Você está na página 1de 7

Catatan Kertas jadi Emas

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester Dua yang Diampu oleh Drs. Mujid. F. Amin, M.PD.

Disusun oleh :

Nama : Ahmad Lukman Prasetyo

NIM : 13010117130054

Kelas : D

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONEISA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2018
1. Sang bayi masih mau di dalam
Seperti awal-awal kelahiranku, banyak disertai dengan cerita lucu. Entah apa pun itu aku tak
begitu tahu. Akan sejarah awal kejadian aku ada di bumi dengan segala hal baik dan buruk yang
menyelimuti. Lahir ku pada tahun krisis moneter tahun 1998, ketika para mahasiswa banyak
demo, aku pun seakan ingin ikut demo dengan para mahasiswa untuk segala kebijakan
pemerintah yang kontroversial kala itu. Mengisyaratkan bahwa kelak kau akan menjadi seorang
aktivis reformasi di masa depan. Mahasiswa semua pada merengkuh ajalnya, membela rakyat
yang kala itu ditindas oleh ketidakadilan oleh sang khalifah negeri, yang katanya bekas pecahan
atlantis. INDONESIA.
Kelahiranku terjadi di dua kota di tengahnya jawa, kudus dan jepara. Saat itu September
kedua insan makhluk yang namanya manusia menikah, merekalah sang pelindung, pengajar,
penghibur, dan segala bidang yang menyelimutinya yang tak dapat aku kirakan. Sukamto dan Sri
Mulyani, mereka adalah kedua orang tuaku yang selalu mengiringiku dan membimbingku
sampai sekarang ini. Awal pertemuan mereka setelah investigasiku, ketika mereka bertemu di
tempat fotocopy di klontong milik orang Cina. Waktu itu Ibu sapaan panggilanku kepada ibu
tercinta, bekerja sebagai karyawan disitu. Sedang bapak sapaan untuk ayah yang selalu
membimbingku kental dengan agama saat itu ia datang menjadi pengunjung di klontong tersebut.
Masuk ke toko, perasaan bapak tak begitu berbeda dengan yang lain, niat awal pengen
fotocopy eh jadinya foto nikah. Waktu di fotocopy tersebut mata itu menjadikan bapakku seakan
tak kuat dengan pandangan ibu, sehingga peristiwa penting pun terjadi. Entah mengapa bapak
tak bisa menulis dengan selancar biasanya, coret pun jadi risikonya. Ketika meminjam
penghapus tinta yang kala itu masih sederhana. Bapakku pun tak kuat menahan tangannya
sehingga yang tadinya ingin menghapus hanya yang dicoret-coret eh ternyata semua kertas kena
tinta putih bagai tersiram air begitu saja. Ada timbul rasa-rasa yang berbeda sebelum ia masuk
klontomg itu. Ibukku yang kala itu sedang fotocopy pun memberikan tisu sambil
membersihkannya. Mulai dari kejadian inilah bapak sering mengunjugi toko klontong cina
tersebut berharap bisa menumpahkan tinta putih lagi agar peristiwa itu terjadi lagi. Perkenalan
pun terjadi, bapak yang awalnya itu menjadi sales elektronika seakan tahu bahwa inilah jodoh
masa depannya. Pekerjaan bapak selalu berubah, sebelum menjadi seorang salesman sampai
sekarang. Bapak pernah jadi tukang bangunan, penjual makanan kecil di bus, terminal bahkan
kegiatan itu sudah ia lakoni semenjak duduk di bangku madrasah aliyah di karanganyar
kabupaten demak. Sebuah kebanggaan tersendiri bagiku ketika melihat masa dimana bapak
masih mencari jati dirinya sendiri tanpa bantuan orang tuanya hingga sekarang, namun hal itulah
yang menjadi pemecut bagiku agar selalu berusaha apapun yang terjadi, Just believe. Bapak
merupakan anak kedua dari urutan paling akhir setelah adiknya yang bernama budi. Kehidupan
keluarga jawa yang kala itu masih sangat sederhana. Aku pun tak menyangka dengan cara yang
sangat amat sederhana itu masyarakat jawa khususnya bisa bertahan hidup di era yang tak seperti
dulu lagi. Kekagumanku membawaku tiap minggu ke rumah nenek di demak. Beliau namanya
Mbah Sukar dan Mbah Nur, seorang yang hebat yang melahirkan buah hati yang luar biasa.
Umumnya masyarakat Jawa di daerah Demak sangat menjunjung tinggi nilai dan aturan agama
yang direalisasikan ke kehidupan sehari-harinya.
Bisa kita lihat langgar atau dalam bahasa Indonesianya Masjid/Musholla punya cirri
khasnya tersendiri, yaitu bangunannya yang sederhana dengan jamaah yang banyak. Ini
menandakan bahwa masyarakat itu sangat menaati aturan pedoman hidup mereka, yang aplikasi
kehariannya yaitu gaya bangunan dan mata pencarian masyarakatnya pada umumnya. Berbeda
dengan kehidupan kota dengan bangunan Masjid besar dengan jamaah yang sedikit. Sebagai
masyarakat pun dapat menilai bahwa orang kota belum punya kenyakinan tentang agama yang
lebih dari masyarakat yang tinggal di perdesaan. Namun, soal kenyakinan pun relatif bergantung
pada masing-masing individu.
Beberapa kali bapak bercakap-cakap dengan ibu, sekadar menanyakan kabar dan
membawakannya martabak juga bakso yang menjadi makanan kesukaan ibu. Mulai dari
percakapan itulah terjadi kemistri rasa yang disatukan dalam ikatan pernikahan resmi. Tanggal
24 september menjadi saksi pernikahan ibu dan bapak yang selisih umur antara keduanya adalah
5 tahun. Tanpa rasa canggung, umur pun tak jadi masalah antara keduanya. Tepat 1 tahun, pada
tanggal 25 oktober 1998 aku lahir dalam keadaan sehat walafiat saat waktu menunjuk sholat
dhulur hari minggu pon. Muncul seorang anak berjenis kelamin laki-laki ke bumi untuk pertama
kalinya, bapak menamaiku Ahmad Lukman. Nama yang sangat simple dengan arti yang luar
biasa, Ahmad diambil kata nama Nabi Muhammad SAW dan Lukman diambil dari nama salah
satu surah di Alquran. Tahukah siapa itu Lukman/Luqman? Luqman adalah salah satu manusia
bukan nabi yang disebut Allah SWT dalam firmannya. Berkisah nasihat-nasihat Luqman kepada
anaknya agar tidak Menyekutukan Allah dan nasihat terbaik lainnya. Sekeluarga mendengar
nama itu tampak senyum bukan senyum tawa, namun senyum nya memaknai bahwa kelak anak
ini punya masa depan yang baik. Oleh adik dari nenekku mbah menik, mengusulkan agar
menambahkan Prasetyo di akhir nama. Kedua orang tuaku pun setuju, dengan nama akhir
Ahmad Lukman Prasetyo.
Beberapa tahun berjalan, aku sangat dirawat baik oleh kedua orang tuaku. Berhubung
orang tuaku berdagang, aku pun tak lupa diajak untuk membeli barang-barang dagangan di
sebuah pasar di daerahku, pasar Mayong. Yang sekarang sudah berganti nama menjadi Pasar
Rakyat Mayong. Pernah suatu ketika ibu sedang berjualan nasi di warung nenek, aku bermain
pasir di depan warungnya hingga tertidur. Aku pun merasa ingin tawa, yang saat itu ada
pengunjung yang menegur, “Mbak ini anak siapa?”, “ MasyaAllah, anakku” jawab ibu ketika
melhat aku sedang tidur berleha-leha di gundukan pasir. Ibu pun ketawa kalau di minta
menceritakan perihal itu. Sebuah kenangan tak terlupa. Tubuhku waktu itu sangat gemuk
sehingga oleh sebagian keluargaku memanggilku “Montok”, dengan pipi temben dan badan
gemuk siapa yang tidak suka ? namun saya belum bisa melihatnya. Mungkin kalau ada teknologi
ke masa lalu mungkin saya bisa lihat. Kebiasaan bapakku ketika saya masih kecil ialah
mengendongku. Ini mungkin sudah biasa dilakukan oleh bapak-bapak lain. Tapi bapakku beda, ia
selalu mengajakku ke sekolahan untuk main petak umpet, hahaha. Ya, ketika waktunya makan
ibu selalu memanggilku untuk makan dulu, namun bapak mengajak “ngumpet” di semak-semak
agar tidak ketahuan ibu. Petak umpet legendaries.
Sampai usia ku menginjak 4 tahun dan saatnya aku untuk masuk taman kanak-kanak. Di
desa hanya ada satu TK di dusun sebelah dan jaraknya lumayan kalau di tempuh dengan jalan
kaki. Aku tidak sendirian ditemani dua sahabat ku juga saudaraku, Ikhsan dan Hamdani. Mereka
berdua anak dari saudara yang usianya sama denganku kalau bahasa jawanya “sepantaran lah”.
dengan mengendarai becak sewaan yang hanya 6000 untuk pulang pergi kami berangkat dengan
semangat 45 walau kala itu sudah lewat menjadi 2003-2004.
Trio TKers kami menyebutnya, bagaimana tidak? Selama di TK kami termasuk geng
yang punya popularitas di kalangan anak-anak seusia kami. Di kalangan anak TK belum
mengenal cinta. Kami beda, masing-masing dari kami sudah punya teman dekat bahkan akrab
mungkin. Ikhsan dengan Alma, Hamdani dengan Eni, dan aku jomblo, becanda aku dengan
seorang makhluk Tuhan bernama Sonia, nama yang terdengar akrab ketika kita sedang menonton
film India. Dari kedua sahabat saya, saya tidak punya bukti nyata keduanya pernah berduaan.
Maklum antara kedua sahabatku dengan masing-masing teman dekatnya masih dalam tahapan
PDKT hingga lulus TK. Setelah kuingat-ingat ada satu hal yang kukenang dengan Sonia, yaitu
ketika aku membelikannya permen di warung dekat TK, tapi itu masih dalam tahapan riset. Apa
saya hanya mimpi ya?.
Mulai beranjak dewasa umur 5 tahun setelah lulus TK, kami rayakan dengan sederhana
tidak ada coret-coret atau naik pawai motor , “Ndeso” kata orang jawa. Mulailah kami bertiga
masuk sekolah dasar di desa kami bernama SDN 1 Tunggul, termasuk favorit di desa kami
karena memang hanya ada SD itu yang terdekat lainnya jauh jaraknya. Hanya berjarak 50 meter
dari rumah kami bertiga dan tidak sampai 20 meter dari rumah saya. Satu tahun jadi Siba (Siswa
Baru) tanpa perpeloncoan atau masa orientasi lainnya, karena disitu masih hangat jiwa TK kami
sehingga di SD pun kami merasa masih di TK bedanya ya hanya jarak dan tempat saja.
Mulai naik kelas dua, sahabat dan saudara saya merantau ke Jakarta. Memang hebat baru
belum tiga tahun sudah merantau. Ia mengikuti ayahnya ke Jakarta kala itu dan menjadi rintisan
anak kota. Dua tahun Hamdani di kota dan tak dengar aku tentang kabarnya. Kelas tiga aku pun
ikut merantau bersama keluargaku tujuannya siraturrahmi kesana. Naik bis hal yang sangat saya
cintai, sukai, idolakan, bahkan kukagumi. Hawa bis yang dingin dengan setelan DVD music
dangdut kala itu sudah cukup untuk mengobati kerinduanku naik bis. Walaupun sepat 2-3 mogok
di jalan tapi tak apalah saya hanya om telolet lovers yang gila akan bus mania.
Kami berangkat sekitaran sore hari sebelum magrib tiba, sampai di Jakarta jam 5 pagi.
Perjalanan yang menyenangkan walau pemandangan tidak begitu jelas karena malam hari.
Jakarta sama seperti dahulu dengan segala macam hal yang menyelimutinya seakan menarik para
pencari kerja dari desa untuk kesana dengan dalih mencari nafkah dan rezki demi keluarga yang
ditinggalkan di kampung halaman. Namun, melihat Jakarta untuk pertama kalinya kau merasa
akan berbedaan yang mencolok antar sela-sela sudut kotanya. Tempat yang pertama ku kunjungi
di Jakarta adalah rumah tempat saudara ku tinggal, mereka sudah tinggal beberapa tahun di kota
banjir ini. Ada salah satu tempat eksotis yang ingin ku kunjungi lagi entah bersama keluarga atau
hanya sendirian yaitu tempat penjualan es krim. Pertama kali saya ke restoran es krim, terkesan
“Ndeso” memang namun, tidak orang desa kalau tidak begitu.
Tempat kedua adalah tempat dimana berlangsung nya demo besar 212 ya Monas
(Monumen Nasional). Sempat merasa heboh dengan tempat setinggi itu dan ada air mancur
bergoyang, yang sekarang masih tergiang-giang pertanyaan mengapa air bisa bergoyang apakah
air juga manusia?. Jawaban itu baru ku ketahui seiring dengan perkembangan waktu pun yang
menjawabnya.
Sampai beberapa minggu saya dan keluarga berlibur di Jakarta dengan habis dana sekitar
satu juta dulu, kalau di rupiahkan sekarang mungkin sepuluh juta kurang, uang yang cukup besar
menurut saya untuk hanya berlibur beberapa minggu di Jakarta. Ada cerita lucu, aku yang duduk
kelas tiga waktu itu belum begitu lancar membaca saat pamanku pak eko memberi tebakan.
Sementara Hamdani yang masih duduk di kelas dua di Jakarta sudah bisa membaca lancar.
Tatkala itu aku merasa malu dengan segenap jiwa raga kami, kelas tiga yang tak bisa membaca
tulisan. Mulai aku telaah akan perbedaan tingkat perkembangan pendidikan di Kota Jakarta.
2. Menginjak masa warna-warni
Ujian nasional menandakan akan akhir dari masa kecil ke masa menengah dengan tidak
meninggalkan kejadian yang lucu juga saat dipikirkan. Kelas lima sekolah dasar, seperti pada
umumnya siswa, main menjadi salah satu hal yang utama. Waktu itu tren bermain ketapel dari
kayu yang di modifikasi layaknya senjata tempur Belanda. Saat di kantin aku bersama temanku
duduk-duduk di emperan warung sosis, temanku punya ketapel yang sangat menarik
perhatianku, tatkala itu aku pun pinjam kepadanya hanya untuk sekadar mencoba. Jepret, suara
ketapel kali pertama mencoba, ketagihan? Tentu kucoba lagi, jepret dan kena kepala orang alias
salah sasaran, seketika itu kepala orang yang kala itu masih adik kelasku benjol di sebelah kanan.
Menangis dengan tak karuan, aku takut kalau-kalau orang tuanya datang marah-marah kepadaku.
Eh ternyata benar, sampai beberapa hari setelah kejadian itu orang tua adik kelasku datang dan
memarahiku dengan sedikit nasihat agar tidak mengulanginya lagi. Gemetar memang hal yang
pantas dirasakan kala itu. Tapi setelah kejadian itu aku pun sadar akan pentingnya waspada dan
tetap selalu waspada.
Ujian nasional dengan segala mata pelajaran yang tidak bisa dicerna oleh anak desa
seperti saya. Dan dampaknya nilai UN ku hancur bagai butiran debu. Dengan nilai UN yang
hancur menjadikan saya hanya bisa diterima di sekolah menengah pertama kecamatan, tapi tak
apalah daripada tidak sekolah?.
Tiga tahun kujalani dengan penuh lika-liku mulai dari cerita cinta, sahabat, hingga
keluarga pun ikut di dalamnya. Cinta, disinilah aku menemukan perempuan desa yang menjadi
cinta monyet dan cinta kedua saya, yang sekarang menjadi anak FKM Unnes. Tiga tahun ku
ingin dekat dengannya, namun raga ini tak berani mengungkapkan hingga akhir masa wisuda
kami tahun 2013. Cinta membuat saya merasa tabu untuk memilikinya, walau selalu gagal
hingga akhir waktu. Persahabatan sangat erat aku jalani hingga para sahabatku menjadi abdi
negara sekarang ini.
SMP tepat kelas 2, bapakku mengalami kecelakaan parah yang membuat kaki dan
tangannya patah hingga motornya tak berbentuk, itu merupakan dukaku paling dalam. Saat
masih ada acara pramuka sore hari, tak ada perasaan lain selain berharap acara cepat selesai.
Menunggu bapak tak datang-datang, kak Haris datang menjemputku dengan alasan bapakmu
tidak bisa jemput karena kecelakaan. Kagetnya bukan main, aku masih belum mengerti keadaan
bapak waktu itu. Namun, Alhamdulillah Allah SWT masih memberikan umur kepada bapakku.
Ada masalah lain, dengan keadaan bapakku yang luka parah tentunya butuh biaya untuk
operasinya, aku sangat salut kepada ibuku khususnya hingga mencarikan uang pinjaman kepada
orang lain agar bisa mengobati luka bapak. Enam bulan lamanya bapak menjalani perawatan
lukanya di rumah maupun di RS. Menjadikan saya makin beruntung mempunyai orang tua
seperti beliau.
Ada hal yang rahasia yang mungkin patut menjadi pelajaran bagi kita semua. Ceritanya
dimulai ketika negara api menyerang. Nilai saya hancur lagi ketika ujian nasional di SMP,
mengapa? Mungkin karena saya mengerjakan sendiri tidak memakai contekan seperti teman-
teman lainnya. Memang sempat ada yang menawarkan kunci jawaban UN yang waktu itu
seharga sepuluh ribu rupiah, harga yang mahal waktu itu. Teringat nasihat dari wali kelasku, dia
sangat kaget ketika mendengar bahwa nilaiku jatuh. Aku mendatanginya untuk minta hasil
pengumuman, disini aku diberi nasihat bahwa “Dibalik suatu kejadian pasti ada hikmahnya”
kata-kata itu masih tergiang-giang di balik pikiranku sampai saat ini. Memang betul sekali
perkataan seorang guru. Dengan nilai yang segitu, bahkan sekolah favorit tingkat kabupaten bisa
aku masuki? Aneh memang sekolah yang notabennya diisi oleh para juara UN bisa dimasuki
dengan nilai hancur. Itulah karunia Allah, saya tak bisa mengungkapkan ketika nama saya masuk
ke dalam daftar siswa di SMAN 3 JEPARA. Semangatku mulai tumbuh layaknya bunga tulip
ketika sedang mekar-mekarnya. Tak ada uang sogokan itu memang murni penilaian dari sistem
ppdb yang kala itu jumlah pendaftar sama besarnya dengan daya tamping sekolah. Namun,
dibalik keuntungan ada sedikit ketabuan, yaitu angkatan kami menjadi bahan kelinci percobaan
pemerintah dengan kurikulumnya yang selalu berubah tanpa loyalitasnya terhadap kurikulum
sebelumnya.

Você também pode gostar

  • Lapres Protein
    Lapres Protein
    Documento38 páginas
    Lapres Protein
    Kevin A. Ardian
    Ainda não há avaliações
  • 168-Makalah M. Gopar
    168-Makalah M. Gopar
    Documento5 páginas
    168-Makalah M. Gopar
    Maulizar Ilyas Bin Ali
    Ainda não há avaliações
  • 4.2dwa
    4.2dwa
    Documento7 páginas
    4.2dwa
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Tujuan
    Tujuan
    Documento2 páginas
    Tujuan
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Pembahasan
    Pembahasan
    Documento9 páginas
    Pembahasan
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • 4.2dwa
    4.2dwa
    Documento1 página
    4.2dwa
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Bahan Baku
    Bahan Baku
    Documento4 páginas
    Bahan Baku
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • BGST
    BGST
    Documento2 páginas
    BGST
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Konversi & Bil Tak Berdimensi
    Daftar Konversi & Bil Tak Berdimensi
    Documento1 página
    Daftar Konversi & Bil Tak Berdimensi
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Tugas 2. Penipisan Ozon
    Tugas 2. Penipisan Ozon
    Documento5 páginas
    Tugas 2. Penipisan Ozon
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Fikri
    Fikri
    Documento17 páginas
    Fikri
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Fikri
    Fikri
    Documento17 páginas
    Fikri
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Fikri
    Fikri
    Documento10 páginas
    Fikri
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Membaca Kritis
    Makalah Membaca Kritis
    Documento6 páginas
    Makalah Membaca Kritis
    A. Defa Griyani
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Membaca Kritis
    Makalah Membaca Kritis
    Documento6 páginas
    Makalah Membaca Kritis
    A. Defa Griyani
    Ainda não há avaliações
  • 4078 - Formulir Santri PMM Tahun Ajaran Terbaik
    4078 - Formulir Santri PMM Tahun Ajaran Terbaik
    Documento10 páginas
    4078 - Formulir Santri PMM Tahun Ajaran Terbaik
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Puebi Haidar
    Puebi Haidar
    Documento1 página
    Puebi Haidar
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • BIOKERAMIK2
    BIOKERAMIK2
    Documento9 páginas
    BIOKERAMIK2
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • BIOKERAMIK2
    BIOKERAMIK2
    Documento9 páginas
    BIOKERAMIK2
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • BIOKERAMIK2
    BIOKERAMIK2
    Documento9 páginas
    BIOKERAMIK2
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • BIOKERAMIK2
    BIOKERAMIK2
    Documento9 páginas
    BIOKERAMIK2
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Panpel Dan KSFT
    Panpel Dan KSFT
    Documento15 páginas
    Panpel Dan KSFT
    Nada Silvia
    Ainda não há avaliações
  • Viskositas Dan Tegangan Muka
    Viskositas Dan Tegangan Muka
    Documento14 páginas
    Viskositas Dan Tegangan Muka
    Tovin Alvaro
    Ainda não há avaliações
  • Panpel Dan KSFT
    Panpel Dan KSFT
    Documento15 páginas
    Panpel Dan KSFT
    Nada Silvia
    Ainda não há avaliações
  • Latihan Soal KIMFIS
    Latihan Soal KIMFIS
    Documento2 páginas
    Latihan Soal KIMFIS
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Kartu Aktivitas Praktikum Dasar Teknik Kimia Ii
    Kartu Aktivitas Praktikum Dasar Teknik Kimia Ii
    Documento3 páginas
    Kartu Aktivitas Praktikum Dasar Teknik Kimia Ii
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Pendidikan Agama Islam
    Makalah Pendidikan Agama Islam
    Documento10 páginas
    Makalah Pendidikan Agama Islam
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Peka
    Peka
    Documento7 páginas
    Peka
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Mikat
    Mikat
    Documento12 páginas
    Mikat
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações
  • Elektrokimia
    Elektrokimia
    Documento9 páginas
    Elektrokimia
    Maulana Arif
    Ainda não há avaliações