Você está na página 1de 9

AKUNTANSI MANAJAMEN

RANGKUMAN MATERI KULIAH SEGMENTED REPORTING,


INVESTMENT CENTRE EVALUATION AND TRANSFER PRICING

Responsibilty accounting

Secara umum, sebuah perusahaan diatur menurut garis-garis pertanggung


jawaban. Bagan organisasi tradisional dengan bentuk piramidanya mengilustrasikan
garis pertanggung jawban yang mengalir dari CEO turun melewati wakil direktur
menuju manajer madya dan manajer yang lebih rendah.

Sistem akuntansi pertanggung jawaban (responsibility accounting system)


adalah system yang mengukur berbagai hasil yang dicapai pusat pertanggung jawaban
menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggung jawaban mereka. Idealnya, system akuntansi pertanggung
jawabanmencerminkan dan mendukung struktur dari sebuah organisasi.

Perusahaan yang memiliki beberapa pusat biasanya memilih salah satu atau
dua pendekatan pengambilan keputusan untuk mengelola kegiatan mereka yang rumit
dan beragam. Tersentralisasi atau terdesentralisasi. Pada pada pengambilan keputusan
tersentralisasi, keputusan dibuat pada tingkat manajemen puncak dan manajemen
yang lebih rendah bertanggung jawab atas pengimplementasian keputusan-keputusan
tersebut. Pengambilan keputusan terdesentralisassi memperkenankan manajer yang
jrnjang lebih rendah untuk membuar dan mengimplementasikan keputusan-keputusan
penting yang berkaitan wilayah pertanggung jawaban mereka.

Responsibilty Centers
Disentralisasi biasanya diwujudkan melalui pembentukan unit-unit yang
disebut divisi. Satu cara pembagian divisi adalah berdasarkan jenis barang atau jasa
yang diproduksi. Divisi-divisi juga dapat diciptakan menurut garis geografis.

1
Kehadiran divisi di suatu bentang atau beberapa wilayah menciptakan akan kebutuhan
evaluasi kinerja yang mampu mempertimabangkan perbedaan lingkungan devisi.
Cara lainnya untuk membedakan devisi adalah berdasarkan jenis pertanggung
jawaban yang dikenal sebagai pusat pertanggung jawaban dan menugaskan manajer
dibawahnya untuk menangani wilayah tersebut. Pusat pertanggung jawaban
merupakan suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggung jawab terhadap
serangkaian kegiatan-kegiatan tertentu.hasil-hasil dari setiap pertanggung jawaban
bias diukur berdasarkan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan
pusat pertanggung jawab mereka. Berikut jenis-jenis pusat pertanggung jawaban:

1. Pusat biaya (cost center)


2. Pusat pendapatan (revenue center)
3. Pusat laba (profit center)
4. Pusat investasi (investment center)

Alasan entitas melakukan desentralsiasi


1. Mengumpulakan dan menggunakan informasi local
2. Memfokuskan manajemen pusat
3. Melatih dan memotivasi para manajer
4. Meningkatkan daya saing

Perbedaan Antara Perhitungan Biaya Absorbsi dna Variabel Serta Menyiapkan


Laporan Laba-Rugi Segmen

Dua metode perhitungan laba yang telah dikembangkan, yaitu berdasarkan


perhitungan biaya variable dan yang lainnya berdasarkan perhitungan biaya penuh
atau absorpsi.keduanya merupakan metode perhitungan biaya karena bnerkaitan
dengan cara menentukan biaya produk.

Perhitungan biaya variable juga disebut dengan perhitungan biaya langsung.


Hanya membebankan biaya manufaktur variable ke produk; biaya-biaya yang
meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variable.

2
Perhitungan biaya absorpsi membebankan semua biaya manufaktur kepada
produk. Bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable, dan
overhead adalah biaya-biaya yang tetap sebagai biaya produk, bukan biaya periode.

Dan overhead tetap biaya yang dapat diinvetarisasikan.

Laporan laba Rugi menggunakan Biaya variable dan biaya absorpsi


Karena biaya pokok perunit merupakan dasar bagi perhitungan harga pokok
penjualan, metode perhitungan biaya pokok variable dan absorpsi dapat
mengakibatkan laba bersih yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena jumlah
overhead tetap diakui sebagai beban pada kedua metode tersebut.

Hubungan antara Produksi, Penjualan, dan Laba


Hubungan antar laba menurut perhitungan biaya variable dan laba menurut
perhitungan biaya absorpsi berubah ketika hubungan antara produksi dan penjualan
berubah.jika barang yang terjual lebih banyak dari yang diroduksi, maka laba menurut
perhitungan biaya variable akan lebih tinggi dari laba menurut perhitungan biaya
absorpsi.

Jika jumalah produksi, dan penjualan sama, maaka tidak aka nada perbedaan
laba yang akan dilaporkan. Karena unit-unit yang diproduksi terjual seluruhnya,
perhitungan biaya absorpsi seperti juga perhitungan biaya variabel akan mengakui
total overhead tetap periose tersebut se x bagai beban. Tidak ada overhead yang tetap
masuk atau keluar dari persediaan.

Peubahab dalam overhead tetap dalam persediaan adalah tepat sama dengan selisih
diantara kedua laba. Perubahan ini dapat dihitung melalui tariff overhead tetap dengan
perubahan total unit persediaan awal dan akhir. Selisih antara laba oprasi menurut
perhitungan biaya absorpsi dan laba bersih menurut perhitungan biaya absorpsi dan
laba bersih menurut perhitungan biaya variable dapat dinyatakan sebagai berikut

3
Laba menurut perhitungan by absorpsi – laba menurut perhitungan by variable
= tarif overhead tetap X (unit produksi - unit terjual )

Perlakuan Overhead Tetap pada Perhitungan Biaya Absorpsi


Perbedaan antara perhitungan biaya absorpsi dan variable terletak pada
pengakuan beban yang berhubungan dengan overhead tetap. Menurut perhitungan
absorpsi, overhead tetap harus dibebankan pada unit yang diproduksi. Hal ini
menimbulkan masalah yang belum kita bahas secara eksplisit. Pertama, bagaimana
cara mengonversikan overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan jam kerja tenaga
langsung atau jam mesin terhadap overhead pabrik yang ditetapkan untuk unit-unit
yang diproduksi.? Kedua, apa yang dilakukan jika overhead pabrik yang actual tidak
sama dengan overhead pabrik yang dibebankan?

Solusi masalah pertama adalah, diasumsikan dibutuhkan 0,25 jam tenaga kerja
langsung untuk memproduksi suatu unit. Jika tariff overhead pabrik adalah $12 per
jam tenaga kerja langsung, maka overhead tetap per unit adalah $3(0,25jam X $12)

Solusi untuk permasalahan ke dua. Pertama, kita harus menghitung overhead


tetap yang ditetapkan dan membebankan pada unit yang diproduksi. Selanjutnya ,
total overhead yang ditetapkan dibandingkan dengan overhead tetap akrual.

Laba Rugi Segmen dengan menggunakan Perhitungan Biaya Variabel


Perhitungan biaya variable berguna untuk menyiapkan lapora laba rugi
segmen karena perhitungan ini menyediakan informasi penting mengenai beban
variable dan tetap. Sebuah segmen adalah subunit dari suatu perusahaan yang cukup
penting dalam pembuatan laporan kinerja. Akan tetapi dalam laporan laba rugi
segmen, beban tetap dibagi menjadi 2 kategori:

1. Beban tetap langsung merupakan beban yang secara yangsung dapat


ditelusuri ke suatu segmen. Beban ini terkadang disebut juga sebagai beban
tetap yang dapat dihindari ata beban tetap yang dapat ditelusuri karena beban
ini akan hilang jika segmen ditutup atau dihapus.

4
2. Beban tetap umum disebabkan oleh dua segmen atau lebih secara bersamaan.
Beban ini akan tetap muncul, bahkan jika salah satu segmen dihapus.

Laporan laba rugi segmen dengan menggunakan perhitungan biaya variable


memiliki satu keistimewaan disamping laba rugi variable yang telah disajikan
sebelumya. Pembagian seluruh beban dibagi kedalam dua katagori; beban tetap
langsung dan baban tetap umum, memberika informasi tambahan bagi manajer.
Pembagian tambahan ini dapat digaris bawahi biaya yang dapat dikendalikan dan
biaya yang tidak dapat dikendaliikan dan meningkatkan manajer kemampuan dalam
mengevaluasi setiap kontribusi segmen thd kinerja perusahaan secara kaseluruhan

Karena beban tetap langsung ditelusuri ke suatu segmen, beban ini disebabkan
keberadaan dari segmen itu sendiri.hal ini akan memberikan gambaran pada manajer
mengenai profabilitas segmen. Beban tetap umum disebabkan oleh dua atau lebih
segmen. Jika salah satu shegmen dihapus maka beban tetap umum ini akan tetap ada
dan dalam tingkatan yang sama dengan sebelumya. Biaya tetap merupakan biaya
tetap langsung dalam suatu segmen mungkin dapat menjadi biaya tetap tak langsung
atau umum di segmen yang lain.

Return on Invesment (ROI), Residual Income (RI), dan Economis Value Added
( EVA )

Return on Invesment (ROI)


ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi suatu pusat investasi.
Persamaan ROI sebagai berikut:
ROI = Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata
Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak.
Aktiva operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan
peralatan.

5
Aktiva perasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir) /
2
Hal yang penting adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten
sepanjang waktu. Hal ini memungkinkan perusahaan, untuk membandingkan ROI
antar berbagai divisi sepanjang waktu. Rumus ROI cepat dan mudah digunakan,
namun memerinci ROI dalam margin dan rasio-rasio perputaran memberikan
informasi tambahan.
Cara kedua untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya ( Laba
operasi/Aktiva operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.

ROI = Margin x Perputaran


LabaOperasi Penjualan

= Penjual X AktivaOperasirata−rata

“Penjualan” dalam rumus di atas bisa dihapuskan untuk menghasilkan rumus ROI
yang awal, yaitu Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata. Margin adalah rasio dari laba
operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah laba operasi yang dihasilkan
dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari penjualan yang tersedia
untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran (turnover) adalah suatu ukuran lain yang
dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi rata-rata.
Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap dolar yang
diinvestasikan dalam aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan penjualan.

Residual Income (RI)


Laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan
pengembalian dolar minimum yang diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.

6
Laba residu = Laba operasi – (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi
rata-rata)

Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan


hurdle rate yang disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol,
divisi memperoleh lebih banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta
(hurdle rate). Jika laba residu kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat
pengembalian minimum yang diminta. Akhirnya, laba residu yang sama degan nol
menunjukkan divisi memperoleh tetap sama dengan tingkat pengembalian minimum
yang diminta.
Economis Value Added (EVA)
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal
yang dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal
dikali dengan total modal yang dipakai. Persamaan EVA sebagai berikut: EVA =
Laba operasi setelah pajak – (Persentase biaya modal aktual x Total modal yang
dipakai )

Mengevaluasi Manajer Pusat Laba


Evaluasi terhadap para manajer sering dikaitkan dengan profabilitas unit-unit
berada dalam kendali mereka. Manajer berhak mengharapkan berlakunya hal-hal
sebagai berikut:

1. Ketika pendapatan penjualan meningkat dari suatu period eke periode


berikutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap, maka laba akan meningkat.
2. Ketika pendapatan laba menurun dari satu period eke periode berikutnya,
sementara factor-faktor laninya tetap maka laba akan menurun.
3. Ketika pendapatan penjualan tidak berubah dari satu periode ke periode
selanjutnya, sementara factor-faktor lainnya tetap. Maka laba akan tetap tidak
berubah.

7
Peranan Transfer Pricing dalam Perusahaan yang Terdesentralisasi
Keluaran dari salah satu divisi digunakan sebagai masukan pada divisi lainnya
digunakan di banyak perusahaan. Ketika divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat
pertangggungjawaban, divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba ooperasi,
pengembalian ats investasi, dan laba residua tau EVA. Jadi, nilai barang yang
ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang menjual dan biaya bagi divisi yang
membeli. Nilai ini atau harga internal disebut harga transfer (transfer price). Dengan
kata lain, harga transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh
divisi penjual ada divisi di perusahaan yang sama. Dampak Penetapan Harga Transfer
terhadap Divisi dan Perusahaan secara Keseluruhan.

Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain, kedua divisi
tersebut dan perusahaan secara keeluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang
dikenakan untuk barang yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembei dan
pendapatan divisi penjual. Arttinya, laba kedua divisi tersebut, dipengaruhi oleh harga
transfer.

Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan
perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya yag
ditetapkan negara tempat berbagai divisi beroperasi.

Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan banyak wewenang


pengambilan keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah. Hal ini yang
menyebabkan perusahaan yang terdesentralisasi kurang produktif untuk kemudian
memutuskan harga transfer aktual antara dua divisi. Akibatnya, manajemen puncak
menetapkan kebijakan penetapan harga transfer, tetapi divisi boleh memutuskan untuk
menyetujui transfer tersebut atau tidak.

Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua


pandangan dari divisi penjual dan dan divisi pembeli harus dipertimbangkan.
Pendekatan biaya peluang (opportunity cost approach) mencapai tujuan tersebut
dengan mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima divisi pembeli.

8
Haraharga minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang transfer
internal. Harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi sebagai berikut:

1. Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan memnuat keadaan
divisi penjual tidak menjadi lebih buruk jika barangdijual pada divisi internal
daripada dijual pada pihk luar, disebut baras bawah (floor) dari rentang
penawaran.
2. Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan
divisi pembeli tidk menjadi lebih buruk-jiak suatu input dibeli dari divisi
internal daripada jika barang yang sama dibeli secara eksternal, disebut batas
atas (ceiling) dari rentang penawaran.

Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum)


divisi penjual lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli.
Kebijakan harga transfer ini mencakup harga pasar, harga transfer berdasarkan biaya,
dan harga transfer yang dinegosiasikan.
Metode Penentuan Harga Transfer
Jika terdapat pasar luar dengan persingan sempurna untuk produk yag
ditransfer, maka harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi
demikian, berbagai tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba
perusahaan secara simultan.

1. Harga Transfer Berdasarkan Biaya Harga pasar kerap kali tidak tersedia,
dalam keadaan ini, perusahaan dapat menggunakan pendekatan penetapan
harga transfer berdasarkan biaya.
2. Harga Transfer yang Dinegosiasikan Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa
mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual untuk menegosiasikan harga
transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi pasar tidak
sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari
biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi
di antara dua divisi

Você também pode gostar