Você está na página 1de 49

Blok 14 Pedoman Keterampilan

laboratorium

 Pemeriksaan Pediatrik
 Bedah Minor

Modul ini digunakan hanya untuk proses pendidikan


Di Program Studi Pendidikan Dokter FMIPA Universitas
Tadulako

Faculty of Medicine
Gadjah Mada University
2011
CONTRIBUTOR

Departemen Pediatrik

Anatomi, Embriologi, & Departemen Antropologi

Departemen Bedah

Laboratorium Keterampilan

Sekolah Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
KATA PENGANTAR

Ini adalah hal yang sangat penting bagi mahasiswa kedokteran untuk
keterampilan praktik klinik, yang mana diperlukan untuk karier di masa
mendatang sebagai seorang dokter medis. Sekolah medis pada jaman sekarang
ini harus meyakinkan mahasiswanya untuk terampil sebelum mereka
melakukan kontak dengan pasien yang sebenarnya. Oleh karena itu, latihan
keterampilan sebelumnya sangat dibutuhkan.
Pada blok 14 ini, dua topik dari latihan keterampilan adalah
pemeriksaan pediatric dan bedah minor. Pada blok ini, pemeriksaan pediatric
hanya difokuskan pada heteroanamnesis.
Tujuan dari blok ini adalah menolong mahasiswa di sekolah medis
Universitas Gadjah Mada untuk menyiapkan diri mereka untuk latihan
keterampilan praktik klinik. Perhatian utama diberikan sebagai prosedur yang
harus ditunjukkan, termasuk langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
mahasiswa untuk dapat mampu menunjukkan prosedur secara benar, lebih
dahulu relasi anatomi dan fisiologi juga didiskusikan secara singkat. Daftar
cek adalah untuk menolong mahasiwa untuk menilai penampilan mereka, juga
digunakan sebagai penilai sebagai evaluasi keterampilan (uji keterampilan).
Kami berharap dengan adanya buku ini dapat digunakan oleh
mahasiswa sebagai instruktur keterampilan yang termasuk dalam pelatihan
keterampilan.
Kami sangat berapresiasi atar kontribusi universitas dari berbagai
departemen yang telah bersedia untuk berpartisispasi dalam konstruksi buku
ini. Kami juga berterima kasih atas saran dan dukungannya.

Tim Laboratorium Keterampilan

Blok 14
PEMERIKSAAN PEDIATRIK

I. PENDAHULUAN
Membuat diagnosa fisik tanpa pemeriksaa laboratorium, pada dasarnya
memerlukan perhatian besar. Kemampuan verbal dan perasaan dibutuhkan
seorang dokter untuk mengidentifikasi manifestasi penyakit dengan menemukan
tanda dan gejala. Keuntungan dari data riwayat/anamnesis dan pemeriksaan fisik
digunakan untuk membuat diagnose, terapi dan prognosis secara sistematis dan
analisis kritis.
Terdapat dua langkah dari membuat diagnose fisik, ini adalah koleksi data
dan analisis data.

A. Pengumpulan Data
(1). Data Subjektif
Semua informasi atau data dari pasien yang dating ke dokter disebut
data subjektif. Mampu dalam kemampuan verbal atau keterampilan komunikasi
dan membuat laporan yang baik dalam hubungan intrapersonal agar berhasil
dalam mengumpulkan data subjektif. Data subjektif juga ditemukan dan dimulai
dari autoanamnesis/anamnesis dan heteroanamnesis/alloanamnesis.

(2). Data Objektif


Semua informasi atau data didapatkan dari pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium disebut dengan data objektif. Teknik pemeriksaan fisik
adalah inspeksi, palpasi, perkusi dan aukultasi.
Inspeksi adalah pengamatan kritis. Untuk meyakinkan informasi
akurat dan dapat digunakan, dokter harus melakukan pendekatan inspeksi secara
berhati-hati, tidak terburu-buru, memperhatikan setiap detail dan mencoba untuk
menggambarkan kesimpulan logis dari apa yang ditemukan.
Palpasi adalah tes dari sentuhan. Untuk meningkatkan teknik palpasi,
tangan dapat digunakan dalam jalan yang berbeda. Dokter dapat mengambil
keuntungan dari sensitifitas taktil dalam setiap region tangan. Bagian ujung dan
lapisan jari dapat membedakan tekstur dan bentuk dengan lebih baik.Bagian
punggung atau permukaan dorsal dari jari-jari lebih baik dalam merasakan hangat.
Permukaan ulnar atau dasar dari jari bagian palmar lebih baik dalam merasakan
getaran dan fremitus. Ibu jari dan jari telunjuk dapat menilai tekstur dengan baik,
memegang jaringan dan merasakan pembesaran nodus limfa.
Perkusi adalah metode ketukan pada permukaan tubuh menggunakan
jari dan menghasilkan suara. Terdapat karakteristik suara yang dihasilkan pleh
perkusi pada berbagai lokasi.
Auskultasi adalah suara yang didengarkan dari dalam tubuh. Terkadang, suara
tubuh seperti suara, bising yang mendesah atau geraman perut dapat didengarkan
secara mudah, tapi kami membutuhkan sebuah stetoskop untuk mendengarkan
suara yang lembut.
Pada langkah lainnya dari aktifitas pergerakan, diantaranya anamnesis
dan pemeriksaan fisik, aspek mental dokter juga selalu dibutuhkan untuk
mendapatkan masukan, pemikiran kritis dan analisa kritis. Bagaimana
menunjukkan pemikiran kritis dan pemikiran analisis? Jika seorang dokter dalam
satu langkah telah mendapatkan informasi, informasi ini harus dipikirkan secara
berhati-hati dan menjadi dasar informasi untuk hipotesis yang muncul. Hipotesis
dibutuhkan untuk menemukan informasi dan membuktikannya.
Kasus lain memiliki karakteristik spesifik dari gejala dan tanda-tanda
yang berbeda dari kasus lainnya. Gejala-gejala dan tanda-tanda demam berbeda
dari diarrhea, kebingungan, sakit kepala, kelumpuhan, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, ketika mengumpulkan data, dokter tidak hanya menyakan beberapa
pertanyaan seperti mengisi kuesioner, tapi melakukan aktifitas seperti seorang
detektif. Seorang detektif memecahkan kasus dengan mencari beberapa fakta
yang relevan. Sebagai contoh, kasus pemerkosaan yang secara langsung
dikumpulkan oleh detektif dari tempattidur yang kotor dan selimut, sidik jari,
rambut yang lepas, sperma yang kering, darah, pakaian yang rusak atau pakaian
dalam; dalam kasus lain, perkelahian di gang, informasi yang dikumpulkan secara
berbeda dari kasus pemerkosaan, jadi kasus yang berbeda membutuhkan data
yang berarti untuk memecahkan masalah.
Dalam pediatric, khususnya pemeriksaan neonatal, kerusakan
kongenital harus diamati secara kritis. Seperti misalnya defek tuba neural, hernia,
defect anogenital eksternal, schizis, malformasi jantung, malformasi kromosomal,
dan lain sebagainya.

B. Analisis Data
Analisis data yang dil;akukan oleh seorang dokter tidak hanya dilakukan
setelah melengkapi data, tapi juga informasi yang menguntungkan. Sebelum
pemeriksaan spesifik telah dilakukan, dokter harus mampu membuat analisis dan
ringkasan dari pemeriksaan dari data yang tepat. Dengan itu, dokter dapat
mendiagnosa penyakit.
Hanya dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter harus dapat
mengelompokkan diagnose klinik secara benar, seperti misalnya malnutrisi, defek
kongenital, hemiplegia, paraparesis, faringitis, abces, dan lain sebagainya. Lebih
dari itu, untuk diagnosa yang pasti hanya dari data anamnesis yang diperlukan,
seperti misalnya stress(disebabkan oleh ketakutan, pemeriksaan tatap muka, hati
yang hancur, dan lainnya) yang dinyatakan dengan anamnesis.
Aktifitas mengumpulkan data dan analisis meliputi :
a. Aktifitas motorik, seperti anamnesis dan pemeriksaan.
b. Aktifitas mental, seperti kesiapan dan kemampuan untuk membuat persepsi
dari fakta yang ditemukan, kemudian kritik dalm membuat kesimpulan dan
kebijakan untuk melangkah.
c. Kemampuan intelektual mengenai relasi konsep teoritis yang baik dan
kemampuan untuk menganalisis.
II. KEUNIKAN PEMERIKSAAN PEDIATRIK
Konsep dan teknik medis, untuk membuat pemeriksaan dalam pediatrik,
dasar, yang sama dengan orang dewasa. Terdapat keunikan atau teknik yang
spesifik dari pemeriksaan pediatrik, seperti misalnya:
1. Pola dan manifestasi penyakit berbeda dari dewasa, oleh karena itu,
dibutuhkan riwayat yang tepat dan pemeriksaan fisik.
2. Terkadang dalam pediatrik, riwayat didasari pada hetero-anamnesis,
perasaan anak kecil tidak selalu sama dengan complain yang dinyatakan
oleh orang tua. Ibu hanya melihat secara subjektif atau menggambarkan
secara berlebihan mengenai tanda-tanda dan gejala-gejalayang disebabkan
karena kecemasan mereka, dan berharap dokter memberikan obat yang
efektif.
3. Pemeriksaan pediatrik diperlukan untuk mendapatkan perhatian lebih,
keterampilan yang baik, dan kesabaran.
4. Pasien anak kecil seringkalitidak bekerjasama (menangis, meronta),
sehingga beberapa pemeriksaantidak dapat dilakukan, seperti misalnya
melaksanakan reflex, inspeksi mukosa konjungtifa dan auskultasi suara
jantung.
5. Perintah implementasi dari modifikasi pemeriksaan; seperti misalnya
pemeriksaan kepala dilakukan terakhir, seringkali pemeriksaan kepala
membuat anak kecil takut. Auskultasi suara jantung dilakukan di awal.
6. Metode dari perkusi yang dijalankan secara halus dan lembut, karena
dinding dari cavitas tubuh sangat tipis.
7. Regio axilla adalah bagian yang penting dalam auskultasi thorax, diantara
bagian kiri dan kanan, yang mana bagian lateral dari dinding torax.
8. Peralatan dari pemeriksaan yang sesuaidengan tubuh atau bagian dari
ukuran tubuh seperti misalnya kepala stetoskop (khususnya untuk bayi),
ukuran manset (panjang dari lengan atas yang tepat), timbangan berat,
stadiometer, infantometer, dan lain sebagainya.
9. Terdapat referensi yang berbeda dalam perbandingan ukuran dengan
ukuran normal orang dewasa, antara laboratorium dan lainnya; seperti
misalnya tekanan darah, Hb, Hmt, rasio bagian tubuh.
10. Beberapa tanda atau tanda-tanda patognomis berbeda antara anak kecil
dan orang dewasa, seperti misalnya kriteria dari sepsis neonatal yang
spesifik, berbeda dengan kriteria pada orang dewasa; pada tetanus
neonatorum, kontraksi otot masseter seperti mulut ikan bukan seperti risus
sardonicus.

III. ANAMNESIS
Mahasiswa kedokteran harus dapat mempraktikkan anamnesis, tidak
hanya menanyakan beberapa pertanyaan kepada pasien atau orang tua dengan
dafatar pertanyaan tapi bagaimana menanyakan pasien dan membuat pertanyaan
yang dijawab menjadi perintah atau rangkaian pada jalur yang benar dengan
riwayat penyakit yang tepat.
Tujuan dari anamnesis adalah :
a. Merekonstruksi riwayat penyakit yang diderita oleh pasien. Jika data yang
didapatkan jelas dan berarti, akan sangat berguna untuk digunakan dalam
menganalisa untuk penegakkan diagnose. Pengetahuan dari riwayat alami dari
sebuah konspe penyakit adalah penting.
b. Menyatakan faktor resiko yang relevan untuk diagnosis, pencegahan, dan
prognosis.
c. Mengetahui usaha dari pengobatan yang telah diberikan oleh diri sendiri,
dokter, obat-obatan alternatif, dan bagaimana efek dari pengobatan. Jika di
masa lampau terapi diberikan oleh dokter atau paramedis, selanjutnya
informasi 1) dianalisis dan diinterpretasikan untuk mengetahui diagnosis yang
telah dibuat dan juga terapi pendidikan. 2) baik itu terapi akhir dari obat
spesifik, seperti misalnya aturan hidup untuk tuberculosis, diabetes mellitus,
demam rematik, asma dan lain sebagainya. 3) Nasihat spesifik yang telah
diberikan, seperti misalnya kontrol secara regular, manifestasi alergi,serangan,
dan lain sebagainya.

Isi dari dalam anamnesis pediatrik adalah :


1. Identitas : Identitas pasien : data dan tempat kelahiran; nama pendek, terutama
antara usia 2 dan 10 tahun. Identitas orang tua : nama depan orang tua (dan
nama akhir, jika berbeda), pekerjaan,, dan dimana mereka berada selama
waktu kerja, dan juga identitas dari seseorang yang dapat memberika
informasi dalam anamnesis.
2. Riwayat dari hadirnya penyakit, terdiri dari :
 Keluhan utama dan hadirnya riwayat penyakit.
- Keluhan utama. Ini adalah satu atau lebih dari gejala atau perhatian
lainnya yang mana pasien mencari perhatian atau nasihat. Meyakinkan
yang mana perhatian pasien, orang tua atau keduanya. Dalam hal ini
sebuah perayaan ketiga, seperti misalnya sekolah guru, dapat
mengekspresikan perhatian mengenai anak kecil.
- Kehadiran riwayat penyakit menjelaskan keluhan utama dan
memberikan secara penuh, kronologi secara jelas, mencatat
bagaimana gejala didalami dan kejadian yang berhubungan dengan hal
tersebut. Ini termasuk menggambarkan penyakit, menggambarkan
tanda-tanda dan gejala-gejala, pengobatan, dan penyakit masa lalu
yang sama. Melibatkan bagaimana respon anggota lainnya dalam
keluarga terhadap gejala pasien, perhatian mereka terhadap hal
tersebut, dan yang mana pasien mendapatkan keuntungan kedua dari
penyakit.
 Penyakit keluarga dan silsilah pasien
Kongenital lainnya dan kerusakan genetik mempunyai latar belakang
social-budaya atau keluarga. Pernikahan sedarah (consanguine) antara
orang tua, penyakit yang hadir dalam keluarga (alergi, penyakit
cardiovascular, DM, kanker, epilepsy, dan lain sebagainya) harus
ditanyakan, menemukan hubungan dengan kehadiran penyakit.
 Anamnesis dari sistem tubuh
Mencari anamnesis dari sistem tubuh yang relevandengan keluhan utama
dan saran dari diagnosis akhir, termasuk diagnosis yang berbeda.
Dasarnya, sistem dari tubuh manusia dibagi ke dalam tujuh sistem. Sistem
tubuh ini dan gejala selalu diselesaikan oleh pasien menurut sistem.
1. Sistem cerebrospinal : sakit kepala, ketakutan, vertigo, tremor dan
lain-lain.
2. Sistem cardiovascular : debaran, kelemahan, cyanosis, dan lain-lain.
3. Sistem respirasi : batuk, bersin, dyspneu, dengkuran,berdahak, dan
lain-lain.
4. Sistem gastrointestinal : nausea, muntah, konstipasi, diare, gripes,
gembung. Dan lain-lain.
5. Sistem musculosceletal : kelumpuhan, farises, kecacatan, bengkak,
fraktur, dan lain-lain.

3. Riwayat Personal
 Riwayat dari perhatian atas intrauterine (antenatal),perhatian tenaga kerja
dan postnatal. Lahirnya riwayat terutama penting selama 2 tahun pertama
kehidupan dan untuk neurological dan pendalaman masalah. Laporan
rumah sakit harus melihat jika informasi pertama dari orang tua
mengindikasikan kesusahan signifikan mulanya, selama atau setelah
disampaikan.
- Prenatal (parhatian antenatal)
Berapa kali seorang ibu mengunjungi dokter selama kehamilan?
Minimal, seorang ibu harus mengunjungi dokter sebanyak 4 kali
selama kehamilan; satu kali pada trimester pertama(sebelum minggu
ke 14), satu kali pada trimester kedua(sebelum minggu ke 28) dan
kedua pada trimester ketiga (antara minggu ke 28-36 dan sebelum
minggu ke 36). Menanyakan tentang vaksin yang dia dapatkan
sebelum kehamilan, khususnya tetanus toxoid, dan berapa kali vaksin
yang dimasukkan. Menanyakan mengenai suplemen Fe selama
kehamilan.
Kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, termasuk nutrisi dan
penyakit spesifik yang berelasi atau kesulitasn selama kehamilan;
dosis dan durasi seluruh obat yang digunakan selama kehamilan;
keuntungan yang diperoleh; pendarahan vagina; durasi selama
kehamilan; perhatian perilaku parental terhadap kehamilan dan
kedudukan sebagai orang tua secara umum dan anak khususnya.
- Perhatian natal :
Riwayat mengenai perhatian natal termasuk tanggal dan tempat
kelahiran, yang memperhatikan penyampaian, yang mana obstetrisian
atau bidan, proses penyampaian (spontan, ekstraksi cunam, ekstraksi
vacuum, pembagian cesar), gestasi multiple, kondisi yang benar
setelah penyampaian dan morbiditas pada hari pertama setelah
kelahiran. Usia kehamilan juga penting untuk ditanyakan, yang mana
preterm, aterm dan posterm. Usaha respirasi setelah kelahiran juga
penting untuk ditanyakn, ketika bayi menangis secara spontan atau
tidak. Berat kelahiran dan panjang juga penting. Relasi morbiditas
untuk menyampaikan dan ketika neonates harus ditanyakan, termasuk
asphyxia, trauma, infeksi intrapartum, icterus, dan lain-lain. Ini
berelasi dengan masalah yang hadir.
- Perhatian postnatal :
Kunjungan yang tetap untuk memeriksa kondisi ibu dan kondisi
neonates dan di mana mereka melakukannya(rumah sakit, komunitas
pusat kesehatan).
 Pemberian riwayat ini dan kesimpulan dari riwayat status nutrisi.
Pemberian riwayat secara khusus penting selama 2 tahun pertama
kehidupan dan dalam hubungan dengan masalah di bawah dan kelebihan
nutrisi. Dengan pemberian riwayat kita juga dapat menanyakan mengenai
makanan yang dikonsumsi oleh anak sebelum sakit (masa yang pendek)
atau sejak masa pertumbuhan (masa yang panjang). Kemudian mengukur
kualitas dan kuantitas, apakah cukup atau kurang yang merujuk pada nilai
nutrisi.
- Masa pertumbuhan :
o Menyusukan : frekuensi dan durasi yang diberikan, menggunakan
pamberian keseimbangan dan tambahan, kesulitan bertemu, waktu
dan metode pemberhentian.
o Pemberian tambahan : tipe, konsentrasi, jumlah, dan frekuensi
pemberian, kesulitan (memuntahkan, mulas, diare) pertemuan,
waktu dan metode pemberhentian.
o Makanan keras : tipe dan jumlah yang diberikan kepada bayi,
ketika diperkenalkan, respon bayi, perkenalan dan table makanan,
pemberian diri sendiri, parental dan respon bayi dari proses
pemberian makanan.
- Masa kanak-kanak :
o Menanyakan makanan suplemen, usia ketika diberikan pertama
kali, tipe, jumlah, dan jadwal. Perilaku orang tua terhadap
makanan secara umum dan terhadapa anak yang kurang atau
berlebihan makan, respon orang tua untuk masalah pemberian
makanan (jika ada). Catatan diet lebih dari 7 sampai periode 14
hari mungkin memerlukan penilaian akurat dari masukan makanan
ketika ada masalah pemberian makan di masa kanak-kanak.
 Pertumbuhan dan Pengembangan riwayat
Hal yang penting selama masa pertumbuhan dan masa kanak-kanak dan
hubungan dengan masalah pertumbuhan fisik yang lambat, psikomotor,
dan retardansi intelektual dan gangguan perilaku.
- Pertumbuhan fisik : Kenyataan berat dan tinggi ketika kelahiran dan
pada 1,2,5 dan 10 tahun; riwayat mengenai keuntungan lambat atau
cepat atau kerugian; erupsi gigi dan kehilangan pola.
- Pengembangan Milestone (lihat app 1) : untuk anak-anak dibawah 5
tahun, menanyakan pengembangan milestone dalam motorik yang
kasar, motorik yang baik, personal-sosial, dan adaptasi-bahasa. Untuk
usia sekolah,pengembangan dinilai dengan evaluasi hasil studi mereka,
sebagai contoh jika seorang anak terlalu tua di kelasnya atau gagal
untuk mencapai kelas untuk beberapa waktu, itu menjadi peranan
penting bagi kita untuk pengembangan kecacatan kognitif. Kondisi ini
seringkali menjadi dasar dari emosional murni (ketakutan anoreksia
pada remaja) atau organik (hiperaktifitas dalam penderitaan anak-anak
dari kurangnya perhatian).
 Riwayat imunisasi
Ini adalah penting untuk ditanyakn mengenai status imunisasi, dasar
imunisasi atau penyokong, khususnya BCG, DPT, Polio, campak dan
Hepatitis-B dan juga imunisasi lainnya, seperti misalnya MMr, Hepatitis-
A dan Hib. Imunasai itu ditanyakan untuk mengetahui proteksi pediatric
dan juga untuk menolong diagnose (lihat app 2).
Tanggal spesifik administrasi vaksin harus dicatat sehingga terus-menerus
program pendukung dapat terjaga seluruhnya di masa kanak-kanak dan
masa remaja. Reaksi terhadap vaksin spesifik juga harus dicatat.
 Status sosial-ekonomi dan lingkungan
Hal yang penting kondisi lingkungan adalah kondisi rumah, berapa orang
yang tinggal dan dengan siapa anak tinggal, lokasi (kota yang ramai,
pinggiran kota atau pedesaan), lingkupan, sanitasi, dan lain-lain. Apakah
ada orang yang sakit di dalam rumah?
Terdapat beberapa kondisi yang menyebebabkan morbiditas dan mortalitas
yang berhubungan dengan social-ekonomi dan lingkungan, seperti
misalnya malnutrisi dan tuberculosis.

Setelah selesai melakukan anamnesis dan membuat analisa, kita dapat


membuat kesimpulan(kesimpulan anamnesis) sebagai dasar untuk membuat hipotesis.
Data atau hipotesis dari anamnesis dibutuhkan untuk memilih atau menegaskan
langkah prioritas dari pemeriksaan atau memberikan perhatian lebih dan pemeriksaan
fisik.
Dalam kasus gawat darurat, saat tujuan pertama/ terapi telah selesai,
anamnesis dapat dilakukan.

B. PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK-ANAK


A. Pemeriksaan Umum
1. Kondisi umum : status kesehatan, status nutrisi, tingkat kesadaran, postur,
aktifitas, dan aspek lainnya yang dapat dilihat saat itu.
2. Pemeriksaan kulit dan mukosa.
3. Pemeriksaan nodus limfa
4. Pemeriksaan sistem musculoskeletal
5. Pemeriksaan tanda-tanda vital
B. Pemeriksaan Spesifik
1. Pemeriksaan kepala(pada anak-anak, digunakan terakhir)
2. Pemeriksaan thorax : thorax secara umum, jantung, paru-paru
3. Pemeriksaan abdomen
4. Pemeriksaan anogenital
5. Pemeriksaan ekstremitas
6. Pemeriksaan neuorological dan reflex

Pemeriksaan fisik pada anak-anak membutuhkan persiapan yang lebih


daripada pada orang dewasa, karena terkadang anak-anak tidak dapat bekerja sama
untuk melakukan pemeriksaan. Dalam perintah untuk menjaga agar anak dapat
bekerja sama dank arena orang tua sering kali melihat proses pemeriksaan, kami
(sebagai dokter) harus menunjukkan pemeriksaan yang baik secara efektif. Oleh
karena itu, ini sangatlah penting untuk handal dalam konsep teoritis dan praktik
dalam keterampilan.

1. INSPEKSI
Inspeksi artinya melihat secara berhati-hati dengan mata atau dengan peralatan.
Seringkali, ini adalah langkah pertama dalam melakukan pemeriksaan fisik.
Inspeksi dapat dilakukan untuk seluruh tubuh atau hanya beberapa bagian tubuh.
2. PALPASI
Palpasi artinya melakukan pemeriksaan dengan sentuhan. Bagian yang lebih
sensitive seringkali pada permukaan jari, dengan atau tanpa palmar; dan bagian
yang paling sensitive untuk suhu adalah bagian dorsal jari II-IV.

a) Dengan palpasi kita dapat


- Merasakan sensasi suhu tubuh (dengan dorsal jari), permukaan
kulit(permukaan jari), lesi kulit
- Merasakan getaran (dengan palmar atau jari) : ictus cordis, vocal
fremitus
- Menemukan massa intra abdominal (keras, elastic, lembut), tepid an
permukaan hati, splenomegaly, tumor, kandung kemih.
- Menemukan massa subcutis dan penilaian ukuran : lipoma, posisi
testis (dalam scrotum atau dalam canalis inguinal) dengan bagian dari
jari II, III, dan IV, abses (fluktuasi).
- Kelembutan (dengan bagian telapak jari II-III/IV), otot pertahanan
(bagaian telapak jari II-IV).
b) Teknik palpasi pada anak-anak sama dengan pada orang dewasa. Normalnya
dan anak kecil yang bekerja sama, palpasi abdomen dapat dilakukan dengan
mudah karena dinding abdomen yang tipis, dan juga dengan jaringan
subkutan.

3. PERKUSI
Perkusi adalah uji yang digunakan dengan metode mengetuk pada permukaan
tubuh dengan jari, untuk mendeteksi massa dibawah dinding tubuh.
Suara yang dapat diproduksi dari perkusi adalah :
*Datar : mengindikasikan masa yang keras di bawah dinding tubuh
(tulang, otot; seringkali tidak dilakukan)
*Tumpul : mengindikasikan massa yang besar di bawah dinding tubuh.
(liver, tumor yang padat, kista, cairan)
*Resonansi : mengindikasikan massa aerogen di bawah dinding tubuh.
(normalnya jaringan jantung)
*Hiper-resonansi : suara resonansi yang berlebihan
*Timpani : mengindikasikan adanya udar di bawah dinding tubuh
(abdomen)

Teknik perkusi pada anak-anak sama dengan pada orang dewasa, tapi
seringkali kita mengetuk dengan lemah lembut. Perkusi dapat dilakukan dengan
mengetuk bagian tengah kiri jari antar phalanx II dan III, dengan jari tengah bagian
kanan. Untuk mencari garis jantung, kita mengidentifikasi perubahan suara dari
resonansi sampai relatif tumpul. Terkadang sulit untuk menemukan sejumlah kecil
cairan dengan perkusi.

4. AUSKULTASI
Tujuan dari auskultasi adalah untuk mendengarkan suara dari aaktifitas organ (di
dalam tubuh), seperti jantung, paru-paru, dan traktus gastrointestinal. Auskultasi
pada anak kecil membutuhkan stetoskop yang spesifik, kita dapat
menggunakannya dengan diameter 1 inch atau membrane dengan diameter 1,2-
1,5 inch. Untuk neonatus, khususnya pada bayi yang beratnya rendah, dibutuhkan
diameter yang lebih kecil untuk bell atau membrane. Kami memilih yang earpiece
yang cocok, sehingga dapat melengkapi suara bagian luar. Hal ini berbicara
mengenai stetoskop yang spesifik untuk pemeriksaan, jadi jika mereka
menggunakan stetoskop yang berbeda, ini akan menurunkan sensitifitas dalam
mendeteksi suara.Teknik auskultasi pada anak-anak sama dengan pada orang
dewasa. Perhatian khusus diberikan pada hal berikut :
 Auskultasi dada
- Menunjukkan auskultasi jantung untuk pertama kalinya, dan kemudian
auskultasi paru-paru, khususnya untuk anak-anak yang tidak bisa
bekerja sama.
- Jangan lupa untuk mendengarkan murmur vaskular, jika terdapat
indikasi.
- Mendengarkan dengan cermats suara normal jantung pertama kali, dan
kemudian mendengarkan suara murmur. Jika kamu menemukan suara
murmur, dengarkan dengan cermat untuk mendapatkan deskripsi yang
rinci. Lakukan hal yang sama dengan auskultasi paru-paru.
 Auskultasi abdomen
- Lakukan auskultasi pertama kali sebelum perkusi

C. DATA PEMERIKSAAN FISIK


Kunci yang penting dari pemeriksaan fisik pada anak-anak dibandingkan
pada orang dewasa adalah :
- Terdapat kemungkinan untuk menemukan anomaly congenital,
khususnya pada neonatus.
- Terdapat kemungkinan untuk menemukan abnormalitas yang
disebabkan oleh gangguan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh factor
risiko.
Abnormalitas :
o Beberapa hal yang dapat ditemukan pada pemeriksaan umum
:
- Beberapa sindrom klinis : seperti Down sindrom, Hurler Sindrom,
hypothyroidism
- Beberapa gangguan pertumbuhan : labioschizis, kretinisme, progeria,
achondroplasia.
o Beberapa yang dapat ditemukan pada pemeriksaan spesifik:
- Abnormalitas anatomi/morfologi eksternal : gnathu/palatoschizis,
hernia, anus imperforates, retention testis, abnormalitas jari, spina
bifida, dan lain-lain.
- Abnormalitas organ dalam : penyakit congenital jantung, hernia, kista
abdominal intra, dan lain-lain.

Beberapa kecacatan yang dapat ditemukan dengan mudah dari riwayat


yang ada (antara organ dalam dan luar), seperti misalnya labioschizis,
gastroschizis, hernia, stenosis pylori, obstruksi kandung empedu.
Di samping itu, secara berhati-hati menggunakan mengenai riwayat
penyakit yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk diagnosis. Oleh karena
itu, riwayat harus diperhatikan untuk pemeriksaan spesifik.
PEMERIKSAAN UMUM
Pemeriksaan umum menjadi petunjuk untuk menemukan data mengenai
kondisi umum pasien, mengenai morfologi-anatomi. Biasanya , pemeriksaan umum
dimulai dengan melampirkan seluruh inspeksi tanpa manipulasi. Pemeriksaan ini
penting untuk :
a. Menetapkan anatomi tubuh secara umum dan morfologi tubuh.
b. Mendapatkan jejas fisiologi yang berhubungan dengan yang diderita pasien.
c. Mendapatkan jejas, kesimpulan yang terjadi, status aktifitas motorik.

Mendengarkan dengan telinga dan mencium dengan hidung tanpa alat (suara
bernapas/ suara batuk dan bau yang abnormal) harus di praktikkan, karena hal
tersebut dapat memberikan informasi yang penting.
Hal yang penting untuk diperhatikan :
a. Kondisi umum : pada langkah pemeriksaan ini, mengidentifikasi tanda-tanda;
tanda-tanda ini akan menggambarkan secara spesifik mengenai organ yang
berelasi, jika terdapat indikasi.
1. Kemampuan untuk mengakui munculnya tanda-tanda umum dari pasien
mengenai hal-hal yang dibutuhkan untuk dipraktikan; terkadang ini
melihatkan diagnosis atau kondisi, yang dibutuhkan dalam penyembuhan.
a) Kemunculan dari beberapa penyakit/yang diderita : evaluasi primer
untuk menetapkan pengaturan dengan segera : seperti misalnya
berbaring, analgesic, transquillizer, anticonvulsant, dan lain-lain. Jika
kebutuhan mengetahui angka Karnofsky.
b) Abnormalitas pernapasan : dispneu, apneu, takhipneu, brakhipneu,
hiperpneu/nyperventilation, Cheyne-Stokes, Biot, stridor, desahan.
c) Yang terlihat secara umum kita dapat memperkirakan abnormalitas
suara (tanpa stetoskop) : suara tangisan (mengejang, cri du chat,
menangis dengan lemah), mendengkur, kecacatan berbicara (aphoni,
aphasia,bisu, keserakan pada laryngitis, kelumpuhan suara nasal pada
pallatum molle), batuk.
d) Posisi yang diwajibkan (orthopneu pada asma, kesalahan jantung,
appendiksitis).
e) Abnormalitas pergerakan (kelumpuhan, hemfarises, tremor, balismus,
chorea, atetoid, hahnen Tredgang, cara berjalan yang lebar,
convulsion, dan lain-lain).
b. Pemeriksaan kulit dan mukosa
Pemeriksaan adalah :
1. Inspeksi
a) Pigmentasi (putih, kuning, coklat, hitam).
b) Alterasi warna (puvat, kemerahan, vitiligo, ruam, berdarah) : anak-
anak dengan prevalensi anemia. Terdapat banyak penyakita pediatric
dengan ruam, petechia (dan manifestasi pendarahan lainnya) juga tidak
selalu pada anak-anak, icteric, venectasia, caput medusa,
telangiectasia.
c) Cyanosis (ekstremitas, umum)
d) Edema (local, umum/anasarca), lesi kulit (squama, lichenification,
bekas luka, tumor kulit).
e) Mukosa : pucat, hyperemia, titik koplik, titik Bitot pada sclera.
2. Palpasi :
Dengan palpasi kita dapat memeriksa :
a) Kondisi kulit : temperature, kelembapan kulit, permukaan kulit,
tekanan kulit kondisi sub dermal, edema, (springy, scleredema atau
edema berbintik), elastisitas kulit, tumor (keras bekas luka, springy
 lymphoma; fluktuasi kista, abses).
b) Sensasi kulit (Hypesthesia, noemal, hyperesthesia) pada anak-anak
adalah kesusahan dalam mengukur.

Teknik pemeriksaan kulit dalam pediatric adalah sama dengan orang


dewasa. Jika terdapat tendensi pendarahan, mungkin membutuhkan uji
tourniquet (Uji Rumple-Leede). Jika terdapat lesi kulit, seperti misalnya bintik
merah pada kulit, membuat yakin apakah petechia, telangiectasias, ruam
dalam sindrom Henoch-Schonlein, atau berbagai jenis ruam.

c) Nodus Limfa
Pemeriksaan primer adalah palpasi : pembesaran (local, umum),
single, banyak, ukuran, inflamasi. Pemeriksaan supraclavicular nodus
limfa pada anak-anak adalah penting, karena dengan prevalensi yang
tinggi untuk menemukan kerusakan yang lainnya (tumor, inflamasi)
dalam pengeringan region yang menghubungkan dengan limfa nodus.

d) Pemeriksaan otot, tulang dan sendi


1. Otot
o Mengembangkan otot menggambarkan status nutrisi pada
anak-anak atau atrofi dalam kelumpuhan.
o Tonus otot dan kekuatan penting untuk mengukur beberapa
penyakit.
o Kontraktur.
2. Tulang : Pengembangan dan anatomi, fraktur, tumor, kelunakan.
3. Persendian : persedian anatomi, posisi, pergerakan
bebas/pergerakan tanpa batas, pembengkakan
intraartikular(fluktuasi)/periartikular, tanda inflamasi, ankylosis.
e) Pemeriksaan tanda-tanda vital
1. Ukuran denyut, hal-hal yang harus digambarkan : frekuensi,
regularity, tensi dan isi pembuluh darah, kualitas tipe denyut,
simetrisitas, bandingan denyut femoral menjadi denyut radial:
a. Jika frekuensi tidak normal
o Dengan segera memikirkan tachycardia paroxysmal,
kegugupan, dan fibrilasi.
o Bradycardia dipikirkan mengenai blok jantung (blok
SA atau NA)
b. Jika terdapat kesukaran, ukuran spesifik :
o Kesukaran regular (denyut bigemini, denyut
trigemini).
o Kesukaran irregular (kekurangan denyut pada denyut
premature, pelpasan, sinus yang tertahan, blok
jantung)
c. Jika terdapat abnormalitas pada pembuluh darah :
o Isi yang tinggi : pulsus mugnus, pulsus celer
o Isi yang sangat rendah : pulsus parvus (et tardus),
pulsus filiformis.
o Ketidaksamaan antar denyut, mengingat parasistole,
pulsus alternans, pulsus paradoksus  berpikir untuk
menemukan fakta-fakta.
d. Jika pada asimetris :
o Denyut kanan tidak sama denyut kiri  obstruksi
pembuluh darah
o Denyut arteri femoral lemah daripada denyut arteri
radial  spesifik pada aorta koarktasio.
e. Tipe lain denyut : pulsus dikorot, anadikrot. Arrhythmia tidak
sama pada anak-anak kecil.
o Tachicardia supraventricular pada beberapa sepsis,
beberapa kondisi umum.
o Pulsus filiformis saat syok, beberapa hypovolemia.
o Blok jantung sebagai komlikasi dari diphtheria.
o Defisiensi pulsus
2. Respirasi : kita harus mendeskripsikan
a. Frekuensi : tachipneu, bradipneu, apneu
b. Tipe : respirasi Biot, Cheyne-Stokes, Kuzmaul/hyperfentilasi
(pada anak kecil dengan metabolic asidosis)
3. Tekanan darah :
Tekanan darah normal berdasarkan usia (lihat daftar pada
interpretasi waktu tekanan darah). Teknik ini sama dengan orang
dewasa. Hal yang harus di catat :
o Anaka kecil harus tenang
o Ukuran manset harus cocok, yang menutupi dua tiga
lengan atas.
o Menggunakan bagian membran dengan suara
Korotkoff yang rendah.
o Jika terdapat arrhtmia atau ketidaksamaan denyut 
mengukur tekanan darah dengan hati-hati.
o Jika ekstremitas bawahterlihat pucat, dingin 
mengukur tekanan darah femoral.

f. Mengukur berat badan, tinggi, dan parameter relevan


Mengukur parameter anthropometrics pada anak-anak sangat
penting untuk memberikan informasi mengenai pertumbuhan
anak-anak, saat pengembangan anak-anak.

1. Berat badan: mengukur berat badan bayi, ketika bayi


memiliki berat badan yang rendah membutuhkan
penghitung berat yang akurat, yang mana anak-anak atau
bayi yang besar, penghitung berat yang cukup. Parameter
berat badan digunakan untuk mengetahui dengan pasti
status nutrisi anak. Alterasi berat badan dapat terjadi
dengan cepat sehingga memberikan gambaran mengenai
malnutrisi protein dan energi yang tidak terjadi pada
waktu kronik, abmormalitas tinggi tidak terjadi sebelum :
o 90% - 110% berat badan dari 50 per centile
NCHS : normal
o 80% - 90% berat badan dari 50 per centile NCHS :
PEM I
o 60% - 70% berat badan dari 50 per centile NCHS :
PEM II
o <60% berat badan dari 50 per centile NCHS :
 Tanpa edema : marasmus
 Dengan edema : marasmus kwarshiorkor

2. Tinggi : ukuran tinggi anak dibutuhkan untuk menetapkan


status nutrisi. PEM dapat terjadi pada waktu yang panjang
menyebabkan ketinggian di bawah normal.
o Untuk anak-anak yang telah mampu berdiri, tinggi
adalah ukuran dengan skala penyediaan dinding
atau pilar; perlekatan mata kaki menjadi skala.
o Untuk bayi atau anak-anak yang tidak mampu
berdiri, ukuran ketinggian olah skala batang yang
tersedia (kayu, logam); satu dari batang dengan
garis pada bagian dan sebuah pereguanyang dapat
dipindahkan ke atas dan ke bawah untuk
jangkauannya.
Kaki harus 90° dibawah kaki; sendi lutut dan paha
dalam keadaan ekstensi.
3. Lingkaran :
o Lingkaran kepala : ukuran lingkaran kepala harus
dilakukan jika terdapat abnormalitas
(microcephalic, macrocephalic, hydrocephalus)
dan atau anatomi morfologi (bentuk abnormal dari
kepala yang berelasi pada penyakit seperti
misalnya dolicephalic, brachicephalic).
Teknik pengukuran : skala simpul yang melingkari
kepala bagian depan dan promontorium.
o Lingkaran tengah lengan : lingkaran tengah lengan
adalah satu dari parameter anthropometrics untuk
mengetahui status nutrisi anak.
Teknik : Dengan tipe spesifik, mengukur bagian
tengah lengan atas,ukuran ini memiliki nilai jika
tidak terdapat edema.
o Lingkaran abdomen dengan jalan praktik untuk
mengukur progresi, ketika hal itu tidakakurat.
Teknik : membelit melewati umbilical, sehingga
teknik tersebut sama dengan ukuran lain.

PEMERIKSAAN SPESIFIK
Pemeriksaan spesifik termasuk bagian tubuh (kepala, leher, dada, abdomen,
anogenital,ekstremitas) juga berelasi dengan organ dan fungsi. Untuk anak-anak,
pemeriksaan yang menakutkan harus dilakukan pada pertemuan terakhir, sebagai
contoh pemeriksaan kepala menggunakan peralatan medis (lampu, otoscop, spatula
lidah, dan lain-lain).
1. Pemeriksaan leher
Beberapa pemeriksaan anak-anak membutuhkan perhatian khusus :
- Pemeriksaan limfa nodus : pembesaran limfa supraclavicular, banyak,
tanda tanpa inflamasi suspek primer TB paru-paru, khususnya
dibawaha nutrisi.
- Jika terdapat pembesaran pada leher, yakinkan bahwa kelenjar parotid
(seringkali pembesaran dibawah telinga) atau pembesaran kelenjar
limfa (lokasi bisa dimana saja).
- Pemeriksaan tekanan vena jugulare untuk bayi adalah sulit.

2. Pemeriksaan dada
a. Pemeriksaan Dinding Dada
Morfologi thorax dapat menggambarkan kondisi mengenai dinding dada
dan organ intrathoracal. Perhatikan dengan hati-hati mengenai :
emphysematous, retraksi, dada corong (seringkali obstruksi jalannya
udara), dada merpati, vausseur cardiaque, costa, pergerakan simetris,
retraksi (supraclavicular, suprasternal, infrasternal, infrasternal, subcostal,
intercosta). Palpasi di anata costa adalah penting jika di area tersebut
menonjol. Dinding dada pada anak-anak seringkali tebal, hanya
membutuhkan perkusi yang halus.
b. Pemeriksaan Jantung
Pemeriksaan jantung harus dilakukan sebelum paru-paru. Auskultasi
membutuhkan kehati-hatian untuk mendeteksi abnormalitas congenital.
c. Pemeriksaan paru-paru
Jika terdapat abnormalitas pada inspeksi dinding dada, pemeriksaan paru-
paru harus dilakukan secara berhati-hati karena hal itu memungkinkan
bahwa etiologi dari sistem respirasi. Saat melakukan inspeksi pada dad,
posisi dokter harus pada area sagital dari kaki pasien. Bandingandada kiri
dan dada kanan pada anak-anak lebih mudah karena ukuran paru-paru
yang masih kecil, sehingga membuat pemeriksaan mudah untuk
mendeteksi abnormalitas paru-paru. Jika terdapat perbedaan antara kanan
dan kiri paru dalaam inspeksi, palpasi, dan auskultasi menunjukkan
abnormalitas salah satu paru.

Dalam auskultasi, dengarkan suara pernapasan secara cermat (vesicular,


bronchial,keras/ lembut), setelah menemukan tambahan suara. Auskultasi
di bawah ketiak seringkali lebih mudah untuk mendeteksi abnormalitas
paru. Kekerasan paru (infiltrasi, kompresi atelaktase) memproduksi suara
bronchial (suara ekspirasi keras dan suara inspirasi menurun), epoghony,
suara fremitus meningkat pada area superficial dari paru-paru yang kaku
(produksi suara dari suara vocal yang tinggi dalam hubungannya dan pada
meningkatnya fremitus pada palpasi). Dengan perkusi dapat diproduksi
ketumpulan dan dengan palpasi diproduksi suara fremitus yang
meningkat. Dengan inspeksi mungkin dapat ketinggalan secara sepihak
(atau penundaan) dari pergerakan pernapasan.

3. Pemeriksaan Abdominal
Pemeriksaan abdominal dimulai dengan inspeksi yang diikuti oleh auskultasi
dan lainnya. Inspeksi abdomen harus ditunjukkan dengan pemeriksaan thorax.
Dalam neonatus, jangan lupa untuk memeriksa tali umbilical. Jika hal itu
dihubungkan, yakinkan bahwa tidak adagranuloma atau hernia. Dinding
abdominal adalah yang terbaik untuk memeriksa tekanan kulit dan elastisitas.
Palpasi abdominal pada anak-anak seringkali tidak sulit jika anak kecil
bekerja sama. Dinding abdominal terlihat membesar menunjukkan
meteorismus, cairan(kista, acites, hydronephrosis), vesica urinaria yang
penuh, atau tumor yang keras (pembesaran organ, neuroblastoma,
nephroblastoma, akumulasi feses pada kongenital megakolon).
Pada pemeriksaan perubahan ketumpulan, setelah garis antara timpani dengan
tumpul ditemukan, mencondongkan pasien(jari untuk dasar perkusi tidak
dipindahkan dari garis batas), setelah itu perkusi pada bagian lawan.
Pemeriksaan ascites dengan oleh uji berombak tidak sensitive untuk cairan.
Jangan lupa untuk memeriksa inguinal hernia.

4. Pemeriksaan Anogenital
Terdapat beberapa kecacatan kongenital dan acquisital pada anogenital, yang
mana:
a. Kongenital : kecacatan genital eksternal : scrotal hernia, hypospadia,
epispadia, penurunan testis, hermaphodyte, kelainan genital, imperforate
hymen, imperforate anus.
b. Acquisital : hydrocele, diaper rash, infeksi, fimosis, parafimosis.
Anomali tersebut harus dibayar dengan memperhatikan bayi.

5. Pemeriksaan Ekstremitas
Pada keadaan pendek ukuran ekstremitas harus mengilustrasikan pertumbuhan
anak. Lingkaran ekstremitas atas digunakan sebagai salah satu parameter.
Pseudohypertrophy pada otot bawah kaki dalam DMD (Duchene Muscular
Dystrophy). Beberapa kecacatan morfologi hadir dalam anomali kongenital
(pes equinovarus/equinovalgus, phocomelia, syndactilu dan kecacatan jari
lainnya, garis simian, dan lain-lain)
Pergerakan yang aktif atau gaya berjalan terkadang memiliki arti yang banyak
dalam diagnosis. Penundaan kemampuan bergerak dapat diilustrasikan
menunda pengembangan motorik atau kecacatan neurological. Terdapat
beberapa perilaku yang spesifik dan pergerakan pada beberapa penyakit;
posisi spesifik dari duduk atau berbaring pada DMD, gaya berjalan
monoparalitic pada post polio, gaya berjalan yang lebar dapat meningkatkan
tekanan intracranial, gaya berjalan atetoid pada cerebral palsy, Sydenham
chorea pada demam rematik.

6. Pemeriksaan Neurological Dan Refleks


Pemeriksaan ini adalah salah satu yang sulit untuk di akses pada anak-anak,
ketika dia tidak dapat bekerja sama. Pemeriksaan reflex adalah salah satu
yang sulit dilakukan. Pada neonatal terdapat reflex spesifik yang hadir atau
tidak hadir dalam kelompok ini.

PEMERIKSAAN SPESIFIK PADA NEONATUS


Pemeriksaan fisik pada neonatus membutuhkan perhatian khusus karena
terdapat beberapa perbedaan dengan anak-anak. Angka dari jenis pemeriksaan fisik
adalah inspeksi, dan pemeriksaan lainnya dengan sedikit manipulasi. Pada
praktiknya, auskultasi hanya dilakukan saat melakukan pemeriksaan jantung,
walaupun, hal ini tidak berarti bahwa auskultasi tidak penting untuk neonatus.
Pemeriksaan neonatus membutuhkan kesabaran, kelembutan dan fleksibilitas. Pada
bayi yang tenang, kita dapat mendengar auskultasi jantung dan abdomen setelah
inspeksi, dan setelah palpasi abdomen dengan lembut. Setelah palpasi, kita dapat
menunjukkan pemeriksaan lainnya. Gejala yang penting yang harus diberikan
perhatian khusus adalah:
- Hal-hal yang terlihat secara umum, suara menangis
- Pucat, icteric, cyanosis
- Tingkat kesadaran, ledakan, kejangan
- Dyspnea, apnea, pernapasan irregular
- Sirkulasi darah
- Berat kelahiran
- Beberapa anomaly kongenital, seperti misalnya :
 Konstitusi tubuh : Down syndrome, hypothyroid
 Defek tuba neural : labio (gnato-palato-)schizis, spina bifida,
meningo(mielo)cele
 Anomali organ spesifik : jantung, genital eksternal, imperforate
anus

Khususnya pada kelahiran yang baru, sebaiknya kelahiran, angka Apgar


harus menunjukkan panilaian resusitasi yang dibutuhkan(menit pertama) dan untuk
menandai hasil dari resusitasi(menit ke lima). Komponen dari Apgar adalah :
- Yang terlihat
- Denyut
- Menyeringai(muka)
- Respon kateter pada nasal
- Warna kulit

Untuk mengukur usia kehamilan saat bayi lahir, tunjukkan angka Dubowitz dengan
komponen sebagai berikut : karakteristik fisik dan neurologi. Jumlah total antara
karakter fisik dan neurologi dapat memastikan usia kehamilan berdasarkan standar
grafik (lihat pada gambar).
Terdapat refleks primitif pada neonatus, hal yang penting adalah :
- Refleks Moro : respon asimetris kerusakan sistem saraf pusat
- Refleks menggenggam
- Refleks tonik leher : abnormalitas kerusakan sistem saraf pusat

Refleks primitif adalah reflex yang terlihat dan tidak terlihat berdasarkan periode
pengembangan.

Prosedur Implementasi :
1. Mengambil riwayat penyakit anak dari ibu secara efektif dan efisien.
2. Menuliskan data mengenai rekam medis dan membuat hipotesis dari riwayat
yang telah didapatkan.
LAMPIRAN I

Perkembangan fisik dan mental anak-anak umur 0-5 tahun (motorik kasar dan baik,
emosiaonal, social, perilaku, dan bahasa)

0-3 bulan
 Mencoba untuk mengangkat kepala
 Mengikuti benda dengan mata
 Merespon dengan wajah dan senyuman
 Merespon suara
 Menuruti ibunya dengan mencari, mencium, mendengar, dan kontak
 Bersuara

3-6 bulan
 Mengangkat tangan 90°
 Mencoba untuk meraih benda
 Meletakkan benda ke dalam mulutnya
 Tertawa atau berteriak selama bermain
 Berusaha untuk mencari benda yang hilang

6-9 bulan
 Mampu untuk menghadap ke bawah dan ke atas
 Mampu untuk duduk sendiri
 Mampu untuk merangkak
 Mengambil barang dengan satu tangan
 Berbicara beberapa kata
 Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
 Takut menghadapi orang lain
 Berpartisipasi dalam tepuk tangan atau bersembunyi dan mencari

9-12 bulan
 Mampu untuk berdiri tanpa ditolong
 Berjalan dengan bantuan tangan
 Mencoba untuk mengatakan satu atau dua kata
 Mengerti komando yang sederhana
 Selalu mencoba untuk meletakkan benda ke dalam mulutnya
 Berpartisipasi dalam bermain

12-18 bulan
 Berjalan dan menggali di dalam rumah dan sekelilingnya
 Mampu untuk menumpuk 2 atau 3 kubus
 Mengatakan 5-10 kata
 Menunjukkan kecemburuan dan kompetisi

18-24 bulan
 Berjalan naik dan turun tangga
 Mampu menumpuk 6 kubus
 Berpusat pada mata dan hidungnya
 Mampu untuk menyusun sebuah kalimat dengan 2 kata
 Mencoba untuk makan sendiri
 Mencoba untuk mengontrol urinary dan defekasi
 Memperhatikan apa yang telah dilakukan
 Bermain dengan anak-anak lain

2-3 tahun
 Melompat, memanjat
 Membuat jembatan dengan 2 kubus
 Mampu membuat kalimat sederhana
 Mampu untuk menggambar lingkaran

3-4 tahun
 Berjalan sendiri mengunjungi tetangga
 Belajar menggunakan pakaian sendiri
 Menggambar orang dengan kepala dan peti
 Mengetahui 2 atau 3 warna
 Berbicara dengan baik, menyebutkan nama orang lain, jenis kelamin dan
usia
 Menanyakan bagaimana bayi dilahirkan
 Mengetahui bagian atas, bawah, depan dan belakang
 Mampu untuk melakukan tugas

4-5 tahun
 Melompat, menari
 Menggambar orang dengan kepala, tangan dan peti
 Menggambar segiempat dan segitiga
 Mampu untuk menghitung jari, menyebutkan hari dalam seminggu
 Mengkomplain larangan yang dia lakukan
 Mengetahui 4 warna
 Menilai bentuk dan ukuran suatu benda, membedakan besar dan kecil
 Memperhatikan aktifitas orang dewasa

LAMPIRAN 2
JADWAL IMUNISASI

Tipe Imunisasi Usia


Bulan Tahun
0 1 2 3 4 6 9 15 18 2 6 12
PPI*
Hepatitis B I II III
BCG X
DPT I II III IV V VI
Polio I II III IV V VI
Gondok X
Yang lainnya
Hib Act-Hib I II III IV
Pedvax Hib I II III
MMR I II
Typhoid : X
-Polisakarida
-oral X
Cacar X
Hepatitis A XXX

Diambil dari Sari Pediatri, Juni 2000

*PPI = Program Pengembangan Imunisasi Depkes RI


REKAM MEDIS PEDIATRIK
(ANAMNESIS)

I. IDENTITAS
a) Anak
Nama :
Tempat dan tanggal lahir :
Jenis Kelamin :
Alamat :

b) Orang tua
Nama ayah :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Usia ketika menikah :

Nama ibu :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Usia ketika menikah :

II. RIWAYAT YANG DIALAMI

Keluhan Utama :

Kehadiran Penyakit :
Penyakit Keluarga :

Silsilah :

B. Riwayat personal
1. Riwayat perinatal

Kehamilan (perhatian Antenatal) :

Pekerja (perhatian natal) :

Perhatian Postnatal :

Lanjutan

2. Kebiasaan makan

Lanjutan

3. Pertumbuhan dan Perkembangan


Motorik Kasar Motorik Baik Personal-sosial Bahasa

4. Imunisasi
BCG
DPT
Polio
Measles
Hepatitis B
Imunisasi lainnya

5. Riwayat penyakit lampau

6. Sosial, ekonomi, dan status lingkungan

Status sosial-ekonomi
Status Lingkungan

7. Anamnesis sistem tubuh


Sistem cerebrospinal
Sistem cardiovascular
Sistem respirasi
Sistem Gastrointestinal
Sistem urogenital
Sistem integumentum
Sistem musculoskeletal

HIPOTESIS
KETERAMPILAN BEDAH MINOR

PENDAHULUAN

Instruksi Tujuan Umum :


1. Siswa mampu mengidentifikasi peralatan bedah
2. Siswa mampu menunjukkan teknik menutup dan membuka luka

Instruksi Tujuan Spesifik :


Siswa mampu untuk :
1. Mengidentifikasi potingan, holders, dan peralatan retraktor
2. Mengetahui fungsi tiap peralatan
3. Mengidentifikasi bahasn sutura
4. Teknik menutup luka

A. PERLENGKAPAN
Peralatan bedah minor dibedakan menjadi : pemotong, pemegang dan alat
penarik.

1. Alat Pemotong
Alat pemotong dibedakan menjadi pisau bedah dan gunting.

a. Pisau bedah
Terdapat dua tipe pisau bedah :
(1) Pisau bedah yang dapat dipisahkan antara pegangan dan mata
pisau. Adalah yang sering digunakan.
(2) Pisau bedah yang tidak dapat dipisahkan antara pegangan dan mata
pisau.
Terdapat beberapa ukuran dan bentuk dari pegangan pisau atau
mata pisau, tapi yang sering digunakan adalah pegangan no.3 dan
mata pisau no. 10, 11 dan 15. Mata pisau no. 10 biasanya
digunakan untuk mengiris kulit, no.11 untuk mengiris bengkak,
dan no. 15 biasanya digunakan untuk membuat sebuah presisi dan
irisan bengkok.

Gambar pegangan sebuah pisau bedah

b. Gunting
Terdapat beberapa bentuk dan ukuran gunting :
(1) Gunting Mayo. Sebuah pasangan yang besar yang digunakan
untuk memotong fascia atau tendon. Terdapat dua jenis dasar dari
matanya, dengan mata melengkung dan mata yang lurus.
(2) Gunting Metzanbaum atau Macindoes. Sebuah gunting halus untuk
diseksi dan memotong jaringan, juga dengan dua jenis mata :
melengkung dan lurus. Kedua gunting memiliki satu atau kedua
bagian yang tumpul.
(3) Gunting tajam, kedua bagian adalah tajam dan seringkali
digunakan untuk diseksi dengan presisi tinggi. Dasar mata
dibedakan menjadi 2, dasar melengkung dan dasar yang lurus.
(4) Pembalut dan gunting sutura. Gunting yang mempunyai bentuk
khusus; mata dari gunting tebal dan tumpul.

Gunting jaringan tidak harus digunakan untuk memotong kain,


sutura dan pembalut. Prinsip umum dari gunting pada bedah minor :
1. Gunting steril, terdiri dari :
a. Gunting jaringan

b. Benang steril/gunting kasa


c. Gunting pemanas

d. Gunting tidak steril untuk pembalut/kasa

Metode memegang gunting


Instruksi Umum :
Jari 1(ibu jari) pada pegangan pertama sebagai penggerak, jari 2 (jari
telunjuk) sebagai stabilisasi, jari 3 (jari tengah) sebagai pengunci pada pegangan
kedua, jari ke 4(jati manis) pada pegangan ke dua.

Gambar memegang gunting

2. Alat pegangan
Alat pegangan dibedakan menjadi 3 : pemegang jarum, penjept dan
gunting tang.
a. Pemegang jarum
Alat ini seringkali dilengkapi dengan sebuah kunci pada bagian bawah.
Seperti mata pisau, alat ini juga ada dalam berbagai ukuran : pendek sedang,
dan panjang. Sebuah pemegang jarum dapat digunakan dengan tepat sesuai
dengan ukuran jarum.
Gambar pemegang jarum

b. Penjepit
Digunakan untuk memegang jaringan selama diseksi. Terdapat 3 jenis
penjepit:
(1) Gigi yang tajam(=penjepit bedah), memungkinkan untuk menjepit dan
memegang jaringan. Tidak digunakan untuk memegang jaringan seperti
peritoneum dan pleura.
(2) Penjepit yang halus (tidak bergigi=penjepit anatomi), seringkali digunakan
untuk memegang spon untuk membersihkan luka.
(3) Penjepit Adson/penjepit jaringan, gigi yang bhalus seringkali untuk
permukaan sutura kulit.

Gambar anatomi, bedah dan penjepit adson

c. Klem
Klem digunakan menggengam, pegangan dengan kuat, atau digunakan
untuk menarik objek dan fiksasi jaringan selama diseksi. Terdapat
beberapa jenis klem :
(1) Klem hemostatis, digunakan untuk mengengam pada perdarahan
pembuluh darah/arteri selama operasi, memiliki gigi pengunci, dengan
2 jenis:lurus dan melengkung.
(2) Klem Allis, gigi tajam yang haus atau penjepit yang tidak bergigi
untuk memegang jaringan kulit dan fascia, untuk jepitan jaringan.
(3) Klem Kocher, jepitan yang kuat yang memiliki mata tajam dengan gigi
pengunci, yang digunakan untuk traksi pada jaringan yang kuat.
(4) Klem Cunam, lubang khusus di ujung gunting tang biasanya
digunakan untuk memegang spons, gauze, atau kapas untuk
membersihkan darah yang keluar dari irisan bedah atau
membersihkan.

3. Alat retraksi
Dua jenis retraksi yang mungkin, satu yang dapat dipegang oleh tangan
selama pembedahan, yang lainnya adalh pada bagian kiri dapat meretraksi
jarinagn tanpa dipegang. Ukuran, panjang dan bentuk dapat bervariasi. Jika
retraktor memiliki ujung yang tajam, itu tidak dapat digunakan untuk
pembuluh darah atau organ cavitas.

Prinsip umum dari retraktor:


1. Retraktor kulit (tipe satu gigi dan tipe dua gigi)
2. Retraktor jaringan

B. TEKNIK ASEPTIK
Komplikasi yang paling sering dalam pembedahan harus selalu tepat dan
mencegah infeksi. Prosedur aseptik membolehkan kita untuk menyediakan dan
memelihara lingkungan yang bebas dari kontaminasi bakteri sebisa mungkin.
Konsep dasar dari prosedur ini untuk membatasi bakteri yang masuk dari
lingkungan ke dalam luka.
Prosedur aseptic terdiri dari tiga langkah :
1) Operatif pada tempat yang steril.
2) Tim steril pembedahan, yang secara khusus bagian tubuh mengalami kontak
secara langsung.
3) Peralatan dan perlengkapan yang steril.

1. Lapangan operatif/ pasien


a. Preparasi Kulit
Menyiapkan kulit pasien sebelum mengiris yang adalah satu metode yang
penting untuk menurunkan infeksi :
 Lapangan operatif harus bersih dari kotoran, tanah, dan kontaminan
lainnya.
 Sterilisasi lapangan operatif dengan agen antimicrobial untuk antisepsis
yang utuh (biasanya digunakan dalam : iodophors, iodium/iodine, alcohol,
chloride, hexachlorophene)
 Memulai dengan area kulit yang telah diiris. Kulit dibersihkan dengan
lingkaran yang melebar, dan pembedahan tidak perlu dibersihkan kembail
pada bagian yang telah diiris dari tepi (kira-kira 5-10 menit). Kontaminasi
busa tidak pernah dikembalikan untuk solusi pembersihan.
b. Menempatkan kain steril/ lembaran mengenai bagian operatif (area
terisolasi dari area lingkupan yang tidak steril).
Fungsi primer dari kain steril adalah untuk mengartikan dan memelihara
daerah steril selama melakukan prosedur operatif, mengisolasi bagian
operatif dengan pusat yang terbuka, untuk membuka area operatif.
Ukuran area terbuka dapat bervariasi untuk area operatif.

Gambaran sterilisasi permukaan kulit dan area yang diisolasikan dari


lingkupan nonsteril untuk elektif bedah minor.

2. Tim bedah (lihat blok sebelumnya : prosedur aseptic)


3. Peralatan dan Perlengkapan
Metode yang bervariasi dapat digunakan untuk mensterilkan peralatan dan
perlengkapan, berdasarkan karakteristik benda yang disterilkan.
a. Autoclaving
Mensterilkan di bawah tekanan uap panas adalah metode yang lebih
efektif untuk menghancurkan bakteri dan spora. Autoclave seringkali
digunakan untukmensterilkan alat yang dapat terkontaminasi dan
dibutuhkan dengan cepat. Alat-alat seringkali dibungkus dalam
autoclave dengan suhu 120° C, dan di bawah tekanan 20-25 pm untuk
15-30 menit.

b. Ethylenoxyde
Sterilisasi kimia adalah cara yang tepat untuk disinfeksi peralatan yang
tidak tepat untuk panas uap air yang terbuka tapi dapat ditolerasi
dengan uap lembab, seperti misalnya plastik atau peralatan latex.
Dapat diberikan ethylenoxyde dan meletakkannya ke dalam autoclave
dengan temperatur 50-60°C untuk 3 jam.

c. Sterilisasi Bahan Kimia


Peralatan dapat diletakkan ke dalam formalin atau larutan iodophor,
dan setelah dalam pembuangan dilakukan dengan larutan antiseptik.
Sebagai contoh : mensterilkan kabel termasuk peralatan elektik.

d. Radiasi Gamma
Metode ini digunakan untuk disinfektan peralatan yang tidak cocok
dalam pemanasan.

e. Filtrasi
Peralatan cair selalu disterilkan menggunakan filtrasi melewati
saringan 0,22 micron Millipore. Sterilisasi peralatan akan dilakukan
pada posisi yang fungsional dan tempat sterilisasi.

C. PENJAHITAN
1. Bahan Menjahit ( Benang )
a. Berbagai pilihan dari bahan menjahit dan dan kombinasi-kombinasi
penjahitan adalah untuk dapat digunakan hari ini. Pilihan menjahit untuk
prosedur utama harus menjadi dasar bagi karakter fisik dan biologis
material dari benda penjahitan, ukuran dan penyembuhan dari suatu
jaringan yang dijahit.
b. Karakteristik dari bahan penjahitan harus didasarkan pada tensil yang dari
bahan yang dipilih.
c. Tipe yang mungkin digunakan dari bahan penjahitan yang mungkin dapat
diabsorpsi dan tidak, natural dan sintesi,multifilament atau satu,tidak
berwarna atau tidak. Bahan benang yang multifilament dapat
mengabsorpsi cairan dari jaringan dan oleh karena itu dapat menyebabkan
produksi media yang baik untuk bakteri.
d. Absorbsi bahan benang dapat terlihat pada bagian implantasi, seperti
misalnya:
- Kolagen
- Catgut
- Asam poliglokolik (dekson)
- Asam poliglatik ( vicryl )
- Polidioxanon (PDS)

e. Bahan benang yang tidak dapat terabsorpsi tidak dapat terlihat dari bagian
implantansi dan oleh karena itu harus dihilangkan dalam beberapa
waktu.Bahan yang tidak dapat diserap antara lain :
- Silk (multifilament)
- Stainles (monofilament)
- Nilon (etilon)
- Polypropylene

f. Bahan benang plastik seperti misalnya polypropone adalah bagian bedah


dengan stress berkelanjutan. Bahan ini tidak dapat ditinggalkan pada
bekas luka pada bagian implantasi dan oleh karena itu mungkin dapat
digunakan pada permukaan kulit.

g. Bahan-bahan elastic seperti misalnya silk dan polyester adalah cukup kuat
untuk melawan keregangan. Oleh karena itu bahan ini sering digunakan
untuk mengikat.
h. Bahan sutura dengan permukaan yang kasar tidak dapat digunakan untuk
jaringan yang sensitive, seperti misalnya mata dan mukosa intestinal tetapi
bahan ini dibutuhkan untuk membuat simpul dan melanjutkan penjahitan.

i. Bahan sintesis menyebabkan reaksi jaringan yang mana bahan organic


menimbulkan reaksi yang besar dari implantasi jaringan.

j. Ukuran standar untuk penbedahan direkomendaasikan oleh United states


pharmacopoeia dan the British pharmacopoeia adalh 11/0 (benang mikro)
dan nomor 6 untuk ukuran besar; atau panjang metrical lebih lagi dari 0,1-
8.

2. JARUM
a. Ada jarum yang didisain untuk digunakan dengan peralatan ( pemegang
penjepit jarum) dan jarum dapat dipegang secara langsung dengan tangan
kosong.
b. Jarum dibuat dari lapisan stainles dengan bahan khusus yang memungkinkann
untuk merobek jaringan.
c. Terdapat 3 komponen dasar dari jarum: titik akhir jarum bagian tengah dan
bagian bawah (dasar).
d. Jarum atromatik tidak memiliki lubang pada bagian bawah dari bagian akhir
jarum ke benang, saat tipe mayor dan tipe mayo dan tipe frens memiliki
sebuah lubang untuk dilewati benang.
e. Jarum dapat berbentuk atau melengkun dengan berbagai bentuk , ukuran, dan
diameter.
f. Jarum yang lurus jarang digunakan
g. Jarum melengkung dapat digunakan untuk penjahitan kulit atau struktur yang
dalam. Terdapat beberapa ukuran jarum lengkung, termasuk 3,I,1 dan
lingkaran N.

Gambar tipe jarum berdasarkan lengkungan jarum


Terdapat beberapa variasi titik jarum :
a. Jarum titik taper menyebabkan trauma yang minimal dan dapat digunakan
untuk menjahit jaringan halus (peritoneum).
b. Jarum tepi pemotong(memiliki 3 bagian yang tajam) dapat digunakan untuk
menjahitkan jaringan keras (kulit, tendon).
c. Jarum dengan tepi tapercut (bentuk ramping, memiliki 3 bagian tajam)
digunakan untuk menjahitkan jaringan keras dengan luka yang minimal.
d. Jarum dengan poin tumpul selalu digunakan untuk menjahit jaringan yang
mudah pecah (liver, ginjal).

Gambar tipe dari ujung jarum

3. Simpul
Terdapat 5 bentuk yang dapat diperhatikan saat membuat simpul.
1) Tipe Simpul :
- Simpul segiempat
- Simpul bedah
- Simpul Granny

Gambar tipe jarum berdasarkan lengkungan jarum

2) Metode satu tangan


3) Metode dua tangan, contoh :

Metode 2 :
4) Membuat simpul dengan alat

5) Potongan simpul
Jahitan harus dipotong dan ditutup dengan simpul. Membuka tepi dari
guntingan yang harus mengalami kontak dengan jahitan, siap untuk
dipotong, memindahkan simpul dan menyimpul 45° dan akhirnya
dipotong dengan simpul. Hal ini penting untuk memotong benang dan
struktur jahitan untuk mencegah jahitan yang terbuka.

Perhatian :
1. Jika simpul terlaltu rapat, luka akan terasa sakit dan jahitan akan
meninggalkan bekas
2. Simpul harus membuat batas luka, yang mana vaskularisasi adalah yang
terbaik.

4. Menutup luka
Sebuah luka dapat tertutup dengan jahitan minor, interupsi atau
berkelanjutan.
a. Jahitan minor dapat dibuat secara interupsi atau berkelanjutan
b. Jahitan kasur dapat dibuat secara horizontal atau vertical, interupsi atau
berkelanjutan
c. Jahitan interupsi seringkali membuat kulit terjahit, karena jika terdapat
infeksi memproduksi nanah, satu atau dua jahitan dapat terbuka
meninggalkan kelengkapan lain.
d. Jahitan kasur secara vertical digunakan untuk mendapatkan batas yang
tepat pada luka, tapi tidak dapat digunakan untuk area sedikit
vaskularisasi.
e. Jahitan kasur horizontal dapat digunakan untuk fascia, ini tidak dapat
digunakan untuk subkutan karena meninggalkan kulit yang
bergelombang.
f. Jahitan yang berkelanjutan dapat dengan cepat dan kuat, tapi dapat
menyebabkan jahitan terbuka jika salah satunya terbuka dan terbuka.
g. Jahitan lanjutan yang saling menyambungkan adalah jahitan lanjutan
dengan benang yang berada di bawah. Metode ini efektif untuk
menghentikan perdarahan, tapi dapat menyebabkan iskemik pada
jaringan.

Contoh yang benar dari metode simpul

Contoh yang salah dari metode simpul


Gambar tipe variasi untuk jahitan

1. Menggunakan jahitan interupsi dengan jahitan kulit

Metode
a. Menggunakan diseksi sempit yang halus untuk batas kiri luka.
b. Menempatkan jarum melengkung dengan nilon nonfilamin nomor 3/0 pada
penjepit jarum, antara 2-3 distal dan 1-3 proksimal dan posisi mengunci.

Gambaran menjepit sebuah jarum pada penjepit jarum


c. Dengan posisi pergelangan mudah terjadi kecelakaan, siku pada kemiringan
90° dan bahu abduksi, jarum masuk ke dalam kulit lurus secara vertikal.
d. Penetrasi ditunjukkan 1 cm dari batas luka.
e. Jarum ke dalam kulit dengan pergerakan supinasi dengan pergelangan dan
bahu abduksi, mendorong jarum ke dalam lengkungan jarum, agak dalam dan
jangan dangkal.
f. Setelah jarum terlihat pada permukaan kulit, jepit dengan penjepit jarum dan
tarik keluar. (jangan menjepit pada ujung jarum karena dapat menyebabkan
kerusakan).
g. Menarik benang dan menyisakannya 3-4 cm dari kulit.
h. Menusukkan jarum satu kali lagi kedalam batasan yang lain dari dalam
dengan metode yang sama dan setelah jarum terlihat kembali, tarik jarum dan
benang dan buat simpul a 2 X 1 X 2 (Simpul bedah)
i. Bersihkan luka dan memeriksa kerapatan simpul.
j. Menarik simpul ke dalam batasan luka dengan benang akhir yang pendek.

Contoh yang salah

Gambar Jahitan Kulit

2. Jahitan subkutan
Jahitan subkutan berlemak dapat ditunjukkan dengan jahitan interupsi
minor dengan simpul buried.

Metode
a. Jarum yang benar dimulai dan diakhiri dari dalam luka.
b. Batasan luka ditinggalkan dengan bagian yang sempit bergerigi sehingga
batasan antar dermis dan lemak dapat terlihat bersih.
c. Jahitan dimulai dari bagian yang jauh dari operator.
d. Titik lengkung jarum dengan jahitan yang mampu diabsorbsi adalah dalam
ke jaringan lemak samapi terlihat dekat dengan permukaan.
e. Tangan dengan jarum harus maksimum pada posisi yang mudah
mengalami kecelakaan, memungkinkan jarum yang masuk berada pada
pergerakan supinasi.
f. Penjepit jarum dipindahkan untuk menjepit jarum lagi dan dengan posisi
tidak baik dan pergerakan supinasi, jarum masuk dari dasar yang dalam
ke dalam lapisan pada bagian lain luka.
g. Akhirnya, simpul dapat dibuat dan jahitan dipotong pada akhirnya.

Gambar jahitan subkutan


I. LATIHAN
1. Memeriksa peralatan apakah sudah lengkap dan dalam kondisi yang
baik
2. Mengidentifikasi nama dan fungsi dari tiap peralatan
3. Latihan dalam bentuk grup kecil untuk mempraktikan latihan
4. Mempraktikkan lapangan operasi aseptic
 Membersihkan sekeliling luka dari kotoran
 Membersihkan kulit menggunakan cairan aseptic
 Menutup daerah operatif dengan lembaran steril penjepit yang
manjamin
5. Mempraktikan penggunaan sarung tangan tanpa menggunakan gaun
bedah :
 Menyiapkan sarung tangan (kondisi steril) siap untuk
digunakan
 Mengambil sarung tangan kanan dengan menggunakan
tangan kiri, dengan memegang lipatan bagian proximal.
 Menggunakan sarung tangan kanan tanpa memgang bagian
luar sarung tangan.
 Mengambil sarung tangan kiri dengan tangan kanan
 Meletakkan sarung tangan tanpa tangan kanan menyentuh
tangan kiri dan tanpa tangan kiri menyentuh bagian luar dari
sarung tangan.
6. Mempraktikan jahitan kulit :
Menyiapkan peralatan yang diperlukan :
 Memilih jarum yang tepat dan jahitan dan meletakkan jahitan
melewati lubang dan jarum
 Memotong sejumlah jahitan yang dibutuhkan
 Mempraktikkan jahitan interupsi pada praktik bedah minor
berdasarkan indtruksi sebelumnya.
7. Mempraktikan jahitan subkutan
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan :
 Memilih jarum yang tepat dan jahitan dan meletakkan jahitan
pada lubang jarum
 Memotong sejumlah jahitan yang dibutuhkan
 Mempraktikan jahitan interupsi minor dengan simpul buried.
8. Membersihkan peralatan dan mengembalikan peralatan pada posisi
semula, dalam bentuk yang baik dan kondisi yang lengkap.

DAFTAR UNTUK HETEROANAMNESIS PADA PEDIATRIK

NO Kriteria Nilai
0 1 2
1 Mampu membuat hubungan interpersonal dengan orang tua
dan pasien
2 Menanyakan identitas pasien dan orang tua secara lengkap
3 Menanyakan keluhan utama
4 Mampu menggali hadirnya keluhan penyakit secara sistemastis
5 Mampu menggali riwayat penyakit lampau
6 Mampu menggali riwayat penyakit keluarga
7 Mampu membuat silsilah keluarga
8 Mampu menggali riwayat perhatian antenatal
9 Mampu menggali riwayat perhatian natal
10 Mampu menggali riwaya perhatian postnatal
11 Menanyakan kebiasaan makan
12 Menanyakan tentang pertumbuhan pasien dan perkembangan
sejak neonatus hadir (motorik kasar, motorik baik, personal-
sosial, bahasa)
13 Mampu bertanya mengenai riwayat imunisasi
14 Mampu menjelaskan status social-ekonomi dan lingkungan
15 Mampu membuat anamnesis dari sistem tubuh
16 Mampu memeriksa informasi yang belum jelas
17 Mampu untuk menuliskan rekam medis secara lengkap
Nilai Total

Penjelasan
Nilai 0 : tidak menunjukkan semuanya
Nilai 1 : menunjukkan dengan tidak sempurna
Nilai total
Nilai 2 : menunjukkan dengan sempurna Nilai akhir= X 100%
34
Jogjakarta, …………………………..

Instruktur Pengamat

(………………………………..) (……………………)

Evaluasi Keterampilan Bedah Minor


Jahitan interpsi kulit dan simpul yang digunakan pada alat

NO Kriteria Nilai
0 1 2
1 Mensterilkan daerah bedah dengan agen antimicrobial dalam
melingkar yang melebar (simulasi dengan sarung tangan dan
luka yang telah diberikan anastesi lokal)
2 Menempatkan lembaran pada bagian bedah
3 Menggunakan gigi sempit yang halus untuk mengangkat
batasan luka
4 Menempatkan jarum melengkung no. 3/0 pada penjepit jarum,
di antara 2-3 distal dan 1-3 proximal, dan posisi terkunci
5 Dengan pergelangan pada posisi tidak baik, siku dengan
kemiringan 90° dan bahu abduksi, jarum dimasukkan ke dalm
kulit dengan lurus vertikal
6 Menunujukkan penetrasi 1 cm dari bats luka dengan
mengangkat dan memperpanjang kulit
7 Jarum dengan pergerakan supinasi dengan pergelangan dan
abduksi bahu, mendorong jarum berdasarkan bentuk lengkuk
jarum
8 Menjepit jarum dengan penjepit jarum setelah terlihat pada
permukaan kulit, menariknya keluar, dan menarik benang
dengan meninggalkan 3-4 cm dari kulit.
9 Menjepit jarum satu kali lagi ke dalam batas dari dalam
dengan metode yang sama
10 Tangan kiri memegang benang yang panjang dan tangan kanan
memegang penjepit jarum
11 Membungkus benang yang panjang dengan sebuah penjepit
jarum
12 Mencubit dan mendorong benang panjang dan menempatkan
disamping benang yang pendek
13 Menunjukkan dan mengulangi no. 9 - 11 sekali lagi
14 Memotong simpul dengan menempatkan akhir yang terbuka
dari gunting pada jahitan, siap untuk dipotong, memindahkan
gunting ke simpul, 45° dan dipotong
15 Hasil dari jahitan harus tidak sempit dan batasan pinggiran
harus bertemu
16 Simpul harus ditempatkan pada bagian irisan luka
Nilai Total

Penjelasan
Nilai 0 : tidak menunjukkan semuanya
Nilai 1 : menunjukkan dengan tidak sempurna
Nilai total
Nilai 2 : menunjukkan dengan sempurna Nilai akhir= X 100%
36

Jogjakarta, …………………………..

Instruktur Pengamat

(………………………………..) (……………………)
Evaluasi Keterampilan Bedah Minor
Jahitan interpsi kulit dan simpul yang digunakan tanpa alat

NO Kriteria Nilai
0 1 2
1 Mensterilkan daerah bedah dengan agen antimicrobial dalam
melingkar yang melebar (simulasi dengan sarung tangan dan
luka yang telah diberikan anastesi lokal)
2 Menempatkan lembaran pada bagian bedah
3 Menggunakan gigi sempit yang halus untuk mengangkat
batasan luka
4 Menempatkan jarum melengkung no. 3/0 pada penjepit jarum,
di antara 2-3 distal dan 1-3 proximal, dan posisi terkunci
5 Dengan pergelangan pada posisi tidak baik, siku dengan
kemiringan 90° dan bahu abduksi, jarum dimasukkan ke dalm
kulit dengan lurus vertikal
6 Menunujukkan penetrasi 1 cm dari bats luka dengan
mengangkat dan memperpanjang kulit
7 Bentangkan kulit dengan pergerakan supinasi dengan
pergelangan dan abduksi bahu, mendorong jarum berdasarkan
bentuk lengkuk jarum
8 Menjepit jarum dengan penjepit jarum setelah terlihat pada
permukaan kulit, menariknya keluar, dan menarik benang
dengan meninggalkan 3-4 cm dari kulit.
9 Menjepit jarum satu kali lagi ke dalam batas dari dalam
dengan metode yang sama
10 Tangan memegang akhir dari benang panjang dan pendek
11 Tangan kiri memegang akhir dari benang untuk mengikat
simpul
12 Mengulang kedua kalinya
13 Memotong simpul dengan menempatkan akhir yang terbuka
dari gunting pada jahitan, siap untuk dipotong, memindahkan
gunting ke simpul, 45° dan dipotong
14 Hasil dari jahitan harus tidak sempit dan batasan pinggiran
harus bertemu
15 Simpul harus ditempatkan pada bagian irisan luka
Nilai Total

Penjelasan
Nilai 0 : tidak menunjukkan semuanya
Nilai 1 : menunjukkan dengan tidak sempurna
Nilai total
Nilai 2 : menunjukkan dengan sempurna Nilai akhir= X 100%
30

Jogjakarta, …………………………..

Instruktur Pengamat

(………………………………..) (……………………)

Você também pode gostar