Você está na página 1de 13

MAKALAH

“5 LAPISAN-LAPISAN SOSIAL DAN


MASYARAKAT”

DI SUSUN OLEH
SYUKRI IRWANDA.S.KEP

DOSEN PEBIMBING :
T.Irwani,M.Ed

DINAS KESEHATAN PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH


UTARA
STIKES GETSEMPENA LHOKSUKON TAHUN 2016-
/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga makalah yang kami buat ini dapat terselesaikan. Dengan berbagai sumber
referensi yang didapat akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ”5
lapisan-lapisan sosial dan masyarakat. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Antropologi
Kesehatan.
Pada kesempatan kali
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada dosenpembimbing kami : Surya Darma,
SKM, MM
selaku dosen membimbing dalam proses pembuatan makalah ini.
Taklupa pula kami mengucapkan terimakasih pada teman-teman yang
telahbekerjasama dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini terdapat masih banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan
pengetahuan kami, maka kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun demi menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumus Masalah...................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
A. Pelapisan Sosial.................................................................................... 2 - 10
B. Lapisan Masyarakat....................................... ..................................... 10 - 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 12
A. Simpulan.....................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal
tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Kalau suatu masyarakat lebih menghargai
kekayaan material dari pada kehormatan, maka mereka yang mempunyai kekayaan material
akan menempati kedudukan yang lebih tinggi. Apabila dibandingkan dengan pihak lain.
Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat yang merupakan pembedaan seseorang atau
sekelompok orang dalam kedudukan yang berbeda secara vertikal. Sedangkan pelapisan
sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau para warga masyarakat ke dalam
kelas secara hierarkis (bertingkat). Perwujudan adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas
yang lebih rendah di dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat disajikan adalah :
1. Pengertian lapisan sosial dan lapisan masyarakat
2. Penyebab terjadinya lapisan sosial dan lapisan masyarakat
3. Unsur terjadinya lapisan sosial dan lapisan masyarakat

C. Tujuan dan Manfaat


1. Memenuhi tugas Mata Kuliah antropologi kesehatan
2. Sebagai bahan diskusi bersama dalam proses pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelapisan Sosial
1. Pengertian Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau
pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik
antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan sosial merupakan
pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi
dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J.
Boumanmenggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu
golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak
istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max
Weber.Di dalam masyarakat terdapat pelapisan sosial yang akan selalu ditemukan dalam
masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai demikian
menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi dalam bukunya “Setangkai Bunga
Sosiologi”, sesuatu yang dihargai itu adalah uang atau benda-benda yang lain yang bernilai
ekonomis, politis, agamis, sosial maupun kultural.
Adanya kelas yang tinggi dan kelas yang rendah itu disebabkan karena di dalam
masyarakat terdapat ketidakseimbangan atau ketimpangan (inequality) dalam pembagian
sesuatu yang dihargai yang kemudian menjadi hak dan kewajiban yang dipikul dari warga
masyarakat ada segolongan orang yang mendapatkan pembagian lebih besar dan ada pula
mendapatkan pembagian lebih kecil, sedangkan yang mendapatkan lebih besar mendapatkan
kedudukan yang lebih tinggi, yang mendapatkan lebih kecil menduduki pelapisan yang lebih
rendah. Pelapisan mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama atau
organisasi sosial.
Pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu
dengan yang lain secara teratur dan tersusun biak secara perorangan maupun kelompok,
setiap orang akan mempunyai situasi sosial (yang mendorong untuk mengambil posisi sosial
tertentu. (Drs. Taufik Rahman Dhohir, 2000)
2. Pelapisan sosial ciri tetap kelompok sosial
Pembagian dan pemberian kedudukan yang berhubungan dengan jenis kelamin
nampaknya menjadi dasar dari seluruh system sosial masyarakat kuno.
Didalam organisasi masyarakat primitifpun dimana belum mengenai tulisan. Pelapisan
masyarakat itu sudah ada. Hal itu terwujud berbagai bentuk sebagai berikut:
a. Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak
dan kewajiban
b. Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak
istimewa
c. Adanya pemimpin yang saling berpengaruh
d. Adanya orang-orang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan
hukum
e. Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri
f. Adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidaksamaan ekonomi

3. Jenis Terjadinya Pelapisan Sosial


a. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang – orang
yang ingin menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang
disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan sacara alamiah dengan sendirinya
( seperti takdir atau nasib ).Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang
tumbuh dengan sendirinya.
b. Terjadi secara disengaja
Sistem pelapisan ini memiliki tujuan khusus karena dibuat dengan unsur kesengajaan.
Biasanya ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem ini ditentukan secara
jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

4. Perbedaan sistem pelapisan sosial


Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
a. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun
ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup,
untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di
India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang
kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
>Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
>Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang
sebagai lapisan kedua;
>Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
>Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan,
peminta,dsb.

b. System pelapisan masyarakat yang terbuka


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat
bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
Ø Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
Ø Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan
usaha.
c. System pelapisan social campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.
Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun
apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia
harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

5. Contoh Pelapisan Sosial


a. Pada masyarakat kota aspek kehidupan pekerjaan, ekonomi, atau social politik lebih banyak
system pelapisannya dibandingkan dengan di desa.
b. Pada masyarakat desa kesenjangan (gap) antara klas eksterm dalam piramida social tidak
terlalu besar.
c. Pada masyarakat kota antara klas eksterm yang kaya dan miskin cukup besar. Di daerah
pedesaan tingkatannya hanya kaya dan miskin saja.
d. Pada umumnya masyarakt pedesaan cenderung berada pada klas menengah menurut ukuran
desa, sebab orang kaya dan orang miskin sering bergeser ke kota. Kepindahan orang miskin
ini disebabkan tidak mempunyai tanah, mencari pekerjaan ke kota atau ikut transmigrasi. Apa
yang dibutuhkan dan diinginkan dari golongan miskin ini sering desa tidak mampu
mengatasinya.

B. Lapisan Masyarakat
1. Terjadinya Lapisan Masyarakat
Stratifikasi berasal dari bahasa latin “stratus” yang artinya lapisan/tingkatan. Di dalam
masyarakat terdapat sejumlah lapisan dengan jumlah yang berbeda-beda. Hal itu tidak lain
karena di masyarakat terjadi perbedaan sosial. Seorang sosiolog Pitiram A.osorkin, dalam
bukunya yang berjudul social and cultural mobility mengemukakan bahwa sistem berlapis-
lapis itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Ia
menyebut sistem berlapis-lapis dalam masyarakat itu dengan istilah social stratification.
Selanjutnya, dikatakan bahwa social stratification adalah penggolongan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat dan wujudnya adalah kelas-kelas tinggi
dan kelas-kelas rendah. Bahkan pada zaman kuno dahulu, filosof Aristoteles (Yunani),
mengatakan di dalam Negara ada tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat,
dan yang berada diantara keduanya.ucapan demikian sedikit banyak membuktikan bahwa
pada zaman itu, dan sebelumnyaorang telah mengakui adanya lapisan masyarakat yang
mempunyaikedudukan yang bertingkat-tingkat dari yang bawah sampai yang atas. Biasanya
golongan lapisan masyarakat atas tifak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang
dihargai oleh masyarakat, tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat komulatif. Mereka
yang memilki uang banyak, akan mudah sekali mendapatkan tanah,
kekuasaan dan mungkin juga kehormatan, sedang mereka yang mempunyai kekuasaan besar
mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan.System lapisan dalam masyarakat
tersebut, dalam sosiologi ddikenal dengan social stratification. Kata stratification berasal dari
stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social
stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas yang bertingkat-
tingkat (hirarkis).

2. Dasar terjadinya lapisan masyarakat.


Lapisan-lapisan sosial masyarakat atau stratifikasi sosial dalam masyarakat bisa terjadi,
dikarenakan tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak-hak dan kewajiban serta
bertanggung jawab diantara anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan. Sehingga
muncul proses dimana kemunculan itu bisa dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan
masyarakat itu sendiri. Kemudian lapisan masyarakat yang munculnya disengaja yang
disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Dan yang menjadi faktor utama munculnya
lapisan sosial sengaja adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian
keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat.
Dilihat dari prosesnya, stratifikasi sosial dalam masyarakat dapat terjadi
dengan sendirinya, tetapi juga terdapat unsur-unsur kesengajaan untuk dibuat bertingkat-
tingkat. Koencoroningrat mengemukakan bahwa sesuatu yang berharga dapat dibedakan
menjadi 5 macam, yaitu:
a. Kualitas atau kepandaian.
b. Tingkat usia atau senioritas.
c. Sifat keaslian.
d. Keanggotaan kaum kerabat kepala masyarakat.
e. Pengaruh dan kekuasaan.
Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-poko
sebagai berikut:
a. Sistem lapisan mungkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat. System
demikian mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang menjadi objek
penyelidika.
b. Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkup unsure-unsur sebagai berikut:
· distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan,
keselamatan (kesehatan laju angka kejahatan), wewenang, dan sebagainya.
· sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat (prestise dan penghargaan).
· kriteria system pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan
kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
· lambang-lambang kedudukan, tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan
pada suatu organisasi dan selanjutnya.
· mudah atau sukarnya bertukar kedudukan.
· solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki kedudukan yang sama
dalam system sosial masyarakat.

3. Perlunya Sistem Lapisan Masyarakat


Memecahkan persoalan yang di hadapi masyarakat yaitu penempatan individu dalam
tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial dan mendorongnya agar melaksanakan
kewajiban yang sesuai dengan kedudukan serta dengan peranannya. Pengisian tempat-tempat
tersebut merupakan daya pendorong agar masyarakat bergerak sesuai dengan fungsinya.
Akan tetapi, wujudnya dalam setiap masyarakat juga berlainan karena tergantung pada
bentuk dan kebutuhan masing-masing masyarakat.

4. Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :


• Kelas atas (upper class)
• Kelas bawah (lower class)
• Kelas menengah (middle class)
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class)

5. Unsur-unsur Lapisan Masyarakat


· Pertama, Sebuah lapisan yang terjadi sengaja apabila lapisan itu terbentuk secara
otomatis,biasanya lapisan ini dikategorikan menurut waktu dan tempat. Misalnya kelompok-
kelompok yang berusia lanjut disebut sebagai golongan tua sementara orang-orang yang
masih muda disebut golongan muda. Pada lapisan ini tidak ada terjadinya pemaksaan oleh
masyarakat,semuanya terjadi secara alami .
· Kedua,lapisan yang terjadi secara sengaja. Lapisan yang ada terbentuk karena adanya sistem
pembagian kekuasaan, organisasi, dan cendrung bersifat memaksa. Lapisan masyarakat
seperti ini umumnya dikarena perbedaan tingkat kekuasaan. Contohnya organisasi sosial,
politik, perusahaan besar dengan kata lain organisasi ini terbentuk karena adanya organisasi
formal. Dalam suatu bidang pemerintah misalnya, seorang pemimpin memiliki kedudukan
yang istimewa, turun sedikit kepada kaki tangannya yang memiliki posisi yang istimewa jika
dibandingkan dengan masyarakat biasanya.
· Ketiga, Kedudukan (status), masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam
kedudukan , yaitu Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa
memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut
memperoleh karena kelahiran. Achieved status adalah kedudukan yang dicapai oleh
seseorang dengan usaha-usaha yang di sengaja. Kedudukan ini tidak diproleh atas dasar
kelahiran. Akan tetapi, bersifat terbuka bagi siapa saja, tergantung pada kemampuan masing-
masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat
menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu.
· Keempat, Peranan ( role ) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya, dia menjalankan suatu
peranan. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan.

6. Kriteria yang menjadi penyebab terbentuknya lapisan sosial dan


lapisan masyarakat
a. Pertama,Kekayaan: orang yang memiliki kekayaan paling banyak akan ditempat kan
sebagai lapisan paling atas atau orang berpunya. Lapisan ini biasanya mendapatkan perlakuan
yang lebih istimewa jika dibanding dengan orang-orang yang memiliki perekonomian yang
rendah.
b. Kedua, Kekuasaan : sama sperti lapisan orang nomor satu, seseorang yang memiliki
kekuasaan yang teratas mempunyai wewenang yang sangat besar,sehingga lapisan ini
memiliki kesempatan yang besar untuk menngatasi permasalahan sosial yang terjadi.Tetapi
jika terjadi salah wewenang maka tindakan kriminal memperbudakkan orang lain mungkin
saja terjadi.
c. Ketiga, Kehormatan : pada posisi ini kedudukan seseorang tidak dipandang dari sisi
kekayaan atau kekuasaan yang dimilikinya. Tapi posisi ini terbentuk karena adanya rasa
hormat masyarakat kepada seseorang yang telah berjasa. Biasanya lapisan seperti ini masih
banyak terjadi dimasyarakat pedesaan
d. Keempat, Ukuran ilmu pengetahuan : Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-
anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai
ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat
yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar
akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang. Misalnya dokter,
insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar professional seperti professor.
d.
7. Teori Tentang Pelapisan Sosial Dan Pelapisan Masyarakat
Beberapa teori tentang pelapisan dicantumkan di sini :
a. Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka
yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
b. Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu
cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka
menuntut gengsi kemasyarakatan.
c. Pitirim A. Sorokinbahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).
d. Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di
dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat
pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
e. Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat
dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan
penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan
kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
f. Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan
istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas
yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan
hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
g. Pitirin A. Sorikin bahwa “pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat
kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat”.
h. Theodorson dkk berpendapat bahwa “pelapisan masyarakat adalah jenjang status dan
peranan yang relative permanen yang terdapat dalam system social didalam hal perbedaan
hak,pengaruh dan kekuasaan”..

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang
melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya.Status
yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha
(achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Terjadinya
Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu: Terjadi dengan Sendirinya Proses ini berjalan
sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri.Adapun orang-orang yang menduduki
lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh
masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang
tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi
menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Terjadi
dengan Sengaja Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan
bersama.

B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran
yaitu:Sebagai mahasiswi /a kita harus mampu memahami lapisan-lapisan yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat. perbedaan itu karena orang-orang memiliki kecakapan, watak,
keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda
DAFTAR PUSTAKA

http://wordpress.com/2011/03/23/lapisan-sosial.masyarakat.html
http://www.academia.edu/9426680/teori-lapisan-sosial.
http://www.berpendidikan.com/2015/06/jenis-lapisan.sosial -.html
http://www.google.co.id/definisi-lapisan- masyarakat.html
http://www.goggle.co.id.search..kumpulan-contoh-sosial-pelapisan-.html

Você também pode gostar