Você está na página 1de 10

AKUNTANSI PAJAK

AKUNTANSI PAJAK ATAS ASET TETAP

PENDAHULUAN

Aset tetap merupakan bagian dari neraca yangh dilaporkan oleh manajemen dalam setiap
periode atau setiap tahun. Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap
dijual pakai atau dengan dibangun lebih dulu , yang digunakan dalam operasi perusahaan ,
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai
nilai manfaat lebih dari 1 tahun.

PENGAKUAN ASET TETAP

Suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aset tetap sesuai
ketentuan akuntansi komersial apabila :
1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas, dan
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secaea andal.

Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau dinilai
wajar yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau kontruksi atau ,
bila dapat diterapkam, jumlah yang distribusikan ketika pertama kal diakui sesuai dengan
persyaratan tertentu dalam PSAK lain. Biaya perolehan ini terdiri atas harga beli, termasuk
bea impor, PPN, masukan yang tida dapat dikreditkan, dan biaya lain yang dapat
didistribusikan secara langsung sampai aset tersebut siap dipakai atau berada di tempat.
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset pada awal harus diukur
sebesar biaya perolehan.sebagai komponen biaya perolehan tetap tersebut meliputi :
1. Harga perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan –potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secra langsung untuk membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang di inginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keingina dan
maksud manajemen, dan
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asst tetap dan restorasilokasi aset.
Keajiban biaya-biaya tersbut timbul pada saat aset diperoleh atau karena entitas
menggunakan aset selam periode tertentu yang bertujuan selain menghasilakan
perrsediaan.

NILAI PEROLEHAN ASET TETAP

a. Perolehan Aset Tetap secara Gabungan


Apabila aset diperoleh secara gabungan, maka harga perolehan masing-masing aset tetap
ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar
masing-masing aset yang bersangkutan, sebagai contoh harga bangunan termasuk tanah
seharga Rp 300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, bea perolehan hak atas
tanah dan /bangunan, dll). Alokasi harga perolehannya dapat dihitung sebagai berikut :
No. Jenis Aset Harga Wajar Alokasi Harga Perolehan
1. Tanah 150.000.000,00 15
× 300.000.000,00 = 180.000.000,00
25

2. Bangunan 100.000.000,00 10
× 300.000.000,00 = 120.000.000,00
25
______________ _____________ +

Jumlah 250.000.000,00 300.000.000,00

Ayat jurnal yang disusun saat pembelian tunai adalah :


Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Tanah 180.000.000,00
Bangunan 120.000.000,00
Kas dan Bank 300.000.000,00

b. Perolehan Aset Tetap secara Angsuran


Terhadap aset tetap yang diperoleh secara angsuran, perlu diperhatikan mengenai kontrak
pembeliaannya. Sebagai contoh, aset tetap dibeli secara angsuran dalam 10 kali angsuran.
Aset tetap yang dibeli berupa mobil harga perolehan Rp 120.000.000,00 dibayar dalam
24 kali angsuran, masing-masing Rp 5.000.000,00 perbulan dengan bunga 20% per tahun.
Perhitungan angsuran pertama :

Angsuran bulanan Rp 5.000.000,00


1
Bunga 12 × 20% × Rp 120.000.000,00 Rp 2.000.000,00

Jumlah pembayaran Rp 7.000.000,00

Angsuran bulan kedua :


Angsuran bulanan Rp 5.000.000,00
1
Bunga 12 × 20% × [ Rp 120.000.000 – Rp 5.000.000,00] Rp 1.916.700,00

Jumlah pembayaran Rp 6.916.700,00

Ayat jurnal yang disusun :


1. Saat pembelian aset tetap
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Mobil / Kendaraan (dalam angsuran) 120.000.000,00
Utang angsuran 120.000.000

2. Saat pembayaran
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Utang Angsuran 5.000.000,00
Beban Angsuran 2.000.000,00
Kas dan Bank 7.000.000,00
3. Saat pembayaran angsuran kedua
Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Utang Angsuran 5.000.000,00
Beban Bunga 1.916.000,00 Berdasarkan
Kas dan Bank 6.916.700,000

c. Perolehan Aset Tetap secara Pertukaran


Praktik akuntansi pajak tidak mengatur tentang perolehan dengan pertukaran, baik
kategori pertukaran aset yang sejenis atau bukan sejenis, maupun dengan sekuritas yang
tidak diterbitkan perusahaan sendiri. Hanya masalah perpajakannya diatur dalam pasal 10
Ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa nilai perolehaan
atau nilai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang seharusnya
yang dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Sebagai contoh, pada tanggal 2
januari 2012 PT Anugerah menukar aset tetapnya berupa mobil yang sama mili PT
Rakhmat dengan perincian :

PT Anugerah PT Rakhmat
Nilai sisa buku Rp. 120.000.000,00 Rp 150.000.000,00
Harga pasar Rp 80.000.000,00 Rp 160.000.000,00

Nilai perolehan atau nilai penjualan adalah jumalah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar. Atas pertukaran tersebut, laba atau rugi yang
diperhitungkan untuk :

PT Anugerah mencatat kerugian sebesar


= (Rp 120.000.000,00 – Rp 80.000.000,00) = Rp 40.000.000,00

PT Rakhmat mencatat keuntungan sebesar


= (Rp 160.000.000,00 – Rp 150.000.000,00) = Rp 10.000.000,00

d. Perolehan Aset Tetap dengan Cara Membangun Sendiri


Dari aspek perpajakan perolehan aset tetap dengan cara membangun sendiri tersebut
sebagai objek yang terutang Pajak Pertambahan Nilai. Bunga yang dikeluarkan atas
pinjaman untuk pembangunan selama masa konstruksi akandikapitalisasi. Hal ini sesuai
dengan ketentuan apabila bunga pinjaman dapat didistribusikan secara langsung dengan
aset tertentu, maka biaya pinjaman tersebut harus dikapitalisasi terhadap aset tertentu.
Perlakuan akuntansi komersial dapat diikuti oelh akuntansi pajak, sedangkan terhadap
bunga yang dikapitalisai akan dibebankan ke penghasilan melalui penyusutanselama
masa manfaat.

e. Perolehan secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan


Dalam perolehan secara hibah, bantuan dan sumbangan secara langsung dihubungkan
dengan perlakuan akuntansi pajak, karena akuntansi komersial sedikit mengatur aset yang
diperoleh dari sumbangan . terhadap aset tetap yang diproleh dari sumbangan harus
dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun
modal yang berasal dari sumbangan atau modal donasi.
Demikian pada akuntansi pajak atas penerimaan hibah juga akan dibukukan sebelah
kredit pada akun “modal donasi” sebagai alokasi sistematis rasional harga perolehan atas
aset berwujud.

PENYUSUTAN ASET TETAP

Berkurangnya otomatis akan membuat nilai aset tetap tersebut berkurangsebagai unsur
pengakuan atas penuruna aset tetap berwujud tersebut dialokasikan ke dalam penyusutan sebagai
alokasi sistematis rasional harga perolehan harga set tetap berwujud. Berdasarkan hal tersebut,
senagaimaana diatur dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007), yang dimaksudkan penyusutan adalah
alokasi penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penyusutan dilakukan atas aset tetap berwujud dengan syarat aset tetap
berwujud tersebut :
1. Diaharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi
2. Memiliki suatau masa manfaaat yang terbatas, dam
3. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang
dan jasa untuk disewakan , atau untuk tujuan administrasi.

Terdapat pula aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi
pajak tidak dapat disusutkan, yaitu :
1. Aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pukang pegawai,
termasuk juga yang ada di daerah terpencil.
2. Aset tetap perusahaan beruap rumah yang terletak bukan di daerah terpencil yang
ditempati pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.
Dengan demikian, harta yang dimiliki perusahaan tidak digunakan untuk mendapatkan,
menagih atau memelihara penghasilan karena tidak memenuhi syarat diatas tidak boleh
disusutkan. Apabila terjadi penjualan, maka laba atau rugi dihitung dengan mengurangkan harga
perolehan terhadap harga jual. Harga demikian kebanyakan dimiliki oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi, tentu laba tersebut sebagai objek Pajak Penghasilan.

METODE PENYUSUTAN SESUAI KETENTUAN KOMERSIAL

1. Dasar waktu
a. Metode garis lurus

Biya Penyusutan = Tarif Penyusutan × Dsar Perhitungan Penyusutan

Cara perhitungan persentase penyusutan dapat dengan mudah dilakukan apabila


diketahui manfaat aset tetap selama 5 tahun, maka :
100
Tarif penyusutan 5 = 20%
Aset tetap harga perolehan Rp 300.000.000,00
Besarnya penyusutan = 20% × Rp 300.000.000,00 = Rp 60.000.000,00

Saat penyusutan ayat jurnal yang disusun :


Tgl Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)
Biaya Penyusutan Aset Tetap 60.000.000,00
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 60.000.000,00

b. Metode Pembebanan Menurun

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan × Dasar Perhitungan Penyusutan


Dasar Perhitungan Penyusutan = Harga Perolehan
Nilai Residu

Tarif penyusutan ditetapkan dengan pecahan, ymaitu pembilang adalah angka tahun
yang ada selama masa manfaat aset tetap, sebagai contoh 1,2,3,4,5, dan seterusnya,
sedangkan pembilang untuk tahun pertama adalah penjumlahan angka tahun sampai
dengan angka tahun terakhir. Sebagai contoh, apabila manfaat hanya 5 tahun, maka
penjumlahannya (1+2+3+4+5)=15

2. Metode saldo Menurun


Dalam metode ini besarnya penyusutan semakin lama menjadi lebih kecil dari tahun ke
tahun, dengan dasar pemikiran bahwa kapasitas aset tetap dalam memberikan jasanya
dari tahun ke tahun semakin menurun. Perhitungan biaya penyusutan dapat dirumuskan :

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan × Dasar Perhitungan Penyusutan


Dasar Perhitungan Penyusutan = harga Sisa Buku Awal Periode

METODE PENYUSUTAN SESUAI KETENTUAN PERPAJAKAN

Metode penyusutan menurut ketentuan perundang undangan perpajakan sebagaiman telah


diatur dalam pasal 11 Undang-undang Pajak Penghasilan.
1. Metode garis lurus, atau metode saldo menurun untuk aset tetap berwujud bukan
bangunan.
2. Metode garis lurus untuk aset tetap berwujud berupa bangunan.

Penggunan metode penyusutan aset tetap berwujud disyaratkan taat asas (konsisten). Dalam
hal Wajib Pajak menggunakan saldo menurun, maka sisa buku pada akhir masa manfaat
harus disusutkan sekaligus. Dengan memperhatikan pembukuan Wajib Pajak, apabila
ditemukan adanya alat-alat kecil atau sering disebut small tools yang sama atau sejenis dapat
dapat disusutkan dalam satu golongan.

a. Kelompok Harta Berwujud dan Tarif Penyusutan


Penentuan kelompok dan tarif penyusutan harta berwujud didasarkan pada Pasal 11
Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan :
Kelompok Harta Berwujud Masa Tarif Penyusutan Tarif penyusutan
Manfaat Betdasarkan Metode Berdasarkan Metode
Garis Lurus Saldo Menurun
I. Bukan bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,50% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak permanen 10 tahun 10% -

Jenis-jenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok 1


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Ssemua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan
termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan
sejenisnya yang bukan bagian dari
bangunan.
b. Mesin kantor seperti mesin ketik, mesin
hitung, duplikator, mesin fotokopi, dan
sejenisnya.
c. Perlengkapakan lainnya seperti amplifier,
tape, video recorder, televisi dan
sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) Bgi
industri/jasa yang bersangkutan.
f. Alat dapur untuk memasak makanan dan
minuman.
g. Dies,jigs, dan mould.

2. Perrtanian, perkebunan, Alat yang digerakan bukan dengan mesin.


kehutanan, dan perikanan
3. Industri makanan dan Mesin ringan yang dapat dipindah pindahkan
minuman seperti huller, pemecah kulit, penyosoh,
pengering, pallet, dan sejenisnya.
4. Pehubungan, pergudangan, Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan seb agai
dan komunikasi angkutan umum.
5. Industri semi konduktor Flash memory tester, write machine, biporr test
system,elimination (PE8-1) pose checker.
Jenis-jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 2
Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam, termasuk
meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya
yang bukan merupakan bagian dari
bangunan.
Alat pengukur udara seperti AC, kipas
angin, dan sejenisnya.
b. Komputer,printer,scanner, dan sejenisnya.
c. Mobil, bus, truk, speed boat, dan
sejenisnya
d. Kontainer dan sejenisnya.
2. Pertanian, perkebunan, a. Mmesin pertanian/perkebunan seperti
kehutanan, dan perikanan traktor dan mesin bajak, penggaruk,
penanaman, penebar benih, dan
sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan
atau memproduksi bahan atau barang
pertnian, kehutanan, perkebunan dan
perikanan.
3. Industri makanan dan a. Mesin yang mengolah produk asal
minuman binatang, unggas dan perikananmisalnya
pabrik susu, dan pengalengan ikan.
b. Mesin yang mengolah produk nabati,
misalnya mesin pengolah biji-bijian
seperti penggilingan beras, gandum, dan
tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi
minuman dan bahan-bahan minuman
segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi
bahan-bahan makanan dan minuman
segala jenis.
4. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
ringan, misalnya mesin jahit, dan pompa air.
5. Perkayuan Mesin dan peralatan penebang kayu.
6. Kontruksi Peralatan yang digunakan seperti truk berat, truk
dump, crane buldozer, dan sejenisnya.
7. Perhubungan, pergudangan, a. Truk kerja untuk pengangkutan dan
dan komunikasi bongkar muat, truk peron, truk ngangkang,
dan sejenisnya.
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus dibuat untk pengangkutan barag
tertentu (misal gandum, biji tambang,
batu-batuan dan sebagainya) termasuk
kapal pendingin dan kapal tangki kpal
penangkap ikan, dan sejenisnya yang
mempunyai berat sampai engan 100 DWT.
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela
atau mendorong kapal-kapal suar, kapal
pemadam kebaran, kapal keruk, keram
terapung, dan sejenisnya, yang empunyai
berat sampai dengan 1000 DWT.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
memuat berat sapai 250 DWT.
e. Kapal balon
8. Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon.
b. Pesawat telegraf, termasuk pesawat
pengirim, seta penerimaan radio telegraf
dan radio telepon.
9. Industri semi konduktor Auto frame leader, automatic logic handler,
baking over, ball shear tester, bipolar test
handler, cleaning machine, coatingbmachine,
cutting oven, cuting oress, dombar cut machine,
dicer, die bander, die shear test, dynamic burn in
system oven, etc.

Jenisjenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok 3


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Pertambangan selain Mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan,
minyak dan gas termasuk mesin-mesin yang mengolah produk
perikanan.
2. Permintalan, pertenunan, a. Mesin yang mengolah/menghasilkan
dan pencelupan produk-produk tekstil, misalnya kain
katun, serta sutr serat-serat buatan, wol
dan bulu hewan lainnya lena rami,
permadani, kain-kain bulu, dan tule.
b. Mesin utnuk yarm preparation, bleaching,
dyeing, printing, finishing, texturing,
packaging, dan sejenisnya.
3. Perkayuan a. Mesin yang mengolah/mengahsilkan
produk-produk kayu, barang-barang dari
jerami, ruput dan bahan anyaman lainnya.
b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4. Industri Kimia a. Mesin dan peraltan
mengolah/mengahsilkan produk industri
kimia dan industri yang ada hubungannya
dengan industri kimia.
b. Mesin yang mengolah/menghasikan
produk industri lainnya misalnya damar
tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari
selusa, karet sintetis, karet tiruan, kulit
samak, jangat, dan kulit mentah.
5. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
menengah dan berat, misalnya mesin mobil dan
mesin kapal.
6. Perhubungan dan a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal
komunikasi khusu dibuat untuk pengangkutan barang-
barang tertentu (misal gandum, biji
tambang, batu-batuan, dan sejenisnya)
termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkap ikan, dan
seejnisnya yang mempunyai berat di atas
100 DWT sampai dengan 1000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran
terapung yang mempunyai berat d I atas
100 DWT sampai dengan 1000 DWT.
c. Dok terapung
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter
segala jenis.
7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar,dan kendali jarak
jauh.

Jenis-jenis Harta Berwujud yang Termasuk dalam Kelompok 4


Nomor Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Kontruksi Mesin berat untuk kontruksi
2. Perhubungan dan a. Lokomoyif uap dan tender atas rel.
Telekomunikasi b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan
dengan baterai atau dengan tenaga listrik
dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang, dan barang
terrmasuk kontiner khuss=us dibuat dan
dilengkapi untuk ditarik dengan satu alat
atau beberapa alat pengangkutan.
e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus untuk pengangkutan barang
tertentu termasuk kapal pendingin dan
kapal tangki, kapal penangkap ikan dan
sebagainya, yang mempunyai berat diatas
1000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau
mendorong kapal, kapal suar, kapal
pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-
keran terrapung, dan sebagainya yang
mempunyai berat diatas 1000 DWT.
g. Dol-dok terapung.

Terhadap pengeluaran harta berwujud bukan bangunan pengelompokannya ditetapkan


berdasarkan Keputusan Menteri Keuanagan.
Khusus untuk bangunan tidak permanen dimaksudkan adalah bangunan yang bersifat
sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau bangunan yang dapat dipindah-
pindahkan yang masa manfaatnya tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, misalnya bangunan berupa
barak atau asrama dari kayu.

Contoh perhitungan penyusutan


PT Maju memiliki Aset Tetap Berwujud yang diperolehnya awal tahun 2012 sebagai berikut :
No. Jenis Harta Bulan/Tahun Masa Harga Kelompok
Perolehan Manfaat Perolehan (Rp)
1. Mesin I Januari 2012 8 tahun 200.000.000,00 II
2. Mesin II Januari 2012 8 tahun 150.000.000,00 II
3. Truck Januari 2012 8 tahun 70.000.000,00 II

Aset tetap tersebut disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (Dasar
Penyusutan = Harga Perolehan), maka penghitungan penyusutan selama tahun 2012 :

1. Mesin II = 12,5 % × Rp 200.000.000,00 = Rp 25.000.000,00


2. Mesin II = 12,5% × Rp 150.000.000,00 = Rp 18.750.000,00
3. Truk = 12,5% × Rp 70.000.000,00 = Rp 8.750.000,00
Jumlah penyusutan selama tahun 2012 = Rp 52.500.000,00

Você também pode gostar