Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
KELAS C
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Diare.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Diare ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB 11 ISI
III.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
III.2 Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Diare saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan, jutaan kasus
dilaporkan setiap tahun dan diperkirakan sekitar 4-5 juta orang meninggal
karena diare akut. Epidimologi penyakit diare dapat ditemukan pada seluruh
daerah geografis baik negara yang telah maju ataupun di negara berkembang
seperti di Indonesia. Di negara maju walaupun sudah terjadi perbaikan
kesehatan dan sosial ekonomi yang tinggi tetapi insiden penyakit diare tetap
tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan. Tingginya insidensi (angka
kesakitan) diare di negara maju disebabkan karena foodborne infection dan
waterborn infection yang disebabkan karena bakteri Shigella sp,
Campylobacter jejuni, Staphylococcus aureus, Basillus cereus, Clostridium
prefingens, Enterohemorrhagic Eschersia colli (EHEC). Diperkirakan insidensi
diare 0,52/episode/orang/tahun ada di negara maju sedangkan di negara
berkembang lebih dari itu. Di USA dengan penduduk sekitar 200 juta
diperkirakan 99 juta penderita diare setiap tahunnya. Berdasarkan laporan
organisasi kesehatan dunia(WHO,2000), di Bangladesh selama kurun waktu 10
tahun (1974-1984) angka kejadian diare berkisar1,93%-4,2% (Setiawan, 2006;
Suzanna, 1993).
Di Indonesia diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat,
besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya insidensi, angka kematian
serta masih sering terjadinya kejadian luar biasa (KLB) (Loehoeri, 1998).
Angka kesakitan diare (insidensi) diare di Indonesia pada tahun 2000 (survei
P2 diare) 301 per 1000 penduduk (Depkes RI 2005). Insidensi di Jawa Tengah
pada tahun 2004 11,1 per 1000 penduduk (P2M Dinkes Jateng 2004). Masih
tingginya angka kesakitan diare akut saat ini, maka pemerintah melalui
program pemberantasan penyakit diare (program PD) pada pelita VI menekan
angka kesakitan, angka kematian serta penanggulangan KLB (kejadian luar
biasa) diare. Adanya kebijakan tersebut, diharapkan angka kematian saat KLB
di lapangan tidak lebih dari 1,5 % dan angka kematian di rumah sakit dibawah
1 %. (Loehoeri S 1998)
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui etiologi dan patofisiologi diare.
2. Untuk mengetahui gambaran klinik dan pemeriksaan fisik diare.
3. Untuk mengetahui OTC dan OWA dari penyakit diare .
4. Untuk mengetahui bentuk sediaan, cara penggunaan, lama penggunaan,
dan efek samping dari obat-obat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
II.4 Bentuk Sediaan, Cara Penggunaan, Lama Penggunaan, Dan Efek Samping
A. OTC
- Oralite
Bentuk sediaan : serbuk
Cara penggunaan :
Campurkan satu sachet oralit kedalam 200 cc atau satu gelas
sedang.
Aduk hingga merata lau teguk perlahan sedikit demi sedikit.
Berhenti 3 menit setelah meminum oralite 2-3 kali.
Lama pemberian : bila diare hebat masih berlanjut, minum oralit
diteruskan sampai beberapa bungkus atau gelas (3-8) sehari.
Efek samping :
Kadar Na yang berlebihan didalam tubuh akan mengganggi
keseimbangan elektrolit.
Hipernatremia
Mual
Muntah
Kram perut
Hiperkalemi akibat meminum cairan oralit yang trelalu pekat.
Penggunaan oralit yang berlebiihan dapat menyebabkan edema
kelopak mata.
- Attapulgit
Bentuk sediaan : tablet
Cara penggunaan :
attapulgit dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Dosis
attapulgit tergantung kepada usia, kondisi pasien dan tingkat
keparahan diare. Takaran umum yang dianjurkan untuk penderita
dewasa adalah 1260 mg pada konsumsi pertama dan tiap selesai buang
air besar. Sementara dosis maksimal penggunaannya adalah 1560 mg
per hari.
Lama pemberian :
obat diare ni dapat dihentikan apabila dalam 2 har tak ada perbaikan.
Efek samping :
Mual
Muntah
Sulit buang air besar
Perut terasa penuh dan begah
Banyak buang gas.
- Kaolin-pectin
Bentuk sediaan : sirup, suspensi
Cara penggunaan : dikocok setiap kali akan diminum.
Lama pemberian :
hentikan penggunaaan obat ini apabila selama 2 hari tidak ada
perubahan atau diare bertambah parah.
Efek samping :
Kontsipasi bisa timbul
Reaksi alergi seperti kesulitan bernafas, gatal-gatal, ruam, dada
menjadi sesak, mengalami pembengkakan pada lidah, bibir, mulut,
atau wajah.
NamaPasien Anak C
Umur 2 tahun
Riwayat Penyakit -
Suhu : 39 0C
Respirasi : 40 x/menit
Pemeriksaan Tinja
Warna : kuning
Bau : Negatif
Darah : Negatif
II. PENYAKIT
Patofisiologi
Pasien mengalami diare setelah mengkonsumsi makanan yang tidak
higienis dan sudah dihinggapi lalat. Beberapa jam setelahnya pasien
mengalami diare ini karena makanan yang dikonsumsi mengandung toksin
yang mengganggu proses absorbs dan motilitas usus.
Etiologi
Gambaran Klinik
III. OBAT
Oralit
Dosis
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Efek samping
Muntah dapat terjadi setelah pemberian oralit dan mungkin ini merupakan
indikasi bahwa oralit diberikan terlalu cepat. Jika terjadi muntah, pemberian
dihentikan 10 menit kemudian diberikan dalam dosis yang lebih kecil dan
sering. Over dosis dari oralit pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal
dapat menyebabkan hypernataraemia dan hyperkalaemia (Sweetman, 2009).
Mekanisme kerja
ORALIT merupakan campuran garam elektrolit seperti natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (KCl), trisodium sitrat hidrat serta glukosa anhidrat.
Dengan meminum oralit maka cairan yang hilang dari tubuh seseorang
karena diare bisa tergantikan sehingga mengurangi resiko terkena dehidrasi
atau kekurangan cairan tubuh.
Farmakokinetik
-
Farmakodinamik
Cara Penggunaan
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut
berikan pada anak diare. Berikan 3 jam pertama 3 gelas dan selanjutnya
setengah gelas setiap muntah
KASUS 2
I. DATA PASIEN
Tabel 1. Data Pasien
NamaPasien By. B
Umur 9 bulan
Riwayat Penyakit -
Pemeriksaan Fisik Lemah, frekuensi lebih dari 3 kali dan BAB cair.
Suhu : 38,5 0C
Respirasi : 35 x/menit
Pemeriksaan Tinja
Warna : kuning
Bau : Negatif
Darah : Negatif
Patofisiologi
Pada kasus ini pasien by.B mengalami diare akibat pemberian makanan
pendamping ASI yang berlebihan. Pada bayi dikenalkan MPASI (makanan
yang baru dikenalkan) seringkali memiliki efek samping diare karena perut
kaget dengan makanan dan minuman yang baru dikenal.
Etiologi
Penyebab dari diare yang dialami pasien pada kasus ini dikarenakan makanan
pendamping ASI yang kemungkinan tercemar zat berbahaya namun dalam
kadar yang cukup kecil. Hal ini dikarenakan perut bayu sensitif terhadap
makanan/minuman yang baru dikenalnya dan sensitif terhadap berbagai
cemaran mikroba.
Gambaran Klinik
- Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya pun
meninggi.
- Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
- Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
- Anusnya lecet.
Obat
1. Oralit
Dosis
Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak diare
Efek samping
Muntah dapat terjadi setelah pemberian oralit dan mungkin ini merupakan
indikasi bahwa oralit diberikan terlalu cepat. Jika terjadi muntah,
pemberian dihentikan 10 menit kemudian diberikan dalam dosis yang
lebih kecil dan sering.
Mekanisme kerja
ORALIT merupakan campuran garam elektrolit seperti natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (KCl), trisodium sitrat hidrat serta glukosa anhidrat.
Dengan meminum oralit maka cairan yang hilang dari tubuh seseorang
karena diare bisa tergantikan sehingga mengurangi resiko terkena dehidrasi
atau kekurangan cairan tubuh.
Farmakokinetik
-
Farmakodinamik
Cara Penggunaan
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut
berikan pada anak diare. Berikan 3 jam pertama 3 gelas dan selanjutnya
setengah gelas setiap muntah
2. Zinc
Dosis
Menurut DEPKES (2011), Dosis pemberian Zinc pada balita:
Umur < 6 bulan : ½ tablet ( 10 Mg ) per hari selama 10 hari
Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.
Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti.
Cara Penggunaan
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut
berikan pada anak diare.
Efek samping
Efek yang paling sering ditimbulkan dari penggunaan garam zink (glukonat
dan sulfat) yang diberikan secara oral adalah pada gastrointestinal seperti
sakit perut, dispepsia, mual, muntah, diare, iritasi lambung, dan gastritis. Ini
sangat umum jika garam zink yang diberikan pada keadaan perut
kosong.Umur > 6 bulan : 1 tablet ( 20 mg) per hari selama 10 hari.
Mekanisme obat
Farmakokinetik/ Farmakodinamik
Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap garam zink dan komponen lainnya (Lacy
et al, 2004)
Interaksi obat
NamaPasien An. Y
Umur 4 tahun
Riwayat Penyakit -
Suhu : 38 0C
Respirasi : 30 x/menit
Pemeriksaan Tinja
Warna : kuning
Bau : Negatif
Darah : Negatif
PENYAKIT
Patofisiologi
Makanan dan lingkungan yang kotor menjadi sarana bagi bakteri untuk
masuk ke dalam tubuh. Makanan menandung toksin yang masuk ke saluran
pencernaan selanjutnya akan mempengaruhi proses penyerapan makanan dan
mempengaruhi motilitas usus. Sehingga kosistensi feses menjadi cair.
Etiologi
Toksin
Obat
1. Oralit
Dosis
Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret
Efek samping
Muntah dapat terjadi setelah pemberian oralit dan mungkin ini merupakan
indikasi bahwa oralit diberikan terlalu cepat. Jika terjadi muntah,
pemberian dihentikan 10 menit kemudian diberikan dalam dosis yang
lebih kecil dan sering.
Mekanisme kerja
ORALIT merupakan campuran garam elektrolit seperti natrium klorida
(NaCl), kalium klorida (KCl), trisodium sitrat hidrat serta glukosa
anhidrat. Dengan meminum oralit maka cairan yang hilang dari tubuh
seseorang karena diare bisa tergantikan sehingga mengurangi resiko
terkena dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.
Farmakokinetik
-
Farmakodinamik
-
Cara Penggunaan
Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut
berikan pada anak diare. 3 jam pertama 3 gelas dan selanjutnya setengah
gelas setiap muntah.
2. Kaolin-pectin
Bentuk sediaan
Sirup, suspensi
Dosis
1 sendok takaran, 2-3 kali sehari
Cara penggunaan
Dikocok setiap kali akan diminum.
Lama pemberian
Hentikan penggunaaan obat ini apabila selama 2 hari tidak ada perubahan
atau diare bertambah parah.
Efek samping
- Kontsipasi bisa timbul
- Reaksi alergi seperti kesulitan bernafas, gatal-gatal, ruam, dada
menjadi sesak, mengalami pembengkakan pada lidah, bibir, mulut,
atau wajah.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
2. Penyebab diare :
Virus
Bakteri
Protozoa
Helminthis
III.2 Saran
Apabila penyakit diare sudah berada pada tingkat keparahan yang
tinggi, maka segeralah dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan
khusus.
DAFTAR PUSTAKA
Amin zulkifi lukman, 2015, Tatalaksana Diare Akut, CDK-230/ vol. 42 no. 7,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Indonesia
Zein U. Diare akut infeksius pada dewasa. e-USU Repository [Internet]. 2004.
Available from: http://repository.usu.ac.id/bit
stream/123456789/3388/1/penydalam-umar4.pdf