Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Oleh :
Oleh :
Elisa Ginsel Popang, S.TP., M.Sc. Andi Lisnawati, SP., M.Si Dr. Andi Early Febrinda, S.TP., MP
NIP. 19701229 2003212 001 NIP. 197502102003122002 NIP. 197102262002122001
Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Politaknik Pertanian Negeri Samarinda
ABU WAQID ALLAITSIY. Persentase oil losses yang terdapat pada janjangan
kosong di PT Sasana Yudha Bhakti Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai
Kartanegara (dibawah bimbingan bapak ELISA GINSEL POPANG).
Salah satu sistem manajemen yang diterapkan untuk mendapatkan jumlah
rendemen yang optimal adalah menekan terjadinya kehilangan minyak (oil losses)
pada CPO dan kehilangan Kernel (losses PKO) selama proses produksi. Losses
minyak ini sangat dipengaruhi oleh proses pengolahan dari perebusan sampai
klarifikasi. Dalam proses pengolahan minyak kelapa sawit pasti tidak terlepas dari
yang namanya oil losses. Pemisahan antara brondolan dengan janjangan kosong
sering terjadi tingginya kehilangan minyak pada janjangan kosong kelapa sawit.
Pada Stasiun Penebah (pembanting) ini, tandan buah segar di proses sedemikian
rupa hingga mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun perlakuan
yang terdapat pada stasiun ini yaitu berupa proses pemisahan antara brondolan
buah sawit dengan janjangan kosong untuk pengepresan minyak sawit. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menghitung persentase oil losses yang terdapat
pada janjangan kosong.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PT Sasana Yudha Bhakti Desa
Gunung Sari, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara. Adapun teknik
dalam pengerjaan karya ilmiah ini adalah dengan menganalisa kehilangan minyak
pada janjangan kosong dengan sistem pengambilan sampel pada janjangan kosong
yang masih baru.
Dari hasil penelitian diketahui 12 hari pengambilan data diperoleh
persentase oil losses yang cukup bagus pada hari ke-5 sampai hari ke-12 dan data
yang kami lakukan memenuhi standar pabrik (1%) bahkan terdapat angka
kehilangan minyak yang cukup baik yaitu 0.76%. Baik buruknya persentase
kehilangan minyak pada janjangan kosong dipengaruhi oleh perebusan,
penebahan, kualitas TBS yang masuk dan lain-lain. Dengan demikian perlu
diperhatikan hal-hal yang dapat menyebabkan oil losses pada janjangan kosong
naik.
Banyumas, Jawa Tengah lalu pada kelas 4 pindah sekolah ke Sekolah Dasar 16
Singkawang Selatan, Kalimantan Barat. Lulus pada tahun 2006 dan melanjutkan
tahun dan lulus pada tahun 2009 kemudian melanjutkan pendidikan di SMA
Negeri 08 Singkawang. Pada bulan Januari 2013-Juni 2013 bekerja di PT. Bintang
Pada bulan Maret-Mei 2016 mengikuti Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT.
Sasana Yudha Bhakti Satria Oil Mill Desa Gunung Sari Kecamatan Tabang,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT.
Sasana Yudha Bhakti Satria Oil Mill Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan Timur.
Adapun maksud dari penyusunan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi
persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir di Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A. Md). Keberhasilan
dan kelancaran dalam penulisan karya ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran
serta dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta serta saudara-saudara yang telah banyak memberikan
dukungan baik dari segi moril berupa doa maupun dari segi materil.
2. Bapak Elisa Ginsel Popang, S. TP., M.Sc. selaku doseen pembimbing.
3. Ibu Andi Lisnawati, SP., M.Si. selaku dosen penguji I.
4. Ibu Dr. Andi Early Febrinda, S.TP., MP. Selaku dosen penguji II.
5. Para staf dosen pengajar, administrasi dan PLP program studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perkebunan.
6. Teman–teman seperjuangan angkatan 2013 Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda, khususnya program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan,
serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun
penulis-penulis selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGASAHAN .............................................................................. iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
ABSTRAK ..............................................................................................................x
I.PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. TujuanPenelitian ................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
D. Manfaat Penelitnia ................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................3
A. Tinjauan Umum Kelapa Sawit (Elais guinensiss Jacq) ....................................... 3
B. Tinjauan Umum Pabrik kelapa Sawit ................................................................ 5
C. Tinjauan Umum Tentang Stasiun Thresher ...................................................... 7
D. Tinjauan Umum Oil Losis .................................................................................. 10
E.Tandan Kosong Kelapa Sawit ............................................................................ 17
III. METODE PENELITIAN ............................................................................18
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 18
B. Alat dan Bahan .................................................................................................... 18
C. Prosedur Penelitian ............................................................................................. 18
a. Pengambilan Sampel ...................................................................................... 18
b. Penimbangan dan Ekstraksi Sampel............................................................. 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................22
A. Hasil...................................................................................................................... 21
B. Pembahasan ......................................................................................................... 22
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................26
A. kesimpulan ............................................................................................................. 27
B. Saran ....................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................28
LAMPIRAN ..........................................................................................................28
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
sawit dengan metode dan aturan tertentu hingga menghasilkan Crude Palm
Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO). Dalam proses pengolahan tersebut,
dan PKO. Salah satu sistem manajemen yang diterapkan untuk mendapatkan
minyak (oil losses) pada CPO dan kehilangan Kernel (losses PKO) selama
proses produksi.
pasti tidak terlepas dari yang namanya oil losses. Oil losses yang terjadi
diantaranya oil losses di kondensat sterilizer, oil losses di tandan kosong, oil
losses di unstripped bunches (USB), oil losses di fibre press, oil losses di
minyak sawit, inti sawit, cangkang, serat, dan tandan kosong. Dalam proses
minyak sawit.
Sasana Yudha Bhakti Desa Gunung Sari Kecamatan Tabang Kabupaten Kutai
Kartanegara
B. TujuanPenelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung persentase oil losses
C. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penelitnia
1. Klasifikasi Penyebaran
Kelas : Angiospeermae
Ordo : Monocotyledoneae
Subfamily : Cocoideae
Genus : Elaeis
2. E. olifera Cortes
3. E. odora
lain dengan skala yang lebih kecil. Tanaman kelapa sawit berasal dari
dapat ditemukan secara liar atau setengah liar di sepanjang aliran sungai
(Pahan, 2006).
3. Varietas Kelapa Sawit
ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal tiga varietas kelapa sawit,
yaitu:
a. Dura
sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan
(daging biji) biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah. Dari
empat pohon induk yang tumbuh di Kebun Raya Bogor, varietas ini
b. Pisifera
daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi,
sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak
tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai
tanaman jantan yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh
sebab itu, dalam persilangan pisifera dipakai sebagai pohon induk jantan.
c. Tenera
dihasilkan oleh Tenera lebih banyak dari pada Dura, tetapi ukuran
cukup besar dan mahal harganya yang menghasilkan minyak sawit dan inti
sawit + limbah cangkang, solid dan limbah cair. Pabrik yang berkapasitas 20-
40-60 ton TBS/jam terdiri dari 2 phase dan biasanya jumlah pengolahannya 2
11. Stasiun penimbunan dan penerimaan CPO (storage and handling station)
menghasilkan:
Setelah melalui proses perebusan, lori berisi buah setelah direbus dalam
Selanjutnya Lori yang berisi janjangan dipindahkan ke rail track yang lain
empty bunch conveyor. Alat ini berupa mesin berbentuk drum berkisi-kisi
yang berputar dengan kecepatan 23 rpm. Pada Thresher ini dilengkapi dengan
Fruit Conveyor Under Thresher. Terdapat dua threser pada stasiun ini,
threser pertama untuk proses pemipilan pertama. Sedangkan threser kedua
sawit yang masih ada pada tandan dapat terlepas semuanya sehingga
distasiun pemipilan:
a. Tippler
Tippler merupakan alat yang digunakan untuk menuang TBS dari lori
yang telah direbus dimana jika kapasitas lori 4.5 atau 7,5 ton
b. Bunch Hopper
dari lori, untuk pabrik dengan kapasitas lori 2.5 ton menggunakan
c. Bunch Conveyor/Elevator
Alat ini berfungsi untuk membawa TBS dari bunch hopper menuju
thresher drum.
yang berasal dari thresher drum dengan tujuan agar janjangan tersebut
hancur.
f. Rethreser Drum
Rethreser drum sama dengan thresher drum hanya saja alat ini digunakan
belum terlepas dari thresher drum dapat terlepas pada rethreser ini.
g. EFB Conveyor
incenerator/EFB hopper.
h. Incenerator
k. Fruit Elevator
Losses minyak adalah kehilangan minyak kelapa sawit pada saat proses
produksi. Losses minyak dimulai dari proses perebusan, hal ini disebabkan
karena pada saat kelapa sawit yang masih berupa brondolan, setelah
minyak kelapa sawit yang masih tertinggal. Pada biji masih terdapat serabut
yang masih memisahkan kandungan minyak, begitu juga pada ampas masih
terdapat minyak yang tinggal (Sari, 2013). Pabrik minyak kelapa sawit
proses dari satu instalasi akan dilanjutkan oleh instalasi berikutnya dengan
mempertahankan mutu.
CPO tidak dapat dihindari dalam setiap PKS. Hal ini disebabakan oleh alat
minyak pada air rebusan bertambah, tetapi apabila tekanan dan waktu
kurang sempurna, sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga losses
minyak pada ampas dan biji bertambah. Pada stasiun penebahan, kerusakan
sehingga losses minyak pada janjangan tinggi karena masih banyak brondolan
kurang efisien jika angka losses, kualitas, ekstraksi minyak dan inti sawit,
serta kapasitas produksi tidak sesuai dengan norma standar. Hal ini dapat
diketahui dari kapasitas olah yang tidak sesuai dengan kapasitas desain, losses
yang tinggi, dan kualitas yang rendah. Selain standar pabrik, perlu juga dibuat
pengutipan minyak dari buah kelapa sawit tidak akan pernah mencapai 100%.
atau pada batas-batas yang telah ditolerir. Salah satu parameter untuk
menentukan apakah suatu PKS dapat dikatakan bekerja efektif dan efisien
yaitu angka-angka kehilangan minyak dan inti yang sudah distandarkan. Jika
minyak yang terjadi melebihi dari angka-angka yang telah distandarkan maka
kempa, biji dan air drab. Contoh TBK diambil dari conveyor di ujung
keluaran penebah, ampas kempa langsung dari celah konus kempa, biji dari
ampas kempa yang sama dan air drab dari keluaran buangan sentrifus drab.
kelapa sawit:
Janjangan kosong, data yang diperlukan adalah % minyak, % air dan
perbandingan serabut, biji, biji utuh, biji pecah, inti utuh, biji pecah
Air drab, data yang diperlukan adalah % minyak, % air dan % NOS.
ditentukan oleh suhu dalam tangki pengendap dan kadar ZPBL dalam
minyak mentah.
Yang terakhir ini ditentukan oleh jumlah tirisan minyak mentah yang
tinggi kadar zat padat tersebut. Kadar zat padat, suhu dan tingkat
pengenceran minyak mentah bersama-sama akan menentukan
1000 C.
Suatu campuran minyak, air dan lumpur masuk pipa sentral CCT,
turun ke bawah dan minyak akan naik dikarenakan perbedaan berat jenis.
Minyak akan diambil dari bagian atas sedangkan endapan lumpur terkumpul
harus dikeringkan setiap hari, lebih baik saat pabrik berhenti dan sebelum
sehingga jumlah aliran keluar akan seimbang. Bila lapisan minyak terlalu
dapat terbawa oleh minyak, akan menambah beban pada kemurnian, atau
TBS yang diolah. Dengan perkataan lain, kehilangan minyak dan inti sawit
dalam pengolahan harus serendah mungkin sesuai dengan kemampuan mesin
dan alat yang ada, dan sesuai dengan kemampuan tenaga kerja yang ada
semangun, 2005)
Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air
dan padatan bukan minyak. Untuk memisahkan minyak dari fase lainnya
agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan okidasi.
Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air,
demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan
terjadinya reaksi yang cepat. Dalam daging buah yang direbus terdapat
screw press maka komposisi ini akan berubah menjadi cairan dengan
yang keluar dari kempa diberikan istilah non fatty pressing quotient (NFPQ),
yaitu jumlah padatan yang terikut dalam minyak setelah melalui ayakan yang
berasal dari lumpur lapangan yang memilki arti semakin tinggi NFPQ maka
pengendapan. Jika cone ditutupi oleh lumpur maka dasar tanki seolah-olah
bidang datar, berarti akan mengurangi volume tangki dan cairan yang keluar
dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air dan padatan bukan minyak.
Untuk memisahkan minyak dari fase lainnya perlu dilakukan dengan proses
mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan okidasi. Hidrolisis dapat terjadi
karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air, demikian juga oksidasi
akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan organik seperti Fe dan
cepat. Dalam daging buah yang direbus terdapat komposisi minyak 54 %, air
28 % dan NOS 18 % dan jika diperas dengan screw press maka komposisi ini
NOS 10 %. Padatan bukan minyak yang keluar dari kempa diberikan istilah
non fatty pressing quotient (NFPQ), yaitu jumlah padatan yang terikut dalam
minyak setelah melalui ayakan yang berasal dari lumpur lapangan yang
memilki arti semakin tinggi NFPQ maka kehilangan minyak dalam proses
kegiatan yang rutin dikerjakan yaitu lumpur yang berada di bawah Oil
Settling Tank dapat mengganggu proses pengendapan. Jika cone ditutupi oleh
lumpur maka dasar tanki seolah-olah bidang datar, berarti akan mengurangi
volume tangki dan mengurangi waktu tunggu dalam tangki. Untuk mencapai
hasil yang lebih baik maka pembuangan lumpur perlu dilakukan secara
kontinu dengan selang waktu tertentu. Pembuangan lumpur yang terlalu cepat
dapat mempertinggi oil losses, karena dalam lumpur tersebut masih terdapat
sawit dan inti sawit dapat terjadi pada tiga tahap dalam proses produksi,
yaitu:
adalah rendemen hasil yang rendah dan kadar ALB minyak yang tinggi.
menjadi rendah dan kenaikan kadar ALB yang besar dalam pengolahan
Tandan Kosong Kelapa Sawit adalah salah satu produk samping pabrik
kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Dalam satu hari pengolahan
bisa dihasilkan ratusan ton TKKS. Diperkirakan saat ini limbah TKKS di
Indonesia mencapai 20 juta ton. TKKS tersebut memiliki potensi untuk diolah
Untuk itu, kerugian yang terjadi pada proses penebahan ada dua macam, yaitu
kerugian minyak yang terserap oleh tandan kosong dan kerugian minyak
kemungkinan bahwa minyak akan meleleh keluar dari daging buah selama
perebusan karena daging buah menjadi sangat lunak. Dan pada saat proses
\
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di pabrik PT. Sasana Yudha Bhakti Satria Oil
pengolahan serta penulisan karya ilmiah atau tugas akhir. Dimulai dengan
penulisan proposal bulan Februari dan pengambilan data akhir bulan Maret-
Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah parang,
plastik, kertas timbel, neraca digital, oven, sokhlet, labu, kapas, janjangan
C. Prosedur Penelitian
a. Pengambilan Sampel
quarter.
Persentase oil losses pada janjangan kosong dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Pencincangan
Penimbangan
Penimbangan
Pengeringan
Penimbangan
A. Hasil
data 2 yaitu pengolahan data pada janjangan kosong yang tidak mengalami
Tabel 3. Hasil pengujian oil losses yang tidak mengalami penghentian proses
Tanggal Berat sampel (gr) Berat oil (gr) Owm (%) Odm (%)
4 April 2016 30,1687 0,3689 1,22 5,64
5 April 2016 30,5305 0,3126 1,02 4,98
6 April 2016 30,1469 0,3760 1,25 5,57
7 April 2016 30,5201 0,2333 0,76 3,99
8 April 2016 30,6354 0,5118 1,67 8,18
9 April 2016 30,1854 0,2739 0,89 3,99
11 April 2016 30,0506 0,2323 0,77 4,94
12 April 2016 30,5615 0,4255 1,39 7,19
Sumber : Data primer setelah diolah, 2016.
Untuk contoh dan hasil perhitungan pengujian kehilangan oil losses dapat
5 4,27
3,93
3,47
4 2,82
3
2
1
0
29 Maret 2016 30 Maret 2016 31 Maret 2016 1-Apr-16
1,02
0,89
1 0,76 0,77
0,5
B. Pembahasan
Dari hasil pengambilan data selama 8 hari dan dilampirkan pada Tabel
3 dan data 4 hari pada Tabel 2 dijelaskan bahwa semakin tinggi berat oil pada
sampel setelah ekstraksi maka hasil dari owm/oil wet mater akan semakin
TBS yang dapat menyebabkan oil losses tinggi harus diperlakukan sesuai
dengan prosedur, yaitu sortasi dan grading yang baik. Namun terkadang ada
juga buah restan setelah direbus tidak langsung diolah melainkan diinapkan
pengambilan data yang kami lakukan terhadap buah normal selama 8 hari
didapatkan rata-rata oil loses yaitu 1.12125%, sedangkan yang 4 hari buah
kehilangan minyak atau standar owm pada janjangan kosong yang sudah
mempengaruhi terjadinya oil losses yang tinggi, yaitu ketika perebusan tidak
maksimal yang seharusnya TBS yang terlalu matang direbus dengan waktu
yang lebih singkat tetapi masih direbus dengan waktu standar maka potensi
terjadinya oil losses pada janjangan kosong akan semakin besar, namun
ketika buah kurang matang direbus dengan waktu yang singkat maka yang
sawit dari janjangannya bahkan ketika buah yang mentah terikut dalam
dengan cara membanting Tandan Buah Segar ke dalam drum thresher yang
akan mempengaruhi efisiensi pabrik, batas pabrik yang dilihat untuk brondol
yang tidak terlepas adalah <3%. Jika berondol banyak yang tidak terlepas
rendemen yang tinggi dapat dipenuhi. Prinsip utama dari pabrik kelapa sawit
yang jatuh, pengangkutan yang baik dan penanganan TBS di loading ramp.
Jika dari hasil penelitian diambil suatu kesimpulan potensi sebesar 1.25%
juga mempengaruhi efisiensi pabrik. Tekanan uap dan lama perebusan yang
digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas dari biji sehingga
mengakibatkan proses pengempaan tidak sempurna dan mengakibatkan
norma 2.5%-3.0% terhadap contoh, hal ini dapat disebabkan oleh TBS yang
lewat matang, waktu rebus yang terlalu lama dan muatan autofeeder yang
dengan cara melihat mutu TBS yang mengarah ke mentah maka lama
perebusan diperpanjang, mutu TBS kelewat matang atau buah menginap lama
diperebusan.
teratur dan tidak overload agar benturan antara tandan dengan brondolan
A. Kesimpulan
Pengambilan data Oil losses selama 12 hari dihasilkan 2 data. Pada
3,62% yang tidak sesuai dengan standar pabrik. Sedangkan pada proses yang
B. Saran
Pada proses pengolahan sebaiknya jangan sampai adanya penghentian
proses pengolahan. Supaya tidak terjadi danya oil losses yang tinggi,
Naibaho, P., 1998. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan.
Pahan, I., 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Jakarta.
Robiana, A., 2010. Analisis Kehilangan Minyak Pada Fat Pit Dan Tandan
Kosong di PTPN III Kebun Rambutan. Universitas Sumatra Utara, Medan.
Sari, I.D., 2013. Penetapan Kadar Losis Minyak Pada Crude Palm Oil (CPO).
Universitas Sumatra Utara, Medan.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Table hasil perhitungan oil losis pada janjangan kosong
A B C D E F G H I J
Bwadah
Berat Wadah +
Tanggal Berat + Moisture Dm/wm Berat labu Berat labu Berat oil Owm
sampel sampel
wadah (gr) Sampel (%) (gr) (gr) + oil (gr) (gr) (%)
(gr) kering (gr)
(gr)
29 Maret 2016 30.21 3.78 34.00 14.61 64.17 35.83 117.20 118.28 1.0487 3.47
30 Maret 2016 30.30 3.57 33.87 13.88 65.97 34.02 107.66 108.84 1.1823 3.93
31 Maret 2016 30.08 3.90 33.98 15,56 61.22 38.78 107.66 108.51 0.8515 2.82
1 April 2016 30.68 4.10 34.78 14.05 64.30 35.69 107.66 108.97 1.3093 4.27
4 April 2016 30.16 3.83 34.00 10.33 78.46 21.54 107.66 108.07 0.3689 1.22
5 April 2016 30.53 3.86 34.39 10.13 79.46 20.54 107.67 107.98 0.3126 1.02
6 April 2016 30.14 4.40 34.54 11.14 77.61 22.39 107.67 108.05 0.3760 1.25
7 April 2016 30.52 4.38 34.90 10.19 80.96 19.04 107.70 107.95 0.2333 0.76
8 April 2016 30.63 4.22 34.86 10.48 78,59 20.41 107.69 108.20 0.5118 1.67
9 April 2016 30.18 4.18 34.48 10.79 77.74 22.26 107.67 107.94 0.2739 0.89
11 April 2016 30.05 4,62 34.67 9.34 84.31 15.59 107.66 107.89 0.2323 0.77
12 April 2016 30.56 4.35 34.91 10.25 80.68 19.32 107.67 108.09 0.4255 1.39
Lampiran 2. Perhitungan oil losis
34,0029 – 14,6142
= x 100%
30,2132
19,3887
= x 100%
30,2132
= 64,1729%
VEBEWE
Penimbangan
Sortasi
Loading Ramp
PENIMBANGAN
Sterilizer
PENIMBANGAN
Thresher
Digester
Screw Press
Vibrating screen
CST
Sand Cyclone
Vacuum drier
sludge
Minyak
Sand Tank
Storage tank
Buffer Tank
sludge
Centrifuge Fat Pit
minyak
Reclaimed oil
tank
Lampiran 4. Alur Proses Pemisahan Tandan Kosong Dengan Brondolan
Buah Sawit di Stasiun Penebah
TIPPLER
THRESHER
kompos digester
lampiran 5. Gambar dokumentasi analisis oil losis pada empty bunch
Pembagian sampel
Pencincangan Sampel
Sampel dihomogenkan Sampel dibagi menjadi 4 bagian