Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah
membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan
perintah tersebut dan keutamaannya.
1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,
3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda,
Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya
dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”
Kapan Membacanya?
Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam
Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai
terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan
membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai
terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi
bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm,
Imam al-Syafi'i: 1/237).
Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya:
Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula
sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).
Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca
surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari).
Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak
kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan
kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
ور ُه ْم بَيْنَ أ َ ْيدِي ِه ْم َوبِأ َ ْي َمانِ ِه ْم ِ يَ ْو َم ت َ َرى ْال ُمؤْ ِمنِينَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا
ُ ُت يَ ْسعَى ن
“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya
mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)
Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan
dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at.
Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah
Ta’ala:
Penutup
Hari Jum'at merupakan hari yang mulia, hendaknya setiap muslim memuliakannya dengan
amal-amal ketaatan. Namun menetapkan amal-amal tersebut tidak boleh hanya dengan
anggapan semata, tapi harus didasarkan kepada tuntutan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
yang kita ketahui melalui sunnahnya. Karena dengan ittiba' kepada sunnah beliau Shallallahu
'Alaihi Wasallam tersebut, -sesudah ikhlash- seseorang akan diterima amal ibadahnya dan
dicintai oleh Rabb-nya. Dan tidak didapatkan sunnah shahihah dari Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam yang menghususkan malam Jum'at ataupun siang harinya dengan membaca surat
Yasin. Bersamaan itu, terdapat amal yang dianjurkan oleh beliau Shallallahu 'Alaihi
Wasallam, yaitu membaca surat Al-Kahfi, dan inilah yang dianjurkan oleh Imam al-Syafi'i
rahimahullah. Wallahu Ta’aa a’lam.