Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Segala sesuatu yang kita kerjakan pasti memiliki tingkat risiko bahaya
tergantung dari seberapa sulit suatu pekerjaan tersebut dan seberapa besar
peluang terjadinya risiko bahaya pada pekerjaan yang kita lakukan tersebut.
Hal ini tentu berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja atau yang
biasa kita kenal dengan K3.
1
lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiologi dan psikologi, menyesuaikan
pekerjaan dengan pekerja serta pekerja dengan pekerjaannya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari hazard dan risiko.
2. Mengetahui dan memahami upaya mencegah dan meminimalkan risiko
dan hazard pada tahap pengkajian asuhan keperawatan.
3. Mengetahui dan memahami upaya mencegah dan meminimalkan risiko
dan hazard pada tahap perencanaan asuhan keperawatan.
4. Mengetahui dan memahami upaya mencegah dan meminimalkan risiko
dan hazard pada tahap implementasi asuhan keperawatan.
5. Mengetahui dan memahami upaya mencegah dan meminimalkan risiko
dan hazard pada tahap evaluasi asuhan keperawatan.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan pembaca mengenai upaya mencegah dan
meminimalkan risiko dan hazard pada tahap pengkajian, perencanaan,
serta tahap evaluasi asuhan keperawatan.
2. Sebagai sarana pendamping belajar selain buku induk dan literatur lain
yang telah ada.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Pengkajian Asuhan Keperawatan
3
Berbagai macam upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan
hazard yang didapatkan perawat dalam tahap pengkajian tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut:
4
2.3 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Perencanaan Asuhan Keperawatan
Perawat harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai
keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 yang berdampak pada perawat
itu sendiri dan klien. Sehingga dalam menyusun perencanaan untuk tindakan
keperawatan yang tepat, perawat perlu:
1. Mengidentifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat
memyusun rencana keperawatan. Misalnya, mempertimbangkan
kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik
bagi klien maupun perawat itu sendiri.
2. Melakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan
penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan kerja saat menyusun perencanaan keperawatan.
3. Mengendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun
rencana tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana
atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah, dan
menggunakan alat pelindung diri.
4. Dalam menyusun rencana keperawatan, hendaknya perawat
berpedoman pada pedoman rencana asuhan keperawatan yang ada
sesuai dengan diagnosis keperawatan yang muncul.
5. Perawat juga diharapkan mampu mempertimbangkan alokasi
waktu pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk
menjadi indicator evaluasi keperawatan.
2.4 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Implementasi Asuhan Keperawatan
5
kesehatan, pencegahan, penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping. Pada saat melakuakn implementasi keperawatan, tentu perawat
memiliki risiko dan hazard, misalnya dapat tertular penyakit yang diderita oleh
klien dan lain sebagainya. Sehingga perlu adanya upaya mencegah atau
meminimalisir risiko dan hazard tersebut. Contohnya:
6
maupun pada klien lain disekelilingnya, misalnya ruangan khusus untuk
klien dengan TB Paru.
12. Rumah sakit hendaknya rutin mengadakan konseling dan rutin
mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala kepada tenaga kesehatan,
terutama tenaga kesehatan yang bergelut di tempat berisiko terkena
kecelakaan kerja dalam hal ini khususnya perawat.
13. Ruangan perawatan menyediakan tempat sampah khusus jarum dan benda-
benda tajam yang sesuai dan praktis.
14. Rumah sakit hendaknya mengadakan hari bina fisik bersama yang diikuti
oleh semua tenaga kesehatan dalam satu minggu, misalnya senam pagi
bersama di hari Jumat untuk mempertahankan imunitas tubuh tenaga
kesehatan khususnya perawat.
15. Rumah sakit sebaiknya memberikan waktu istirahat yang cukup bagi
karyawannya, dalam hal ini khususnya adalah perawat.
2.5 Upaya Mencegah Dan Meminimalkan Risiko Dan Hazard Pada Tahap
Evaluasi Asuhan Keperawatan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Pengkajian
1. Sebelum menuju klien hendaknya perawat melakukan cuci tangan.
2. Dalam melakukan wawancara kepada klien, perawat seharusnya
menjadi pendengar yang baik. Saat melakukan wawancara, perawat
harus mampu menempatkan diri sebagai tempat curhat klien sebaik
mungkin dan apabila ada pertanyaan yang perlu diajukan, harap
menggunakan bahasa dan tutur kata yang sopan.
3. Ketika klien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan susah
untuk di dekati, perawat dapat melakukan pengkajian kepada keluarga
klien terlebih dahulu.
b. Perencanaan
1. Melakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian
bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan
kerja saat menyusun perencanaan keperawatan.
2. Mengendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun
rencana tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan sarana
8
atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah, dan
menggunakan alat pelindung diri.
3. Dalam menyusun rencana keperawatan, hendaknya perawat
berpedoman pada pedoman rencana asuhan keperawatan yang ada
sesuai dengan diagnosis keperawatan yang muncul.
c. Implementasi
1. Perawat hendaknya menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan
teknik aseptik seperti mencuci tangan, memakai APD, dan
menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril jika dperlukan.
2. Perawat hendaknya mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang sudah ditetapkan oleh RS dan tidak terburu-buru dalam
melakukan tindakan.
3. Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang
tinggi, dan ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan tindakan
yang berisiko ke klien.
d. Evaluasi
1. Mengidentifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun
evaluasi keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan
potensi bahaya baik bagi klien maupun perawat itu sendiri.
2. Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan
klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.linkedin.com/pulse/pengertian-hazard-risk-dalam-disiso-45001-rendi-
mahendra
https://ansharbonassifa.wordpress.com/2013/09/03identifikasi-risiko-keselamatan-
pasin-patient-safety-di-rumah-sakit/amp/
http://anitad105.blogspot.co.id/p/bab-ipendahuluana_12.html
10