Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Auditing I
Oleh :
140810301218
Fakultas Ekonomi
Universitas Jember
2016
A. PENDAHULUAN
Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi umum di Indonesia. Oleh karena itu, kewajaran laoran keuangan
dinilai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan
dalam laporan keuangan. Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung
di dalam komponen laporan keuangan dan pernyataan tersebut dapat bersifat
implisit maupun eksplisit yang selanjutnya akan dijelaskan dalam bagian
pembahasan dalam makalah ini.
B. PEMBAHASAN
2. Selayang Pandang
Asersi-asersi ini berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran
(measurement), penyajian (presentation), dan pengungkapan (disclosure) dari
berbagai unsur dalam laporan keuangan. Contoh-contoh asersi adalah sebagai
berikut :
a. Semua asset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist).
b. Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya.
c. Persediaan dicantumkan dengan nilai yang tepat.
d. Utang merupakan kewajiban entitas.
e. Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan.
f. Semua jumlah (amounts) disajikan dengan tepat (properly presented)
dan diungkapkan (dengan penjelasan yang memadai) dalam laporan
keuangan.
3. Penjelasan Mengenai Asersi
a. Asersi untuk jenis transaksi
Occurency : Transaksi dan peristiwa yang sudah dicatat, memang
terjadi dan merupakan transaksi dan peristiwa dari entitas yang
bersangkutan.
Completeness : Semua transaksi / peristiwa yang seharusnya dicatat,
memang sudah dicatat.
Accuracy : Angka-angka, jumlah-jumlah, dan data lain yang terkait
dengan transaksi dan peristiwa yang dicatat, sudah dicatat dengan
akurat.
Cut-off : Transaksi dan peristiwa dicatat dalam periode akuntansi yang
benar
Classification : Transaksi dan peristiwa dicatat dalam akun yang benar.
b. Asersi untuk saldo akun
Existente : asset, liabilitas dan ekuitas benar ada.
Rights and Obligations : entitas memiliki dan menguasai aset, dan
utang merupakan kewajiban entitas.
Completeness : semua aset, liabitas, ekuitas memang sudah dicatat
lengkap.
Valuation and Allocation : aset, liabilitas, ekuitas dicantumkan pada
lap.keuangan dalam jumlah yang benar.
4. Asersi Gabungan
Asersi gabungan disingkat C-E-A-V, yaitu sebagai berikut
C-Completeness : segala sesuatu harus dicatat atau di ungkapkan
dalam laporan keuangan. Tidak ada aset, liabilitas, ekuitas, transaksi
yang belum dicatat atau diungkapkan; tidak ada catatan yang hilang /
tidak lengkap.
E-Existence : segala sesuatu yang harus dicatat atau diungkapkan
dalam lap.keuangan, memang ada pada tanggal yang bersangkutan
dan harus dicakup. Semua transaksi memang ada, terjadi dan terkait
dengan entitas.
A-Accuracy and Cutoff : semua liabilitas, pendapatan, beban dan hak
atas aset merupakan kewajiban / kekayaan entitas dan telah dicatat
dalam jumlah yang benar. Juga telah dilakukan pengklasifikasian dan
pengungkapan yang benar dalam laporan keuangan.
V-Valuation : aset, liabitas, ekuitas dicatat dalam jumlah / nilai dalam
laporang keuangan. Penyesuaian untuk penilaian atau alokasi yang
diperlukan karena sifatnya / sesuai dengan prinsip akuntansi yang
diterpkan, telah dicatat sebagaimana mestinya.
5. Asersi dalam Auditing
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji pada (kutipan ISA
315 alenia 25) : (a). tingkat laporan keuangan dan; (b). tingkat asersi untuk jenis
transaksi, saldo akun dan jenis pengungkapan untuk merancang dan
melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
6. Penilaian Risiko ditingkat Laporan Keuangan
Risiko salah saji yang material pada tingkat laporan keuangan, cenderung
bersifat pervasif (tersebar luas) dan karenanya mencakup semua asersi.
7. Penilaian Risiko ditingkat Asersi
Perbedaan dalam penilaian risiko pada kedua tingkat ini (tingkat laporan
keuangan dan tingkat asersi) akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Risiko pada tingkat laporan keuangan bersifat pervasive dan dapat
terjadi pada banyak asersi.
2) Risiko ditingkat asersi yang disajikan hanyalah beberapa contoh, seperti
:
a. Inventory (persediaan), Cash (kas dan bank), dan Payables (utang)
untuk saldo akun.
b. Revenue (pendapatan) dan Expenses (beban) untuk jenis transaksi.
c. Commitments (komitmen) dan Related Parties (pihak-pihak yang
berelasi) untuk penyajian dan pengungkapan.
3) Risiko untuk masing-masing asersi harus dinilai, dan hasilnya
dikelompokkan sebagai low (rendah), moderate (sedang) atau high
(tinggi). Dalam contoh diatas (khusus untuk Inventory) asersi
Completeness dinilai low, Existence dinilai Moderate, Accuracy dinilai
low, dan dinilai high. Dengan klasifikasi risiko ini, auditor dapat
menanggapi risiko yang dihadapinya dengan prosedur audit yang
responsive.
Materialitas
Materialitas (materiality) adalah konsep auditing yang sangat penting.
Materialitas mengukur berapa besar dan pentingnya suatu salah saji
(misstatements) dalam laporan keuangan.
Mareialitas – Ketentuan Bapepam
Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi, yang bergantung pada ukuran dan
1. sifatnya
Materialitas
serta Rules-Based
apabila terjadiStandards
kelalaian untuk mencantumkan / kesalahan dalam mencatat
pos-pos laporan keuangan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Buku :
Internet :
http://accounting.binus.ac.id/2015/09/23/asersi-asersi-dalam-audit-laporan-
kuangan/
http://andikapuspitasari.wordpress.com/2012/01/04/materialitas-risiko-dan-strategi-
audit-pendahuluan/