Você está na página 1de 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suatu Negara, kualitas baik buruk nya sangat dipengaruhi oleh konstitusi yang
sedang berjalan pada Negara tersebut. Semakin jelas aturan konstitusi, maka semakin bagus
pula Negara tersebut. Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar
kekuasaan yang ada dalam Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia atau warga
Negara tidak dilanggar. Konstitusi sangat penting artinya bagi suatu Negara karena
kedudukannya dalam mengatur dan membatasi kekuasan dalam suatu Negara (Kaelan, 2010).

Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis, yaitu constituer artinya membentuk.
Beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet (bahasa Belanda) artinya, yaitu wet berarti
undang-undang dan ground berarti tanah. Beberapa Negara yang menggunakan istilah
constitution (bahasa Inggris) untuk mengartikan konstitusi. Dalam bahasa Indonesia,
kontitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang dasar. Istilah itu
menggambarkan keseluruhan sistem ketataNegaraan suatu Negara. UUD 1945 (18 Agustus
1945-27 Desember 1949) semua Negara perlu memiliki UUD atau konstitusi. Indonesia
sebagai suatu Negara juga memiliki UUD yang kita sebut UUD 1945 (Winarno, 2008).

Untuk lebih jelas mempelajari UUD 1945, akan diuraikan sebagai berikut :

1) Persiapan Pembentukan UUD 1945

2) Pengesahan UUD 1945

3) Sistematika UUD 1945

4) Konstitusi RIS 27 Desember 1949-17 Agustus 1950

Konstitusi (Latin constitutio) dalam Negara adalah sebuah norma sistem politik
dan hukum bentukan pada pemerintahan Negara – biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen
tertulis – Dalam kasus bentukan Negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas
politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional

1
sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan Negara pada umumnya,
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya. Istilah
konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang mendefinisikan fungsi pemerintahan
Negara. Dalam bentukan organisasi konstitusi menjelaskan bentuk, struktur, aktivitas,
karakter, dan aturan dasar organisasi tersebut. Konstitusi dapat menunjuk ke hukum penting,
biasanya dikeluarkan oleh kaisar atau raja dan digunakan secara luas dalam hukum kanon
untuk menandakan keputusan subsitusi tertentu terutama dari Paus. konstitusi adalah
mengatur hak-hak dasar. Antara Negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat
erat. Karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar Negara.

Constitution juga dapat berarti “the fundamental law of the state, containing the
principles upon which government is founded, regulating the division of the sovereign powers
and directing to what persons each of these powers is to be exercised” (hukum dasar dari
suatu Negara yang berisi prinsip-prinsip sebuah pemerintahan dibentuk, pengaturan
pembagian kekuasaan, dan pedoman pengujian terhadap kekuasaan-kekuasaan
tersebut). Konstitusi ada sebelum sebuah Negara terbentuk. Konstitusi memiliki fungsi
menetapkan aturan-aturan dasar yang harus dipatuhi oleh pemerintah dan warga Negara pada
suatu Negara. Peran konstitusi bagi suatu Negara sangat penting bagi terselenggaranya
kehidupan ketataNegaraan yang demokratis dan efektif (Thaib, 1999).

Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam membentuk suatu Negara.


Elemen-elemen tersebut adalah:

1. Masyarakat
Masyarakat merupakan unsur terpenring dalam tatanan suatu Negara. Masyarakat
atau rakyat merupakan suatu individu yang berkepentingan dalam suksesna suatu tatanan
dalam pemerintahan. Pentingnya unsur rakyat dalam suatu Negara tidak hanya diperlukan
dalam ilmu keNegaraan (staatsleer) tetapi perlu juga perlu melahirkan apa yang disebut ilmu
kemasyarakatan (sosiologi) suatu ilmu pengetahuan baru yang khusus menyelidiki,
mempelajari hidup kemasyarakatan. Sosiologi merupakan ilmu penolong bagi ilmu hukum
tata Negara.

2
2. Wilayah (teritorial)
Suatu Negara tidak dapat berdiri tanpa adanya suatu wilayah. Disamping
pentingnya unsur wilayah dengan batas-batas yang jelas, penting pula keadaan khusus
wilayah yang bersangkutan, artinya apakah layak suatu wilayah itu masuk suatu Negara
tertentu atau sebaliknya dipecah menjadi wilayah berbagai Negara. Apabila mengeluarkan
peraturan perundang-undangan pada prinsipnya hanya berlaku bagi orang-orang yang berada
di wilayahnya sendiri. Orang akan segera sadar berada dalam suatu Negara tertentu apabila
melampaui batas-batas wilayahnya setelah berhadapan dengan aparat (imigrasi Negara) untuk
memenuhi berbagai kewajiban yang ditentukan. Paul Renan (Perancis) menyatakan satu-
satunya ukuran bagi suatu masyarakat untuk menjadi suatu Negara ialah keinginan bersatu (le
desir de’etre ansemble). Pada sisi lain Otto Bauer menyatakan, ukuran itu lebih diletakkan
pada keadaan khusus dari wilayah suatu Negara (Bedjo, 2009).

3. Pemerintahan
Ciri khusus dari pemerintahan dalam Negara adalah pemerintahan memiliki
kekuasaan atas semua anggota masyarakat yang merupakan penduduk suatu Negara dan
berada dalam wilayah Negara.
Hukum pada umumnya bertujuan mengadakan tata tertib untuk keselamatan
masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai kepentingan yang ada di tengah
masyarakat. Tujuan hukum tata Negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari
hukum tata Negara adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas dapat
dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri (Munasef, 1983).

Konstitusi juga memiliki tujuan yang hampir sama deengan hukum, namun tujuan
dari konstitusi lebih terkait dengan :
1. Berbagai lembaga-lembaga keNegaraan dengan wewenang dan tugasnya masing-
masing.
2. Hubungan antar lembaga Negara
3. Hubungan antar lembaga Negara (pemerintah) dengan warga Negara (rakyat)
4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia
5. Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman

3
Banyak masyarakat Indonesia sampai saat ini yang mengabaikan arti dari Negara
dan konstitusi. Bahkan bukan hanya mengabaikan, namun banyak juga yang tidak
mengetahui makna dari Negara dan konstitusi tersebut. Golongan masyarakat yang demikian
sepertinya kurang pemahaman pendidikan tentang Negara dan konstitusi Indonesia. Terlebih
di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu memilah-milah pengaruh positif dan
negatif dari globalisasi tersebut. Dengan pendidikan tentang Negara dan konstitusi
diharapkan masyarakat Indonesia mampu mempelajari dan memahami makna Negara dan
konstitusi yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Negara yaitu suatu tempat yang di
dalamnya di diami oleh banyak orang yang mempunyai tujuan hidup yang bermacam-macam dan
berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain, sedangkan konstitusi adalah salah satu
norma hukum dibawah dasar Negara (Hady, 2010).

Fungsi konstitusi bagi suatu Negara adalah :


1. Membuat Negara menjadi maju
2. Membuat Negara menjadi kencang
3. Membuat Negara menjadi kuat
4. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang
5. Melindungi Ham
6. Pedoman penyelengaraan Negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi Negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
7. Agar suatu bentuk pemerintahan dapat dijalankan secara demokrasi dengan
memperhatikan kepentingan rakyat.
8. Melinmdungi asas demokrasi
9. Menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada ditangan rakyat
10. Untuk melaksanakan dasar Negara Menentukan suatu hukum yang bersifat adil
11. Membatasi kekuasaan si pengusaha dan menjamin hak warga Negara.
12. Merupakan percerminan keadaan masyarakat dan Negara bersangkutan.
13. Memberi petunjuk dan arahan kemana Negara akan di bawa.
14. Dasar dan sumberhukum bagi peraturan perundangan di bawahnya.
15. Produk politik yang tertinggi bagi suatu bangsa dalam membentuk dan menjalankan
Negara.

4
Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak
menjamin bahwa konstitusi tersebut baik. Di dalam prakteknya, banyak negara yang
memiliki lembaga-lembaga yang tidak tercantum di dalam konstitusi namun memiliki
peranan yang tidak kalah penting dengan lembaga-lembaga yang terdapat di dalam konstitusi.
Bahkan terdapat hak-hak asasi manusia yang diatur diluar konstitusi mendapat perlindungan
lebih baik dibandingkan dengan yang diatur di dalam konstitusi. Dengan demikian banyak
negara yang memiliki aturan-aturan tertulis di luar konstitusi yang memiliki kekuatan yang
sama dengan pasal-pasal yang terdapat pada konstitusi (Sunarso, 2008).

Masalah-masalah mengenai pelaksanaan konstitusi di Indonesia, antara lain :

1. Dalam praktek pemilihan umum, terjadi pelanggaran misalnya :


a. Terpengaruhnya pilihan rakyat oleh campur tangan birokrasi
b. Panitia pemilu tidak independen
c. Kompetisi antarkontestan tidak leluasa
d. Penghitungan suara tidak jujur
e. Kampanye terhambat oleh aparat keamanan atau perizinan
f. TPS dibuat di kantor-kantor
g. Pemungutan suara dilaksanakan pada hari kerja
h. Pemilih pendukung Golkar diberi formulir A-B, 5 sampai 10 lembar seorang

2. Di bidang politik, antara lain :


a. Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga presiden atau
yang terlibat dengan bisnis keluarga presiden, dan calon anggota DPR/MPR yang
monoloyalitas terhadap presiden (lahirnya budaya paternalisti atau kebapakan dan
feodal gaya baru)
b. Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga keNegaraan politik dan sosial, karena
didominasi kekuasaan presiden/eksekutif yang tertutup sehingga memicu budaya
korupsi kolusi dan nepotisme
c. Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa, sedangkan
parpol hanya sampai kabupaten
d. Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar
e. Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional

5
3. Di bidang hukum, antara lain:
a. Belum memadainya perundang-undangan tentang batasan kekuasaan presiden dan
adanya banyak penafsiran terhadap pasal-pasal UUD 1945
b. Tidak tegaknya supremasi hukum karena penegak hukum tidak konsisten, adanya
mafia peradilan, dan banyaknya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini
tidak menjamin rasa adil, pengayoman dan kepastian hukum bagi masyarakat
c. Ada penyimpangan sekurang-kurangnya 79 Kepres (1993-1998) yang dijadikan
alat kekuasaan sehingga penyelewengan terlindungi secara legal dan berlangsung
lama (hasil kajian hukum masyarakat transparansi Indonesia)
4. Di bidang ekonomi, antara lain:
a. Perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945 tidak
terpenuhi, karena munculnya pola monopoli terpuruk dan tidak bersaing. Akses
ekonomi kerakyatan sangat minim
b. Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesenjangan antara
yang kaya dan miskin serta merebaknya KKN
c. Bercampurnya institusi Negara dan swasta, misalnya bercampurnya jabatan publik,
perusahaan serta yayasan sehingga pemegang kekuasaan dan keuntungan menjadi
pemenang serta mengambil keuntungan secara tidak adil. Sebagai contoh kasus-
kasus Kepres Mobil Nasional, Institusi Bulog, subordinasi Bank Indonesia, dan
proteksi Chandra Asri
d. Adanya korporatisme yang bersifat sentralis, ditandai oleh urbanisasi besar-
besaran dari desa ke kota atau dari daerah ke pusat. Korporatisme ialah sistem
keNegaraan dimana pemerintah dan swasta saling berhubungan secara tertutup satu
sama lain, yang ciri-cirinya antara lain keuntungan ekonomi hanya dinikmati oleh
segelintir pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan, dan adanya kolusi antara
kelompok kepentingan ekonomi serta kelompok kepentingan politik
e. Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Menurut Dikdik J. Rachbini (2001:17-22) pada tahun 1980- 1999 mencapai 129
miliar dolar AS, yang berarti aliran modal ke luar negeri pada masa ini mencapai
angka lebih dari seribu triliun. Sementara kebijakan utang luar negeri tercemar
oleh kelompok pemburu keuntungan yang berkolusi dengan pemegang kekuasaan.
Kebijakan pemerintah dianggap benar, sedangkan kritik dan partisipasi masyarakat
lemah. Kombinasi utang luar negeri pemerintah dengan swasta (yang memiliki
utang luar negeri berlebihan) menambah berat beban perekonomian Negara kita

6
f. Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang ditandai naiknya harga
kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat. Krisis ini melahirkan
krisis politik, yaitu ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Soeharto.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan, besarnya utang yang harus dipikul oleh
Negara, meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan sosial,
menumbuhkan krisis di berbagai bidang kehidupan. Hal ini mendorong timbulnya
gerakan masyarakat terhadap pemerintah, yang dipelopori oleh para mahasiswa
dan dosen. Demonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1998 merupakan
puncak keruntuhan Orde Baru, yang diakhiri dengan penyerahan kekuasaan dari
Presiden Soeharto kepada B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998 (Mahfud, 2010).

7
BAB II

PEMBAHASAN

Dalam mencapai fungsi konstitusi pada Negara Indonesia, metode yang


digunakan agar seluruh masyarakat Indonesia memahami fungsi konstitusi tersebut, yaitu :

1. Memahami Pancasila dan UUD 1945


Kesadaran hidup berdasarkan Negara dan berkonstitusi hanya dapat dibangun
apabila masing-masing warga Negara mempunyai pemahaman yang tepat dan akurat, baik
mengenai dasar Negara pancasila maupun UUD 1945. Oleh karena itu, setiap warga Negara
republik Indonesia wajib memahami pancasila dan UUD 1945.

2. Berperan serta aktif dalam menegakkan dasar Negara dan konstitusi


Dengan pemahaman yang tepat dan akurat mengenai pancasila dan UUD 1945
diharapkan setiap warga Negara dapat mengawasi jalannya pemerintahan Negara atau kinerja
setiap lembaga Negara, baik dalam menjalankan fungsi masing-masing maupun dalam
menjamin dan menegakkan hak-hak asasi manusia. Pengawasan oleh warga Negara itu
diharapkan dapat mendorong para penyelenggara Negara untuk benar-benar melaksanakan
dasar Negara pencasila dan UUD 1945, sehingga terwujud kehidupan bernegara yang
konstitusional (Sukonto, 2009).

3. Mengembangkan pola hidup taat pada aturan yang berlaku


Lebih dari sekedar mendorong agar para penyelenggara Negara taat pada
pancasila dan UUD 1945, setiap warga Negara sesungguhnya juga bertanggung jawab untuk
menaati pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena pancasila dan
UUD 1945 itu dijabarkan ke dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur
berbagai segi kehidupan warga Negara sehari-hari, kesadaran hidup Negara dan berkonstitusi
harus dimulai dengan menaati berbagai peraturan perundang-undangan (hukum) yang
mengatur berbagai segi kehidupan warga Negara sehari-hari itu sendiri. Lebih dari itu
kesadaran hidup berdasar Negara dan berkonstitusi seebenarya bukan hanya terbangun
melalui kebiasaan menaati hukum yang berlaku, melainkan juga melalui kebiasaan menaati
norma-norma yang berlaku di masyarakat baik itu berupa norma kesusilaan, kesopanan,

8
maupun norma agama. Membiasakan diri untuk antri, disiplin, mematuhi peraturan lalu
lintas, peraturan sekolah, aturan keluarga, dan sejenisnya merupakan awal yang baik bagi
berkembangnya kesadarna hidup sesuai dasar Negara dan konstitusi Negara.

4. Menyimpulkan perilaku positif terhadap konstitusi Negara


Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi
kekuasaan pemerintah sedeikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat
sewenang-wenang. Agar Konstitusi Negara dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
dasar-dasar pemahaman taat asas dan taat hukum, maka sangat diperlukan sikap positif dari
setiap warga Negara.

5. Bersikap Terbuka
Sikap terbuka atau transparan merupakan sikap apa adanya berdasarkan apa yang
dilihat, didengar, dirasakan, dan dilakukan. Sikap terbuka sangat penting dilakukan sebagai
upaya menghilangkan rasa curiga dan salah paham sehingga dapat dipupuk rasa saling
percaya dan kerja sama guna menumbuhkan sikap toleransi dan kerukunan hidup. Dengan
sikap terbuka terhadap konstitusi Negara, kita belajar untuk memahami keberadaan sebagai
warga Negara yang akan melaksanakan ketentuan-ketentuan penyelenggara Negara dengan
seoptimal mungkin (Srijanti, 2008).

6. Mampu mengatasi masalah


Setiap warga Negara harus memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi. sikap ini penting untuk di kembangkan karena akan membentuk
kebiasaan menghadapi masalah, sehingga kalau sebelumnya hanya menjadi penonton,
pengkritik atau menyalahkan orang lain, sekarang menjadi orang yang mampu member solusi
(jalan keluar). Kemampuan untuk mengatasi masalah konstitusi Negara akan memberikan
iklim dan suasana yang semakin baik dalam menata kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
berNegara

7. Menyadari adanya perbedaan


Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang masyarakat sangat beragam
sehingga tertanam istilah bhineka tunggala ika (berbeda-beda namun tetap satu). Perbedaan
harus diterima sebagai suatukenyataan atau realitas masyarakat di sekitar kita baik agama,
suku bangsa, adat istiadat, danbudayanya.

9
8. Memiliki harapan realistis
Negara Indonesia dengan wilayah yang luas dan jumlah penduduk terbesar
keempat didunia memiliki permasalahan yang lebih kompleks dalam menghargai kehidupan.
Dalam penyelenggara kehidupan Negara, sangat penting bagi warga Negara untuk mampu
memahami situasi dan kondisi Negara dalam kebijakan yang diambil.

9. Penghargaan terhadap karya bangsa sendiri


Bangsa Indonesia harus bangga terhadap hasil karya bangsa sendiri. Salah satu
karya bangsa untuk kelangsungan kehidupan bangsa Indonesia adalah “kemerdekaan dan
kedaulatan bangsa” dalam penyelenggaraan Negara.

10. Mau menerima dan memberi umpan balik


Kesadaran untuk tunduk dan patuh terhadap konstitusi Negara sangat diperlukan
dalam rangka menghormati produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para
penyelenggara Negara (Harsoyo, 1982).

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu Negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
yang menopang berdirinya suatu Negara.
2. Semakin banyak pasal-pasal yang terdapat di dalam suatu konstitusi tidak menjamin
bahwa konstitusi tersebut baik.
3. Kesadaran untuk tunduk dan patuh terhadap konstitusi Negara sangat diperlukan
dalam rangka menghormati produk-produk konstitusi yang dihasilkan oleh para
penyelenggara Negara.
4. Fungsi pokok Konstitusi atau Undang-Undang Dasar adalah untuk membatasi
kekuasaan pemerintah sedeikian rupa sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak
bersifat sewenang-wenang.
5. Banyak negara yang memiliki aturan-aturan tertulis di luar konstitusi yang memiliki
kekuatan yang sama dengan pasal-pasal yang terdapat pada konstitusi.
6. Semakin jelas aturan konstitusi, maka semakin bagus pula Negara tersebut.
7. Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan
yang ada dalam Negara tidak salah gunakan dan hak asasi manusia atau warga
Negara tidak dilanggar

3.2. Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kita dapat lebih memahami
mengenai pengertian Negara dan konstitusi yang ada di Indonesia. Sebagai Negara kesatuan
Indonesia sebaiknya kebijakan pemerintah harus sesuai dengan nilai-nilai pancasila dan kita
sebagai generasi penerus bangsa Indonesia kedepannya harus menerapkan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Serta harus menciptakan pemerintahan yang adil dan
bijaksana. Yang tidak mencontoh penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa orde
lama dan orde baru, sehingga Negara dan pemerintahannya dapat berjalan dengan baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bedjo, Zainul Akhyar. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Banjarmasin:

Universitas Lambung Mangkurat Press

Harsoyo, dkk. 1982. Pendidikan Moral Pancasila. Solo : Tiga Serangkai

Hady, Nuruddin. 2010. Teori Konstitusi dan Negara Demokrasi. Malang : Setara Press

Kaelan, Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan KewargaNegaraan. Yogyakarta : Paradigma

Mahfud MD, Moh. 2010. Perdebatan Hukum Tata Negara. Jakarta : Rajawali Press

Munasef. 1983. Sistem pemerintahan di Indonesia. Jakarta : PT Gunung Agung

Srijanti, dkk. 2008. Etika Berwarga Negara. Jakarta : Salemba Empat

Sukonto, Bambang Priyo. 2009. Panduan Belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

Yogyakarta: Primagama

Sunarso, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta :

UNY Press.

Thaib, Dahlan dkk. 1999. Teori dan Hukum Konstitusi. Jakarta : Grafindo

Winarno. 2008. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara

12

Você também pode gostar

  • Alel Ganda
    Alel Ganda
    Documento28 páginas
    Alel Ganda
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • RPP Sistem Ekskresi
    RPP Sistem Ekskresi
    Documento4 páginas
    RPP Sistem Ekskresi
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
    Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
    Documento2 páginas
    Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • RPP Sistem Peredaran Darah
    RPP Sistem Peredaran Darah
    Documento5 páginas
    RPP Sistem Peredaran Darah
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • RPP Sistem Pernapasan
    RPP Sistem Pernapasan
    Documento7 páginas
    RPP Sistem Pernapasan
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • Format Laporan Praktikum Biologi
    Format Laporan Praktikum Biologi
    Documento1 página
    Format Laporan Praktikum Biologi
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    100% (1)
  • Laboratorium Kultur Jaringan
    Laboratorium Kultur Jaringan
    Documento21 páginas
    Laboratorium Kultur Jaringan
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • Alel Ganda
    Alel Ganda
    Documento3 páginas
    Alel Ganda
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • DIKSI
    DIKSI
    Documento21 páginas
    DIKSI
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • HEMATOLOGI
    HEMATOLOGI
    Documento27 páginas
    HEMATOLOGI
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • Gelas Objek
    Gelas Objek
    Documento8 páginas
    Gelas Objek
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • All I Want Is Nothing More
    All I Want Is Nothing More
    Documento2 páginas
    All I Want Is Nothing More
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • Review Jurnal
    Review Jurnal
    Documento8 páginas
    Review Jurnal
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações
  • Pisau Mikrotom
    Pisau Mikrotom
    Documento2 páginas
    Pisau Mikrotom
    Sheila Septriyanti Rangkuti
    Ainda não há avaliações