Você está na página 1de 3

CRITICAL APPRAISAL JURNAL

Judul :
Pengaruh Terapi Puzzle Terhadap Tingkat Demensia Lansia Di
Wilayah Krapakan Caturharjo Pandak Bantul
Dyah Nastiti Nawangsasi
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: dyahnastitinawangsasi@gmail.com

I. PERTANYAAN

Apakah Ada Pengaruh Terapi Puzzle Terhadap Tingkat Demensia Lansia

Di Wilayah Krapakan Caturharjo Pandak Bantul

P : Pasien Demensia
I : Terapi Puzzle
C : Terhadap Tingkat Demensia Lansia
O : Penurunan tingkat demensia.
II. CRITICAL APPRAISAL JURNAL

Judul Jurnal : Pengaruh Terapi Puzzle Terhadap Tingkat Demensia

Lansia Di Wilayah Krapakan Caturharjo Pandak Bantul

1. Why was this study Done?

Di seluruh dunia, 35,6 juta orang memiliki demensia, dengan lebih dari

setengah (58 %) yang tinggal di negara-negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Setiap tahun, ada 7,7 juta kasus baru. Jumlah ini akan berlipat ganda

pada 2030 dan lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2050 (WHO, 2012).

Berdasarkan data Deklarasi Kyoto, tingkat prevalensi dan insidensi demensia di

Indonesia menempati urutan keempat setelah China, India, dan Jepang. Menurut

data-data diatas prevalensi dan insidensi demensia dapat diatasi dengan berbagai

penatalaksanaan yaitu dengan farmakologi dan non farmakologi


Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan

kerusakan fungsi kognitif pada seseorang yang bersifat progresif dan biasanya

dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and Beare,

2007). Beberapa tanda dan gejala demensia hampir tidak kelihatan dan tidak jelas,

namun tanda gejala secara umum yaitu bingung, mulai lupa, kehilangan

kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari dan sering menyendiri (Anonim,

2010).

Demensia ini bila tidak ditangani bisa menimbulkan dampak bagi

penderita diantaranya terjadi perubahan perilaku pada lansia tersebut seperti

melupakan dirinya sendiri, memusuhi orang-orang disekitarnya, dan sering

berkeluyuran pada malam hari sehingga mudah hilang (Brooker, 2009; Carpenito,

2009). Jumlah penderita demensia meningkat seiring dengan beberapa faktor dan

angka harapan hidup yang meningkat pula.

2. What is sample size?

yaitu 34 lansia yang sesuai dengan kriteria inklusi dan esklusi.

3. Are the measurements of major variables valid & reliable?

Instrumen measurements of major variables is valid & reliable. Instrumen

yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dengan daftar pertanyaan

yang menggunakan format pemeriksaan MMSE (Mini Mental State Examination).

Kuesioner ini terdiri dari 11 item pertanyaan dengan skor total 30. Pertanyaan ini

dibagi menjadi 5 bagian yaitu orientasi, registrasi memori, atensi dan kalkulasi,

pengenalan kembali dan bahasa.

4. How were the data analyzed?


Analisa data yang digunakan yaitu dengan analisa univariat dan bivariate.

Analisa univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik

responden dengan tingkat demensia. Sedangkan analisa bivariate menggunakan

Mann Whitney untuk mengetahui pengaruh terapi puzzle terhadap tingkat

demensia lansia. Pengolahan data menggunakan system SPSS terdapat pengaruh

terapi puzzle terhadap penurunan skor depresi pada lansia dengan nilai p value

0.003 (α ≤ 0.05). Hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan ada pengaruh terapi

puzzle terhadap tingkat demensia lansia. Selain itu, terdapat selisih nilai mean

pada hasil pretest dan posttes kelompok kontrol sebanyak -0.47 poin, hal ini

menunjukan bahwa terdapat kenaikan dan penurunan skor MMSE pada kelompok

kontrol, sedangkan pada kelompok intervensi terdapat selisih mean pada pretest

dan posttest sebanyak 1.41 poin, yang menunjukan adanya kenaikan skor MMSE

pada kelompok intervensi.

5. Were there any untoward events during the conduct of the study?

Peneliti yang baik adalah peneliti yang jujur, menuliskan dengan jelas dan

detil bagaimana proses penelitian sehingga bisa dijadikan rujukan untuk perbaikan

penelitian selanjutnya.

6. How do the results fit with previous research in the area?

Belum ada hasil penelitian yang sama mengenai demensia di wilayah yang

sama.

7. What does this research mean for clinical practice?

Penelitian ini bisa disertakan dalam praktek klinik gerontik Dapat digunakan

sebagai salah satu inovasi terapi tentang terapi alternative yang bisa digunakan

untuk membantu lansia dengan demensia.

Você também pode gostar