sering kali membuat
perusahaan dapat menempatkan harga yang cukup tinggi
untuk produknya.
c) Fokus (Fokus Biaya dan Fokus Diferensiasi): strategi untuk
mencapai keunggulan fokus menetapkan sasaran pasar
atau pelanggan yang ditentukan secara sempit. Ini
merupakan keunggulan yang didasarkan pada kemampuan
untuk menciptakan lebih banyak nilai pelanggan untuk
segmen yang ditargetkan secara sempit dan hasil dari
pemahaman yang lebih baik dari kebutuhan dan keinginan
pelanggan.
Dalam pemilihan bisnis restoran, agar konsistensi rasa
hidangan disetiap gerai dapat diperhatikan dari sisi kualitas dan
kontrol makanan agar dapat berjalan kontinyu dengan baik,
maka strategi yang perlu dilakukan adalah mengadaptasi
segala perubahan yang ada yang bersifat rentan.
c. Restoran Cepat Saji
Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika
Serikat. Menurut Wikipedia restoran siap saji adalah restoran
yang menyediakan makanan dengan cepat begitu makanan
dipesan. Makanan yang disajikan seringkali dinamakan fast
food. Sebelum dinamakan restoran siap saji, outlet yang
menjual fast food dinamakan fast food restaurant.
Makanan yang disajikan disiapkan untuk dapat segera
disajikan. Bisa dengan cara dioven atau dipanaskan, sehingga
tidak membutuhkan proses yang rumit. Biasanya produknya
berupa sandwich, burger, pizza, fried chicken, french fries,
chicken nuggets, fich and chips, ice cream dan sejenisnya.
Industri fast food berasal dan berkembang dari Amerika
Serikat. Salah satu contoh restoran fast food yang memiliki
perkembangan dan jaringan terluas di dunia adalah Mc.
Donald’s yang berasal dari Amerika Serikat. Tipe-tipe restoran
fast food, menurut Wikipedia :
1) Pengunjung datang ke counter, mengambil makanan yang
pengunjung inginkan, membayar dan kemudian mencari
tempat duduk dan mulai menikmati makanan. Tipe ini ada
beberapa variasi antara lain :
a. Pengunjung mengambil makanan yang telah tersedia
pada porsi tertentu.
b. Pengunjung mengambil sendiri dari kontainer-kontainer
makanan yang ada, sehingga memilih dan mengambil
sendiri makanan yang dikehendaki.
c. Pengunjung dilayani di counter, artinya pengunjung
menyebutkan pesanannya dan menanti di counter
makanan pesanan pengunjung.
2) Ada juga prosedur khusus dengan sistem tiket, yaitu
pengunjung membayar di kasir untuk mendapatkan tiket,
kemudian menuju counter makanan untuk menukarkan
tiket dengan makanan yang telah dipesan.
3) Pengunjung akan menuju counter, makanan yang dipesan
akan diantar ke meja pemesanan, dan mengenai
pembayaran bisa dilakukan pada waktu pemesanan atau
pada waktu makanan diantar ke meja.
d. Bauran Pemasaran Restoran
Dalam sebuah restoran, bauran pemasaran (7 P) terdiri
dari lokasi (place), produk (product), harga (price), promosi
(promotion), orang (people), lingkungan fisik (physical
environment), proses (process)
1. Lokasi (place)
Lokasi merupakan faktor penting dalam mencapai
keberhasilan sebuah restoran, yaitu menyangkut : good
visibility, easy access, convenience, curb side appeal,
parking.
2. Produk (product)
Produk dalam bisnis restoran sangat bergantung pada
pengalaman. Produk dapat berupa paket yang lengkap
yang terdiri dari makanan, minuman, servis, atmosfer dan
kenyamanan yang memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen menciptakan kesan yang tidak terlupakan.
Pengunjung di restoran membayar untuk pengalaman
makan secar total bukan hanya untuk makannya saja.
3. Harga (price)
Harga juga merupakan pertimbangan yang sangat penting
dalam memilih restoran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
harga yang diterapkan dalam sebuah restoran adalah,
hubungan antar permintaan dan penawaran, penurunan
loyalitas konsumen, harga-harga dalam persaingan aspek
psikologis, kebutuhan untuk meraih laba.
4. Promosi (promotion)
Promosi adalah aktivitas yang dilakukan restoran untuk
mencari konsumen, bukan hanya untuk sekali datang tetapi
juga konsumen yang akan melakukan pembelian berulang.
Tujuan dari promosi adalah meningkatkan awarness,
meningkatkan persepsi konsumen, menarik pembeli
pertama, mencapai persentase yang lebih tinggi untuk
konsumen yang berulang, menciptakan loyalitas merek,
meningkatkan penjualan pada makanan tertentu atau
waktu-waktu khusus, dan mengenalkan menu baru.
5. Orang (people)
Hal tersebut berkaitan dengan penyeleksian, pelatihan,
pemotivasian dan peraturan terhadap sumber daya
manusia, dimana sumber daya manusia harus mempunyai
kemampuan akan pengetahuan yang cukup mengenai
suatu produk yang ditawarkan secara mantap, sehingga
dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada
konsumen. Selain itu bisnis dalam restoran harus mengerti
mengenai strandar pelayanan kepada pelanggan misalnya:
a) Penampilan: penampilan harus rapi, sehingga enak
dipandang baik dari segi pelanggan yang datang dan
berkunjung maupun dari segi sumber daya itu sendiri,
yang harus diperhatikan mengenai penampilan antara
lain pakaian, penampilan fisik misalnya bau badan.
b) Komunikasi : harus memiliki kemampuan komunikasi
yang baik dengan pelanggan guna terjalinnya suasana
yang nyaman dan menyenangkan sehingga pelanggan
yang datang merasa di terima kehadirannya.
c) Kebersihan : harus selalu terjaga dengan baik, oleh
karena itu diharapkan sumber daya manusia
mempunyai kesadaran sendiri akan kebersihan
lingkungan tempat bekerja.
d) Kecepatan pelayanan : kecepatan pelayanan harus
selalu di tingkatkan, karena pelanggan tidak bisa
menunggu makanan yang di pesan terlalu lama. Oleh
karena itu harus diadakan pelatihan bagi sumber daya
manusia guna mengkaji ulang kelebihan serta
kekuranagan yang dimiliki yang berkaitan dengan
kecepatan pelayanan.
6. Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan
langsung berinteraksi dengan konsumen. Ada 2 tipe
physical evidence, yaitu:
a) Essential evidence : merupakan keputusan-keputusan
yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan
layout dari gedung, ruang dan lain-lain.
b) Peripheral evidence merupakan nilai tambah yang bila
berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya
berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian
perannya sangat penting dalam proses produk jasa.
7. Proses (process)
Yang dimaksud proses disini adalah situasi yang dialami
oleh pelanggan pada saat menunggu produk yang di pesan.
Perbedaan faktor utama dalam suatu perusahan jasa
adalah kualitas akan layanan jasa atau pelanggan menjadi
semakin selektif di dalam permintaan serta menuntut akan
standar jasa yang lebih baik. Oleh sebab itu kualitas
pelayanan terhadap pelanggan harus diperhatikan.
Unsur-unsur dalam keunggulan bersaing yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Potensi keunggulan bersaing
2) Posisi keunggulan bersaing
3) Kinerja yang dihasilkan
Dalam hal ini keunggulan bersaing yang ada mengenai
restoran siap saji menyangkut pelayanan yang cepat dan baik
yang mana hal tersebut mengenai pelayanan yang cepat di
dalam penyajian terhadap pesanan oleh konsumen, kebersihan
tempat yang dapat memberikan suasana nyaman bagi
konsumen di tempat tersebut, kesehatan makanan yang
terjamin dimana setiap olahan makanan yang akan dimasak
memiliki kebersihan yang segar untuk dimasak, makanan
tersebut halal atau sudah mendapat sertifikat dari MUI. Pilihan
makanan yang bervariasi dapat memberikan konsumen untuk
memilih jenis makanan yang lain sesuai dengan keinginan
mereka sendiri. Harga yang relative murah dapat menarik
konsumen ditambah dengan berbagai macam variasi dari
berbagai macam menu masakan yang lain, dimana dengan
harga yang relatif murah dapat menjadim pembanding dengan
restoran yang lain di mata konsumen.
Menurut Freddy Rangkuti (124:2006) faktor-faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen dalam pemilihan restoran siap
saji diantaranya :
1) Halal dan higienis
2) Pemilihan menu bervariasi
3) Kualitas makanan dan minuman baik
4) Penyajian makanan dan minuman menarik
5) Harga makanan dan minuman
6) Keramahan pelayan
7) Pengetahuan pelayan baik
8) Kenyamanan tempat baik di dalam maupun di luar restoran
9) Layanan antar
10) Lokasi strategis
11) Areal parkir

B. Metode Penulisan
1. Definisi Operasional dan Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah keunggulan bersaing restoran siap saji,
dimana skor yang diperoleh dari kuesioner tentang keunggulan
bersaing, dilihat dari dimensi potensi keunggulan bersaing, posisi
keunggulan bersaing dan kinerja dengan masing-masing indikator
sbb : Kebersihan makanan, Variasi menu, Menu favorit, Kualitas
makanan, Penyajian makanan cepat, Ruang restoran nyaman,
Kebersihan ruang restoran, Harga tidak mahal, Pelayan ramah,
Pengetahuan pelayan, Layanan antar baik, Lokasi yang strategis,
Cabang banyak, Kemudahan parkir, Harga yang lebih rendah serta
kepuasan menggunakan skala Likert berupa data interval.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, menggunakan data cross section,
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner,
dimana instrumen sebelumnya melalui uji validitas dan reliabilitas
menggunakan metode Alpha-Cronbach
3. Sampel
Tehnik penentuan sampel menggunakan Convinience
Sampling. Jumlah yang di ambil sebanyak 100 responden yakni,
pengunjung restoran siap saji Izzi Pizza, Papa Ron’s Pizza dan
Domino’s Pizza, yang mengkonsumsi restoran siap saji Izzi Pizza ,
Papa Ron’s Pizza dan Domino’s Pizza.
4. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis mengunakan analisis deskriptif
mengunakan analisa adopsi dari Freddy Rangkuti
Untuk menganalisis data dapat menggunakan rumus proporsi
sebagai berikut :
Proporsi ( P ) = f / n
Dimana ; f = frekuensi
n = total untuk semua kategori
Untuk menganalisis Keunggulan Bersaing dapat dilakukan
dengan cara-cara di bawah ini :
1) Menganalisis Potensi Keunggulan Bersaing dilakukan dengan
menganalisis pembobotan benefit, yaitu sebagai berikut :
a) Analisis suatu pembobotan benefit antara perusahaan
dapat dihitung dengan:
Total Nilai Benefit = Bobot kepentingan X Rating Kinerja
tiap Perusahaan
b) Perhitungan selisih total nilai benefit perusahaan kita
dengan perusahaan pesaing, dengan :
Total Benefit Perusahaan Kita – Total Benefit Perusahaan
Pesaing.
2) Menganalisis Posisi Keunggulan Bersaing, yaitu sebagai
berikut ;
a) Membandingkan Perceived Price Product perusahaan kita
dengan perusahaaan pesaing, dengan :
Perceived Price Perusahaan Kita - Perceived Price
Perusahaan Pesaing
Perceived price product adalah persepsi konsumen
terhadap apa yang di korbankan oleh mereka untuk
memperoleh produk atau jasa.
b) Nilai Keunggulan Bersaing dapat dihitung dengan :
Keunggulan Bersaing = Selisih Benefit – Selisih Harga
Keunggulan bersaing ditentukan oleh seberapa besar
benefit yang dirasakan oleh pelanggan dibandingkan
biaya yang telah dikeluarkan untuk mempeoleh benefit
tersebut. Artinya, semakin besar benefit yang diperoleh
pelanggan dibandingkan dengan biaya yang harus
perusahaan keluarkan, sehingga keunggulan produk
tersebut akan semakin menarik.
Untuk mengetahui keunggulan bersaing dapat dilihat
melalui kuadran bobot kepentingan dan competitive
performance, dimana competitive performance dapat
dilihat melalui : Selisih nilai rata-rata rating kinerja
perusahaan kita dengan rata-rata ranting kinerja
perusahaan utama.
3) Menganalisis Kinerja
Jika perusahaan memiliki potensi dan keunggulan bersaing
yang optimal, maka akan memperoleh keuntungan dari harga
produk yang murah dan kualitas produk yang sesuai dengan
harapan, sehingga hal ini akan memberikan keunggulan pada
perusahaan. Maka kinerja perusahaan tersebut lebih tinggi
dari perusahaan pesaing.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Hasil dari uji validitas dengan 14 butir kuesioner untuk nilai
kepentingan dan kinerja semuanya valid dengan Alpha Cronbach
masing-masing sebesar 0,882 dan 0,916.
2. Analisis Data
Hasil analisis Keunggulan Bersaing dilakukan dengan
menganalisis pembobotan benefit, yang telah diperoleh dari hasil
kuesioner mengenai tingkat kepentingan, dan kinerja adalah
sebagai berikut :
Tabel 1
Nilai Benefit dan Bobot Kepentingan dan Kinerja Restoran
Benefit Bobot Kinerja Kinerja Kinerja
Kepentingan Izzi Papa
Pizza Ron’s Idomino’s
Pizza Pizza
Kebersihan 4,85 3,95 4,06 3,86
Makanan
Variasi Menu 4,28 3,78 3,81 3,77
Menu Favorit 4,18 3,79 3,77 3,8
Kualitas 4,52 3,93 4,05 3,91
Makanan
Penyajian 4,35 3,79 3,85 3,71
Makanan
Jangkauan 4,68 3,94 4,03 3,91
Harga
Keramahan 4,55 4,22 4,27 3,85
Pelayan
Pengetahuan 4,15 4,02 3,91 3,94
Pelayan
Kenyamanan 4,52 4,15 4,11 4,14
Ruangan
Kebersihan 4,55 3,81 3,86 3,8
Ruangan
Layanan Antar 3,8 3,68 3,75 3,9
Lokasi yang 4,22 3,85 3,89 3,82
Strategis
Outlet yang 3,65 3,68 3,83 3,7
tersedia
Kemudahan 4,03 3,71 4,02 3,97
Parkir
Sumber : hasil kuesioner yang telah diolah
Tabel 2
Perhitungan Total Nilai Benefit Dengan Para Pesaing Restoran
RATA-RATA RATING KINERJA
N Benefit Bobot Izzi Bobot Papa Bobo Domi Bobot
Kepenti Pizza x Ron’ tx no’s x
O
ngan Ratin s Ratin Pizza Ratin
g Pizza g g
1 Kebersiha 4,85 3,95 19,157 4,06 19,69 3,86 18,721
n 5 1
Makanan
2 Variasi 4,28 3,78 16,178 3,81 16,30 3,77 16,135
Menu 4 68 6
3 Menu 4,18 3,79 15,842 3,77 15,75 3,8 15,884
Favorit 2 86
4 Kualitas 4,53 3,93 17,802 4,05 18,34 3,91 17,712
Makanan 9 65 3
5 Penyajian 4,35 3,79 16,486 3,85 16,74 3,71 16,138
Makanan 5 75 5
6 Jangkaua 4,67 3,94 18,399 4,03 18,82 3,91 18,259
n Harga 8 01 7
7 Keramah 4,56 4,22 19,243 4,27 19,47 3,85 17,556
an 2 12
Pelayan
8 Pengetah 4,15 4,02 16,683 3,91 16,22 3,94 16,351
uan 65
Pelayan
9 Kenyama 4,53 4,15 18,799 4,11 18,61 4,14 18,754
nan 5 83 2
Ruangan
10 Kebersiha 4,55 3,81 17,335 3,86 17,56 3,8 17,29
n 5 3
Ruangan
11 Layanan 3,8 3,68 13,984 3,75 14,25 3,9 14,402
Antar
12 Lokasi 4,22 3,85 16,247 3,89 16,41 3,82 16,120
yang 58 4
Strategis
13 Outlet 3,65 3,68 13,432 3,83 13,97 3,7 13,505
yang 95
tersedia
14 Kemudah 4,02 3,71 14,914 4,02 16,16 3,97 15,959
an Parkir 2 04 4
TOTAL NILAI BENEFIT 234,5 238, 232,7
057 3552 891

Dari hasil kuesioner diperoleh hasil sebagai berikut :


Perhitungan Nilai Benefit

- Izzi Pizza : 234,51


- Papa Ron’s Pizza : 238,36
- Domino’s Pizza : 232,79
Jadi berdasarkan data diatas :
a. Selisih Total Nilai Benefit Restoran Izzi Pizza dengan Papa
Ron’s Pizza :
234,51 – 238,36 = -3,85
b. Selisih Total Nilai Benefit Restoran Izzi Pizza dengan Dominos
Pizza :
234,51 – 232, 79 = 1,72
Untuk % Selisih Total Nilai Benefit antara Izzi Pizza dengan
Papa Ron’s Pizza adalah = - 3,85 : 234,51 = -0,0164
= -0,0164 x 100% = -1,64 %
Untuk % Selisih Total Nilai Benefit antara Izzi Pizza dengan
Domino’s Pizza adalah = 1,72 : 234,51= 0,0073
= 0,0073 x 100% = 0,73%
Tabel 3
Selisih Nilai Benefit Izzi Pizza dengan Pesaing
Restoran Total Nilai Selisih % Selisih
Pesaing
Papa Ron’s 238,36 - 3,85 - 1,64 %
Pizza
Domino’s 232,79 1,72 0,73 %

Sumber : Berdasarkan hasil riset yang diolah


Berdasarkan Total Nilai Benefit yang dimiliki, ternyata
Kinerja Papa Ron’s Pizza lebih unggul dari Izzi Pizza. Sehingga Izzi
Pizza harus dapat meningkatkan Kinerja Restoran, minimal sebesar
: -1,64 agar dapat menyamai Kinerja Papa Ron’s Pizza, sehingga
dapat mengetahui Posisi Keunggulan Bersaing. Namun Total Nilai
Benefit yang dimiliki Izzi Pizza lebih unggul dari pada Domino’s
Pizza sebesar 0,73.
Analisis Posisi Keunggulan Bersaing :
a. Membandingkan Perceived Price Produk Kita – Perusahaan
Pesaing
1. Selisih Perceived Price Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza :
= 3,94 – 4,03 = - 0,09
2. Selisih Perceived Price Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza
= 3,94 – 3,91 = 0,03
b. Untuk % selisih antara Izzi Pizza dengan Papa Ron’s Pizza
= -0,09 : 3,94 = - 0,028
= -0,028 x 100% = -2,28%
Untuk % selisih antara Izzi Pizza dengan Domino’s Pizza
= 0,03 : 3,94 = 7,6
= 7,6 x 100% = 0,76%
Tabel 4
Perceived Price Izzi Pizza dengan Pesaing
Restoran Total Nilai Selisih % Selisih
Pesaing

Papa Ron’s Pizza 4,03 -0,09 -2,28

Domino’s Pizza 3,91 0,03 0,76

Sumber : Bedasarkan hasil riset yang diolah


Berdasarkan selissih perceived price Izzi Pizza memilliki
harga yaang tidak mahal dibandingkan Papa Ron’s Pizza yaitu
sebesar 2,28 sedangkan dibandingkan dengan Domino’s Pizza lebih
mahal yaitu sebesar 0,76.

Menghitung Nilai Keunggulan Bersaing


Tabel 5
Nilai Keunggulan Bersaing
RESTORAN SELISIH SELISIH KEUNGGULAN
PESAING BENEFIT HARGA BERSAING

Papa Ron’s -1,64 -2,28 0,64


Pizza
Domino’s Pizza 0,73 0,76 -0.03

Sumber : Bedasarkan hasil riset yang diolah


Berdasarkan data di atas, maka restoran Izzi Pizza memiliki
keunggulan sebesar : 0,64 dibandingkan dengan Papa Ron’s Pizza
dan memiliki nilai keunggulan bersaing sebesar : -0,03 dengan
Domino’s Pizza
Tabel 6
Bobot Kepentingan Restoran Izzi Pizza dengan Para Pesaing
No BENEFIT BOBOT COMPETITI COMPETITI
KEPENTING VE VE
AN PERFORMA PERFORMA
NCE NCE
Izzi Pizza Izzi Pizza
dengan dengan
Papa Ron’s Domino’s
Pizza Pizza
1 Kebersihan 4,85 -0,5 0,4
Makanan
2 Variasi Menu 4,28 -0,1 0,04
3 Menu Favorit 4,18 0,1 -0,04
4 Kualitas Makanan 4,52 -0,5 -0,1
5 Penyajian 4,35 -0,3 0,3
Makanan
6 Jangkauan Harga 4,68 -0,4 0,1
7 Keramahan 4,55 -0,2 1,7
Pelayan
8 Pengetahuan 4,15 0,5 0,3
Pelayan
9 Kenyamanan 4,52 0,2 0,04
Ruangan
10 Kebersihan 4,55 -0,2 0,04
Ruangan
11 Layanan Antar 3,8 -0,3 -0,4
12 Lokasi yang 4,22 -0,2 0,1
Strategis
13 Outlet yang 3,65 -0,5 -0,1
tersedia
14 Kemudahan Parkir 4,03 -1,2 -1,0
TOTAL 4,31 -0,25 0,09

3. Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diolah maka dapat terlihat
kinerja restoran Izzi Pizza yang paling tertinggi dalam variabel-
variabel seperti menu favorit, pengetahuan pelayan, kenyamanan
ruangan, layanan antar, lokasi yang strategis, outlet yang tersedia,
dan kemudahan parkir karena variabel-varibel tersebut sudah kuat
yang kesemuanya ini nilainya relatif tinggi di bandingkan nilai yang
dimiliki para pesaing. Namun restoran Izzi Pizza perlu tetap
mempertahankan variabel kebersihan makanan, variasi menu,
kulitas makanan, penyajian makanan, jangkauan harga,
keramahan pelayan, dan kebersihan ruangan dengan cara
meningkatkan ketujuh variabel ini sehingga menjadi lebih tinggi
dibandingkan nilai yang dimiliki oleh para pesaing dengan cara
mempertahankan kebersihan makanan agar makanan tetap
terjaga kebersihannya, menambah variasi menu agar konsumen
dapat memilih variasi menu yang beraneka beraneka ragam,
menjaga kualitas makanan dan minuman, meningkatkan cara
penyajian makanan yang jauh lebih menarik, memberikan harga
yang terjangkau, meningkatkan keramahan untuk pelanggan dan
meningkatkan kebersihan baik di dalam ruangan maupun diluar
ruangan. Variabel-variabel tersebut sangat penting, tetapi nilainya
masih jauh lebih rendah dibandingkan nilai yang diperoleh para
pesaing.
Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu, dengan
judul Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai Strategi Pemasaran
Pada Restoran Siap Saji (Study Kasus antara Kentucky Fried
Chiken, Mc. Donald’s dan California Fried Chiken) terdapat
kesamaan dalam variabel kebersihan makanan dan kenyamanan
ruangan. Keunggulan pada kebersihan makanan, dikarenakan Izzi
Pizza dan Kentucky Fried Chiken benar-benar menjaga kebersihan
makanannya agar tetap higienis, karena setiap pemilihan bahan
baku dipilih sayur dan daging yang segar serta dalam pengolahan
makanan yang juga di jaga kebersihannya. Sedangkan pada
variabel kenyamanan ruangan kedua restoran tersebut memiliki
tempat yang nyaman untuk makan dan minum. Konsumen merasa
nyaman makan dan minum direstoran tersebut karena suasana
tidak bising dan lingkungan yang bersih dan ber AC. Bahkan tak
jarang pelanggan menghabiskan waktu antara 1-2 jam di meja
makan untuk mengobrol dengan keluarga dan teman-teman.

C. Kesimpulan
1. Kesimpulan
1. Keunggulan Bersaing pada restoran Izzi Pizza dapat
disimpulkan bahwa Keunggulan Bersaing dalam pasar usaha
persaingan yang potensial diperlukan adanya pengeloloan dan
pengawasan yang baik dalam hal kebersihan makanan, variasi
menu, kualitas makanan, penyajian makanan, jangkauan
harga, keramahan pelayan dan kebersihan ruangan.
2. Nilai tertinggi Keunggulan Bersaing bagi Izzi Pizza adalah
dalam hal pengawasan kebersihan makanan, keramahan
pelayan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan.
Sedangkan nilai tertinggi Keunggulan Beraing bagi Papa Ron’s
adalah kebersihan makanan, keramahan pelayan, dan
kenyamanan ruangan. Sedangkan pada Domino’s Pizza, nilai
tertinggi Keunggulan Bersaing yang dicapai adalah dalam hal
kualitas makanan, pengetahuan pelayan, kenyamanan ruangan
dan kemudahan parkir.
3. Berdasarkan hasil riset pada segmen jenis kelamin dan usia
pelanggan yang mengunjungi dan mencoba produk ketiga
restoran, maka pelanggan yang paling banyak berkunjung
adalah Wanita. Kemudian usia pelanggan mengunjungi adalah
berkisar antara 21-37 tahun.

2. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran yang
sekiranya dapat bermanfaat untuk restoran Izzi Pizza, agar dapat
meningkatkan Keunggulan Bersaing yang lebih baik lagi, sehingga
dapat mempertahankan dan mengembangkan usaha serta
pelanggannya.
1. Izzi Pizza agar dapat memperluas cabang atau outlet sehingga
dapat lebih terjangkau oleh banyak pelanggan, serta
memberikan servis layanan antar yang lebih baik, guna
mendapatkan pangsa pasar atau jalur distribusi yang lebih
luas.
2. Untuk penelitan lebih lanjut disarankan menambah satu merek
pesaing sehingga mungkin posisi produk makanan yang diteliti
akan lebih mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dedi., 2008, Pemasaran Stratejik, CV. Andi Offset,


Yogyakarta.

Bartono, Novianto., 2005, Strategi Jitu Menarik Pelanggan di


Bisnis Restoran, PT. Gramedia Utama, Jakarta.

Dirgantoro, Crown., 2004, Manajemen Stratejik ( Konsep, Kasus


dan Implementasi ), PT. Grasindo, Jakarta.

Djajanto, Ludfi., 1998, Analisis Strategi Pemasaran Untuk


Industri Kecil di Jawa Timur, Majalah Bistek Edisi 06/TH VI,
Jakarta.

Porter, Michael., 2004, Keunggulan Bersaing ( Menciptakan dan


Mempertahankan Kinerja Unggul ), Binarupa Aksara,
Jakarta.

Rangkuti, Freddy., 2006, Measuring Customer Satisfaction, PT


Gramedia Utama, Jakarta.

Rangkuti, Freddy., 2005 Marketing Analysis Made Easy, PT


Gramedia Utama, Jakarta.

Sari, Dewi., 2006, Analisis Keunggulan Bersaing Sebagai


Strategi Pemasaran Pada Restoran Siap Saji ( Study
Kasus antara Kentucky Fried Chiken, Mc. Donald’s dan
California Fried Chiken), Jurnal Manajemen Vol. I No.2
Jakarta.

Sugiono, 2008, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Jakarta.


Thelia, Evi., 2006, Peranan Customer Value Dalam
Mempertahankan Keunggulan Bersaing Pada Restoran
Siap Saji, Jurnal Manajemen Perhotelan, Jakarta.

Triton PB, SPSS 15. 2006, Terapan Riset Statistik Parametrik, CV


Offset, Yogyakarta.

Umar, Husein., 2003, Metode Riset Bisnis, PT Gramedia Utama,


Jakarta.
www.izzipizza.com
www.wikipedia.com

Você também pode gostar