Você está na página 1de 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang
terletak antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks (dada) sekitar garis
tengah antara sternum atau tulang dada disebelah anterior dan vetebra (tulang
pungung) disebelah posterior (Setiadi, 2007). Jantung dipersarafi oleh serabut
simpatis, parasimpatis dan sistem saraf antonom melalui pleksus kardiakus. Saraf
simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servikal dan torakal bagian atas dan
saraf simpatis berasal dari n. vagus. (Hermawan, 2010).
Banyak hormon dalam darah yang berpengaruh terhadap system
kardiovaskular. Hormon vasodilator antara lain adalah kinin, VIP dan ANP. Hormon
vasokontriktor dalam darah antara lain adalah vasopressin, norepinefrin, epinefrin,
dan angiotensin II. Selain itu terdapat hormone natriuretik yang juga berpengaruh
terhadap peningkatan tekanan darah (Ganong, 2008).
Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah
ke seluruh tubuh. Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri yang berfungsi
membawa darah dari jantung, kapiler yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan jaringan dan vena, yang membawa
darah dari kapiler kembali ke jantung. pembuluh darah terbesar adalah aorta
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh.Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma
darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan tanda vital adalah merupakan suatau cara untuk mendektesi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : tekanan darah, denyut nadi, suhu

22
23

tubuh, frekuensi pernafasan, suhu tubuh, berat badan, dan tinggi badan. Tanda vital
mempunyai nilai yang sangat penting bagi fungsi tubuh.
Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensi adalah terjadinya perdarahan
yang sulit dihentikan.Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang
sulit berhenti saat dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing
(rembesan darah) yang membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai (Little,
1997).

Você também pode gostar