Você está na página 1de 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.”M” DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN


NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT
ANGKATAN DARAT MATARAM

DISUSUN OLEH
NAMA : RISMALA PRAMUDITHA
NIM : 058 STYC 15
SEMESTER/KELAS : VI/A.2

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada Ny.”M” dengan Masalah Keperawatan Gangguan


Nutrisi Kurang dari Kebutuhan dengan Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum
di Ruang Nifas Kamar Kirana 2 di RSAD Mataram, telah diperiksa dan disetujui
pada:

Hari :
Tanggal :

Disetujui Oleh

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

( ) ( )

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
LAPORAN PENDAHULUAN ............................................................................. 1
I. Konsep Dasar Penyakit
A. Definisi ...................................................................................................... 1
B. Etiologi ...................................................................................................... 2
C. Klasifikasi ................................................................................................. 5
D. Manifestasi Klinis ..................................................................................... 6
E. Patofisiologi .............................................................................................. 7
F. Pathway ..................................................................................................... 9
G. Pemeriksaan Penunjang .......................................................................... 10
H. Penatalaksanaan ...................................................................................... 10
I. Komplikasi .............................................................................................. 12
II. Konsep Dasar Keperawatan
A. Pengkajian ............................................................................................... 15
B. Diagnosa ................................................................................................. 16
C. Intervensi................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24
LAPORAN KASUS ............................................................................................. 25

iii
LAPORAN PENDAHULUAN
HEG (HIPEREMESIS GRAVIDARUM)

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Definisi
Menurut Prawirohardjo (2009), mual (nausea) dan muntah (emesis
gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan
trimester I.
Menurut Manuba (2004) hiperemesis gravidarum adalah emesis
gravidarum yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala klinis serta
mengganggu kehidupan sehari-hari. Dikutip dalam Sulistyowati (2012),
Hiperemesis Gravidarum menyebabkan ibu muntah terus menerus tiap kali
minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka pucat, dan
frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh semakin
berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat
melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan ke
jaringan juga ikut berkurang, kekurangan makanan dan oksigen akan
menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu
dan perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayati, 2009)
Emesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum
Kondisi mual muntah yang berat pada
Mual dan muntah yang
kehamilan, memuntahkan apa yang
dikeluhkan tidak terlalu sering,
dimakan dan minum dengan frekuensi
(muntah pada pagi hari)
lebih banyak.
Tidak mengganggu aktivitas
Mengganggu aktivitas sehari – hari.
sehari-hari.
Mual dan muntah menimbulkan
Tidak menimbulkan
komplikasi (ketonuria, dehidrasi,
komplikasi patologis.
hipokalemia, penurunan berat badan.)

1
B. Etiologi
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trismester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada
yang timbul setiap saat dan malam hari.
Hiperemesis gravidarum diyakini terjadi akibat adanya interaksi antara
faktor endokrin, imunologi gastrointestinal, enzim metabolik, defisiensi
nutrisi, anatomi dan psikologi.
a. Endokrin
1) Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
HCG adalah hormon yang dihasilkan selama kehamilan, yang dapat
dideteksi dari darah atau air seni wanita hamil kurang lebih 10 hari
sesudah pembuahan. HCG ini dapat menstimulasi terjadinya mual dan
muntah pada ibu hamil (Guyton, 2003 hal 46).
2) Progesteron
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena
peningkatan HCG dan hormon progesteron. Peningkatan kadar hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal
mengalami relaksasi sehingga motilitas usus dan lambung menurun.
Penurunan motilitas ini menyebabkan organ pencernaan menjadi penuh.
Ketika ibu hamil mulai makan karena lapar yang mengikuti irama
sirkadian, makanan tersebut cenderung akan dimuntahkan (Runiari,
2010 hal 67)
3) Estrogen
Kadar estrogen yang tinggi dapat mengakibatkan penurunan waktu
transit dari usus dan pengosongan lambung yang dapat mengakibatkan
meningkatnya akumulasi cairan akibat peningkatan hormone steroid.
Perubahan pH pada GIT dapat meningkatkan risiko infeksi
Helicobacter Pylori sehingga dapat mengakibatkan munculnya gejala
GIT.
4) Thyroid Hormones
Kelenjar tiroid secara fisiologis akan meningkatkan sekresinya pada
saat kehamilan mengakibatkan peningkatan sementara tiroksin dalam

2
darah yang dikenal dengan nama Gestational Transient Thyrotoxicosis
(GTT). Bersamaan dengan HCG, tiroid memiliki peranan penting
dalam timbulnya HG. Mekanisme masih belum jelas, namun
kemungkinan karena memiliki struktur yang mirip dengan HCG.
5) Growth hormone dan prolactin
Penurunan human Growth Hormone (hGH) dan peningkatan prolaktin
ditemukan pada pasien dengan HG. Kemungkinan ini diakibatkan
karena kadar hGH dan prolaktin kemungkinan mempengaruhi produksi
dari hormon plasenta dan endometrial pada ibu hamil.
b. Gastro Intestinal
1) Infeksi Helicobacter Pylori
Secara signifikan ditemukan H.pylori pada bagian antrum dan corpus
dari lambung pasien dengan HG. Jumlah bakteri H.pylori juga
kemungkinan berhubungan dengan derajat keparahan dari HG. Infeksi
H.pylori pada ibu hamil kemungkinan disebabkan karena adanya
perubahan keasaman lambung yang berhubungan dengan perubahan
sistem imun pada ibu hamil. Perubahan sistem imun baik secara
humoral maupun selular meningkatkan risiko ibu terinfeksi H.pylori.
2) Motilitas lambung dan usus
Selama hamil sex steroid dapat mengakibatkan aktivitas abnormal dari
lambung dan usus halus mengakibatkan lambatnya waktu transit dan
menghambat waktu pengosongan lambung yang dapat mengakibatkan
mual. Namun ternyata dalam penelitian hal tersebut tidak berpengaruh
dalam patogenesis HG.
3) Tekanan spingter bawah esophagus
Kebanyakan wanita memiliki gejala gastrointestinal reflux selama
hamil. Gejala ini kemungkinan muncul akibat penurunan tekanan dari
spingter bawah esophagus, yang diakibatkan karena meningkatnya
estrogen dan progesteron.
4) Sekresi cairan di GIT
HG kemungkinan muncul akibat distensi dari GIT bagian atas karena
peningkatan sekresi dan akumulasi cairan dalam lumen lambung.

3
Peningkatan sekresi cairan merupakan hal yang fisiologis pada ibu
hamil, karena berhubungan dengan sekresi cairan amnion.
5) Enzim Metabolik
a) Liver enzim
Kelainan fungsi hati ditemukan pada pasien HG dengan peningkatan
kadar SGOT maupun SGPT. Kelainan ini kemungkinan ditemukan
pada pasien HG tipe late onset, lebih parah sampai ketonuria dan
hipertiroidism, namun mekanisme secara detail belum jelas.
Diperkirakan kelainan fungsi hati kemungkinan disebabkan karena
efek kombinasi dari hipovolemia, malnutrisi, dan timbulnya asam
laktat pada HG.
b) Amilase
Adanya peningkatan serum amylase ditemukan pada pasien dengan
HG. Namun peningkatan serum amylase tidak diakibatkan karena
peningkatan enzim amylase dari pankreas, menunjukkan kalau
peningkatan tersebut bukan diakibatkan gangguan dari pankreas
melainkan sekresi yang berlebihan dari kelenjar ludah.
c) Defisiensi nutrisi
- Defisiensi vitamin
Terdapat penurunan jumlah vitamin B1 pada pasien dengan HG,
namun hubungan secara biokimia belum dapat dijelaskan secara
detail. Selain itu juga terdapat defisiensi vitamin lain yakni
thiamin dan K yang juga diperkirakan berhubungan dengan
peningkatan insiden HG.
- Defisiensi Unsur Mikro
Plasma zinc ditemukan meningkat sedangkan besi menurun pada
pasien dengan Hg. Zinc merupakan bahan yang penting dalam
katalisis enzim yang berhubungan dengan metabolisme,
sedangkan kadar besi yang rendah kemungkunan mengganggu
fungsi biokimia, metabolic dan endokrin dari beberapa organ.

4
6) Anatomi
Ibu hamil berisiko mengalami HG karena adanya beberapa variasi
anatomi, kemungkinan penyebabnya adalah perbedaan sistem vena
pada ovarium kanan dan kiri menyebabkan tingginya kadar sex steroid
pada vena porta.
7) Psikologi
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit
ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,
dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi
hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup. Namun dilain sisi, sulit
untuk membuktikan bahwa HG adalah murni psikologis karena banyak
wanita mulai muntah sebelum mereka mengetahui bahwa mereka
hamil.

C. Klasifikasi
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam
tiga tingkatan, yaitu:
1) Tingkat I. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
penderita, penderita merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah
mengering dan mata cekung.
2) Tingkat II. Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih
menurun, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu
kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata
menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam bau pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3) Tingkat III. Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu

5
meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf
yang dikenal sebagai Encephalopathy Wernicke dengan gejala nistagmus,
diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini terjadi akibat defisiensi zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukan
adanya gangguan hati.

D. Manifestasi Klinis
Kejadian mual muntah yang lebih dari 10 kali sehari ini dapat
membahayakan kondisi ibu beserta janinnya. Kondisi ini jika terus berlanjut
dan tidak mendapat penanganan maka dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Mual dan
muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih
dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi. Hal
tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan
selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu. Namun pada
beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya
(Runiari, 2010 hal 68). Manifestasi Klinis pada Hiperemesis Gravidarum:
Parameter Tingkat I Tingkat II Tingkat III
Lebih lemah dan
Kondisi umum Lemah Lebih buruk
apatis
Kesadaran Compos mentis Apatis Somnolen-koma
Nyeri epigastrium + ++ ++
Muntah >> >>> Berhenti
Tekanan darah Menurun Menurun Menurun
Nadi Sampai 100x/mnt 100-140x/mnt meningkat
Turgor kulit Menurun Menurun Menurun
Mata Cekung Cekung, + ikterus Cekung, + ikterus
BAK Normal Oligouria Oligouria-anuria
Keton urin + > +2

6
E. Patofisiologi
Muntah merupakan suatu mekanisme dari saluran cerna bagian atas
mengeluarkan isinya bila terjadi iritasi, rangsangan atau tegangan yang
berlebihan pada usus. Muntah termasuk reflex integrative yang kompleks
yang terdiri dari 3 komponen utama yakni detektor muntah, mekanisme
integrative dan efektor yang bersifat somatik, dimana rangsangannya
dihantarkan melalui saraf vagus dan aferen simpatis menuju pusat muntah.
Selain itu pusat muntah juga menerima rangsangan dari pusat muntah lain
yang lebih tinggi pada serebral dari chemoreseptor trigger zone (CTZ) pada
area postrema dan dari apparatus vestibular via serebelum. Kalau sinyal
tersebut berasal dari perifer maka sinyal tersebut tidak akan melalui trigger
zone tetapi akan mencapai pusat muntah melalui nucleus traktus solitaries.
Pusat muntah ini berdekatan dengan pusat pernapasan dan pusat vasomotor.
Rangsang aferen dari pusat muntah dihantarkan melalui saraf kranial V, VII,
X, XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diapragma,
otot iga dan otot abdomen.
Apabila rangsangan dirasakan sudah mencukupi maka akan
mengakibatkan pernafasan menjadi lebih dalam, terangkatnya tulang hioid
dan laring untuk mendorong sifngter krikoesofagus terbuka, tertutupnya
glotis dan akhirnya terangkatnya palatum mole untuk menutup nares anterior.
Akhirnya timbul kontraksi kuat dari otot abdomen yang mengakibatkan
timbulnya tekanan intragastrik yang tinggi. Dengan tekanan intragastrik yang
meninggi dilanjutkan dengan relaksasi dari sfingter esofagus, sehingga
memungkinkan terjadinya pengeluaran isi lambung.
Sampai saat ini patogenesis hiperemesis gravidarum masih kontroversial.
Dengan adanya muntah yang terus menerus mengakibatkan berkurangnya
cadangan energi. Tubuh mulai beradaptasi dengan mengambil jalur lain untuk
memperoleh energi yakni melalui jalur glukoneogenesis dengan
mengoksidasi asam lemak. Oksidasi lemak ini memiliki kerugian yakni
meningkatkan kadar keton dalam urin akibat hasil dari oksidasi tidak
sempurna dari asam lemak yakni tertimbunnya asam aseton asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton.

7
Selain kehilangan cadangan energi, muntah yang berkepanjangan dapat
menyebabkan kehilangan cairan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan
timbulnya dehidrasi, sehingga cairan plasma dan ekstravaskuler akan
berkurang. Natrium dan khlorida darah turun, demikian juga dengan khlorida
urine. Dampak lainnya yakni dapat mengakibatkan hemokonsentrasi sehingga
aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang dan tertimbunya zat metabolik dan toksik.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal, meningkatkan frekuensi muntah yang lebih banyak, merusak
hati, sehigga memperberat keadaan penderita.
Apabila intensitas muntahnya sangat berat dapat terjadi robekan pada
selaput lendir esofagus dan lambung, sehingga kadang kala dapat muncul
gejala seperti muntah darah. Gejala ini dikenal dengan nama Mallory-Weiss
Syndrome. Pada umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti
sendiri.

8
F. Pathway

9
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis
dan menyingkirkan diagnosis banding. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
darah lengkap, urinalisis, gula darah, elektrolit, USG (pemeriksaan penunjang
dasar), analisis gas darah, tes fungsi hati dan ginjal. Pada keadaan tertentu,
jika pasien dicurigai menderita hipertiroid dapat dilakukan pemeriksaan
fungsi tiroid dengan parameter TSH dan T4. Pada kasus hiperemesis
gravidarum dengan hipertiroid 50- 60% terjadi penurunan kadar TSH. Jika
dicurigai terjadi infeksi gastrointestinal dapat dilakukan pemeriksaan antibodi
Helicobacter pylori. Pemeriksaan laboratorium umumnya menunjukan tanda-
tanda dehidrasi dan pemeriksaan berat jenis urin, ketonuria, peningkatan
blood urea nitrogen, kreatinin dan hematokrit. Pemeriksaan USG penting
dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda ataupun mola
hidatidosa.

H. Penatalaksanaan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi
hiperemesis gravidarum dengan cara :
1. Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah
merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hangat.
5. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
7. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan faktor penting,
dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro, 2005).

10
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang dan
mengakibatkan hipermesis gravidarum maka diperlukan:
1. Obat – obatan; Sedativa : Phenobarbital, Vitamin : Vitamin B1 dan B6
atau B – kompleks, Anti histamine : dramamin, avomin, Anti emetik (pada
keadaan lebih berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di
rumah sakit.
2. Isolasi; Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik, catat cairan yang keluar masuk, hanya dokter
dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita sampai muntah
berhenti pada penderita mau makan. Tidak diberikan makanan atau
minuman dan selama 24 jam. Kadang – kadang dengan isolasi saja gejala
– gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologika; perlu diyakinkan kepeda penderita bahwa penyakit
dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik.
4. Cairan parenteral; cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari), dapat
ditambah kalium dan vitamin (vitamin B komplek, vitamin C), bila
kekurangan protein dapat diberiakan asam amino secara intravena, bila
dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat
diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair. Dengan
penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan
keadaan akan bertambah baik.
5. Menghentikan kehamilan; Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan
medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium,
takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan
pertimbangan gugur kandung diantaranya:
b. Gangguan kejiwaan ditandai dengan: delirium, apatis, somnolen sampai
koma, terjadi gangguan jiwa.

11
c. Gangguan penglihatan ditandai dengan: pendarahan retina, kemunduran
penglihatan.
d. Ganggguan faal ditandai dengan: hati dalam bentuk ikterus, ginjal
dalam bentuk anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi
meningkat, tekanan darah menurun. (Wiknjosastro, 2005).

I. Komplikasi
Diawali dengan mual muntah berlebihan sehingga dapat menimbulkan
dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan
perfusi ke jaringan menurun. Oleh karena itu, terjadi perubahan metabolisme
ke arah anaerob yang menghasilkan benda keton dan asam laktat. Muntah
yang berlebihan menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah
menjadi tinggi. Dampak dari semua masalah tersebut menimbulkan gangguan
fungsi organ, organ yang terganggu antara lain :
1. Hepar
Gangguan perfusi O2 pada hepar menyebabkan gangguan fungsi sel
hepar, peningkatan kadar transaminase dan infiltrasi lemak pada hati (fatty
acid oxidative). Dengan gambaran histopatologi berupa infiltrasi lemak
intraseluler (mikrovesikel) yang distribusinya sentrilobuler, kecuali
hepatosit di daerah periportal yang biasanya masih tampak normal, juga
tidak didapatkan adanya tanda-tanda nekrosis maupun reaksi inflamasi
yang luas. Gejala klinis yang timbul dapat berupa malaise, anoreksi,
nausea, vomitus, nyeri epigastrik, ikterus, hematemesis dan perdarahan
lainnya, ensefalopati hepatik dan gagal ginjal. Penyakit ini sering disertai
dengan pankreatitis akut dan kadang-kadang disertai juga dengan toksemia
dan koagulasi intra vaskuler (DIC). Biasanya terjadi partus prematur dan
bayinya lahir mati, kematian ibu biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai
empat minggu sejak onset, karena hipoglikemi, ensefalopati, perdarahan,
infeksi dan gagal ginjal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
kenaikan kadar bilirubin serum (biasanya di bawah 10 mg%), SGOT
(biasanya kurang dan 500 IU), fosfatase alkali, asam urat, amonia dan
ureum. Sedangkan kadar gula darah, albumin, kolesterol dan protrombin

12
akan menurun. Pada pemeriksaan darah tepi akan didapatkan leukositosis
dan trombositopenia.
2. Ginjal
Komplikasi pada ginjal berupa penurunan diuresis akibat dehidrasi,
sehingga metabolisme seperti asam laktat dan benda keton tertimbun serta
terjadi degenerasi lemak pada tubula kontorti. Gambaran histopatologi
pada ginjal berupa penyempitan tubulus proksimal, nekrosis sel epitel
tubulus proksimal, dan adanya hialin cast di tubulus distal. Tampak juga
degenerasi tubulus proksimal yang mengandung debris, tetapi membrana
basalis utuh. Gejala klinis berupa oliguria yang dilanjutkan diuresis.
Adanya kerusakan tubulus menyebabkan retensi cairan, sehingga terjadi
uremia, hiperkalemia, edem, ketidakseimbangan elektrolit, asidosis,
peningkatan blood urea nitrogen (BUN) sekitar 25-30mg/dl per-hari, dan
kreatinin kira-kira 2,5mg/dl per-hari. Setelahpenyembuhan, epitel tubulus
diganti dengan sel yang belum memiliki kemampuan selektif, sehingga
urin mudah lewat tanpa absorpsi yang mengakibatkan dehidrasi dan
hilangnya elektrolit tertentu.
3. Sistem saraf pusat
Komplikasi pada sistem saraf pusat adalah Ensephalopati Wernicke.
Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot
ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia),
dan bingung. Tiamin diserap di duodenum dan akan disimpan di dalam
tubuh sekitar 18 hari. Tiamin dikonversi ke dalam bentuk aktif yaitu tiamin
pirofosfat di saraf dan sel glia. Tiamin pirofosfat berfungsi sebagai
kofaktor beberapa jenis enzim, seperti tranketolase, piruvat dehidrogenase,
dan alfa ketoglutarat, yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat.
Fungsi utama enzim ini di dalam otak adalah dalam metabolisme lemak
dan karbohidrat, produksi asam amino, dan produksi neurotransmitter
devirat glukosa. Bila dalam 2-3 minggu asupan tiamin kurang maka otak
merupakan tempat yang akan menunjukan kerusakan sel paling tinggi.
Perubahan biokimia yang paling awal adalah penurunan α-ketoglutarat
dehidrogenase di astrocytes. Astrocytes laktat meningkat dan terjadi

13
edema, peningkatan konsentrasi glutamat ekstraselular, peningkatan nitrat
oksida, fragmentasi DNA di neuron, produksi radikal bebas dan
peningkatan sitokinin, dan kerusakan pembuluh otak.
4. Komplikasi lain
Ruptur esofagus, robekan Mallory-Weiss pada esofagus, pneumotoraks
dan neuropati perifer. Pada janin dapat ditemukan kematian janin,
pertumbuhan janin terhambat, preterm, berat badan lahir rendah, kelainan
kongenital.

14
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda, mual,
dan muntah. Kemudian diperdalam lagi apakah mual dan muntah terjadi
terus menerus, dirangsang oleh jenis makanan tertentu, dan mengganggu
aktivitas pasien seharihari. Selain itu dari anamnesis juga dapat diperoleh
informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum seperti stres, lingkungan sosial pasien, asupan
nutrisi dan riwayat penyakit sebelumnya (hipertiroid, gastritis, penyakit
hati, diabetes mellitus, dan tumor serebri).
b. Pengkajian Fokus
1) Aktifitas istirahat; tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat
(>100 kali per menit)
2) Integritas ego; konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi,
perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3) Eliminasi; perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
4) Makanan/cairan; mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri
epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa
mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5) Pernafasan; frekuensi pernapasan meningkat.
6) Keamanan; suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh
7) Seksualitas; penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan
maka dilakukan abortus terapeutik.
8) Interaksi sosial; perubahan status kesehatan/stressor kehamilan,
perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
9) Pembelajaran dan penyuluhan; segala yang dimakan dan diminum di
muntahkan, apalagi kalau berlangsung lama, berat badan turun lebih

15
dari 1/10 dari berat badab normal, turgor kulit, lidah kering, adanya
aseton dalam urine.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan
vomitus yang menetap.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat
vomitus dan asupan cairan yang tidak adekuat.
3. Cemas berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
4. Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang
berlebihan, peningkatan asam lambung.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan informasi.
6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah
dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi
sekunder.

C. Intervensi Keperawatan
Intervensi 1
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nausea dan
vomitus yang menetap.
Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:
- Klien akan mengkonsumsi asupan oral diet yang mengandung zat gizi
yang adekuat.
- Klien tidak mengalami nausea dan vomitus.
- Klien akan menoleransi diit yang telah di programkan.
- Klien akan mengalami peningkatan berat badan yang sesuai selama
hamil.
Intervensi Rasional
Catat intake dan output. Menentukan hidrasi cairan dan

16
pengeluaran melalui muntah.
Anjurkan makan dalam porsi kecil Dapat mencukupi asupan nutrisi
tapi sering yang dibutuhkan tubuh.
Anjurkan untuk menghindari Dapat merangsang mual dan muntah
makanan yang berlemak
Anjurkan untuk makan makanan Makanan selingan dapat mengurangi
selingan seperti biskuit, roti dan teh atau menghindari rangsang mual
(panas) hangat sebelum bagun tidur muntah yang berlebih.
pada siang hari dan sebelum tidur.
Catal intake TPN, jika intake oral Untuk mempertahankan
tidak dapat diberikan dalam periode keseimbangan nutrisi.
tertentu.
Inspeksi adanya iritasi atau Iesi Untuk mengetahui integritas inukosa
pada mulut. mulut.
Kaji kebersihan oral dan personal Untuk mempertahankan integritas
hygiene serta penggunaan cairan mukosa mulut.
pembersih mulut sesering mungkin.
Pantau kadar Hemoglobin dan Mengidenfifikasi adanya anemi dan
Hemotokrit potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu. Klien dengan
kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht <
37 % dipertimbangkan anemi pada
trimester I.
Test urine terhadap aseton, albumin Menetapkan data dasar; dilakukan
dan glukosa. secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial resiko tinggi seperti.
ketidakadekuatan asupan
karbohidrat, Diabetik kcloasedosis
dan Hipertensi.

Intervensi 2
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat

17
vomitus dan asupan cairan yang tidak adekuat.
Tujuan : kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
- Keseimbangan cairan dan elektrolit akan kembali ke kondisi normal,
yang terbukti dengan turgor kulit normal, membran mukosa lembab,
berat badan stabil, tanda-tanda vital dalam batas normal; elektrolit,
serum, hemoglobin, hematokrit, dan berat jenis urin akan berada dalam
batas normal.
- Klien tidak akan muntah lagi
- Klien akan mengkonsumsi asupan dalam jumlah yang adekuat.
Intervensi Rasional
Tentukan frekuensi atau beratnya Memberikan data berkenaan dengan
mual/muntah. semua kondisi. Peningkatan kadar
hormon Korionik gonadotropin
(HCG), perubahan metabolisme
karbohidrat dan penurunan motilitas
gastric memperberat mual/muntah
pada kehamilan.
Tinjau ulang riwayat kemungkinah Membantu dalam
masalah medis lain (misalnya Ulkus mengenyampingkan penyebab lain
peptikum, gastritis. untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.
Kaji suhu badan dan turgor kulit, Sebagai indikator dalam membantu
membran mukosa, TD, input/output mengevaluasi tingkat atau kebutuhan
dan berat jenis urine. Timbang BB hidrasi.
klien setiap hari.
Anjurkan peningkatan asupan Membantu dalam meminimalkan
minuman berkarbonat, makan mual/muntah dengan menurunkan
sesering mungkin dengan jumlah keasaman lambung.
sedikit. Makanan tinggi karbonat
seperti : roti kering sebelum bangun
dari tidur.

18
Intervensi 3
Cemas berhubungan dengan efek hiperemesis pada kesejahteraan janin.
Tujuan : kecemasan klien teratasi
Kriteria hasil : klien memverbalisasi perasaan dan kekhawatirannya tentang
kesejahteraan janin.
Intervensi Rasional
Memperlihatkan sikap menerima Sikap yang menerima takut klien
rasa cemas klien. akan memungkinkan komunikasi
terbuka tentang sumber ketakutan.
Mendorong untuk mengungkapakn Pengetahuan tentang risiko potensial
perasaan dan kekhawatirannya. pada janin dapat membantunya
menghilangkan rasa takut.
Memberi informasi yang Strategi koping yang efektif
berhubungan dengan risiko dibutuhkan untuk memampukan
potensial yang dapat terjadi pada klien mengatasi penyakit yang
janinnya. dideritanya dan efek-efek penyakit
tersebut

Intervensi 4
Gangguan rasa nyaman : nyeri (perih) berhubungan dengan muntah yang
berlebihan, peningkatan asam lambung.
Tujuan : nyeri hilang/berkurang.
Kriteria hasil :
- Klien mengungkapkan secara verbal.
- Nyeri hilang atau berkurang
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi Rasional
Kaji skala nyeri, karakteristik, Menentukan perubahan dalam
kualitas, frekuensi dan lokasi nyeri. tingkat nyeri dan mengevaluasi nilai
skala nyeri. Mengidentifikasi sumber
sumber multiple dan jenis nyeri.
Anjurkan penggunaan tekhnik menggunakan strategi ini sejalan

19
relaksasi dan distraksi dengan pemberian analgesic untuk
mengurangi atau mengalihkan
respon terhadap nyeri.
Yakinkan pada klien bahwa perawat Ketakutan bahwa nyari akan tidak
mengetahui nyeri yang dapat diterima seperti peningkatan
dirasakannya dan akan berusaha ketegangan dan ansietas yang nyata
membantu untuk mengurangi nyeri dan menurunkan toleransi nyeri.
tersebut.
Berikan kembali skala pengkajian Memungkinkan pengkajian terhadap
nyeri. keefektifan analgesic dan
mengidentifikasi kebutuhan terhadap
tindak lanjut bila tidak.
Catat keparahan nyeri pasien Membantu dalam menunjukkan
dengan bagan. kebutuhan analgesic tambahan atau
pendekatan alternatif terhadap
penatalaksanaan nyeri.
Kolaborasi pemberian analgesik Analgesic lebih efektif bila diberikan
sesuai indikasi. pada awal siklus nyeri.

Intervensi 5
Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan
dengan keterbatasan informasi.
Tujuan: klien mengerti tentang perubahan fisiologis dan pskologis yang
normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan.
Kriteria hasil:
- Klien menjelaskan perubahan fisiologis dan pskologis normal berkaitan
dengan kehamilan trimester pertama..
- Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri yang meningkatkan
kesehatan.
- Mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.
Intervensi Rasional
Jelaskan tentang Hiperemesis Untuk mengetahui seberapa dalam

20
Grvidarum dan kaji pengetahuan pengetahuan pasien tentang
pasien. penyakitnya dan tentang
penatalaksanaannya di rumah.
Berikan pendidikan kesehatan Untuk meningkatkan pengetahuan
tentang hiperemesis gravidarum. pasien tentang hiperemesis
gravidarum.
Buat hubungan perawat-klien yang Peran penyuluh atau konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan antisipasi
dan meningkatkan tanggunmg jawab
individu terhadap kesehatan.
Evaluasi pengetahuan dan Memberikan informasi untuk
keyakinan budaya saat ini erkenaan membantu mengidentifikasi
dengan perubahan fisiologis/ kebutuhan-kebutuhan dan membuat
psikologis yang normal pada rencana keperawatan.
kehamilan, serta keyakinan tentang
aktivitas, perawatan diri dan
sebagainya.
Klarifikasi kesalahpahaman. Ketakutan biasanya timbul dari
kesalahan informasi dan dapat
mengganggu pembelajaran
selanjutnya.
Tentukan derajad motivasi untuk klien dapat mengalami kesulitan
belajar. dalam belajar kecuali kebutuhan
untuk belajar tersebut jelas.
Pertahankan sikap terbuka terhadap Penerimaan penting untuk
keyakinan klien/pasangan. mengembangkan dan
mempertahankan hubungan.
Jawab pertanyaan tentang Memberikan informasi yang dapat
perawatan dan pemberian makan bermanfaat untuk membuat pilihan.
bayi.
Identifikasi tanda bahaya Membantu klien membedakan yang
kehamilan, seperti perdarahan, normal dan abnormal sehngga

21
kram, nyeri abdomen akut, sakit membantunya dalam mencari
punggung, edema, gangguan perawatan kesehatan pada waktu
penglihatan, sakit kepala dan yang tepat.
tekanan pelvis.

Intervensi 6
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan darah
dan nutrisi kejaringan-jaringan sekunder akibat dehidrasi
Tujuan : Tidak terjadi ganguan integritas kulit.
Kriteria hasil : mengidentifikasi dan menunjukkan perilaku untuk
mempertahankan kulit halus, kenyal, utuh.
Intervensi Rasional
Observasi kemerahan, pucat, area ini meningkat risikonya untuk
ekskoriasi. kerusakan dan memerlukan
pengobatan lebih intensif.
Dorong mandi tiap 2 hari 1x, sering mandi membuat kekeringan
pengganti mandi tiap hari. kulit.
Gunakan krim kulit dua kali sehari melicinkan kulit dan mengurangi
dan setelah mandi. gatal.
Diskusikan pentingnya perubahan meningkatkan sirkulasidan perfusi
posisi sering, perlu untuk kulit dengan mencegah tekanan lama
mempertahankan aktivitas. pada jaringan.
Tekankan pentingnya masukan perbaikan nutrisi dan hidrasi akan
nutrisi/cairan adequat. memperbaiki kondisi kuulit.

Intervensi 7
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber energi
sekunder.
Tujuan: Pasien dapat beraktivitas secara mandiri.
Kriteria hasil :
- Pasien dapat memperlihatkan kemajuan khususnya tingkat yang lebih
tinggi.

22
- Pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang menurunkan toleransi
aktivitas.
Intervensi Rasional
Tingkatkan tirah baring/duduk. meningkatkan istirahat dan
Berikan lingkungan yang tenang; ketenangan.
batasi pengunjung sesuai keperluan.
Ubah posisi dengan sering. Berikan Meningkatkan fungsi pernapasan
perawatan kulit yang baik. dan meminimalkan tekanan pada
area tertentu untuk menurunkan
risiko kekurangan jaringan.
Tingkatkan aktivitas sesuai Tirah baring lama dapat menurunkan
toleransi, bantu melakukan latihan kemampuan. Ini dapat terjadi karena
rentang gerak sendi pasif/aktif. keterbatasan aktivitas yang
mengganggu periode istirahat.
Dorong penggunaan teknik Meningkatkan relaksasi dan
manajemen stress. Contoh relaksasi penghematan energy, memusatkan
progresif, visualisasi, bimbingan kembali perhatian dan dapat
imajinasi. meningkatkan koping.
Kolaborasi pemberian obat sesuai Membantu dalam manajemen
indikasi: sedatif, agen antiansietas, kebutuhan tidur.
contoh diazepam (valium);
lorazepam (ativan).

23
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Kampono dan Prihartono. Hubungan pajanan infeksi Helicobacter
pylori dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Majlah Obstetri
Ginekologi
Indonesia. Vol 33, no 3 Juli 2009

Mochtar, Rustam, 2001, Sinopsis Obsetri, Jilid I, Jakarta; EGC.

Hartanto H. Penyakit Saluran Cerna. Dalam: Cunningham FG. Obstetric


Williams. Edisi ke-21. Jakarta: EGC. 2005. hal 1424-1425.

Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Ilmu


Kebidanan; Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
Jakarta;2002; hal. 275-280.

Sulistyowati, Edy Soesanto, dan Indri Astuti Purwanti (2012) Hubungan Antara
Tingkat Stres Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Tri Mester I Di Bps Ny. Sayidah Kendal. Semarang.

Vicki Elsa W & Herdini Widyaning Pertiwi (2012) Jurnal Kebidanan. Hubungan
Paritas Ibu Hamil Trimester I Dengan Kejadian Emesis Gravidarum Di
Puskesmas Teras. Vol. IV, No. 02, Desember 2012, Boyolali.

24

Você também pode gostar

  • Fraktur Femur Dxtr
    Fraktur Femur Dxtr
    Documento31 páginas
    Fraktur Femur Dxtr
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 5 Buk Misroh
    Kelompok 5 Buk Misroh
    Documento16 páginas
    Kelompok 5 Buk Misroh
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Sop Perawatan Luka
    Sop Perawatan Luka
    Documento5 páginas
    Sop Perawatan Luka
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Format Intervensi Keperawatan
    Format Intervensi Keperawatan
    Documento1 página
    Format Intervensi Keperawatan
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kom Iii
    Kom Iii
    Documento3 páginas
    Kom Iii
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • LP Epilepsi
    LP Epilepsi
    Documento24 páginas
    LP Epilepsi
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • PencegahanPneumonia
    PencegahanPneumonia
    Documento5 páginas
    PencegahanPneumonia
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Analisis Jurnal Fraktur
    Analisis Jurnal Fraktur
    Documento3 páginas
    Analisis Jurnal Fraktur
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • MENTAH
    MENTAH
    Documento20 páginas
    MENTAH
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Slide Farmako Pengukuran Dosis Obat
    Slide Farmako Pengukuran Dosis Obat
    Documento77 páginas
    Slide Farmako Pengukuran Dosis Obat
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • PERSALINAN NORMAL
    PERSALINAN NORMAL
    Documento68 páginas
    PERSALINAN NORMAL
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kom Iii
    Kom Iii
    Documento3 páginas
    Kom Iii
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • M1 Perhitungan Ugd
    M1 Perhitungan Ugd
    Documento2 páginas
    M1 Perhitungan Ugd
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • LP Pos SC
    LP Pos SC
    Documento23 páginas
    LP Pos SC
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 5 S.Reproduksi
    Kelompok 5 S.Reproduksi
    Documento17 páginas
    Kelompok 5 S.Reproduksi
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 5 Buk Misroh
    Kelompok 5 Buk Misroh
    Documento16 páginas
    Kelompok 5 Buk Misroh
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok THYPOID
    Kelompok THYPOID
    Documento13 páginas
    Kelompok THYPOID
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Komunitas III
    Komunitas III
    Documento3 páginas
    Komunitas III
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • LP - Pneumonia
    LP - Pneumonia
    Documento29 páginas
    LP - Pneumonia
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • ASKEP Mioama Uteri
    ASKEP Mioama Uteri
    Documento25 páginas
    ASKEP Mioama Uteri
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Kelompok 5 Buk Misroh
    Kelompok 5 Buk Misroh
    Documento16 páginas
    Kelompok 5 Buk Misroh
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Komunitas III
    Komunitas III
    Documento3 páginas
    Komunitas III
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Tonsilitis Akut
    Tonsilitis Akut
    Documento17 páginas
    Tonsilitis Akut
    Rismala Pramuditha
    100% (1)
  • L Pengesahan - Pneumonia
    L Pengesahan - Pneumonia
    Documento1 página
    L Pengesahan - Pneumonia
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • LP - Pneumonia
    LP - Pneumonia
    Documento30 páginas
    LP - Pneumonia
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • LP Kardiomegali
    LP Kardiomegali
    Documento14 páginas
    LP Kardiomegali
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Prin
    Prin
    Documento20 páginas
    Prin
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • Rematik ASUR
    Rematik ASUR
    Documento1 página
    Rematik ASUR
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações
  • ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN
    ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN
    Documento44 páginas
    ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN INTEGUMEN
    Rismala Pramuditha
    Ainda não há avaliações