Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. PENDAHULUAN
Status atau derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor seperti,
lingkungan, perilaku masyarakat dan pelayanan kesehatan. Dalam mengatasi masalah
kesehatan faktor-faktor tersebut perlu mendapat perhatian serta penanganan sebagai satu
kesatuan. Untuk menjunjung upaya kesehatan agar mencapai derajat kesehatan yang optimal,
maka upaya di bidang kesehatan lingkungan dan perorangan perlu mendapat perhatian, salah
satunya adalah penyakit pernafasan yaitu asthma (Hendarto, dkk, 2003).
A. DEFINISI
Asthma yang terjadi disebabkan karena kepekaan individu terhadap alergen biasanya protein
serbuk sari yang terhirup, bulu halus binatang, susu atau coklat (jarang)
C. PATOFISIOLOGI
Asthma yang disebabkan karena obstruksi saluran pernapasan bagian bawah mempunyai satu
atau lebih dari tiga gejala di bawah ini:
Selain ketiga diatas astma juga disebabkan karena mediator kimia yang menyebabkan
asthma bronchiale, yaitu histamin, bradikinin, subtan yang bereaksi lambat terhadap ana
pilaksis (ECF – A) dan faktor-faktor lain yang menimbulkan reaksi antigen dan anti bodi
Antigen bereaksi dengan anti bodi monoglobolin E (19 – E) menyebabkan terjadinya
degranulasi dari masalalu (reaksi allergen) mediator breaksi dengan reseptor sepesipik pada
membran-membran otot halus, odem mukosa dan meningkatkan sekresi bronchus Nervus –
nervus bersipat mengatur otot-otot bronchus melalui sistem syaraf.
Parasimptis pada astma intrisik rangsangan disebabkanoleh faktor infeksi, latihan
sehingga mengembalikan autokolin Penyebab langsung kotreksi bronkhus yang disebabkan
oleh rangsang kimia, penderita astma mempunyai respon syaraf simpatik yang rendah,
seorang penderita astma senderung meningkat zat kimianya dan menyebabkan kotreksi otot-
otot halus (Soeparman, dkk, 1999).
2. Sesak napas
7. Diarhotorosis
E. GAMBARAN KLINIS
1. Gejala asthma terdiri dari tiga sekawan yakni sesak nafas, batuk dan wheezing
2. Kebanyakan kasus asthma memberikan gambaran khusus berupa serangan yang bersifast
episodik disertai gejala di atas muncul bersama-sama.
3. Serangan sering muncul pada malam hari tapi dapat juga muncul secara tiba-tiba setelah
terpapar oleh suatu allergen tertentu, olahraga, infeksi saluran pernafasan, ataupun karena
perubahan emosi.
4. Pada waktu serangan pasien merasakan suatu perasaan sesak, sering disertai batik yang
bersifat tidak produktif.
5. Respirasi menjadi terdengar lebih keras, wheezing dapat timbul baik pada waktu inspirasi
maupun expirasi, respirasi sering menjadi lebih cepat, dan ekspirasi menjadi lebih panjang.
6. Kalau serangan yang terjadi berat dan berlangsung lama otot-otot pernafasan biasanya
menjadi lebih aktif, batuk menjadi produktif, sputum bersifat kental dan lengket.
7. Pada keadaan esktrim, wheezing justru menghilang, batuk-batuk tidak efektif lagi untuk
mengeluarkan sputum, pasien menjadi tersenggal-tenggal.
8. Sebagian kecil kasus asthma mempunyai ciri khusus yakni serangan hanya muncul setelah
olahraga/bekerja.
1. Allergen
a. Faktor-faktor alergi mempunyai peranan yang penting pada sebagian besar penyakit
asthma pada anak.
b. Serangan asthma yang disebabkan oleh adanya stimulus zat alergi pada saluran pernafasan
biasanya ditandai dengan timbulnya gejala-gejala asthma yang berlangsung secara cepat,
obstruksi pulmo berlangsung dengan cepat dan dapat berangsur pulih dalam waktu beberapa
jam.
c. Proses sensitisasi tergantung pada lamanya dan intensitas keterpaparan terhadap substansi
allergen.
d. Pola dari sensitivitas secara berkembang sesuai dengan bertambahnya usia. Pada bayi dan
balita, sensitivitas tinggi terhadap debu rumah yang dapat berupa, tungau, bulu binatang,
spora dan jamur di dalam rumah. Pada anak yang lebih besar, mereka lebih sensitif terhadap
debu atau serbuk tumbuh-tumbuhan atau jamur yang terdapat di luar rumah, serbuhk dari
bunga tumbuhan dapat bersifat musiman, sehingga pada usia tersebut mulai didapat pola
musiman timbulnya serangan asthma pada anak.
2. Infeksi
a. Serangan asthma terutama pada bayi dan balita sering dihubungkan dengan adanya infeksi
saluran pernafasan akut karena virus.
b. Pada bayi dengan bronchiolitis yang disebabkan oleh virus (respiratory sycncytal virus)
terjadi obstruksi pada bronchus dan bronchiolus.
c. Pada infeksi oleh karena influenza virus, obstruksi pada pulmo baru terlihat nyata pada
anak-anak yang mempunyai kepekaan pada saluran pernafasannya.
d. Secara umum sulit memisahkan antara alergi dengan infeksi respirasi bagian atas kalau
keduanya muncul bersamaan.
e. Secara invitro dapat dibuktikan bahwa infeksi dapat meningkatkan pelepasan mediator dari
sel-sel radang.
3. Irritant
a. Keterpaparan terhadap asap, debu dan zat-zat tertentu dapat memicu serangan asthma pada
individu penderita asthma.
b. Sejumlah irritan yang bertindak sebagai pemicu serangan asthma seperti hairspray, parfum,
asap rokok, bau dari cat dinding, air dingin, udara yang kering dapat memicu serangan
asthma dengan mekanisme non immune.
c. Iritasi pada hidung dan saluran nafas lain seperti pada tenggorokan dapat memicu
terjadinya batuk-batuk dan menyebabkan timbulnya reflek kontriksi pada bronchus.
4. Faktor fisik
b. Olahraga seperti lari, bersepeda juga dapat memicu obstruksi saluran pernafasan.
5. Faktor emosi
a. Serangan asthma dapat timbul pada saat-saat stres, sedih atau terlalu gembira.
c. Aspirin dapat menyebabkan timbulnya serangan asthma dengan derajat sedang sampai
berat hampir 30% orang dewasa. Pada orang dewasa aspirin dapat menyebabkan obstruksi
bronchus yang berat bahkan dapat menyebabkan reaksi anafilaksi yang berat.
d. Pada anak-anak belum diketahui reaksinya apakah sama dengan orang dewasa
e. Obat-obat non steroid anti inflamasi lain yang dapat menyebabkan timbulnya serangan
asthma tapi dalam jumlah yang kecil adalah endomethacin dan ibuprofen
f. Reaksi dari obat-obatan tersebut di atas terhadap timbulnya serangan asthma lebih
dipikirkan sebagai reaksi daripada reaksi allergi.
a. Infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas akut ataupun sinusitis kronis dapat
memicu terjadinya serangan asthma pada orang dewasa maupun pada anak.
b. Terjadinya serangan dapat dipikirkan sebagai akibat adanya mekanisme iritasi ataupun
refleks.
c. Obstruksi nasal menyebabkan orang bernafas melalui mulut, sehingga udara lebih dingin
dan hal ini memicu adanya reflek konstriksi pada bronchus.
7. Faktor endokrin
a. Pada beberapa wanita serangan asthma timbul pada fase akhir dari siklus menstruasinya
yaitu beberapa waktu sebelum timbul mens.
b. Walaupun diketahui ada alergi terhadap faktor hormonal, pada kebanyakan kasus serangan
asthma timbul karena adanya perubahan pada keseimbangan air dan garam yang
mempengaruhi terjadinya perubahan irritabilitas dari bronchus.
a. Serangan asthma dapat terjadi sebagai akibat dari beberapa faktor pencetus terjadi
bersama-sama.
b. Sebagai contoh infeksi virus saluran respirasi terjadi pada saat pasien mengalami hayfever
akan menyebabkan serangan asthma yang lebih berat.
G. PENANGGULANGAN
1. Inhalasi
a. Pengalas
b. 2 buah handuk
c. 5 cemiti / penjepit.
d. Waskom
e. Air hangat
b. Tujuannya
- mengencerkan dahak
a. Casande congh
- Kemudian batuk dengan keras sehingga terasa tidakada udara tertinggal di paru
Menufer batuk ini untuk mengeluarkan sekret (dahak) dilakukan sampai beberapa kali
b. Huff cough
- Perintahkan pasien untuk tarik napas dalam dan exspresi secara berlahan
- Ketika dirasakan paru sudah kosong lakukan batuk manufer ini tidak menghasilkan skret
(dahak) tetapi dapat dilakukan untuk mengeluarkan skret (dahak)
- Setelah dilakukan beberapa kali lakukan casande congh mungkin akan lebih efektif
- perawat membantu otot pasien dengan mendorong lepas dengan satu tangan di bawah
proecsus xiphoild ketika pasien mencoba untuk batuk
Cara Kerja
3) Letakkan waskom yang sudah di isi air hangat diatas pahayang diberi pengalas
Caranya :
b. kemudian gerakan bagian dada untuk membantu agar otot paru dapat mengembung,
Caranya :
A. Kesimpulan
2. Ditemukan banyak faktor yang dapat menjadi pencetus kejadian penyakit asthma
bronchiale
3. Kejadian asthma yang disebabkan oleh faktor etnis dapat terjadi di mana saja dan
menyerang, siapapun.
B. Saran
2. Bagi penderita asthma diharapkan dapat terus mengikuti pengobatan yang telah diikuti
dengan mengikuti aturan-aturan yang berhubungan dengan kesembuhan.
3. Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat terus meningkatkan pendidikan kesehatan berupa
penyuluhan kepada masyarakat khususnya penderita asthma dengan harapan dapat lebih
mengerti tentang cara penanganan dan pengobatan penyakit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk, (2000). Kapita Selekta Kedoteraan ; edisi ketiga, Media Aesculapius:
Jakarta.