Você está na página 1de 4

MENYUSUI DAN LUARAN PERTUMBUHAN BAYI DALAM KONTEKS

DUKUNGAN KONSELING SEBAYA INTENSIF DI DUA KOMUNITAS


DI BANGLADESH
Rukhsana Haider dan Kuntal Kumar Saha

ABSTRAK

Latar Belakang: ASI eksklusif dan growth faltering saat masa kanak-kanak
masih menjadi tantangan di Bangladesh. The Training & Assistance for Health &
Nutrition Foundation telah bekerja untuk mengatasi kesenjangan ini melalui
konselor sebaya berbasis masyarakat sejak tahun 2000. Dalam makalah ini, kami
menilai kemajuan program, terutama yang berkaitan dengan inisiasi menyusui
dini dan pemberian ASI eksklusif untuk berat lahir normal, serta untuk bayi berat
lahir rendah (BBLR).
Metode: Program konseling sebaya terus berlanjut di daerah pedesaan dan
perkotaan di Bangladesh, tetapi hanya data yang dikumpulkan antara Januari 2013
dan Juni 2015 yang disajikan dalam studi deskriptif ini. Konseling menyusui
intensif diberikan kepada wanita selama trimester ketiga kehamilan dan 6 bulan
pasca persalinan oleh konselor sebaya yang terlatih. Mereka mencatat data tentang
berat lahir bayi, praktik pemberian makan dan berat badan setiap bulan dan
mengumpulkan data-data ini untuk dimasukkan ke dalam komputer. Pengukuran
berat badan dikonversi ke skor weight-for-age-Z-scores (WAZ) dan pola
pertumbuhan dinilai dengan membandingkan berat tubuh yang dicapai dengan
Standar Pertumbuhan Anak WHO 2006.
Hasil: Sebanyak 994 bayi dilahirkan selama masa studi; 94% adalah berat lahir
normal dan 6% adalah BBLR (<2,5 kg). Inisiasi menyusui dalam satu jam
kelahiran dilaporkan oleh 94% ibu yang dikonseling pada kedua kelompok.
Prevalensi pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan adalah 94% pada bayi berat
lahir normal dan 92% pada bayi BBLR, dan berat badan rata-rata mereka adalah
7,5±0,8 kg dan 6,6±0,7 kg. Tidak ada growth faltering pada bayi-bayi ini selama 6
bulan. Tingkat underweight pada bayi berat lahir normal tetap sama (2,2% pada 1
bulan dan 2,5% pada 6 bulan), sedangkan tingkat underweight pada bayi BBLR
menurun dari 42,1% pada 1 bulan menjadi 21,1% pada 6 bulan.
Kesimpulan: Dalam konteks pengaturan program yang terstruktur dengan baik,
dan di bawah keadaan yang digambarkan, nampaknya bahwa konselor sebaya
berbasis komunitas yang terlatih dan terawasi dapat membantu dalam mendorong
dan membantu ibu dari kedua berat lahir normal dan bayi BBLR untuk inisiasi
menyusui dini dalam satu jam dan melanjutkan pemberian ASI eksklusif hingga
usia 6 bulan. Data kami menunjukkan bahwa mereka mungkin juga berkontribusi
terhadap pencegahan growth faltering pada bayi-bayi ini.
Kata kunci: Konselor sebaya berbasis komunitas, ASI eksklusif, Berat lahir
rendah, Berat lahir normal, Pertumbuhan, Bangladesh

LATAR BELAKANG

Pemberian ASI optimal di bawah usia 2 tahun memiliki dampak terbesar pada
kelangsungan hidup anak dengan potensi untuk mencegah 13% dari semua
kematian pada anak di bawah 5 tahun. Tinjauan sistematis telah menunjukkan
bahwa pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dibandingkan pemberian ASI
eksklusif selama 3 sampai 4 bulan, dapat menurunkan morbiditas diare dan
memperpanjang amenore laktasi sementara tidak menimbulkan defisit
pertumbuhan pada bayi baik di negara berpenghasilan rendah maupun tinggi.
Selain efek jangka pendek menyusui pada penurunan morbiditas dan mortalitas
dan peningkatan perkembangan kognitif dan otak, bukti terbaru lebih jauh
menyoroti efek jangka panjang pada kecerdasan, pencapaian pendidikan
dan pendapatan.

Promosi menyusui dimulai di Bangladesh pada tahun 1989, yang awalnya


berfokus pada pertemuan dengan para profesional kesehatan. Hal ini diikuti oleh
pelaksanaan Inisiatif Rumah Sakit Bayi-Ramah di rumah bersalin, dan
diintensifkan setelah rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2002 untuk menyusui bayi secara eksklusif selama 6 bulan pertama
kehidupan. Namun demikian, selama beberapa tahun, prevalensi nasional
pemberian ASI eksklusif stagnan, sekitar 40%, kemudian meningkat tiba-tiba
menjadi 64% pada tahun 2011 tetapi turun segera setelah menjadi 55% pada tahun
2014. Meskipun angka kekurangan gizi balita mengalami penurunan secara
perlahan, mereka masih tinggi dengan 36% stunted, 14% wasted dan 33%
underweight pada tahun 2014.

Tingkat BBLR di sisi lain, terus tinggi. Sementara satu-satunya survei


nasional yang mencatat berat lahir pada tahun 2003-4 melaporkan bahwa 36%
bayi lahir BBLR dan 77% mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine, sebuah
laporan dari daerah kumuh perkotaan di Dhaka menunjukkan bahwa prevalensi
BBLR adalah 46% dengan 70% kecil masa kehamilan (KMK) dan 17% bayi
prematur. Baru-baru ini, surveilans rutin dari bagian utara negara ini telah
mendokumentasikan tingkat BBLR yang lebih tinggi yaitu 55% dengan kelahiran
prematur 22%.

Konseling sebaya yang berbasis komunitas telah berhasil meningkatkan


tingkat pemberian ASI eksklusif di Bangladesh dan di tempat lain. Training &
Assistance for Health & Nutrition Foundation (TAHN) didirikan pada tahun 2000
untuk memungkinkan konselor sebaya untuk terus bekerja setelah penelitian awal
kami selesai, dan untuk memberikan pelatihan tentang promosi menyusui dan
dukungan kepada pemerintah dan organisasi nonpemerintah. Namun, sejak
beberapa tahun terakhir, konselor sebaya menyebutkan bahwa walaupun bayi
BBLR diberi perhatian lebih, mereka tetap tidak tumbuh sebaik berat lahir normal.
Penelusuran literatur menunjukkan sebuah penelitian dari Filipina telah memilih
bayi-bayi BBLR di rumah sakit dan memberikan konseling dan dukungan lanjutan
untuk memperbaiki praktik menyusui, namun kami tidak menemukan laporan
yang mendukung ibu-ibu bayi BBLR di tingkat masyarakat/rumah tangga.
Meskipun membenarkan bahwa promosi menyusui yang efektif dapat
memperbaiki pola menyusui, efek pada pertumbuhan tidak selalu jelas atau
konklusif. Menyadari bahwa bayi BBLR dapat memiliki masalah menyusui yang
unik dan mungkin memiliki peningkatan risiko kesehatan, termasuk inisiasi
tertunda yang dapat meningkatkan angka kematian neonatal dan dengan
mempertimbangkan pengamatan konselor sebaya kami tentang masalah pada bayi
BBLR, kami memutuskan untuk menilai apakah setelah berkonsultasi, ada
perbedaan mengenai luaran menyusui mereka. Tujuan utama dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk memeriksa apakah konselor sebaya terus-menerus
memiliki dampak pada inisiasi menyusui dini dan praktik pemberian ASI
eksklusif bayi di area cakupan mereka (baik berat lahir normal dan BBLR), dan
jika praktik ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan bayi. Pengaturan program
yang sedang berlangsung memberikan kesempatan bagus untuk melakukannya.

Você também pode gostar