Você está na página 1de 11

Kelainan Gen Globin

pada Tubuh Manusia menyebabkan Talasemia


Rini putri utami
102017065
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 – Jakarta Barat
Rini.2017fk065@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak:
Penyakit genetik adalah penyakit yang disebabkan oleh karena adanya kelainan dalam
susunan gen seseorang. Talasemia merupakan salah satu jenis anemia akibat adanya efek
dalam sintesis hemoglobin dan keseimbangan rantainya dengan faktor genetik sebagai
penyebab utama. Gejala yang timbul tergantung tingkat keparahan penyakit ini, mulai dari
adanya kelainan gen globin seperti anemia ringan hingga facies Cooley yang merupakan ciri
khas pengidap talasemia.
Kata kunci: talasemia, faktor genetik, hemoglobin

Abstract:
Genetic disorders are caused by the presence of affected genes. Thalassaemia, a kind of
anaemia due to a genetic disorder, reveals defects in haemoglobin synthesis and chain
balance. Signs and symtomps depend on the severity of this disease which vary from slight
anemia to facies Cooley, the main characteristic of thalassaemia patients.
Keywords: thalassaemia, genetic factor, haemoglobin

PENDAHULUAN
Thalassemia mempengaruhi kemampuan dalam menghasilkan hemoglobin yang berakibat
pada penyakit anemia. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang
mengangkut oksigen dan nutrisi lainnya ke sel-sel lainnya dalam tubuh. Sekitar 100.000bayi
di seluruh dunia terlahir dengan jenis thalassemia berbahaya setiap tahunnya. Ada dua jenis
thalassemia yaitu alpha dan beta. Kedua jenis thalassemia ini diwariskanndengan cara yang
sama. Penyakit ini diturunkan oleh orang tua yang memiliki mutated gen atau gen mutasi
thalassemia. Seorang anak yang mewarisi satu gen mutasi disebut pembawaatau carrier, atau
yang disebut juga dengan thalassemia trait (sifat thalassemia). Kebanyakan pembawa ini
hidup normal dan sehat. Anak yang mewarisi dua sifat gen, di mana satu dar iibu dan satu
dari ayah, akan mempunyai penyakit thalassemia. Jika baik ibu maupun ayah adalah
pembawa, kemungkinan anak mewarisi dua sifat gen, atau dengan kata lain mempunyai
penyakit thalassemia, adalah sebesar 25 persen. Anak dari pasangan pembawa juga
mempunyai 50 persen kemungkinan lahir sebagai pembawa.

Thalasemia

Thalasemia adalah kelainan kuantitatif hemoglobin yang di tandai oleh sintesis

hemoglobin yang tidak kuat akibat kurang atau tidak adanya sintesis satu atau lebih rantai

polipeptida globin. Hemoglobin varian adalah kelainan kualitatif akibat terdapatnya urutan

asam amino yang abnormal pada salah satu atau lebih rantai polipeptida globin.1,2

Thalasemia beta adalah thalasemia yang terjadi karena penurunan sintesis rantai beta. Lesi

genetik pada thalasemia beta sebagian besar berupa “point mutation”. Mutasi terjadi

pada kompleks gen sendiri, atau pada region promoters. Bentuk mutasi bersifat khas dan di

jumpai pada masyarakat tertentu, sehingga memudahkan diagnosis prenatal. Thalasemia beta

memberikan manifestasi klinis yang beraneka ragam, mulai dari yang paling ringan sampai

yang paling berat.2

Mutasi Gen

Mutasi gen merupakan perubahan materi genetik yang diakibatkan dari kesalahan
pada saat sintesis protein atau disebabkan karena bahan-bahan mutagen yang terdapat
dilingkungan sekitar, disebut mutasi spontan dan mutasi terimbas. Mutasi spontan adalah
mutasi yang terjadi pada kondisi alami selama replikasi, perbaikan dan rekombinasi DNA,
sedangkan mutasi terimbas adalah mutasi yang disebabkan oleh agen-agen lingkungan
spesifik.3
Terdapat beberapa jenis mutasi, yakni:3,4

a. Point mutation: Pada mutasi ini hanya terjadi perubahan 1 basa nukleotida, bisa terjadi
transisi atau transversi. Pada mutasi ini dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Silent mutation: Mutasi ini meskipun terjadi perubahan 1 basa nukleutida namun tidak
mempengaruhi susunan asam amino. Misalnya perubahan CGA menjadi CGG, yang sama-
sama merupakan kodon untuk asam amino Arginin.

2) Missense mutation: Mutasi ini adalah mutasi yang mengakibatakan pergantian 1 asam
amino pada protein menjadi asam amino lain. Misalnya mutase CGA yang merupakan kodon
untuk asam amino Arginin menjadi CCA yang merupakan kodon untuk asam amino Prolin.
Berdasarkan tingkat keparahannya, terdapat 3 jenis mutasi ini:4

- Acceptable Missense Mutation: Apabila hasil mutase tidak mengubah fungsi protein.

- Partially Acceptable Missese Mutation: Apabila hasil mutasi mengakibatkan sebagian


fungsi protein tersebut terganggu.4

- Unacceptable Missense Mutation: Apabila hasil mutasi mengakibatkan protein tersebut


sama sekali tidak berfungsi.

3) Mutasi Nonsense: Merupakan mutasi yang mengakibatkan terminasi premature/dini dari


suatu sintesis protein. Misalnya mutasi CGA menjadi UGA yang merupakan kodon stop
mengakibatkan sintesis protein berhenti sebelum menyelesaikan semua prosesnya.

b. Insersi dan Delesi: Merupakan mutasi yang mengakibatkan penambahan maupun


pengurangan satu atau lebih nukleotida maka protein yang terbentuk akan mengandung asam
amino yang lebih atau kurang dari yang normal. Biasanya terjadi keduanya secara langsung
menjadikan suatu protein abnormal.

c. Mutasi Frame Shift: Merupakan mutasi akibat insersi atau delesi nukleotida pada gen yang
menyebabkan perubahan urutan nukleotida. Misalnya Hemoglobinopati, yaitu terbentuknya
Hemoglobin yang abnormal denagn gangguan fungsi minimal – maksimal tergantung dari
hasil translasinya.
Lalu bahan-bahan yang dapat menyebabkan adanya mutasi dari lingkungan sekitar,
berdasarkan timbulnya, yaitu:3
a. Fisika: Radioaktif.

b. Kimia: Zat pengawet, penyedap makanan, zat pewarna, pestisida, obat-obatan.

c. Biologi: Virus, bakteri.


HEMOGLOBIN
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media
transportoksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari
jaringan tubuhke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat
darah berwarnamerah.Saat ini pengukuran kadar hemoglobin dalam darah sudah
menggunakan mesin otomatis selainmengukur hemoglobin mesin pengukur akan memecah
hemoglobin menjadi sebuah larutan.Hemoglobin dalam larutan ini kemudian dipisahkan zat
lain dengan menggunakan zat kimia bernamanilai sinar yang berhasil diserap oleh
hemoglobin.Hemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi
dalam sel darah merah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari : globin,
apoprotein, dan empatgugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi.4,5

FUNGSI HEMOGLOBIN
Fungsi hemoglobin dalam sel darah merah sangat penting dan sangat vital bagi tubuh manusia.
Karena jika tubuh kekurangan hemoglobin akan membuat tubuh menjadi lebih lemas karena tidak
mendapatkan okigen sedangkan jika terdapat kelebihan hemoglobin akan membuat penyumbatan
pada pembuluh darah sehingga bisa menyebabkan penyakit stroke. Menurut kementerian kesehata
republik Indonesia, fungsi hemoglobin adalah sebagai berikut:5
 Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida pada seluruh jaringan yang ada
di dalam tubuh.
 Hemoglobin yang ada di sel darah merah juga berfungsi sebagai pengambil oksigen
dari paru-paru dan membawanya ke seluruh bagian tubuh untuk memberikan energi
kepada tubuh.
 Membawa zat karbondioksida yang terdapat dalam jaringan tubuh untuk kemudian
dibuang ke udara bebas melalui paru-paru juga.

Struktur Hemoglobin
Struktur hemoglobin terdiri dari molekul hemoglobin yang disusun dari globin,
apoprotein, dan empat gugus home yang merupakan satu satuan molekul organik di dalam zat
besi. Jika terjadi mutasi sel hemoglobin akan menyebabkan tingkat hemoglobin turun dan
membuat tubuh akan terkena penyakit hemoglobinopati seperti diantaranya penyakit anemia
dan talaseima.Sel hemoglobin juga disusun dari empat molekul protein yang saling
berhubungan satu sama lain. Pada tubuh orang dewasa terdapat 2 aplha-globulin chain dan 2
bta-globulin chain. Sedangkan pada bayi yang masih di dalam kandungan atau bayi yang
sudah lahir, hemoglobinnya disusun dari beberapa rantai beta, 2 rantai alfa dan 2 rantai gama
yang dinamakan sebagai HbF. Pada tubuh orang dewasa terdapat sel hemoglobin yang berupa
tertramer (sel yang mengandung 4 sub uni protein) yang masing-masingnya terdapat dua sub
unit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen.5

ANEMIA
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah eritrosit
(red cellmass) sehingga tidak dapat memnuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam
jumlah yangcukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity).secara
praktis anemia di tunjukan oleh penurunan hemoglobin,hematokrit atau hitung
eritrosit(red cellcount). Tetapi yang paling lazam di pakai adalah
hemoglobin,kemudian harus diingat bahwa terdapat keadaan-keadaan tertentu dimana
ketiga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa ertitrosit, seperti pada
dehidrasi , perdarahan akut dan kehamilan. Permasalahan yang timbul adalah
berapa kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit paling rendah yang dianggap
anemia. Kadar hemoglobin dan eritrosit sangat bervariasi tergantung pada usia,jenis kelamin,
ketinggian tempat tinggal seta keadaan fisiologis tertentu seperti misalnya kehamilan.6,7

PENDEKATAN TERAPI
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang yang sehat (donor)
keorang sakit (resipien) yang diberikan secara intravena melalui pembuluh darah(1) Darah
yangdipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Transfusi darah dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan sumbernya,yaitu transfusi
allogenicdan transfusi autologus.7,8 Transfusi allogenic adalah darah yang disimpan untuk
transfusiberasal dari tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang
disimpanberasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit beberapa hari sebelumnya, dan
setelah 3hari ditransferkan kembali ke pasien. Transfusi diberikan pada anemia pasca
perdarahan akut dengan tanda-tanda gangguanhemodinamik. Pada anemia kronik transfusi
hanya diberikan jika anemia bersifat simtomatik atau adanya ancaman payah jantung. Di sini
diberikan packed red cell, jangan whole blood. Pada anemia kronik sering dijumpai
peningkatan volume darah, oleh karena itu transfusi diberikan dengan tetesan pelan. Dapat
juga diberikan diuretik kerja cepat seperti furosemid sebelum transfusi.8

REPLIKASI
Replikasi merupakan pristiwa sintesis DNA( autokatalis)karena DNA mampu mensintesis
dri sendiri. Replikasi DNA dapat terdiri dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru rantai
nikleutida lama melalui proses menggunkan komplementasi pasangan basa untuk
menghasilkan suatu molekul DNA yang baru dengan DNA lama, proses yang terjadi tersebut
di pengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase,dan ligase. Replikasi bersifat
semikonnservatif ,yaitu kedua untaian tunggal Dna bertindak sebagai cetakan untuk
pembuatan untaian DNA baru seluruh tuggal cetakan di pertahankan yang baru dibuat dari
nukleotida.9

Komponen penting dan replikasi :9

1.DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan di replikasi

2.Molekul deoksiribonukleotida,yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP, Deoksiribonukleotida

terdiri atas tiga komponen yaitu basa purin atau basa pirimidin, gula 5-karbon(deoksiribosa )

dan gugus fosfat

3. Enzim DNA polimerase, yaitu enzim utama yang mengkatalisis proses

polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA.Enzim DNA polimerase memiliki Fungsi

lain, yaitu mengoreksi DNA yang baru terbentuk, membetukan setiap sekaslahan replikasi
dan memperbaiki DNA yang rusak. Fungsinya tersebut menjadikan rangkaian nukleotida

DNA sangat stabil dan mutasi jarang terjadi.

4. Enzim primase, yaitu enzim yang mengkatalisis sintesis primer untuk memulai
replikasiDNA

5.Enzim pembuka ikatan untaian induk,yaitu enzim Helikase dan enzim girase.

6.Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sduah terbuka, yaitu protein

SSB(single strand binding protein)

7.Enzim DNA ligase, yaitu suatu enzim yang berfungsi untuk menyambung fragmen-fragmen
DNA

Sebelum mekanisme replikasi DNA dapat dibuktikan secara eksperimental oleh Matthew
dan Franklin Sthal pada tahun 1958, ada tiga hipotesis yang berkembang mengenai
mekanisme replikasi DNA, antara lain model replikasi secara:9,10
1.Semikonservatif
yang dikemukakan oleh Watson dan Crick, dimana setiap molekul untaian ganda DNA
anakan terdiri atas satu untaian-tunggal DNA induk dan satu untaian-tunggal DNA hasil
sintesis baru.
2.Konservatif
Molekul DNA untaian-ganda induk tetap bergabung sedangkan kedua untaian DNA anakan
terdiri atas molekul hasil sintesis baru.
3.Dispersif
menyatakan bahwa molekul DNA induk mengalami fragmentasi sehingga DNA anakan
terdiri atas campuran molekul lama (berasal dari DNA induk) dan molekul hasil sintesis baru

Tahapan replikasi DNA semikonservatif


keterangan:10
(1) Lagging strand; (2) Leading strand; (3) DNA polimerase; (4) Enzim DNA ligase; (5)
Primer; (6) Primase; (7) Fragmen Okazaki (8) Molekul DNA polymerase; (9) Enzim
helikase; (10) Protein pengikat untaian tunggal; (11) Topoisomerase
1. Heliks ganda DNA (merah) dibuka menjadi dua untai tunggal oleh enzim helikase (9)
dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi tegangan untai DNA.
2. Untaian DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat untaian tunggal (10) untuk
mencegahnya membentuk heliks ganda kembali.
3. Primase (6) membentuk oligonukleotida RNA yang disebut primer (5)
4.Molekul DNA polimerase (3) & (8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan bergerak
sepanjang untai tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang
disebut leading strand (2) dan lagging strand (1).
5. DNA polimerase yang membentuk lagging strand mensintesis segmen-segmen
polinukleotida diskontinu (disebut fragmen Okazaki (7).
6.Enzim DNA ligase (4) kemudian menyambungkan potongan-potongan lagging strand

Sintesis protein
Sintesis protein adalah proses pembentukan asam amino melalui kode gen yang dibuat
DNA.Tahap sintesis protein terdiri dari tahap transkripsi dan translasi.11
1)Transkripsi adalah pembentukan mRNA oleh DNA sensedi inti sel.
2)Translasi adalah penerjemahan mRNA oleh tRNA di ribosom.

Komponen-komponen yang bekerja dalam sintesis protein antara lain mRNA (RNAd),
rRNA, tRNA, enzim RNA polimerase, enzim aminoasil-tRNA sintetase, dan enzim peptidil
transferase.Proses transkripsi terjadi di inti sel:11
1)mRNA dibuat dengan menyalin rantai DNA yang disebut DNA senseatau kodogen.Rantai
DNA lawan yang tidak disalin disebut DNA antisense.

2)mRNA dibuat menggunakan RNA polymerase sehingga menghasilkan kodon.


Kodon adalah urutan basa nitrogen yang merupakan salinan DNA sense atau kodogen, yang
mengkode asam amino tertentu. Urutan basa nitrogen kodon sama dengan DNA antisense.

 Redundansi adalah keadaan dimana satu jenis asam amino dapat dikode oleh >1
triplet kodon.
 Proses translasi terjadi di ribosom:11

1)mRNA lalu keluar dari inti sel dan berikatan denganrRNApada ribosom
2)tRNA lalumencari start kodon (AUG) pada mRNA untuk memulai translasi.
Pada start kodon:10,11
a.Unit ribosom kecil dan besar bergabung.
b.AUG mengkode metionin(Met), sehingga setiap protein pasti mengandung metionin.
Selama translasi:
a.tRNA mengenali kodon menggunakanantikodon(lawan kodon).
b.Asam amino yang dikode tRNA lalu dibentuk olehrRNA, lalu diikatkandengan tRNA
menggunakan aminoasil-tRNA sintetase.
3)Peptidil transferase mengikat asam amino yang dihasilkan tiap triplet kodon menjadi
rantai polipeptida
4)tRNA berhenti menerjemahkan setelah mencapai stop kodon (UAA/UAG/UGA).
Pada stop kodon:
a.Tidak ada asam amino yang dikode.
b.mRNA, unit ribosom kecil dan besar, tRNA terpisah-terpisah.
c.Rantai polipeptida lepas dari tRNA dan dibawa keluar ribosom, dan dimodifikasi
di badan Golgi untuk diubah menjadi enzim, hormon, protein struktural, atau organel
baru, sebagai ekspresi gen

KESIMPULAN
Thalasemia merupakan suatu kelainan genetik yang bisa terbawa oleh pewarisan sifat
kelainan yang diderita oleh orang tua yang juga penderita Thalasemia (homozigot resesif)
atau merupakan heterozigot sehingga menurun kepada anaknya yang mempunyai genotip
homozigot resesif. Atau bisa juga terjadi karena mutasi gen yang menyebabkan berubahnya
protein pada hemoglobin yang mengganggu peredaran darah sehingga menyebabkan
penderita mengalami anemia.

DAFTAR PUSTAKA
1. Bakta IM. Hemoglobinopati dalam hematologi klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Denpasar. 2006; h.85-96.

2. Wirawan R. Pemeriksaan laboratorium analisa hemoglobin pada thalassemia dan


hemoglobin varian dalam analisa hemoglobin dengan cara konvensional dan mikrokapiler
elektroforesis. Fakultas kedokteran Indonesia. Jakarta. 2011; h.1-16.

3.Elizabeth Pennisi (2007). "DNA Study Forces Rethink of What It Means to Be a Gene".
Science 316 (5831): 1556 – 1557

4. Salam A. Keanekaragaman genetik. Yogyakarta: Andi Offset.1994.h.30.

5. Bakta IM. Hemoglobinopati dalam hematologi klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Denpasar. 2006; h.85-96.


6.Anemia Defisiensi Besi. Dalam: Silbernagl,Stefan. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.
Jakarta : EGC ; 2007. h.38-9

7.McGraw Hill.Bakta I Made, dkk, 2006, Anemia Defisiensi Besi dalam Buku Ajar Ilmu
PenyakitDalam jilid II edisi IV ; Jakarta : FKUI

8.Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR.Transfusi Darah pada Pembedahan.


DalamAnestesiologi. Edisi ke-2. Jakarta: FKUI;2007; pg.141- 5

9.Amir, F. M.; Malik, A,; Darmawati; Fikri R. M., 2010, REPLIKASI DNA.

10.Anonymous, 2011, STEPS OF DNA REPLICATION,


http://www.dnareplication.info/stepsofdnareplication.php, diakses pada tanggal 12 maret
2010

11. Ngili, Y,.2010 BIOKIMIA DASAR, penerbit Rekayasa 5ains, Bandung

Você também pode gostar