Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh Budi Luhur · Terakhir disunting sekitar 2 bulan yang lalu · Sunting Document
Sumber: http://alexarussia.wordpress.com/2011/06/16/agama-masa-depan/
“Sains tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa sains adalah buta.”
Tapi mari kita perhatikan secara mendalam, apa yang dimaksud spirit,agama,maupun tuhan
dalam perspektive albert einstein
Dari artikel2 yang saya baca, dan surat2-nya kepada sahabatnya, albert einstein memang
konsekuen dng rumusnya yg terkenal e=mc2
Dalam salah satu suratnya, weltanschauung fisikalismnya nampak jelas dari pernyataanya
bahwa spirit tidak terpisahkan dari body/physic, dia juga tidak mempercayai afterlife.
Ia juga menjelaskan bahwasanya agama yang dianutnya bukanlah agama antropologi seperti
agama samawi, yang disebutnya sebagai ‘agama takhyul kekanak-kanakan’, namun didalam
statemen-statemennya, tampak jelas bahwasanya ia penganut agama cosmologi/fisikalism, ia
juga menyatakan bahwa agama cosmologi adalah agama masa depan.
Hanya saja, Einstein sangat penasaran dengan Werner Heisenberg, yang memberikan
penjelasan ttg prinsip uncertainty. Einstein sangat mempercayai cosmos bergerak secara
sistematis, sehingga statemennya sbb:
Sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan antara einstein, heisenberg, dan hawking, secara
principal, worldview mereka konsekuen fisikalism, yang membedakan pandangan antara
einstein versus heisenberg dan hawking adalah bagaimana cosmos/sistem alam semesta
bekerja.
Namun saya kira tiba saatnya bagi kami untuk membawa angin perubahan di tanah ini, untuk
merealisasikan statemen albert einstein atau para fisikawan-fisikawan lain yang
penjelasannya thd mekanisme gerak alam semesta terang benderang dan menendang jauh-
jauh paham mistisisme takhyul kekanak-kanakan, bahwasanya agama masa depan adalah
agama cosmos/fisikalism.
Saya, kapanpun, bisa saja segera menjadi materi yang lain (mati), namun, saya kira tidak ada
yg bisa mencegah generasi muda masa depan tanah ini untuk memahami rumus albert
einstein e=mc2, dan lantas juga segera mengakhiri tragedi mistisisme takhyul kekanak-
kanakan, mengakhiri segala dongeng omong kosong.
Masa depan, tentu tidak bisa dicegah, namun cepat tidaknya era pencerahan di masa depan,
tentu saja tidak kita letakan pada ‘suatu kekuatan tanpa massa’ (ghaib), tapi melalui
perjuangan manusia manusia berakal dan konsekuen di era sekarang.