Você está na página 1de 7

TUGAS

GEOGRAFI EKONOMI
GEL 2303

ANALISIS PETERNAKAN SAPI


DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Disusun Oleh :
Nama : Nabhan Mudrik Alyaum
NIM : 16/397459/GE/08338
Dosen Pengampu : Dr. Sri Rahayu Budiani, M.Si

FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ANALISIS PETERNAKAN SAPI
DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

A. PENDAHULUAN
Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan sebuah provinsi yang terdiri 10
kabupaten/kota. Selain karena pariwisatanya, NTB juga dikenal sebagai provinsi yang
menjadi produsen sapi terbesar ke-4 se-Indonesia. Hal ini menjadi fakta yang cukup
mengagumkan, karena NTB merupakan provinsi dengan luas wilayah yang cukup kecil
jika dibandingkan dengan provinsi lain, terutama sesama provinsi-provinsi produsen sapi
di Indonesia. Perlu ditelisik secara lebih luas lagi untuk memahami peternakan sapi di
NTB disertai distribusinya.
Sapi yang berkembang di NTB secara umum merupakan sapi Bali yang beradaptasi
dengan lingkungan di NTB. Produksi sapi NTB sendiri secara umum mengalami
peningkatan. Bahkan peningkatan terjadi dengan cukup pessat sehingga membuat NTB
menjadi provinsi produsen sapi terbesar ke-4 di Indonesia pada 2016, naik 3 peringkat
dari tahun 2009.

Tabel 1. Delapan Provinsi dengan Populasi Sapi Terbesar Tahun 2009-2016 (Sumber : BPS)

Populasi Sapi Potong menurut Provinsi (Ekor)


Provinsi
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
JAWA TIMUR 3.458.948 3.745.453 4.727.298 4.957.478 3.586.709 4.125.333 4.267.325 4.534.460
JAWA
TENGAH 1.525.250 1.554.458 1.937.551 2.051.407 1.500.077 1.592.638 1.642.578 1.682.449
SULAWESI
SELATAN 729.066 848.916 983.985 1.112.893 984.036 1.200.137 1.289.442 1.353.914
NUSA
TENGGARA
BARAT 592.875 695.951 685.810 916.560 648.939 1.013.793 1.055.013 1.100.743
NUSA
TENGGARA
TIMUR 577.552 600.923 778.633 814.450 803.450 865.731 899.534 930.997
SUMATERA
UTARA 394.063 412.670 541.698 609.951 523.277 646.749 662.234 683.332
LAMPUNG 463.032 496.066 742.776 778.050 573.483 587.827 653.537 660.745
ACEH 669.996 722.501 462.840 505.171 404.221 511.362 580.287 600.756
B. PRODUKSI
Populasi di NTB pada tahun 2014 mencapai 1.013.793 ekor, dengan jumlah
pemotongan ternak sebanyak 51.270 ekor sapi. Populasi sapi ini tersebar di seluruh NTB
dengan populasi sapi terbesar ada di Kabupaten Lombok Utara (216.137 ekor), sementara
populasi terkecil ada di Kota Mataram (1.801 ekor). Jumlah populasi sapi ini
memposisikan sapi menjadi hewan ternak dengan produksi terbanyak di NTB setelah
ayam ras pedaging, ayam buras, dan itik

Gambar 1. Populasi Ternak NTB (1)

Gambar 2. Populasi Ternak NTB (2)


Gambar 3. Populasi Ternak NTB (3)

Gambar 4. Jumlah Pemotongan Hewan Ternak NTB Tahun 2014

C. DISTRIBUSI
Sapi dari NTB didistribusikan untuk konsumsi ke Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Papua sejumlah 20.555 ekor. Sementara sapi bibit antara lain didistribusikan ke Papua
Barat, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalmantan Barat, Kalimantan Tengah,
Jambi, dan Bangka Belitung sejumlah 9.885 ekor. Distribusi hasil peternakan sapi tidak
hanya berupa sapi hidup, namun juga berupa daging sapi beku, tercatat 232.700 kg
daging sapi beku didistribusikan ke Jakarta selama Tahun 2014.
Data tentang distribusi sapi dari NTB menunjukkan bahwa NTB berperan cukup
besar untuk memenuhi kebutuhan sapi Indonesia. Sebagai provinsi dengan luas wilayah
yang kecil, NTB justru menyuplai kebutuhan sapi beberapa provinsi yang memiliki luas
wilayah lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa surplus produksi sapi dapat
dimanfaatkan dengan cukup baik sehingga surplus yang terjadi tidak terbuang percuma
melainkan menjadi sesuatu yang bermanfaat, terlebih lagi dalam kondisi terkini dimana
Indonesia kekurangan pasokan sapi lokal.

Gambar 5. Pengiriman sapi potong NTB ke provinsi lain

Gambar 6. Pengiriman sapi daging sapi beku NTB ke provinsi lain


Proyeksi kebutuhan konsumsi daging sapi nasional pada Tahun 2014 setara 3,1 juta
ekor sapi. Sementara potensi sapi NTB untuk dikirim ke luar NTB pada akhir Tahun
2013 adalah 155.979 ekor. Jumlah ini dapat melayani 5% kebutuhan konsumsi daging
sapi nasional.

D. PERMASALAHAN DAN POTENSI


1. Distribusi
NTB memiliki aksesibilitas yang tidak sebaik provinsi produsen sapi lain seperti
Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Sehingga kelebihan produksi sapi
tidak dapat dimanfaatkan secara optimal karena kendala pada transportasi tersebut.
Dengan keadaan saat ini, pengiriman sapi dari Pelabuhan Bima mencapai volume
1.500 ekor sapi per bulan, tentunya dapat berkembang lebih jauh lagi jika
transportasi untuk keperluan distribusi dikembangkan secara maksimal.
Program tol laut perlu lebih digencarkan untuk dapat mendukung distribusi sapi
dari NTB. Sehingga ketika di masa depan peningkatan produksi terjadi, distribusi
tidak lagi menjadi permasalahan. Sehingga peluang pemenuhan kebutuhan sapi
nasional oleh produksi dalam negeri perlahan-lahan dapat tercapai.
Persoalan distribusi juga menjadi salah satu masalah yang menyebabkan
peningkatan harga sapi dari NTB. Jika pengangkutan sapi tidak optimal, maka biaya
pun membengkak dan membuat harga sapi NTB tidak dapat bersaing dengan harga
sapi impor. Terlebih lagi harga sapi dari peternak NTB dan Australia tidak terlalu
jauh selisihnya, sehingga biaya distribusi sangat menentukan.
Kedepannya, fasilitas rumah potong hewan dapat ditingkatkan di NTB. Selain
itu, moda transportasi pengangkut sapi dapat dilengkapi dengan pembeku. Sehingga
sapi yang dikirimkan ke luar daerah telah berbentuk daging sapi beku seperti halnya
sapi impor dari Australia. Pengiriman daging sapi beku dapat memangkas biaya
transportasi karena mengurangi ruang yang dibutuhkan dan mempermudah
pengiriman karena tidak perlu memikirkan kesejahteraan ternak pada proses
distribusi.

2. Kesehatan dan Kualitas Sapi


Kesehatan ternak di NTB tergolong baik, sehingga dapat dikatakan mampu
bersaing dengan sesama sapi lokal maupun sapi impor. Namun, kesehatan dan
kualitas sapi ketika di peternakan tidak sepenuhnya didukung pada proses
pengangkutan sapi-sapi NTB. Hal ini patut menjadi perhatian karena kesehatan sapi
pada proses pengangkutan juga mempengaruhi kuantitas daging sapi, dimana jika
sapi stress dapat membuat bobot sapi susut 10-30%.
Kesehatan dan kualitas secara umum yang cenderung baik ini membuat sapi
NTB menjadi komoditas lokal yang siap melayani kebutuhan pasar. Hanya
dibutuhkan sedikit peningkatan dan pengawasan untuk menjamin kesehatan dan
kualitas sapi. Hal ini tentunya mendukung upaya-upaya untuk membuat sapi NTB
diakui kualitasnya oleh pasar dan pelanggan.

E. DAFTAR PUSTAKA
BAPPEDA dan BPS NTB . 2015. NTB dalam Data Tahun 2015
Populasi Sapi NTB 4 Besar Nasional. http://www.ntbprov.go.id/berita-populasi-sapi-
ntb-4-besar-nasional.html. Diakses pada 15 Maret 2018 pukul 06.00 WIB.
Kebutuhan Daging Sapi 2015 Mencapai 640.000 Ton .
http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/10/28/kebutuhan-daging-sapi-2015-
mencapai-640000-ton. Diakses pada 15 Maret 2018 pukul 06.00 WIB.
Sapi dari Peternak NTB Rp 7 Juta/Ekor, Sampai Jakarta Rp 13 Juta/Ekor.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2947579/sapi-dari-peternak-
ntb-rp-7-jutaekor-sampai-jakarta-rp-13-jutaekor. Diakses pada 21 Maret 2018
pukul 19.59 WIB
Dukung Peternakan Sapi Bima, NTB Butuh Tol Laut Angkutan Ternak.
http://kabar24.bisnis.com/read/20170912/78/689193/dukung-peternakan-sapi-
bima-ntb-butuh-tol-laut-angkutan-ternak. Diakses pada 21 Maret 2018 pukul 20.52
WIB
Populasi Sapi Potong menurut Provinsi, 2009-2016. https://www.bps.go.id/
linkTableDinamis/view/id/1016. Diakses pada 21 Maret 2018 pukul 20.53 WIB
Bermodal Rumput Luas, Australia Bisa Jual Daging Sapi Rp 25.000/Kg.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2882719/bermodal-rumput-
luas-australia-bisa-jual-daging-sapi-rp-25000kg. Diakses pada 21 Maret 2018
pukul 20.53 WIB

Você também pode gostar