Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI HIDROKEL
DENGAN PEMBEDAHAN HIDROKELEKTOMI PADA Tn. M.S. DI IRINA MARIA JOSEPH
RUMAH SAKIT UMUM GUNUNG MARIA
TOMOHON
Nama/Umur : Tn. M.S./68 Tahun
Ruang : Irina Maria Joseph
Hari/ Diagnosis Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
Tang- Keperawatan
gal
Senin, 1. Nyeri akut Setelah 1. Kaji tingkat 1. Untuk 17.00 1. Mengkaji tingkat nyeri Selasa, 24 Februari
23 Fe- berhubungan diberikan nyeri. membantu WITA yang dialami pasien. 2015
bruari dengan terputusnya tindakan perawat Respon: Pukul 07.20 WITA
2015 kontinuitas kepera- memahami P:(Paliative/Provocati-
jaringan, ditandai watan makna nyeri ve) S:
dengan: selama ± bagi pasien, Pasien mengatakan, a. Pasien
Data Subjektif: 1 x 24 dan faktor yang membuat mengatakan
a. P:(Paliative/Pro jam, bagaimana nyeri semakin nyeri luka
-vocative) diharap- pasien bertambah yaitu pada operasi.
Pasien kan mengatasi saat melakukan b. Pasien
mengatakan, masalah situasi gerakan dan yang mengatakan
faktor yang nyeri tersebut membuat nyeri dapat nyeri sedikit
membuat akut (Mubarak, berkurang jika tidur berkurang.
nyeri dapat 2007). ataupun istirahat. c. Pasien
semakin berku- Q: (Quality/ Quantity) mengatakan
bertambah rang Pasien mengatakan, mampu
yaitu pada dengan kualitas nyeri dapat melakukan
saat kriteria dikarakteristikan teknik relaksasi
melakukan hasil: seperti ditusuk-tusuk napas dalam
gerakan dan a. Nyeri dan nyeri yang secara mandiri.
yang luka dirasakan bersifat d. Pasien
membuat ope- hilang timbul. mengatakan
nyeri dapat rasi R: (Region/Radiation) belum mampu
berkurang dapat Pasien mengatakan, melakukan
jika tidur ber- nyeri hanya dirasakan teknik distraksi
ataupun ku- pada bagian luka secara mandiri.
istirahat. rang operasi dan menyebar e. Pasien
b. Q: (Quality/ de- hingga ke daerah mengatakan
Quantity) ngan abdomen bawah. merasa nyaman
Pasien skala T: (Time) setelah
mengatakan, 1-3 Pasien mengatakan, melakukan
kualitas nyeri nyeri nyeri yang dirasakan teknik relaksasi
dapat ri- kira – kira 6 jam maupun teknik
dikarakteris- ngan. setelah operasi dengan distraksi.
tikkan seperti b. Eks- durasi ± 5 menit.
ditusuk-tusuk presi Hasil: O:
dan nyeri wajah S: (Scale/Severity): a. Keadaan umum
yang ceria. Skala Nyeri: 6 lemah.
dirasakan c. Pasi- Intensitas Nyeri: Nyeri b. Ekspresi wajah
bersifat en sedang tampak
hilang- dapat Ekspresi wajah: meringis.
timbul. men- Tampak meringis c. Pasien mampu
c. R:(Region/Radi tole- kesakitan. melakukan
ation) ransi teknik relaksasi
Pasien nyeri 2. Observasi 2. Pernapasan 18.00 2. Mengobservasi tanda- napas dalam
mengatakan, yang tanda-tanda mungkin WITA tanda vital. secara mandiri.
nyeri hanya dira- vital. meningkat Hasil: d. Pasien belum
dirasakan sakan sebagai TTV: mampu
pada bagian d. Pasi- akibat nyeri TD: 126/69 mmHg melakukan
luka operasi en dan N: 73 x/menit teknik distraksi
dan dapat berhubungan R: 28 x/menit secara mandiri.
menyebar mela- dengan SB: 37,20C e. Skala nyeri 5.
hingga ke kukan cemas, 19.00 TTV: f. TTV:
daerah teknik sementara WITA TD: 135/74 mmHg TD : 120/80
abdomen relak- hilangnya N: 71 x/menit mmHg
bawah. sasi stres R: 28 x/menit N: 80 x/menit
d. T: (Time) napas menimbul- SB: 37,40C R: 20 x/menit
Pasien dalam kan 24/2 TTV: SB: 37,30C
mengatakan, secara katekolamin 04.55 TD: 120/80 mmHg
nyeri yang man- akan WITA N: 80 x/menit A:
dirasakan diri. meningkat- R: 20 x/menit Masalah Nyeri
kira – kira 6 e. Pasi- kan SB: 37,30C akut belum
jam setelah en kecepatan teratasi.
operasi dapat jantung dan
dengan durasi mela- tekanan P: Intervensi lanjut
± 5 menit. kukan darah. 1. Kaji tingkat
Data Objektif: teknik (Doenges, nyeri.
a. Keadaan umum dis- 2000). 2. Observasi
lemah. traksi tanda-tanda
b. S:(Scale/Severi- secara 3. Ajarkan 3. Mengurangi 17.30 3. Mengajarkan teknik vital.
ty): man- teknik nyeri setelah WITA relaksasi napas dalam 3. Ajarkan teknik
Skala Nyeri: diri. relaksasi operasi dan dengan cara: relaksasi
6. f. TTV napas dapat Menganjurkan pasien napas dalam.
Intensitas dalam dalam. membantu untuk menarik napas 4. Bantu pasien
Nyeri: Nyeri batas pasien dalam secara perlahan- dengan teknik
sedang. nor- relaksasi lahan melalui hidung dikstraksi.
Ekspresi mal: sehingga dan hembuskan lewat 5. Ciptakan
wajah: TD:12 pasien lebih mulut. lingkungan
Tampak 0/80m mampu Hasil: yang tenang
meringis mHg beradaptasi Pasien dapat untuk pasien.
kesakitan. N:60- terhadap melakukannya selama 6. Tatalaksana
c. TTV: 100 nyeri dan ± 10 kali menit selama dalam
TD: 103/56 x/me- dapat 1 menit. pemberian
mmHg nit meningkat- Respon: program terapi
N: 63 x/menit R:16- kan kualitas Pasien mengatakan pengobatan
R: 19 x/menit 24x/ tidur serta nyeri sedikit berkurang. sesuai dengan
SB: 37,20C menit meningkat- 21.25 Hasil: program
d. Tampak luka SB:360 kan ventilasi WITA Pasien dapat dokter yaitu
operasi pada C. paru dan melakukannya dengan Ketorolac 1
skrotum dekstra oksigenasi baik ± 10 kali selama 1 ampul (30
memanjang darah setelah menit. mg)/8 jam via
secara vertikal. anestesi Respon: IV.
e. Panjang luka umum serta Pasien mengatakan 7. Beri
±8 cm. mengurangi nyeri sedikit berkurang. pendidikan
f. Terapi yang angka kesehatan
diberikan kejadian mengenai cara
Ketorolac 30 atelektasis menghilang-
mg (1 Ampul) pada pasien kan nyeri.
setiap 8 jam via post operati.
IV. (Majid,
2011)
Rabu, 25 Nyeri berhubungan 09.50 1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami Kamis, 26 Februari 2015
Februari 2015 dengan terputusnya WITA pasien. Pukul 07.20 WITA
Hari ke-III kontinuitas jaringan. Respon:
P:(Paliative/Provocati-ve) S:
Pasien mengatakan, faktor yang a. Pasien mengatakan nyeri luka
membuat nyeri semakin bertambah operasi.
yaitu pada saat melakukan gerakan b. Pasien mengatakan nyeri
dan yang membuat nyeri dapat berkurang.
berkurang jika tidur ataupun c. Pasien mengatakan mampu
istirahat. melakukan teknik distraksi
Q: (Quality/ Quantity) secara mandiri.
Pasien mengatakan, kualitas nyeri d. Pasien mengatakan merasa
dapat dikarakteristikan seperti nyaman setelah melakukan
ditusuk-tusuk dan nyeri yang teknik distraksi.
dirasakan bersifat hilang timbul.
R: (Region/Radiation) O:
Pasien mengatakan, nyeri hanya a. Keadaan umum membaik.
dirasakan pada bagian luka operasi b. Ekspresi wajah tampak
dan menyebar hingga ke daerah membaik.
abdomen bawah. c. Pasien mampu melakukan
T: (Time) teknik distraksi secara mandiri.
Pasien mengatakan, nyeri yang d. Pasien dapat mentoleransi nyeri
dirasakan berdurasi ± 3 menit. yang dirasakan.
Hasil: e. Skala nyeri 2.
S: (Scale/Severity): f. TTV:
Skala Nyeri: 4 TD : 100/70 mmHg
Intensitas Nyeri: Nyeri sedang N: 80 x/menit
Ekspresi wajah: Tampak meringis. R: 20 x/menit
SB: 360C
10.00 2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
WITA Hasil: A:
TTV: Masalah Nyeri akut teratasi.
TD: 120/70 mmHg
N: 80 x/menit P: Intervensi stop.
R: 20 x/menit
SB: 37,30C
16.00 TTV:
WITA TD: 120/80 mmHg
N: 72 x/menit
R: 20 x/menit
SB: 37,30C
26/2 TTV:
05.00 TD: 100/70 mmHg
WITA N: 80 x/menit
R: 20 x/menit
SB: 360C
Rabu, 25 Hambatan mobilitas fisik 10.00 1. Mengkaji kemampuan pasien dalam Kamis, 26 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA melakukan aktivitas. Pukul 07.20 WITA
Hari ke-III keterbatasan gerak oleh Hasil :
karena adanya luka Pasien belum bisa bergerak secara S:
operasi. bebas karena nyeri yang a. Pasien mengatakan gerakannya
dirasakannya namun sudah bisa masih terbatas.
miring kiri dan miring kanan secara b. Pasien mengatakan masih
mandiri. membutuhkan orang lain dalam
memenuhi kebutuhannya.
26/2 2. Membantu pasien dalam pemenuhan c. Pasien mengatakan merasa segar
06.00 kebutuhan personal hygiene (mandi), dan nyaman setelah dimandikan.
WITA dengan cara: d. Pasien mengatakan sudah mulai
Memandikan pasien dengan belajar untuk duduk walaupun
menggunakan waslap, sabun dan air hanya sebentar.
bersih untuk membersihkan tubuh
pasien serta menggosok gigi pasien. O:
Hasil: a. Keadaan umum membaik.
Pasien tampak bersih dan tampak b. Tampak aktivitas pasien masih
ceria. dibantu oleh perawat dan keluarga.
Respon: c. Tamapak pasien sudah bisa
Pasien mengatakan nyaman dan bergerak secara bertahap.
merasa segar setelah dimandikan. d. Tampak luka operasi pada skrotum
dekstra memanjang secara vertikal.
10.25 3. Membantu pasien untuk mengubah e. TTV:
WITA posisi tidur, untuk menghindari TD : 100/70 mmHg
terjadinya penekanan yang terlalu N: 80 x/menit
lama pada bagian kulit. R: 20 x/menit
Hasil: SB: 360C
Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur miring kiri. A:
Respon: Masalah Hambatan Mobilitas Fisik
Pasien mengatakan merasa nyaman belum teratasi.
dengan posisi yang diberikan.
13.25 Hasil: P: Intervensi lanjut.
WITA Pasien dibantu untuk mengubah 1. Kaji kemampuan pasien dalam
posisi tidur miring kanan. melakukan aktivitas.
Respon: 2. Bantu pasien dalam pemenuhan
Pasien mengatakan merasa nyaman kebutuhan personal hygiene
dengan posisi yang diberikan. (mandi).
15.25 Hasil: 3. Anjurkan keluarga untuk selalu
WITA Pasien dibantu untuk mengubah mendampingi pasien dan
posisi tidur miring kiri. membantu memenuhi kebutuhan
Respon: pasien.
Pasien mengatakan merasa nyaman 4. Beri pendidikan kesehatan
dengan posisi yang diberikan. mengenai bergerak secara
17.25 Hasil: bertahap.
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur miring kanan.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.
19.30 Hasil:
WITA Pasien dibantu untuk mengubah
posisi tidur tengkurap.
Respon:
Pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi yang diberikan.
Kamis, 26 Risiko infeksi sekunder 10.00 1. Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi Jumat, 27 Februari 2015
Februari 2015 berhubungan dengan WITA seperti bengkak, kemerahan, nyeri, Pukul: 10.00 WITA
Hari ke-IV panas, dan gangguan fungsi gerak.
Hasil:
Tidak ada tanda-tanda infeksi yang S:
tampak. a. Pasien mengatakan mengerti
tentang penjelasan yang diberikan.
09.05 2. Memantau tanda-tanda vital O:
WITA terutama Suhu Badan. a. Keadaan umum membaik.
Hasil : b. Keadaan luka operasi tampak
TTV: terawat dengan baik dan sudah
TD: 110/70 mmHg mulai mengering.
N: 80 x/menit c. Tampak balutan luka operasi
R: 20 x/menit kering dan bersih.
SB: 36,20C d. TTV:
16.00 TTV: TD : 120/70 mmHg
WITA TD: 110/80 mmHg N: 80 x/menit
N: 80 x/menit R: 20 x/menit
R: 20x/menit SB: 360C
SB: 360C
27/2 TTV: A:
05.00 TD: 120/70 mmHg Masalah Risiko Infeksi Sekunder
WITA N: 80 x/menit dapat diminimalisir.
R: 20 x/menit
SB: 360C P: Intervensi lanjut (oleh perawat di
ruangan).
10.05 3. Memantau daerah luka operasi. 1. Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
WITA Hasil: 2. Pantau tanda-tanda vital terutama
Balutan luka tampak kering, tidak Suhu Badan.
berbau dan tidak ada pengeluaran 3. Pantau daerah luka operasi.
pus. 4. Rawat luka operasi.
5. Tatalaksana dalam pemberian
27/2 4. Merawat luka operasi dengan program terapi antibiotik sesuai
06.30 menggunakan cairan Ns 0,9 %, dengan program dokter yaitu
WITA betadin, kain kassa steril, dan Ceftriaxone 1 x 2 gram/24 jam
difiksasi menggunakan plester. via IV.
Hasil: 6. Jelaskan kepada pasien dan
Luka terawat dengan baik. keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi.
09.30 5. Menjelaskan kepada pasien dan
WITA keluarga tentang tindakan aseptik
agar tidak terjadi infeksi yaitu
dengan cara tidak memegang area
luka operasi.
Respon:
Pasien dan keluarga mengatakan
mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.