Você está na página 1de 49

F.

RENCANA KEPERAWATAN POST-OPERATIF


G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN POST-OPERATIF
H. EVALUASI KEPERAWATAN POST-OPERATIF

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI HIDROKEL
DENGAN PEMBEDAHAN HIDROKELEKTOMI PADA Tn. M.S. DI IRINA MARIA JOSEPH
RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG MARIA
TOMOHON
Nama/Umur : Tn. M.S./68 Tahun
Ruang : Irina Maria Joseph
Hari/ Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
Tang- Keperawatan
gal
Senin, 1. Nyeri akut Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk 17.00 1. Mengkaji tingkat nyeri Selasa, 24 Februari
23 Fe- berhubungan diberikan nyeri. membantu WITA yang dialami pasien. 2015
bruari dengan terputusnya tindakan perawat Respon: Pukul 07.20 WITA
2015 kontinuitas kepera- memahami P:(Paliative/Provocati-
jaringan, ditandai watan makna nyeri ve) S:
dengan: selama ± bagi pasien, Pasien mengatakan, a. Pasien
Data Subjektif: 1 x 24 dan faktor yang membuat mengatakan
a. P:(Paliative/Pro jam, bagaimana nyeri semakin nyeri luka
-vocative) diharap- pasien bertambah yaitu pada operasi.
Pasien kan mengatasi saat melakukan b. Pasien
mengatakan, masalah situasi gerakan dan yang mengatakan
faktor yang nyeri tersebut membuat nyeri dapat nyeri sedikit
membuat akut (Mubarak, berkurang jika tidur berkurang.
nyeri dapat 2007). ataupun istirahat. c. Pasien
semakin berku- Q: (Quality/ Quantity) mengatakan
bertambah rang Pasien mengatakan, mampu
yaitu pada dengan kualitas nyeri dapat melakukan
saat kriteria dikarakteristikan teknik relaksasi
melakukan hasil: seperti ditusuk-tusuk napas dalam
gerakan dan a. Nyeri dan nyeri yang secara mandiri.
yang luka dirasakan bersifat d. Pasien
membuat ope- hilang timbul. mengatakan
nyeri dapat rasi R: (Region/Radiation) belum mampu
berkurang dapat Pasien mengatakan, melakukan
jika tidur ber- nyeri hanya dirasakan teknik distraksi
ataupun ku- pada bagian luka secara mandiri.
istirahat. rang operasi dan menyebar e. Pasien
b. Q: (Quality/ de- hingga ke daerah mengatakan
Quantity) ngan abdomen bawah. merasa nyaman
Pasien skala T: (Time) setelah
mengatakan, 1-3 Pasien mengatakan, melakukan
kualitas nyeri nyeri nyeri yang dirasakan teknik relaksasi
dapat ri- kira – kira 6 jam maupun teknik
dikarakteris- ngan. setelah operasi dengan distraksi.
tikkan seperti b. Eks- durasi ± 5 menit.
ditusuk-tusuk presi Hasil: O:
dan nyeri wajah S: (Scale/Severity): a. Keadaan umum
yang ceria. Skala Nyeri: 6 lemah.
dirasakan c. Pasi- Intensitas Nyeri: Nyeri b. Ekspresi wajah
bersifat en sedang tampak
hilang- dapat Ekspresi wajah: meringis.
timbul. men- Tampak meringis c. Pasien mampu
c. R:(Region/Radi tole- kesakitan. melakukan
ation) ransi teknik relaksasi
Pasien nyeri 2. Observasi 2. Pernapasan 18.00 2. Mengobservasi tanda- napas dalam
mengatakan, yang tanda-tanda mungkin WITA tanda vital. secara mandiri.
nyeri hanya dira- vital. meningkat Hasil: d. Pasien belum
dirasakan sakan sebagai TTV: mampu
pada bagian d. Pasi- akibat nyeri TD: 126/69 mmHg melakukan
luka operasi en dan N: 73 x/menit teknik distraksi
dan dapat berhubungan R: 28 x/menit secara mandiri.
menyebar mela- dengan SB: 37,20C e. Skala nyeri 5.
hingga ke kukan cemas, 19.00 TTV: f. TTV:
daerah teknik sementara WITA TD: 135/74 mmHg TD : 120/80
abdomen relak- hilangnya N: 71 x/menit mmHg
bawah. sasi stres R: 28 x/menit N: 80 x/menit
d. T: (Time) napas menimbul- SB: 37,40C R: 20 x/menit
Pasien dalam kan 24/2 TTV: SB: 37,30C
mengatakan, secara katekolamin 04.55 TD: 120/80 mmHg
nyeri yang man- akan WITA N: 80 x/menit A:
dirasakan diri. meningkat- R: 20 x/menit Masalah Nyeri
kira – kira 6 e. Pasi- kan SB: 37,30C akut belum
jam setelah en kecepatan teratasi.
operasi dapat jantung dan
dengan durasi mela- tekanan P: Intervensi lanjut
± 5 menit. kukan darah. 1. Kaji tingkat
Data Objektif: teknik (Doenges, nyeri.
a. Keadaan umum dis- 2000). 2. Observasi
lemah. traksi tanda-tanda
b. S:(Scale/Severi- secara 3. Ajarkan 3. Mengurangi 17.30 3. Mengajarkan teknik vital.
ty): man- teknik nyeri setelah WITA relaksasi napas dalam 3. Ajarkan teknik
Skala Nyeri: diri. relaksasi operasi dan dengan cara: relaksasi
6. f. TTV napas dapat Menganjurkan pasien napas dalam.
Intensitas dalam dalam. membantu untuk menarik napas 4. Bantu pasien
Nyeri: Nyeri batas pasien dalam secara perlahan- dengan teknik
sedang. nor- relaksasi lahan melalui hidung dikstraksi.
Ekspresi mal: sehingga dan hembuskan lewat 5. Ciptakan
wajah: TD:12 pasien lebih mulut. lingkungan
Tampak 0/80m mampu Hasil: yang tenang
meringis mHg beradaptasi Pasien dapat untuk pasien.
kesakitan. N:60- terhadap melakukannya selama 6. Tatalaksana
c. TTV: 100 nyeri dan ± 10 kali menit selama dalam
TD: 103/56 x/me- dapat 1 menit. pemberian
mmHg nit meningkat- Respon: program terapi
N: 63 x/menit R:16- kan kualitas Pasien mengatakan pengobatan
R: 19 x/menit 24x/ tidur serta nyeri sedikit berkurang. sesuai dengan
SB: 37,20C menit meningkat- 21.25 Hasil: program
d. Tampak luka SB:360 kan ventilasi WITA Pasien dapat dokter yaitu
operasi pada C. paru dan melakukannya dengan Ketorolac 1
skrotum dekstra oksigenasi baik ± 10 kali selama 1 ampul (30
memanjang darah setelah menit. mg)/8 jam via
secara vertikal. anestesi Respon: IV.
e. Panjang luka umum serta Pasien mengatakan 7. Beri
±8 cm. mengurangi nyeri sedikit berkurang. pendidikan
f. Terapi yang angka kesehatan
diberikan kejadian mengenai cara
Ketorolac 30 atelektasis menghilang-
mg (1 Ampul) pada pasien kan nyeri.
setiap 8 jam via post operati.
IV. (Majid,
2011)

4. Bantu 4. Membantu 18.10 4. Membantu pasien


pasien memfokuska WITA dengan teknik distraksi
dengan n pada Dengan cara:
teknik masalah Menganjurkan pasien
distraksi. yang tidak untuk berbincang-
berhubungan bincang mengenai hal-
dengan nyeri. hal yang
(Taylor dan menyenangkan dengan
Ralph, istrinya untuk
2010). mengalihkan
perhatiannya terhadap
nyeri, agar nyeri yang
dirasakan bisa
berkurang.
Hasil:
Tampak pasien
bercerita dengan
istrinya.
Respon:
Pasien mengatakan
nyeri berkurang setelah
melakukan teknik
distraksi.

5. Ciptakan 5. Lingkungan 17.40 5. Menciptakan


lingkungan yang tenang WITA lingkungan yang
yang tenang akan tenang untuk pasien
untuk menurunkan dengan cara:
pasien. stimulus Menjaga ketenangan
nyeri lingkungan sekitar
eksternal dan pasien, dengan
pembatasan mengurangi
pengunjung pengunjung yang
akan datang.
membantu Hasil:
meningkat- Pasien tampak tenang
kan kondisi dan nyaman.
O2 ruangan Respon:
yang akan Pasien mengatakan
berkurang nyaman dengan
apabila lingkungan yang
banyakpengu tenang.
njung berada
diruangan
(Doenges,
2000).

6. Tatalaksana 6. Analgesik 21.00 6. Penatatalaksanaan


dalam memblok WITA dalam pemberian terapi
pemberian lintasan nyeri analgetik sesuai dengan
terapi dengan program dokter yaitu
analgetik memberikan Ketorolav 1 ampul (30
sesuai obat sesuai mg)/8 jam via IV.
dengan jadwal pada Hasil:
program periode awal Pasien diinjeksikan
dokter yaitu pasca operasi ketorolac 1 ampul (30
Ketorolac 1 dapat mg) via IV.
ampul (30 membuat 24/2 Hasil:
mg)/8 jam nyeri 05.00 Pasien diinjeksikan
via IV. berkurang WITA ketorolac 1 ampul (30
(Mubarak, mg) via IV.
2007).

7. Beri 7. Informasi 17.35 7. Memberi pendidikan


pendidikan yang WITA kesehatan kepada
kesehatan diberikan pasien dengan cara:
mengenai akan Menjelaskan tentang
cara mengurangi cara penanganan nyeri.
menghilang- ketakutan Hasil:
kan nyeri. terhadap Pasien tampak
sesuatu yang mengerti dan mampu
tidak menerapkan cara
diketahui dan penanganan nyeri
membantu seperti teknik napas
pasien dalam.
beradaptasi Respon : Pasien
(Mubarak, mengatakan sudah
2007). mengerti dan dapat
melakukan teknik
napas dalam namun
belum mampu
melakukan secara
mandiri teknik
distraksi.
I. CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi


Selasa, 24 Nyeri berhubungan 09.00 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami Rabu, 25 Februari 2015
Februari 2015 dengan terputusnya WITA pasien. Pukul 07.20 WITA
Hari ke-II kontinuitas jaringan. Respon:
P:(Paliative/Provocative) S:
Pasien mengatakan, faktor yang a. Pasien mengatakan nyeri luka
membuat nyeri semakin bertambah operasi.
yaitu pada saat melakukan gerakan b. Pasien mengatakan nyeri sedikit
dan yang membuat nyeri dapat berkurang.
berkurang jika tidur ataupun c. Pasien mengatakan mampu
istirahat. melakukan teknik relaksasi
Q: (Quality/Quantity) napas dalam secara mandiri.
Pasien mengatakan, kualitas nyeri d. Pasien mengatakan belum
dapat dikarakteristikan seperti mampu melakukan teknik
ditusuk-tusuk dan nyeri yang distraksi secara mandiri.
dirasakan bersifat hilang timbul. e. Pasien mengatakan merasa
R: (Region/Radiation) nyaman setelah melakukan
Pasien mengatakan, nyeri hanya teknik relaksasi maupun teknik
dirasakan pada bagian luka operasi distraksi.
dan menyebar hingga ke daerah
abdomen bawah. O:
T: (Time) a. Keadaan umum lemah.
Pasien mengatakan, nyeri yang b. Ekspresi wajah tampak
dirasakan berdurasi ± 5 menit. meringis.
Hasil: c. Pasien mampu melakukan
S: (Scale/Severity): teknik relaksasi napas dalam
Skala Nyeri: 5 secara mandiri.
Intensitas Nyeri: Nyeri sedang d. Pasien belum mampu
Ekspresi wajah: Tampak meringis. melakukan teknik distraksi
secara mandiri.
09.10 2. Mengobservasi tanda-tanda vital. e. Skala nyeri 4.
WITA Hasil: f. TTV:
TTV: TD: 120/80 mmHg
TD: 110/80 mmHg N: 80 x/menit
N: 68 x/menit R: 24 x/menit
R: 20 x/menit SB: 370C
SB: 360C
16.00 TTV: A:
WITA TD: 120/70 mmHg Masalah Nyeri akut belum teratasi.
N: 70 x/menit
R: 20 x/menit P: Intervensi lanjut.
SB: 360C 1. Kaji tingkat nyeri.
21.00 TTV: 2. Observasi tanda-tanda vital.
WITA TD: 120/80 mmHg 3. Bantu pasien dengan teknik
N: 72 x/menit distraksi.
R: 32 x/menit 4. Ciptakan lingkungan yang
SB: 38,70C tenang untuk pasien.
25/2 TTV: 5. Tatlaksana dalam pemberian
04.50 TD: 120/80 mmHg terapi analgetik sesuai dengan
WITA N: 80 x/menit program dokter yaitu
R: 24 x/menit Ketorolav 1 ampul (30 mg)/8
SB: 370C jam via IV.
6. Beri pendidikan kesehatan
09.20 3. Mengajarkan teknik relaksasi napas mengenai cara menghilangkan
WITA dalam, dengan cara: nyeri.
Menganjurkan pasien untuk menarik
napas dalam secara perlahan-lahan
melalui hidung dan hembuskan
lewat mulut.
Hasil:
Pasien dapat melakukannya selama
± 1 menit sebanyak 8 kali.
Respon:
Pasien mengatakan nyeri sedikit
berkurang.

09.30 4. Membantu pasien dengan teknik


WITA distraksi, dengan cara:
Menganjurkan pasien untuk
berbincang-bincang mengenai hal-
hal yang menyenangkan dengan
istrinya untuk mengalihkan
perhatiannya terhadap nyeri, agar
nyeri yang dirasakan bisa berkurang.
Hasil:
Tampak pasien bercerita dengan
istrinya.
Respon:
Pasien mengatakan nyeri berkurang
setelah melakukan teknik distraksi.
10.00 5. Menciptakan lingkungan yang
WITA tenang untuk pasien, dengan cara:
Menjaga ketenangan lingkungan
sekitar pasien, dengan mengurangi
pengunjung yang datang.
Hasil:
Pasien tampak tenang dan nyaman.
Respon:
Pasien mengatakan nyaman dengan
lingkungan yang tenang.
19.05 Hasil:
WITA Pasien tampak tenang dan nyaman.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan lingkungan yang tenang

13.00 6. Penatatalaksanaan dalam pemberian


WITA terapi analgetik sesuai dengan
program dokter yaitu Ketorolac 1
ampul (30 mg)/8 jam via IV.
Hasil:
Pasien diinjeksikan ketorolac 1
ampul (30 mg via IV).
21.00 Hasil:
WITA Pasien diinjeksikan ketorolac 1
ampul (30 mg via IV).
25/2 Hasil:
05.00 Pasien diinjeksikan ketorolac 1
WITA ampul (30 mg via IV).

09.25 7. Memberi pendidikan kesehatan


WITA kepada pasien, dengan cara:
Menjelaskan tentang cara
penanganan nyeri.
Hasil:
Pasien tampak mengerti dan mampu
menerapkan cara penanganan nyeri
seperti teknik napas dalam.
Respon :
Pasien mengatakan sudah mengerti
dan dapat melakukan teknik napas
dalam namun belum mampu
melakukan secara mandiri teknik
distraksi.

Rabu, 25 Nyeri berhubungan 09.50 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami Kamis, 26 Februari 2015
Februari 2015 dengan terputusnya WITA pasien. Pukul 07.20 WITA
Hari ke-III kontinuitas jaringan. Respon:
P:(Paliative/Provocati-ve) S:
Pasien mengatakan, faktor yang a. Pasien mengatakan nyeri luka
membuat nyeri semakin bertambah operasi.
yaitu pada saat melakukan gerakan b. Pasien mengatakan nyeri
dan yang membuat nyeri dapat berkurang.
berkurang jika tidur ataupun c. Pasien mengatakan mampu
istirahat. melakukan teknik distraksi
Q: (Quality/ Quantity) secara mandiri.
Pasien mengatakan, kualitas nyeri d. Pasien mengatakan merasa
dapat dikarakteristikan seperti nyaman setelah melakukan
ditusuk-tusuk dan nyeri yang teknik distraksi.
dirasakan bersifat hilang timbul.
R: (Region/Radiation) O:
Pasien mengatakan, nyeri hanya a. Keadaan umum membaik.
dirasakan pada bagian luka operasi b. Ekspresi wajah tampak
dan menyebar hingga ke daerah membaik.
abdomen bawah. c. Pasien mampu melakukan
T: (Time) teknik distraksi secara mandiri.
Pasien mengatakan, nyeri yang d. Pasien dapat mentoleransi nyeri
dirasakan berdurasi ± 3 menit. yang dirasakan.
Hasil: e. Skala nyeri 2.
S: (Scale/Severity): f. TTV:
Skala Nyeri: 4 TD : 100/70 mmHg
Intensitas Nyeri: Nyeri sedang N: 80 x/menit
Ekspresi wajah: Tampak meringis. R: 20 x/menit
SB: 360C
10.00 2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
WITA Hasil: A:
TTV: Masalah Nyeri akut teratasi.
TD: 120/70 mmHg
N: 80 x/menit P: Intervensi stop.
R: 20 x/menit
SB: 37,30C
16.00 TTV:
WITA TD: 120/80 mmHg
N: 72 x/menit
R: 20 x/menit
SB: 37,30C
26/2 TTV:
05.00 TD: 100/70 mmHg
WITA N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
SB: 360C

09.55 3. Membantu pasien dengan teknik


WITA distraksi, dengan cara:
Menganjurkan pasien untuk
berbincang-bincang mengenai hal-
hal yang menyenangkan dengan
istrinya untuk mengalihkan
perhatiannya terhadap nyeri, agar
nyeri yang dirasakan bisa berkurang.
Hasil:
Tampak pasien bercerita dengan
istrinya.
Respon:
Pasien mengatakan nyeri berkurang
setelah melakukan teknik distraksi.

10.05 4. Menciptakan lingkungan yang


WITA tenang untuk pasien, dengan cara:
Menjaga ketenangan lingkungan
sekitar pasien, dengan mengurangi
pengunjung yang datang.
Hasil:
Pasien tampak tenang dan nyaman.
Respon:
Pasien mengatakan nyaman dengan
lingkungan yang tenang.
19.05 Hasil:
WITA Pasien tampak tenang dan nyaman.
Respon:
Pasien mengatakan nyaman dengan
lingkungan yang tenang.

13.10 5. Penatatalaksanaan dalam pemberian


WITA terapi analgetik sesuai dengan
program dokter yaitu Ketorolac 1
ampul (30 mg)/8 jam via IV.
Hasil:
Pasien diinjeksikan ketorolac 1
ampul (30 mg via IV).

11.00 6. Memberi pendidikan kesehatan


WITA kepada pasien, dengan cara:
Menjelaskan tentang cara
penanganan nyeri.
Hasil:
Pasien tampak mengerti dan mampu
menerapkan cara penanganan nyeri
seperti teknik napas dalam.
Respon :
Pasien mengatakan sudah mengerti
dan dapat melakukan teknik napas
dalam dan mampu melakukan secara
mandiri teknik distraksi.
Hari/ Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
Tang- Keperawatan
gal
Senin, 2. Hambatan Setelah 1. Kaji 1. Menunjang 19.10 1. Mengkaji kemampuan Selasa, 24 Februari
23 Fe- mobilitas fisik diberikan kemampuan kontinuitas WITA pasien dalam 2015
bruari berhubungan tindakan pasien dan menjaga melakukan aktivitas. Pukul 07.20 WITA
2015 dengan kepera- dalam tingkat Hasil:
keterbatasan watan melakukan kemandirian Pasien belum bisa S:
gerak oleh karena selama ± aktivitas. yang bergerak secara bebas
a. Pasien
adanya luka 1 x 24 teridentifikasi. karena nyeri yang mengatakan
operasi. jam (Taylor dan dirasakannya. belum bisa
Data Subjektif: masalah Ralph, 2010). bergerak secara
a. Pasien hamba- bebas karena
mengatakan tan 2. Bantu 2. Kebersihan 24/2 2. Membantu pasien nyeri yang
kesulitan mobilitas pasien tubuh pasien 06.00 dalam pemenuhan dirasakan.
untuk fisik dalam sangat penting WITA kebutuhan personal b. Pasien
beraktivitas dapat pemenuhan untuk hygiene (mandi), mengatakan
karena adanya teratasi kebutuhan persiapan dengan cara: membutuhkan
luka operasi dengan personal operasi karena Memandikan pasien orang lain
dan nyeri kriteria: hygiene tubuh yang dengan menggunakan dalam
yang a. Pasi- (mandi). kotor dapat waslap, sabun dan air memenuhi
dirasakan en merupakan bersih untuk kebutuhannya.
sehingga dapat sumber membersihkan tubuh c. Pasien
harus dibantu mela- kuman dan pasien serta menggosok mengatakan
oleh perawat kukan dapat gigi pasien. merasa gerah
dan keluarga. akti- mengakibat- Hasil: belum sempat
b. Pasien vitas kan infeksi Pasien tampak bersih mandi sejak
mengatakan secara pada daerah dan tampak ceria. operasi
belum pernah man- yang Respon: dilakukan.
mandi sejak diri. dioperasi. Pasien mengatakan
kemarin. b. Pasi- (Majid, 2011). nyaman dan merasa O:
c. Pasien en segar setelah a. Keadaan umum
mengatakan dapat dimandikan. lemah.
sudah merasa mi- b. Tampak
gerah. ring 3. Bantu 3. Tindakan ini 24/2 3. Membantu pasien aktivitas pasien
Data Objektif: kiri pasien untuk mencegah 05.00 untuk mengubah posisi dibantu oleh
a. TTV: dan mengubah kerusakan WITA tidur pasien, untuk perawat dan
TD: 103/56 kanan posisi tidur. kulit dengan menghindari terjadinya keluarga.
mmHg c. Ren- mengurangi penekanan yang terlalu c. Tampak luka
N: 63 x/menit tang penekanan. lama pada bagian kulit. operasi pada
R: 19 x/menit gerak (Taylor dan Hasil: skrotum dekstra
SB: 37,20C bebas. Ralph, 2010). Pasien dibantu untuk memanjang
b. Tampak luka d. Kebu- mengubah posisi tidur secara vertikal.
operasi pada tuhan miring kiri. d. Tampak pasien
skrotum pasien Respon: kotor dan bau.
dekstra dapat Pasien mengatakan e. TTV:
memanjang terpe- merasa nyaman dengan TD : 120/80
secara nuhi posisi yang diberikan. mmHg
vertikal. de- 24/2 Hasil: N: 80 x/menit
c. Pasien tampak ngan 07.00 Pasien dibantu untuk R: 20 x/menit
tidak dapat ban- WITA mengubah posisi tidur SB: 37,30C
bergerak tuan miring kanan.
secara bebas. pera- Respon:
d. Keadaan wat Pasien mengatakan
umum pasien dan menrasa nyaman
tampak kelu- dengan posisi yang
lemah. arga. diberikan. A:
e. Pasien tampak Masalah
kotor, bau 4. Anjurkan 4. Membantu 20.00 4. Menganjurkan Hambatan
keringat dan keluarga individu WITA keluarga untuk selalu Mobilitas Fisik
bau mulut. untuk selalu untuk mendampingi pasien belum teratasi.
mendampi- mengubah dan membantu
ngi pasien posisi memenuhi kebutuhan P: Intervensi
dan (Wilkinson, pasien. lanjut.
membantu 2011). Hasil: 1. Kaji
memenuhi Isteri pasien selalu kemampuan
kebutuhan mendampingi dan pasien dalam
pasien. membantu kebutuhan melakukan
pasien. aktivitas.
2. Bantu pasien
5. Dekatkan 5. Membantu 19.20 5. Mendekatkan barang- dalam
barang- pasien dalam WITA barang yang pemenuhan
barang yang melakukan dibutuhkan pasien. kebutuhan
dibutuhkan aktivitas Hasil: personal
pasien. kehidupan Barang-barang yang hygiene
(Wilkinson, dibutuhkan pasien (mandi).
2011). berada didekat tempat 3. Bantu pasien
tidur misalnya tissue. untuk
21.10 Hasil: mengubah
WITA Barang-barang yang posisi tidur.
dibutuhkan pasien 4. Anjurkan
berada didekat tempat keluarga untuk
tidur misalnya tissue selalu
air minum. mendampingi
6. Beri 6. Bergerak 21.15 6. Memberikan pasien dan
pendidikan secara WITA pendidikan kesehatan membantu
kesehatan bertahap kepada pasien memenuhi
mengenai membantu mengenai bergerak kebutuhan
bergerak memperlancar secara bertahap sesuai pasien.
secara sirkulasi batas toleransi nyeri 5. Dekatkan
bertahap. darah dan yang dirasakan. barang-barang
melatih pasien Respon: yang
untuk terbiasa Pasien mengerti dan dibutuhkan
bergerak memahami mengenai pasien.
sesuai dengan pendidikan yang 6. Beri pendidikan
nyeri yang diberikan. kesehatan
dapat di mengenai
toleransi. bergerak secara
(Doenges, bertahap.
2000).
Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
Selasa, 24 Hambatan mobilitas fisik 09.05 1. Mengkaji kemampuan pasien dalam Rabu, 25 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA melakukan aktivitas. Pukul 07.20 WITA
Hari ke-II keterbatasan gerak oleh Hasil:
karena adanya luka Pasien belum bisa bergerak secara S:
operasi. bebas karena nyeri yang a. Pasien mengatakan belum bisa
dirasakannya. bergerak secara bebas karena nyeri
yang dirasakan.
25/2 2. Membantu pasien dalam pemenuhan b. Pasien mengatakan membutuhkan
06.00 kebutuhan personal hygiene (mandi), orang lain dalam memenuhi
WITA dengan cara: kebutuhannya.
Memandikan pasien dengan c. Pasien mengatakan merasa segar
menggunakan waslap, sabun dan air dan nyaman setelah dimandikan.
bersih untuk membersihkan tubuh d. Pasien mengatakan sudah bisa
pasien serta menggosok gigi pasien. bergerak secara perlahan-lahan
Hasil: yaitu miring kiri dan miring kanan.
Pasien tampak bersih dan tampak
ceria. O:
Respon: a. Keadaan umum lemah.
Pasien mengatakan nyaman dan b. Tampak aktivitas pasien dibantu
merasa segar setelah dimandikan. oleh perawat dan keluarga.
c. Tamapak pasien sudah bisa
09.15 3. Membantu pasien untuk mengubah bergerak secara perlahan-lahan.
WITA posisi tidur, untuk menghindari d. Tampak luka operasi pada skrotum
terjadinya penekanan yang terlalu dekstra memanjang secara vertikal.
lama pada bagian kulit. e. TTV:
Hasil: TD: 120/80 mmHg
Pasien dibantu untuk mengubah N: 80 x/menit
posisi tidur miring kiri. R: 24 x/menit
Respon: SB: 370C
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan. A:
11.00 Hasil: Masalah Hambatan Mobilitas Fisik
WITA Pasien dibantu untuk mengubah belum teratasi.
posisi tidur miring kanan.
Respon: P: Intervensi lanjut.
Pasien mengatakan merasa nyaman 1. Kaji kemampuan pasien dalam
dengan posisi yang diberikan. melakukan aktivitas.
13.05 Hasil: 2. Bantu pasien dalam pemenuhan
WITA Pasien dibantu untuk mengubah kebutuhan personal hygiene
posisi tidur miring kiri. (mandi).
Respon: 3. Bantu pasien untuk mengubah
Pasien mengatakan merasa nyaman posisi tidur.
dengan posisi yang diberikan. 4. Anjurkan keluarga untuk selalu
15.00 Hasil: mendampingi pasien dan
WITA Pasien dibantu untuk mengubah membantu memenuhi kebutuhan
posisi tidur miring kanan. pasien.
Respon: 5. Beri pendidikan kesehatan
Pasien mengatakan merasa nyaman mengenai bergerak secara
dengan posisi yang diberikan. bertahap.
17.00 Hasil:
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur miring kiri.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.
19.00 Hasil:
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur miring kanan.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.
21.05 Hasil:
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur tengkurap.
Respon:
Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman dengan posisi yang
diberikan.

09.35 4. Menganjurkan keluarga untuk selalu


WITA mendampingi pasien dan membantu
memenuhi kebutuhan pasien.
Hasil:
Isteri pasien selalu mendampingi dan
membantu kebutuhan pasien.

09.40 5. Mendekatkan barang-barang yang


WITA dibutuhkan pasien.
Hasil:
Barang-barang yang dibutuhkan
pasien berada didekat tempat tidur
misalnya air minum.
18.00 6. Memberikan pendidikan kesehatan
WITA kepada pasien mengenai bergerak
secara bertahap sesuai batas toleransi
nyeri yang dirasakan.
Respon:
Pasien mengerti dan memahami
mengenai pendidikan yang
diberikan.

Rabu, 25 Hambatan mobilitas fisik 10.00 1. Mengkaji kemampuan pasien dalam Kamis, 26 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA melakukan aktivitas. Pukul 07.20 WITA
Hari ke-III keterbatasan gerak oleh Hasil :
karena adanya luka Pasien belum bisa bergerak secara S:
operasi. bebas karena nyeri yang a. Pasien mengatakan gerakannya
dirasakannya namun sudah bisa masih terbatas.
miring kiri dan miring kanan secara b. Pasien mengatakan masih
mandiri. membutuhkan orang lain dalam
memenuhi kebutuhannya.
26/2 2. Membantu pasien dalam pemenuhan c. Pasien mengatakan merasa segar
06.00 kebutuhan personal hygiene (mandi), dan nyaman setelah dimandikan.
WITA dengan cara: d. Pasien mengatakan sudah mulai
Memandikan pasien dengan belajar untuk duduk walaupun
menggunakan waslap, sabun dan air hanya sebentar.
bersih untuk membersihkan tubuh
pasien serta menggosok gigi pasien. O:
Hasil: a. Keadaan umum membaik.
Pasien tampak bersih dan tampak b. Tampak aktivitas pasien masih
ceria. dibantu oleh perawat dan keluarga.
Respon: c. Tamapak pasien sudah bisa
Pasien mengatakan nyaman dan bergerak secara bertahap.
merasa segar setelah dimandikan. d. Tampak luka operasi pada skrotum
dekstra memanjang secara vertikal.
10.25 3. Membantu pasien untuk mengubah e. TTV:
WITA posisi tidur, untuk menghindari TD : 100/70 mmHg
terjadinya penekanan yang terlalu N: 80 x/menit
lama pada bagian kulit. R: 20 x/menit
Hasil: SB: 360C
Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur miring kiri. A:
Respon: Masalah Hambatan Mobilitas Fisik
Pasien mengatakan merasa nyaman belum teratasi.
dengan posisi yang diberikan.
13.25 Hasil: P: Intervensi lanjut.
WITA Pasien dibantu untuk mengubah 1. Kaji kemampuan pasien dalam
posisi tidur miring kanan. melakukan aktivitas.
Respon: 2. Bantu pasien dalam pemenuhan
Pasien mengatakan merasa nyaman kebutuhan personal hygiene
dengan posisi yang diberikan. (mandi).
15.25 Hasil: 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
WITA Pasien dibantu untuk mengubah mendampingi pasien dan
posisi tidur miring kiri. membantu memenuhi kebutuhan
Respon: pasien.
Pasien mengatakan merasa nyaman 4. Beri pendidikan kesehatan
dengan posisi yang diberikan. mengenai bergerak secara
17.25 Hasil: bertahap.
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur miring kanan.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.
19.30 Hasil:
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur tengkurap.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.

11.05 4. Menganjurkan keluarga untuk selalu


WITA mendampingi pasien dan membantu
memenuhi kebutuhan pasien.
Hasil:
Isteri pasien selalu mendampingi dan
membantu kebutuhan pasien.

12.00 5. Memberikan pendidikan kesehatan


WITA kepada pasien mengenai bergerak
secara bertahap sesuai batas toleransi
nyeri yang dirasakan.
Respon:
Pasien mengerti dan memahami
mengenai pendidikan yang
diberikan.
Kamis, 26 Hambatan mobilitas fisik 09.00 1. Mengkaji kemampuan pasien dalam Jumat, 27 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA melakukan aktivitas. Pukul 10.00 WITA
Hari ke-IV keterbatasan gerak oleh Hasil:
karena adanya luka Pasien sudah bisa bergerak mandiri S:
operasi. secara bertahap. a. Pasien mengatakan merasa segar
dan nyaman setelah dimandikan.
27/2 2. Membantu pasien dalam pemenuhan b. Pasien mengatakan sudah bisa
06.00 kebutuhan personal hygiene (mandi), bergerak secara mandiri dan sudah
WITA dengan cara: bisa berjalan secara perlahan-lahan.
Memandikan pasien dengan
menggunakan waslap, sabun dan air O:
bersih untuk membersihkan tubuh a. Keadaan umum membaik.
pasien serta menggosok gigi pasien. b. Tamapak pasien sudah bisa
Hasil: berjalan.
Pasien tampak bersih dan tampak c. TTV:
ceria. TD : 120/70 mmHg
Respon: N: 80 x/menit
Pasien mengatakan nyaman dan R: 20 x/menit
merasa segar setelah dimandikan. SB: 360C

09.10 3. Menganjurkan keluarga untuk selalu A:


WITA mendampingi pasien dan membantu Masalah Hambatan Mobilitas Fisik
memenuhi kebutuhan pasien. teratasi.
Hasil:
Isteri pasien selalu mendampingi dan P:
membantu kebutuhan pasien. Intervensi stop.
09.20 4. Memberikan pendidikan kesehatan
WITA kepada pasien mengenai bergerak
secara bertahap sesuai batas toleransi
yang dirasakan.
Respon:
Pasien mengerti dan memahami
mengenai pendidikan yang
diberikan.
Hari/ Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
Tang Keperawatan
gal
Senin, 3. Gangguan pola Setelah 1. Kaji pola 1. Mengkaji 21.05 1. Mengkaji pola tidur Selasa, 24 Februari
23 Fe- tidur berhubunan diberikan tidur pasien. dan WITA pasien. 2015
bruari dengan sensasi tindakan mengidenti- Respon: Pukul: 07.00 WITA
2015 nyeri. kepera- fikasi Pasien mengatakan
Data Subjektif: watan intervensi belum bisa tertidur S:
a. Pasien selama ± yang tepat karena mulai a. Pasien
mengatakan 1 x 24 untuk merasakan nyeri mengatakan
kesulitan tidur jam selanjutnya setelah operasi. masih sulit
jika nyeri luka masalah (Doenges, dalam tidur
operasi ganggu- 2000). karena nyeri
dirasakan. an pola masih terasa.
Data Objektif: tidur 2. Observasi 2. Kurang tidur 24/2 2. Mengobservasi tanda- b. Pasien
a. Keadaan dapat tanda-tanda menyebab- 04.55 tanda vital. mengatakan
umum pasien teratasi vital. kan WITA Hasil: merasa nyaman
tampak dengan perubahan TTV: dengan posisi
lemah. kriteria : pada tanda- TD : 120/80 mmHg yang diberikan.
b. Pasien a. Pasien tanda vital N: 80 x/menit
tampak dapat (Doenges, R: 20 x/menit O:
mengantuk. beristi- 2000). SB: 37,30C a. Keadaan umum
c. Palpebra rahat lemah.
tampak dengan 3. Rapihkan 3. Meningkat- 21.08 3. Merapihkan dan b. Tampak palpera
kehitaman. baik. dan bersih- kan WITA membersihkan tempat berwarna gelap.
d. TTV: b.Pasien kan tempat kenyamanan tidur dan selimut c. TTV:
TD: 103/56 tampak tidur dan tidur serta pasien, dengan cara: TD : 120/80
mmHg segar. selimut dukungan Membuat laken mmHg
N: 63 c. Pasien pasien. fisiologis/ tempat tidur rapih N: 80 x/menit
x/menit nya- psikologis serta membersihkan R: 20 x/menit
R: 19 x/menit man (Doenges, tempat tidur dari pasir SB: 37,30C
SB: 37,20C dengan 2000). atau debu dengan cara
posisi dikebaskan.
tidur Hasil: A:
yang Tempat tidur dan Masalah
diberi- selimut pasien pasien Gangguan Pola
kan. terlihat bersih dan Tidur belum
d.TTV rapih. teratasi.
dalam
batas 4. Bantu 4. Perubahan 21.20 4. Membantu pasien P: Intervensi
normal pasien untuk posisi WITA untuk memilih posisi lanjut.
TD:12 memilih mengubah yang nyaman untuk 1. Kaji pola tidur
0/80 posisi yang area tekanan beristirahat. pasien.
mmHg nyaman dan Hasil: 2. Observasi
N:60- untuk meningkat- Pasien memilih untuk tanda-tanda
100x/ beristirahat. kan istirahat tidur tengkurap vital.
menit. (Doenges, dengan kaki ditekuk 3. Rapihkan dan
R:16- 2000). berhubung nyeri yang bersihkan
24 dirasakan pada luka tempat tidur
x/me- operasi. dan selimut
nit Respon: pasien.
SB:360 Pasien mengatakan 4. Bantu pasien
C merasa nyaman untuk memilih
dengan posisi yang posisi yang
diberikan. nyaman untuk
beristirahat.
5. Anjurkan 5. Membantu 21.25 5. Menganjurkan kepada 5. Anjurkan
kepada menginduksi WITA pasien untuk kepada pasien
pasien untuk tidur melakukan teknik untuk
melakukan (Doenges, relaksasi napas dalam, melakukan
teknik 2000). dengan cara: teknik relaksasi
relaksasi Menarik napas dalam napas dalam.
napas melalui hidung dan 6. Anjurkan
dalam. hembuskan melalui kepada pasien
mulut secara untuk berdoa
perlahan-lahan. dulu sebelum
Respon: tidur.
Pasien mengatakan
merasa nyaman
setelah melekukan
teknik relaksasi napas
dalam.
Hasil:
Pasien tampak
elakukan teknik napas
dalam.

6. Anjurkan 6. Meningkat- 21.30 6. Menganjurkan kepada


kepada kan rasa WITA pasien untuk berdoa
pasien untuk pasien dulu sebelum tidur.
berdoa dulu yaman Hasil:
sebelum sebelum Pasien tampak berdoa
tidur. istirahat dulu sebelum tidur
(Doenges, sesuai keyakinannya.
2000). Respon:
Pasien mengatakan
merasa lebih nyaman
setelah berdoa.
Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
Selasa, 24 Gangguan pola tidur 09.45 1. Mengkaji pola tidur pasien. Rabu, 25 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA Respon: Pukul: 07.20 WITA
Hari ke-II sensasi nyeri. Pasien mengatakan belum bisa
tertidur karena nyeri masih terasa. S:
a. Pasien mengatakan sudah bisa tidur
09.10 2. Mengobservasi tanda-tanda vital. dengan baik semalam.
WITA Hasil: b. Pasien mengatakan merasa nyaman
TTV: dengan posisi yang diberikan.
TD: 110/80 mmHg
N: 68 x/menit O:
R: 20 x/menit a. Keadaan umum lemah.
SB: 360C b. Tidak terdapat lingkaran hitam
16.00 TTV: disekitar mata.
WITA TD: 120/70 mmHg c. TTV:
N: 70 x/menit TD : 120/70 mmHg
R: 20 x/menit N: 72 x/menit
SB: 360C R: 20 x/menit
25/2 TTV: SB: 37,30C
04.50 TD: 120/80 mmHg
WITA N: 80 x/menit A:
R: 24 x/menit Masalah Gangguan Pola Tidur
SB: 370C teratasi.

09.50 3. Merapihkan dan membersihkan P: Intervensi stop.


WITA tempat tidur dan selimut pasien,
dengan cara:
Membuat laken tempat tidur rapih
serta membersihkan tempat tidur
dari pasir atau debu dengan cara
dikebaskan.
Hasil:
Tempat tidur dan selimut pasien
terlihat bersih dan rapih.
19.10 Hasil:
WITA Tempat tidur dan selimut pasien
terlihat rapih dan bersih.

21.05 4. Membantu pasien untuk memilih


WITA posisi yang nyaman untuk
beristirahat.
Hasil:
Pasien memilih untuk tidur
tengkurap dengan kaki ditekuk
berhubung nyeri yang dirasakan
pada luka operasi.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.

09.20 5. Menganjurkan kepada pasien untuk


WITA melakukan teknik relaksasi napas
dalam, dengan cara:
Menarik napas dalam melalui hidung
dan hembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
setelah melekukan teknik relaksasi
napas dalam.
Hasil:
Pasien tampak elakukan teknik
napas dalam.

19.30 6. Menganjurkan kepada pasien untuk


WITA berdoa dulu sebelum tidur.
Hasil:
Pasien tampak berdoa dulu sebelum
tidur sesuai keyakinannya.
Hari/ Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
Tang- Keperawatan
gal
Senin, 4. Risiko infeksi Setelah 1. Kaji adanya 1. Untuk 16.00 1. Mengkaji adanya Selasa, 24 Februari
23 Fe- sekunder dilaku- tanda-tanda memperoleh WITA tanda-tanda infeksi 2015
bruari berhubungan kan infeksi. data dan seperti bengkak, Pukul 07.20 WITA
2014 dengan ditandai tindakan untuk kemerahan, nyeri,
Hari I dengan: kepera- mengetahui panas, dan gangguan S:
Data Subjektif: watan ± jika tampak fungsi gerak. a. Pasien
a. Pasien 1 x 24 tanda-tanda Hasil: mengatakan
mengatakan jam, infeksi Tidak ada tanda-tanda nyeri luka
nyeri luka masalah (Doenges, infeksi yang tampak. operasi.
operasi. risiko 2000). b. Pasien
b. Pasien infeksi mengatakan
mengatakan sekunder 2. Pantau 2. Untuk tanda- 16.05 2. Memantau tanda- mengerti
kesulitan dapat tanda-tanda tanda syok WITA tanda vital terutama tentang
untuk dimini- vital bila Suhu Badan. penjelasan yang
beraktivitas malisir, terutama kehilangan Hasil : diberikan.
karena adanya dengan Suhu Badan. banyak TTV:
luka operasi kriteria: cairan TD: 103/56 mmHg O:
dan nyeri yang a. Tanda (Doenges, N: 63 x/menit a. Keadaan umum
dirasakan -tanda 2000). R: 24 x/menit lemah.
0
sehingga harus infek- SB: 36,4 C b. Keadaan luka
dibantu oleh si 18.00 TTV: opeperasi
perawat dan dapat WITA TD: 126/69 mmHG tampat terawat
keluarga. dimi- N: 73 x/menit dengan baik.
Data Objektif: nima- R: 28 x/menit c. Tampak balutan
a. Keadaan lisir. SB: 37,30C luka operasi
umum pasien b. Suhu 19.00 TTV: kering dan
tampak lemah. badan WITA TD: 135/74 mmHg bersih.
b. Tampak luka dalam N: 71 x/menit d. Luka akibat
operasi pada batas R: 28 x/menit tindakan invasif
skrotum nor- SB: 37,40C seperti
dekstra mal 24/2 TTV: pemasangan
memanjang 360C- 04.55 TD: 120/80 mmHg IVFD dan
secara 370C. WITA N: 80 x/menit selang drainase
vertikal. c. Luka R: 20 x/menit terawat dengan
c. Panjang luka ope- SB: 37,30C baik.
operasi ±8 cm. rasi e. TTV:
d. Terpasang tera- 3. Pantau 3. Untuk 16.30 3. Memantau daerah TD : 120/80
drainase 1 wat daerah luka memberikan WITA luka operasi. mmHg
buah pada de- operasi. informasi Hasil: N: 80 x/menit
daerah luka ngan tentang Balutan luka tampak R: 20 x/menit
operasi. baik. status infeksi kering, tidak berbau SB: 37,30C
e. Terpasang d. Luka (Doenges, dan tidak ada
Folley catheter akibat 2000). pengeluaran pus. A:
no. 18. tinda- Masalah Risiko
f. Terapi yang kan 4. Rawat luka 4. Mencegah 24/2 4. Merawat luka operasi Infeksi
diberikan inva- operasi. terjadinya 06.35 dengan menggunakan Sekunder dapat
Ceftriaxone 1 sif komplikasi WITA cairan Ns 0,9 %, diminimalisir.
x 2 gram pe- pada luka betadin, kain kassa
setiap 24 jam ma- dan steril, dan difiksasi P: Intervensi
via IV. sa- memfasilitasi menggunakan plester. lanjut.
g. TTV: ngan proses Hasil: 1. Kaji adanya
TD:103/56 IVFD penyembu- Luka terawat dengan tanda-tanda
mmHg dan han luka baik. infeksi.
N: 63 x/menit pe- (Wilkinson, 2. Pantau tanda-
R: 19 x/menit ma- 2011). tanda vital
SB: 37,20C sa- terutama Suhu
ngan 5. Rawat luka 5. Untuk 24/2 5. Merawat luka akibat Badan.
se- akibat mencegah 06.35 tindakan invasif 3. Pantau daerah
lang tindakan terjadinya WITA pemasangan IVFD luka operasi.
drai- invasif komplikasi dengan mengganti 4. Rawat luka
nase pemasangan pada luka balutan IVFD operasi.
tera- IVFD. dan menggunakan kassa 5. Rawat luka
wat memfasilitasi steril, betadin dan akibat tindakan
de- proses difiksasi dengan invasif
ngan penyembu- plester. pemasangan
baik. han luka Hasil: IVFD.
e. Pasi- (Wilkinson, Luka terawat dengan 6. Rawat luka
en 2011). baik dan tidak ada akibat tindakan
dan tanda infeksi pada invasif
kelu- pemasangan invasif pemasangan
arga IVFD. selang drainase
me- di daerah luka
ngerti 6. Rawat luka 6. Mencegah 24/2 6. Merawat luka akibat operasi.
de- akibat meluas dan 06.30 tindakan invasif 7. Tatalaksana
ngan tindakan membatasi WITA pemasangan selang dalam
penje- invasif penyebaran drainase di daerah pemberian
lasan pemasangan organisme luka operasi dengan program terapi
yang selang dan agar menggunakan carain antibiotik
dibe- drainase di tidak Ns 0,9 %, betadin dan sesuai dengan
rikan daerah luka terkontami- kassa steril, serta program dokter
dan operasi. nasi difiksasi yaitu
dapat (Doenges, menggunakan plester. Ceftriaxone 1 x
men- 2000). Hasil: 2 gram/24 jam
jaga Keadaan luka invasif via IV.
ke- terawat dengan baik 8. Jelaskan
ber- serta tidak ditemukan kepada pasien
sihan tanda-tanda infeksi. dan keluarga
dae- tentang
rah 7. Tatalaksana 7. Terapi untuk 16.45 7. Penatalaksanaan tindakan
ope- dalam Pengobatan WITA dalam pemberian aseptik agar
rasi. pemberian infeksi di program terapi tidak terjadi
program mana bakteri antibiotik sesuai infeksi.
terapi teridentifika- dengan program
antibiotik si dan untuk dokter yaitu
sesuai Pencegahan Ceftriaxone 1 x 2
dengan infeksi gram/24 jam via IV.
program abdominal Hasil:
dokter pasca operasi Pasien diinjeksikan
Ceftriaxone (Doenges, Ceftriaxone 1 x 2
1x2 2000). gram via IV.
gram/24 jam
via IV.

8. Jelaskan 8. Untuk 24/2 8. Menjelaskan kepada


kepada mencegah 06.40 pasien dan keluarga
pasien dan penyebaran WIAT tentang tindakan
keluarga mikroorga- aseptik agar tidak
tentang nisme terjadi infeksi yaitu
tindakan (Doenges, dengan cara tidak
aseptik agar 2000). memegang area luka
tidak terjadi operasi.
infeksi. Respon:
Pasien dan keluarga
mengatakan mengerti
dengan penjelasan
yang diberikan.
Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Jam Implementasi Evaluasi
Selasa, 24 Risiko infeksi sekunder 16.05 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi Rabu, 25 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA seperti bengkak, kemerahan, nyeri, Pukul: 07.20 WITA
Hari ke-II panas, dan gangguan fungsi gerak.
Hasil: S:
Tidak ada tanda-tanda infeksi yang a. Pasien mengatakan nyeri luka
ditemukan. operasi.
b. Pasien mengatakan mengerti
09.10 2. Memantau tanda-tanda vital tentang penjelasan yang diberikan.
WITA terutama Suhu Badan.
Hasil: O:
TTV: a. Keadaan umum lemah.
TD: 110/80 mmHg b. Keadaan luka operasi tampak
N: 68 x/menit terawat dengan baik.
R: 20 x/menit c. Tampak balutan luka operasi
SB: 360C kering dan bersih.
16.00 TTV: d. Luka akibat tindakan invasif
WITA TD: 120/70 mmHg seperti pemasangan IVFD dan
N: 70 x/menit selang drainase terawat dengan
R: 20 x/menit baik.
SB: 360C e. TTV:
25/2 TTV: TD : 120/80 mmHg
04.50 TD: 120/80 mmHg N: 80 x/menit
WITA N: 80 x/menit R: 24 x/menit
R: 24 x/menit SB: 370C
SB: 370C
16.50 3. Memantau daerah luka operasi. A:
WITA Hasil: Masalah Risiko Infeksi Sekunder
Balutan luka tampak kering, tidak dapat diminimalisir.
berbau dan tidak ada pengeluaran
pus. P: Intervensi lanjut.
1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
25/2 4. Merawat luka operasi dengan 2. Pantau tanda-tanda vital terutama
06.30 menggunakan cairan Ns 0,9 %, Suhu Badan.
WITA betadin, kain kassa steril, dan 3. Pantau daerah luka operasi.
difiksasi menggunakan plester. 4. Rawat luka operasi.
Hasil: 5. Rawat luka akibat tindakan
Luka terawat dengan baik. invasif pemasangan IVFD.
6. Rawat luka akibat tindakan
25/2 5. Merawat luka akibat tindakan invasif invasif pemasangan selang
06.35 pemasangan IVFD dengan drainase di daerah luka operasi.
WITA mengganti balutan IVFD 7. Tatalaksana dalam pemberian
menggunakan kassa steril, betadin program terapi antibiotik sesuai
dan difiksasi dengan plester. dengan program dokter yaitu
Hasil: Ceftriaxone 1 x 2 gram/24 jam
Luka terawat dengan baik dan tidak via IV.
ada tanda infeksi pada pemasangan 8. Jelaskan kepada pasien dan
invasif IVFD. keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi.
25/2 6. Merawat luka akibat tindakan invasif
06.30 pemasangan selang drainase di
WITA daerah luka operasi dengan
menggunakan carain Ns 0,9 %,
betadin dan kassa steril, serta
difiksasi menggunakan plester.
Hasil:
Keadaan luka invasive terawatt
dengan baik serta tidak ditemukan
tanda-tanda infeksi.

16.45 7. Penatalaksanaan dalam pemberian


WITA program terapi antibiotik sesuai
dengan program dokter yaitu
Ceftriaxone 1 x 2 gram/24 jam via
IV.
Hasil:
Pasien diijeksikan Ceftriaxone 1 x 2
gram/24 jam via IV.

25/2 8. Menjelaskan kepada pasien dan


06.40 keluarga tentang tindakan aseptik
WITA agar tidak terjadi infeksi yaitu
dengan cara tidak memegang area
luka operasi.
Respon : Pasien dan keluarga
mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
Rabu, 25 Risiko infeksi sekunder 11.10 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi Kamis, 26 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA seperti bengkak, kemerahan, nyeri, Pukul: 07.20 WITA
Hari ke-III panas, dan gangguan fungsi gerak.
Hasil: S:
Tidak ada tanda-tanda infeksi yang a. Pasien mengatakan mengerti
tampak. tentang penjelasan yang diberikan.

10.00 2. Memantau tanda-tanda vital O:


WITA terutama Suhu Badan. a. Keadaan umum membaik.
Hasil : b. Keadaan luka operasi tampak
TTV: terawat dengan baik.
TD: 120/70 mmHg c. Tampak balutan luka operasi
N: 80 x/menit kering dan bersih.
R: 20 x/menit d. IVFD dan selang drainase telah
SB: 37,30C diaff.
16.00 TTV: e. TTV:
WITA TD: 120/80 mmHg TD : 100/70 mmHg
N: 72 x/menit N: 80 x/menit
R: 20 x/menit R: 20 x/menit
SB: 37,30C SB: 360C
26/2 TTV:
05.00 TD: 100/70 mmHg A:
WITA N: 80 x/menit Masalah Risiko Infeksi Sekunder
R: 20 x/menit dapat diminimalisir.
SB: 360C
P: Intervensi lanjut.
16.50 3. Memantau daerah luka operasi. 1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
WITA Hasil: 2. Pantau tanda-tanda vital terutama
Balutan luka tampak kering, tidak Suhu Badan.
berbau dan tidak ada pengeluaran 3. Pantau daerah luka operasi.
pus. 4. Rawat luka operasi.
5. Tatalaksana dalam pemberian
26/2 4. Merawat luka operasi dengan program terapi antibiotik sesuai
06.30 menggunakan cairan Ns 0,9 %, dengan program dokter yaitu
WITA betadin, kain kassa steril, dan Ceftriaxone 1 x 2 gram/24 jam
difiksasi menggunakan plester. via IV.
Hasil: 6. Jelaskan kepada pasien dan
Luka terawat dengan baik. keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi.
10.30 5. Merawat luka akibat tindakan invasif
WITA pemasangan IVFD dengan cara
melakukan aff IVFD sesuai dengan
instruksi dokter.
Hasil:
IVFD dilepas dengan menggunakan
kapas alkohol dan bekas luka
diplester.

10.35 6. Merawat luka akibat tindakan invasif


WITA pemasangan selang drainase,
Dengan cara melepas selang
drainase perlahan-lahan dan
kemudian luka kemli dibalut sesuai
instruksi dokter.
Hasil:
Keadaan luka baik serta tidak
ditemukan tanda-tanda infeksi.

16.45 7. Penatalaksanaan dalam pemberian


WITA program terapi antibiotik sesuai
dengan program dokter yaitu
Ceftriaxone 1 x 2 gram/24 jam via
IV.
Hasil:
Pasien diinjeksikan Ceftriaxone 1 x
2 gram/24 jam via IV.

15.00 8. Menjelaskan kepada pasien dan


WITA keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi yaitu
dengan cara tidak memegang area
luka operasi.
Respon : Pasien dan keluarga
mengatakan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.

Kamis, 26 Risiko infeksi sekunder 10.00 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi Jumat, 27 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA seperti bengkak, kemerahan, nyeri, Pukul: 10.00 WITA
Hari ke-IV panas, dan gangguan fungsi gerak.
Hasil:
Tidak ada tanda-tanda infeksi yang S:
tampak. a. Pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan yang diberikan.
09.05 2. Memantau tanda-tanda vital O:
WITA terutama Suhu Badan. a. Keadaan umum membaik.
Hasil : b. Keadaan luka operasi tampak
TTV: terawat dengan baik dan sudah
TD: 110/70 mmHg mulai mengering.
N: 80 x/menit c. Tampak balutan luka operasi
R: 20 x/menit kering dan bersih.
SB: 36,20C d. TTV:
16.00 TTV: TD : 120/70 mmHg
WITA TD: 110/80 mmHg N: 80 x/menit
N: 80 x/menit R: 20 x/menit
R: 20x/menit SB: 360C
SB: 360C
27/2 TTV: A:
05.00 TD: 120/70 mmHg Masalah Risiko Infeksi Sekunder
WITA N: 80 x/menit dapat diminimalisir.
R: 20 x/menit
SB: 360C P: Intervensi lanjut (oleh perawat di
ruangan).
10.05 3. Memantau daerah luka operasi. 1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
WITA Hasil: 2. Pantau tanda-tanda vital terutama
Balutan luka tampak kering, tidak Suhu Badan.
berbau dan tidak ada pengeluaran 3. Pantau daerah luka operasi.
pus. 4. Rawat luka operasi.
5. Tatalaksana dalam pemberian
27/2 4. Merawat luka operasi dengan program terapi antibiotik sesuai
06.30 menggunakan cairan Ns 0,9 %, dengan program dokter yaitu
WITA betadin, kain kassa steril, dan Ceftriaxone 1 x 2 gram/24 jam
difiksasi menggunakan plester. via IV.
Hasil: 6. Jelaskan kepada pasien dan
Luka terawat dengan baik. keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi.
09.30 5. Menjelaskan kepada pasien dan
WITA keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi yaitu
dengan cara tidak memegang area
luka operasi.
Respon:
Pasien dan keluarga mengatakan
mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.

Você também pode gostar